Anda di halaman 1dari 153

ANALISIS WACANA

MENGATASI PERASAAN INSECURE


DALAM BUKU INSECURITY IS MY MIDDLE
NAME KARYA ALVI SYAHRIN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)

Oleh:
Nurtsalitsa Wahyu Alfiati
NIM : 11180510000244

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN


ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021
ANALISIS WACANA MENGATASI PERASAAN
INSECURE DALAM BUKU INSECURITY IS MY MIDDLE
NAME KARYA ALVI SYAHRIN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)

Oleh:
Nurtsalitsa Wahyu Alfiati
NIM : 11180510000244

Pembimbing

Dr. Yopi Kusmiati, S.Sos.I, M.Si.


NIP. 198012172113122002

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN


ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nurtsalitsa Wahyu Alfiati
NIM : 11180510000244
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku Insecurity Is My
Middle Name Karya Alvi Syahrin” adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyususnan
karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.
Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini
sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

iii
iv
ABSTRAK
Alfiati, Nurtsalitsa W. Analisis Wacana Mengatasi Perasaan
Insecure dalam Buku Insecurity Is My Middle Name Karya
Alvi Syahrin, 2022
Perkembangan teknologi komunikasi melahirkan media
sosial yang meleburkan ruang publik dan privasi sehingga setiap
orang dapat dengan mudah melihat kehidupan orang lain. Hal itu
dapat mengakibatkan kecemburuan terhadap kehidupan orang lain.
Kecemburuan tersebut dapat memicu membandingkan diri sendiri
secara tidak adil dengan orang lain, pandangan negatif terhadap
diri sendiri, menjelekkan diri serta timbulnya perasaan insecure.
Orang yang memiliki perasaan insecure akan berusaha untuk
mendapatkan kembali perasaan secure dengan berbagai macam
cara, salah satunya dengan mengembangkan diri dan membaca
buku dengan kategori self healing, seperti buku Insecurity Is My
Middle Name karya Alvi Syahrin.
Berdasarkan konteks tersebut, maka muncul pertanyaan,
yakni bagaimana wacana mengatasi perasaan insecure dalam buku
Insecurity Is My Middle Name berdasarkan level teks, kognisi
sosial dan konteks sosial?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian analisis wacana model Teun A. Van Dijk.
Kerangka wacana Teun A. Van Dijk dalam dimensi teks yang
diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana dipakai
untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial,
dipelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu
penulis. Sementara itu, aspek konteks sosial mempelajari
bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat mengenai
suatu hal.
Setelah dianalisis pada level teks, wacana yang ingin
dibangun oleh penulis adalah berdamai dengan perasaan insecure
dengan menjadikannya dorongan untuk mengembangkan diri.
Penulis juga menggunakan metafora berupa terjemahan ayat Al-
Qur’an dan hadis karena pada level kognisi sosial penulis
merupakan orang yang idealis dan religius. Secara level konteks
sosial pembaca cenderung menyetujui pernyataan penulis dan
menyadari bahwa Allah akan selalu ada untuk hamba-Nya
sehingga tidak perlu merasa cemas.
Kata Kunci: Analisis Wacana, Buku, Insecurity, Alvi Syahrin

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta
senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan dan kekuatan
kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name Karya Alvi Syahrin”. Karya ini
ditujukan untuk memenuhi tugas akhir dalam persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Sosial di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Sehubungan dengan telah terselesaikannya skripsi ini,
peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan berbagai bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung, bimbingan serta dukungan
semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
peneliti. Dalam kesempatan ini dengan penuh rasa hormat, peneliti
ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi Kurikulum Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil

vi
Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Armawati Arbi, M.Si dan Dr.
H. Edi Amin, MA selaku Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Zakaria, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah senantiasa memberikan waktu dan saran kepada peneliti.
5. Dr. Yopi Kusmiati, S.Sos.I, M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam proses penyusunan skripsi.
6. Penulis Alvi Syahrin dan adminnya yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk wawancara sebagai data dalam
penelitian ini.
7. Kak Pemi Ariana dan Isna Maulida selaku narasumber yang
telah berkenan untuk berbagi cerita mengenai perasaan
insecurenya dan opini terkait buku Insecurity Is My Middle
Name.
8. Ibu Anis Farida selaku orang tua tunggal peneliti yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil dan selalu
menguatkan peneliti dalam proses penyusunan skripsi.
9. Alm. Basori Alwi dan Alm. Supriyanto yang telah menjadi
figur ayah yang baik untuk peneliti.
10. Yuni Larasati Ayu Lestari, Gita Srimukti Devi, Naili Firdausi
Nuzula, Nafa Laila Wahidah, Aulia Zahradita Arifah, Nisrina
Nur Aisy, Lela Melyani, dan Ajeng Metta Aulia yang bersedia

vii
mendengarkan keluh kesah dan menjadi supporter untuk
peneliti.
11. Kepada Nadin Amizah atas karya-karyanya yang telah
menghibur dan menemani peneliti dalam proses penyusunan
skripsi.
12. Kepada diri sendiri, Nurtsalitsa Wahyu Alfiati, yang tidak
pernah menyerah dan tetap kuat hingga saat ini.
Demikian ucapan terima kasih yang peneliti sampaikan
kepada berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu peneliti. Peneliti memohon
maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam skripsi ini.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 16 Juni 2022

Nurtsalitsa Wahyu Alfiati


11180510000244

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................... iii


LEMBAR PENGESAHAN........................................................iv
ABSTRAK ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR .....................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Batasan Masalah ..................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................... 7
F. Metodologi Penelitian .......................................................... 11
G. Sistematika penulisan ........................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI ................................................... 20
A. Teori Analisis Wacana ......................................................... 20
B. Insecurity ............................................................................... 32
C. Self-efficacy .......................................................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM................................................ 39
A. Biografi Alvi Syahrin ........................................................... 39
B. Profil Buku Insecurity Is My Middle Name ...................... 40
C. Isi Buku Insecurity Is My Middle Name ........................... 41
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...................... 50
A. Analisis Teks ......................................................................... 50
B. Analisis Kognisi Sosial ........................................................ 89
C. Analisis Konteks Sosial ....................................................... 94
BAB V PEMBAHASAN ......................................................... 100

ix
A. Konstruksi Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam
Buku Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Teks
100
B. Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Kognisi
Sosial............................................................................................ 108
C. Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Konteks
Sosial............................................................................................ 111
BAB VI PENUTUP ................................................................. 121
A. Kesimpulan.......................................................................... 121
B. Saran .................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 124
LAMPIRAN .................................................................................. 128
DOKUMENTASI ......................................................................... 141

x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ........................................................................................ 9
Tabel 1.2 ...................................................................................... 17
Tabel 2.1 ...................................................................................... 24
Tabel 4.1 ...................................................................................... 51
Tabel 4.2 ...................................................................................... 52
Tabel 4.3 ...................................................................................... 56
Tabel 4.4 ...................................................................................... 59
Tabel 4.5 ...................................................................................... 68
Tabel 4.6 ...................................................................................... 74
Tabel 4.7 ...................................................................................... 76
Tabel 4.8 ...................................................................................... 84
Tabel 4.9 ...................................................................................... 86

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi melahirkan media
sosial yang meleburkan ruang publik dan privasi sehingga
setiap orang dapat dengan mudah melihat kehidupan orang lain.
Budaya share atau membagikan informasi diri dan apa yang
terjadi di sekitar mereka merupakan budaya yang lumrah
ditemui di media sosial. Akibat kebebasan melihat hidup orang
lain tersebut, tidak jarang menimbulkan kecemburuan.
Mengutip dari Jurnal Acta Psychologia, salah satu
permasalahan dari media sosial adalah adanya kecemburuan
terhadap kehidupan orang lain yang terlihat berbeda di media
sosial.1
Kecemburuan tersebut dapat memicu membandingkan diri
sendiri secara tidak adil dengan orang lain, pandangan negatif
terhadap diri sendiri, menjelekkan diri serta timbulnya perasaan
insecure. Insecure adalah perasaan yang menunjukkan ketidak
percayaan diri karena melihat kelebihan-kelebihan yang
dimiliki orang lain baik itu fisik, materi, kemampuan,
pencapaian hidup, dan sebagainya. Insecure disebabkan karena
perasaan tidak aman atau tidak cukup dengan apa yang dimiliki.
Perilaku membandingkan diri dan insecure termasuk
perilaku yang mencerminkan ketidak percayaan diri. Di dalam

1
Asma Abidah Al-Aziz, “Hubungan Antara Intensitas Penggunaan
Media Sosial dan Tingkat Depresi pada Mahasiswa”, Acta Psychologia, Vol. 2
No. 2 (2020), h. 92.

1
2

Islam, percaya diri merupakan indikasi beriman dan bertaqwa


kepada Allah. Tidak insecure atau percaya diri berarti
mensyukuri nikmat Allah, berprasangka baik terhadap orang
lain dan diri sendiri, serta percaya akan kekuasaan Allah.
Seseorang yang memiliki perasaan insecure merasa diri sendiri
lemah, tidak memiliki kemampuan untuk melakukan suatu hal,
dan merasa kalah bersaing dengan orang lain. Padahal dalam
surat Ali Imran, Allah melarang hambanya untuk bersikap
lemah dan bersedih hati. Allah menganjurkan kepada makhluk-
Nya untuk selalu percaya diri. Allah berfirman:
ِِ ِ
َ ‫َوََل ََتنُوا َوََل ََْتَزنُوا َوأَنْتُ ُم ْاْل َْعلَ ْو َن إِ ْن ُكْن تُ ْم ُم ْؤمن‬
‫ي‬
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.” (QS. Ali Imran:139)

Tidak percaya diri berarti tidak menerima apa yang telah


Allah berikan kepadanya. Setiap manusia pasti memiliki
kekurangan, beban hidup dan kesusahan tetapi dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 286 Allah juga berfirman bahwa
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya.
ِ ِ
‫ت ۗ َربانَا‬ ْ َ‫اّللُ نَ ْف ًسا ااَل ُو ْس َع َها ۗ ََلَا َما َك َسب‬
ْ َ‫ت َو َعلَْي َها َما ا ْكتَ َسب‬ ٰ‫ف ه‬ُ ٰ‫ََل يُ َكل‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫ََل تُ َؤاخ ْذ ََنٓ ا ْن ناسْي نَآ اَْو اَ ْخطَأْ ََن ۚ َربانَا َوََل ََْتم ْل َعلَْي نَآ ا‬
ٗ‫صًرا َك َما ََحَْلتَه‬
3

ۗ ۗ ۚ
‫ف َعناا َوا ْغ ِف ْر لَنَا‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫َعلَى الاذيْ َن م ْن قَ ْبلنَا ۚ َربانَا َوََل َُتَ ٰم ْلنَا َما ََل طَاقَةَ لَنَا بِه َو ْاع‬
٢٨٦ - ࣖ ‫ص ْرََن َعلَى الْ َق ْوِم الْ هك ِف ِريْ َن‬
ُ ْ‫ت َم ْوهلىنَا فَان‬
َ ْ‫َو ْار ََحْنَا ۗ اَن‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari
(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa)
dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami
memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka
tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (Q.S Al-
Baqarah: 286)

Oleh karena itu manusia harus menyandarkan semua kepada


Allah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta agar
mendapat pertolongan dan merasa aman.
Menurut Abraham Maslow, insecure adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang merasa tidak aman, menganggap dunia
sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan berisi
manusia yang berbahaya dan egois. Orang yang merasa
insecure umumnya merasa ditolak dan terisolasi, cemas,
pesimis, tidak bahagia, merasa bersalah, tidak percaya diri,
egois, dan cenderung neurotik. Maka dari itu, Ia akan berusaha
4

untuk mendapatkan kembali perasaan secure (aman) dengan


berbagai cara.2
Untuk mendapatkan kembali perasaan secure (aman) atau
mengatasi perasaan insecure itu sendiri dapat dilakukan
dengan berbagai hal positif salah satunya dengan membaca
buku dengan kategori self development atau self healing. Buku
Insecurity is My Middle Name merupakan salah satu buku
dengan kategori self healing karya dari Alvi Syahrin. Dalam
beberapa review, buku ini sering direkomendasikan untuk
mengatasi perasaan insecure yang saat ini dirasakan oleh
banyak orang. Buku Insecurity is My Middle Name ini
mengajak pembaca untuk berdamai dengan perasaan insecure
yang dimiliki. Buku ini mengajak untuk menerima apa yang
dimiliki saat ini dan mencari jalan lain untuk memperbaiki diri.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan subjek buku
yang berjudul Insecurity is My Middle Name karena dalam
beberapa review buku, membaca buku Insecurity is My Middle
Name dapat membantu pembaca untuk mengatasi perasaan
insecure yang dimiliki. Penelitian berfokus pada pengkajian
bahasa yang digunakan dalam proses komunikasi yang terjadi
meliputi komunikasi tulisan yang terdapat pada teks buku,
proses produksi wacana dari penulis buku, serta wacana yang
berkembang di sosial dan berusaha menyelidiki strategi penulis
dalam mengkonstruksikan wacana. Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan maka peneliti mengambil judul pada

2
Fakultas Psikologi Untar, Insecure: Pengertian, Penyebab, Dampak,
dan Cara Mengatasinya, (Berita Untar, 21 Agustus 2020)
5

penelitian ini yaitu “Analisis Wacana Mengatasi Perasaan


Insecure dalam Buku Insecurity is My Middle Name Karya
Alvi Syahrin”.

B. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bahasa yang
digunakan dalam proses komunikasi yang meliputi komunikasi
tulisan yang terdapat pada teks buku, proses produksi wacana,
serta wacana yang berkembang di sosial dan berusaha menyelidiki
strategi penulis dalam mengkonstruksikan wacana. Agar penelitian
ini terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka
penelitimembatasi penelitian hanya pada wacana mengatasi
perasaan insecure dalam buku Insecurity is My Middle Name
karya Alvi Syahrin. Penelitian ini mencakup seluruh isi buku
yang terdiri atas 45 bab, 264 halaman dalam buku Insecurity is
Middle Name karya Alvi Syahrin yang diterbitkan oleh Alvi
Ardhi Publishing.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut,
maka peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti
sebagai berikut:
1. Bagaimana wacana mengatasi perasaan insecure
dikonstruksi dalam buku Insecurity is My Middle Name pada
level teks (struktur makro, superstruktur, dan struktur
mikro)?
6

2. Bagaimana wacana mengatasi perasaan insecure dalam buku


Insecurity is My Middle Name pada level kognisi sosial?
3. Bagaimana wacana mengatasi perasaan insecure dalam buku
Insecurity is My Middle Name pada level konteks sosial?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana wacana mengatasi
perasaan insecure dikonstruksi dalam buku Insecurity is
My Middle Name pada level teks (struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro)
b. Untuk mengetahui bagaimana wacana mengatasi
perasaan insecure dalam buku Insecurity is My Middle
Name pada level kognisi sosial.
c. Untuk mengetahui bagaimana wacana mengatasi
perasaan insecure dalam buku Insecurity is My Middle
Name pada level konteks sosial
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya kajian pustaka bagi para akademisi studi
komunikasi dan penyiaran islam mengenai analisis
wacana yang berfokus pada buku. Selain itu, penelitian
ini juga dapat memberikan memberikan wawasan dan
7

pengetahuan membantu untuk mengatasi perasaan


insecure.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat memberi
wawasan kepada masyarakat untuk memanfaatkan
segala bentuk media yang ada sebagai media
pengembanagn diri, serta bagi penulis hendaknya
dapat memberikan pesan positif kepada para pembaca.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu


Dalam menyusun penelitian ini, penelitian telah melakukan
kajian pustaka terhadap buku-buku dan skripsi terdahulu yang
memiliki pembahasan yang sama dengan penelitian ini sebagai
referensi dan bahan rujukan.
Referensi pertama adalah skripsi yang berjudul Analisis
Wacana Kesabaran dalam Buku Man Shabara Zhafira Karya
Ahmad Rifa’i Rif’an yang ditulis oleh Siti A’malina, 2018.
Secara garis besar skripsi ini membahas tentang isi dalam Buku
Man Shabara Zhafira yang mengandung unsur wacana
kesabaran yang ditinjau dari struktur penyampaian pesan dilihat
dari struktur teks, dimensi kognisi sosial dan konteks sosial.
Hasilnya, muatan wacana kesabaran yang ditonjolkan dalam
Buku Man Shabara Zhafira adalah dalam meraih
mimpi, diperlukan usaha yang besar serta kesabaran yang
lapang hingga tujuan itu tercapai. Dari segi kognisi sosial,
Ahmad Rifa’i ingin memberikan gambaran kepada pembaca
bagaimana memaknai keberhasilan dan kegagalan dengan
8

kesabaran. Konteks sosial yang melatar belakanginya adalah


orang-orang yang meraih mimpi pasti mendapat banyak ujian
dan cobaan sehingga diperlukan kesabaran. Persamaan dalam
penelitian ini adalah penggunaan analisis wacana model Teun
A Van Dijk sebagai metodologinya. Sedangkan perbedaannya
objek dari penelitian tersebut adalah wacana kesabaran.
Kedua, skripsi berjudul Analisis Wacana Pesan Moral
dalam Novel Ada Surga di Rumahmu Karya Oka Aurora yang
ditulis oleh Hasna Fikriyani, 2016. Skripsi ini berfokus pada isi
cerita dalam novel Ada Surga di Rumahmu yang mengandung
unsur pesan moral. Hasilnya, pesan moral yang ditonjolkan
dalam novel tersebut adalah akhlak terhadap kedua orang tua.
Konteks sosial yang melatar belakangi Oka Aurora menulis
buku novel tersebut adalah fenomena yang terjadi di Indonesia
tentang rusaknya moral remaja karena pergaulan. Persamaan
dalam penelitian ini adalah penggunaan analisis wacana model
Teun A Van Dijk sebagai metodologinya. Sedangkan
perbedaannya adalah objek dari penelitian tersebut adalah
wacana pesan moral.
Ketiga, skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pesan
Dakwah dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia
yang ditulis oleh Suci Gusti Gunarsih, 2014. Skripsi tersebut
membahas tentang wacana pesan dakwah dilihat dari bangunan
struktur kebahasaan. Hasilnya, diketahui novel ini menghimpun
kisah-kisah yang bermuatan nilai ajaran islam yang
berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang dikemas dengan
bahasa yang ringan. Adapun pesan dakwah yang terdapat dalam
9

novel ini adalah pelajaran dalam meraih mimpi. Meskipun


mimpi itu terbentur keadaan namun harus tetap meyakini mimpi
itu dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Pesan dakwah yang
ingin disampaikan dalam novel ini adalah pesan aqidah dan
akhlak. Jika dilihat dari kognisi sosial, Asma Nadia ingin
menceritakan perjalanan seorang anak yang meraih mimpinya.
Dan dari segi konteks sosial, Novel ini dipengaruhi oleh
keberlangsungan pendidikan anak-anak yang kurang mampu di
Indonesia. Persamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan
analisis wacana model Teun A Van Dijk sebagai
metodologinya. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek
dan teknik pengumpulan data. Subjek dari penelitian terdahulu
adalah karya sastra fiksi sedangkan dalam penelitian ini adalah
buku non-fiksi. Dalam penelitian terdahulu, teknik
pengumpulan data hanya menggunakan dokumentasi saja,
sedangkan dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
No Judul Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitia
terdahulu terkini
1 Analisis Wacana Analisis Wacana Wacana
Kesabaran wacana kesabaran mengatasi
dalam Buku model Van perasaan
Man Shabara Dijk insecure
10

Zhafira Karya
Ahmad Rifa’i
Rif’an
2 Analisis Wacana Analisis Wacana pesan Wacana
Pesan Moral wacana moral mengatasi
dalam Novel model Van perasaan
Ada Surga di Dijk insecure
Rumahmu
Karya Oka
Aurora
3 Analisis Wacana Analisis a. Wacana a. Wacana
Pesan Dakwah wacana pesan mengatasi
dalam Novel model Van dakwah perasaan
Rumah Tanpa Dijk b. Karya sastra insecure
Jendela Karya fiksi b. Karya non-
Asma Nadia c. Teknik fiksi
pengumpulan c. Teknik
data wawancara
dokumentasi mendalam,
observasi,
dan
dokumentasi.
11

F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau
keyakinan dasar seseorang dalam bertindak di kehidupan
sehari-hari.3 Paradigma menghasilkan pandangan atau
perspektif umum mengenai metode dan sistematika dalam
mencari kebenaran melalui penelitian.4
Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis, di mana pernyataan adalah tindakan
menciptakan makna dan mengungkap maksud tersembunyi
subjek. Dalam paradigma konstruktivis, subjek memiliki
kendali atas maksud tertentu terhadap semua wacana.
Paradigma ini menyatakan realitas ada dalam bentuk
bermacam-macam konstruksi mental, berdasarkan
pengalaman sosial.5 Paradigma konstruktivisme berusaha
memaknai makna-makna yang beragam.
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena
dalam penelitian ini peneliti berinteraksi dengan Alvi
Syahrin, penulis Buku Insecurity Is My Middle Name, dan
beberapa pembaca Buku Insecurity Is My Middle Name
sehingga peneliti akan berusaha memaknai makna-makna

3
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2001), h. 33.
4
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 1.
5
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2001), h. 41.
12

yang beragam dari penulis buku dan pembaca. Maka sesuai


dengan karakteristik paradigma konstruktivis, penilitian ini
mempelajari beragam realita yang dikonstruksi individu
serta implikasinya dalam kehidupan mereka dan penelitian
ini bertujuan untuk memahami kejadian atau peristiwa sosial
yang bermakna.
2. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan paradigma dan permasalahan yang dipilih
maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
peneliti dapat memahami fenomena yang terjadi dan
menggali pengalaman individu dalam menginterpretasikan
suatu hal. Penelitian kualitatif membantu peneliti untuk
melihat aspek-aspek realitas dalam mengatasi perasaan
insecure oleh tiap individu.
John W. Creswell mendefinisikan pendekatan kualitatif
sebagai sebuah penyelidikan untuk memahami masalah
sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan
gambar holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan
pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam
sebuah latar ilmiah. Menurut Norman K. Denzin dan Vyonna
S. Lincoln, penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian
dengan berbagai metode, yang mencakup pendekatan
interpretatif dan naturalistik terhadap subjek kajiannya.
Metodologi kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa
13

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku


yang diamati.6
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan sebagainya secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Menurut Suryono, penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial
yang tidak dapat dijelaskan, diukur, dan digambarkan oleh
pengertian kuantitatif.7
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, tempat
variabel penelitian melekat, dan posisi subjek penelitian
sebagai yang dipermasalahkan.8 Subjek dari penelitian ini
adalah Buku Insecurity is My Middle Name. Sedangkan
objeknya adalah isi pesan atau konten pesan untuk mengatasi

6
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 86.
7
Nursapia Harahap, Penelitian Kualitatif, (Medan: Wal Ashri
Publishing, 2020), h. 123.
8
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 93.
14

perasaan insecure dalam Buku Insecurity is My Middle


Name.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan suatu kejadian atau proses
interaksi antara pewawancara (interviewer) dengan
sumber informasi atau yang diwawancarai (interviewee)
melalui komunikasi langsung.9 Informasi tersebut
berkenaan dengan objek yang diteliti. Pewawancara
mengajukan pertanyaan mengenai informasi objek
penelitian dan narasumber memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan.10 Berkaitan dengan ini,
peneliti akan bertanya langsung kepada Alvi Syahrin,
penulis Buku Insecurity is My Middle Name, dan
pembaca.
b. Observasi
Menurut Nawawi, metode observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian.11 Selaras
dengan itu, Asyari menyatakan bahwa observasi adalah

9
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2017) h. 372.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 186.
11
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1991), h. 100.
15

suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang


sistematis yang ditujukan pada satu atau beberapa fase
masalah dalam rangka penelitian, dengan maksud untuk
mendapatkan data yang diperlukan untuk pemecahan
masalah yang dihadapi.12 Dalam hal ini peneliti membaca
Buku Insecurity is My Middle Name dan melakukan
pencatatan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik mengumpulkan
data dengan mencari catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya.13 Dokumentasi adalah teknik pengumpulan
data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek
penelitian.14 Peneliti menggunakan metode ini dengan
mengumpulkan, membaca, dan mempelajari berbagai
bentuk data tertulis. Selain itu peneliti juga
mengumpulkan data yang berhubungan dengan analisis
wacana serta informasi lain dalam bentuk artikel, jurnal,
maupun buku yang berkaitan dengan konstruksi pesan
dalam buku.

12
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 97.
13
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,
(Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2016), h. 65.
14
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004) h. 70.
16

5. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur
uraian data dan mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori dan satu uraian.15 Dalam penelitian ini, data yang
terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis wacana
model Teun A. Van Dijk.
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan
dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana
adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.16
Analisis wacana menekankan pada pertanyaan “bagaimana”
dari suatu teks komunikasi. Dengan menggunakan analisis
wacana, kita tidak hanya mengetahui isi teks, namun juga
bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase,
kalimat, metafora macam apa suatu teks disampaikan.
Dengan melihat bagaimana struktur kebahasaan tersebut,
analisis wacana bisa melihat makna yang tersembunyi dari
suatu teks.17
Analisis wacana model Van Dijk adalah model yang
paling sering digunakan karena Van Dijk mengelaborasikan
elemen-elemen wacana sehingga dapat diaplikasikan secara
praktis. Van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang

15
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 88.
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 48.
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 68.
17

terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang masing-


masing bagian saling mendukung. Struktur tersebut adalah
sebagai berikut18:
a. Struktur makro, merupakan makna global atau umum
dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat
topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya
isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.
b. Superstruktur, merupakan kerangka suatu teks:
bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun
dalam teks secara utuh.
c. Struktur mikro, merupakan makna wacana yang
dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat,
proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan
sebagainya.
Selain dari dimensi teks tersebut, analisis wacana Van
Dijk juga memperhatikan dimensi kognisi sosial dan konteks
sosial.
Struktur wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1.2

Struktur Metode

Teks Critical linguistik


Menganalisis bagaimana strategi

18
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 74.
18

wacana yang digunakan untuk


menggambarkan seseorang atau
peristiwa tertentu. Bagaimana strategi
tekstual yang dipakai untuk
memarjinalkan suatu kelompok,
gagasan atau peristiwa tertentu.

Kognisi Sosial Wawancara


Menganalisis bagaimana kognisi mendalam
penulis dalam memahami seseorang
atau peristiwa tertentu yang akan
ditulis.

Konteks Sosial Studi pustaka,


Menganalisis bagaimana wacana penelusuran
yang berkembang dalam masyarakat, sejarah dan
proses produksi dan reproduksi wawancara.
seseorang atau peristiwa
digambarkan.

G. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pemahaman, peneliti menyusun
sistematika penulisan skripsi ini ke dalam enam bagian sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang
penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan
19

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan


sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini berisi seperangkat konsep, asumsi, dan teori
yang digunakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori analisis wacana model Van Dijk, Insecurity
menurut Abraham Maslow, dan Self-efficacy menurut Bandura.
BAB III : Gambaran Umum
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang gambaran
umum tentang Buku Insecurity is Middle Name serta profil Alvi
Syahrin sebagai penulisnya.
BAB IV : Data dan Temuan Penelitian
Bab ini akan memaparkan temuan hasil penelitian.
BAB V: Pembahasan
Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori,
dan rumusan teori baru dari penelitian.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dapat
mempermudah pembaca dalam memahami intisari hasil
penelitian dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Analisis Wacana
1. Konsep Wacana
Dalam Badara, Halliday dan Hasan berpendapat bahwa
wacana merupakan satu kesatuan semantik, dan bukan
kesatuan gramatikal. Kesatuan yang bukan lantaran
bentuknya (morfem, kata, klausa, atau kalimat). Ada dua hal
yang dapat dikaji sehubungan dengan kesatuan bahasa yang
dikemukakan oleh Halliday dan Hasan tersebut. Pertama,
unsur yang abstrak yang digunakan untuk mengajarkan
bahasa dan untuk mengetahui bagaimana aturan-aturan
bahasa itu bekerja. Kedua, unsur yang digunakan untuk
berkomunikasi. Apabila dirujuk pendapat Cook yang
mengatakan, “This latter kind of language - language in
use, for communications is called discourse…,” maka
bahasa untuk berkomunikasi itulah yang disebut wacana.19
Ismail Marhimin mengartikan wacana sebagai
“kemampuan untuk maju (dalam pembahasaan) menurut
urut-urutan yang teratur dan semestinya”, dan “komunikasi
buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan
teratur”.
Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti
cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada
publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang

19
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 16.

20
21

tersebar luas. Kladen menyebut wacana sebagai “ucapan


dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu
tentang sesuatu kepada pendengar”.
Berdasarkan level konseptual teoritis, wacana diartikan
sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua
ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai
efek dalam dunia nyata. Sementara, dalam konteks
penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan
yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual
tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk
mengidentifikasi struktur tertentu dalam sebuah wacana,
yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara
tertentu, misalnya wacana imperialisme dan wacana
feminisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya,
wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk
menjelaskan sejumlah pernyataan.20
Van Dijk mengemukakan bahwa wacana itu sebenarnya
adalah bangun teoritis yang abstrak (the abstrak theoretical
construct). Dengan begitu, wacana belum dapat dilihat
sebagai perwujudan fisik bahasa. Adapun perwujudan
bahasa adalah teks.21

20
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 11.
21
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 17.
22

2. Analisis Wacana
Analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi
(pragmatik) bahasa. Stubs mengatakan analisis wacana
merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis
bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam lisan
maupun tulisan. Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut
berarti penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi
sehari-hari. Stubs juga menjelaskan bahwa analisis wacana
menekankan kajian penggunaan dalam konteks sosial,
khususnya dalam interaksi antar-penutur. Selaras dengan
pendapat Stubs, Cook menyatakan bahwa analisis wacana
merupakan kajian yang membahas tentang wacana yang
merupakan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.22
Berdasarkan penjelasan Stubs dan Cook, analisis
wacana tidak dimaksudkan untuk mencari keteraturan dan
kaidah seperti bahasa, tetapi keteraturan yang berkaitan
dengan keberterimaannya pada khalayak.23
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan
dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana
adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.24
Analisis wacana menekankan pada pertanyaan “bagaimana”

22
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 18.
23
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 18.
24
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 48.
23

dari suatu teks komunikasi. Dengan menggunakan analisis


wacana, kita tidak hanya mengetahui isi teks, namun juga
bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase,
kalimat, metafora macam apa suatu teks disampaikan.
Dengan melihat bagaimana struktur kebahasaan tersebut,
analisis wacana bisa melihat makna yang tersembunyi dari
suatu teks.25
Analisis wacana mengkaji bahasa yang digunakan
dalam proses komunikasi antara pengirim pesan dan
penerima pesan yang bertujuan untuk mengungkapkan
struktur wacana, komponen pembentuk wacana, isi wacana,
ragam bahasa dalam wacana, ideologi dalam wacana, tindak
tutur dalam wacana, gaya bahasa dalam wacana, dan
prinsip-prinsip membangun wacana.26
3. Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk
Analisis wacana yang model Teun A. Van Dijk lebih
menekankan tiga hal, yakni dimensi teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial. Menurut Eriyanto, kerangka wacana Teun
A. Van Dijk dalam dimensi teks yang diteliti adalah
bagaimana struktur teks dan strategi wacana dipakai untuk
menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial,
dipelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi
individu penulis. Sementara itu, aspek konteks sosial

25
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 68.
26
Praptomo Baryadi, Universitas Sanata Dharma
24

mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam


masyarakat mengenai suatu hal.27 Model analisis wacana
Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Konteks Sosial

Kognisi Sosial

Teks

Sedangkan struktur wacana yang dikemukakan Van


Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1

Struktur Metode

Teks Critical linguistik


Menganalisis bagaimana
strategi wacana yang digunakan
untuk menggambarkan
seseorang atau peristiwa
tertentu. Bagaimana strategi
tekstual yang dipakai untuk
memarjinalkan suatu kelompok,
gagasan atau peristiwa tertentu.

27
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 225.
25

Kognisi Sosial Wawancara mendalam


Menganalisis bagaimana
kognisi penulis dalam
memahami seseorang atau
peristiwa tertentu yang akan
ditulis.

Konteks Sosial Studi pustaka,


Menganalisis bagaimana penelusuran sejarah dan
wacana yang berkembang wawancara.
dalam masyarakat, proses
produksi dan reproduksi
seseorang atau peristiwa
digambarkan.

a. Dimensi Teks
Van Dijk melihat struktur teks terdiri atas beberapa
struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian
saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga
tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan
struktur mikro.28
1) Struktur Makro
Struktur makro merujuk pada gambaran
umum atau tema dari suatu teks. Struktur makro

28
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 227.
26

merupakan makna global atau umum dari suatu teks


dan dapat diamati dengan melihat topik dari suatu
teks.
Teks tidak hanya didefinisikan
mencerminkan suatu pandangan umum yang
koheren. Sebagai koherensi global, yakni bagian-
bagian dalam teks merujuk pada suatu titik gagasan
umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung
satu sama lain untuk menggambarkan topik umum
tersebut.29
Sebuah tema bukan merupakan bukan
merupakan hasil dari seperangkat elemen yang
spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang
dapat kita lihat di dalam teks. Tematisasi
merupakan proses pengaturan tekstual yang
diharapkan pembaca sedemikian sehingga dia dapat
memberikan perhatian pada bagian-bagian
terpenting dari isi teks, yaitu tema. Tema sebuah
wacana akan tampak dalam pengembangan
wacana. Tema pun akan memandu alur
pengembangan sebuah wacana lisan maupun
tulisan.30
Van Dijk mendefinisikan topik sebagai
struktur makro dari suatu wacana. Dari topik, kita

29
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 230.
30
JD Parera, Teori Semantik, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 233.
27

dapat mengetahui masalah dan tindakan yang


diambil oleh komunikator dalam mengatasi
masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat
diamati pada struktur makro suatu wacana. Dalam
kerangka teori Van Dijk, topik dalam teks akan
didukung oleh seperangkat subtopik. Masing-
masing subtopik ini memperkuat, mendukung,
bahkan membentuk topik utama.31
2) Superstruktur
Superstruktur adalah kerangka suatu teks,
bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun
dalam teks secara utuh.32 Teks atau wacana
umumnya memiliki skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Skematik mungkin
merupakan strategi dari komunikator untuk
mendukung makna umum dengan memberikan
sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi
penting disampaikan di awal, atau pada kesimpulan
tergantung kepada makna yang didistribusikan
dalam wacana. Dengan kata lain skematik
memberikan tekanan bagian mana yang
didahulukan, dan bagian mana yang dapat menjadi

31
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 76.
32
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 73.
28

strategi untuk menyembunyikan informasi penting.


Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan
menempatkan bagian penting di bagian akhir agar
terkesan kurang menonjol.
Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik
adalah strategi wartawan untuk mendukung tema
atau topik tertentu yang ingin disampaikan dengan
menyusun bagian-bagian tertentu dengan urutan-
urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan
mana yang didahulukan, dan bagian mana yang
dapat menjadi strategi untuk menyembunyikan
informasi penting.33
3) Struktur Mikro
Struktur mikro adalah makna lokal dari suatu
teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat,
dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.34 Struktur
mikro dapat diamati dengan menganalisis kata,
kalimat, proposisi, anak kalimat, dan parafrase yang
dipakai dan sebagainya. Berikut adalah hal-hal yang
diamati dalam struktur mikro:
a) Semantik
Semantik berasal dari bahasa yunani yaitu
sema dari kata benda, yang berarti tanda atau

33
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 78.
34
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 234.
29

lambang.35 Semantik dalam skema Van Dijk


dikategorikan sebagai makna lokal (local
meaning), yakni makna yang muncul dari
hubungan antar kalimat, hubungan antar posisi
yang membangun makna tertentu dalam suatu
bangunan teks.
Semantik tidak hanya mendefinisikan
bagian mana yang penting dari struktur wacana,
tetapi juga menggiring ke arah sisi tertentu dari
suatu peristiwa. Elemen-elemen yang
berpengaruh dalam semantik adalah latar, yang
merupakan elemen wacana yang dapat menjadi
alasan pembenaran gagasan yang diajukan
dalam suatu teks; elemen wacana detail yang
berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan oleh komunikator; elemen maksud,
melihat apakah teks tersebut disampaikan secara
eksplisit atau tidak, apakah fakta disajikan secara
telanjang atau tidak.
b) Sintaksis
Sintaksis adalah telaah mengenai pola-
pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk
menggabungkan kata menjadi kalimat. Sintaksis
juga merupakan bagian dari tata bahasa yang

35
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1989), h. 3.
30

membicarakan struktur frase dan kalimat.36


Menurut Ramlan, sintaksis adalah bagian atau
cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.37
c) Stilistik
Pusat perhatian stilistik adalah style, yaitu
cara yang digunakan seorang komunikator untuk
menyatakan maksudnya dengan menggunakan
bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style
dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa.38
Pada level stilistik terdapat elemen
leksikon yang mempengaruhi gaya bahasa.
Elemen leksikon menandakan bagaimana
seseorang melakukan pilihan kata.
d) Retoris
Strategi dalam level retoris adalah gaya
yang diungkapkan ketika seseorang berbicara
atau menulis, misalnya dengan memakai kata
yang berlebihan (hiperbolik) atau bertele-tele.
Retoris mempunyai fungsi persuasif dan
berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu

36
Hery Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa,
1984), h. 51.
37
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 80.
38
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 82.
31

disampaikan kepada khalayak.39 Dalam strategi


untuk menarik perhatian, komunikator
menekankan sisi tertentu dengan melakukan
pengulangan pada kata atau kalimat tertentu agar
diperhatikan dan mempengaruhi khalayak.
b. Dimensi Kognisi Sosial
Dalam kerangka analisis wacana Van Dijk,
diperlukan adanya penelitian kognisis sosial, yaitu
kesadaran mental wartawan atau penulis yang
membentuk teks tersebut.40 Analisis wacana dari
dimensi sosial adalah memahami proses terbentuknya
teks. Proses terbentuknya teks tidak hanya bermakna
bagaimana suatu teks itu dibentuk, tetapi juga proses
ini memasukan informasi yang digunakan untuk
menulis dari suatu bentuk wacana tertentu.41
Kognisi didasarkan pada proses kesadaran
mental sebagai strategi penulis dalam memproduksi
dan memberikan pemaknaan terhadap teks, sesuai
dengan pengetahuan, prasangka, atau pengalaman
peristiwa yang dimiliki oleh penulis. Pengalaman dan
pengetahuan penulis yang kompleks tentang realitas

39
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 84.
40
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 260.
41
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 266.
32

dunia akan disederhanakan, dipahami, dibuat teratur,


koheren, dan memiliki arti yang spesifik.
c. Dimensi Konteks Sosial
Wacana adalah bagian dari wacana yang
berkembang dalam masyarakat sehingga dalam
meneliti teks, perlu juga dilakukan penelitian
intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana
tentang suatu hal diproduksi dan konstruksi oleh
masyarakat.42

B. Insecurity
Menurut Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia, insecure
memiliki arti tidak aman, tidak kuat, gelisah. Menurut Abraham
Maslow, “The insecure person, then, perceives the world as a
threatening jungle and most human being as dangerous and
selfish; feels rejected and isolated;, anxious and hostile; is
generally pessimistic and unhappy; shows signs of tension and
conflict; tends to turn inward; is troubled by guilt-feeling; has
one or another disturbance of self-esteem; tends to be or
actually is neurotic; and is generally egocentric or selfish.”43
Insecure adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa
tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang
mengancam dan diisi oleh manusia yang berbahaya dan egois.

42
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 260.
43
Abraham Maslow, The Dynamics of Psychological Security-
Insecurity, Character & Personality; A Quarterly for Psychodiagnostic & Allied
Studies, h. 335.
33

Kebanyakan dari mereka merasa ditolak, terisolasi, cemas dan


merasa bermusuhan. Perasaan insecure cenderung
mengakibatkan gangguan harga diri dan menganggap diri
rendah.
American Psychology mendefinisikan insecure sebagai
perasaan yang tidak baik, seperti kurangnya percaya diri dan
ketidakmampuan untuk menghadapi suatu masalah. Kurangnya
44
percaya diri dapat berdampak pada produktivitas. Mereka
yang memiliki perasaan insecure akan berusaha untuk
mendapatkan kembali perasaan secure (aman) dengan berbagai
cara.
Insecure atau insecurity merupakan kondisi mental yang
dapat menyebabkan gangguan psikologis. Setiap orang dapat
dikatakan wajar memiliki perasaan insecure terhadap dirinya
sendiri asalkan tidak berlebihan dan terjadi secara terus
menerus.
Menurut Melanie Greenberg dalam Psychology Today,
terdapat 3 bentuk insecurity yang paling sering terjadi45. Yang
pertama adalah insecurity based on recent failure or rejection
atau insecure yang disebabkan oleh kegagalan yang baru saja
terjadi atau penolakan. Menurutnya, peristiwa yang baru saja
terjadi berpengaruh besar terhadap suasana hati dan cara
pandang terhadap diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa

44
Yohana Putri Damayanti dkk, Penggunaan Aplikasi Tiktok untuk
Mempublikasi Karya Mencintai Ketidaksempurnaan Diri melalui Kampanye
Love Imperfections. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
45
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
34

40% dari happiness quotient (HQ) seseorang dipengaruhi oleh


peristiwa yang baru saja terjadi di dalam hidupnya.
Yang kedua adalah lack of confidence because of social
anxiety atau kurang percaya diri karena kecemasan sosial.
Banyak orang merasa kurang percaya diri dalam beberapa
situasi sosial atau bahkan dalam media sosial mereka sendiri.
Rasa takut dievaluasi oleh orang lain dan dianggap kurang dapat
menyebabkan kecemasan (anxiety). Akibatnya banyak orang
menarik diri dan mengisolasi diri sendiri untuk mengantisipasi
ketidak nyamanan dan kecemasan tersebut. Kebanyakan dari
tipe ini lebih menghargai atribut yang dangkal daripada karakter
dan integritas.
Yang terakhir adalah insecurity driven by perfectionism
atau insecurity yang didorong oleh perfeksionisme. Beberapa
orang memiliki standar yang sangat tinggi untuk semua yang
dilakukannya. Sayangnya hidup tidak selalu berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan, ada beberapa bagian yang berjalan
di luar kendali diri. Jika ketidak sempurnaan terus menimbulkan
kekecewaan dan menyalahkan diri sendiri maka hal tersebut
akan memunculkan perasaan insecure dan tidak berharga.

