Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

APENDISITIS DI RUANG KUMALA LT. 2


RSUD Dr. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Oleh:
SITI KHUMAIROH, S. Kep
NPM. 1914901110074

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS TAHUN, 201
LAPORAN PENDAHULUAN
APENDISITIS

A. Definisi
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini biasanya
mengakibatkan peradangan akut sehingga memerluka tindakan bedah segera untuk
memecahkan komplikasi yang umumnya berbahaya. (Huda, Nurarif Amin & Kusuma
Hardi. Tahun 2016).

B. Pathway

Definisi: Apendisitis Obstruksi, infeksi bakteri,


adalah peradangan fibrosis dinding usus Hipertermi Febris
akibat infeksi pada
usus buntu atau
umbai cacing Apendisitis Peradangan pada Kerusakan kontrol suhu
(apendiks). terhadap inflamasi

Klasifikasi:
Operasi Secresi mucus berlebih
1. Apendisitis akut
pada lumen apendik
2. Apendisitis rekurens
3. Apendisitis kronis
Luka incisi Ansietas Apendik teregang

Komplikasi:
perforasi
Kerusakan jaringan Pintu masuk kuman
apendiks,
peritonitis,
abses Ujung saraf terputus Resiko infeksi
Manifestasi
klinis: nyeri
samar (nyeri
Pelepasan prostaglandin Kerusakan integritas tumpul) di
jaringan
daerah
epigastrium,
Stimulasi dihantarkan
Spasme dinding apendik
mual, muntah,
Tekanan intraluminal
nafsu
lebih dari tekanan vena
makan
Spinal cord menurun.
Nyeri
Hipoxia jaringan
Cortex cerebri Nyeri dipresepsikan
Ulcerasi

Resiko ketidakefektifan Perforasi


perfusi gastrointestinal

Anestesi Reflek batuk Akumulai sekret

Ketidakefektifan
Peristaltik usus Depresi sistem respirasi bersihan jalan nafas

Destensi abdomen Anorexia


Etiologi: infeksi
Ketidakseimbangan
bakteri, obtruksi nutrisi kurang dari
pada lumen Gangguan rasa Mula & muntah
nyaman kebutuhan tubuh
apendiks, erosi
mukosa karena
Risiko
parasite.
kekurangan
volume cairan
1. Hipertermi 6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
NOC : Termiregulasi, keseimbangan suhu kebutuhan tubuh
tubuh NOC : status nutrisi
NIC : kaji penyebab hipertermi, observasi NIC : kaji adanya alergi makanan, monitor
suhu badan, ajarkan pemberian kompres jumlah intake output, kolaborasi dengan ahli
hangat, kolaborasi pemberian obat gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
antipiretik nutrisi yang dibutuhkan
2. Ansietas 7. Gangguan rasa nyaman
NOC : mengalami penurunan kecemasan NOC : status lingkungan yang nyaman
NIC : kaji tingkat kecemasan, ajarkan NIC : kaji tingkat rasa aman, memberikan
teknik relaksasi, kolaborasi pemberian obat keamanan dan mengurangi takut
untuk mengurangi kecemasan 8. Risiko kekurangan volume cairan
3. Risiko infeksi NOC : balance cairan, hidrasi
NOC : Infeksi dapat diatasi NIC : monitor status hidrasi, monitor TTV,
NIC : kaji adanya tanda-tada infeksi, kolaborasi pemberian cairan IV
monitor TTV, kolaborasi pemberian 9. Nyeri
antibiotik NOC : Nyeri berkurang
4. Kerusakan integritas jaringan NIC : kaji tingkat yeri, lokasi, karakteristik
NOC : status sirkulasi nyeri, ajarkan teknik napas dalam, observasi
NIC : kaji adanya daerh tertentu yang hanya TTV, kolaborasi pemberian analgetik.
peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul,
instruksikan keluarga untuk mengobservasu
kulit jika ada isi atau laserasi.
5. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
NOC : status respiratori (ventilasi)
NIC : monitor status oksigen, anjurkan
pasien untuk istirahat , ajarkan teknik napas
dalam

NO Jenis Pemeriksaan Manfaat


1 Pemeriksaan fisik  Inspeksi: kan tampak adanya pembengkakan rongga perut
dimana dinding perut tampak mengencang (distensi).
 Palpasi: didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan
terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri
(Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari
diagnosis apendisitis akut.
 Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin
bertaambah bila pemeriksaan dubur atau vagina
menimbulkan rasa nyeri juga.
 Suuhu dubur yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla),
lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.
 Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji Psoas
akan positif dan tanda perangsangan peritoneum tidak
brgitu jelas, sedangkan bila apendiks terletak di rongga
pelvis maka obturator sign akan positif dan tanda
perangsangan peritonieum akan lebih menonjol.
2 Tes laboratorium Kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar
10.000-18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih
dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami
perforasi (pecah)
3 Radiologi  Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit
(jarang membantu)
 Ultrasonografi (USG), CT-Scan
 Kasus kronik dapat dilakukan rintgen foto abdomen, USG
abdomen dan apendikogram.
C. Pemeriksaan Penunjang
D. Penatalaksanaan
1. Apendiktomi yaitu pembedahan untuk mengangkat apendiks pembedahan di
indikasikan bila diagnosa apendiksitis telah ditegakkan. Hal ini dilakukan sesegera
mungkin untuk menurunkan risiko perforasi. Pilihan apendiktomi Cito (segera) untuk
apendiks akut, abses dan perforasi. Pilihan apendiktomi elektif untuk apendiksitis
kronik.
2. Pemberian terapi antibiotik untuk mengurangi risiko peritonitis dengan sepsis misal
metronidazol atau antibiotika spektrum luas.
3. Pemberian terapi nalgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Terapi cairan dengan elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang memenuhi
kebutuhan cairan.
5. Bed rest total posisi fowler.
6. Diet rendah serat. (Suratun & Lusianah, 2010)

E. Daftar Pustaka
Bulechec, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M & Wagner, C.M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia. Indonesia:
Mocomedia.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Indonesia: Mocomedia.
Huda Nurarif Amin & Kusuma Hardi. 2016. Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction
Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: CV. Trans Info Media

Banjarmasin, 09 Desember 2019

Preseptor Klinik, Ners Muda,

( Dessy Hadrianti, Ns., M.Kep) (Siti Khumairoh, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai