Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN TIDAK


BAKU

UNIVERSITAS SWADAYA
GUNUNG JATI

Disusun Oleh:

Mochammad Rizky Maulana 121020574


Revanza Rizky Ramadhan 121020576
Armando 121020547
Angelina adinda putri 121020566
Albert faber 121020559
Imeylia safhira sutanto 121020567
Lorentina dwi rahayu 121020579
Tiara ayu patimah 121020584
Fathiya sarabila 121020552
Ristalia indy 121020564
Daftar isi
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................3
1.2 Tujuan............................................................................................................................................4
1.3 Metode...........................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................4
2.1 Teori...............................................................................................................................................4
B. Pengertian Bahasa tidak baku.....................................................................................................5
2.2 Pembahasan...................................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................................11
BAB I
1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Bahasa baku bahasa yang mempunyai pengaruh dalam segi
bahasa di Indonesia. Tidak memandang siapapun yang memakai bahasa Indonesia,
menggunakan dua macam bahasa yakni bahasa baku dan nonbaku, jadi bahasa
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Bahasa dapat juga sebagai alat
menghubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam
kehidupan. Berkomunikasi diharapkan harus menggunakan tata bahasa yang baik.
Tentu saja penyampaian bahasa harus mudah dimengerti dan efektif sehingga
pendengar mengerti dengan jelas maksud yang berbicara atau yang menulis, dengan
menghindari pemakaian kosakata dan kalimat yang membingungkan. Itulah gunanya
tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata bahasa sendiri bidang ilmu
yang menggarap masalah-masalah morfem serta penggabungan-penggabungannya,
yang mencakup morfologi dan sintaksis (Gleason dalam Tarigan,1983:3). Oleh karena
itu dengan definisi tersebut dapat memperjelas bahwa apabila terjadi penggunaan
salah bahasa dapat mempengaruhi bahasa secara keseluruhan.
Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf
yang sesuai dengan kaidah baku. Tata bahasa Indonesia sendiri menurut (Suryaman
dalam Husain 1992:98) mengemukakan bahwa seperangkat norma yang memeriksa
pemakaian bahasa baik keteraturannya maupun penyimpangan dari keteraturannya
itu. Penyimpangan dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan
(Setyawati,2010:13). Pemakai bahasa menyimpang karena tidak mau, enggan atau
malas mengikuti norma yang ada . Mempelajari dan memahami tata bahasa dianggap
rumit dan ketidaksukaan kepada hal yang bersifat formal. Padahal memahami tata
bahasa tidaklah sulit, dan terlebih apabila seseorang tidak memahami dasar tata
bahasa Indonesiar tidak mungkin akan mengerti dengan baik. Pelajaran bahasa asing
seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dapat difahami apabila ditulis dengan singkat
tanpa tata bahasa, namun dalam kalimat pemberitaannya aturan/tata bahasa tetap
sangat mempengaruhi pengertian pembaca. Salah satu media komunikasi yakni
melalui sebuah pesawat radio. Radio merupakan media massa untuk meyampaikan
pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu,
ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak
konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan. Radio selain menyajikan uraian
fakta dan 3 pendapat yang disampaikan reporter, juga terselip pendapat yang
diucapkan sendiri oleh narasumber. Reporter radio dan penyusun naskah berita radio
dituntut memiliki keterampilan dalam uraian fakta, uraian pendapat, dan pendapat
narasumber yang berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak perlu seluruhnya
dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada relevansi dengan alur
topik bahasan. Media massa yakni pesawat radio selain menyiarkan sebuah
hiburanhiburan juga terdapat sebuah pengajian yakni dakwah keislaman. Dakwah
keislaman memberikan suatu wawasan mengenai hal dalam lingkungan islam.
Dakwah melalui siaran udara selalu mengajak para pendengar untuk selalu berbuat
kebaikan, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan banyak hal lagi, ajakan-
ajakan dalam kebaikan. Proses siaran tersebut Ustad harus memilih bahasa agar
mudah dimengerti oleh para pendengar, didalam menggunakan bahasa pasti terdapat
suatu kesalahan dalam pemakaiannya, maka dari itu peneliti akan menganalisis
kesalahan pemakainanya. Analisis kesalahan berbahasa dapat digunakan sebagai
umpan balik bagi pengajaran bahasa. Analisis kesalahan berbahasa Indonesia pada
dasarnya adalah untuk umpan balik bagi pengajaran bahasa Indonesia. Adapun ruang
lingkup kesalahannya dapat dijelaskan berdasarkan tataran linguistik; seperti tataran
fonologi, morfologi, kelompok kata, frase, klausa, kalimat, wacana, dan semantik.
Dalam penelitian ini penulis melakukan 4 penelitian mengenai analisis kesalahan
dalam tata bahasa yakni analisis penggunaan kata-kata yang memiliki fungsi sintaksis
untuk menggabungkan kata menjadi sebuah kalimat yang utuh. Hal ini dikenal dengan
konjungsi ( kata sambung). Konjungsi itu kata yang menggabungkan dua kata atau
dua frase. Dalam konjungsi akan dianalisis yakni penggunaan konjungsi koordinatif
dan subordinatif. Dalam penelitian yang dilakukan hanya menekankan pada jenis
konjungsinya, yang akan dianalisis bentuk pemakaian kata sambung yang digunakan
oleh Ustad dalam siaran dakwahnya dan juga jenis konjungsi yang dominan salah
dalam pengguanaan kata sambung pada pemakaian bahasa.

