Anda di halaman 1dari 1

SOCIAL-LEARNING HUB

ex. Gudang Logistik Sunset Road, Bali.

PERMASALAHAN &
USULAN
PERMASALAHAN
Perkembangan Pariwisata vs. Degradasi Minat Belajar & Budaya
Untuk Generasi Muda Perkotaan Bali
Perkotaan Bali tentu memiliki daya tarik besar bagi investor baik dari

adaptive
dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modal dalam bentuk
investasi-investasi materialistis seperti Villa, Kafe, Restoran, dan
sebagainya. Seiring dengan derasnya perputaran dana tersebut,
muncul alih fungsi lahan, pola ekonomi, dan tentunya berujung pada
peralihan pola hidup dan kebudayaan.
Dengan derasnya aliran dana investasi, mendorong generasi muda
Bali di masa depan untuk melompat dan melupakan pendidikan
sebagai proses penting dalam perkembangan hidup untuk kemudian
langsung bekerja sebagai pelaku pariwisata tanpa dasar
re-use
pendidikan yang cukup. Dalam Jangka panjang, penurunan minat
belajar & pendidikan ini bisa mendorong ke penurunan derajat
intelektualitas generasi muda Bali dan memicu pergeseran nilai-nilai
aktifasi ruang - ruang
Budaya sebagai demonstration effect dari wisatawan dan budaya
asing yang masuk.
yang tidur
USULAN: PEMANFAATAN ADAPTIVE RE-USE EX. GUDANG public/social
LOGISTIK SEBAGAI SOCIAL-LEARNING HUB activity big scale
social group
Social-Learning: Penggabungan Aktivitas Belajar dengan
Interaksi Sosial dan Interaksi Sosial Sebagai Pendukung
Pembelajaran medium scale
social group
Berdasarkan Pyramid of Learning oleh National Training
Laboratories, Bethel, Maine. Pembelajaran individual berada dalam
tingkat terendah dalam tingkat pemahaman akan suatu keilmuan. private
activity
small scale
social group

Semakin publik dan melibatkan banyak interaksi sosial dalam proses


pembelajaran, maka pemahaman individu akan sebuah pokok
keilmuan akan semakin baik.
Pemeliharaan keberlangsungan
adat, budaya, dan peribadatan
KONSEP
SOCIAL-LEARNING HUB & TRI HITA KARANA TUHAN
Dengan memanfaatkan adaptive re-use sebagai ruang social-
learning, sekaligus sebagai wadah untuk para Sekaha dalam
beraktivitas, diharapkan meningkatkan minat pembelajaran ilmu dan TRI HITA
budaya generasi muda perkotaan Bali dan meningkatkan KARANA
penyerapan dan pemahaman ilmu dan budaya Bali dalam waktu LINGKUNGAN MANUSIA
yang relatif lebih pendek di komunitas-komunitas dan Sekaha di Bali.
Ujung dari strategi ini secara jangka panjang adalah kesinambungan Penggunaan kolam retensi Pemeliharaan hubungan antar
Pemanfaatan penghawaan & manusia dengan pengoptimalan
transfer ilmu dan kebudayaan Bali antar generasi baik dalam pencahayaan alami interaksi sosial melalui desain
komunitas maupun Sekaha di perkotaan Bali. social space yang eksibel, adaptif, dan
keberagaman skala social space.
SOCIAL SPACE KEY PRINCIPLE
Prinsip desain Social Space ini bertujuan untuk meningkatkan
keberagaman jumlah pengguna, mengakomodir berbagai
kebutuhan pengguna, dan menciptakan ruang sosial yang adaptif
/responsif terhadap kebutuhan pengguna yang beragam dalam
jangka panjang.

Adaptability
1 Partisi didesain untuk mudah disesuaikan
1 4 dengan kebutuhan ruang komunitas yang
2 2 menggunakan dan mengakomodir
3 banyak alternatif pengguna/acara.

Diverse in Scale
Elemen desain dan skala ruang aktivitas
sosial didesain beragam untuk mengundang
beragam skala komunitas beraktivitas di
dalamnya. Semakin beragam, social space
akan semakin mengundang komunitas lain

Flexibility in Use
Elemen-elemen dalam Social Space didesain
untuk digunakan dengan berbagai fungsi
sesuai interpretasi dan kebutuhan
penggunanya. kolam
retensi

Kolam Retensi
Mengumpulkan Air Hujan dari
Atap dan lubangan atap untuk
kemudian ditampung sebelum
menuju riol kota, meminimalisir
beban sistem drainase kota
LEGENDA
1. Parkir
2. Deck Panggung (cover retensi)
3. Communal Space Indoor
4. Patio
5. Outdoor Communal Space

0 100 200 500

3 3

4 3

3 3 3 0 100 200 500

3
3 3

3
3
0 100 200 500 0 100 200 500

3
3 3

0 100 200 500

0 100 200 500

Anda mungkin juga menyukai