Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PENGARUH ZPT PADA PERTUMBUHAN


TANAMAN RIMPANG JAHE

Proposal Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi tugas penyusunan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat
kelulusan siswa

Disusun oleh:
Disini isi Nama Kelompok
Dava Kirania 212210223
Lestari Putri 212210018
Naila Yasifa Fitri 212210239
Surya Abdul Aziz 212210068

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 PADALARANG


BANDUNG BARAT
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini telah ditelaah, disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk dijadikan
langkah awal penyusunan karya tulis ilmiah oleh:

Bandung Barat, 11 Oktober 2023

Mengetahui
Pembimbing

Leni Meilany, S.Pd


NIP.198405262022212012

Menyetujui
Penguji Proposal

Andi Sopandi
NIP.198908012019031008
A. Judul Penelitian

Pengaruh ZPT Pada Pertumbuhan Tanaman Rimpang Jahe

B. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan sebagian besar penduduknya bekerja
pada bidang pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan
pertanian yang luas, sumber daya alam beraneka ragam dan berlimpah. Di negara agraris
pertanian mempunyai peranan yang sangat penting baik di sektor pemenuhan kebutuhan
pokok, selain itu pertanian berperan besar dalam mendongkrak sektor sosial, sektor
perekonomian dan perdagangan. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka
kebutuhan pokok atau pangan akan semakin meningkat sehingga secara langsung
berdampak pada meningkatnya perekonomian petani dan kesejahteraannya ikut
terdongkrak, sehingga petani-petani di Indonesia bisa merasa hidup berkecukupan dan
sejatera. Dengan logika seperti itu otomatis akan membuat banyak orang tertarik dan
berbondong-bondong untuk menjadi petani termasuk anak mudanya. Namun pada
kenyataannya jumlah petani dengan rentang usia <15- 44 tahun hanya 10,24 juta atau
kurang dari 40% dari total jumlah petani di Indonesia yang mencapai 26,14 juta, itu
berarti mayoritas petani berusia di atas 44 tahun (Badan Pusat Statistik (BPS),
2013,h.18). Pertanian secara luas ialah pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
oleh manusia dengan cara menanam tanaman produktif yang dapat menghasilkan dan
dipergunakan untuk kehidupan atau seluruh kegiatan yang mencangkup pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang hasilnya dapat digunakan
untuk kehidupan manusia. Sedangkan, arti pertanian secara sempit yaitu proses
budidaya tanaman pada suatu lahan yang hasilnya dapat mencukupi kebutuhan
manusia. Atau proses bercocok tanam yang dilakukan di lahan yang telah
disiapkan sebelumnya dan dikelola menggunakan cara manual tanpa terlalu banyak
menggunakan manajemen. Para petani pastinya sangat butuh hormon tumbuhan atau
yang dikenal sebagai ZPT.

Hormon tumbuhan / fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan nama zat pengatur
tumbuh (plant growt regulator) untuk membedakanya dengan hormon pada hewan. Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT ) mempunyai peranan penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama ZPT yaitu
Auksin (auxins), Sitokinin (cytokinins), Giberelin (gibberellins, GAS), Etilena (etena,
ETH), dan Asam Absisat (abscisic acid, ABA). Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat
positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, Etilena dapat mendukung
maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor)
pertumbuhan. ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami, meskipun
secara struktural berbeda. Dalam praktik, seringkali ZPT sintetik yang dibuat manusia
lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada
ekstraksi ZPT alami. Yang jelas ZPT sintetik lebih praktis dalam aplikasinya dan
kandungan ZPT sudah diketahui dengan pasti, berbeda dengan ZPT alami yang belum
terukur kandunganya, dan sebagian besarnya ZPT memiliki kandungan untuk
perkembangan pertumbuhan rimpang jahe.

Rimpang jahe merupakan modifikasi bentuk dari batang, bagian luarnya ditutupi
bagian daun yang berbentuk sisik tipis tersusun melingkar. Rimpang jahe berbau harum.
Berdasarkan warna kulitnya ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukuran
rimpang, ada yang besar juga ada yang kecil, karena itu dikenal tiga kultivar yang
dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya, yaitu jahe putih besar, jahe putih
kecil dan jahe merah. Jahe (Zingiber officinale), adalah tumbuhan yang rimpangnya
sering digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional.
Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan
pedas yang dirasakan dari jahe disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron.

Sehingga berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan eksperimen terhadap


pemanfaatan ”ZPT pada pertumbuhan tanaman rimpang jahe” maka dari itu, penulis
mengangkat judul “Pengaruh ZPT terhadap pertumbuhan tanaman rimpang jahe”

C. Rumusan Masalah
Tambahkan kata2 sebelum pont2
a. Bagaimana perkembangan penggunaan ZPT?
b. Bagaimana tahapan pertumbuhan rimpang jahe?
c. Bagaimana pengaruh ZPT pada pertumbuhan jahe?
D. Tujuaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian proposal ini, yaitu ;
a. Untuk mengetauhi pengaruh cepat lambatnya tanaman rimpang jahe jika diberikan
ZPT
b. Untuk mengetahui tahapan atau proses pada pertumbuhan rimpang jahe mulai dari
bibit hingga menghasilkan rimpang jahe yang cukup baik supaya bisa digunakan untuk
bumbu, obat-obatan, dan lainnya.
c. Untuk mengetahui pengaruh ZPT pada pertumbuhan jahe.

E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Dari sebuah subjek penelitian ini siswa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman secara
langsung dengan metode eksperimen.
b.Bagi Masyarakat
Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap masyarakat
tentang pengaruh ZPT pada tumbuhan tanaman rimpang jahe, juga di harapkan sebagai
salah satu pengembang ilmu bagi masyarakat.
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.

F. Definisi Operasional
1. ZPT ( Zat Pengatur Tumbuh )

Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis yang dapat
memicu, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan secara kualitatif dan
perkembangan tanaman (Varalakshmi dan Malliga, 2012). Peran ZPT antara lain
mengatur kecepatan pertumbuhan masing-masing jaringan dan mengintegrasikan
bagian-bagian tersebut menghasilkan bentuk sebagai tanaman (Lestari, 2011).
Kelompok ZPT berdasarkan sumbernya yaitu endogen (dihasilkan tanaman) dan
eksogen (diberikan dari luar baik sintetik maupun alami). Bahan tanaman yang dapat
digunakan sebagai ZPT alami dalam pembibitan adalah filtrat bawang merah (Hakim,
2017). Alimudin (2017) berpendapat bahwa, ekstrak bawang merah mengandung zat
pengatur tumbuh yang mempunyai peranan mirip Asam Indol Asetat (IAA). Asam
Indol Asetat (IAA) adalah auksin yang paling aktif untuk berbagai tanaman dan
berperan penting dalam pemacuan pertumbuhan yang optimal (Husein, dkk., 2010),
dibuktikan dengan hasil laboratorium, kandungan auksin dalam bawang merah yaitu
IAA sebesar 156,01 ppm (Kurniati dan Elya, 2018)

