Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN BACAAN

Strategi Bertutur Blum Kulka

Tugas Mata Kuliah Pragmatik

Dosen Pengampu : Dra. Ermawati Arief, M.Pd.

Oleh

Bella Puspita 21016136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Strategi Bertutur Blum Kulka

Menurutnya Blum Kulka, konsep budaya saling terkait dalam menentukan sifat dari masing-
masing parameter tersebut, sehingga memengaruhi pemahaman sosial tentang kesantunan pada berbagai
masyarakat di dunia. Motivasi sosial mengacu pada alasan mengapa orang bersikap sopan, yaitu alasan
fungsi kesantunan; mode ekspresif (modes of expression) mengacu pada berbagai bentuk linguistik
yang digunakan untuk menunjukkan kesantunan; perbedaan sosial mengacu pada parameter penilaian
situasional yang berperan dalam kesantunan; dan makna sosial mengacu pada nilai kesantunan
ungkapan kebahasaan tertentu dalam konteks situasi tertentu. Blum-Kulka mengemukakan strategi
bertutur atas tiga yaitu strategi bertutur langsung, strategi bertutur tidak langsung, dan strategi bertutur
menggunakan isyarat.

A. Strategi Bertutur Blum-Kulka dan Contohnya

Blum-Kulka membagi tiga jenis strategi bertutur, yaitu (1) srategi bertutur langsung, (2) strategi
bertutur tidak langsung, dan (3) strategi bertutur menggunakan isyarat. Berikut merupakan pembahasan
dari ketiga strategi bertutur tersebut.

1. Strategi Bertutur Langsung

Menurut Blum-Kulka (dalam Mellastyawan, 2014) strategi langsung dan tidak langsung yang
digunakan dalam penyampaian tindak tutur berkaitan dengan dua dimensi, yaitu dimensi
pilihan dalam bentuk dan dimensi pilihan dalam isi. Dimensi bentuk berkaitan dengan
bagaimana suatu ujaran dirumuskan atau bagaimana ciri-ciri formal (dalam bentuk pilihan
bahasa dan variasi kebahasaan) suatu ujaran digunakan untuk menciptakan suatu ilokusi.
Dimensi isi berkaitan dengan makna yang terkandung dalam tuturan tersebut.

Jika isi tuturan mengandung makna yang sama dengan makna pertunjukannya, maka tuturan
tersebut diucapkan dengan strategi langsung. Sebaliknya, jika makna suatu ujaran berbeda
dengan makna kinerjanya, maka ujaran tersebut diucapkan dengan strategi tidak langsung.

2. Strategi Bertutur Tidak Langsung

Strategi tidak langsung atau indirect speech adalah strategi atau tuturan yang modus dan makna
kata-katanya tidak sesuai dengan maksud tuturan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa strategi
atau tuturan tidak langsung adalah tuturan yang disampaikan dengan cara lain untuk
mengungkapkan suatu maksud. Menurut Yule (dalam Karim, 2011), jika terdapat hubungan
tidak langsung antara struktur dan fungsi, hubungan tersebut menunjukkan bahwa tindak tutur
tersebut merupakan tindak tutur tidak langsung.

Menurut Wijana (1996: 31) tuturan yang diucapkan secara tidak langsung biasanya tidak dapat
dijawab secara langsung, tetapi harus segera melaksanakan makna yang tersirat di dalamnya.
Adapun contoh tuturan dalam strategi bertutur tidak langsung, yaitu “Di mana sapunya?” yang
dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya, dapat berfungsi untuk menanyakan dimana letak
sapu itu dan juga secara tidak langsung memerintah sang anak untuk mengambil sapu itu.

3. Strategi Bertutur Menggunakan Isyarat

Strategi bertutur dengan tanda (dalam Darmawanti, dkk, 2014) adalah tuturan yang isinya tidak
ada relevansinya dengan maksud tuturan. Contoh pidato, ‘Oh, betapa indahnya bunga yang satu
itu, Bu?. Bagaimana kalau pindah ke rumah saya?’ Kalimat tersebut diucapkan oleh seorang
pemuda yang menginginkan sekuntum bunga yang tumbuh di pekarangan seorang ibu dan kini
mekar indah milik orang tua dari sahabat gadis muda tersebut.

Secara harfiah, tuturan berarti pujian yang disertai dengan keinginan penutur untuk memiliki
bunga milik lawan bicara. Secara kontekstual, penutur seorang pemuda dan mitra tutur seorang
ibu yang memiliki anak perempuan terlibat dalam tuturan yang berarti permintaan dari penutur.
Permintaannya adalah penutur meminta kepada penutur untuk memberikan putrinya sebagai
calon istri dan menjadikannya menantunya.

Referensi

Aditiansyah, Diki Fahrudin. (2014). “Fenomena Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Indonesia
Lawyers Club di TV One”. Jurnal Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

Amaliyah, Farhanah. (2011). “Strategi Bertutur Pemandu Acara Dan Narasumber: Sebuah Analisis
Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Suara Anda Metro”. Jurnal Ilmiah. Depok: Fakultas Ilmu
Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia.

Darmawanti, Meta, dkk. (2014). “Strategi Bertutur”. Makalah. Padang: Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai