Anda di halaman 1dari 3

‫ِبْس ِم ِهَّللا الرحمن الَّر ِح يِم‬

Nama : Vini Ningtyas


Nim : 048758356
Mata Kuliah : Arsip Sejarah Lisan

Soal

1. Setelah melalui proses wawancara sejarah lisan, perlu dilakukan evaluasi. langkah-
langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam melakukan evaluasi?

Jawaban:
Tujuan dilakukan nya evaluasi ialah menyeleksi rekaman wawancara sejarah
lisan untuk mengetahui apakah swawancara sejarah lisan sudah sesuai dengan
kaidah-kaidah yang teelah ditetapkan. Kegiatan evaluasi ini perlu dilakukan untuk
menilai hasil dari wawancara dan menentukan tahapan apa yang akan diambil untuk
selanjutnya.

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan


evaluasi:
1. Mengecek kembali suara rekaman;
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah suara rekaman sudah baik atau
belum dan mengecek suara yang menganggu seperti suara burung, telpon,
teriakan anak kecil dan sebagainya.
2. Mengecek isi informasi dan sistematika wawancara;
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari wawancara sudah
sesuai dengan makud dan tujuan yang ingin dicapai serta kesistematisan
yang diinginkan.
3. Mengecek peralatan dan perlengkapan wawancara;
Hal ini dilakukan untuk mengetahui suara rekaman dari beberpaa faktor
kerusakan fungsi alat perekam, yang mana dapat diantisipasi sedini mungkin
sebelum wawancara berlanjut.
4. Pengecekan label suara rekaman ;
Gunakan pensil untuk menandakan label yang sudah atau belum lengkap.
5. Pengecekan indeks.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah indeksnya telah sesuai yang
disampaikan pengisah atau penempatan indeks dengan waktunya, mengingat
bahwa keberadaan indeks merupakan petunjuk bagi peneliti untuk
mengetahui informasi penting.

2. Kaset hasil wawancara perlu dibuatkan daftarya. Sebutkan informasi apa saja yang
perlu dilakukan dalam pembuatan daftar kaset?

Jawaban:
Pembuatan daftar kaset hasil wawancara berguna untuk mengetahui seberapa
banyak pengisah dan hasil rekaman yang telah diperoleh dari waktu ke waktu dan
mengetahui dimana wilayah wawancara di adakan.

Untuk mengetahui keperluan pembuatan daftar kaset hasil wawancara, maka


informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan daftar kaset adalah sebagai
berikut:
a. Waktu ( tanggal, bulan dan tahun) dilaksanakannya wawancara;
b. Nama para pengisah yang telah diwawancarai pada saat itu tidak harus
disusun secara alfabetis;
c. Nama para pewawancara yang melakukan wawancara tidak harus disusun
secara alfabetis pula.
d. Tema wawancara perli ditampilkan dalam daftar arsip tersebut.
e. Jumlah hasil rekaman yang diperoleh saat wawancara untuk megetahui
pengisah mana yang memberikan banyak informasi dan mana yang tidak
f. Keterangan informasi singkat juga perlu ditampilkan dalam daftar kaset,
untuk memperjelas kedudukan dan peran pengisah dalam peristiwa yang
dialami.

Adapun pembuatan daftar yang akan ditampilkan dibuat dalam 2 versi yaitu
a) Daftar Per Tema
b) Daftar Beberapa Tema

Yang mana sama- sama terdiri dari beberapa poin informasi seperti: Nomor,
Nama Pengisah, Nama Pewawancara, Waktu, Jumlah Kaset dan Keterangan. Kedia
versi ini yang menjadi pembeda adalah di poin “tema wawancara”.

3. Banyak kendala yang dihadapi dalam wawancara sejarah lisan, terutama berkaitan
dengan usia dan jabatan. Sebutkan bagaimana cara pewawancara mengatasi kendala
tersebut?
Jawaban:
Pada dasarnya kendala yang terjadi dilapangan saat wawancara sejarah lisan kerap
muncul, namun sebagai pewawancara tidak boleh menyerah begitu saja. Oleh karna
itu lah perlu dilakukan kiat-kiat untuk mengatasi kendala yang terjadi saat
wawancara.
1) Kendala berkaitan dengan faktor usia.
Dalam melakukan wawancara dengan seseorang pengisah yang sudah tidak lagi
muda pasti mengalami beberapa kesulitan, seperti sulitnya mengingat kejadian
atau peristiwa yang lalu. Sebagai pewawancara harus mampu membangkitkan
ingatan pengisah dengan menciptakan suasana nyaman supaya merangsang
ingatan pengisah dan pewawancara juga tidak banyak mengajukan pertanyaan
dalam satu tema agar pengisah menjadi fokus.
2) Kendala berkaitan dengan jabatan
Pewawancara mampu memberikan kondisi yang kondusif, nyaman serta
menyingkirkan pertanyaan atau hal-hal sensitif yang berkaitan pada pelaksanaan
wawancara. Pewawancara hendaknya mampu mengenali karakterisitik pengisah
sejak pertama kali bertemu atau saat menghubungi.

4. Jelaskan bagaimana menjadi pewawancara yang baik dalam wawancara sejarah


lisan?
Jawaban:
Untuk menjadi pewawancraa yang baik harus memiliki keyakinan bahwa mampu
melaksanakan wawancara sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah di
rencanakan atau dikonsep. Pewawancraa dapat menggunakan beberapa buku
referensi lain yang mendukung kegiatan, semakin banyak ilmu dan buku yang dibaca
maka akan mengerti dan memahami apa saja yang perlu dilakukan saat wawancara
berlangsung.
Wawancara yang baik adalah adalah duduk diam dan mendengarkan dengan
saksama apa saja yang disampaikan oleh pengisah. Apabila ada keterangan dari
pengisah yang kurang jelas maka boleh mengajukan pertanyaan dan mencatat kata-
kata yang perlu dan dirasa penting dengan begitu wawancara dapat berlangsung
dengan lancar.

Sumber:
Santoso, Agus, 2022. “Arsip Sejarah Lisan (BMP: ASIP 4208)”. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai