Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Nurtsalitsa Wahyu Alfiati
NIM : 11180510000244
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Nurtsalitsa Wahyu Alfiati
NIM : 11180510000244
Pembimbing
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
iv
ABSTRAK
Alfiati, Nurtsalitsa W. Analisis Wacana Mengatasi Perasaan
Insecure dalam Buku Insecurity Is My Middle Name Karya
Alvi Syahrin, 2022
Perkembangan teknologi komunikasi melahirkan media
sosial yang meleburkan ruang publik dan privasi sehingga setiap
orang dapat dengan mudah melihat kehidupan orang lain. Hal itu
dapat mengakibatkan kecemburuan terhadap kehidupan orang lain.
Kecemburuan tersebut dapat memicu membandingkan diri sendiri
secara tidak adil dengan orang lain, pandangan negatif terhadap
diri sendiri, menjelekkan diri serta timbulnya perasaan insecure.
Orang yang memiliki perasaan insecure akan berusaha untuk
mendapatkan kembali perasaan secure dengan berbagai macam
cara, salah satunya dengan mengembangkan diri dan membaca
buku dengan kategori self healing, seperti buku Insecurity Is My
Middle Name karya Alvi Syahrin.
Berdasarkan konteks tersebut, maka muncul pertanyaan,
yakni bagaimana wacana mengatasi perasaan insecure dalam buku
Insecurity Is My Middle Name berdasarkan level teks, kognisi
sosial dan konteks sosial?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian analisis wacana model Teun A. Van Dijk.
Kerangka wacana Teun A. Van Dijk dalam dimensi teks yang
diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana dipakai
untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial,
dipelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu
penulis. Sementara itu, aspek konteks sosial mempelajari
bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat mengenai
suatu hal.
Setelah dianalisis pada level teks, wacana yang ingin
dibangun oleh penulis adalah berdamai dengan perasaan insecure
dengan menjadikannya dorongan untuk mengembangkan diri.
Penulis juga menggunakan metafora berupa terjemahan ayat Al-
Qur’an dan hadis karena pada level kognisi sosial penulis
merupakan orang yang idealis dan religius. Secara level konteks
sosial pembaca cenderung menyetujui pernyataan penulis dan
menyadari bahwa Allah akan selalu ada untuk hamba-Nya
sehingga tidak perlu merasa cemas.
Kata Kunci: Analisis Wacana, Buku, Insecurity, Alvi Syahrin
v
KATA PENGANTAR
vi
Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Armawati Arbi, M.Si dan Dr.
H. Edi Amin, MA selaku Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Zakaria, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah senantiasa memberikan waktu dan saran kepada peneliti.
5. Dr. Yopi Kusmiati, S.Sos.I, M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam proses penyusunan skripsi.
6. Penulis Alvi Syahrin dan adminnya yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk wawancara sebagai data dalam
penelitian ini.
7. Kak Pemi Ariana dan Isna Maulida selaku narasumber yang
telah berkenan untuk berbagi cerita mengenai perasaan
insecurenya dan opini terkait buku Insecurity Is My Middle
Name.
8. Ibu Anis Farida selaku orang tua tunggal peneliti yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil dan selalu
menguatkan peneliti dalam proses penyusunan skripsi.
9. Alm. Basori Alwi dan Alm. Supriyanto yang telah menjadi
figur ayah yang baik untuk peneliti.
10. Yuni Larasati Ayu Lestari, Gita Srimukti Devi, Naili Firdausi
Nuzula, Nafa Laila Wahidah, Aulia Zahradita Arifah, Nisrina
Nur Aisy, Lela Melyani, dan Ajeng Metta Aulia yang bersedia
vii
mendengarkan keluh kesah dan menjadi supporter untuk
peneliti.
11. Kepada Nadin Amizah atas karya-karyanya yang telah
menghibur dan menemani peneliti dalam proses penyusunan
skripsi.
12. Kepada diri sendiri, Nurtsalitsa Wahyu Alfiati, yang tidak
pernah menyerah dan tetap kuat hingga saat ini.
Demikian ucapan terima kasih yang peneliti sampaikan
kepada berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu peneliti. Peneliti memohon
maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam skripsi ini.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
viii
DAFTAR ISI
ix
A. Konstruksi Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam
Buku Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Teks
100
B. Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Kognisi
Sosial............................................................................................ 108
C. Wacana Mengatasi Perasaan Insecure dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name Berdasarkan Level Konteks
Sosial............................................................................................ 111
BAB VI PENUTUP ................................................................. 121
A. Kesimpulan.......................................................................... 121
B. Saran .................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 124
LAMPIRAN .................................................................................. 128
DOKUMENTASI ......................................................................... 141
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ........................................................................................ 9
Tabel 1.2 ...................................................................................... 17
Tabel 2.1 ...................................................................................... 24
Tabel 4.1 ...................................................................................... 51
Tabel 4.2 ...................................................................................... 52
Tabel 4.3 ...................................................................................... 56
Tabel 4.4 ...................................................................................... 59
Tabel 4.5 ...................................................................................... 68
Tabel 4.6 ...................................................................................... 74
Tabel 4.7 ...................................................................................... 76
Tabel 4.8 ...................................................................................... 84
Tabel 4.9 ...................................................................................... 86
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi melahirkan media
sosial yang meleburkan ruang publik dan privasi sehingga
setiap orang dapat dengan mudah melihat kehidupan orang lain.
Budaya share atau membagikan informasi diri dan apa yang
terjadi di sekitar mereka merupakan budaya yang lumrah
ditemui di media sosial. Akibat kebebasan melihat hidup orang
lain tersebut, tidak jarang menimbulkan kecemburuan.
Mengutip dari Jurnal Acta Psychologia, salah satu
permasalahan dari media sosial adalah adanya kecemburuan
terhadap kehidupan orang lain yang terlihat berbeda di media
sosial.1
Kecemburuan tersebut dapat memicu membandingkan diri
sendiri secara tidak adil dengan orang lain, pandangan negatif
terhadap diri sendiri, menjelekkan diri serta timbulnya perasaan
insecure. Insecure adalah perasaan yang menunjukkan ketidak
percayaan diri karena melihat kelebihan-kelebihan yang
dimiliki orang lain baik itu fisik, materi, kemampuan,
pencapaian hidup, dan sebagainya. Insecure disebabkan karena
perasaan tidak aman atau tidak cukup dengan apa yang dimiliki.
Perilaku membandingkan diri dan insecure termasuk
perilaku yang mencerminkan ketidak percayaan diri. Di dalam
1
Asma Abidah Al-Aziz, “Hubungan Antara Intensitas Penggunaan
Media Sosial dan Tingkat Depresi pada Mahasiswa”, Acta Psychologia, Vol. 2
No. 2 (2020), h. 92.
1
2
ۗ ۗ ۚ
ف َعناا َوا ْغ ِف ْر لَنَا ِ ِ ِ ِ
ُ َعلَى الاذيْ َن م ْن قَ ْبلنَا ۚ َربانَا َوََل َُتَ ٰم ْلنَا َما ََل طَاقَةَ لَنَا بِه َو ْاع
٢٨٦ - ࣖ ص ْرََن َعلَى الْ َق ْوِم الْ هك ِف ِريْ َن
ُ ْت َم ْوهلىنَا فَان
َ َْو ْار ََحْنَا ۗ اَن
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari
(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa)
dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami
memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka
tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (Q.S Al-
Baqarah: 286)
2
Fakultas Psikologi Untar, Insecure: Pengertian, Penyebab, Dampak,
dan Cara Mengatasinya, (Berita Untar, 21 Agustus 2020)
5
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bahasa yang
digunakan dalam proses komunikasi yang meliputi komunikasi
tulisan yang terdapat pada teks buku, proses produksi wacana,
serta wacana yang berkembang di sosial dan berusaha menyelidiki
strategi penulis dalam mengkonstruksikan wacana. Agar penelitian
ini terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka
penelitimembatasi penelitian hanya pada wacana mengatasi
perasaan insecure dalam buku Insecurity is My Middle Name
karya Alvi Syahrin. Penelitian ini mencakup seluruh isi buku
yang terdiri atas 45 bab, 264 halaman dalam buku Insecurity is
Middle Name karya Alvi Syahrin yang diterbitkan oleh Alvi
Ardhi Publishing.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut,
maka peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti
sebagai berikut:
1. Bagaimana wacana mengatasi perasaan insecure
dikonstruksi dalam buku Insecurity is My Middle Name pada
level teks (struktur makro, superstruktur, dan struktur
mikro)?
6
Zhafira Karya
Ahmad Rifa’i
Rif’an
2 Analisis Wacana Analisis Wacana pesan Wacana
Pesan Moral wacana moral mengatasi
dalam Novel model Van perasaan
Ada Surga di Dijk insecure
Rumahmu
Karya Oka
Aurora
3 Analisis Wacana Analisis a. Wacana a. Wacana
Pesan Dakwah wacana pesan mengatasi
dalam Novel model Van dakwah perasaan
Rumah Tanpa Dijk b. Karya sastra insecure
Jendela Karya fiksi b. Karya non-
Asma Nadia c. Teknik fiksi
pengumpulan c. Teknik
data wawancara
dokumentasi mendalam,
observasi,
dan
dokumentasi.
11
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau
keyakinan dasar seseorang dalam bertindak di kehidupan
sehari-hari.3 Paradigma menghasilkan pandangan atau
perspektif umum mengenai metode dan sistematika dalam
mencari kebenaran melalui penelitian.4
Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis, di mana pernyataan adalah tindakan
menciptakan makna dan mengungkap maksud tersembunyi
subjek. Dalam paradigma konstruktivis, subjek memiliki
kendali atas maksud tertentu terhadap semua wacana.
Paradigma ini menyatakan realitas ada dalam bentuk
bermacam-macam konstruksi mental, berdasarkan
pengalaman sosial.5 Paradigma konstruktivisme berusaha
memaknai makna-makna yang beragam.
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena
dalam penelitian ini peneliti berinteraksi dengan Alvi
Syahrin, penulis Buku Insecurity Is My Middle Name, dan
beberapa pembaca Buku Insecurity Is My Middle Name
sehingga peneliti akan berusaha memaknai makna-makna
3
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2001), h. 33.
4
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 1.
5
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2001), h. 41.
12
6
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 86.
7
Nursapia Harahap, Penelitian Kualitatif, (Medan: Wal Ashri
Publishing, 2020), h. 123.
8
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 93.
14
9
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2017) h. 372.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 186.
11
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1991), h. 100.
15
12
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusaka,
2017), h. 97.
13
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,
(Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2016), h. 65.
14
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004) h. 70.
16
15
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 88.
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 48.
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 68.
17
Struktur Metode
18
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 74.
18
G. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pemahaman, peneliti menyusun
sistematika penulisan skripsi ini ke dalam enam bagian sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang
penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan
19
19
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 16.
20
21
20
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 11.
21
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 17.
22
2. Analisis Wacana
Analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi
(pragmatik) bahasa. Stubs mengatakan analisis wacana
merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis
bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam lisan
maupun tulisan. Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut
berarti penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi
sehari-hari. Stubs juga menjelaskan bahwa analisis wacana
menekankan kajian penggunaan dalam konteks sosial,
khususnya dalam interaksi antar-penutur. Selaras dengan
pendapat Stubs, Cook menyatakan bahwa analisis wacana
merupakan kajian yang membahas tentang wacana yang
merupakan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.22
Berdasarkan penjelasan Stubs dan Cook, analisis
wacana tidak dimaksudkan untuk mencari keteraturan dan
kaidah seperti bahasa, tetapi keteraturan yang berkaitan
dengan keberterimaannya pada khalayak.23
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan
dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana
adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.24
Analisis wacana menekankan pada pertanyaan “bagaimana”
22
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 18.
23
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya
pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 18.
24
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 48.
23
25
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 68.
26
Praptomo Baryadi, Universitas Sanata Dharma
24
Konteks Sosial
Kognisi Sosial
Teks
Struktur Metode
27
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 225.
25
a. Dimensi Teks
Van Dijk melihat struktur teks terdiri atas beberapa
struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian
saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga
tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan
struktur mikro.28
1) Struktur Makro
Struktur makro merujuk pada gambaran
umum atau tema dari suatu teks. Struktur makro
28
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 227.
26
29
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 230.
30
JD Parera, Teori Semantik, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 233.
27
31
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 76.
32
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 73.
28
33
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 78.
34
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 234.
29
35
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1989), h. 3.
30
36
Hery Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa,
1984), h. 51.
37
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 80.
38
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 82.
31
39
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 84.
40
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 260.
41
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 266.
32
B. Insecurity
Menurut Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia, insecure
memiliki arti tidak aman, tidak kuat, gelisah. Menurut Abraham
Maslow, “The insecure person, then, perceives the world as a
threatening jungle and most human being as dangerous and
selfish; feels rejected and isolated;, anxious and hostile; is
generally pessimistic and unhappy; shows signs of tension and
conflict; tends to turn inward; is troubled by guilt-feeling; has
one or another disturbance of self-esteem; tends to be or
actually is neurotic; and is generally egocentric or selfish.”43
Insecure adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa
tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang
mengancam dan diisi oleh manusia yang berbahaya dan egois.
42
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001), h. 260.
43
Abraham Maslow, The Dynamics of Psychological Security-
Insecurity, Character & Personality; A Quarterly for Psychodiagnostic & Allied
Studies, h. 335.
33
44
Yohana Putri Damayanti dkk, Penggunaan Aplikasi Tiktok untuk
Mempublikasi Karya Mencintai Ketidaksempurnaan Diri melalui Kampanye
Love Imperfections. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
45
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
34
C. Self-efficacy
Self-efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan individu
terhadap kemampuan diri dalam mengendalikan kejadian yang
mempengaruhi kehidupannya. Menurut Tafarodi dan Swann,
self-efficacy terkait dengan sejumlah aspek konsep diri
termasuk pengendalian diri serta menghubungkan diri dengan
35
46
Rohmad Efendi, “Self Efficacy: Studi Indegenous Pada Guru
Bersuku Jawa”, Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 2 No. 2,
(2013), hal. 62.
47
I Made Rustika, “Efikasi Diri:Tinjauan Teori Albert Bandura”,
Buletin Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Vol. 20 No. 1-2 (2012), hal. 19.
36
48
Ni Made Ferra Sarah Deviyanthi dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri,
“Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Komunikasi dalam
Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas”, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 3
No. 2, (2016), hal 344.
49
I Made Rustika, “Efikasi Diri:Tinjauan Teori Albert Bandura”,
Buletin Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Vol. 20 No. 1-2 (2012), hal. 19.
37
39
40
50
https://www.goodreads.com/book/show/58593846-insecurity-is-
my-middle-name diakses pada 28 Juni 2022 pukul 09.00
41
51
https://www.instagram.com/p/CVxZ947PbaR/ diakses pada Jumat,
29 Juli 2022 pukul 07.25.
42
cara berpikir, cara melihat dunia, dan isi hati lebih penting
daripada penampilan luar.
2. Insecurity II: Masa Depan Yang Buram
Bab ini diawali dengan pernyataan “aku kayaknya
emang nggak bisa apa-apa, deh”. ‘Nggak bisa’ dan ‘bisa’
hanya dibedakan oleh kata mencoba. Mau mencoba, terus
mencoba, tetap mencoba. Berusaha mencoba apapun yang
kita bisa hingga menemukan skill yang tepat. Menurut
pengalaman Alvi Syahrin setelah hampir sepuluh tahun
berkarier di startup maupun membangun bisnis sendiri,
setidaknya terdapat beberapa skill dasar dalam yang penting
di era digital saat ini, yaitu menulis, mendesain, pemasaran,
pemrograman, video editing, dan kemampuan bahasa asing.
Namun tentu kita tidak bisa langsung mencoba semua, kita
bisa mencobanya satu-satu. Alvi Syahrin juga memberikan
beberapa cara yang pernah Ia lakukan. Yang terpenting kita
mau belajar teori dan mempraktekkannya. Mengembangkan
sebuah skill butuh kesabaran dan mau bersusah payah untuk
belajar. Hal tersebut tidak didapat dari bersantai-santai.
Dalam hidup kita hanya memiliki dua pilihan, yakni
mencoba atau tidak. Setiap keputusan pasti memiliki
konsekuensi. Ketika kita memilih untuk mencoba maka akan
ada susah, waktu yang tidak sebentar, keringat, dan
terkadang juga harus mengeluarkan uang. Hasilnya pun bisa
berhasil atau gagal. Jika kita tidak mencobanya maka kita
tidak perlu melakukan semua kesusahan itu. Tapi kita sama-
sama tahu diantara dua pilihan tersebut hanya satu yang
45
50
51
Tabel 4.1
2. Skematik
Pada umumnya, teks atau wacana memiliki skema atau
alur dari pendahuluan hingga akhir. Alur tersebut
menunjukkan susunan bagian-bagian teks yang membentuk
kesatuan arti. Buku Insecurity Is My Middle Name dituliskan
52
52
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 5.
53
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 10
54
54
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 11
55
3. Semantik
Semantik merupakan bagian dari struktur mikro. Semantik
berisi makna yang ditekankan dalam suatu teks, misalnya
dengan memberikan latar, detil, dan maksud yang bersifat
implisit maupun eksplisit. Berikut temuan semantik yang
terdapat dalam buku Insecurity Is My Middle Name.
a. Latar
Latar merupakan gambaran atau suasana yang
terjadi dalam suatu peristiwa. Pemilihan latar akan
menggiring arah pandang khalayak sehingga dapat
mempengaruhi arti yang ditampilkan. Dalam Buku
Insecurity Is My Middle Name terdapat latar sosial, latar
waktu, latar situasi, dan latar belakang. Latar sosial
menyebutkan bahwa di dalam masyarakat terdapat
perlakuan yang berbeda berdasarkan fisik. Hal itu biasa
disebut dengan beauty privilege, atau hak istimewa bagi
orang menawan, dimana orang tersebut mendapat
perlakuan yang lebih baik.
Latar waktu yang terdapat pada bab 3 menunjukkan
pengalaman penulis dalam membangun kariernya. Latar
ini memberikan gambaran bahwa pengalaman penulis
dalam berkarier sudah cukup lama sehingga dapat
56
55
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 27.
56
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
58
57
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 174.
58
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 232.
59
ini..”59
b. Detil
Detil merupakan strategi penulis untuk
mengekspresikan sikap baik implisit maupun eksplisit.
Detil merupakan kontrol yang disampaikan oleh penulis
demi memperkuat ide dan gagasannya. Dalam buku
Insecurity Is My Middle Name, penulis menyusun detil
secara eksplisit. Detil memuat informasi yang mengajak
pembaca untuk menerima kekurangan diri dan perasaan
insecure yang dimiliki namun tetap mengembangkan diri.
Tabel 4.4
59
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 242.
60
mempraktikannya,
mengembangkannya.”60
“Kamu juga bisa jadi
seseorang yang berusaha
taat kepada Allah.
Senantiasa menegakkan
shalat lima waktu,
menunaikan zakat,
berpuasa pada bulan
Ramadhan, memiliki
keinginan kuat untuk
segera berhaji untuk Allah
semata. Lalu, saat
terjerembap ke dalam
lembah dosa, kamu segera
bangkit, bertaubat,
memohon ampun kepada
Allah, berprasangka baik
bahwa Allah akan
mengampunimu, kemudian
mengiringi dirimu dengan
amalan saleh, berharap jadi
hamba yang lebih taat.”61
60
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 18.
61
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 21.
61
62
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
63
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 92.
63
64
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 180.
65
65
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 232.
66
66
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 242.
67
c. Maksud
Maksud adalah pesan dalam teks yang ingin
disampaikan oleh penulis. Penulis berupaya menonjolkan
basis kebenaran yang Ia yakini dan menyingkirkan
kebenaran lain.
Maksud yang terdapat dalam bab 1 adalah untuk
mengubah persepsi pembaca bahwa fisik bukanlah
segalanya. Penulis mengajak pembaca untuk menerima
fisik yang telah diberikan Allah SWT, masih terdapat
banyak potensi lain yang dapat dikembangkan dan
membuat seseorang terlihat lebih menarik daripada fisik
semata.
Sementara isi teks pada bab 2 menyatakan bahwa
kesuksesan duniawi tidaklah abadi. Tugas manusia
hanyalah melakukan semua hal sebaik mungkin sesuai
dengan kemampuannya tanpa ragu karena insecurity yang
dapat menghambat proses pengembangan diri.
Teks dalam bab 3 memuat informasi bahwa musuh
yang seharusnya dikalahkan adalah diri sendiri di masa
lalu. Kita di hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya.
Penulis mengajak pembaca agar tidak terlalu
membandingkan hasil yang didapat oleh diri sendiri
berdasarkan pencapaian orang lain.
Maksud pada bab 4 adalah mengajak pembaca
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan
memperbaiki amal ibadah yang dilakukan. Kemudian bab
terakhir bermaksud untuk menyampaikan menyampaikan
68
67
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 78.
70
68
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 163.
71
69
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 176.
72
70
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 228.
71
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 254.
74
4. Sintaksis
Sintaksis menganalisis bagaimana bentuk dan susunan
kalimat yang dipilih oleh penulis. Elemen yang
diperhatikan dalam sintaksis adalah bentuk kalimat dan
kata ganti
a. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat merupakan prinsip kausalitas.
Bentuk kalimat tidak mempersoalkan kebenaran tata
bahasa tetapi menentukan makna yang dibentuk.
Penulis menggunakan bahasa yang santai dan tidak
terlalu formal dan memberi kesan seolah sedang
berbicara langsung dengan pembaca sehingga bentuk
kalimat yang banyak digunakan adalah kalimat aktif
ditandai dengan awalan “me-” dan “ber-”.
Tabel 4.6
72
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 75.
75
b. Kata Ganti
Kata ganti digunakan oleh komunikator untuk
menunjukkan posisi seseorang dalam wacana. Menulis
menggunakan bahasa yang santai seolah sedang
73
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 127.
74
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 174.
75
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 236.
76
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 242.
76
77
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 22.
78
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 22.
77
79
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 14.
80
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 17.
81
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 15.
82
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 15
78
83
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 62.
84
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 81
85
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 83.
86
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 102.
87
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
79
88
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi Publishing,
2021), h. 84.
89
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 112.
90
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 105.
91
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 101.
92
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 192.
80
93
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 196.
94
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi Publishing,
2021), h. 197.
95
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 198.
96
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 236.
81
97
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 227.
98
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 226.
99
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 228.
82
5. Stilistika
Stilistika merupakan cara yang digunakan pembicara
atau penulis dalam menyampaikan pesan dan maksud
dengan menggunakan sarana bahasa atau gaya bahasa.
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa dalam konteks
tertentu, oleh orang tertentu, dan maksud tertentu. Dalam
buku Insecurity Is My Middle Name, penulis
menggunakan dwibahasa dan bahasa santai atau informal
yang menggambarkan situasi yang bersifat pribadi dan
akrab. Hal tersebut dapat terlihat dari leksikal penulis.
100
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 248.
101
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 243.
102
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h.252.
83
103
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 29.
104
https://www.merriam-webster.com/dictionary/good-looking 16
April 2022, 12.47
105
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 56.
84
106
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
107
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 28.
85
b. Metafora
Penulis menggunakan metafora sebagai strategi
landasan berpikir, alasan pembenaran atas pendapat
tertentu kepada publik serta memperkuat pesan utama.
Metafora dapat berasal dari kepercayaan masyarakat,
ungkapan sehari-hari, peribahasa, petuah leluhur, atau
kitab suci. Dalam Buku Insecurity Is My Middle Name
penulis menggunakan metafora berupa terjemahan
108
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 34.
109
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 181.
110
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 216.
111
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 217.
86
112
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 50.
87
113
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 128.
114
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 136.
115
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 182
88
116
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 204.
117
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 218.
89
118
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 229.
119
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 236.
90
120
https://www.instagram.com/p/CY32MPpPCwR/ diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 15.55.
121
Fakultas Psikologi Untar, Insecure: Pengertian, Penyebab, Dampak,
dan Cara Mengatasinya, (Berita Untar, 21 Agustus 2020)
91
122
https://www.instagram.com/p/CY32MPpPCwR/ diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 15.55.
123
https://id.quora.com/profile/Alvi-Syahrin/answers diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 19.24.
92
124
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
125
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
93
126
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
127
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
94
128
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/reviews diakses
pada 2 Juni 2022 pukul 18.45.
96
129
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/reviews diakses
pada 2 Juni 2022 pukul 19.11.
97
bahwa kita harus tahu, ada hal di luar dunia yang dapat
kita raih, yaitu akhirat, dan akhirat itu abadi.”130
4. Pemi Ariana Nisfatul Hasanah
Pemi Ariana adalah salah satu pembaca yang sedang
merasakan insecure hingga Ia memutuskan untuk membaca
buku Insecurity Is My Middle Name. Ia mengaku bahwa
perasaan insecure yang Ia rasakan berawal dari perasaan
tidak nyaman saat melihat pencapaian teman sebayanya dan
yang Ia lihat di media sosial. Saat membaca buku Insecurity
Is My Middle Name, Ia mendapatkan perspektif baru terkait
berdamai dengan perasaan insecure. Ia berpendapat bahwa
bahasa santai yang digunakan Alvi syahrin sangat nyaman
dan menciptakan suasana yang akrab seperti sedang
berbincang langsung dengan pembaca.
“Sebelum membaca, aku benar-benar lelah dengan
perasaan tidak nyaman ketika melihat pencapaian orang
lain. aku selalu bertanya kepada diriku kenapa aku tidak
melaju secepat mereka, kenapa aku tidak bisa seperti
mereka, aku terus bertanya kepada diriku hal yang sama
berulang kali dan aku nggak nyaman dengan itu. Ketika
aku membuka lembar demi lembar buku itu, aku dapat
banyak perspektif baru. saya merasakan ketika saya
insecure saya tidak punya opsi lain terhadap sebuah
peristiwa yang sedang di potret oleh pikiran saya. Kak
Alvi benar-benar nyaman dalam menyampaikan
pesannya, rasanya seperti diajak ngobrol, perasaan tidak
nyaman saya berangsur angsur membaik. Sesudah
membaca, perasaan saya mulai berangsur membaik,
insecure saya tidak semenakutkan sebelumnya, saya
merasa lebih nyaman dan dapat mengendalikan insecure
130
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022 melalui
aplikasi Telegram.
98
131
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
132
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
133
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022 melalui
aplikasi Telegram.
99
SWT. 134 Mengingat bahwa terdapat entitas yang lebih baik dan
lebih kekal.
Dengan demikian, wacana yang berkembang di
masyarakat sesuai dengan wacana yang ingin dibangun oleh
penulis. Penulis mengkonstruksi wacana untuk mengubah
pandangan pembaca bahwa perasaan insecure tidak selalu
buruk. Insecurity dapat menjadi motivasi untuk
mengembangkan diri jika disikapi dengan baik.
134
https://www.goodreads.com/book/show/58593846/reviews diakses
pada 2 Juni 2022 pukul 20.39.
BAB V
PEMBAHASAN
135
Mu‘awiyyah, “Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini”, Aṣ-
ṣibyān, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2 No 1, Januari - Juni 2017, h.
47-58.
100
101
136
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 250.
137
Maslow, A. H. (1942), “The Dynamics of Psychological Security-
Insecurity”, Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467-
138
Eriyanto. Analisis wacana: pengantar analisis teks media.
(Yogyakarta : LKiS Yogyakarta, 2001). h. 230.
102
139
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021
103
إن هللا َل ينظر إىل صوركم وأموالكم ولكن ينظر إىل قلوبكم وأعمالكم
"Sesungguhnya, Allah tidak melihat pada bentuk
rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah
melihat pada hati dan amalan kalian." (HR. Muslim
No. 2564)
Pada dasarnya, Allah tidaklah melihat fisik dan rupa
hambanya, melainkan melihat hati dan amal ibadah yang
mencerminkan ketaatannya kepada Allah. Dengan tulisan
tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menerima fisik
yang telah dianugerahkan Allah dan menggali potensi diri
bahkan lebih baik lagi jika pembaca lebih mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta.
2. Insecurity II: masa depan yang buram. Perasaan insecure
yang disebabkan oleh kecemasan terhadap masa depan
merupakan kecemasan dalam tingkat kognitif yang dapat
mengarah pada penurunan harapan terhadap hasil positif
terhadap tindakannya sehingga dapat mengurangi
keberhasilan.140 Sarason dan Davison menyatakan bahwa
perasaan cemas merupakan bagian dari tiap pribadi manusia
140
Zaleski Z, Future anxiety; concept, measurement and preliminary
research. Personality and Individual differences, (Elsevier, 1996), 165-174.
104
،ٌهي راغمة ِِ ِ
َ اّللُ غناهُ يف قلبه ومج َع لَه مشلَهُ وأتتهُ الدُّنيا َو
جعل ا
َ ُمن كانت اآلخرةُ ََهاه
141
J. S. Nevid, S. A. Rathus, Psikologi Abnormal, Jilid 1 Edisi
Kelima, terj. Tim Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia. (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 163.
105
من الدُّنيا ِِ ِ ِ ِ
َ ومل أيته، ُبي عينيه وفار َق عليه مشلَه
َ ُفقره
َ ُاّلل
جعل ا
َ ُومن كانت الدُّنيا َهاه
ِ
ُاإَل ما قُ ٰد َر لَه
"Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka
Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,
dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut
ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang
siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusan
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu
Majah No. 4105)
3. Insecurity III: Jauh tertinggal dari teman-temanku. Dalam
hidup, tidak jarang kita merasa sedang berkompetisi dengan
orang lain, merasa harus segera mendapatkan hasil dari yang
telah diusahakan. Hal tersebut masuk ke dalam kategori
insecurity yang disebabkan oleh kegagalan. Menurut
Melanie Greenberg dalam Psychology Today142, insecurity
based on recent failure or rejection atau insecure yang
disebabkan oleh kegagalan yang baru saja terjadi atau
penolakan. Menurutnya, peristiwa yang baru saja terjadi
berpengaruh besar terhadap suasana hati dan cara pandang
terhadap diri sendiri. Kegagalan dalam memenangkan
kompetisi dengan orang lain merupakan hal yang biasa
terjadi karena setiap manusia memiliki kelebihan dan
142
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
106
143
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 182
144
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity
and How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober
2021.
107
َ َِٰوِرْز ُق َرب
ك َخ ْْيٌ اواَبْ هقى
"Dan, janganlah kamu tujukan kedua matamu
kepada kenikmatan yang telah Kami berikan
kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai
bunga kehidupan di dunia untuk Kami uji mereka
dengannya. Dan karunia Rabb-mu lebih baik dan
lebih kekal." (QS. Thaha: 131)
Ayat tersebut mengingatkan kita agar tidak merasa iri
dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain karena nikmat
dunia juga merupakan sebuah ujian. Kita tidak perlu sampai
membenci dan menyalahkan diri sendiri yang tidak
mendapatkan kenikmatan tersebut karena karunia Allah
lebih baik dan lebih kekal.
5. Insecurity V: Berdamai dengan insecurity. Perasaan insecure
tidak selalu buruk jika ditanggapi dengan aksi untuk
memperbaiki diri. Hal itu sejalan dengan pernyataan
Abraham Maslow bahwa individu yang mengalami
insecurity akan berusaha mendapatkan perasaan secure atau
aman kembali dengan berbagai cara.145 Pada bab ini penulis
mengajak pembaca mengambil sisi positif dari perasaan
insecure, insecurity merupakan perasaan yang normal
dialami oleh semua orang asalkan tidak berlebihan dan
menjadikannya motivasi penggerak agar menjadi pribadi
yang lebih baik. Seseorang akan menggunakan potensi
dirinya secara maksimal jika kepercayaan diri yang
145
Maslow, A. H. (1942), “The Dynamics of Psychological Security-
Insecurity”, Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467-
108
،ٌهي راغمة ِِ ِ
َ اّللُ غناهُ يف قلبه ومج َع لَه مشلَهُ وأتتهُ الدُّنيا َو
جعل ا
َ ُمن كانت اآلخرةُ ََهاه
من الدُّنيا ِِ ِ ِ ِ
َ ومل أيته، ُبي عينيه وفار َق عليه مشلَه
َ ُفقره
َ ُاّلل
جعل ا
َ ُومن كانت الدُّنيا َهاه
ِ
ُاإَل ما قُ ٰد َر لَه
"Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka
Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
109
146
https://id.quora.com/profile/Alvi-Syahrin/answers diakses pada
Rabu, 1 Juni 2022 pukul 19.24.
147
Hasil wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021
melalui aplikasi WhatsApp.
110
148
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 91.
149
Hasil wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021
melalui aplikasi WhatsApp.
111
150
Hasil wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021
melalui aplikasi WhatsApp.
112
151
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
152
Heri Hermansyah, “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Bagi
Kesehatan Mental Anak Remaja”, National Nursing Conference: The
Sustainable Innovation In Nursing Education And Practice,
https://doi.org/10.34305/nnc.v1i1.116, h.10.
113
153
Asma Abidah Al-Aziz, “Hubungan Antara Intensitas Penggunaan
Media Sosial dan Tingkat Depresi pada Mahasiswa”, Acta Psychologia, Vol.
2 No. 2 (2020), h. 92.
154
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
155
Rohmad Efendi, “Self Efficacy: Studi Indegenous Pada Guru
Bersuku Jawa”, Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 2 No. 2,
(2013), hal. 62.
114
156
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
115
ۚ ِ
ٰ…ََل ََْتَز ْن ا ان ه
اّللَ َم َعنَا
157
Alvi Syahrin, Insecurity Is My Middle Name, (Jakarta: Alvi Ardhi
Publishing, 2021), h. 182
158
https://kumparan.com diakses pada 23 Juni pukul 14.21.
159
Wawancara dengan Pemi Ariana Nisfatul Hasanah pada 31 Maret
2022 melalui gmail.
116
160
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022
melalui aplikasi Telegram.
161
Melanie Greenberg, The 3 Most Common Causes of Insecurity and
How to Beat Them, Psychology Today, 2015, diakses pada 6 Oktober 2021.
162
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022
melalui aplikasi Telegram.
118
163
Rohmad Efendi, “Self Efficacy: Studi Indegenous Pada Guru
Bersuku Jawa”, Journal of Social and Industrial Psychology, Vol. 2 No. 2,
(2013), hal. 62.
164
Wawancara dengan Alvi Syahrin, pada 10 Desember 2021 melalui
aplikasi WhatsApp.
119
،ٌهي راغمة ِِ ِ
َ اّللُ غناهُ يف قلبه ومج َع لَه مشلَهُ وأتتهُ الدُّنيا َو َ ُمن كانت اآلخرةُ ََهاه
جعل ا
من الدُّنيا ِِ ِ ِ ِ
َ ومل أيته، ُبي عينيه وفار َق عليه مشلَه
َ ُفقره
َ ُاّلل
جعل ا
َ ُومن كانت الدُّنيا َهاه
ِ
ُاإَل ما قُ ٰد َر لَه
"Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka
Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,
dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut
ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang
siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusan
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu
Majah No. 4105)
Dari hadis tersebut, wacana yang diyakini oleh Isna
adalah terhadap kehidupan lain yang harus kita raih yakni
kehidupan akhirat. Dengan begitu, cara yang dapat
diusahakan untuk meraih akhirat adalah dengan
memperbaiki ibadah dan selalu mengingat Allah SWT.
Secara keseluruhan, interpretasi yang didapatkan
oleh Isna setelah membaca buku Insecurity Is My Middle
Name adalah nilai diri tidak bergantung pada penilaian orang
165
Wawancara dengan Isna Maulida Jayanti pada 1 April 2022
melalui aplikasi Telegram.
120
121
122
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
123
a. Kepada Akademisi
Untuk peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang kajian
analisis wacana, dapat memperkaya riwayat penelitian
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan memperluas perspektif kritis
kajian analisis wacana.
b. Kepada Praktisi
Kepada penulis, diharapkan untuk mencantumkan pesan-
pesan islami di sinopsis buku agar lebih menunjukkan
identitas dan isi buku dan selalu menuangkan karya-
karyanya yang memadukan pengetahuan dunia dengan
pengetahuan agama yang dapat menginspirasi serta
menjadi tauladan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
124
125
128
129
buku deh kayak a little guidance for people yang ngerasa insecure,
dan makanya aku bikin buku ini. It’s a little guidance for people
who feel insecure, maka lahirlah buku Insecurity is My Middle
Name ini.
Peneliti : Apa tujuan menulis buku Insecurity is My Middle
ini?
Narasumber : Supaya semoga teman-teman yang merasa
insecure mereka bisa merasa dipahami rasa insecurity mereka,
mereka bisa merasa dipahami dan merasa kayak punya teman
untuk berbagi cerita karena buku ini sebenarnya kayak teman
ngobrol gitu yang ngasih masukan dan semoga mereka
menemukan masukan yang klik sama mereka, yang tepat sama
mereka yang bisa mereka praktekkan
Peneliti : Apa makna dari cover buku Insecurity is My
Middle?
Narasumber : Sebenarnya bisa diinterpretasikan masing-masing
sih. Aku punya interpretasi seperti ini mungkin seseorang yang lain
memiliki interpretasi ini, dan kamu mungkin juga punya
interpretasi ini (berbeda-beda). Kalau interpretasi dari aku adalah
kayak ya kita merasa insecure kita itu butuh waktu sama diri
sendiri dan lihat pemandangan hijau yang enak dilihat, danaunya,
dan langit biru yang luas. Ya just a little moment for self sih.
Peneliti : Dalam buku, kak Alvi menyisipkan beberapa
pesan-pesan Islami. Mengapa demikian?
Narasumber : Karena ada beberapa hal dalam hidup yang nggak
ada solusi lain selain mendekatkan diri kepada Allah, simplenya
seperti itu sih. Kayak mungkin kamu pernah di posisi kayak udah
130
nyoba ini itu dan lain sebagainya, dan nggak ada satupun yang bisa
bantu kamu selain ketika kamu kembali sama Allah. Berdoa lagi
sama Allah, mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri
untuk Allah. Itu sih alasannya, ya some solution ya hanya bisa
untuk kembali dengan Allah aja
Peneliti : Bagaimana harapan kak Alvi terhadap buku ini
dan terhadap pembaca?
Narasumber : Terhadap buku ini ya tentu aku berharap buku ini
bisa jadi buku yang laris dan alhamdulillah sekarang buku ini
termasuk buku-buku yang laris (best seller) dan aku juga sangat
berharap buku ini tuh bisa jadi buku yang sepanjang masa gitu lo,
yang terus ada karena yang namanya insecure kan selalu ada ya
mau berapapun usia kita, generasi kita berikutnya akan punya
insecurity dan aku berharap buku ini bisa menjadi teman untuk
generasi-generasi berikutnya. Dan terhadap pembaca ya aku
berharap mereka merasa terbantukan. Aku aware bahwa buku aku
bukan jawaban atas segala masalah mereka, mungkin buku ini
cuma bisa memberikan sedikit jawaban dan sedikit solusi dan
sedikit rasa nyaman aja tapi aku berharap itu bermanfaat untuk
mereka, bisa membuat mereka melangkah lagi lah, bisa membuat
mereka jadi tahu oh ketika gue insecure gue harus ini nih. Dan ya
di buku ini kan juga nggak kayak dikasih kata-kata doang tapi juga
dikasih caranya ini loh kalau kamu insecure karena ini,ini yang
bisa kamu lakukan, kalau insecure karena ini begini-begini, kayak
gitu.
Peneliti : Berapa lama proses menulis Buku Insecurity is My
Middle Name?
131
jadi apa soalnya semua mimpi aku pengen selalu nggak berhasil
dan itu bikin aku insecure untuk mencoba lagi so ya itu alasan
internalnya.
134
lembar demi lembar buku itu, aku dapat banyak perspektif baru.
saya merasakan ketika saya insecure saya tidak punya opsi lain
terhadap sebuah peristiwa yang sedang di potret oleh pikiran saya.
Kak Alvi benar - benar nyaman dalam menyampaikan pesannya,
rasanya seperti diajak ngobrol, perasaan tidak nyaman saya
berangsur angsur membaik. Sesudah membaca, perasaan saya
mulai berangsur membaik, insecure saya tidak semenakutkan
sebelumnya, saya merasa lebih nyaman dan dapat mengendalikan
insecure saya
Peneliti : Dalam Buku Insecurity is My Middle Name
terdapat pesan-pesan dari ayat Al-Qur’an dan hadits, bagaimana
menurutmu tentang hal itu?
Narasumber : Tidak masalah untuk saya, malah menambah rasa
percaya saya, bahwa tidak perlu terlalu khawatir terhadap hidup
karena Allah sayang sama saya
Peneliti : Apakah pesan-pesan tersebut membantumu untuk
berdamai dengan perasaan insecure-mu?
Narasumber `: Sangat membantu, hal tersebut mengingatkan saya
bahwa bila tidak ada seorangpun yang menarik tangan saya, saya
masih punya Tuhan yang akan selalu ada sama saya, saya menjadi
lebih kuat karena itu.
Peneliti : Bagian mana/pesan apa yang paling berkesan
untukmu?
Narasumber `: Halaman 181. Disitu ada kutipan “Hal – hal baik
butuh waktu”. Ini bener – bener relate dengan perasaanku, dimana
aku merasa gini – gini aja, stuck ditempat. Semua yang aku usahain
butuh waktu buat berkembang, kayak mie instant yang tetep butuh
137
5 menit untuk siap makan, maka usahaku juga perlu waktu untuk
siap dirasakan manfaatnya.
Peneliti : Menurutmu Buku Insecurity is My Middle Name
efektif atau tidak untuk membantu kamu berdamai dengan
perasaan insecure?
Narasumber `: Efektif. Karena perasaan saya berangsur – angsur
membaik. Ketika saya berhadapan dengan perasaan serupa
dikemudian hari, saya tidak terlalu takut lagi melihat bahwa teman
saya lebih hebat, saya juga semakin percaya diri.
Peneliti : Apa yang bisa kamu ambil dari buku ini?
Narasumber `: Tidak perlu membandingkan diri dengan orang
lain. Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau, tapi dari
pada melihat rumput tetangga, lebih baik menyirami rumput
sendiri agar lebih hijau dan bermanfaat.
138
141
142