Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN S DENGAN DIAGNOS

A MEDIS THYPUS
“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga”
Dosen pengampu : Miftahul Falah, MSN

Disusun oleh :
Kelompok 2
Adela Nur Fadhilah C2014201025
Ainurmalia C2014201030
Andika Pratama Herawan C2014201038
Asep Hamdan Saeful Milah C2014201023
Elsya Laura C2014201031
Galih Nugraha C2014201032
Hopipah Dewi Iriani C2014201027
Indri Chaerusaeni C2014201001
Miftah Nurhakim C2014201011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan Inaya
h-Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keIslaman sampai
sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muha
mmad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang tela
h membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.

Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul


“ASKEP THYPUS. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu
yang telah membimbing dalam setiap materi, tidak lupa teman-teman yang senanti
asa saya banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat be
rjuang dijalan Allah SWT.

Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu saya moh
on saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya saya mengucap
kan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalima
t-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kamis, 8 juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4
D. Manfaat.................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Definisi..................................................................................................................5
B. Etiologi..................................................................................................................5
C. Patofisiologi...........................................................................................................5
D. Tanda gejala..........................................................................................................6
E. Komplikasi............................................................................................................6
A. Pengkajian............................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN S DENGAN DIAGNOSA MEDIS THYPUS 1
1
A. PENGKAJIAN...................................................................................................11
B. ANALISA DATA................................................................................................16
C. SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN...........................................17
D. TAHAP PERENCANAAN.................................................................................20
E. TAHAP PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) DAN EVALUASI................22
Analisis jurnal dengan metode PICOT :..................................................................23
BAB 4..............................................................................................................................28
PENUTUP.......................................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
B. Saran...................................................................................................................28
Daftar Pustaka............................................................................................................29

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam typhoid (tifus abdominalis, enteric fever) ialah penyakit infek
si akut yang mengenai saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
thyphosa. Demam thypoid akan sangat berbahaya jika tidak segara di tangani
secara baik dan benar, bahkan menyebabkan kematian. Prognosis menjadi tid
ak baik apabila terdapat gambaran klinik yang berat, seperti demam tinggi (hi
perpireksia), febris kontinua, kesadaran sangat menurun (sopor, koma, atau de
lirium), terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, perfo
rasi (Elisabeth Purba et al. 2016).
Demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan yang penting di be
rbagai negara sedang berkembang. Menurut dataWorld Health Organizatio n
(WHO) tahun 2013 memperkirakan angka kejadian di seluruh dunia terdapat
sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000 orang meninggal karena penyakit ini
dan 70% kematiannya terjadi di Asia. Diperkirakan angka kejadian dari 150/1
00.000 per tahun di Amerika Selatan dan 900/100.000 per tahun di Asia. Sala
h satu negara di Asia Tenggara dengan kasus demam thypoid yang tinggi adal
ah Kamboja, di Kamboja demam thypoid banyak ditemukan pada anak. Preva
lensi kasus demam thypoid dari 11,36 per 1.000 penduduk, terjadi pada anak
usia kurang dari 15 tahun (Ilmiah 2016).
Demam adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380
C, biasanya 38,90C sampai 40,60C yang diukur melalui aksila. Demam meru
pakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, bukan suatu penyakit, d
an tidak terjadi dengan sendirinya. Demam umumnya terjadi akibat adanya ga
ngguan pada hipotalamus, penyebab umum demam pada bayi antara lain infe
ksi pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umu
m dan enterik. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebak juga sering me
njadi penyebab deman pada bayi (Muscari 2005). Demam thypoid pada anak
biasanya memiliki salah satu tanda seperti demam, diare (konstipasi), muntah,
nyeri perut, dan sakit kepala. Hal ini terutama bila demam sudah berlangsung
selama 7 hari atau lebih dan penyakit lain sudah di sisihkan (Sodikin 2011).
Gejala yang paling menonjol pada demam thypoid adalah demam lebi
h dari 7 hari. Demam ini bisa diikuti oleh gejala tidak khas lainnya seperti dia
re, anoreksia, atau batuk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari di
Mojokerto ditemukan penderita demam typhoid yang melakukan pemeriksaan
test Widal mengalami masalah hipertermi sebesar 100% (Sari 2016). Keadaan
yang parah bisa disertai gangguan kesadaran. Komplikasi yang bisa terjadi ad
alah perforasi usus, perdarahan usu, dan koma. Diagnosis ditegakkan berdasar
kan adanya salmonella dalam darah melalui kultur. Karena isolasi salmonella
relative sulit dan lama, maka pemeriksaan serologi Widal untuk mendeteksi a

1
ntigen O dan H sering digunakan sebagai alternal. Titer> 1/40 dianggap positi
f demam thypoid (Widoyono 2005).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan penyakit tifus?
b. Apa etiologi dari penyakit tifus?
c. Bagaimana patofisiologi penyakit tifus?
d. Apa saya tanda dan gejala penyakit tifus?
e. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada penyakit tifus?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan membahas
materi yang berkaitan dengan rumusan masalah. sebagai sumber pembelajara
n bagi kami untuk meningkatkan pemahaman dan pembelajaran dalam mata k
uliah yang kami anut ini.

D. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dal
am pengembangan ilmu pengetahuan baik untuk pembuat makalah maupun b
agi pembacanya tentang penyakit tifus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Typhus Abdominalis (demam tifoid,enteric fever) ialah penyakit infek
si akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam ya
ng lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadar
an. Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa, basil gram negative yan
g bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurangny
a 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik, terdiri zat kompleks lipopolisak
arida), antigen H (flagella) dan antigen Vi. Dalam serum pasien terdapat zat a
nti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut (Ngastiyah,2005).
B. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhosa ,yang mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut :
1. Basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora.
2. Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen , yaitu antigen O (som
atic yang terdiri zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella), dan
antigen Vi. Dalam serum pasien terdapat zat anti (aglutinin) terhadap keti
ga macam antigen tersebut (Nursalam,2005).
C. Patofisiologi
Mekanisme masuknya kuman di awali dengan infeksi yang terjadi pad
a saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus melalui pembuluh limfe lalu
masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ lain, terutama hati da
n limpa. Basil yang tidak di hancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa
sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai dengan rasa nyeri pada
perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah ( bakteriemia ) dan
menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, se
hingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa di atas plak peyer
i. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus.Gejala

3
demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaa
n disebabkan oleh kelainan pada usus.
D. Tanda gejala
1. Demam tinggi > 7 hari
2. Gangguan gastrointestinal
3. Bibir kering dan pecah-pecah
4. Lidah kotor-berselaput putih dan pinggirnya hiperemis
5. Perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan
6. Bradikardi relative
7. Kenaikan denyut nadi tidak sesuai dengan kenaikan suhu badan (Taufan
Nugroho,2011).
E. Komplikasi
1. Perdarahan usus. Apabila sedikit, maka perdarahan tersebut hanya ditem
ukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan
banyak maka dapat terjadi melena, yang bisa disertai nyeri perut dan tand
a-tanda renjatan.
2. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terda
pat udara dirongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat
udara diantara hati dan diafragma pada foto Rontgen abdomen yang dibu
at dalam keadaan tegak
3. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi, tetapi dapat terjadi tanpa perfor
asi usus
4. Komplikasi di luar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat seps
is (bakteremia), yaitu meningitis, kolesistisis, ensefelopati, dan lain-lain.

4
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar di peroleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan kelua
rga sumber informasi dari tahap pengkajian bisa di peroleh dengan metode :
1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
4. Data sekunder : hasil laboratorium dll

Adapun data yang harus dikaji :

1. Data umum
a. Nama kepala keluarga
Data ini di isi oleh siap saja yang menjadi pemimpin dalam keluarga
tersebut
b. Alamat dan telpon
Data ini menjelaskan tentang dimana alamat rumah keluarga yang m
enjadi responden
c. Pekerjaaan
Data ini menjelaskan tentang pekerjaan apa yang dilakukan dalam se
hari hari
d. Pendidikan
Data ini berisi tentang pendidikan terakhirnya
e. Komposisi keluarga
f. Genogram atau silsilah keluarga
Data ini berisi tentang silsilah keluarga yang minimal terdiri dari tiga
generasi yang disajikan dalam bentuk bagan dengan menggunakan s
ymbol-simbol.
g. Tipe keluarga.
Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan tip
e pembagian keluarga
h. Suku bangsa

5
i. Agama
j. Status social ekonomi
Data ini berisi mengenai pendapatan keluarga maupun anggota kelua
rga yang sudah bekerja, kebutuhan sehari-hari serta harta kekayaan a
tau barang barang yang dimiliki keluarga.
k. Aktifitas rekreasi keluarga
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam rekreasi at
au refreshing.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Data ini menjelaskan mengenai tugas tahap perkembangan keluarga
saat ini
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi
Data ini menjelaskan mengenai tahap keluarga yang belum tepenuhi
c. Riwayat keluarga inti
Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat kesehata
n masing-masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber kesehat
an yang biasa digunakan serta pengalamannya menggunakan pelayan
an kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Data ini menjelaskan riwayat kesehatan dari pihak suami istri.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, kondisi dalam dan luar r
umah, kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran pembuangan air li
mbah (SPAL), air bersih, pengelolaan sampah, kepimilikan rumah, k
amar mandi/WC, denah rumah, serta jarak WC ke sumber air.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat, kebiasaan,
budaya yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga

6
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berpindah tempat
dan dampaknya terhadap kondisi keluarga.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Data ini menjelaskan mengenai kebiasan keluarga berkumpul, sejauh
mana keterlibatan keluarga dalam pertemuan dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Data ini menjelaskan mengenai jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas keluarga, dukungan keluarga, dan masyarakat sekitar terkait
dengan kesehatan, dan lain sebagainya.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Perasaan memiliki, dukungan, kehangatan kasih sayang, saling meng
hargai dan lain sebagainya.
b. Fungsi Sosialisasi
Interaksi dan hubungan dengan anggota keluarga, proses mendidik a
nak, disiplin, norma, budaya, perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah B
erapa jumlah anak, Bagaimana keluarga merencanakan jumlah angg
ota keluarga dan Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi adalah Sejauh mana
keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, Sejauh man
a keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upa
ya peningkatan status kesehatan keluarga
5. Stress dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan Panjang

7
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang me
mrlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan.
Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang m
emerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor 34 Hal yan
g perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
atau stressor.
c. Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadpi permasalah.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN S DENGAN DIAGNOSA MEDIS TH


YPUS
KASUS
Pengkajian keperawatan pada An. S dengan demam tifoid pada tanggal
8 Juni 2023 di Puskesmas Tasikmalaya

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Puskesmas
a. Nama Puskesmas :Puskesmas Tamansari
b. Nomor Register :42657
c. Tanggal : 08 Juni 2023
d. Jarak ke Puskesmas : Keluarga An.S tinggal di perkotaan dekat
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, dari rumahnya ke pusk
esmas jaraknya 2 km dengan sepeda motor
e. Kepala Keluarga : Tn.B
f. Alamat : Tamansari, Sukahurip Tasikmalaya
2. Anggota Keluarga
a. Nama Anggota Keluarga
1) Tn.B (L) yang berumur 27 tahun sebagai kepala keluarga sek
aligus orang yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah d
an melindungi keluarga kecilnya
2) Ny.D (P) yang berumur 25 tahun sebagai istri dari Tn.B dan
ibu dari An. S yang mengurus keluargannya
3) An. S (P) yang berumur 4 tahun sebagai putri dari Tn.B dan
Ny.D yang masih menjadi tanggungan kedua orangtuanya
b. Pendidikan
1) Tn.B
Pendidikan terakhir Tn.B adalah Sekolah Menengah Atas
2) Ny.D
Pendidikan terakhir Tn.B adalah Sekolah Menengah Atas
3) An.S
Masih bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK)
c. Pekerjaan
1) Tn.B
Tn.B bekerja sebagai Wiraswasta
2) Ny.D
Ny.D membuka usaha toko kelontongan dirumahnya
3) An.S
Masih bersekolah di Taman-Kanak-Kanak
d. Agama
Keluarga Tn.B menganut agama Islam

9
e. Keadaan Kesehatan
Kesehatan Tn.B dan Ny.D baik, namun An.S mengalami demam
sudah 3 hari
f. Imunisasi
1) Tn.B: Ya
2) Ny.D: Ya
3) An.S: Ya
g. KB
1) Tn.B: Tidak
2) Ny.D: Ya
3) An.S: Tidak
h. Bahasa Indonesia
Keluarga Tn.B mampu berbahasa Indonesia dengan baik
3. Data Umum
Genogram Keluarga

Ket : laki-laki

perempuan

perempuan

a. Tipe Keluarga
Nuclear family atau keluarga inti karena terdiri dari ayah, ibu, dan
anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu r
umah
b. Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn.B baru mempunyai anak pertama yang masih berusia
4 tahun. Keluarga Tn.B saat ini berada pada tahap Childbearing F
amily / Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama
c. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
1) Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga
Kedua orangtua An.S kurang memahami masalah kesehatan
dalam keluarganya dikarenakan kurangnya pengetahuan dan f
actor usia yang masih muda

10
2) Memutuskan Tindakan Yang Tepat
Ketika keluarganya ada yang sakit, orang yang bertanggung j
awab untuk memutuskan pergi ke klinik kesehatan adalah sua
minya yaitu Tn.B
3) Memberi Perawatan Kepada Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga Tn.B kurang memahami ketika ada anggota keluarg
a yang sakit, jadi keluarga Tn.B seringkali menanyakan kepa
da mertuanya
4) Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat
Keluarga Tn.B jarang membersihkan rumahnya karena kedua
nya sama-sama sibuk bekerja

Biologis Keluarga

1. Keadaan Kesehatan
Keluarga Tn.B mengalami masalah dalam kesehatan, dikarenakan
kebiasaanya dalam mencuci tangan sebelum makan jarang sekali
dilakukan. An. S merupakan kategori anak yang pada masa aktif.
Biasanya An. S senang bermain dengan teman-temannya dan me
mbeli makanan minuman dari pedangan keliling tanpa adanya pen
gawasan dari orangtua sehingga kebersihannya kurang diawasi ke
tika bermain
2. Kebersihan Keluarga
Keluarga Tn.B mandi 1 hari 2x menggunakan sabun batang. Nam
un saat mau makan keluarga Tn.B jarang untuk mencuci tanganny
a
3. Penyakit Yang Di Derita
An. S yang mengalami demam sudah 3 hari dan merintih serta kul
itnya kemerahan. Orantuanya sempat untuk membawa ke puskes
mas dan demamnya sempat turun namun naik lagi
4. Pola Makan
Kebutuhan nutrisi keluarga Tn.B cukup baik dengan menu sehari-
harinya terdiri dari nasi, sayur dan lauk pauk
5) Pola Istirahat
Keluarga Tn.B istirahat dengan cukup dan tidur pada pukul 09.00
malam
Psikologis Keluarga
1. Keadaan Emosi / Mental
Keluarga Tn.B tidak ada yang mengalami gangguan kesehatan me
ntal
2. Koping Keluarga
Ketika ada masalah Tn.B selalu menyelesaikannya dengan baik
3. Kebiasaan buruk

11
Keluarga Tn.B kurang memperhatikan anaknya dikarenakan terlal
u sibuk oleh pekerjaan masing-masing
4. Rekreasi
Keluarga Tn.B jarang untuk berpergian bersama atau meonton T
V bersama
5. Pola Komunikasi Keluarga
Dapat berkomunikasi / berinteraksi antar keluarga lain
6. Pengambil Keputusan
Tn.B sebagai kepala keluarga
7. Peran Informal
a) Tn.B adalah tipikal pribadi yang Professional dalam pekerjaa
n
b) Ny.D adalah tipikal orang yang penurut sekaligus Support Sy
stem bagi anggota keluarga
c) An.S Adalah anak yang Penurut
Sosial Ekonomi Keluarga
1. Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan keluarga Tn.B dengan lingkungan sekitarnya baik, Kel
uarga Tn.B selalu menghargai tetangganya
2. Kegiatan Organisasi Sosial
Ny.D selalu ikut pengajian setiap hari minggu
3. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga dalam keadaan baik, keluarga Tn.B da
pat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Keluarga Tn. B terdapat
pada Keluarga Sejahtera Tahap III Yaitu keluarga yang telah dapa
t memenuhi seluruh kebutuhan fisik, sosial, psikologis dan penge
mbangannya. Namun belum dapat memberikan sumbangan secara
teratur kepada masyarakt sekitarnya.
Spiritual Keluarga
1. Keadaan Beribadah
Keluarga Tn.B selalu shalat 5 waktu meskipun jarang sekali untuk
berjamaah
2. Keyakinan tentang Kesehatan
Keluarga Tn.B acuh tak acuk terhadap kesehatan dan jarang mem
perhatikan kesehatan anaknya
3. Nilai dan Norma
Dalam keluarga Tn.B ketika ada yang sakit, Tn.B selalu menghar
gai pendapat dari orangtuanya dalam masalah kesehatan
4. Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Dalam keluarga Tn.B tidak ada adat yang mempengaruhi serta tid
ak ada hal yang di anggap tabu dalam masalah kesehatan

Lingkungaan Rumah

12
Denah Rumah :

Dapur & r m Laundry


akan
Kamar 1
Toilet
Kamar 2
R keluarga
Kamar 3

R tamu Toko kelontong

Luas Rumah: 140 m²


Jumlah Ruangan: 3 Kamar, 1 Ruangan Keluarga, 1 Ruang Tamu, 1 To
ilet, terdapat ruangan laundry dan dapur beserta ruang makannya, da n
ada took kelontong yang menyatu dengan rumah
Keadaan Rumah: rumah terlihat sedikit berantakan, tidak ada tempat s
ampah di dalam ruangan. Bangunan rumahnya permanen dengan venti
lasi yang baik

Fungsi Fungsi Keluarga (anda dapat kembangkan fungsi keluarg


a berdasarkan UU No. 10 Tahun 1992)

1. Fungsi afektif
a. Ayah
Sebagai pemimpin, membingbing istri dan anaknya, sebagai pe
ncari nafkah dan melindungi keluarganya
b. Ibu
Sebagai ibu rumah tangga yang baik, pendidik bagi anaknya, a
palagi seorang ibu merupakan madrasah pertama anaknya dan
merawat keluarganya
c. Anak
Sebagai perilaku psikososial seperti bermain, berteman belajar
sesuai usianya
2. Fungsi sosialisasi

13
Tn. B mengatakan selalu mengajarkan terhadap istri dan anaknya
agar selalu bersosialisasi atau bertetangga yang baik dengan masy
arakat di sekitar rumahnya, dan begitupun istri dan anaknya ment
aati apa yang di ajarkan oleh suaminya tersebut dengan menerapk
an apa yang di katakana oleh suaminya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga Tn.B tidak tahu mengenaik penyakit yang diderita oleh
anaknya
4. Harapan Keluarga
Tn.B dan Ny.D mengatakan ingin anaknya sembuh.
5. Pemeriksaan individu atau pemerikasaan fisik
Pemeriksaan Fisik :

1) Keadaan Umum : composmetis


2) Tanda vital : 110/60mmHg
3) Suhu : 38,5 C
4) RR : 20x/m
5) N :80x/m
6) Kulit :

Kulit lembab dan kemerahan

7) Pernafasan :
Bunyi vesikuler, tidak ada batuk

8) Kardiovaskuler

Tidak ada odema, bunyi jantung normal

B. ANALISA DATA

No Data Pada Keluarga Kemungkinan Penyebab Masalah Kesehatan


1. Ds : Fungsi keluarga yang ber Aktual :
Ibu pasien mengatak masalah yaitu fungsi per Hipertermi berdasarkan suhu
an anaknya demam d awatan kesehatan karena anak yang mencapai 38,5 C
an merintih sudah 3 kurang nya kemampuan Resiko :
hari keluarga untuk mengawa Gangguan integritas kulit ber
si anaknya dan kurang m hubungan dengan kulitnya k
Do : emperhatikan makanan a emerahan dikarnakan suhu b
Terlihat kulitnya ke pa yang dimakan saat ber adannya yang tinggi
merahan main serta kebersihannya Sejahtera :
S : 38,5 C kurang terjaga Defisit pengetahuan berhubu

14
TD: 110/60 ngan dengan ketidakmampua
N: 80 x/m n keluarga dalam mengatasi
R: 20x/m kesehatannya
2. Ds : Fungsi keluarga yang ber Aktual :
Orangtuanya masih k masalah yaitu pengetahu Defisit pengetahuan berhub
urang mengerti meng an orangtua terhadap pen ungan dengan ketidakmamp
enai penyakit yang d yakit yang diderita anakn uan keluarga dalam mengata
iderita anaknya ya dan kurangnya menja si kesehatannya
ga kesehatan keluargany Resiko :
Do : a Gangguan integritas kulit ber
hubungan dengan kulitnya k
- emerahan dikarnakan suhu b
adannya yang tinggi
Sejahtera :
-

C. SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

No KRITERIA SKOR BOBOT JUSTIFIKASI


1. Sifat Masalah :
3 1 0,6
1) Aktual (tidak/kurang sehat) 2
2) Ancaman Kesehatan 1
3) Keadaan sejahtera

2. Kemungkinan Masalah Dapat Diubah


: 2 2 2
1
1) Mudah 0
2) Sebagian
3) Tidak dapat

3. Potensi Masalah :
3 1 1
1) Tinggi 2
2) Cukup 1
3) Rendah

4. Menonjolnya Masalah ;
2 1 1
1) Masalah berat, harus segera dit
angai 1

15
2) Ada masalah, tidak perlu seger
a ditangani 0
3) Masalah tidak dirasakan

5 Total skor 4,6

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Skor
X Bobot
Angka tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

= 4,6

No KRITERIA SKOR BOBOT JUSTIFIKASI


1. Sifat Masalah :
3 1 0,6
4) Aktual (tidak/kurang sehat) 2
5) Ancaman Kesehatan 1
6) Keadaan sejahtera

2. Kemungkinan Masalah Dapat Diubah


: 2 2 1
1
4) Mudah 0
5) Sebagian
6) Tidak dapat

3. Potensi Masalah :
3 1 1
4) Tinggi 2
5) Cukup 1

16
6) Rendah

4. Menonjolnya Masalah ;
2 1 1
4) Masalah berat, harus segera dit
angai 1
5) Ada masalah, tidak perlu seger
a ditangani 0
6) Masalah tidak dirasakan

5 Total skor 3,6

Skoring :

d. Tentukan skor untuk setiap kriteria


e. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Skor
X Bobot
Angka tertinggi

f. Jumlahkan skor untuk semua kriteria = 3,6

Diagnosa ke 1 : 4,6 (Hipertermi berhubungan dengan suhu tubuh anak diatas nilai
normal)
Diagnose ke 2 : 3,6 (Defisit pengetahuan berhubungan b.d kurangnya terpapar inf
ormasi keluarga dalam mengatasi kesehatannya)

D. TAHAP PERENCANAAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Has Intervensi Keperawatan


il
Hipertermi berhubungan d Setelah dilakukan Asuhan Manajemen Hipertermi (I.
engan suhu tubuh anak dia Keperawatan 2x24 jam dih 15506)
tas nilai normal arapkan:

17
- Suhu tubuh dalam Observasi:
rentang normal - Identifikasi penyeb
ab hipertermi
- Monitor suhu tubu
h
- Monitor kadar elek
trolit
- Monitor haluaran u
rine
- Monitor komplikas
i akibat hipertermi

Terapeutik

- Sediakan lingkung
an yang dingin
- Longgarkan pakaia
n
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap h
ari
- Hindari pemberian
antipireptik atau as
pirin

Edukasi:
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian cair
an dan elektrolit intravena,
jika perlu
Defisit pengetahuan berhu Setelah dilakukan Asuhan Edukasi kesehatan (I.1238
bungan b.d kurangnya terp Keperawatan 2x24 jam dih 3)
apar informasi keluarga da arapkan: Observasi
lam mengatasi kesehatann
ya Keluarga mampu mengena - Identifikasi kesiapa
l masalah (menjelaskan ta n dan kemampuan
nda gejala, dampak yang d menerima informas
itimbulkan dari masalah k i
esehatan anaknya) - Identifikasi faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan motiv

18
asi perilaku hidup
bersih dan sehat

Terapeutik

- Sediakan materi da
n media Pendidika
n Kesehatan
- Jadwalkan Pendidi
kan sesuai kesepak
atan
- Berikan kesempata
n untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan faktor risi


ko yang dapat me
mpengaruhi keseha
tan
- Ajarkan perilaku hi
dup bersih dan seh
at
- Ajarkan strategi ya
ng dapat digunaka
n untuk meningkat
kan perilaku hidup
bersih dan sehat

E. TAHAP PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) DAN EVALUASI

Tanggal Jam No dx Tindakan keperawata Evaluasi TT


n
8 juni 2 - Memonitor suhu t S : Keluarg
023 ubuh a mengatak
- Melonggarkan pak an An S sud
ah tida meri
aian anak ntih dan de
- Memberikan kom mamnya me
pres hangat nurun
- Mempertahankan l O : An S ta
ingkungan yang m mpak lebih

19
endukung perkem ceria
bangan optimal A : Masalah
teratasi seba
gian
P : Interven
si dilanjutka
n

9 juni 2 - Mengidentifikasi k S : Keluarga


023 esiapan dan kema mengatakan
mpuan menerima i paham tenta
ng masalah
nformasi kesehatan a
- Mengidentifikasi f naknya
aktor-faktor yang O : keluarga
dapat meningkatka tampak bisa
n dan menurunkan menjelaskan
motivasi perilaku (gejala, pen
yebab, tand
hidup bersih dan s
a gejala dan
ehat dampak yan
- Memberikan mate g ditimbulk
ri pendidikan kese an kesehata
hatan kepada kelu n anaknya)
arga A : Masalah
teratasi
P : Interven
si dihentika
n

Analisis jurnal dengan metode PICOT :

1. Jurnal 1

PEMANFAATAN OBAT-OBAT TRADISIONAL DALAM MENCEGAH DAN


MENGOBATI PENYAKIT TYPHUS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HIDU
P SEHAT PADA MASYARAKAT PAGESANGAN BARAT MATARAM
Muktiningsih Nurjayadi1), Listya Ayu Saraswati2)
P : populasi
Penelitian ini dilakukan pada populasi masyarakat Desa Pagesangan Barat Ke
camatan Mataram Kotamadya Mataram Provinsi Nusatenggara Barat yang bera
da di Pulau Lombok.
I : intervensi

20
Melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang tentang Pemanfaatan Oba
t-Obat Tradisional Dalam Mencegah Dan Mengobati Penyakit Typhus secara
interaktif dan komunikatif sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih memaha
mi dan mengimplementasikan pengetahuannya dalam peningkatan kualitas hidu
p khususnya di Desa Pagesangan Barat Mataram.
C : comparison
tidak ada
O : outcome
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses peningkatan pe
mahaman masyarakat Pagesangan Mataram telah berhasil dilaksanakan. Kegiat
an ini diharapkan dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk peningkatan p
eran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan lingkungannya serta perlu dit
indaklanjuti secara kontinyu sehingga masyarakat lebih merasa berkontribusi dan
dibutuhkan.
T : time
Jumat, 7 September 2017.

2. Jurnal 2

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN


SUHU TUBUH PADA ANAK YANG TERKENA TYPHOID FEVER
Baig Fitrihan Rukmana1, Lalu Muhammad Sadam Husen2, Halmin Ulya Nurul Ai
ni3
P : populasi
Penelitian ini dilakukan pada populasi pasien anak yang mengalami demam tifo
id di Puskesmas Pringgarata dalam waktu 12 bulan terakhir, sejumlah 658 pasien
dengan rata-rata per bulan berjumlah 55 pasien.Sampel dalam penelitianinim
enggunakan teknik purposive sampling.
I : intervensi
Penelitian yang digunakan adalahPre Experimental Designdengan bentuk r
ancangan One Group Pretest-Postest. Jumlah responden sebanyak 35 ana

21
k, yang diobservasi sebelum dan setelah dilakukan intervensi kompres air h anga
tselama 3x24 jam.
Kompres merupakan salah satu penatalaksanaan non farmakologi yang dapat di
gunakan untuk menurunkan demam. Alat untukkompres seperti buli-buli dan w
ashlap dapat menimbulkan sensasi reraksasi berupa hangat padaarea yang diper
lukan (Irmachatshalihah & Alfiyanti, 2020).Peneliti tertarik melakukan penelitian
ini sebab kompres hangat merupakan perawatan pertama yang dapat dilakukan
oleh siapapun juga.
C : comparison
tidak ada
O : Outcome
Peneliti menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil
nya menunjukkan data tidak berdistribusi normal sebab nilai signifikansi pre-test
= 0.017 dan nilai signifikansi post-test = 0.000. Keduanya lebih kecil dari
0.05. Jadi, analisis lanjut menggunakan uji Wilcoxondiperolehp value= 0,000
atau p <0,05 yang berarti ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurun
an suhu tubuh pada anak yang terkena typhoid feverdi Puskesmas Pringgarata.
T : Time
agustus 2021

3. Jurnal 3

Efektifitas Kompres Air Hangat dan Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tu
buh Anak dengan Demam Typoid
Anik Enikmawati1* , Heni Yuniarsih2 , Dwi Yuningsih3
P : Problem
Demam typoid merupakan infeksi akut pada usus halus yang disebabkan karena k
ontaminasi makanan atau minuman dengan bakteri Salmonella typhi dan gejala pa
ling sering adalah demam.
populasi
Sampel berjumlah 10 orang dengan teknik Accidental Sampling.
I : intervensi
Menganalisis efektifitas pemberian kompres air hangat dan kompres bawang mera
h terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan demam typoid. Metode Peneli

22
tian: Menggunakan desain penelitian Quasi Experiment dengan pre-test and post-t
est two group design.
Kompres merupakan salah satu penatalaksanaan non farmakologi yang dapat di
gunakan untuk menurunkan demam.
C : comparison
Uji Dependent Paired Sample T-Test kelompok kompres air hangat p = 0,001 (p>0
005) tidak ada perbedaan penurunan suhu tubuh pada anak dengan demam typoid
setelah diberi intervensi pada masing masing kelompok, namun rerata penurunan
suhu tubuh lebih besar terjadi pada kelompok pemberian intervensi kompres bawa
ng merah
O : Outcome
tidak terdapat perbedaan keefektifan penurunan suhu tubuh pada anak dengan de
mam typoid setelah pemberian intervensi kompres bawang merah dan pada kelom
pok dengan intervensi kompres air hangat.
T : Time
2022

4. Jurnal 4

Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Ab


dominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo,
Fatmawati Mohamad
P : Problem
sekitar 16-33 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan kejadian 500-600 ri
bu per kasus kematian tiap tahun (R, Aden, 2010).
populasi
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 19 orang dengan teknik pengambilan sampe
l menggunakan metode purposive sampling dengan mempertimbangkan kriteria in
klusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi yaitu: Pasien thypoid abdominalis yang
mengalami demam (suhu >37,50 C)
I : intervensi
Intervensi pada penelitian ini yaitu dengan diberikannya kompres hangat. untuk p
asien dengan demam thypoid yang masa infeksinya maupun demamnya masih tin
ggi perlu diberikan terapi antibiotik secara intensif dan terapi antipiretik jika perlu
(demam > 38,50 C).

23
C : comparison
Tidak terdapat perbandingan dalam jurnal ini
O : Outcome
H0 ditolak, yang artinya tindakan kompres hangat efektif dalam menurunkan dem
am pada pasien thypoid abdominalis di ruang G1(anak) Lt.2 RSUD. Prof. Dr. Hi.
Aloei Saboe Kota Gorontalo..
T : Time
2012

5. Jurnal 5

Perbedaan Efektifitas Kompres Hangat Basah Dan Plester Kompres Terhadap Pen
uruan Suhu Tubuh Anak Demam Typhoid
Dede Mahdiyah1 , Topan Aditya Rahman1 , Aulia Dewi Lestari
P : Problem
Mengatasi demam berbagai upaya nonfarmakologik telah dilakukan seperti kompr
es hangat basah dan plester kompres, untuk itu peneliti tertarik melakukan peneliti
an perbedaan efektifitas kompres hangat dan plester kompres..
Populasi
Quasi eksperiment design dengan rancangan separate sample pretest posttest. Pop
ulasi jumlah anak yang dirawat diruang alexsandri bulan September-November 20
14 berjumlah 741 anak. Tehnik pengambilan sampel secara accidental sampling. S
ampel penelitian berjumlah 30 orang. Analisis data menggunakan Uji t-dependent
dengan batas kemaknaan α= 0,05
I : intervensi
Intervensi pada penelitian ini yaitu dengan diberikannya kompres hangat basah pa
da kelompok kompres hangat basah, dan pemberian plester kompres pada variable
kelompok plester kompres.
C : comparison
Ada perbedaan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat basah da
n plester kompres dengan nilai p-value=0,000. Nilai rata-rata suhu tubuh sebelum
kompres hangat 38,14˚C dan plester kompres 38,02˚C. Selisih suhu tubuh setelah
dilakukan kompres hangat yaitu 1,10 dan plester kompres yaitu 0,42. Sehingga ko
mpres hangat basah lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak demam
typhoid di RSUD dr. H. MOCH. Ansari Saleh Banjarmasin.

24
O : Outcome
Ada perbedaan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat basah da
n plester kompres.
T : Time
2015

BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komplikasi tifus abdominalis yang paling sering terjadi adalah komplikasi int
estinal yaitu perdarahan usus dan perforasi usus. Relaps adalah kekambuhan y
ang biasanya terjadi akibat pengobatan tifoid dengan antibiotik kloramfenikol
Komplikasi demam tifoid dapat dihindarkan dengan cara meningkatkan deraj
at daya tahan tubuh pasien dan memberikan perawatan yang sebaik-baiknya p
ada pasien demam tifoid.
1. Penyebab penyakit Tifus Abdominal adalah karena adanya infeksi tubuh
oleh bakteri Salmonella typhosa , Salmonella paratyphi A, Salmonella pa
ratyphi B.
2. Gejala penyakit Tifus Abdominal adalah demam yang lebih dari 7 hari, g
angguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
3. Cara Penularan penyakit Tifus Abdominal bisa melalui pola makan, kebe
rsihan diri, pengetahuan, dan hygiene sanitasi.
4. Penatalaksanaan demam Tifoid dapat dilakukan dengan istirahat dan pera
watan, diet dan terapi penunjang, pemberian Antimikroba.

25
5. Cara Pencegahan demam Tifoid dapat dilakukan dengan cara 4 M, yaitu
memasak air minum dan susu, membangun dan menggunakan jamban de
ngan lubang yang dalam, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, d
an mengusir lalat dari lingkungan rumah.
B. Saran
Hendaknya perawat meningkatkan pengetahuan, keterampilan khusunya kepe
rwatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan “Thypus Abdominali
s”Diharapkan menjadi masukan bagi institusi untuk mengetahui pelaksanaan
Asuhan keperawatan pada klien Thypus Abdominalis. Dan sebagaimana baha
n referensi bagi mahasiswa/mahasiswa.Bagi keluarga khususnya Ibu diharapk
an lebih memperhatikan kesehatan dan pola makan anaknya. Keluarga juga di
harapkan lebih mengetahui tanda dan gejala pada penyakit Thypus Abdomina
lis sehingga dapat lebih cepat membawa anak ke pelayanan kesehatan dan leb
ih cepat mendapat penanganan.

Daftar Pustaka
Rukmana, B. F., Husen, L. M. S., & Aini, H. U. N. (2022). Pengaruh Pemberian K
ompres Hangat terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak yang Terken
a Typhoid Fever. Nursing Information Journal, 1(2), 81-89.
Nurjayadi, M., & Saraswati, L. A. (2017). Pemanfaatan Obat-Obat Tradisional Da
lam Mencegah Dan Mengobati Penyakit Typhus Sebagai Upaya Peningk
atan Hidup Sehat Pada Masyarakat Pagesangan Barat Mataram. Sarwahit
a, 14(02), 114-122.
Anik, M., Yuniarsih, H., & Yuningsih, D. (2022) Efektifitas Kompres Air Hangat
dan Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak dengan Dem
am Typoid. PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian; 2
0 (1). 89-95.
Fatmawati Mohamad. (2012) Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan De
mam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal health and sport 5 (1)
Mahdiyah D., Rahman, T. A., & Lestari, A. L. (2015) Perbedaan Efektifitas Komp
res Hangat Basah Dan Plester Kompres Terhadap Penuruan Suhu Tubuh
Anak Demam Typhoid. Dinamika Kesehatan 6 (1)

26

Anda mungkin juga menyukai