Disusun Oleh:
Kelompok 2
Putri Rahayu
M. Devan Fariz
M. Fajri
M. Fahrezi
Airin Ahmad Saputri
Nur Azmiah
KELAS : XI IPS
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan maklah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena Allah telah melengkapi
manusia dengan akal pikiran. Namun dengan akalnya yang terbatas manusia senantiasa
berselisih, mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga tidak mampu membuat pedoman
hidup yang dapat membawa mereka bahagia di dunia dan akhirat. Itulah sebabnya Allah
mengutus para Rasul untuk memperbaiki kehidupan umat manusia dan membimbing hamba-
Nya yang lain menuju jalan yang diridhoi-Nya. Tugas mereka sangat berat dan hanya hamba-
hamba Allah terpilih saja yang sanggup melakukan hal tersebut atas izin-Nya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pengertian bahasa, perkataan Rasul berasal dari bahasa Arab yang artinya utusan,
kurir, pembawa misi, atau pembawa berita. Menurut istilah dalam tauhid, Rasul adalah
Manusia pilihan Allah yang di angkat sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan firman-
firman-Nya kepada manusia agar dijadikan pedoman hidup, demi terwujudnya keselamatan
dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Percaya kepada Rasul-rasul Allah merupakan pengamalan rukun iman yang ke empat. Iman
kepada para Rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang laki-
laki yang telah menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka
beriman.
Bedanya dengan nabi adalah kalau Nabi adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah untuk
dirinya sendiri, tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Sedang rasul adalah
orang yang menerima wahyu dari Allah, selain untuk dirinya sendiri, juga berkewajiban
menyampaikan kepada orang lain, seperti pengertian berikut Rasul adalah seorang laki-laki,
mereka yang diberi wahyu oleh Allah tentang agama dan mendapat perintah supaya
menyampaikan kepada semua mahluk. Jika tidak diperintahkan untuk menyampaikan
(tabligh), orang itu disebut Nabi saja.
Rasul merupakan orang laki-laki pilihan Allah yang diberi wahyu, Firman Allah :
3
Artinya: Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa
orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (Al-Anbiya: 7)
B. Hak Rasul
Sebagai utusan Allah untuk membimbing manusia, Rasul mempunyai beberapa hak,
diantaranya:
1) Ditaati dan diikuti segala sunah, keputusan, dan didahulukan ketetapannya atas yang lain.
2) Dicintai dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya serta
diperlakukan secara ikhlas, jujur, dan tulus.
3) Dihormati sesuai dengan kedudukannya yang mulia dan agung serta dicintai sahabat-
sahabatnya yang dekat.
Adanya hak tersebut bukan berarti Nabi dan Rasul didalam perjuangannya menegakkan
agama Allah mengharap imbalan, apalagi menurut hak tersebut. Pada dasarnya, para Nabi
dan para Rasul berbuat demikian semata-mata untuk Allah SWT.
Jumlah Rasul yang diabadikan Allah dalam AL-Qur’an ada 25 orang. Delapan belas nama di
antara mereka disebutkan dalam Surah Al-An’am ayat 83-86 dan selebihnya disebutkan
dalam surah-surah yang lain. Dua puluh lima Rasul tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adam a.s.