Hakim (2017) mengatakan bahwa pengunaan ZPT eksogen dilakukan dengan


pertimbangan bahwa ZPT yang ada pada tanaman belum tentu mencukupi kebutuhan
tanaman pada suatu fase pertumbuhan. ZPT walaupun sudah banyak diketahui
kegunaannya namun belum banyak digunakan oleh masyarakat karena ZPT sintetik
tidak selalu tersedia dan harganya mahal. Alternatif selain menggunakan ZPT sintetik
adalah menggunakan ZPT alami. Zat pengatur tumbuh yang bersumber dari bahan
organik bersifat lebih ramah lingkungan, aman digunakan, lebih murah, dan mudah
didapatkan di alam. Zat pengatur tumbuh alami tersedia di alam yang berasal dari
bahan organik, seperti bawang merah sebagai sumber auksin, rebung bambu sebagai
sumber giberelin, dan bonggol pisang serta air kelapa sebagai sumber sitokinin
(Lindung, 2014). Berbagai macam tanaman mengandung bahan yang berfungsi sama
dengan ZPT endogen, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Auksin
Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung
terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada pucuk yang sedang berkembang.
Mekanisme kerja auksin yaitu mempengaruhi pelenturan dinding sel, sehingga air
masuk secara osmosis dan memacu pemanjangan sel. Selanjutnya ada kerja sama
antara auksin dan giberelin yang memacu perkembangan jaringan pembuluh dan
mendorong pembelahan sel sehingga mendorong pembesaran batang (Rusmin, dkk.,
2011). Auksin memiliki tempat sintesis di meristem apikal seperti pada ujung batang
(tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Salah satu bahan tanaman yang dapat
digunakan sebagai ZPT alami dalam pembibitan adalah filtrat bawang
merah.Penelitian Siregar (2015) menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bawang
merah pada tanaman gaharu secara tidak langsung mempengaruhi pertambahan
jumlah daun, semakin tinggi tanaman maka jumlah daun semakin meningkat karena
pertumbuhan ruas dan pemunculan tunas baru (tunas puncak dan tunas
samping/ketiak).

b. Giberelin
Giberelin merupakan salah satu ZPT alami yang umumnya terdapat pada biji
yang belum dewasa, ujung akar dan tunas, daun muda dan cendawan. Pengaruhnya
terhadap tanaman yang paling dominan adalah pembesaran tanaman, sehingga
dikatakan bahwa kemampuan giberelin untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
lebih kuat dibandingkan dengan auksin apabila diberikan secara tunggal. Namun
demikian auksin yang sangat sedikit tetap dibutuhkan untuk memberikan efek
maksimal dari giberelin. Peran lain dari giberelin adalah dalam perkecambahan,
terutama dalam pemecahan dormansi. Mekanismenya yaitu setelah air diimhibisi
terjadi pelepasan giberelin dari embrio yang kerjanya mengaktifkan enzim-enzim
yang berperan dalam memecah cadangan makanan dalam biji seperti amilase,
protease, dan lipase.Bahan tersebut akan memberikan energi bagi perkembangan
embrio diantaranya radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit
buah yang menjadi faktor pembatas perkecambahan. Ini merupakan isyarat bahwa
dormansi biji segera pecah dan biji segera berkecambah (Husain dan Tuiyo, 2012).
Walaupun giberelin terdapat pada biji namun untuk pembibitan terutama
perkecambahan diperlukan pemberian giberelin eksogen untuk mengatasi kekurangan
giberelin yang ada pada biji yang akan dikecambahkan. Bahan tanaman yang bisa
dijadikan sebagai sumber giberelin antara lain rebung bambu karena rebung bambu
mengandung giberelin (Mardaleni dan Sutriana, 2014). Berdasarkan hasil
penelitiannya Mardaleni dan Sutriana menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak
rebung 4,5 ml/L air memberikan pengaruh baik terhadap tinggi dan bobot polong
kacang hijau. Hasil laboratorium, kandungan giberelin yang terdapat pada rebung
bambu yaitu sebesar 237,90 ppm (Kurniati dan Elya, 2018). Di dalam rebung diduga
mengandung hormon GA3 yang mampu meningkatkan pertumbuhan ruas batang
kearah atas. Unsur hara K dan thiamin diduga mempengaruhi pertumbuhan ruas
semai sengon pada umur 3 bulan setelah tanam (Maretza, 2009).

c. Sitokinin
Sitokinin merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis).Beberapa
macam sitokinin merupakan sitokinin alami (misalnya kinetin, zeatin) dan beberapa
lainnya merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang
tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akar
selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target keseluruhan tanaman
(Wiratmaja, 2017). Ahli biologi tumbuhan menemukan bahwa sitokinin dapat
meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman.
Sitokinin juga menunda penuaan daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol
dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman.
Penuaan pada daun melibatkan penguraian klorofil dan protein-protein, kemudian
produk tersebut diangkut oleh floem ke jaringan meristem atau bagian lain dari
tanaman yang membutuhkannya. Pada tumbuhan, efek sitokinin sering dipengaruhi
oleh keberadaan auxin. Sitokinin yang ditransportasikan dari akar ke batang mampu
mengaktifkan pertumbuhan tunas-tunas samping sehingga tanaman memiliki cabang
yang banyak dan menjadi rimbun (Wiratmaja, 2017). Sitokinin eksogen yang alami
terdapat pada bonggol pisang (Lindung, 2014), namun pemanfaatan bonggol pisang
masih belum banyak dimanfaatkan oleh para petani.

2. Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) menurut (Soetjiningsih dan Ranuh, 2015) adalah perubahan
yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat
sel, organ, maupun individu. Sebagai contoh, anak bertambah besar bukan saja secara
fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Otak anak
semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar lebih besar, mengingat, dan
mempergunakan akalnya semakin meningkat. Anak tumbuh baik secara fisik maupun
mental. Pertumbuhan berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam jumlah, ukuran dan fungsi tingkat
sel, organ maupun individu (Kemenkes RI, 2012). Ada dua macam pertumbuhan
yaitu;

a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas
jaringan meristem primer. Titik tumbuh terbentuk sejak tumbuhan masih berupa
embrio. Jaringan meristem terletak di ujung batang dan ujung akar. Pertumbuhan
primer membuat akar dan batang tumbuhan tambah panjang. Pada buku Biologi
Kelompok Pertanian (2008) karya Deden Abdurahman, pertumbuhan primer
memungkinkan akar menembus tanah dan ujung batang mencapai matahari.
Akhirnya, bakal akar dan bakal batang akan membentuk sistem akar dan sistem tajuk
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasarkan aktivitasnya terbagi menjadi
tiga daerah, yaitu: Daerah pembelahan, sel-sel di daerah ini aktif membelah
(meristematik). Daerah pemanjangan, sel-sel yang berada di belakang daerah
pembelahan dan mengalami pemanjangan ukuran. Daerah diferensiasi, yaitu bagian
paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk
akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil dan merupakan hasil aktivitas
jaringan meristem sekunder. Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan
kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan
kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau
kayu. Sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Aktivitas
jaringan meristem pada kambium membuat diameter batang dan akar bertambah
besar. Sedangkan pada tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium, tidak
terjadi pertumbuhan sekunder. Aktivitas jaringan meristem pada kambium membuat
diameter batang dan akar bertambah besar. Sedangkan pada tumbuhan monokotil
yang tidak mempunyai kambium, tidak terjadi pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan
sekunder pada batang dan akar tumbuhan dikotil tidak berlangsung merata sepanjang
tahun karena dipengaruhi musim. Pada musim kemarau lapisan yang terbentuk lebih
tipis dibandingkan saat musim hujan.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi karena aktivitas jaringan meristem lateral pada
kambium di batang pohon dikotil (biji berkeping dua). Hal ini terjadi karena hanya
tumbuhan dikotil yang memiliki kambium. Kambium adalah jaringan yang berperan
besar untuk pertumbuhan tanaman. Terdapat 3 jenis kambium yang dapat dibedakan
berdasarkan fungsinya, yaitu:
1) Kambium sekunder (gabus), terdapat pada permukaan batang atau akar yang
sudah pecah. Kambium ini juga menyebabkan terjadinya lingkaran tahun pada
batang.
2) Kambium Vaskuler, berfungsi untuk membentuk xilem dan floem.
Semakin tua umur tumbuhan, maka batangnya akan semakin besar. Hal ini terjadi
karena sel kambium membelah ke arah dalam membentuk xilem atau kayu,
sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu.
3) Kambium intervaskuler, berfungsi untuk membentuk jari-jari empulur pada
pembuluh tanaman.

