Semakin rendah persentase komposisi rasio ini, koperasi memiliki Risiko yang semakin tinggi
TATA CARA PENERBITAN IZIN MELALUI OSS
karena koperasi berpotensi mengalami Risiko likuiditas akibat tidak memiliki aset likuid yang
Permenkop UKM Nomor 11 Tahun 2018 tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi
memadai.
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS)
2. Aset likuid terhadap kewajiban lancar
adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS melalui sistem elektronik yang
terintegrasi.
Izin Usaha adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, gubernur,
atau bupati/wali kota setelah koperasi melakukan pendaftaran dan untuk memulai usaha dan/atau
kegiatan sampai sebelum pelaksanaan operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau
Komitmen. untuk mengetahui kemampuan aset likuid yang dimiliki dalam memenuhi kewajiban lancar.
Izin Operasional adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, Semakin rendah persentase rasio, koperasi memiliki Risiko yang semakin tinggi karena koperasi
gubernur, atau bupati/wali kota setelah koperasi mendapatkan Izin Usaha dan untuk melakukan berpotensi mengalami Risiko likuiditas akibat koperasi tidak memiliki aset likuid yang memadai
kegiatan operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau Komitmen. untuk memenuhi kewajiban lancar.
Koperasi melalui kuasa pengurus melakukan Pendaftaran untuk memperoleh izin dengan cara 3. Penilaian terhadap seberapa luas atau seberapa besar koperasi memiliki komitmen
mengakses laman OSS untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha. Untuk mengakses laman OSS pendanaan yang dapat digunakan jika dibutuhkan
dilakukan dengan cara memasukkan nomor pengesahan badan hukum koperasi. Koperasi
melakukan pendaftaran dengan mengisi form sebagaimana tercantum dalam laman OSS. Lembaga RUMUS SHU
OSS menerbitkan NIB setelah Koperasi melakukan Pendaftaran melalui pengisian data secara SHU = JUA + JMA
lengkap. Koperasi yang telah memiliki NIB wajib untuk memiliki Izin Usaha. Jasa Modal Anggota (JMA)
Bagi koperasi yang sudah memiliki NIB, dapat mengurus proses perizinan melalui sistem OSS JMA = (Simpanan anggota : Total simpanan koperasi) x Persentase jasa modal x SHU
PENILAIAN EFISIENSI
1. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
2. Biaya usaha terhadap SHU kotor UU 25 PASAL 41&45
3. Biaya gaji karyawan terhadap total pendapatan PASAL 41 (ttg modal koperasi)
4. Biaya operasional terhadap total piutang 1. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari: a. simpanan pokok; b. simpanan wajib; c. dana cadangan; d.
PENILAIAN MANAJEMEN KOPERASI hibah.
3. Modal pinjaman dapat berasal dari: a. anggota; b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c. bank
dan lembaga keuangan lainnya; d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. sumber lain
yang sah.
PASAL 45 (ttg SHU koperasi)
1. SHU Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
RASIO RENTABILITAS 2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota standing dengan jasa usaha
berkaitan dengan evaluasi kinerja keuangan yang dilakukan oleh, masing-masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan
a. Rentabilitas Aset (Return on Asset/ROA) pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat
Rasio Rentabilitas aset adalah perbandingan antara sisa hasil usaha setelah pajak yang Anggota.
diperoleh dengan kekayaan atau total asset yang dimiliki dikali 100 %. 3. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
ROA = (SHU setelah pajak : total asset) x 100%
b. Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) TUGAS PENGAWAS KOPERASI
Rasio Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara sisa hasil usaha setelah pajak yang Permenpan Nomor 43/ 2018 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi
diperoleh dengan jumlah modal sendiri yang dimiliki dikali 100 % Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi yaitu melaksanakan pengawasan koperasi dalam
ROE = (SHU setelah pajak : total modal sendiri) x 100% aspek penerapan kepatuhan, pemeriksaan kelembagaan, pemeriksaan usaha simpan pinjam,
c. Kemandirian Operasional penilaian kesehatan usaha simpan pinjam, dan penerapan sanksi.