2. Idris a.s.
3. Nuh a.s.
4. Hud a.s.
5. Shalih a.s.
6. Ibrahim a.s.
7. Luth a.s.
8. Ismail a.s.
9. Ishaq a.s.
4
10. Ya'kub a.s.
11. Yusuf a.s.
12. Ayyub a.s.
13. Syu'aib a.s.
14. Musa a.s.
15. Harun a.s.
16. Zulkifli a.s.
17. Daud a.s.
18. Sulaiman a.s.
19. Ilyas a.s.
20. Ilyasa a.s.
21. Yusuf a.s.
22. Zakaria a.s.
23. Yahya a.s.
24. Isa a.s.
25. Muhammad SAW - penutup, akhir.
Inilah yang wajib dikenal dan diimani. Selain itu dalam perjalanan sejarah dimungkinkan ada
Nabi-Nabi lainnya selain ke-25 Nabi di atas. Namun demikian, Muhammad SAW tetap
sebagai nabi penutup, terakhir, dan tidak ada Nabi/Rasul yang diutus pasca beliau. Adapun
nama-nama nabi selain 25 Nabi/Rasul di atas, bisa saja dibuat dalam berbagai macam versi
menurut sejarah otentik. Namun, hanya 25 orang saja yang wajib diimani, dan disebutkan di
dalam Al Qur'an.
Di dalam Al Qur'an, juga disebutkan beberapa identitas lainnya, namun tidak ada dasar/
petunjuk sehingga mereka dapat dikatakan sebagai Nabi. Begitu pula sekalipun Al Qur'an
menyebutkan istilah "Nabi-nabi" atau "para Nabi", namun tidak disebutkan jelas identitas
orang yang dimaksud.
Artinya : “Dari Abu Zar berkata, saya bertanya, “Wahai Rasullulah, berapa jumlah para
nabi ? Beliau menjawab, Jumlah para nabi sebanyak 124.000, (seratus dua puluh empat ribu)
5
orang dan diantara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 (tiga ratus lima belas) orang,
suatu jumlah yang besar” (HR Ahmad)
D. Persamaan Rasul
Islam tidak membedakan antara Rasul yang satu dengan Rasul yang lainnya. Semua Rasul
memiliki persamaan-persamaan diantaranya :
1. Semua Rasul setelah Nabi Adam as. Adalah sama-sama keturunan Nabi Adam as., sama-
sama merupakan laki-laki yang mulia yang memperoleh wahyu dari Allah.
2. Semua Rasul itu Ma’shum yaitu selalu terpelihara dan dijauhkan dari segala kejelekan dan
kemaksiatan (dosa), sebab mereka dijadikan oleh Allah untuk cermin teladan bagi masyarakat
dan umat manusia pada umumnya.
E. Sifat-sifat Rasul
Sebagai manusia, Rasul juga memiliki sifat-sifat manusia pada umumnya. Namun sifat-sifat
tersebut tidak mengurangi martabatnya mereka sebagai utusan Allah, juga tidak mempunyai
cela yang merendahkan dirinya, serta tidak mengurangi kedudukan mereka sebagai rasul.
6
Mereka makan, minum, berdagang, berkeluarga, mengalami sakit, susah, gembira dan lain
sebagainya.
Artinya: Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan
bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.
(QS. Al-Furqan: 20)
Firman Allah SWT :
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul
mendatangkan sesuatu ayat (mu'jizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada
Kitab (yang tertentu). (QS. Ar Ra’d: 38)
F. Peran Rasul
7
Peran Rasul pada intinya adalah menyampaikan amanat dari Allah untuk menegakkan
kebenaran dan menjauhkan manusia dari kesesatan. Peran Rasul menurut Al-qur’an antara
lain:
G. Tugas Rasul
1. Menyatukan I’tikad dan keyakinan umatnya bahwa Tuhan adalah dzat Yang Maha Kuasa
2. Memberi batas bagi umatnya mana hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan
menurut perintah Allah SWT.
3. Memberikan pedoman kepada umatnya agar mereka menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
utama (akhlak terpuji)
4. Menjelaskan kepada umatnya apa saja yang dapat membawa mereka kepada keridhoan
Allah dan apa saja yang dapat membawa mereka kepada kemurkaannya.
5. Mengajarkan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan ketentuan
yang digariskan Allah SWT.
8
Dengan adanya tugas-tugas para Rasul ini, maka antara Rasul yang satu dengan yang lain
tidak ada bedanya namun di antara para Rasul itu ada yang mempunyai keteguhan dan
ketabahan hati yang sangat luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid, yaitu disebut Ulul
Azmi.
Firman Allah :
Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
Rasul-Rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.
Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak
tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup,
maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaaf : 35)
H. Mukjizat Rasul
Karena tugas para Rasul sangat berat, maka para Rasul dibekali dengan mukjizat, yaitu
keadaan atau kejadian luar biasa yang dialami atau dilakukan oleh para Nabi atau Rasul atas
izin Allah. Adapun fungsi dari mukjizat adalah :
1. Sebagai tanda bukti bahwa orang yang membawa atau memiliki benar-benar seorang Rasul
utusan Allah.
2. Sebagai senjata bagi Rasul yang digunakan untuk menghadapi musuh-musuh yang
menentangnya.
9
Mukjizat dikelompokkan menjadi 4 macam
1. Mukjizat Kauniyah yaitu mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam seperti di belahnya
laut merah oleh Nabi Musa a.s dengan tongkat
2. Mukjizat Syahsiyah yaitu mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi atau rasul seperti air
yang keluar dari celah-celah jari Nabi Muhamad SAW. Penyembuhan penyakit buta, kusta
oleh Nabi Isa a.s dan cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa a.s.
3. Mujizat Salbiyah yaitu Mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya, seperti nabi Ibrahim
a.s di bakar api tetapi tidak mempan
4. Mukjizat Aqliyah yaitu mukjizat yang masuk akal (rasional) yaitu Al-Qur’an.
2. Melaksanakan perintah Allah SWT, dimulai sejak bangun tidur sampai akan tidur lagi
a. Menafkahkan harta, baik di waktu lapang maupun sempit
b. Menahan amarah
c. Memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati janji apabila berjanji
e. Bersabar dalam kesempitan dan penderitaan
f. Mengimani rukun iman
g. Menggunakan akal dan panca indra untuk mencapai ketakwaan
h. Aktif berbuat baik kepada semua manusia, khususnya kepada orang tua dan fakir miskin
i. Berkurban
10
3. Menjauhi perbuatan yang dilarang Allah seperti berikut ini:
a. Dengki
b. Berselisih
c. Membenci
d. Bermusuhan
e. Merusak
f. Mencari-cari kesalahan orang lain
g. Mengolok-olok orang lain
h. Merugikan hak orang lain
i. Menghina Tuhan orang lain
j. Memaksakan kehendak
k. Berjudi dan minum khamar
l. Berzina
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Percaya kepada Rasul-rasul Allah merupakan pengamalan rukun iman yang keempat. Iman
kepada Rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang laki-laki
yang telah menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka
beriman.
Dan orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul dan harus
mengamalkan ajaran-ajaran yang disampaikan para Rasul meliputi ajaran kepada umat
manusia bahwa yang menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah Allah SWT,
sehingga kita harus mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya,
menyadarkan bahwa setelah manusia mati, akan terus menuju ke alam berikutnya yaitu alam
barzakh dan alam akhirat.
Maka dari itu kita harus meneladani perikehidupan yang meliputi ucapannya, perbuatannya
maupun ketetapan-ketetapannya. Dan hendaklah kita sebagai umat manusia memiliki tujuan
hidup, menjalani hidup dengan aturan dan selalu dilandasi niat ingin memperoleh ridho
Allah, bahagia di dunia dan di akhirat.
B. Saran
1) Ketika hidup jalanilah hidup ini dengan sesuai aturan dan hukum Al-Qur’an
2) Senantiasa menerapkan kehidupan yang Islami.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. CV. Hayati Tumbuh Subur, Pendidikan Agama Islam SMA Kelas XI – Semester 1,
Surakarta.
2. Yudhistira, September 2006, Agama Islam II Lentera Kehidupan SMA Kelas XI, Jakarta.
3. www.mnasrullahrz.blogspot.com
4. http://pintubelajarcerdas.blogspot.co.id/2016/10/makalah-materi-pendidikan-agama-
islam.html
13