3. Rimpang Jahe
Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan
bahan obat, Rimpang atau akar tinggal adalah yang tumbuh di bawah permukaan
tanah. Meskipun disebut akar tinggal, rimpang sebenarnya adalah batang karena
mempunyai buku – buku, ruas, dan daun sisik pada permukaannya. Zingiber
offcinalis, tanaman yang berbentuk seperti jarum, tumbuh di berbagai belahan dunia,
di antaranya di Jamaika, China, India, dan Afrika. Jahe berasal dari Asia Tenggara
dan telah digunakan sejak zaman dahulu kala oleh bangsa India dan China. Tanaman
ini dapat bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di
daerah katulistiwa seperti Asia. Tumbuhan dapat tumbuh subur pada suhu subtropis
dengan curah hujan minimal 1,98 mm pertahun. (Budhawar, 2006).
Menurut para ahli, jahe (Zingiber officinale Rosc.) berasal dari Asia Tropik, yang
tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu, kedua bangsa itu disebut- sebut
sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan
minuman, bumbu masakan, dan obat-obatan tradisional. Belum diketahui secara pasti
sejak kapan mereka mulai memanfaatkan jahe, tetapi mereka sudah mengenal dan
memahami bahwa minuman jahe cukup memberikan keuntungan bagi hidupnya
(Santoso, 1994)

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif dan juga metode yang kelompok kami pakai yaitu metode eksperimen.

a. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-


bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan suatu fenomena. Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatempiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
b. Penelitian Eksperimen
Metode penelitian eksperimen adalah penelitian untuk mengetahui akibat dari
perlakuan yang diberikan terhadap suatu hal yang sedang diteliti.

2. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah ZPT dan Rimpang Jahe. Tempat yang akan
kami teliti yaitu di Laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Padalarang. Waktu
penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2023 sampai dengan selesai.

3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data. Dengan mengumpulkan data, peneliti dapat menjawab pertanyaan
tertentu, menguji hipotesis, hingga menilai hasil.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data adalah proses yang mengubah data mentah menjadi
informasi yang berguna dan mudah diterima. Data mentah biasanya berupa angka
atau catatan yang tidak memiliki arti bagi pengguna, sehingga membutuhkan proses
pengolahan untuk mengubahnya menjadi informasi berguna menggunakan teknik dan
metode tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi.

a. Observasi ( ini ada bagian a, kemana bagian b , c dll? )


Observasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi apapun dari suatu
peristiwa dengan cara mengamati secara langsung. Seperti yang diketahui, ilmu
pengetahuan merupakan dasar dari semua peristiwa atau aktivitas yang terjadi
baik di dalam lingkup kecil ataupun dalam lingkup yang lebih besar.

5. Jadwal Penelitian
Berikut Jadwal Penelitian yang akan diteliti dalam permasalahan "Pengaruh ZPT
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Rimpang Jahe".

Oktober November Desember

Pembuatan Proposal Observasi Mengolah Data

Percobaan ZPT pada Menyusun Laporan


Tanaman Rimpang Jahe

Lengkapi dan Perbaiki tabel


H. DAFTAR PUSTAKA

Latifatunnisa Hasna. 2022 "pengertian metode pengumpulan data"/


https://revou.co/panduan-teknis/metode-pengumpulan-data diakses pada tanggal
12 Oktober 2023

Nusa Great.2023 "pengolahan data"/


https://greatnusa.com/artikel/teknik-pengolahan-data/ diakses pada tanggal 12
Oktober 2023

Octoria delweys. 2022 "pengertian pertumbuhan"/


https://www.detik.com/bali/berita/d-6448511/pertumbuhan-sekunder-dan-
rimer-pada-tumbuhan/amp/ diakses pada tanggal 2 Oktober 2023

Sumbaga tyas.2020 "pengertian ZPT(zat pengatur tumbuh)"/


http://www.cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/93434/Mengenal-Berbagai-
Macam-Zat-Pengatur-Tumbuh-zpt/ diakses pada tanggal 5 Oktober 2023

Thabroni Gamalm. 2021 "pengertian metode penelitian eksperimen"/


https://serupa.id/metode-penelitian-eksperimen/ diakses pada tanggal 12 Oktober
2023

Anda mungkin juga menyukai