Tugas pelaksanaan Pengawasan Koperasi
Permenkop 9/2020 Tentang Pengawasan Koperasi
Tugas pelaksanaan Pengawasan Koperasi meliputi: Pengelola: anggota Koperasi dan/atau pihak ketiga yang diangkat oleh Pengurus dan diberi
a. pengawasan terhadap seluruh fasilitas sarana dan prasarana yang berhubungan dengan wewenang untuk mengelola usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah
pelaksanaan kegiatan usaha Koperasi; Simpanan: pokok, wajib, tabungan koperasi, simpanan berjangka
b. pemeriksaan, verifikasi, dan klarifikasi setiap dokumen yang berkaitan dengan Koperasi; Pinjaman: penyediaan uang atau tagihan yang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
c. permintaan keterangan dari anggota, pengurus, pengawas, dewan pengawas syariah, meminjam antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
pengelola/manajemen, karyawan, kreditor, investor dan mitra kerja Koperasi; hutangnya setelah jangka waktu tertentu tanpa imbalan
d. penyusunan BAPK dan LHPKK; Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
e. pelaporan hasil pemeriksaan kepada pimpinan pemberi tugas; a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
f. pemantauan penerapan sanksi administratif terhadap Koperasi dengan tingkat kesehatan dalam b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah, sewa-menyewa yang diakhiri dengan perpindahan
pengawasan atau dalam pengawasan khusus kepemilikan dalam bentuk ijarah muntahiya bit tamlik, sewa-menyewa atas manfaat suatu barang
dan/atau jasa dalam bentuk ijarah maushufah fi zimmah dan sewa-menyewa atas manfaat dari
transaksi multi jasa dalam bentuk ijarah dan kafalah;
KOPERASI SYARIAH c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, istishna dan musyarokah
Permenkop 11/2017 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah mutanaqishoh; dan
Oleh Koperasi d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh atau dengan pemeliharaan jaminan dalam
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS): Koperasi yang kegiatan usaha simpan, bentuk rahn.
pinjam dan pembiayaan sesuai prinsip syariah,termasuk mengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf Modal Sendiri KSPPS: jumlah Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan Dana Cadangan yang
Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi (USPPS) Koperasi: unit usaha Koperasi yang disisihkan dari sisa hasil usaha dan hibah
bergerak di bidang usaha simpan, pinjam dan pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk Modal USPPS Koperasi: modal tetap USPPS Koperasi dan hibah yang ditempatkan oleh Koperasi
mengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang pada USPPS Koperasi, modal tidak tetap tambahan dari Koperasi yang bersangkutan, dan Dana
bersangkutan. Cadangan yang disisihkan dari hasil usaha USPPS Koperasi.
KSPPS Primer: didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang Modal Kerja: dana yang harus tersedia untuk kelancaran usaha dan merupakan dana yang
KSPPS Sekunder: didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi yang melaksanakan usaha simpan ditanamkan dalam aktiva lancer
pinjam dan pembiayaan Syariah. Modal Usaha: dana yang harus tersedia untuk usaha dan merupakan dana yang tertanam dalam
USPPS Koperasi Sekunder: Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi Sekunder. bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap
Prinsip Syariah: prinsip hukum Islam dalam kegiatan usaha Koperasi berdasarkan fatwa yang Modal Penyertaan: sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. ditanamkan oleh pemodal, untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan Koperasi dalam
Pengurus: anggota Koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengurus meningkatkan kegiatan usaha Koperasi.
organisasi dan usaha Koperasi Akad: kesepakatan tertulis antara KSPPS atau USPPS Koperasi dan pihak lain yang memuat adanya
Pengawas: anggota Koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengawasi hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi Hibah: akad pemberian dana, barang dan/atau jasa yang tidak perlu Kembali
Dewan Pengawas Syariah: dewan yang dipilih melalui keputusan rapat anggota yang menjalankan Ijarah: akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang
tugas dan fungsi sebagai pengawas Syariah. atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu.
Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT): akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau Rahn: Pinjaman dengan memberikan barang yang terjamin dan dikenakan biaya sekedar pengganti
manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan pemeliharaan dan perawatan
kepemilikan barang.