1.2 Tujuan
1. Mendeskripsikan penggunaan Bahasa baku dan nonbaku
2. Untuk mengetahui fungsi Bahasa baku dan nonbaku
3. Untuk mengetahui ciri ciri bahsa baku dan nonbaku
4. Untuk mengetahui pemaikaian bahsa baku dan nonbaku dengan baik dan benar
5. Untuk mengetahui contoh Bahasa baku dan nonbaku

1.3 Metode
Metode yang kami gunakan menggunakan jenis metodi kualitatif berupa dokumentasi
kesalahan penggunaan Bahasa baku diruang publik
BAB II
2.1 Teori

Pengertian Bahasa bahasa baku

Istilah bahsa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa memahami secara komprehensif konsep dan
makna istilah Bahasa baku itu. Hal ini terbuka bahwa masih banyak orang atau
masyarakat berpendapat Bahasa baku sama dengan bahsa yang baik dan benar. “ kita
berusaha agar dalm situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam
situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahsa yang baku”. (pateda,
1997 : 30 .
Slogan “pergunakanlah Bahasa indonsia dengan baik dan benar”, tampaknya
mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika
yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku. Demi kian agar bangs aini dapat diseragamkan dalam
betindak tau berbahasa. “ manakah ada Bahasa baku , khususnya Bahasa indonesia
baku ?” “manalah ada Bahasa indonesia lisan baku?” “manalah ada maskyarakat atau
orang yang mampu menggunakan bahsa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah “.
Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh Bahasa daerahnya jika mereka berbahasa
indonesia secara lisan.
Ciri ciri Bahasa Indonesia baku :
 Pelafalan yang relative bebas dari atau sedikit diwarnai bahsa daerah atau
dialek.
 Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- sebagai bagian Bahasa indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap didalam kalimat
 Partikel lah- kah- dan pun- ditulis jelas dan tetap dalam kalimat.
 Reposisi atau kata depan ditulis secara jelas.
 Bentuk kata ulang ditulis sesuai fungsi dan tempatnya.
 Pola kelompok kata kerja +agen +kata kerja,kontruksi atau bentuk sintesis,
fungsi gramatikal, struktur kalimat diucapkan dengan jelas dan tetap dalam
kalimat.

B. Pengertian Bahasa tidak baku

Bahasa non baku adalah ragam Bahasa yang berkode berbeda dengan kode Bahasa
baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam Bahasa non baku dipakai
pada situasi santai dengan keluarga, teman , di pasar , dan tulisan pribadi buku harian.
Ciri Bahasa tidak baku:
1. Walaupun terkesan berbeda dengan Bahasa baku, tetapi memiliki arti yang
sama.
2. Dapat dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
3. Dapat dipengaruhi oleh Bahasa asing.
4. Digunakan pada situasi santai atau tidak resmi.
2.2 Pembahasan

Kata “ apotik” diatas adalah kata yang tidak baku atau tidak ada dalam KBBI. Untuk
penulisan kata “apotik” seharusnya ditulis “apotek” sesuai dengan KBBI.

Penulisan diatas terdapat kata “ N’deso” tidak sesuai dengan kaidah ejaan yang baik
dan benar, kata tersebut termasuk kata yang tidak baku. Kata “N’deso” seharusnya
ditulis “desa”. Hal ini sudah dijelaskan dalam kamus besar Bahasa indonesia yang
artinya kesatuan wilayah.

Kata “berkwalitas” pada gambar diatas sudah jelas menunjukkan kata tidak baku
tetapi tetap digunakan oleh pedagangnya. Kata dasar “berkwalitas” pada gambar
diatas seharusnya adalah “berkualitas” . selama ini masyarakat umum tidak
mengetahui penulisan kata tersebut sehingga dalam penggunaannya menyalahi aturan
yang baku.
Kata “senen dan jum’at” diatas adalah kata yang diadopsi dari Bahasa arab. Untuk
penulisan Bahasa baku atau standarnya adalah “ senin” dan “jumat”. Untuk pelafan
senin sesuai dengan penulisannya sedangkan “jumat” pelafalannya menggunakan
tanda trema suara pelafalan di dengungkan. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku
bahwa penulisan tersebut tidaklah baku. Untuk menghindari kata tidak baku dapat
berpedoman kepada pedoman ejaan umum Bahasa indonesia.

Penulisan diatas terdapat kata “bis” secara menerapkan kaidah ejaan yang baik dan
benar, kata “bis” termasuk kata tidak baku. Kata “bis” bentuk bakunya adalah “bus”.
Hal ini sudah dijelaskan kedalam kamus besar Bahasa indonesia. Penulisan kata ini
masih terdapat pada loket-loket pemberangkatan bus. Dengan demikian menjadi
permasalahan Bersama jika penulisan kata ini terus menerus diabaikan.

Kata “TEHNIK” pada gambar di atas terlihat jelas tidak sesuai dengan KBBI. Namun,
pemilik toko tetap saja menggunakan tanpa mengetahui latar belakang tulisan tersebut
apakah sesuai dengan ejaan yang disempurnakan atau tidak. Untuk itu, perlu adanya
pemahaman terhadap penulisan agar terhindar dari penulisan tidak baku. Perbaikan
dari kata “TEHNIK” bentuk bakunya adalah “Teknik”
BAB III

3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan
bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada
bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa
baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada
suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan
struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan
tidak resmi.

Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia
baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah
dan digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Begitupun dengan
bahasa Indonesia nonbaku. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki
fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan nonbaku
sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar

3.2 Saran
Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa indonesia agar sesuai
dengan kaidah yang diberlakukan. Disamping mempertahankan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku, juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu
menyatukan ribuan pulau dan etnis dari sabang sampai merauke.
DAFTAR PUSTAKA

https://pendisetiyo.blogspot.com/2016/06/makalah-kata-baku-dan-tidak-baku.html
https://3mhz.wordpress.com/2013/12/07/makalah-kata-baku-dan-tidak-baku/

Anda mungkin juga menyukai