Anda di halaman 1dari 4

WEB OF CUATION APENDISITIS

Klasifikasi appendisitis :
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks 1. Apendisitis akut
vermivormis, dan merupakan penyebab WEB OF 2. Apendisitis purulenta
abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini CUATION 3. Apendisitis kronik
APENDISITIS
dapat mengenai semua umur baik laki – laki 4. Apendisitis rekurens
maupun perempuan, tapi lebih sering menyerang 5. Mukokel Apendiks
6. Tumor apendiks
laki – laki berusia 10 sampai 30 tahun
7. Karsinoel apendiks
(mansjoer,arief,dkk,2017)

APENDISITIS

Fekalit, bolus ascaris, benda asing, dan jaringan perut

Obstruksi pada lumen appendiks

Ketidak seimbangan antara produksi Migrasi bakteri dari colon ke appendiks


dan ekskresi mucus

Peningkatan intra lumen

Arteri terganggu Terhambatnya aliran Obstruksi vena


limfe
Terjadinya infark Edema dan ulserasi
pada usus

Nyeri epigastrium Edema dan peningkatan tekanan


Nekrosis intara lumen
appendiks

Nyeri akut Peradangan pada dinding appendiks


Ganggren

Peradangan meluas ke Mual dan muntah


Appendiks Mekanisme kompensasi
peritonium
ganggrenosa tubuh

Absorsi makanan tidak adekuat,


pembedahan pengeluaran cairan aktif
Peningkatan leukosit dan
peningkatan suhu tubuh

Cemas pasien dankeluarga, pengungkapan Luka insisi post


Resiko infeksi
cemas bedah
Hipertermi

Nyeri saat ekstermitas


Ansietas kanan digerakan, saat Resiko hipovolemia Resiko defisit nutrisi
istirahat dan beraktifitas

Nyeri akut Intoleransi aktivitas


Nyeri akut ( D. 0077) b/d agen pencedera Hipertermi (D. 0130) b/d proses penyakit

Fisiologi (Infeksi appendiks) Infeksi / kanker

Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 1x30 menit, maka Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 1x3 jam maka status termoregulasi
status tingkat nyeri pasien pasien membaik.

Menurut (L.08066) (L. 14134) Kriteria hasil :

Kriteria hasil : 1. suhu tubuh pasien membaik


2. pasien tidak pucat
1. Frekuensi nadi pasien membaik 3. frekuensi nadi pasien membaik
2. Pola nafas pasien membaik 4. frekuensi napas pasien membaik
3. Tekanan darah pasien membaik
4. Keluhan nyeri pasien menurun Intervensi:

Intervensi : Manajemen termoregulasi (I. 08238)

Manajemen nyeri (I. 08238) Observasi

Observasi : 1. Identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi, infeksi)


2. Monitor suhu tubuh
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuens, kualitas, 3. Monitor kadar elektrolit pasien
intensitas nyeri 4. Monitor haluaran urin
2. Identifikasi skala nyeri 5. Monitor komplikasi hipertermia
3. Identifikasi faktor pemberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
Terapeutik
6. Sediakan lingkungan yang sejuk
4. Fasilitas istirahat tidur 7. Longgarkan atau lepaskan pakaian
8. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
Edukasi
5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri 9. Anjurkan tirah baring
10. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perlu
Kolaborasi

7. Kolaborasi pemberian farmakologis (analgetik)


Defisit nutrisi (D. 0019) b/d ketidakmampuan Ansietas (D. 0080)b/d krisis situasional, kekhawatiran
Resiko ketidak seimbangan cairan (D.0036) b/d
mencerna makanan, faktor psikologis (nausea dan mengalami kegagalan, kurang terpaparnya informasi
muntah) disfugsi intestinal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x3
Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 1x24
jam diharapkan dengan kriterial hasil:
maka status nutrisi pasien membaik jam, maka status keseimbangan cairan pasien
meningkat 1. Prilaku gelisa menurun
(L. 03030)
2. Prilaku tegang menurun
(L. 05020) 3. Keluhan pusing menurun
Kriteria hasil :
4. Pola tidur membaik
Kriteria hasil : Observasi
1. Nyeri abdomen menurun
2. IMT (indeks massa tubuh)
1. Tekanan darah pasien membaik  Identifikasi saat tingkat asientas berubah
3. Frekuensi makan membaik
4. Bising usus membaik 2. Tugor kulit pasien membaik (mis,kondisi,waktu,steor )
5. Nafsu makan membaik 3. Keluaran urin dan cairan pasien membaik  Identifikasi kemampuan mengambil
4. Membran mukosa pasien membaik keputusan
Intervensi : Terapeutik
Intervensi :  Ciptakan suasana terapeutikuntuk
Manajemen nutrisi (I.08238)
menumbuhkan kepercayaan
Manajemen cairan (I. 03098)
Observasi  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan .
Observasi  Pahami situasi yang membuat ansietas
1. Identifikasi status nutrisi dengarkan dengan penuh perhatian
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan  Gunakan pendekatan yang tenang dan
1. Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi,
3. Identifikasi makanan yang disukai meyakinkan .
4. Identifikasi kebutuhan nutrisi dan jenis kekuatan nadi akral, pengisian kaliler,
 Tempatkan barang pribdi yang membuat
nutrient kelembapan mukosa, tugor kulit, tekanan
kenyamanan
5. Monitor asupan makanan darah)  Motivasi mengidentifikasi situasi yang
6. Monitor berat badan 2. Monitor hasil pemeriksaan labolatorium memicu kecemasan
terapeutik Edukasi
Terapeutik
 Jelaskan prosedur ,termaksud sensasi yang
7. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi 3. Catat intake-output dan hitung balans cairan mungkindialami
protein  Ajurkan mengungkapkan perasaan dan
24 jam
presepsi
edukasi 4. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
5. Berikan cairan intravena jika perlu ketegangan
8. Anjuran posisi duduk, jika perlu
9. Ajarkan diet yang diprogramkan  Latih teknik relaksasi .
Kolaborasi
Kolaborasi
Kolaborasi 6. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
Kolaborasi pemberian obat antiansietas ,jika perlu
10. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (misalnya pereda nyeri )

Anda mungkin juga menyukai