Ijarah Maushufah Fi Zimmah (IMFZ): akad sewa-menyewa atas manfaat suatu barang dan/atau jasa PEMBUBARAN KOPERASI
yang pada saat akad hanya disebutkan sifat-sifat dan spesifikasinya (kuantitas dan kuaIitas). PP 17/1994 tentang pembubaran koperasi
Istishna: akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan Menteri dapat membubarkan Koperasi apabila:
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni’) dan penjual atau a. Koperasi tidak memenuhi ketentuan dalam UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan
pembuat (shani’) atau tidak melaksanakan ketentuan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan; atau
Mudharabah: akad atau sistem kerjasama dimana seseorang menyerahkan hartanya kepada pihak b. Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan
lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti; atau
tersebut) dibagi antara kedua pihak sesuai dengan nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian c. Koperasi dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
ditanggung oleh shahib al mal sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib. hukum yang pasti; atau
Murabahah: akad jual beli suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan d. Koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama dua tahun berturut-turut
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. terhitung sejak tanggal pengesahan Akta Pendirian Koperasi.
Musyarakah: akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana
masingmasing pihak memberikan kontribusi dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan ISI RAT
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati atau proporsional, dan risiko (kerugian) akan Peremenkop 19/2015 Tentang Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi
ditanggung bersama secara proporsional. Rapat Anggota untuk meminta pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas yang dilaksanakan
Qardh: akad pinjaman dana kepada anggota Koperasi dengan ketentuan bahwa anggota Koperasi paling sedikit 1 kali dalam setahun, dikenal dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT);
wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Rapat Anggota membahas penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi
Salam: akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilaksanakan sebelum akhir tahun buku atau sebelum memasuki tahun berikutnya;
dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Pembahasan pertanggungjawaban Pengurus meliputi antara lain:
Wadiah: akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dan pihak a. Laporan pertanggungjawaban tahunan Pengurus selama 1 tahun buku lampau yang dibagi dalam
yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan 3 aspek yaitu: aspek kelembagaan, aspek usaha dan aspek keuangan, serta kejadian penting
barang atau uang. yang perlu dilaporkan kepada anggota;
Wakalah: akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas atas b. Materi laporan pertanggungjawaban pengurus sekurang-kurangnya memuat perkembangan
nama pemberi kuasa. kondisi organisasi, laporan keuangan, perkembangan usaha, serta evaluasi rencana/target dan
Ju’alah: janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil pencapaian program;
(natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. c. Masalah-masalah lain terkait pengembangan koperasi yang diajukan oleh Pengurus atau para
Ujrah: pembayaran atas pelayanan pemindahan hak guna (manfaat) suatu barang/jasa. anggota koperasi;
Kafalah: akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi Pembahasan pertanggungjawaban Pengawas meliputi antara lain:
kewajiban atau tanggungan pihak kedua (makfuul ‘anhu, ashil). a. Laporan hasil pengawasan selama 1 tahun buku lampau, yang didalamnya sekurang kurangnya
Hawalah: akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib meliputi 3 aspek yaitu: aspek kelembagaan, aspek usaha dan aspek keuangan;
menanggung (membayar)-nya.
b. Materi laporan pertanggungjawaban pengawas sekurang-kurangnya memuat hasil pengawasan a. mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan;
berkala, hasil pengawasan tahunan, serta rekomendasi hasil pengawasan yang dilakukan b. memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai
terhadap jalannya koperasi; dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;
c. Masalah-masalah lain terkait pengawasan jalannya pengelolaan koperasi yang diajukan oleh c. melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi sesuai dengan
Pengawas atau para anggota koperasi; tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota
Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan diatur sebagai berikut :
a. Rapat Anggota Tahunan diadakan 1 kali dalamsetahun dan dilaksanakan paling lambat dalam LANDASAN HUKUM KOPERASI
jangka waktu 6 bulan setelah tutup buku; UU CIPTA KERJA
b. Penyelenggara Rapat Anggota wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
anggota paling lambat 7 hari kerja sebelum penyelenggaraan Rapat Anggota, yang memuat RASIO BERHUBUNGAN DENGAN LABA
informasi tentang waktu, tempat dan agenda yang akan dibahas dalam Rapat Anggota. RASIO LANCAR
Pemberitahuan tersebut wajib dilampiri bahan-bahan Rapat Anggota yang akan dijadikan agenda RASIO BERHUBUNGAN DENGAN MODAL
pembahasan; SOLVABILITAS
c. Penundaan terhadap pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan oleh koperasi harus diberitahukan RENTABILITAS
pada anggota dan pejabat yang berwenang;
d. Dalam hal Rapat Anggota Tahunan menolak dan tidak menerima laporan pertanggungjawaban
pengurus, sebagian atau seluruhnya, maka Rapat Anggota membentuk tim untuk melakukan
verifikasi.
USPPS Koperasi dapat dibentuk oleh Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder. USPPS
Koperasi yang telah mencapai Aset paling sedikit Rp5.000.000.000,00 dapat berubah menjadi
KSPPS.
KSP atau USP Koperasi dapat mengubah kegiatan usahanya menjadi usaha simpan pinjam
dan pembiayaan syariah dengan persetujuan rapat anggota. Setelah mendapatkan persetujuan
rapat anggota dapat melaksanakan transisi kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah paling
lama 2 tahun sebelum perubahan anggaran dasar. Perubahan kegiatan usaha dilakukan
melalui perubahan anggaran dasar yang mencantumkan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah dan wajib diajukan kepada Menteri untuk memperoleh pengesahan. KSP
atau USP Koperasi setelah melaksanakan perubahan anggaran dasar menjadi KSPPS atau
USPPS Koperasi wajib melaksanakan dan mematuhi Prinsip Syariah. Setelah perubahan
anggaran dasar disetujui oleh Menteri, KSPPS atau USPPS Koperasi harus menyelesaikan
perubahan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah dalam jangka waktu 1 tahun. KSPPS
atau USPPS Koperasi dan KSP atau USP Koperasi yang telah mengubah kegiatan usaha
menjadi berdasarkan Prinsip Syariah tidak dapat berubah kembali menjadi KSP atau USP
Koperasi.
3. KUK
PERMENKOP 9 TH. 2020 TTG PENGAWASAN KOPERASI
Anggota 5.000 9.000 15.000
Modal 2.500 juta 15 M 40 M
Aset 2,5 M 100 M 500 M
Untuk koperasi yang didirikan dan di dalamnya terdapat unit usaha simpan pinjam, maka
koperasi wajib menyediakan modal bagi unit usaha simpan pinjam/unit usaha simpan
pinjam dan pembiayaan syariah koperasi primer minimum Rp. 15.000.000,- dan bagi unit
usaha simpan pinjam/unit usaha simpan pinjam dan pembiyaan syariah koperasi sekunder
minimum Rp. 50.000.000,-. Untuk koperasi yang didirikan dengan jenis Jasa Lembaga
Keuangan Mikro, ada minimum permodalan yang harus dipenuhi, sebagai berikut :
JMA = (Simpanan anggota : Total simpanan koperasi) x Persentase jasa modal x SHU
12. LHPKK
Berisi dokumen laporan tertulis hasil Pemeriksaan Kesehatan Koperasi dan pemberian skor
tingkat kesehatan Koperasi (PERMENKOP 9 THN 2020 TENTANG PENGAWASAN
KOPERASI)
13. OMSET KOPERASI
Pengawas Koperasi berada dalam lingkup: a. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, dan
Menengah; b. Pemerintah Daerah provinsi; dan c. Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
PNS di lingkungan instansi Pemerintah Daerah yang bukan merupakan Pejabat Fungsional
Pengawas Koperasi dapat melaksanakan tugas Pengawasan Koperasi untuk jangka waktu
tertentu dari Perangkat Daerah setelah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Masa pelaksanaan tugas Pengawasan Koperasi oleh Pengawas Koperasi yang bukan
merupakan Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi paling lama 5tahun sejak Peraturan
Menteri ini diundangkan. Setelah berakhirnya masa pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud sebelumnya, Pengawasan Koperasi wajib dilakukan oleh Pejabat Fungsional
Pengawas Koperasi.