C. Self-efficacy
Self-efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan individu
terhadap kemampuan diri dalam mengendalikan kejadian yang
mempengaruhi kehidupannya. Menurut Tafarodi dan Swann,
self-efficacy terkait dengan sejumlah aspek konsep diri
termasuk pengendalian diri serta menghubungkan diri dengan
35

kemampuan yang dirasakan dan harga diri. Sedangkan menurut


Bandura, self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-
tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha
untuk menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan.46
Dari pengertian tersebut, secara singkat peneliti dapat
menyimpulkan bahwa self-efficacy atau efikasi diri adalah
penilaian individu akan kemampuannya sendiri dalam
melakukan atau menyelesaikan suatu hal.
Menurut Bandura dalam teori sosial kognitif, rendahnya
efikasi diri akan menyebabkan meningkatnya kecemasan dan
perilaku menghindar. Individu akan menghindari aktivitas-
aktivitas yang dapat memperburuk keadaan, hal ini bukan
disebabkan oleh ancaman tetapi karena merasa tidak
mempunyai kemampuan untuk mengelola aspek-aspek yang
berisiko. Hal ini didukung oleh penelitian McDougall dan Kang
pada tahun 2003, yakni terdapat korelasi negatif antara efikasi
diri dengan tingkat kecemasan.47 Davison, Neale, Kring
menjelaskan bahwa kecemasan atau cemas merupakan suatu
perasaan takut yang tidak menyenangkan dan disertai
ketegangan fisiologis. Kecemasan tersebut dapat disebabkan
oleh adanya kekhawatiran yang tiba-tiba muncul dalam pikiran
terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang belum terjadi.

46
Rohmad Efendi, “Self Efficacy: Studi Indegenous Pada Guru
Bersuku Jawa”, Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 2 No. 2,
(2013), hal. 62.
47
I Made Rustika, “Efikasi Diri:Tinjauan Teori Albert Bandura”,
Buletin Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Vol. 20 No. 1-2 (2012), hal. 19.
36

Kecemasan ini muncul akibat individu merasa tidak memiliki


kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu.48
Efikasi diri memiliki peran yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Seseorang akan mampu menggunakan potensi
dirinya secara maksimal jika efikasi dirinya mendukung.
Efikasi diri berhubungan dengan prestasi dan penyesuaian diri
dan secara tidak langsung mempengaruhi harapan dan persepsi
terhadap respon pikiran dan perilaku.49
Menurut Bandura, efikasi diri dibentuk oleh empat sumber
informasi, yakni:
a. Pengalaman berhasil
Keberhasilan menyelesaikan suatu masalah atau
tantangan akan meningkatkan efikasi diri, dan
sebaliknya kegagalan akan menurunkan efikasi diri.
Kumpulan dari pengalaman-pengalaman masa lalu akan
membentuk efikasi diri melalui representasi kognitif,
yang meliputi; ingatan terhadap frekuensi keberhasilan
dan kegagalan, pola temporernya, serta dalam situasi
bagaimana terjadinya keberhasilan dan kegagalan
tersebut.

48
Ni Made Ferra Sarah Deviyanthi dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri,
“Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Komunikasi dalam
Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas”, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 3
No. 2, (2016), hal 344.
49
I Made Rustika, “Efikasi Diri:Tinjauan Teori Albert Bandura”,
Buletin Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Vol. 20 No. 1-2 (2012), hal. 19.
37

b. Kejadian yang dihayati seolah-olah dialami sendiri


Apabila seseorang melihat kejadian dan seolah-
olah Ia mengalaminya sendiri, maka hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan efikasi diri. Figur yang
menjadi penghantar proses penghayatan ini disebut
“model”. Dalam hal ini model dapat diamati sehari-hari
maupun di televisi atau media visual lainnya. Secara
lebih rinci model dapat mempengaruhi perilaku koping
pengamatnya karena model sering terlibat dalam suatu
peristiwa tertentu dan Ia dapat memberi contoh
bagaimana bertindak atau menunjukkan strategi yang
efektif untuk mengatasi peristiwa tersebut.
c. Persuasi verbal
Persuasi verbal merupakan informasi yang sengaja
diberikan kepada orang yang ingin diubah efikasi
dirinya, dengan cara memberikan semangat bahwa
permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan.
Dorongan semangat yang diberikan kepada orang yang
mempunyai potensi dan terbuka menerima informasi
akan menggugah semangat orang bersangkutan untuk
berusaha lebih gigih meningkatkan efikasi dirinya.
Persuasi verbal akan berhasil dengan baik apabila orang
yang memberikan informasi mampu mendiagnosis
kekuatan dan kelemahan orang yang akan ditingkatkan
efikasi dirinya, serta mengetahui pengetahuan atau
keterampilan yang dapat mengaktualisasikan potensi
orang tersebut.
38

d. Keadaan fisiologis dan suasana hati


Perubahan suasana hati akan mempengaruhi
keyakinan seseorang akan efikasi dirinya. Dalam
kaitannya dengan keadaan fisiologis dan suasana hati,
ada empat cara untuk merubah keyakinan efikasi diri,
yakni; meningkatkan kondisi tubuh, menurunkan stres,
merubah emosi negatif, dan mengoreksi kesalahan
interpretasi terhadap keadaan tubuh. Orang cenderung
membuat evaluasi diri positif pada waktu suasana hati
baik, dan cenderung membuat evaluasi negatif pada saat
suasana hati buruk
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Biografi Alvi Syahrin
Alvi Syahrin merupakan seorang penulis kelahiran
Ambon, 20 Januari 1992. Ia memiliki tiga novel dan dua seri
buku yakni novel Dilema, Swiss: Little Snow in Zurich, dan I
Love You serta seri Jika Kita: Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta,
Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa, Jika Kita Tak Pernah Baik-
Baik Saja; dan seri self healing: Insecurity Is My Middle Name
yang merupakan buku pertama dari seri ini.
Meskipun memiliki banyak media sosial namun biodata
atau biografi Alvi Syahrin sangat jarang ditemui. Ia hanya
mempublikasikan hal yang berkaitan dengan buku atau
pekerjaannya. Ia dapat ditemui di berbagai media sosial dengan
nama akun @alvisyhrn.
Kini, Alvi Syahrin menetap di Surabaya. Alvi Syahrin
menempuh pendidikan yang tidak ada kaitannya dengan
menulis, Ia merupakan lulusan Teknik Informatika Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Mungkin
jurusan kuliah yang Ia ambil ada kaitannya dengan
kegemarannya sewaktu kecil dulu yang senang bermain robot-
robotan. Namun kemudian, Ia tidak ingin kehilangan
imajinasinya sewaktu kecil tersebut sehingga menekuni bidang
penulisan.
Alvi Syahrin pernah bekerja sebagai content developer
salah satu start up di Mekah, Saudi Arabia, dan social media
specialist di Bukune pada tahun 2012-2013 dan Gagas Media

39
40

pada tahun 2014-2018. Ia juga pernah memenangkan IBM


Smartcamp di Arab Saudi dan mendapatkan sertifikasi Merit
dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

B. Profil Buku Insecurity Is My Middle Name


Judul Buku : Insecurity Is My Middle Name
Penulis : Alvi Syahrin
Penyunting : Dana Sudartoyo
Penyelaras akhir : Ardhi Mohamad
Pendesain sampul : Ebing Doelano
Penerbit : Alvi Ardhi Publishing
Tahun terbit : Cetakan pertama, Mei 2021
Jumlah halaman : 264 halaman
ISBN : 978-623-97002-0-1
Genre : Self-Improvements
Gambar 1.1
Cover Buku Insecurity is My Middle Name50

50
https://www.goodreads.com/book/show/58593846-insecurity-is-
my-middle-name diakses pada 28 Juni 2022 pukul 09.00
41

C. Isi Buku Insecurity Is My Middle Name


Insecurity Is My Middle Name adalah buku terbitan Alvi
Ardhi Publishing. Buku ini merupakan buku pertama dari seri
self healing milik Alvi Syahrin yang termasuk dalam kategori
buku best seller. Terhitung sejak terbit pada bulan Mei 2021,
buku ini telah terjual lebih dari 20.000 eksemplar pada bulan
November 2021.51 Pada web goodreads.com, pembaca
memberikan rating sebesar 4,28 dari 5 bintang. Buku yang
terdiri atas 264 halaman ini berisi tentang berdamai dengan rasa
insecure atau tidak percaya diri yang selama ini melekat pada
diri. Setiap orang pasti pernah memiliki perasaan insecure, tidak
memandang usia dan jenis kelamin. Judul Buku Insecurity Is
My Middle Name sendiri menggambarkan tentang perasaan
insecure yang melekat dan menjadi bagian dalam hidup.
Setiap individu pasti memiliki perasaan insecure tidak
peduli usia ataupun gender namun kadarnya saja yang berbeda.
Hal itu terjadi karena merasa kurang daripada yang lain, merasa
diri memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun apakah
insecurity itu sepenuhnya buruk?. “Kamu nggak akan
berkembang seperti ini kalau nggak ada insecurity”, begitulah
menurut Alvi Syahrin dalam buku Insecurity is My Middle
Name di halaman 44. Itu berarti menurutnya perasaan tidak
aman itu membuat kita berusaha mengembalikan perasaan
aman dengan cara mengembangkan diri yang lebih baik,
memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut.

51
https://www.instagram.com/p/CVxZ947PbaR/ diakses pada Jumat,
29 Juli 2022 pukul 07.25.
42

Alvi Syahrin membagi buku Insecurity is My Middle


Name ke dalam lima bagian, yakni Insecurity I: Fisik yang
kurang menarik; Insecurity II: Masa Depan Yang Buram;
Insecurity III: Jauh Tertinggal Dari Teman-Temanku;
Insecurity IV: I Hate Myself; Insecurity V: Berdamai Dengan
Insecurity.
“Penjahat dalam kisah kita bukanlah ibu tiri yang kejam,
teman yang berkhianat, orang-orang yang merendahkan kita,
tapi our own insecurity”. Begitulah Alvi Syahrin membuka
monolog dalam buku tersebut. Mungkin perasaan insecure
memang tidak bisa dihilangkan keseluruhan namun dapat
diatasi dengan cara berdamai dengannya. Berdamai dengan
insecurity berarti tidak lagi menjadikannya sebagai hambatan,
melainkan menjadi alasan dan dorongan untuk memperbaiki
diri.
1. Insecurity I: Fisik Yang Kurang Menarik
Fisik yang menarik seringkali menjadi nilai lebih
dalam memilih pekerja, pasangan, atau bahkan dalam
memilih teman. Namun benarkah begitu adanya atau itu
hanya prasangka belaka?. Apakah fisik yang menarik adalah
satu-satunya kelebihan yang ada?. Kita bisa mencari
kelebihan lain seperti menjadi seseorang yang
berpendidikan, berbakat, menginspirasi, baik, atau bahkan
menjadi orang yang taat kepada Allah, “You don’t have to be
beautiful. You can be educated, be talented, be an
inspiration, be kind, and that’s still beautiful in some ways”.
Kamu tidak harus cantik. kamu bisa menjadi berpendidikan,
43

berbakat, menginspirasi, menjadi orang yang baik, dan itu


tetap cantik dalam beberapa hal.
Memang banyak yang ingin menjadi pasangan
seseorang yang menarik secara fisik, tetapi itu bukan soal
banyak ‘dipilih’, melainkan mana yang tulus dan serius
dalam menjalin hubungan karena dalam dunia percintaan
kita pasti ingin memiliki hubungan yang serius. Apakah
seseorang yang menjadikan kita objek untuk dibanggakan
kelebihan fisiknya adalah orang yang tulus?. Apakah
insecurity-mu akan hilang jika ada seseorang yang
mendekatimu karena fisikmu yang menawan?.
Menarik secara fisik juga bukanlah syarat untuk
menjadi sukses. Banyak yang mengira bahwa fisik yang
menarik merupakan syarat untuk mendapat pekerjaan.
Mungkin memang benar ketika terdapat dua kandidat yang
memiliki kemampuan yang sama maka kemungkinan besar
yang dipilih adalah yang menarik secara fisik. Tetapi
kemampuan setiap individu pasti berbeda. Asalkan berusaha
dengan sungguh-sungguh, maka penampilan bukanlah
hambatan. Bahkan orang-orang dengan fisik yang menawan
pun ingin membuktikan diri dari sekadar ‘good-looking’
karena mereka tahu bahwa fisik adalah penilaian yang paling
dangkal.
Mungkin saat ini kita sedang belajar untuk menerima
diri tanpa validasi validasi eksternal. Mungkin kita tidak
akan belajar sedemikian rupa dan tidak akan berkembang
seperti ini jika kita tidak memiliki insecurity. Pada akhirnya,
44

cara berpikir, cara melihat dunia, dan isi hati lebih penting
daripada penampilan luar.
2. Insecurity II: Masa Depan Yang Buram
Bab ini diawali dengan pernyataan “aku kayaknya
emang nggak bisa apa-apa, deh”. ‘Nggak bisa’ dan ‘bisa’
hanya dibedakan oleh kata mencoba. Mau mencoba, terus
mencoba, tetap mencoba. Berusaha mencoba apapun yang
kita bisa hingga menemukan skill yang tepat. Menurut
pengalaman Alvi Syahrin setelah hampir sepuluh tahun
berkarier di startup maupun membangun bisnis sendiri,
setidaknya terdapat beberapa skill dasar dalam yang penting
di era digital saat ini, yaitu menulis, mendesain, pemasaran,
pemrograman, video editing, dan kemampuan bahasa asing.
Namun tentu kita tidak bisa langsung mencoba semua, kita
bisa mencobanya satu-satu. Alvi Syahrin juga memberikan
beberapa cara yang pernah Ia lakukan. Yang terpenting kita
mau belajar teori dan mempraktekkannya. Mengembangkan
sebuah skill butuh kesabaran dan mau bersusah payah untuk
belajar. Hal tersebut tidak didapat dari bersantai-santai.
Dalam hidup kita hanya memiliki dua pilihan, yakni
mencoba atau tidak. Setiap keputusan pasti memiliki
konsekuensi. Ketika kita memilih untuk mencoba maka akan
ada susah, waktu yang tidak sebentar, keringat, dan
terkadang juga harus mengeluarkan uang. Hasilnya pun bisa
berhasil atau gagal. Jika kita tidak mencobanya maka kita
tidak perlu melakukan semua kesusahan itu. Tapi kita sama-
sama tahu diantara dua pilihan tersebut hanya satu yang
45

memberikan kemenangan. Kita harus memaksakan diri


untuk memulai dan berdoa agar Allah memudahkan dan
memberkahi usaha kita. Karena kalau kita hanya bertumpu
pada usaha kita maka sungguh rapuh usaha kita.
Mengejar mimpi itu ibarat menggali harta karun. Kita
harus menggali hingga menemukannya. Protes dan marah
terhadap takdir Allah tidak akan membuat harta karun
tersebut muncul begitu saja. Melanjutkan usaha yang belum
tampak hasilnya bukanlah kesia-siaan sebab tidak ada
perjuangan yang sia-sia.
3. Insecurity III: Jauh Tertinggal Dari Teman-temanku
Terkadang dalam hidup kita sering merasa sedang
berkompetisi dengan sesama. Berkompetisi menjadi orang
sukses, menjadi orang kaya, menjadi orang populer dan
masih banyak lagi. Kita sering merasa tertinggal di kompetisi
tersebut dan melihat teman-teman kita seakan berlari lebih
cepat dan menjadi pemenangnya. Tetapi kita tidak harus
menjadi pemenang dalam setiap kompetisi tersebut. Kita
hanya perlu memperjuangkannya semampu kita.
Bertarunglah hanya untuk menjadi diri yang lebih baik.
Namun terdapat kompetisi yang tidak boleh kita
lupakan dan di dalam kompetisi tersebut kita tidak akan
terhalang oleh privilege, yaitu kompetisi orang yang
menjaga shalatnya, menjadi orang yang paling banyak
berdzikir, menjadi orang yang paling sering mengingat
Allah, menjadi orang yang mendekatkan diri kepada Allah,
46

dan kompetisi menjadi orang yang paling bertakwa kepada


Allah.
Tidak semua yang kita perjuangkan hari harus
mendapatkan balasan hari ini juga. Setelah ditanam, bibit
pohon memerlukan waktu untuk tumbuh dan berbuah. Alvi
Syahrin juga berbagi rentetan kegagalan dan proses
perjuangannya hingga Ia dapat menulis buku Insecurity is
My Middle Name yang kita baca saat ini. Semua hal baik
membutuhkan waktu. Mungkin kita merasa iri dengan
pencapaian teman-teman kita. Tetapi kita tidak pernah tahu
berapa lama mereka berjuang hingga membuahkan hasil
seperti saat ini. Sabar, mungkin balasan dari usaha kita tidak
kita terima di dunia ini, tetapi ada di kehidupan akhirat yang
kekal.
"Dan, sungguh, kelak, Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi
puas." (Adh-Dhuha:5)
Sesungguhnya kompetisi itu tidak akan ada ujungnya.
Jika kita memenangkan kompetisi tersebut dari teman-teman
kita, tetap akan ada orang yang lebih baik dari teman-teman
kita yang tidak bisa kita kalahkan. Ketika kita
membandingkan diri dengan orang lain, maka itu adalah
pertarungan yang tidak akan mampu kita menangkan
Pertarungan yang paling berat dan harus kita menangkan
adalah pertarungan melawan diri sendiri. Melawan nafsu,
rasa malas dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang mengakar.
Kita di hari ini harus lebih baik dari kita di masa lalu. Allah
47

tidak akan menyia-nyiakan usaha kita yang ingin menjadi


lebih baik.
Setiap orang memiliki jalan suksesnya masing-masing.
Mungkin jalan kita memang berbeda dari teman-teman kita
untuk saling berbagi cerita dan menginspirasi. Takdir Allah
lebih baik dari harapan dan rencana kita Tidak ada
perjuangan yang sia-sia. Nikmati setiap prosesnya karena
dunia ini juga membutuhkan orang-orang yang gigih dalam
berusaha.
Kita tidak perlu menjadi hebat untuk menjadi berguna.
Sesederhana memberi makan kucing yang kelaparan dan
sesederhana berbuat baik kepada diri sendiri seperti
menunaikan shalat tepat waktu termasuk hal yang
bermanfaat. Kita tidak perlu menjadi laut jika segelas air saja
sudah bermanfaat bagi orang lain. Kita terlalu fokus
mendapatkan posisi yang besar hingga melupakan peran
kecil.
4. Insecurity IV: I Hate Myself
Kita terkadang merasa tidak ada yang bisa
dibanggakan dari diri kita. Ketika kita merasa tertinggal dari
teman-teman yang sukses dengan kariernya, keluarganya,
semua urusan dunia yang tidak bisa kita kejar tapi kita bisa
mengusahakan satu hal, yakni mengejar mereka dengan
amalan akhirat. Menjadi orang yang rajin menjaga salat,
menjadi orang yang paling banyak zikirnya dan
mengharapkan rahmat Allah.
48

“Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu


kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, (sebagai) bunga
kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan
(kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan
lebih kekal.” (QS. Thaha: 131)
Jika ini hari terakhir kita apakah kita masih sempat
memikirkan tentang keresahan duniawi? Tentang insecurity
kita selama ini?. Tentu saja semua itu akan berubah menjadi
keresahan apakah ibadah yang kita lakukan selama ini telah
cukup untuk mengantarkan kita ke kehidupan akhirat yang
lebih baik. Saat itu kita resah apakah dosa kita yang banyak
itu akan diampuni oleh Allah. Namun terdapat hadis qudsi
yang dapat menenangkan hati kita.
“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku
dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau tidak
berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apapun, maka
Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh
Bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi No. 3540)
Kita mungkin membenci diri sendiri yang banyak dosa
dan tidak memaafkannya. Tetapi Allah mau memaafkan dan
mengampuni kita, jadi kita harus memberi kesempatan
terhadap diri sendiri dengan menuju ampunan Allah dan
bertaubat. Kita tidak pernah tahu kapan usia kita akan habis.
Bertaubatlah mulai dari sekarang. Sungguh, rahmat Allah
lebih luas daripada murka-Nya.
49

“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang


melampaui batas terhadap diri mereka sendiri!
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun,
Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
5. Insecurity V: Berdamai Dengan Insecurity
Bagaimana jika insecurity adalah sinyal untuk
berkembang?. Jika kita tidak memiliki insecurity, mungkin
kita tidak akan membaca buku ini dan tidak akan
memperoleh ilmu baru untuk kesehatan mindset kita. Kita
membutuhkan insecurity sebagai penggerak awal. Tetapi
menghilangkan insecurity bukanlah tujuan. Tujuan kita
adalah proses dalam perjuangan untuk melakukan hal-hal
baik.
Banyak sekali potensi yang terbuang sia-sia karena
kita terlalu mendengarkan insecurity kita. Tidak cukup baik,
kurang pantas, kurang memuaskan dan lain sebagainya. Jika
kita terus berpikir demikian maka potensi yang ada di diri
kita akan terbuang dan terlewatkan. Jangan percaya pada
insecurity kita, percayalah kepada Allah. Perlahan-lahan kita
dapat berdamai dengan insecurity kita dan tanpa sadar
seakan insecurity tersebut menjadi bagian dari nama tengah
kita.
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Analisis Teks
Analisis teks berarti mengkaji bahasa yang digunakan
dalam proses komunikasi tertulis antara penulis dengan
pembaca dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
tekstual yang dipakai oleh penulis. Dalam menganalisis teks
wacana, Teun A. Van Dijk membaginya ke dalam tiga
tingkatan, yakni struktur makro (tematik), superstruktur
(skematik), dan struktur mikro (semantik, sintaksis, stilistik,
dan retoris). Untuk memperoleh hasil analisis yang sesuai,
maka peneliti menganalisis setiap bab yang terdapat dalam buku
Insecurity Is My Middle Name yang terdiri atas 5 bab dan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Tematik
Tema atau topik menunjukkan gambaran umum teks,
konsep dominan, sentral, dan gagasan inti suatu teks. Secara
umum, Buku Insecurity Is My Middle Name bertemakan
tentang mengatasi perasaan insecure dengan menerima
perasaan tersebut dan menjadikannya motivasi untuk
mengembangkan diri. Untuk mendukung tema umum
tersebut, penulis menyusunnya menjadi beberapa bab
dengan sub-tema tertentu. Secara lebih detail, dapat dilihat
pada tabel berikut:

50
51

Tabel 4.1

Bab Sub Judul Tema

1 Insecurity I: Fisik yang Menerima keadaan


Kurang Menarik fisik dengan segala
kekurangan dan
kelebihannya.

2 Insecurity II: Masa Depan Mencoba dan


yang Buram berusaha.

3 Insecurity III: Jauh Sabar dalam


Tertinggal dari Teman- berusaha.
Temanku

4 Insecurity IV: I Hate Kembali kepada


Myself Allah.

5 Insecurity V: Berdamai Menerima perasaan


dengan Insecurity insecure sebagai
motivasi untuk
berkembang.

2. Skematik
Pada umumnya, teks atau wacana memiliki skema atau
alur dari pendahuluan hingga akhir. Alur tersebut
menunjukkan susunan bagian-bagian teks yang membentuk
kesatuan arti. Buku Insecurity Is My Middle Name dituliskan
52

dengan skema pembukaan (summary) dan isi (story).


Pembukaan buku ditemukan pada judul, sub-judul, dan
prolog. Isi dari buku ini terdapat pada bab 1-5 yang memuat
hal-hal yang dapat menyebabkan insecure, yakni fisik yang
kurang menarik, masa depan yang buram, tertinggal dari
teman-teman dan kebencian terhadap diri sendiri karena
tidak ada yang bisa dibanggakan dari diri sendiri. Secara
keseluruhan, buku ini berisi seolah perang batin pembaca
yang sedang bergumul dengan perasaan insecure dan proses
penulis yang berusaha meyakinkan pembaca untuk berdamai
dengan perasaan insecure dan senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Berikut penjabaran skematik buku Insecurity Is My
Middle Name.
Tabel 4.2

Skema Temuan Penelitian

Judul Temuan judul yang terdapat


dalam buku Insecurity Is My
Middle Name adalah fisik yang
kurang menarik, masa depan
yang buram, jauh tertinggal dari
teman-temanku, I hate myself,
dan berdamai dengan insecurity.
Sub judul tersebut sesuai dengan
bentuk-bentuk insecurity yang
53

dirasakan oleh mayoritas


pembaca.

Lead/teras berita, Buku Insecurity Is My Middle


yakni pengantar Name diawali dengan cover
ringkas yang depan, cover dalam, daftar isi dan
disampaikan sebelum prolog. Sebelum daftar isi,
memasuki isi. Penulis menyapa para pembaca
dengan kalimat “hai, ini aku,
your insecurity. lewat buku ini,
kita coba jadi teman, yuk?”52
membuat seolah insecurity
pembaca yang menyapa mereka
dan mencoba berteman melalui
buku ini. Kemudian untuk
mengawali isi, penulis
menambahkan basmallah53
terlebih dahulu selayaknya
seorang muslim akan memulai
suatu hal kemudian
menambahkan prolog “Penjahat
dalam kisah kita bukanlah ibu tiri
yang kejam, teman yang

52
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 5.
53
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 10
54

berkhianat, orang-orang yang


merendahkan kita, tapi our own
insecurity.”54

Isi Isi dari Buku Insecurity Is My


Middle Name terlihat pada bab 1-
4 yang merupakan penyebab
perasaan insecure dan bab 5
sebagai penutup yakni menerima
perasaan insecure tersebut. Hal-
hal yang dapat menyebabkan
insecure adalah fisik yang kurang
menarik, masa depan yang
buram, tertinggal dari teman-
teman dan kebencian terhadap
diri sendiri karena tidak ada yang
bisa dibanggakan dari diri
sendiri. Secara keseluruhan, buku
ini berisi seolah perang batin
pembaca yang sedang bergumul
dengan perasaan insecure dan
proses penulis yang berusaha
meyakinkan pembaca untuk
berdamai dengan perasaan

54
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 11
55

insecure dan senantiasa


mendekatkan diri kepada Allah
SWT.

3. Semantik
Semantik merupakan bagian dari struktur mikro. Semantik
berisi makna yang ditekankan dalam suatu teks, misalnya
dengan memberikan latar, detil, dan maksud yang bersifat
implisit maupun eksplisit. Berikut temuan semantik yang
terdapat dalam buku Insecurity Is My Middle Name.
a. Latar
Latar merupakan gambaran atau suasana yang
terjadi dalam suatu peristiwa. Pemilihan latar akan
menggiring arah pandang khalayak sehingga dapat
mempengaruhi arti yang ditampilkan. Dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name terdapat latar sosial, latar
waktu, latar situasi, dan latar belakang. Latar sosial
menyebutkan bahwa di dalam masyarakat terdapat
perlakuan yang berbeda berdasarkan fisik. Hal itu biasa
disebut dengan beauty privilege, atau hak istimewa bagi
orang menawan, dimana orang tersebut mendapat
perlakuan yang lebih baik.
Latar waktu yang terdapat pada bab 3 menunjukkan
pengalaman penulis dalam membangun kariernya. Latar
ini memberikan gambaran bahwa pengalaman penulis
dalam berkarier sudah cukup lama sehingga dapat
56

membagikan pengalamannya mengenai keahlian-


keahlian yang dibutuhkan dalam dunia profesional.
Selain itu dalam bab 4 terdapat latar situasi, yakni
penggambaran dari akhir hidup manusia di dunia.
Sakaratul maut adalah proses yang akan dialami oleh
semua orang. Dalam hal ini, penulis mengajak pembaca
untuk memperbaiki ibadahnya kepada Sang Pencipta.
Pada bab terakhir terdapat latar belakang yang
menunjukkan alasan pembaca membaca buku Insecurity
Is My Middle Name. Insecurity yang membuat pembaca
membaca buku tersebut untuk mengatasi perasaannya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa insecurity dapat
membuat seseorang berkembang karena dengan
membaca buku, pembaca mendapatkan pengetahuan
baru.
Tabel 4.3

Bab Temuan Penelitian Analisis

1 “‘Tapi, fisik bukan cuma Dalam bab ini terdapat latar


soal percintaan, Kak. Kalau sosial yang menyebutkan
kerja, yang dipilih pasti yang bahwa didalam masyarakat
good-looking.’ terdapat beauty privilege,
Well, tergantung, sih. yakni seseorang yang
Ketika ada dua kandidat memiliki fisik yang menarik
yang sama-sama hebat akan lebih mudah
kualitasnya, tetapi yang satu mendapatkan pekerjaan.
57

lebih good-looking, ya.


emang, ada kemungkinan
besar good-looking-lah yang
terpilih. Ada juga riset yang
mengatakan tentang ini,
kok.”55

2 “Nyaris sepuluh tahun aku Terdapat latar waktu yang


berkarier, dari kerja di menyebutkan berapa lama
startup, sampai membangun penulis berkarier. Latar ini
bisnis sendiri. Dan, selama bertujuan untuk
itu, kudapati skill-skill mengungkap pengalaman
penting yang wajib dimiliki penulis.
seseorang. Skill-skill ini bisa
dimanfaatkan, baik di dunia
kerja startup maupun
kantoran, di dunia bisnis
(just in case, di masa depan,
kamu mau punya bisnis
sendiri), di dunia
freelancing.”56

3 “Bahkan, beberapa temanmu Pada bab ini terdapat latar


sudah menyentuh finish line, situasi yang menggambarkan

55
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 27.
56
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
58

tersenyum lebar, meninjukan kekalahan pembaca dari


piala-piala kemenangan teman sebayanya yang telah
mereka ke udara. Sedangkan memenangkan kompetisi
kamu, bersama lutut dalam hidup.
berdarahmu, pelipismu yang
berdebu dan berkeringat,
hanya mampu memandang
dari kejauhan.”57

4 “Coba bayangkan, napasmu Terdapat latar situasi yang


mulai tersengal-sengal, menggambarkan proses
kakimu mendadak dingin, sakaratul maut. Pembaca
the end is near. Apakah hal diminta untuk
yang kamu risaukan masih membayangkan situasi
berarti pada detik-detik kritis tersebut agar memperbaiki
seperti ini?”58 ibadahnya.

5 “Kenapa kamu mau baca Dalam bab terakhir ini,


buku ini? Karena kamu terdapat latar belakang
merasa insecure, kan? Dan, pembaca membaca buku
berharap bisa melenyapkan Insecurity Is My Middle
rasa itu. Kalau kamu nggak Name, yakni karena
insecure, kemungkinan besar insecurity.
kamu nggak akan baca buku

57
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 174.
58
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 232.
59

ini..”59

b. Detil
Detil merupakan strategi penulis untuk
mengekspresikan sikap baik implisit maupun eksplisit.
Detil merupakan kontrol yang disampaikan oleh penulis
demi memperkuat ide dan gagasannya. Dalam buku
Insecurity Is My Middle Name, penulis menyusun detil
secara eksplisit. Detil memuat informasi yang mengajak
pembaca untuk menerima kekurangan diri dan perasaan
insecure yang dimiliki namun tetap mengembangkan diri.
Tabel 4.4

Bab Temuan Penelitian Analisis

1 “Kamu bisa jadi seseorang Elemen detil dalam bab ini


yang berbakat. Mencoba memuat informasi mengenai
berbagai macam hobi yang hal-hal lain yang bisa
baik. Mengikuti kursus dilakukan oleh pembaca selain
daring dan webinar ini-itu. merenungi fisik yang kurang
Lalu, fokus pada satu atau menarik.
dua yang menarik hati.
Memberi komitmen lebih,
bertahun-tahun lamanya.
Dan, senantiasa

59
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 242.
60

mempraktikannya,
mengembangkannya.”60
“Kamu juga bisa jadi
seseorang yang berusaha
taat kepada Allah.
Senantiasa menegakkan
shalat lima waktu,
menunaikan zakat,
berpuasa pada bulan
Ramadhan, memiliki
keinginan kuat untuk
segera berhaji untuk Allah
semata. Lalu, saat
terjerembap ke dalam
lembah dosa, kamu segera
bangkit, bertaubat,
memohon ampun kepada
Allah, berprasangka baik
bahwa Allah akan
mengampunimu, kemudian
mengiringi dirimu dengan
amalan saleh, berharap jadi
hamba yang lebih taat.”61

60
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 18.
61
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 21.
61

2 “Nyaris sepuluh tahun aku Penulis membagikan


berkarier, dari kerja di pengalaman pribadinya saat
startup, sampai bekerja di sebuah start-up dan
membangun bisnis sendiri. memulai bisnis secara
Dan, selama itu, kudapati mandiri. Pembaca tidak harus
skill-skill penting yang menguasai semua kemampuan
wajib dimiliki seseorang. tersebut, asalkan memiliki
Skill-skill ini bisa konsistensi mempelajari teori
dimanfaatkan, baik di dunia dan mempraktikannya. Dalam
kerja startup maupun bab ini penulis juga
kantoran, di dunia bisnis menjelaskan latar belakang
(just in case, di masa masalah, ajakan, cara, dan
depan, kamu mau punya solusi.
bisnis sendiri), di dunia
freelancing.
Dan, berdasarkan
pengalamanku, skill-skill
dasar yang penting di era
digital adalah:
Menulis, mendesain,
pemasaran, pemrograman,
video editing, kemampuan
berbahasa asing.
Udah, jangan insecure
dulu. Kan, kita baru mau
mulai. Wajar kalau kamu
62

nggak bisa semua. Kalau


kamu udah bisa semua, apa
poinnya juga aku nulis ini,
kan?”62
“Pertama: Kamu nggak
harus bisa semuanya. Mulai
satu aja dulu. Kedua: Pola
belajar semua skill itu
sama. Harus mau praktik,
dan harus mau belajar teori.
Harus mau kepayahan.
Harus mau bersabar dengan
perjuangannya, harus mau
konsisten. Ketiga: Oke, kita
kupas bareng-bareng,
ya.”63

3 “Nggak semua yang kamu Penulis menuangkan seluruh


perjuangkan hari ini harus hal-hal yang berkaitan dengan
langsung dapat balasannya perasaan berkompetisi dalam
hari ini pula. Bibit yang hidup dan merasa tertinggal
kamu siram hari ini, nggak dengan teman sebaya. Penulis
akan langsung tumbuh membagikan pengalaman

62
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
63
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 92.
63

keesokan harinya. Nggak kegagalannya serta memberi


semua jawaban harus ada pesan kesabaran bahwa hal
hari ini. Nggak semua baik membutuhkan waktu,
hikmah harus diketahui perjuangan yang telah
hari ini. dilakukan tidak harus
Pohon kurma butuh lebih menerima balasannya secara
dari empat tahun untuk langsung.
berbuah. Bahkan, butuh
lebih dari tujuh tahun agar
bisa dipanen. Tapi,
lamanya proses ia
bertumbuh, nggak
menjadikannya tumbuhan
yang sia-sia. la adalah
pohon yang bisa bertahan
hidup selama 150 tahun.
Belum lagi, manfaat luar
biasa dari buah buahnya.
Aku harus melalui rentetan
kegagalan untuk sampai di
sini. Gagal masuk
perguruan tinggi negeri.
Cuma lulusan universitas
swasta biasa. Nggak dapat
kerja selama tiga tahun.
Sekalinya dapat kerja,
64

harus berhenti pada tahun


kedua karena masalah
finansial perusahaan.
Buruh sekitar sepuluh
tahun sampai aku duduk di
sini, menuliskan baris ini
untukmu. Dan. beberapa
tahun lalu, aku nggak
pernah menyangka ada
begitu banyak buah yang
bisa kamu petik dari
tulisan-tulisanku.”64

4 “Jika ini hari terakhirmu, Penulis menjabarkan keadaan


apakah hal-hal yang kamu sakaratul maut yang
risaukan itu masih berarti? menunjukkan akhir kehidupan
Coba bayangkan, napasmu dunia. Pada saat itu kerisauan
mulai tersengal-sengal, tentang kekurangan diri yang
kakimu mendadak dingin, bersifat duniawi akan
the end is near. Apakah hal memudar dan tergantikan oleh
yang kamu risaukan masih kerisauan amal ibadah yang
berarti pada detik-detik terlewatkan.
kritis seperti ini?

64
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 180.
65

Risau tentang fisik? Risau


tentang masa depan? Risau
tentang nasib yang kalah
jauh dari teman-teman?
Risau karena nggak pernah
dipuji dan diapresiasi?
Apakah semua kerisauan
itu berarti pada detik ini?
Pasti nggak. Saat ini,
kerisauan berubah.
Salat-salat yang aku
lewatkan. Maksiat-maksiat
yang aku belum bertaubat
darinya. Amalan baikku
masih kurang banget.”65

5 “Coba, aku tanya sama Elemen detil pada bab ini


kamu. Kenapa kamu mau memuat validasi bahwa
baca buku ini? Karena perasaan insecure tidak selalu
kamu merasa insecure, buruk. Insecurity dapat
kan? Dan, berharap bisa menjadi motivasi penggerak
melenyapkan rasa itu. untuk menjadi lebih baik.
Kalau kamu nggak
insecure, kemungkinan

65
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 232.
66

besar kamu nggak akan


baca buku ini.
Nah, kamu, kan, insecure,
lalu memutuskan untuk
membaca buku ini.
Menurutmu, setelah
membaca buku ini, adakah
suatu hal baru yang kamu
dapatkan untuk kesehatan
mindset-mu?
Adakah pengetahuan baru
yang kamu dapatkan?
Adakah ide-ide baru yang
muncul untuk dirimu
setelah membaca buku ini?
Apakah buku ini membantu
dirimu untuk berkembang?
Ada, kan?
See, kadang, insecurity kita
nggak selalu buruk.
Kadang, insecurity yang
membuat kita 'bergerak’.”66

66
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 242.
67

c. Maksud
Maksud adalah pesan dalam teks yang ingin
disampaikan oleh penulis. Penulis berupaya menonjolkan
basis kebenaran yang Ia yakini dan menyingkirkan
kebenaran lain.
Maksud yang terdapat dalam bab 1 adalah untuk
mengubah persepsi pembaca bahwa fisik bukanlah
segalanya. Penulis mengajak pembaca untuk menerima
fisik yang telah diberikan Allah SWT, masih terdapat
banyak potensi lain yang dapat dikembangkan dan
membuat seseorang terlihat lebih menarik daripada fisik
semata.
Sementara isi teks pada bab 2 menyatakan bahwa
kesuksesan duniawi tidaklah abadi. Tugas manusia
hanyalah melakukan semua hal sebaik mungkin sesuai
dengan kemampuannya tanpa ragu karena insecurity yang
dapat menghambat proses pengembangan diri.
Teks dalam bab 3 memuat informasi bahwa musuh
yang seharusnya dikalahkan adalah diri sendiri di masa
lalu. Kita di hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya.
Penulis mengajak pembaca agar tidak terlalu
membandingkan hasil yang didapat oleh diri sendiri
berdasarkan pencapaian orang lain.
Maksud pada bab 4 adalah mengajak pembaca
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan
memperbaiki amal ibadah yang dilakukan. Kemudian bab
terakhir bermaksud untuk menyampaikan menyampaikan
68

pendapat penulis tentang pembaca setelah membaca buku


ini. Pembaca akan mengambil sisi positif dari perasaan
insecure, insecurity merupakan perasaan yang normal
dialami oleh semua orang asalkan tidak berlebihan dan
menjadikannya motivasi penggerak agar menjadi pribadi
yang lebih baik.
Tabel 4.5

Bab Temuan Penelitian Analisis

1 “Satu hal yang kupelajari Inti dari elemen maksud


dari berdamai dengan pada bab ini adalah
insecurity adalah… mengajak pembaca untuk
Ya, udah, menyerah aja. menerima keadaan fisik
Tapi, menyerah dengan yang telah dianugerahkan
cerdas. oleh Allah dan
‘Oke, gue jelek, gue pendek, mengembangkan potensi
kulit gue gelap, terus lain karena kecantikan
kenapa? Apa yang bisa lebih tidak hanya perkara fisik
buruk dari itu?’ semata.
Nggak ketemu jodoh? Ah,
nggak juga. Kalau lihat di
dunia nyata, orang dengan
berbagai warna kulit, bentuk
tubuh, struktur wajah nemu-
nemu, aja, tuh jodoh.
69

Kalau jelek dan pendek,


terus kenapa? Bakal
direndahkan orang? Ya
sudah, sih, yang
merendahkan juga bukan
orang baik nggak gitu. baik,
bukan orang tulus. Orang
Kalau jelek dan pendek,
terus kenapa? Toh, yang
penting senantiasa berusaha
bersih dan sehat.
Aku rasa, kamu perlu latihan
seperti itu, sih. Terutama
setiap kali kamu merasa
insecure dengan fisikmu.”67

2 “Kita nggak tahu usia kita. Maksud yang disampaikan


Bisa saja kita meninggal di oleh penulis pada bab ini
usia sekarang. Tapi, apakah adalah pembaca tidak perlu
kita wajib membawa takut mencoba melakukan
kesuksesan duniawi kita ke sesuatu dan jangan
kehidupan setelah kematian? ‘mendengarkan’ insecurity
Kan, nggak. yang dapat menghambat
potensi yang ada pada diri.

67
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 78.
70

Apa yang kita bawa adalah Namun juga perlu diingat


amalan-amalan baik, pahala- bahwa kesuksesan duniawi
pahala yang kita kejar lewat tidaklah abadi sehingga
mengingat Allah, pembaca tidak perlu terlalu
mendirikan salat, membayar khawatir dengan masa
zakat, berpuasa pada bulan depan dan lebih baik
Ramadan, berhaji saat memperbanyak amalan
mampu, melakukan untuk kehidupan yang lebih
kebaikan-kebaikan kekal.
sederhana untuk orang lain,
berusaha meringankan beban
orang lain, menjauh dari
dosa-dosa, bersedekah.
Pahala atas giatmu dalam
belajar, usahamu mencari
pekerjaan yang halal,
kerjaanmu yang halal, dan
semua amalan baik yang
kamu lakukan karena Allah.
Itulah yang sebenarnya kita
semua butuhkan untuk hidup
ini.”68

68
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 163.
71

3 “Tapi, kamu nggak harus Maksud yang disampaikan


jadi pemenang di semua penulis pada bab ini adalah
kompetisi itu. Nggak semua mengajak pembaca untuk
kompetisi harus kita memperjuangkan hal
menangkan, tapi perlu kita sesuai batas kemampuan
perjuangkan, sebisa kita. diri dan tidak
Dan, aku nggak mau kamu mengkhawatirkan hasil
berkompetisi dengan siapa yang didasarkan pada
pun dulu, selain dirimu pencapaian orang lain.
sendiri yang kemarin. Penulis menyarankan
Fokus di situ dulu. Pelan- pembaca untuk
pelan. Bismillah. Mudah berkompetisi dengan diri
mudahan Allah sendiri sehingga diri sendiri
mudahkan.”69 di hari ini lebih baik
daripada hari kemarin.

4 “Mungkin, kamu bukan yang Maksud yang disampaikan


paling kaya di antara penulis dalam bab ini
temanmu. Tapi, kamu yang adalah mengajak pembaca
paling rajin menjaga salat. untuk memperbaiki amal
Mungkin, kamu belum ibadah dan memaafkan diri
punya siapa-siapa. Tapi, sendiri yang merasa kurang
kamu yang paling banyak maksimal dalam
menjalankan urusan dunia.

69
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 176.
72

mengingat Allah dalam


kesendirian.
Mungkin, kamu nggak
pernah menempati jabatan
keren. Tapi, kamu yang
paling banyak zikirnya.
Dan, ketika kamu melakukan
semua amalan akhirat itu,
tidaklah kamu
melakukannya karena ingin
mendapatkan balasan dunia.
Kamu melakukannya karena
sangat mengharapkan
rahmat Allah. Dan,
menurutku, itu sangat
membanggakan. Seseorang,
hidup di masa sekarang, lalu
melakukan semua kebaikan
demi mengharapkan rahmat
Allah itu langka.
Sebab, orang-orang bisa
punya semua hal-hal dunia
yang nggak akan bisa
mereka bawa mati tapi kamu
sedang mengoleksi pahala
73

yang bisa kamu bawa pada


hari kematianmu.
Jika dirimu belum seperti
pernyataan di atas, kamu
tetap bisa mengusahakannya,
kan? Mulai detik ini?.”70

5 “Dan, mungkin, perlahan- Maksud pada bab ini adalah


lahan, kamu berdamai mengajak pembaca
dengan insecurity-mu, mengambil sisi positif dari
seakan dia jadi bagian dari perasaan insecure,
nama tengahmu.”71 insecurity merupakan
perasaan yang normal
dialami oleh semua orang
asalkan tidak berlebihan
dan menjadikannya
motivasi penggerak agar
menjadi pribadi yang lebih
baik.

70
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 228.
71
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 254.
74

4. Sintaksis
Sintaksis menganalisis bagaimana bentuk dan susunan
kalimat yang dipilih oleh penulis. Elemen yang
diperhatikan dalam sintaksis adalah bentuk kalimat dan
kata ganti
a. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat merupakan prinsip kausalitas.
Bentuk kalimat tidak mempersoalkan kebenaran tata
bahasa tetapi menentukan makna yang dibentuk.
Penulis menggunakan bahasa yang santai dan tidak
terlalu formal dan memberi kesan seolah sedang
berbicara langsung dengan pembaca sehingga bentuk
kalimat yang banyak digunakan adalah kalimat aktif
ditandai dengan awalan “me-” dan “ber-”.
Tabel 4.6

Bab Temuan Penelitian Analisis

1 “ … aku juga berharap Bentuk kalimat yang sering


kamu membuka album digunakan dalam buku
berdebu itu, melihat foto Insecurity Is My Middle
masa kecilmu.”72 Name adalah kalimat aktif.
Hal itu ditandai dengan
2 “Dan, kalau kamu
penggunaan awalan “me-”
meletakkan surga sebagai
dan “ber-” pada predikat
mimpi besarmu, kamu akan

72
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 75.
75

selalu punya harapan untuk seperti pada temuan


melanjutkan hidup.”73 penelitian yang telah
dipaparkan.
3 “Bahkan, beberapa
temanmu sudah
menyentuh finish
line,...”74

4 “Baru saja, benar-benar


baru saja, aku kembali dari
sebuah kajian, dan sang
ustadz berkata, “Nggak
semua dosa pasti
dibalas.””75

5 “Dan, berharap bisa


melenyapkan rasa itu.”76

b. Kata Ganti
Kata ganti digunakan oleh komunikator untuk
menunjukkan posisi seseorang dalam wacana. Menulis
menggunakan bahasa yang santai seolah sedang

73
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 127.
74
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 174.
75
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 236.
76
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 242.
76

berbicara secara langsung dengan pembaca sehingga


penulis banyak menggunakan kata ganti persona
pertama tunggal seperti i dan ‘aku’ yang mengacu pada
nomina penulis dan kata ganti persona kedua tunggal
you dan ‘kamu’ yang mengacu pada nomina pembaca.
Penulis juga menggunakan kata ganti persona pertama
jamak ‘kita’ yang mengacu pada nomina penulis dan
pembaca. Kata ganti kita mempunyai implikasi
menumbuhkan solidaritas antara penulis dengan
pembaca.
Tabel 4.7

Bab Temuan Penelitian Analisis

1 “I know that you always tell Penulis menggunakan


yourself that you’re not kata ganti persona
good-looking but you don’t pertama tunggal i dan
have to be.”77 ‘aku’ untuk mengacu
“Namun, aku tahu masih ada pada nomina penulis.
satu pertanyaan mengganjal
di kepalamu.”78

77
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 22.
78
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 22.
77

“Kamu nggak harus good- Persona kedua tunggal


looking, kok.”79 ‘kamu’ dan you untuk
“You don’t have to be mengacu pada nomina
beautiful. You can be pembaca.
educated, and that’s still
beautiful in some ways.”80

“No, jangan percaya Persona ketiga jamak


mereka.”81 ‘mereka’ yang mengacu
kepada nomina society
atau masyarakat dan
orang yang menolak
pembaca di masa lalunya..
Hal ini didasarkan pada
kalimat sebelumnya,
yakni “Siapa bilang kamu
harus good-looking?
Society? Orang di masa
lalu yang pernah
menolakmu?.”82

79
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 14.
80
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 17.
81
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 15.
82
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 15
78

“Kita lebih rasional, oke?”83 Kemudian, pada bab ini


ditemukan satu kalimat
yang menggunakan kata
ganti persona pertama
jamak ‘kita’ yang
mengacu pada nomina
penulis dan pembaca.

“Aku kayaknya emang Pada anak sub judul,


2 nggak bisa apa-apa, deh”84 penulis menggunakan
“Please, aku butuh lebih dari kata ganti persona
sekadar kata-kata pertama tunggal ‘aku’
motivasi”85 untuk mengacu pada
nomina pembaca.

“But I just gotta do it.”86 Penulis menggunakan


“Nyaris sepuluh tahun aku kata ganti persona
berkarier,....”87, pertama tunggal ‘I’ dan
‘aku’ untuk mengacu
pada nomina penulis.

83
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 62.
84
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 81
85
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 83.
86
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 102.
87
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
79

“Dan, jika kamu konsisten Persona kedua tunggal


melakukan itu,....”88 ‘kamu’ dan ‘you’
“I really hope you choose the digunakan untuk
obvious choice.”89 mengacu pada nomina
pembaca.

“Kita nggak bisa Penggunaan kata ganti


membayangkan mimpi persona pertama jamak
besarnya saja.”90 ‘kita’ yang mengacu pada
“Nggak akan ada skill yang nomina penulis dan
benar-benar cocok sama kita, pembaca.
kok.”91

3 “Beberapa tahun lalu, aku Penulis menggunakan


gagal masuk PTN”92 kata ganti persona
pertama tunggal ‘aku’
untuk mengacu pada
nomina penulis.

88
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi Publishing,
2021), h. 84.
89
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 112.
90
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 105.
91
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 101.
92
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 192.
80

“Aku salut sama orang-orang Kata ganti persona ketiga


yang belajar memahami tunggal ‘dia’ digunakan
suatu ilmu. Meskipun dia untuk mengacu pada
nggak paham-paham, dia orang yang berusaha
terus berusaha, mengulang- mempelajari suatu ilmu
ulangnya.”93 dan tidak menyerah.

“Kamu nggak harus jadi Persona kedua tunggal


orang hebat dulu untuk jadi ‘kamu’ dan ‘you’
orang berguna.”94 digunakan untuk
“You don’t have to be an mengacu pada nomina
ocean”95 pembaca.

4 “..., aku kembali dari sebuah Penulis menggunakan


kajian, dan sang ustadz kata ganti persona
berkata,...”96 pertama tunggal ‘aku’
untuk mengacu pada
nomina penulis.

93
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 196.
94
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi Publishing,
2021), h. 197.
95
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 198.
96
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 236.
81

“Kejar mereka dengan Kata ganti persona ketiga


amalan akhiratmu”97 jamak ‘mereka’
digunakan untuk
mengacu kepada teman-
teman pembaca yang
terlihat lebih sukses
dalam urusan duniawi.
Hal ini berdasarkan pada
kalimat sebelumnya, yaitu
“Saat kamu melihat
teman-temanmu sukses
dengan kariernya,
keluarganya, semua
urusan dunia yang nggak
pernah mampu kamu
kejar.”98

“Kamu melakukannya Persona kedua tunggal


karena sangat mengharapkan ‘kamu’ dan digunakan
rahmat Allah.”99 untuk mengacu pada
nomina pembaca.

97
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 227.
98
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 226.
99
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 228.
82

5 “Aku nggak terlalu berbakat Penulis menggunakan


menulis”.100 kata ganti persona
pertama tunggal ‘aku’
untuk mengacu pada
nomina penulis.

“Kamu mau membaca buku Persona kedua tunggal


karena insecure”101 ‘kamu’ dan ‘you’
“It’s been nice talking to digunakan untuk
you.”102 mengacu pada nomina
pembaca.

5. Stilistika
Stilistika merupakan cara yang digunakan pembicara
atau penulis dalam menyampaikan pesan dan maksud
dengan menggunakan sarana bahasa atau gaya bahasa.
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa dalam konteks
tertentu, oleh orang tertentu, dan maksud tertentu. Dalam
buku Insecurity Is My Middle Name, penulis
menggunakan dwibahasa dan bahasa santai atau informal
yang menggambarkan situasi yang bersifat pribadi dan
akrab. Hal tersebut dapat terlihat dari leksikal penulis.

100
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 248.
101
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 243.
102
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h.252.
83

Elemen leksikon menunjukkan bagaimana penulis


melakukan pemilihan kata yang digunakan
“Tapi, society lebih baik sama yang good-looking”. 103
Kata society berarti masyarakat atau perhimpunan.
Penulis juga menggunakan kata good-looking. Melansir
dari Merriam-Webster, good-looking adalah having a
pleasing or attractive appearance104 yang artinya
memiliki penampilan yang menyenangkan dan menarik.
Good-looking menggambarkan seseorang yang memiliki
penampilan yang menarik, menyedapkan mata, cantik
maupun tampan.
“Biarkan society terus mengagungkan fisik. Kita
nggak boleh sedangkal itu”.105
Terdapat kata nggak yang merupakan bahasa tidak
baku dari enggak yang berarti tidak. Kemudian terdapat
kata dangkal yang memiliki arti tidak dalam, cetek, dan
belum paham.
6. Retoris
Retoris memiliki fungsi persuasif dan berhubungan
erat dengan bagaimana pesan disampaikan.
a. Grafis

103
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 29.
104
https://www.merriam-webster.com/dictionary/good-looking 16
April 2022, 12.47
105
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 56.
84

Grafis di dalam teks dimunculkan dengan


membedakan tulisan tertentu dengan tulisan yang lain.
Hal itu dapat dilihat dari ketebalan huruf, kemiringan
huruf, pemakaian garis bawah, ukuran huruf yang
lebih besar atau kecil, pemakaian tabel, atau lain
sebagainya yang mendukung arti penting suatu pesan.
Tabel 4.8

No Temuan Penelitian Analisis

1 Cover buku Insecurity Is Cover tersebut


My Middle Name menggambarkan seseorang
bergambar sebuah meja yang merasa insecure
dan kursi yang berada di membutuhkan waktu sendiri,
tepi sungai dan menghadap menghindar dari keramaian
pemandangan pinggir kota. kota, dan menikmati setiap
momen yang terjadi.106

2 “Bahkan, good-looking Elemen grafis ini terlihat dari


nggak pernah jadi syarat penonjolan ukuran huruf
untuk sukses.”107 yang lebih besar daripada
“... jika kamu berusaha ukuran isi teks lainnya.
sungguh-sungguh untuk
hal baik yang kamu kejar,

106
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
107
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 28.
85

penampilan fisik nggak


akan jadi hambatan.”108
“Hal-hal baik butuh
waktu”109

3 “Kita tidak diciptakan Ditulis terpisah dari teks lain


untuk saling menemukan. dalam satu halaman,
Tujuan hidup kita lebih menunjukkan kepada
agung dari itu.”110 pembaca bahwa kalimat
“Tujuan hidup kita adalah tersebut memiliki informasi
beribadah kepada penting sehingga harus
Allah.”111 diperhatikan oleh pembaca.

b. Metafora
Penulis menggunakan metafora sebagai strategi
landasan berpikir, alasan pembenaran atas pendapat
tertentu kepada publik serta memperkuat pesan utama.
Metafora dapat berasal dari kepercayaan masyarakat,
ungkapan sehari-hari, peribahasa, petuah leluhur, atau
kitab suci. Dalam Buku Insecurity Is My Middle Name
penulis menggunakan metafora berupa terjemahan

108
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 34.
109
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 181.
110
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 216.
111
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 217.
86

ayat Al-Qur’an dan hadis sebagai landasan berpikir


dan memperkuat pendapat penulis. Untuk lebih
detailnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.9

Bab Temuan Penelitian Analisis

1 "Sesungguhnya, Allah tidak Dalam bab ini terdapat


melihat pada bentuk rupa dan terjemahan hadis nabi
harta kalian. Akan tetapi, yang digunakan penulis
Allah hanyalah melihat pada untuk mendukung
hati dan amalan kalian."112 pernyataannya bahwa
(HR. Muslim No. 2564) fisik bukanlah segalanya
dan mengubah
pandangan pembaca
agar lebih fokus
terhadap penerimaan
dan kasih sayang Allah.

2 "Barang siapa tujuan hidupnya Penulis menggunakan


adalah dunia, maka Allah akan terjemahan hadis nabi
mencerai-beraikan urusannya, dan ayat dalam Al-
menjadikan kefakiran di Quran. Hadis tersebut
kedua pelupuk matanya, dan digunakan penulis untuk
ia tidak mendapatkan dunia menenangka pembaca
kecuali menurut ketentuan yang merasa tidak

112
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 50.
87

yang telah ditetapkan baginya. memiliki mimpi dan


Barang siapa yang niat tujuan hidup karena
(tujuan) hidupnya adalah tujuan hidup yang paling
negeri akhirat, Allah akan utama adalah meraih
mengumpulkan urusan surga Allah SWT.
menjadikan kekayaan di Kemudian surat At-
hatinya, dan dunia akan Tholaq ayat 2 digunakan
mendatanginya dalam penulis untuk
keadaan hina."113 (HR. Ibnu meyakinkan pembaca
Majah No. 4105) agar tidak terlalu
Barang siapa bertakwa kepada mengikuti standar hidup
Allah, Dia akan mengadakan orang lain tetapi
baginya jalan keluar.114 (QS. senantiasa berusaha
At-Tholaq: 2) mengikuti standar Allah
SWT.

3 "Dan, sungguh, kelak, Surat Adh-Dhuha ayat 5


Tuhanmu pasti memberikan dan hadis tersebut
karunia-Nya kepadamu, digunakan penulis untuk
sehingga engkau menjadi senantiasa bersabar
puas."115 (Adh-Dhuha: 5) dalam berusaha.
Kemudian Az-Zariyat

113
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 128.
114
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 136.
115
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 182
88

"Tidaklah seorang muslim ayat 56 sebagai


tertimpa suatu keletihan dan pengingat bahwa tujuan
penyakit (yang terus Allah menciptakan
menimpa) kekhawatiran dan manusia adalah untuk
kesedihan, dan juga gangguan beribadah kepada Allah
dan kesusahan, bahkan duri SWT.
yang melukainya, melainkan
Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya."116
(HR. Bukhari)
"Dan, tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia,
melainkan untuk beribadah
kepada-Ku.”117 (QS. Az-
Zariyat: 56)

4 "Dan, janganlah kamu tujukan Al-Quran surat Thaha


kedua matamu kepada ayat 131 digunakan
kenikmatan yang telah Kami penulis untuk
berikan kepada golongan- mendukung
golongan dari mereka, sebagai pernyataannya bahwa
bunga kehidupan di dunia kesuksesan duniawi
untuk Kami uji mereka bukanlah segalanya. Hal

116
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 204.
117
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 218.
89

dengannya. Dan karunia ini juga sebagai


Rabb-mu lebih baik dan lebih pengingat bagi pembaca
kekal."118 (QS. Thaha: 131) agar tidak merasa iri dan
"Wahai anak Adam, jika insecure kepada orang
engkau mendatangi-Ku lain karena bisa jadi
dengan dosa sepenuh Bumi, kenikmatan tersebut
kemudian engkau tidak adalah ujian.
berbuat syirik pada-Ku Hadis qudsi yang
dengan sesuatu apa pun, maka diriwayatkan oleh
Aku akan mendatangimu Tirmidzi tersebut
dengan ampunan sepenuh menginformasikan
Bumi itu pula."119 (HR. kepada pembaca bahwa
Tirmidzi No. 3540) tidak ada kata terlambat
dalam bertaubat dan
memohon ampun
kepada Allah SWT.

B. Analisis Kognisi Sosial


Analisis wacana model Teun A. Van Dijk memperhatikan
kesadaran mental penulis yang membentuk teks sehingga
penulis tidak boleh dikecualikan dalam proses penelitian.
Penulis adalah orang yang memberi makna terhadap setiap
pesan yang Ia konstruksi. Analisis kognisi sosial berarti

118
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 229.
119
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 236.
90

menyelidiki latar belakang penulis seperti pendidikan, nilai,


norma, pemikiran, pengalaman dan prinsip yang dianut yang
berpengaruh dalam proses produksi teks.
Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa penulis merupakan seorang yang idealis dan
religius.120 Ia menjadikan agama sebagai prinsip hidup dan
rujukan dalam segala urusan kehidupan. Oleh sebab itu, penulis
menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai landasan berpikir dan
memperkuat pendapat dalam buku Insecurity Is My Middle
Name yang ditulisnya. Berikut hasil analisis terhadap Alvi
Syahrin, penulis buku Insecurity Is My Middle Name, yang
terangkum dalam empat skema Van Dijk.
1. Skema Person (Person Schemas)
Penulis memiliki pandangan positif terhadap orang yang
memiliki perasaan insecure. Ia berpandapat bahwa insecurity
adalah hal yang tidak selalu memiliki dampak buruk. Orang
yang memiliki perasaan insecure akan berusaha
menghilangkan perasaan tersebut dengan cara
mengembangkan dirinya. Hal itu sejalan dengan Abraham
Maslow, bahwa orang yang memiliki perasaan insecure akan
berusaha mendapatkan kembali perasaan secure dengan
berbagai cara.121
“Kamu, malah bagus merasa insecure. Coba bayangin
kamu nggak punya insecurity. Semuanya sempurna,

120
https://www.instagram.com/p/CY32MPpPCwR/ diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 15.55.
121
Fakultas Psikologi Untar, Insecure: Pengertian, Penyebab, Dampak,
dan Cara Mengatasinya, (Berita Untar, 21 Agustus 2020)
91

nggak ada keresahan apapun. Gimana kamu bisa


berkembang? Dan, lihat, gara-gara insecure, kamu jadi
mikir, bikin plan, mulai gerak, yang perlahan
mendekatkanmu dengan goals-goals kamu. See,
insecure emang ada baiknya. Asal ketika kita ngerasa
insecure, kita harus langsung ambil aksi, apapun itu
jangan biarkan diri tenggelam dalam resah. Meskipun
keberadaan insecure ini melelahkan, tapi ingat: ia juga
melahirkan perjuangan dan slowly but sure, you’re
becoming a better person, and I’m so proud to see your
growth lewat jalur insecure.”122
2. Skema Diri (Self Schemas)
Alvi Syahrin merupakan penulis yang tidak terlalu
mempublikasikan kehidupan pribadinya. Ia aktif di berbagai
media sosial tetapi tidak pernah menunjukkan wajahnya. Hal
tersebut yang membuatnya yakin bahwa fisik bukanlah
syarat menuju kesuksesan. Ia tetap memiliki pembaca setia
meskipun pembaca tidak pernah melihatnya.
Alvi Syahrin adalah seorang yang idealis dan religius. Ia
menjadikan agama sebagai prinsip hidup dan rujukan dalam
segala urusan Alvi Syahrin berpendapat bahwa agama
memberikan ketenangan yang permanen.123
3. Skema Peran (Role Schemas)
Sebagai penulis yang juga tidak luput dari perasaan
insecure, Alvi Syahrin merasa perlu untuk menulis buku
Insecurity Is My Middle Name sebagai teman dan petunjuk

122
https://www.instagram.com/p/CY32MPpPCwR/ diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 15.55.
123
https://id.quora.com/profile/Alvi-Syahrin/answers diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 19.24.
92

bagi orang-orang yang merasa insecure.124 Dengan gaya


bahasa yang santai, Alvi Syahrin mampu membangun situasi
yang bersifat pribadi dan akrab terhadap pembaca. Tujuan
awal Alvi Syahrin menulis buku Insecurity Is My Middle
Name adalah membuat pembaca memiliki teman yang dapat
memahami perasaan insecure yang mereka rasakan dan
dapat menemukan nasihat yang tepat dari buku tersebut.125
4. Skema Peristiwa (Event Schemas)
Di era keterbukaan informasi yang melimpah, membuat
orang dapat berkomunikasi, melempar komentar, dan
melihat kehidupan orang lain dengan mudah. Menurut
penulis, terdapat banyak remaja dan dewasa muda yang
memiliki insecurity tetapi tidak memiliki jawaban dan aksi
untuk menghilangkannya. Jika dilihat dalam media sosial,
mereka hanya merendahkan diri dengan artian negatif. Oleh
sebab itu penulis memutuskan untuk menulis buku Insecurity
Is My Middle Name sebagai petunjuk bagi pembaca.
Menurut penulis, untuk berdamai dengan perasaan
insecure hanya dapat dilakukan dengan aksi dan perjuangan
mengembangkan diri. Perasaan insecure tidak hilang
sepenuhnya, tetapi kita akan terbiasa dan menjadikannya
sevagai motivasi. Namun demikian, tidak semua solusi dapat

124
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
125
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
93

dijawab dengan akal melainkan dengan mendekatkan diri


kepada Allah SWT.
“Karena ada beberapa hal dalam hidup yang nggak ada
solusi lain selain mendekatkan diri kepada Allah,
simplenya seperti itu sih. Kayak mungkin kamu pernah
di posisi kayak udah nyoba ini itu dan lain sebagainya,
dan nggak ada satupun yang bisa bantu kamu selain
ketika kamu kembali sama Allah. Berdoa lagi sama
Allah, mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki
diri untuk Allah. Itu sih alasannya, ya some solution ya
hanya bisa untuk kembali dengan Allah aja.”126
Peneliti menemukan bahwa wacana teks dimulai dari
perasaan simpati dan empati penulis terhadap orang yang memiliki
insecurity. Selama proses menulis buku Insecurity Is My Middle
Name, Alvi Syahrin tidak luput dari perasaan insecure dan tidak
percaya diri dengan tulisannya. Namun menurutnya, perasaan
tersebut merupakan suatu kelebihan karena Ia dapat merasakan
pengalaman yang lebih intens dalam mengatasi perasaan insecure
tersebut.
“... tapi aku juga bersyukur aku merasa insecure pas proses
menulis buku ini karena dengan begitu aku kan jadi punya
pengalaman yang lebih intens yang lebih dekat sehingga
apa yang aku tuliskan ini juga bisa jadi pengingat buat aku
dan it helps me dan ternyata alhamdulillah pas dibaca
temen-temen pembaca ternyata membantu juga.
Kendalanya merasa insecure tapi itu sebenarnya
kekurangan yang jadi kelebihan tergantung perspektif kita
melihatnya.”127

126
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
127
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
94

Penulis berharap, buku ini dapat memberi sedikit petunjuk kepada


pembaca untuk mengatasi perasaan insecure. Ia berharap pembaca
dapat merasa ditemani dan dipahami melalui tulisannya.

C. Analisis Konteks Sosial


Konteks sosial mempengaruhi pemakaian bahasa dan
terbentuknya sebuah wacana, seperti latar, situasi, peristiwa,
dan kondisi sosial yang terjadi pada saat itu. Konteks sosial juga
berkaitan erat dengan who atau siapa yang terlibat dalam
hubungan komunikasi, yaitu siapa komunikator dan
komunikannya, dalam situasi bagaimana, apa medianya dan
mengapa terjadi peristiwa komunikasi tersebut.
Analisis konteks sosial meneliti wacana yang sedang
berkembang di masyarakat pada konteks terbentuknya sebuah
wacana dalam masyarakat, bagaimana masyarakat
memproduksi dan mengkonstruksi sebuah wacana. Secara lebih
sederhana, analisis konteks sosial berarti menyelidiki
keberterimaan pembaca terhadap wacana yang sedang
berkembang di masyarakat dan wacana yang dibangun oleh
penulis. Kata insecure sendiri sering kali disisipkan dalam
kosakata anak muda dalam kehidupan sehari-sehari. Insecure
mengandung makna tidak aman, merasa tidak mampu dan tidak
percaya diri.
Dari penelusuran peneliti, buku Insecurity Is My Middle
Name sendiri mendapat review yang cukup bagus dari pembaca.
Berdasarkan web goodreads.com, buku tersebut mendapat
95

rating 4,28. Berikut beberapa review yang terdapat di


goodreads.com dan wawancara pembaca:
1. Dennisa
Menurut Dennisa dalam review yang ditulisnya di web
goodreads.com, Ia mengaku bahwa buku Insecurity Is My
Middle Name sangat pas dengan kehidupannya yang
dipenuhi dengan perasaan insecure. Meskipun motivasi yang
ada dalam buku tersebut sering ditemui di media sosial,
tetapi Ia tetap menyukai buku Insecurity Is My Middle Name
dan merekomendasikannya kepada orang lain.
“Buku ini relate banget sih sama kehidupan aku yang
selalu dipenuhi dengan rasa insecure. Isinya sederhana
dan menurut aku umum banget, motivasinya sering kita
temuin di kehidupan sehari-hari (video motivasi, konten
motivasi di media sosial, dll.) Meski begitu, buku ini
tetap bermakna banget buat aku. Recommended banget
buat yang lagi insecure-insecurenya dan nggak tahu
ingin melampiaskannya bagaimana.”128
2. Bayu
Bayu menyatakan bahwa saat membaca buku Insecurity Is
My Middle Name, Ia sedang merasa insecure dalam banyak
hal. Ia merasa beruntung menemukan buku tersebut yang
dapat menenangkan perasaan yang Ia rasakan. Menurutnya,
isi buku Insecurity Is My Middle Name sejalan dengan
perasaan insecure yang Ia miliki dan membuatnya melihat
perasaan insecure dengan sudut pandang yang berbeda.

128
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/reviews diakses
pada 2 Juni 2022 pukul 18.45.
96

“Disaat aku ngerasa jatuh-jatuhnya, insecure dalam


banyak hal, aku merasa sangat beruntung bisa bertemu
dengan buku ini. Buku self-healing yang cukup
menenangkan. Ngerasa relate banget di tiap bab nya,
terutama di insecurity point pertama dan ketiga.
Lumayan membantu aku, yg sedang insecure ini untuk
melihat insecurity dari sudut pandang yang berbeda dan
bagaimana cara menyikapinya.”129
3. Isna Maulida Jayanti
Membaca buku Insecurity Is My Middle Name tidak selalu
diawali dengan perasaan insecure. Seperti dalam kasus Isna
Maulida, Ia mengaku sedang baik-baik saja dan tidak merasa
insecure sama sekali. Tetapi saat membaca buku tersebut, Ia
menyadari banyak hal yang dapat disyukuri dalam hidupnya.
Mengenai pesan islami yang terdapat dalam buku, Ia
mengaku bahwa pesan tersebut menjadikan perasaannya
lebih tenang dan membuatnya tersadar bahwa terdapat hal
yang harus Ia raih di luar dunia ini, yakni akhirat.
“Ketika membaca buku Insecurity is My Middle Name,
mentalku saat itu sedang tidak dihadapkan dengan rasa
insecure. Saya sedang biasa saja. Tetapi ketika sedang
membaca buku tersebut semakin menyadarkanku
mengenai banyak hal yang perlu disyukuri dan
diusahakan. Setelah membaca buku Insecurity is My
Middle Name saya merasa tahu apa yang akan dan harus
saya lakukan ketika rasa insecure itu nantinya muncul di
hidup saya lagi. Mengenai pesan islami yang terdapat
dalam buku tersebut menenangkan. Karena sejatinya,
ketika seseorang insecure, dia perlu kembali dan
mendekat kepada sang pencipta. Menurut saya dengan
adanya pesan dari Quran dan Hadis mengindikasikan

129
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/reviews diakses
pada 2 Juni 2022 pukul 19.11.
97

bahwa kita harus tahu, ada hal di luar dunia yang dapat
kita raih, yaitu akhirat, dan akhirat itu abadi.”130
4. Pemi Ariana Nisfatul Hasanah
Pemi Ariana adalah salah satu pembaca yang sedang
merasakan insecure hingga Ia memutuskan untuk membaca
buku Insecurity Is My Middle Name. Ia mengaku bahwa
perasaan insecure yang Ia rasakan berawal dari perasaan
tidak nyaman saat melihat pencapaian teman sebayanya dan
yang Ia lihat di media sosial. Saat membaca buku Insecurity
Is My Middle Name, Ia mendapatkan perspektif baru terkait
berdamai dengan perasaan insecure. Ia berpendapat bahwa
bahasa santai yang digunakan Alvi syahrin sangat nyaman
dan menciptakan suasana yang akrab seperti sedang
berbincang langsung dengan pembaca.
“Sebelum membaca, aku benar-benar lelah dengan
perasaan tidak nyaman ketika melihat pencapaian orang
lain. aku selalu bertanya kepada diriku kenapa aku tidak
melaju secepat mereka, kenapa aku tidak bisa seperti
mereka, aku terus bertanya kepada diriku hal yang sama
berulang kali dan aku nggak nyaman dengan itu. Ketika
aku membuka lembar demi lembar buku itu, aku dapat
banyak perspektif baru. saya merasakan ketika saya
insecure saya tidak punya opsi lain terhadap sebuah
peristiwa yang sedang di potret oleh pikiran saya. Kak
Alvi benar-benar nyaman dalam menyampaikan
pesannya, rasanya seperti diajak ngobrol, perasaan tidak
nyaman saya berangsur angsur membaik. Sesudah
membaca, perasaan saya mulai berangsur membaik,
insecure saya tidak semenakutkan sebelumnya, saya
merasa lebih nyaman dan dapat mengendalikan insecure

130
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022 melalui
aplikasi Telegram.
98

saya. Buku ini sangat membantu, hal tersebut


mengingatkan saya bahwa bila tidak ada seorangpun
yang menarik tangan saya, saya masih punya Tuhan
yang akan selalu ada sama saya, saya menjadi lebih kuat
karena itu.”131
Dalam buku Insecurity Is My Middle Name, konteks
sosial yang melatarbelakanginya adalah insecurity remaja atau
dewasa muda yang sering terlontar dalam komentar atau
kegiatan bersosial media lainnya. Insecurity muncul saat
melihat pencapaian orang lain terutama di era media sosial yang
memungkinkan melihat kehidupan orang lain.
Setelah melihat review dan mewawancarai beberapa
pembaca, mereka sadar bahwa perasaan insecure tidak selalu
buruk. Buku tersebut membuat mereka melihat perasaan
insecure dengan sudut pandang yang berbeda, menjadikannya
sebagai motivasi untuk mengembangkan diri. Mereka mulai
sadar untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain dan
lebih baik meningkatkan kualitas diri sendiri.132
Adapun pandangan pembaca mengenai pesan islami yang
digunakan penulis untuk mengatasi perasaan insecure, bahwa
pesan-pesan tersebut menenangkan hati133 dan mengingatkan
pembaca untuk bersabar, berikhtiar, dan kembali kepada Allah

131
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
132
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
133
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022 melalui
aplikasi Telegram.
99

SWT. 134 Mengingat bahwa terdapat entitas yang lebih baik dan
lebih kekal.
Dengan demikian, wacana yang berkembang di
masyarakat sesuai dengan wacana yang ingin dibangun oleh
penulis. Penulis mengkonstruksi wacana untuk mengubah
pandangan pembaca bahwa perasaan insecure tidak selalu
buruk. Insecurity dapat menjadi motivasi untuk
mengembangkan diri jika disikapi dengan baik.

134
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/reviews diakses
pada 2 Juni 2022 pukul 20.39.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Konstruksi Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam


Buku Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level
Teks
Dari penelitian yang telah dilakukan, wacana pada buku
Insecurity Is My Middle Name menerangkan bahwa perasaan
insecure tidak selalu berdampak buruk. Insecurity adalah
perasaan tidak aman di mana individu merasa gelisah, tidak
percaya diri (inferiority), cemas (anxiety) dan takut yang dipicu
oleh rasa tidak puas dan tidak yakin atas kapasitas diri.135
Namun demikian, penulis berpendapat bahwa perasaan cemas
tersebut dapat diubah sebagai motivasi untuk bergerak. Dengan
menyadari perasaan insecure yang dimiliki, maka akan semakin
mudah bagi individu untuk mengenali dirinya.
Dengan mengenali dan mengetahui setiap kekurangan
dan kelebihan diri secara objektif, seorang individu akan lebih
mudah untuk melakukan penerimaan diri (self-acceptance).
Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap yang
memandang diri sendiri dengan apa adanya dengan disertai rasa
senang dan bangga serta terus mengusahakan yang terbaik
untuk kemajuan diri. Chaplin menuliskan dalam kamus
psikologi karyanya, bahwa kesadaran diri akan segala kelebihan

135
Mu‘awiyyah, “Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini”, Aṣ-
ṣibyān, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2 No 1, Januari - Juni 2017, h.
47-58.

100
101

dan kekurangan diri haruslah seimbang dan diusahakan untuk


saling melengkapi satu sama lain, sehingga dapat
menumbuhkan kepribadian yang sehat.136
Penulis ingin mengajak pembaca untuk melihat
insecurity dengan perspektif yang berbeda dan menurut
Abraham Maslow, individu yang mengalami insecurity akan
berusaha mendapatkan perasaan secure atau aman kembali
dengan berbagai cara.137 Dengan mengangkat beberapa sub-
tema yang merupakan perasaan insecure yang dirasakan oleh
sebagian besar individu, penulis mengajak pembaca untuk
belajar mengenali dan menerima perasaan insecure tersebut.
Dengan bahasa yang santai dan seolah sedang mengobrol
dengan pembaca, penulis menyampaikan wacana yang juga
berdasarkan dengan pengalamannya.
Menurut Van Dijk dalam Eriyanto, tata aturan umum
(macrorule) teks merupakan sebuah koherensi global dari
bagian-bagian dalam teks sampai terbentuk suatu titik gagasan
umum. Topik dalam teks didukung oleh sub-topik yang
membentuk gagasan umum yang ingin dituju.138
Secara umum, tema yang terkandung dalam buku
Insecurity Is My Middle Name adalah mengatasi perasaan
insecure dengan menerima dan berdamai dengannya. Namun

136
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 250.
137
Maslow, A. H. (1942), “The Dynamics of Psychological Security-
Insecurity”, Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467-
138
Eriyanto. Analisis wacana: pengantar analisis teks media.
(Yogyakarta : LKiS Yogyakarta, 2001). h. 230.
102

tema tersebut juga didukung oleh beberapa sub-tema sebagai


berikut:
1. Insecurity I: fisik yang kurang menarik. Penampilan dan fisik
yang kurang menarik dapat memicu rasa tidak percaya diri
dan insecurity. Jika menurut pada Melanie Greenberg dalam
Psychology Today139, perasaan tersebut termasuk dalam lack
of confidence because of social anxiety atau kurang percaya
diri karena kecemasan sosial. Di dalam masyarakat atau
lingkungan pekerjaan, memang tidak jarang terjadi beauty
privilege, yakni istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keberuntungan bagi yang rupawan. Konsep
beauty privilege menciptakan pandangan bahwa mereka
yang dipandang rupawan juga dipandang lebih sehat, lebih
pintar, lebih layak mendapat kesempatan, dan perlakuan
secara khusus tanpa melihat diri mereka secara keseluruhan.
Namun pandangan mengenai beauty privilege tersebut dapat
dihilangkan dengan mengubah cara persepsi diri mengenai
kecantikan dan daya tarik. Tidak hanya rupa, potensi diri dan
bakat dapat menjadi daya tarik tersendiri. Untuk mengatasi
perasaan insecure karena fisik yang kurang rupawan, penulis
menyampaikan berbagai detil dan maksud yang bertujuan
untuk mengubah opini pembaca bahwa fisik yang rupawan
bukanlah satu-satunya daya tarik yang ada. Terdapat begitu
banyak potensi diri yang jika diasah dan ditonjolkan dapat
menjadi daya tarik tersendiri seperti menjadi orang

139
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021
103

yangberpendidikan, memiliki kemampuan tertentu yang


bermanfaat, menjadi seseorang yang berbakat, menjadi
orang yang baik hatinya dan menginspirasi orang lain. Tidak
hanya itu, penulis juga menambahkan metafora untuk
mendukung pendapatnya berupa hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim

‫إن هللا َل ينظر إىل صوركم وأموالكم ولكن ينظر إىل قلوبكم وأعمالكم‬
"Sesungguhnya, Allah tidak melihat pada bentuk
rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah
melihat pada hati dan amalan kalian." (HR. Muslim
No. 2564)
Pada dasarnya, Allah tidaklah melihat fisik dan rupa
hambanya, melainkan melihat hati dan amal ibadah yang
mencerminkan ketaatannya kepada Allah. Dengan tulisan
tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menerima fisik
yang telah dianugerahkan Allah dan menggali potensi diri
bahkan lebih baik lagi jika pembaca lebih mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta.
2. Insecurity II: masa depan yang buram. Perasaan insecure
yang disebabkan oleh kecemasan terhadap masa depan
merupakan kecemasan dalam tingkat kognitif yang dapat
mengarah pada penurunan harapan terhadap hasil positif
terhadap tindakannya sehingga dapat mengurangi
keberhasilan.140 Sarason dan Davison menyatakan bahwa
perasaan cemas merupakan bagian dari tiap pribadi manusia

140
Zaleski Z, Future anxiety; concept, measurement and preliminary
research. Personality and Individual differences, (Elsevier, 1996), 165-174.
104

terutama pada individu dihadapkan pada situasi yang tidak


jelas dan tidak menentu.141 Sejalan dengan teori self efficacy,
yakni keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk
menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan. Menurut
Bandura dalam teori sosial kognitif, rendahnya efikasi diri
akan menyebabkan meningkatnya kecemasan dan perilaku
menghindar. Individu akan menghindari aktivitas-aktivitas
yang dapat memperburuk keadaan karena merasa tidak
mempunyai kemampuan untuk mengelola aspek-aspek yang
berisiko. Jika hal tersebut semakin berlarut, maka kecemasan
dan insecurity hanya akan menjadi penghambat jika individu
tidak melakukan sesuatu untuk menghilangkannya. Terlebih
lagi, memang tidak ada yang tahu masa depan dan umur
seseorang, maka hal yang terbaik yang dapat dilakukan
adalah terus melakukan hal baik dan mendekatkan diri
kepada Allah. Penulis memberikan saran kepada pembaca
untuk melakukan berbagai hal dengan baik dengan dengan
tujuan akhirat. Mempersiapkan diri untuk kehidupan yang
lebih kekal merupakan cara yang terbaik yang dapat
dilakukan saat ini, terlebih Rasulullah telah bersabda,

،ٌ‫هي راغمة‬ ِِ ِ
َ ‫اّللُ غناهُ يف قلبه ومج َع لَه مشلَهُ وأتتهُ الدُّنيا َو‬
‫جعل ا‬
َ ُ‫من كانت اآلخرةُ ََهاه‬

141
J. S. Nevid, S. A. Rathus, Psikologi Abnormal, Jilid 1 Edisi
Kelima, terj. Tim Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia. (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 163.
105

‫من الدُّنيا‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ ومل أيته‬، ُ‫بي عينيه وفار َق عليه مشلَه‬
َ ُ‫فقره‬
َ ُ‫اّلل‬
‫جعل ا‬
َ ُ‫ومن كانت الدُّنيا َهاه‬
ِ
ُ‫اإَل ما قُ ٰد َر لَه‬
"Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka
Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,
dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut
ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang
siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusan
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu
Majah No. 4105)
3. Insecurity III: Jauh tertinggal dari teman-temanku. Dalam
hidup, tidak jarang kita merasa sedang berkompetisi dengan
orang lain, merasa harus segera mendapatkan hasil dari yang
telah diusahakan. Hal tersebut masuk ke dalam kategori
insecurity yang disebabkan oleh kegagalan. Menurut
Melanie Greenberg dalam Psychology Today142, insecurity
based on recent failure or rejection atau insecure yang
disebabkan oleh kegagalan yang baru saja terjadi atau
penolakan. Menurutnya, peristiwa yang baru saja terjadi
berpengaruh besar terhadap suasana hati dan cara pandang
terhadap diri sendiri. Kegagalan dalam memenangkan
kompetisi dengan orang lain merupakan hal yang biasa
terjadi karena setiap manusia memiliki kelebihan dan

142
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
106

kekurangannya masing-masing. Tidak semua hal yang


diusahakan hari ini harus mendapatkan balasannya secara
langsung. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Adh-
Dhuha ayat 5
‫ف يُ ْع ِطيْكَ َربُّكَ فَت َْرضٰ ى‬ َ َ‫َول‬
َ ‫س ْو‬
"Dan, sungguh, kelak, Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi
puas."143 (Adh-Dhuha: 5)
Sabar memiliki manfaat dan peran dalam berusaha hingga
Allah mencukupkan nikmat yang merupakan hasil dari usaha
tersebut.
4. Insecurity IV: I hate myself. Tidak maksimal dalam berusaha
dapat menyebabkan kebencian terhadap diri sendiri. Hal
tersebut juga dapat disebabkan oleh insecurity driven by
perfectionism atau insecurity yang didorong oleh
perfeksionisme. Beberapa orang memiliki standar yang
sangat tinggi untuk semua hal yang dilakukannya.
Sayangnya hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan yang
diinginkan, ada beberapa bagian yang berjalan di luar
kendali diri. Jika ketidak sempurnaan terus menimbulkan
kekecewaan dan menyalahkan diri sendiri maka hal tersebut
akan memunculkan perasaan insecure dan tidak berharga.144

ۗ ‫وة الدُّنْيَا ەۙ لِنَ ْفتِنَ ُه ْم فِْي ِه‬


ِ ‫اْل هي‬ ِ ‫ك اِ هىل ما متاعنَا بِٓه اَْزو‬
َْ ‫اجا ٰمْن ُه ْم َزْهَرَة‬
ًَ ْ َ َ َ ‫َوََل َتَُاد ان َعْي نَ ْي‬

143
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 182
144
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity
and How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober
2021.
107

َ ِٰ‫َوِرْز ُق َرب‬
‫ك َخ ْْيٌ اواَبْ هقى‬
"Dan, janganlah kamu tujukan kedua matamu
kepada kenikmatan yang telah Kami berikan
kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai
bunga kehidupan di dunia untuk Kami uji mereka
dengannya. Dan karunia Rabb-mu lebih baik dan
lebih kekal." (QS. Thaha: 131)
Ayat tersebut mengingatkan kita agar tidak merasa iri
dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain karena nikmat
dunia juga merupakan sebuah ujian. Kita tidak perlu sampai
membenci dan menyalahkan diri sendiri yang tidak
mendapatkan kenikmatan tersebut karena karunia Allah
lebih baik dan lebih kekal.
5. Insecurity V: Berdamai dengan insecurity. Perasaan insecure
tidak selalu buruk jika ditanggapi dengan aksi untuk
memperbaiki diri. Hal itu sejalan dengan pernyataan
Abraham Maslow bahwa individu yang mengalami
insecurity akan berusaha mendapatkan perasaan secure atau
aman kembali dengan berbagai cara.145 Pada bab ini penulis
mengajak pembaca mengambil sisi positif dari perasaan
insecure, insecurity merupakan perasaan yang normal
dialami oleh semua orang asalkan tidak berlebihan dan
menjadikannya motivasi penggerak agar menjadi pribadi
yang lebih baik. Seseorang akan menggunakan potensi
dirinya secara maksimal jika kepercayaan diri yang

145
Maslow, A. H. (1942), “The Dynamics of Psychological Security-
Insecurity”, Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467-
108

dimilikinya mendukung. Kepercayaan diri bergantung pada


penerimaan diri (self-acceptance). Penerimaan diri dapat
diartikan sebagai suatu sikap yang memandang diri sendiri
dengan apa adanya dengan disertai rasa senang dan bangga
serta terus mengusahakan yang terbaik untuk kemajuan diri.

B. Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku


Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Kognisi
Sosial
Analisis kognisi sosial dilakukan dengan wawancara
terhadap penulis, Alvi Syahrin, dan melakukan penelusuran
terhadap berita atau pustaka yang mendukung untuk
menemukan model penilaian penulis terhadap peristiwa yang
dialami. Van Dijk mengungkapkan bahwa penilaian tersebut
dapat ditemukan dengan menggambarkan model penulis teks.
Dari temuan penelitian dan penjabaran skema yang telah
dilakukan, peneliti menemukan bahwa penulis adalah seseorang
yang idealis dan religius atau berprinsip pada agama. Karakter
dan prinsip tersebut yang mempengaruhi setiap tindakannya,
baik itu disadari ataupun tidak.

،ٌ‫هي راغمة‬ ِِ ِ
َ ‫اّللُ غناهُ يف قلبه ومج َع لَه مشلَهُ وأتتهُ الدُّنيا َو‬
‫جعل ا‬
َ ُ‫من كانت اآلخرةُ ََهاه‬
‫من الدُّنيا‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ ومل أيته‬، ُ‫بي عينيه وفار َق عليه مشلَه‬
َ ُ‫فقره‬
َ ُ‫اّلل‬
‫جعل ا‬
َ ُ‫ومن كانت الدُّنيا َهاه‬
ِ
ُ‫اإَل ما قُ ٰد َر لَه‬
"Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka
Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
109

menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,


dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut
ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang
siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusan
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina." (HR. Ibnu
Majah No. 4105)
Sesuai dengan prinsipnya, penulis berusaha untuk memegang
teguh prinsipnya dengan memprioritaskan agama dan ibadah
daripada dunia yang hanya sementara. Dari jawaban yang
diunggahnya pada platform Quora,146 Ia terlihat sangat berhati-
hati dalam memilih pekerjaan yang tidak menghalanginya
dalam menjalankan ibadah. Hingga saat menjadi penulis pun, Ia
tetap menyampaikan pesan-pesan dakwah yang mengajak
pembaca untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Ia pun yakin bahwa ada beberapa hal dalam hidup tidak ada
solusi lain selain mendekatkan diri kepada Allah.147
Menurut Eriyanto, nilai-nilai atau kepercayaan sebagai
anggota atau komunitas masyarakat dapat mempengaruhi
pemikiran dan penafsiran. Dalam hal ini kepercayaan yang
dianut oleh penulis adalah agama Islam. Ini dapat terlihat dari
detil-detil yang disampaikan oleh penulis yang mengajak
pembaca untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
memperbaiki ibadah, memperbanyak dzikir, mengingat Allah,

146
https://id.quora.com/profile/Alvi-Syahrin/answers diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 19.24.
147
Hasil wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021
melalui aplikasi WhatsApp.
110

mengingat kematian, dan berbuat kebaikan yang diniatkan


untuk Allah.
Makna teks diberikan oleh pemakai bahasa atau lebih
tepatnya kesadaran mental dari pemakai bahasa. Setiap teks
pada dasarnya diproduksi berdasarkan kesadaran, pengetahuan,
prasangka, dan pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.
Sebelum menjalani kehidupan yang sesuai dengan impiannya,
penulis berkarier selama sepuluh tahun di perusahaan start-
up.148 Tentunya butuh keberanian untuk mencoba hal baru dan
melepas apa yang telah dibangunnya selama satu dekade. Saat
ini, Alvi Syahrin tengah menjalani kesibukan sebagai penulis
dan menjalankan penerbitan yang dibangun olehnya dan
rekannya. Sebagai penulis, tak jarang Ia merasa insecure
dengan tulisannya, termasuk saat menulis buku Insecurity Is My
Middle Name. Insecurity tersebut tidak menjadi penghalang
baginya, Ia merasa bersyukur dan beranggapan bahwa perasaan
insecure tersebut merupakan suatu kelebihan karena dengan
begitu Ia tidak hanya menyatakan kata-kata motivasi belaka,
melainkan juga hasil dari pengalaman secara nyata.149
Dimulai dari rasa simpati dan empati yang dirasakan
oleh penulis saat melihat beberapa komentar di media sosial,
penulis akhirnya mendapatkan ide untuk menulis buku
Insecurity Is My Middle Name yang diharapkannya dapat

148
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
149
Hasil wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021
melalui aplikasi WhatsApp.
111

memberikan sedikit petunjuk dan menjadi teman untuk


pembaca.150

C. Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku


Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Konteks
Sosial
Analisis konteks sosial meneliti wacana yang sedang
berkembang di masyarakat pada konteks terbentuknya sebuah
wacana dalam masyarakat, bagaimana masyarakat
memproduksi dan mengkonstruksi sebuah wacana. Konteks
sosial mempengaruhi pemakaian bahasa dan terbentuknya
sebuah wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi
sosial yang terjadi pada saat itu. Kata insecure sendiri sering
kali disisipkan dalam kosakata anak muda dalam kehidupan
sehari-sehari. Insecure mengandung makna tidak aman, merasa
tidak mampu dan tidak percaya diri.
Saat membaca buku Insecurity Is My Middle Name,
setiap pembaca pasti memiliki latar dan interpretasi masing-
masing atas wacana yang dibangun oleh penulis. Setelah
melakukan analisis data temuan, berikut pembahasan mengenai
konstruksi wacana pada level konteks sosial:
1. Pemi Ariana Nisfatul Hasanah
Pemi Ariana adalah salah satu pembaca yang
memutuskan untuk membeli dan membaca buku Insecurity

150
Hasil wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021
melalui aplikasi WhatsApp.
112

Is My Middle Name karena perasaan insecure yang


dimilikinya. Ia mengaku bahwa saat perasaan insecure itu
timbul saat Ia merasa kurang nyaman melihat kehidupan
teman-temannya di media sosial seperti memenangkan
kejuaraan, memiliki pekerjaan saat sedang di bangku kuliah,
dan memiliki penghasilan sendiri.151 Di era perkembangan
teknologi saat ini, media sosial telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari dari
hampir semua orang di berbagai kalangan usia. Media sosial
telah menjadi ruang dimana kita membentuk dan
membangun hubungan, membentuk identitas diri,
mengekspresikan diri, dan belajar tentang dunia di sekitar
kita. Namun perlu diingat bahwa seperti halnya teknologi
pada umumnya, penggunaan media sosial tentunya memiliki
pengaruh baik dan buruk pada berbagai aspek kehidupan
penggunanya, terutama pada kesehatan mental pengguna.152
Banyak peneliti sepakat bahwa penggunaan media sosial
berhubungan dengan depresi. Penelitian Shensa, Escobar-
Vieram Sidani, Bowman, Marshal, dan Primack yang
dilakukan pada tahun 2017 menemukan bahwa ada kaitan
erat antara masalah dalam penggunaan media sosial dengan
gejala-gejala depresi. Permasalahan penggunaan media

151
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
152
Heri Hermansyah, “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi
Kesehatan Mental Anak Remaja”, National Nursing Conference: The
Sustainable Innovation In Nursing Education And Practice,
https://doi.org/10.34305/nnc.v1i1.116, h.10.
113

sosial diantaranya adalah cyberbullying, perasaan khawatir


yang timbul akibat kecanduan menggunakannya, dan adanya
kecemburuan terhadap kehidupan orang lain yang terlihat
berbeda di media sosial.153
Berdasarkan hasil wawancara, Pemi menyatakan
bahwa hal yang membuat merasa insecure adalah
pencapaian hidup orang lain dan fisik yang Ia miliki. Jika
menurut pada Melanie Greenberg dalam Psychology
Today,154 perasaan insecure tersebut termasuk dalam lack of
confidence because of social anxiety atau kurangnya percaya
diri karena kecemasan sosial. Saat melihat kelebihan yang
dimiliki orang lain, timbul perasaan kurang nyaman dan
cemas karena merasa diri sendiri lebih rendah dari orang
lain. Hal tersebut juga akan mempengaruhi efikasi diri
karena menurut Tafarodi dan Swann, self-efficacy terkait
dengan sejumlah aspek konsep diri termasuk pengendalian
diri serta menghubungkan diri dengan kemampuan yang
dirasakan dan harga diri.155 Kurang percaya diri berarti
merasa bahwa kemampuan yang dimiliki tidak cukup untuk
melakukan suatu hal yang dikehendaki.

153
Asma Abidah Al-Aziz, “Hubungan Antara Intensitas Penggunaan
Media Sosial dan Tingkat Depresi pada Mahasiswa”, Acta Psychologia, Vol.
2 No. 2 (2020), h. 92.
154
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
155
Rohmad Efendi, “Self Efficacy: Studi Indegenous Pada Guru
Bersuku Jawa”, Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 2 No. 2,
(2013), hal. 62.
114

Tidak hanya itu, Pemi mengaku saat ini sedang


berada dalam fase toxic productivity, di mana Ia memiliki
keinginan yang tidak sehat untuk terus menjadi produktif
setiap harinya. Hal tersebut membuatnya merasa bahwa
usahanya tidak membuahkan hasil secepat yang
diinginkannya. Hal tersebut dapat masuk ke dalam kategori
insecurity driven by perfectionism atau insecurity yang
didorong oleh perfeksionisme.156 Beberapa orang memiliki
standar yang tinggi untuk suatu hal yang dilakukannya,
sayangnya tidak semua hal berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, ada beberapa hal yang berjalan di luar kendali
diri. Untuk meredakan perasaan yang dirasakannya tersebut,
Pemi mengingat pernyataan yang dituliskan oleh penulis
bahwa tidak semua hal yang diperjuangkan hari ini harus
mendapatkan balasan secara langsung. Bahkan bibit pohon
yang disiram hari ini membutuhkan waktu untuk tumbuh.
Tidak semua hikmah harus diketahui hari ini. Pohon kurma
membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk berbuah,
bahkan membutuhkan waktu lebih dari tujuh tahun untuk
dapat dipanen. Tetapi lamanya proses pohon kurma
bertumbuh tidak menjadikannya tumbuhan yang sia-sia.
Pohon kurma merupakan pohon yang dapat bertahan hidup
selama 150 tahun, dan manfaat buahnya yang yang begitu
luar biasa. Hal-hal baik membutuhkan waktu yang tidak

156
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
115

dapat dicapai dengan rasa malas. Bersabar dalam berusaha


merupakan hal yang harus dilakukan.

‫ك فََ َْتض ۗهى‬ َ ‫ف يُ ْع ِطْي‬


َ ُّ‫ك َرب‬ َ ‫َولَ َس ْو‬
"Dan, sungguh, kelak, Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi
puas."157 (Adh-Dhuha: 5)
Dalam tafsir Al-Jalalain disebutkan bahwa kelak Rabbmu
pasti memberimu kebaikan-kebaikan yang berlimpah ruah di
akhirat lalu kamu akan menjadi puas dengan pemberian
itu.158 Dari ayat tersebut, kita mengetahui bahwa tidak semua
hal yang kita tanam di dunia akan mendapatkan balasannya
di dunia pula. Mungkin Allah akan memberikan hasil yang
lebih baik dan lebih kekal di akhirat.
Pesan-pesan islami yang disampaikan oleh penulis
membuat Pemi semakin yakin untuk tidak terlalu merasa
cemas karena Allah menyayanginya. Ia sadar bahwa jika
tidak ada seorang pun yang dapat menemaninya dalam
keadaan sulit, Ia masih memiliki Allah yang akan selalu
berada disampingnya.159

ۚ ِ
ٰ‫…ََل ََْتَز ْن ا ان ه‬
‫اّللَ َم َعنَا‬

157
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 182
158
https://kumparan.com diakses pada 23 Juni pukul 14.21.
159
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
116

“...Jangan engkau bersedih, sesungguhnya


Allah bersama kita.” (At-Taubah: 40)
Potongan ayat At-Taubah di atas mengingatkan kita
bahwa Allah selalu bersama hambanya, oleh sebab itu kita
tidak perlu khawatir dan bersedih terhadap apa yang terjadi
di dunia.
Hal yang dapat diinterpretasikan oleh Pemi dari
konstruksi wacana yang dibangun oleh penulis dalam buku
Insecurity Is My Middle Name adalah tidak perlu
membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Pada
postingan media sosial atau kesempatan pertemuan lainnya,
hidup orang lain akan terlihat lebih baik, karena kita tidak
benar-benar tahu perjuangan dari orang tesebut, tapi
daripada sibuk melihat kehidupan orang lain, lebih baik
memperbaiki dan mengambangkan diri sendiri agar lebih
baik dan bermanfaat. Bahasa santai penulis yang
menggambarkan situasi pribadi dan akrab juga
terinterpretasikan dengan tepat oleh pembaca. Pemi merasa
sedang diajak berbincang langsung oleh penulis dan
membuatnya seperti memiliki teman yang mendengarkan
ceritanya dan memberi masukan untuk mengatasi perasaan
insecure yang Ia rasakan.
2. Isna Maulida Jayanti
Jika sebagian besar pembaca membaca buku
Insecurity Is My Middle Name karena sedang merasakan
perasaan insecure dan berusaha untuk mengatasinya, maka
berbeda dengan Isna Maulida Jayanti. Ia mengaku sedang
117

dalam keadaan baik-baik saja dan tidak merasakan


insecurity. Ia memutuskan untuk membeli dan membaca
buku Insecurity Is Middle Name karena merasa tertarik
dengan pernyataan-pernyataan penulis yang sering Ia lihat di
media sosial.160
Sebelum membaca buku tersebut, Ia berhasil
mendapatkan kembali perasaan secure atau aman dengan
caranya sendiri. Meskipun demikian, hal yang biasa
membuat Ia insecure adalah fisik, kecerdasan dan
keberuntungan yang dimiliki oleh orang lain. Tidak berbeda
dengan Pemi, insecurity yang dirasakan oleh Isna termasuk
dalam lack of confidence because of social anxiety atau
kurangnya percaya diri karena kecemasan sosial. Saat
melihat kelebihan yang dimiliki orang lain, timbul perasaan
kurang nyaman dan cemas karena merasa diri sendiri lebih
rendah dari orang lain.161
Saat membaca buku Insecurity Is My Middle Name,
Ia sadar bahwa banyak hal yang ada di hidupnya yang patut
Ia syukuri dan usahakan. Ia juga mengaku mendapatkan
pengetahuan baru untuk mengatasi perasaan insecure jika
perasaan tersebut Ia rasakan kembali.162

160
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022
melalui aplikasi Telegram.
161
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
162
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022
melalui aplikasi Telegram.
118

Jika melihat pada pengalamannya membaca buku


Insecurity Is My Middle Name, Isna memiliki efikasi diri
yang cukup tinggi. Efikasi diri adalah keyakinan individu
terhadap kemampuan diri dalam mengendalikan kejadian
yang mempengaruhi kehidupannya. Menurut Bandura, self-
efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,
dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di
seluruh kegiatan.163 Isna merasa telah mengetahui cara untuk
mengatasi perasaan insecure, sehingga jika perasaan tersebut
Ia rasakan kembali Ia yakin akan bisa mengatasinya.
Mengenai pesan islami yang ada dalam buku
Insecurity Is My Middle Name, Isna mengaku merasa tenang
saat membacanya. Menurutnya, seseorang yang merasa
insecure harus mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini juga
sesuai dengan pernyataan penulis dalam wawancara yang
telah dilakukan bahwa terkadang dalam hidup terdapat
masalah yang tidak bisa diselesaikan kecuali dengan
mendekatkan diri dan berpasrah kepada Allah SWT. 164
Pesan Islami yang digunakan oleh penulis mengindikasikan
bahwa pembaca harus tahu bahwa terdapat hal di luar

163
Rohmad Efendi, “Self Efficacy: Studi Indegenous Pada Guru
Bersuku Jawa”, Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 2 No. 2,
(2013), hal. 62.
164
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
119

kehidupan dunia yang harus diraih, yakni kehidupan


akhirat.165

،ٌ‫هي راغمة‬ ِِ ِ
َ ‫اّللُ غناهُ يف قلبه ومج َع لَه مشلَهُ وأتتهُ الدُّنيا َو‬ َ ُ‫من كانت اآلخرةُ ََهاه‬
‫جعل ا‬

‫من الدُّنيا‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ ومل أيته‬، ُ‫بي عينيه وفار َق عليه مشلَه‬
َ ُ‫فقره‬
َ ُ‫اّلل‬
‫جعل ا‬
َ ُ‫ومن كانت الدُّنيا َهاه‬
ِ
ُ‫اإَل ما قُ ٰد َر لَه‬
"Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka
Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,
dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut
ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang
siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusan
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu
Majah No. 4105)
Dari hadis tersebut, wacana yang diyakini oleh Isna
adalah terhadap kehidupan lain yang harus kita raih yakni
kehidupan akhirat. Dengan begitu, cara yang dapat
diusahakan untuk meraih akhirat adalah dengan
memperbaiki ibadah dan selalu mengingat Allah SWT.
Secara keseluruhan, interpretasi yang didapatkan
oleh Isna setelah membaca buku Insecurity Is My Middle
Name adalah nilai diri tidak bergantung pada penilaian orang

165
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022
melalui aplikasi Telegram.
120

lain dan penilaian sosial. Harga diri tidak tergantung pada


validasi eksternal sehingga pembaca tidak perlu
membandingkan diri dengan orang lain.
Dari pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa wacana yang berkembang di sosial sesuai dengan wacana
yang dibangun oleh penulis. Para pembaca menyutujui
pernyataan penulis bahwa perasaan insecure dapat menjadi
motivasi untuk berkembang jika dikelola dengan baik.
Interpretasi yang dimiliki oleh pembaca pun hampir sama bahwa
kita tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain karena itu
adalah perbuatan yang tidak adil terhadap diri sendiri dan lebih
baik memperbaiki diri sendiri agar lebih baik dan bermanfaat.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis wacana model Teun A. Van
Dijk terhadap buku Insecurity Is My Middle Name maka peneliti
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada analisis wacana level teks, penulis menggunakan
bahasa yang santai seperti sedang berbincang langsung
dengan pembaca. Wacana yang dikonstruksi oleh penulis
berdasarkan analisis teks adalah menerima perasaan insecure
dengan menjadikannya sebuah motivasi untuk memperbaiki
diri. Perasaan insecure dapat dirasakan oleh siapapun dan hal
tersebut normal terjadi selama perasaan tersebut tidak
berlebihan. Penulis juga merekomendasikan pembaca agar
lebih mendekatkan diri kepada Allah serta memperbaiki
ibadahnya. Untuk menguatkan pendapatnya, penulis
menggunakan metafora pesan-pesan islami berupa
terjemahan ayat Al-Qur’an dan hadis.
2. Jika melihat dari level kognisi sosial, hal yang
mempengaruhi produksi teks adalah karakter penulis yang
idealis dan religius atau memegang prinsip agama dalam
kehidupannya. Tidak heran jika wacana dan metafora yang
digunakan oleh penulis merupakan pesan-pesan islami. Ia
berpendapat bahwa beberapa hal dalam hidup tidak ada
solusi lain selain mendekatkan diri kepada Allah. Penulisan
teks dimulai dari perasaan simpati dan empati penulis saat

121
122

melihat banyak orang yang merasakan perasaan insecurity


tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk
menghilangkannya. Selama menulis buku Insecurity Is My
Middle Name penulis juga merasakan insecurity terhadap
tulisannya, namun Ia berpendapat bahwa insecurity
bukanlah penghambat dan merupakan sebuah kelebihan.
Dengan perasaan yang Ia rasakan, penulis mengalami
pengalaman yang nyata bagaimana cara untuk berdamai
dengan perasaan insecure.
3. Sedangkan melihat dari level konteks sosial, Insecurity kerap
terjadi akibat pengaruh dari media sosial. Media sosial
memungkinkan pengguna untuk melihat kehidupan orang
lain yang terlihat berbeda dengan kehidupannya. Hal
tersebut dapat memicu kecemburuan dan perasaan insecure.
Seseorang yang mengalami perasaan insecure akan berusaha
untuk mendapatkan perasaan secure kembali dengan
berbagai cara, termasuk dengan membaca buku Insecurity Is
My Middle Name. Dengan wacana yang telah dikonstruksi
oleh penulis, pembaca menjadi tahu bagaimana cara untuk
mengatasi perasaan insecure yang dialaminya. Pembaca
cenderung menyetujui pernyataan penulis dan menyadari
bahwa Allah akan selalu ada untuk hamba-Nya sehingga
tidak perlu merasa cemas.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
123

a. Kepada Akademisi
Untuk peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang kajian
analisis wacana, dapat memperkaya riwayat penelitian
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan memperluas perspektif kritis
kajian analisis wacana.
b. Kepada Praktisi
Kepada penulis, diharapkan untuk mencantumkan pesan-
pesan islami di sinopsis buku agar lebih menunjukkan
identitas dan isi buku dan selalu menuangkan karya-
karyanya yang memadukan pengetahuan dunia dengan
pengetahuan agama yang dapat menginspirasi serta
menjadi tauladan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Aziz, Asma Abidah. 20202. Hubungan Antara Intensitas


Penggunaan Media Sosial dan Tingkat Depresi pada
Mahasiswa. Acta Psychologia, Vol. 2 No. 2: 92-107.
Badara, Aris. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode, dan
Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana.
Chaer, Abdul. (1989). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Deviyanthi, Ni Made Ferra Sarah dan Putu Nugrahaeni
Widiasavitri. (2016). Hubungan Antara Self-Efficacy
dengan Kecemasan Komunikasi dalam Mempresentasikan
Tugas di Depan Kelas. Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 3
No. 2: 342-353
Efendi, Rohmad. (2013). Self Efficacy: Studi Indegenous Pada
Guru Bersuku Jawa. Jurnal of Social and Industrial
Psychology, Vol. 2 No. 2: 61-67.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks
Media. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Greenberg, Melanie. 2015. The 3 Most Common Causes of
Insecurity and How to Beat Them. Diakses pada 6 Oktober
2021. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-
mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-
insecurity-and-how-beat-them.

124
125

Harahap, Nursapia. (2020). Penelitian Kualitatif. Medan: Wal


Ashri Publishing.
Hermansyah, Heri. 2020. “Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja”, National Nursing
Conference: The Sustainable Innovation In Nursing
Education And Practice,1
(1). https://doi.org/10.34305/nnc.v1i1.116
Maslow, Abraham. (1942). The Dynamics of Psychological
Security-Insecurity, Character & Personality; A Quarterly
for Psychodiagnostic & Allied Studies, 10 (04), 331-334.
Moleong, L. J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mu’awiyah. 2017. “Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini”.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini As-Subyan. Vol 2 No 1.
47-58
Nawawi, Hadari. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nevid, J. S dan S. A Rathus. 2003. Psikologi Abnormal, Jilid 1
Edisi Kelima, terj. Tim Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Parera, J. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Rustika, I Made. (2012). Efikasi Diri:Tinjauan Teori Albert
Bandura. Buletin Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Vol.
20 No. 1-2: 18-25
Salim, Agus. (2001). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
126

Samsu. (2017). Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian


Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research &
Development. Jambi: Pusaka.
Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. 2016. Dasar Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar
untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis
Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soehartono, I. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Syahrin, Alvi. 2021. Insecurity Is My Middle Name. Jakarta: Alvi
Ardhi Publishing.
Tarigan, Hery G. (1984). Pengajaran Sintaksis. Bandung:
Angkasa.
Tugas Yohana Putri Damayanti dkk. Penggunaan Aplikasi Tiktok
untuk Mempublikasi Karya Mencintai Ketidaksempurnaan
Diri melalui Kampanye Love Imperfections.
Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.
Zalesky, Z. 1996. Future anxiety; concept, measurement and
preliminary research. Personality and Individual
differences. 21 (2). 165-
174. https://doi.org/10.1016/0191-8869(96)00070-0.
127

Berita Untar. “Insecure: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan


Cara Mengatasinya”. 2020. juga dapat diakses pada
http://fp.untar.ac.id/fakultas/beritadetail/2679 .
Instagram Alvi Syahrin.
https://www.instagram.com/p/CY32MPpPCwR/ diakses
pada Rabu, 1 Juni 2022 pukul 15.55.
Kamus Merriam Webster. https://www.merriam-
webster.com/dictionary/good-looking diakses pada 16
April 2022 pukul 12.47
Review buku Insecurity Is My Middle Name.
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/review
s diakses pada 2 Juni 2022 pukul 18.45.
Quora Alvi Syahrin. https://id.quora.com/profile/Alvi-
Syahrin/answers diakses pada Rabu, 1 Juni 2022 pukul
19.24.
LAMPIRAN
Narasumber : Alvi Syahrin
Media : WhatsApp chat (voice note)
Tanggal : 10 Desember 2021

Peneliti : Apakah kak Alvi saat ini memiliki kesibukan


selain menjadi penulis?
Narasumber : Kesibukan aku selain menjadi penulis adalah
mengurusi bisnis AlviArdhi Publishing yakni perusahaan
penerbitan yang aku dan rekan aku bangun. Jadi kami cetak buku.
Ya semua berhubungan dengan buku, sih. Salah satunya contohnya
buku Insecurity is My Middle Name itu kami yang cetak, kami
yang atur strategi marketingnya, kami bikinin konten promosinya
dan lain sebagainya berhubungan sama relasi bisnis itu dan lain
sebagainya. Pokoknya selain menjadi penulis adalah berbisnis tapi
yang hubungannya sama profesi saya sebagai penulis
Peneliti : Kenapa kak Alvi mengangkat tema insecurity,
ada apa dengan insecurity?
Narasumber : Kenapa aku mengangkat tema insecurity karena
lately kamu juga merasa ngga sih banyak orang yang bahas
tentang ke-insecurity-an mereka, rasa insecure mereka. Entah
insecure karena fisik, insecure karena masa depan, dan kadang
mereka cuma bisa bikin konten atau melemparkan komen betapa
mereka insecure karena entah mereka nggak punya privilege, takut
sama masa depan mereka yang buram, nggak bisa skill ini itu dan
lain sebagainya. Jadi aku langsung ngerasa kayaknya butuh sebuah

128
129

buku deh kayak a little guidance for people yang ngerasa insecure,
dan makanya aku bikin buku ini. It’s a little guidance for people
who feel insecure, maka lahirlah buku Insecurity is My Middle
Name ini.
Peneliti : Apa tujuan menulis buku Insecurity is My Middle
ini?
Narasumber : Supaya semoga teman-teman yang merasa
insecure mereka bisa merasa dipahami rasa insecurity mereka,
mereka bisa merasa dipahami dan merasa kayak punya teman
untuk berbagi cerita karena buku ini sebenarnya kayak teman
ngobrol gitu yang ngasih masukan dan semoga mereka
menemukan masukan yang klik sama mereka, yang tepat sama
mereka yang bisa mereka praktekkan
Peneliti : Apa makna dari cover buku Insecurity is My
Middle?
Narasumber : Sebenarnya bisa diinterpretasikan masing-masing
sih. Aku punya interpretasi seperti ini mungkin seseorang yang lain
memiliki interpretasi ini, dan kamu mungkin juga punya
interpretasi ini (berbeda-beda). Kalau interpretasi dari aku adalah
kayak ya kita merasa insecure kita itu butuh waktu sama diri
sendiri dan lihat pemandangan hijau yang enak dilihat, danaunya,
dan langit biru yang luas. Ya just a little moment for self sih.
Peneliti : Dalam buku, kak Alvi menyisipkan beberapa
pesan-pesan Islami. Mengapa demikian?
Narasumber : Karena ada beberapa hal dalam hidup yang nggak
ada solusi lain selain mendekatkan diri kepada Allah, simplenya
seperti itu sih. Kayak mungkin kamu pernah di posisi kayak udah
130

nyoba ini itu dan lain sebagainya, dan nggak ada satupun yang bisa
bantu kamu selain ketika kamu kembali sama Allah. Berdoa lagi
sama Allah, mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri
untuk Allah. Itu sih alasannya, ya some solution ya hanya bisa
untuk kembali dengan Allah aja
Peneliti : Bagaimana harapan kak Alvi terhadap buku ini
dan terhadap pembaca?
Narasumber : Terhadap buku ini ya tentu aku berharap buku ini
bisa jadi buku yang laris dan alhamdulillah sekarang buku ini
termasuk buku-buku yang laris (best seller) dan aku juga sangat
berharap buku ini tuh bisa jadi buku yang sepanjang masa gitu lo,
yang terus ada karena yang namanya insecure kan selalu ada ya
mau berapapun usia kita, generasi kita berikutnya akan punya
insecurity dan aku berharap buku ini bisa menjadi teman untuk
generasi-generasi berikutnya. Dan terhadap pembaca ya aku
berharap mereka merasa terbantukan. Aku aware bahwa buku aku
bukan jawaban atas segala masalah mereka, mungkin buku ini
cuma bisa memberikan sedikit jawaban dan sedikit solusi dan
sedikit rasa nyaman aja tapi aku berharap itu bermanfaat untuk
mereka, bisa membuat mereka melangkah lagi lah, bisa membuat
mereka jadi tahu oh ketika gue insecure gue harus ini nih. Dan ya
di buku ini kan juga nggak kayak dikasih kata-kata doang tapi juga
dikasih caranya ini loh kalau kamu insecure karena ini,ini yang
bisa kamu lakukan, kalau insecure karena ini begini-begini, kayak
gitu.
Peneliti : Berapa lama proses menulis Buku Insecurity is My
Middle Name?
131

Narasumber : Kalau proses nulisnya aja tuh sekitar 3 sampai 4


bulan tapi kalau ditanya dari proses benar-benar dari nol ya dari
pengembangan ide dari nyari ide dan lain sebagainya 1-2 tahun lah
mikir-mikir nya konsepnya dan sebagainya jadi konsep sekitar 1
sampai 2 tahun penulisannya doang 3 sampai 4 bulan.
Peneliti : Apa kendala Kak Alvi dalam menulis Buku
Insecurity is My Middle Name?
Narasumber : Kendala aku dalam menulis buku Insecurity Is My
Middle Name adalah perasaan insecure, sih. Aku ngerasain
insecure kayak aduh ini tulisannya udah oke belum ya aduh
takutnya nih cuma kata-kata motivasi nggak ngasih apa-apa terus
jadi kayak insecure sama tulisan sendiri itu kendalanya tapi aku
juga bersyukur aku merasa insecure pas proses menulis buku ini
karena dengan begitu aku kan jadi punya pengalaman yang lebih
intens yang lebih dekat sehingga apa yang aku tuliskan ini juga
bisa jadi pengingat buat aku dan it helps me dan ternyata
alhamdulillah pas dibaca temen-temen pembaca ternyata
membantu juga. Kendalanya merasa insecure tapi itu sebenarnya
kekurangan yang jadi kelebihan tergantung perspektif kita
melihatnya.
Peneliti : Hal apa/motivasi apa yang membuat kak Alvin
semangat untuk melanjutkan menulis Buku Insecurity is My
Middle Name?
Narasumber : Salah satu motivasi aku bikin buku insecurity
adalah karena saat itu aku melihat banyak banget remaja dan
dewasa muda yang merasa insecure tapi mereka tuh kayak nggak
punya jawaban atas rasa insecure mereka. Kayak kalau buka kolom
132

komentar di Instagram atau di tik tok aku tuh sering melihat


komentar komentar kayak gue bingung mau jadi apa atau apa daya
gue cuma kentang ini kayak merendahkan diri dalam artian negatif
ya. Dan mereka merasa insecure, mereka merasa insecurity mereka
tuh hambatan hidup mereka dan ya mungkin beberapa insecure itu
menjadi hambatan hidup tapi aku bikin buku ini supaya mereka
bisa menemukan jawaban bahwa ini lho kalau kamu merasa
insecure ini, ini yang bisa kamu lakukan kalau kamu merasa
insecure yang ini kamu bisa lakukan ini jadi supaya mereka punya
teman yang menjawab mereka atas perasaan insecurity mereka
soalnya selama ini kalau kadang mereka curhat ke teman kadang
jawabannya enggak sesuai nggak memuaskan jadi aku bikin buku
yang semoga jawabannya memberi penerangan saja untuk hidup
mereka.
Peneliti : Jadi alasan mengangkat tema insecurity karena
alasan eksternal dari banyaknya orang yang membahas hal itu atau
juga ada alasan internal lainnya?
Narasumber : Alasan mengangkat tema insecurity karena alasan
eksternal dari banyaknya orang yang membahas hal atau juga ada
alasan eksternal itu lainnya. Ya salah satunya seperti apa yang aku
bilang tadi ya alasan eksternalnya karena banyak dan alasan
internalnya well insecure itu perasaan yang juga aku juga sering
rasakan gitu lho. Aku pernah melalui itu aku pernah insecure. Yang
namanya insecure bingung mau jadi apa skill apa yang cocok sama
aku, aku kayaknya ngga guna deh, rasa-rasa yang kayak gitu,
kayak bingung mau mulai dari mana aku pengen jadi ini tapi
bingung mulai dari mana tapi kadang aku juga nggak tahu aku mau
133

jadi apa soalnya semua mimpi aku pengen selalu nggak berhasil
dan itu bikin aku insecure untuk mencoba lagi so ya itu alasan
internalnya.
134

Narasumber : Pemi Ariana Nisfatul Hasanah


Media : Google mail
Waktu : 31 Maret 2021

Peneliti : Apa yang membuat kamu memutuskan untuk


membeli dan membaca buku ini?
Narasumber : Pada saat itu aku lagi ngerasa ga nyaman sama
perasaan aku. Lagi di fase capek dimana aku bosan menjalani
rutinitasku dan terjebak di toxic productivity. Semua hal yang aku
lakuin rasanya kurang mulu karena aku ga langsung ngerasain apa
manfaat dari yang aku kerjain waktu itu. Waktu itu posisiku lagi
menjalani rutinitas menjadi mahasiswi yang biasa–biasa aja,
ditambah menjalankan sebuah amanah untuk menjadi pengurus
himpunan mahasiswa jurusan, dan aku juga mencoba join disalah
satu UKM untuk mengasah skill ku yang lain. Dan ya melihat
teman – temanku di media sosial yang mereka juara lomba, kerja
dan punya penghasilan sendiri, membuatku menjadi merasa
kurang nyaman. Apalagi waktu aku mau main sama teman – teman
yang seangkatan sekolah denganku dan mereka sudah pegang uang
sendiri, sedangkan aku cuma gini – gini aja dapet capeknya doang
rasanya, dan tentu saja merasa jadi beban keluarga yang harus
minta uang dulu ke ibuk atau bapak kalau butuh sesuatu. Rasa itu
semakin nggak nyaman, lihat orang lain berhasil bukannya malah
termotivasi tapi malah insecure. Waktu itu sebenernya juga cerita
ke temen, tapi gaada timbal balik yang membuatku bisa
mengurangi rasanya tidak nyaman ini. Kayaknya jodoh, beberapa
hari itu kutipan buku ini tuh sering banget lewat timeline twitter ku
135

dan kurasa aku harus membelinya karena aku merasa ada


keterkaitan dengan buku ini, jadi aku membeli dan membacanya.
Peneliti : Bagaimana interpretasi cover Buku Insecurity is
My Middle Name menurut kamu ?
Narasumber : Jujurly, sebenernya aku ga terlalu peduli dengan
cover buku kak, karenakan aku jatuh cinta sama ini buku karena
kutipan isi bukunya sering lewat timeline twitterku. Tapi, setelah
ku liat lagi, cover buku ini sesuai dengan isinya, iya berbincang
dengan nyaman. Covernya benar – benar spoiler bagaimana
penulis menyampaikan gagasannya.
Peneliti : Bagaimana first impression-mu tentang Buku
Insecurity is My Middle Name?
Narasumber : Ku kira buku ini bakal ada kita – kiat cara
menghilangkan insecurity yang bahasanya kayak buku step – step
memasak gitu, ternyata enggak. bahasa yang digunakan penulis
bener – bener kayak lagi ngobrol berdua.
Peneliti : Apa yang membuatmu insecure?
Narasumber : Pencapaian orang lain dan fitur wajah saya
Peneliti : Bagaimana keadaan kamu atau perasaan insecure-
mu saat sebelum, sedang, dan setelah membaca Buku Insecurity is
My Middle Name? apakah ada perubahan?
Narasumber : Sebelum membaca, aku benar – benar lelah
dengan perasaan tidak nyaman ketika melihat pencapaian orang
lain dan media sosial. aku selalu bertanya kepada diriku kenapa
aku tidak melaju secepat mereka, kenapa aku tidak bisa seperti
mereka, aku terus bertanya kepada diriku hal yang sama berulang
kali dan aku nggak nyaman dengan itu. Ketika aku membuka
136

lembar demi lembar buku itu, aku dapat banyak perspektif baru.
saya merasakan ketika saya insecure saya tidak punya opsi lain
terhadap sebuah peristiwa yang sedang di potret oleh pikiran saya.
Kak Alvi benar - benar nyaman dalam menyampaikan pesannya,
rasanya seperti diajak ngobrol, perasaan tidak nyaman saya
berangsur angsur membaik. Sesudah membaca, perasaan saya
mulai berangsur membaik, insecure saya tidak semenakutkan
sebelumnya, saya merasa lebih nyaman dan dapat mengendalikan
insecure saya
Peneliti : Dalam Buku Insecurity is My Middle Name
terdapat pesan-pesan dari ayat Al-Qur’an dan hadits, bagaimana
menurutmu tentang hal itu?
Narasumber : Tidak masalah untuk saya, malah menambah rasa
percaya saya, bahwa tidak perlu terlalu khawatir terhadap hidup
karena Allah sayang sama saya
Peneliti : Apakah pesan-pesan tersebut membantumu untuk
berdamai dengan perasaan insecure-mu?
Narasumber `: Sangat membantu, hal tersebut mengingatkan saya
bahwa bila tidak ada seorangpun yang menarik tangan saya, saya
masih punya Tuhan yang akan selalu ada sama saya, saya menjadi
lebih kuat karena itu.
Peneliti : Bagian mana/pesan apa yang paling berkesan
untukmu?
Narasumber `: Halaman 181. Disitu ada kutipan “Hal – hal baik
butuh waktu”. Ini bener – bener relate dengan perasaanku, dimana
aku merasa gini – gini aja, stuck ditempat. Semua yang aku usahain
butuh waktu buat berkembang, kayak mie instant yang tetep butuh
137

5 menit untuk siap makan, maka usahaku juga perlu waktu untuk
siap dirasakan manfaatnya.
Peneliti : Menurutmu Buku Insecurity is My Middle Name
efektif atau tidak untuk membantu kamu berdamai dengan
perasaan insecure?
Narasumber `: Efektif. Karena perasaan saya berangsur – angsur
membaik. Ketika saya berhadapan dengan perasaan serupa
dikemudian hari, saya tidak terlalu takut lagi melihat bahwa teman
saya lebih hebat, saya juga semakin percaya diri.
Peneliti : Apa yang bisa kamu ambil dari buku ini?
Narasumber `: Tidak perlu membandingkan diri dengan orang
lain. Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau, tapi dari
pada melihat rumput tetangga, lebih baik menyirami rumput
sendiri agar lebih hijau dan bermanfaat.
138

Narasumber : Isna Maulida Jayanti


Media : Telegram App
Waktu : 1 April 2022

Peneliti : Apa yang membuat kamu memutuskan untuk


membeli dan membaca buku ini?
Narasumber `: Saya memutuskan membeli dan membaca buku
tersebut karena saya telah membaca sebagian isi dari buku tersebut
di instagram penulis, sehingga ada keinginan untuk membaca
secara utuh.
Peneliti : Bagaimana interpretasi cover Buku Insecurity is
My Middle Name menurut kamu?
Narasumber : Bagus, warnanya biru yang menurut saya
melambangkan ketenangan, kesedihan, dan kepasrahan.
Peneliti : Bagaimana first impression-mu tentang Buku
Insecurity is My Middle Name?
Narasumber : Menarik, karena sinopsinya relate dengan banyak
orang, termasuk saya.
Peneliti : Apa yang membuatmu insecure?
Narasumber : Wajah, kepintaran, keberuntungan orang lain di
sekitar saya.
Peneliti : Bagaimana keadaan kamu atau perasaan insecure-
mu saat sebelum, sedang, dan setelah membaca Buku Insecurity is
My Middle Name? apakah ada perubahan?
Narasumber : Ketika membaca buku Insecurity is My Middle
Name, mentalku saat itu sedang tidak dihadapkan dengan rasa
insecure. Saya sedang biasa saja. Tetapi ketika sedang membaca
139

buku tersebut semakin menyadarkanku mengenai banyak hal yang


perlu disyukuri dan diusahakan. Setelah membaca buku Insecurity
is My Middle Name saya merasa tahu apa yang akan dan harus
saya lakukan ketika rasa insecure itu nantinya muncul di hidup
saya lagi.
Peneliti ; Dalam Buku Insecurity is My Middle Name
terdapat pesan-pesan dari ayat Al-Qur’an dan hadits, bagaimana
menurutmu tentang hal itu?
Narasumber : Menenangkan. Karena sejatinya, ketika seseorang
insecure, dia perlu kembali dan mendekat kepada sang pencipta.
Menurut saya dengan adanya pesan dari Quran dan Hadis
mengindikasikan bahwa kita harus tahu, ada hal di luar dunia yang
dapat kita raih, yaitu akhirat, dan akhirat itu abadi.
Peneliti : Apakah pesan-pesan tersebut membantumu untuk
berdamai dengan perasaan insecure-mu?
Narasumber : Iya betul!
Peneliti : Bagian mana/pesan apa yang paling berkesan
untukmu?
Narasumber : Di bagian kalau penilaian sosial itu tidak selalu
benar dan apa adanya.
Peneliti : Menurutmu Buku Insecurity is My Middle Name
efektif atau tidak untuk membantu kamu berdamai dengan
perasaan insecure?
Narasumber : Efektif sekali.
Peneliti : Apa yang bisa kamu ambil dari buku ini?
140

Narasumber : Bahwa sebenarnya kita tidak perlu insecure


dengan keberadaan kita di dunia, jangan membandingkan diri
dengan orang lain karena tidak akan ada habisnya.
DOKUMENTASI
1. Wawancara dengan Alvi Syahrin melalui WhatsApp

2. Wawancara dengan Pemi Ariana melalui Google mail

3. Wawancara dengan Isna Maulida melalui Telegram app

141
142

4. Review pembaca melalui goodreads.com

Anda mungkin juga menyukai