Soal
1. Setelah melalui proses wawancara sejarah lisan, perlu dilakukan evaluasi. langkah-
langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam melakukan evaluasi?
Jawaban:
Tujuan dilakukan nya evaluasi ialah menyeleksi rekaman wawancara sejarah
lisan untuk mengetahui apakah swawancara sejarah lisan sudah sesuai dengan
kaidah-kaidah yang teelah ditetapkan. Kegiatan evaluasi ini perlu dilakukan untuk
menilai hasil dari wawancara dan menentukan tahapan apa yang akan diambil untuk
selanjutnya.
2. Kaset hasil wawancara perlu dibuatkan daftarya. Sebutkan informasi apa saja yang
perlu dilakukan dalam pembuatan daftar kaset?
Jawaban:
Pembuatan daftar kaset hasil wawancara berguna untuk mengetahui seberapa
banyak pengisah dan hasil rekaman yang telah diperoleh dari waktu ke waktu dan
mengetahui dimana wilayah wawancara di adakan.
Adapun pembuatan daftar yang akan ditampilkan dibuat dalam 2 versi yaitu
a) Daftar Per Tema
b) Daftar Beberapa Tema
Yang mana sama- sama terdiri dari beberapa poin informasi seperti: Nomor,
Nama Pengisah, Nama Pewawancara, Waktu, Jumlah Kaset dan Keterangan. Kedia
versi ini yang menjadi pembeda adalah di poin “tema wawancara”.
3. Banyak kendala yang dihadapi dalam wawancara sejarah lisan, terutama berkaitan
dengan usia dan jabatan. Sebutkan bagaimana cara pewawancara mengatasi kendala
tersebut?
Jawaban:
Pada dasarnya kendala yang terjadi dilapangan saat wawancara sejarah lisan kerap
muncul, namun sebagai pewawancara tidak boleh menyerah begitu saja. Oleh karna
itu lah perlu dilakukan kiat-kiat untuk mengatasi kendala yang terjadi saat
wawancara.
1) Kendala berkaitan dengan faktor usia.
Dalam melakukan wawancara dengan seseorang pengisah yang sudah tidak lagi
muda pasti mengalami beberapa kesulitan, seperti sulitnya mengingat kejadian
atau peristiwa yang lalu. Sebagai pewawancara harus mampu membangkitkan
ingatan pengisah dengan menciptakan suasana nyaman supaya merangsang
ingatan pengisah dan pewawancara juga tidak banyak mengajukan pertanyaan
dalam satu tema agar pengisah menjadi fokus.
2) Kendala berkaitan dengan jabatan
Pewawancara mampu memberikan kondisi yang kondusif, nyaman serta
menyingkirkan pertanyaan atau hal-hal sensitif yang berkaitan pada pelaksanaan
wawancara. Pewawancara hendaknya mampu mengenali karakterisitik pengisah
sejak pertama kali bertemu atau saat menghubungi.
Sumber:
Santoso, Agus, 2022. “Arsip Sejarah Lisan (BMP: ASIP 4208)”. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.