Anda di halaman 1dari 3

Memahami Teori Nusantara Sebagai Teori Asal Usul Bangsa Indonesia

Hingga sekarang, sebagian besar dari bangsa Indonesia mungkin masih belum benar-benar
paham tentang asal-usul nenek moyang kita. Tapi walaupun begitu, sebuah pemahaman
muncul bahwa bangsa Indonesia sebagian besar berasal dari kawasan Indochina.Seperti yang
kita ketahui bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan berbagai macam suku,
agama, dan ras yang ada di dalamnya. Itulah kenapa wajar bila bangsa Indonesia juga
mempunyai banyak sekali budaya. Termasuk juga kekayaan alam, kekayaan leluhurnya, dan
juga kekayaan intelektual. Dari besarnya bangsa ini, apakah kamu pernah berpikir mengenai
bagaimana teori asal-usul nenek moyang Indonesia itu ada?.Sebagai generasi bangsa
pastinya kita harus mengetahui bagaimana sejarah dari teori asal-usul nenek moyang
Indonesia. Hal tersebut bertujuan agar kita bisa belajar lebih banyak hal mengenai
perkembangan corak hidup para leluhur bangsa Indonesia. Kita juga mungkin lebih populer
dengan sejarah bangsa sendiri, mulai dari penjajahan Belanda hingga akhirnya negara ini
merdeka.Padahal, jauh sebelum masa penjajahan tersebut, kita juga sudah mempunyai
sejarah hingga bagaimana akhirnya kita bisa mempunyai berbagai macam suku dan budaya
yang tersebar di beberapa wilayah. Mulai dari Sabang hingga Merauke mempunyai sejarah
panjang sampai akhirnya masuk menjadi suku bangsa Indonesia. Terdapat beberapa asal-usul
nenek moyang Indonesia yang cukup populer di kalangan para ahli. Namun, di dalam artikel
ini kita akan lebih fokus untuk membahas teori nusantara.

Pengertian Teori Nusantara=Teori Nusantara adalah salah satu teori dalam


persebaran manusia yang ada di Indonesia. Dimana teori ini mengatakan bahwa asal-usul
manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, tapi mereka sudah
hidup dan berkembang di wilayah Indonesia itu sendiri. Teori ini juga didukung oleh sarjana-
sarjana seperti J.Crawford, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Namun,
tampaknya teori yang satu ini kurang populer dan kurang banyak diterima oleh masyarakat
Indonesia. Untuk dasar teori nusantara sendiri yaitu:
a. Bahasa Melayu dan Bahasa Jawa memiliki tingkat peradaban yang sangat tinggi. Taraf
tersebut hanya bisa dicapai setelah adanya perkembangan budaya yang lama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa orang Melayu tidak berasal dari mana-mana, namun berasal dan
berkembang di wilayah Nusantara.

b. K. Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengungkapkan bahwa Bahasa Melayu
serumpun dengan Bahasa Champa atau Kampuchea. Baginya, persamaan yang berlaku di
kedua bahasa ini adalah sebuah fenomena yang sifatnya “kebetulan”.

c. Manusia Kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang ada di Pulau Jawa. Penemuan
manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan bahwa ada kemungkinan orang Melayu
keturunan dari manusia kuno tersebut, yaitu berasal dari Pulau Jawa.
d. Bahasa yang berkembang di Nusantara adalah rumpun Bahasa Austronesia, memiliki
perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang berkembang di Asia Tengah, yakni bahasa
Indo Eropa.

Kelemahan Teori Nusantara=Walaupun sudah banyak bukti yang mendasari


teori nusantara ini, namun teori ini masih mempunyai beberapa kelemahan. Para ahli yang
mendukung teori lain menemukan beberapa peninggalan yang menguatkan bukti bahwa
bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia. Misalnya saja seperti adanya kesamaan
peninggalan perkakas pada zaman purba dan migrasi besar-besaran manusia purba ke
Indonesia.

Para ahli yang mendukung teori lain menemukan beberapa peninggalan yang menguatkan bukti
bahwa bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia. Misalnya saja seperti adanya kesamaan
peninggalan perkakas pada zaman purba dan migrasi besar-besaran manusia purba ke Indonesia.
Penjelasan tentang Teori Nusantara dapat dimaknai sebagai asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia. Lantas, apa itu sebenarnya Teori Nusantara, siapa saja tokoh pendukungnya, dan apa
saja bukti-bukti sejarahnya? Tulisan Jumbuh Karo dan Ari Fatoni yang terhimpun dalam
Wawasan Budaya Nusantara mengungkapkan, proses migrasi manusia dapat berlangsung dengan
lambat maupun berjalan dengan cepat. Proses migrasi manusia yang berjalan lambat didasarkan
pada proses awal perkembangan manusia itu sendiri. Hal tersebut didukung dengan kebutuhan
manusia untuk mencari daerah yang lebih aman, subur, serta lebih mudah untuk memperoleh
makanan guna bertahan hidup. Sedangkan dalam proses migrasi yang berjalan cepat cenderung
terjadi pada masyarakat modern. Hal tersebut dikarenakan adanya kebutuhan untuk mencari
tempat tinggal baru karena tempat tinggal lamanya telah hancur akibat bencana, kelaparan,
perang, penyakit menular, dan sebagainya.Nenek moyang bangsa Indonesia kemungkinan
berasal sekelompok manusia yang bermigrasi dari pesisir di Asia Timur. Mereka datang dalam
jumlah besar dan terdiri dari beberapa gelombang. Pengertian Teori Nusantara dan
Penjelasannya Berbeda dengan beberapa teori yang meyakini bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia merupakan migrasi dari luar wilayah Nusantara, ada teori yang justru mempercayai
bahwa proses migrasi awal manusia Nusantara bukan berasal dari luar, melainkan dari wilayah
Nusantara itu sendiri. Aholiab Watloly dalam Kosmologi Pulau Kecil Masela dengan Isu Besar
Blok Masela di Bibir Perbatasan Negara (2022) menyebutkan, Teori Nusantara menyatakan
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Kepulauan Nusantara itu sendiri
dan tidak berasal dari bagian bumi lainnya. Mereka hidup menetap serta berkembang di wilayah
Indonesia itu sendiri.

Argumen-argumen dari para pendukungnya yang melandasi Teori Nusantara antara lain sebagai
berikut: Bangsa Melayu, termasuk Jawa, merupakan bangsa yang berperadaban tinggi.
Peradaban tersebut tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari
kebudayaan sebelumnya. Terdapat kecenderungan bahwa Bahasa Melayu memiliki kesamaan
dengan bahasa Champa (Kamboja). Akan tetapi, dalam Teori Nusantara kesamaan tersebut
dinilai sebagai suatu kebetulan. Banyak fosil manusia purba yang ditemukan di Kepulauan
Nusantara dan menggambarkan keunikan manusia khas Nusantara. Terdapat kemungkinan
bahwa orang Melayu merupakan keturunan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Terdapat perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan
bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tenggara. Tokoh-tokoh Pendukung dan Bukti
Sejarah Teori Nusantara Teori Nusantara yang menjelaskan tentang asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia memang tidak sepopuler teori lainnya, semisal Teori Yunan, Teori Afrika,
maupun Teori Taiwan.. Himly mendukung Teori Nusantara karena melihat kemiripan bahasa
antara bangsa Melayu di Nusantara dengan bangsa Champa atau Kamboja hanya merupakan
kebetulan semata.. Yamin meyakini bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Nusantara sendiri berdasarkan banyaknya fosil dan artefak yang ditemukan di Indonesia, seperti
Homo Soloensis atau Homo Wajakensis. Sedangkan menurut penelitian Gorys Keraf, bahasa-
bahasa di Nusantara telah membuahkan teori mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia itu
sendiri. Maka, simpulnya, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Nusantara itu
sendiri. Menggunakan sudut pandang tersebut, Gorys Keraf berusaha menampik argumen bahwa
nenek moyang Nusantara berasal dari wilayah-wilayah di luar Kepulauan Nusantara itu sendiri.
Hal tersebut kemudian diperkuat dengan adanya pembacaan terhadap situasi geografis Nusantara
di masa lampau, pertumbuhan dan penyebaran umat manusia di dunia, hingga teori migrasi
bahasa dan leksikostatistik

Anda mungkin juga menyukai