Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI CALON PENGANTIN

PADA Nn”N” DENGAN OBESITAS


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi

Dosen Pembimbing : Teta Puji Rahayu, SST, M.Keb

Disusun oleh :
Armedya Labiba Athayalillah

P27824423251

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDRAL KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Calon Pengantin Pada Nn “N” Dengan
Obesitas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi di Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi DIV Kebidanan
Kampus Magetan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih terutama kepada:
1. Ibu Dwi Purwanti, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan Kampus
Magetan
2. Ibu Teta Puji Rahayu, SST, M.Keb selaku dosen pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi dan selaku pembimbing dalam penyusunan Askeb
Prakonsepsi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Prodi DIV
Kebidanan Kampus Magetan
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata
kuliah Asuhan Kebidanan Prakonsepsi untuk menyempurnakan makalah ini.

Magetan16 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
BAB II TINJAUAN TEORI3
A. Konsep Dasar Teori 3
1. Prakonsepsi 3
2. Pengertian Catin 3
3. Pemeriksaan Pranikah 4
4. Manfaat Pemeriksaan Pranikah 4
5. KIE Pemeriksaan Pranikah 6
B. Obesitas…………………………............................................................................................
1. Pengertian Obesitas………………………............................................................................
2. Patofisiologi Obesitas..........................................................................................................
3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Obesitas……………....................................................
4. Penanganan Obesitas……………........................................................................................
C. Hubungan Obesitas dengan Calon Pengantin 13

D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 13


1. Data Subjektif 13
2. Data Objektif 14
3. Assessment 15
4. Penatalaksanaan 15
BAB III TINJAUAN KASUS 16
A. Data Subjektif 16
B. Data Objektif 19
C. Assesment 20
D. Penatalaksanaan 20
DAFTAR PUSTAKA 25

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah keluarga harus memiliki dasar yang sangat penting dalam
pembangunan sumber daya manusia. Keluarga juga merupakan suatu unit
utama tercapainya pembangunan berkelanjutan. Membangun keluarga yang
kokoh memerlukan ikhtiar sungguh-sungguh yang dimulai dari
mempersiapkan pasangan calon pengantin memasuki era rumah tangga
(Meyana Marbun, Fatimah Jamir, DKK, 2022).
Pranikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan
perempuan, tujuannya untuk bersuami istri dengan resmi berdasarkan undang-
undang perkawinan agama maupun pemerintah. Masa pranikah dapat
dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita akan
segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi dianggap sebagai
komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur (Meyana
Marbun, Fatimah Jamir, DKK, 2022).
Kelebihan berat badan pada calon pengantin perlu penanganan tepat dan
cepat, bila tidak beresiko infertilitas dan penyakit degeneratif. Gizi berlebih
seperti gemuk dan obesitas, merupakan salah satu permasalahan Kesehatan
Masyarakat dalam bidang gizi yang kian meningkat. Kondisi ini dapat terjadi
karena terjadi penumpukan lemak yang berlebih pada jaringan tubuh, akibat
tidak seimbangnya asupan energi dengan kalori yang digunakan dalam rentang
waktu yang cukup lama (Agustina, Aniek Irawatie, Nurul Fadhilah , 2023 ).
Minimnya pengetahuan tentang gizi seimbang, menyebabkan tidak
pahamnya calon pengantin akibat yang akan terjadi pada kondisi kesehatan
mereka. Melihat kurangnya pengetahuan Gizi seimbang dan memantau berat
badan, maka penting dilakukan edukasi. Konseling merupakan salah satu
tehnik edukasi, secara individu untuk proses penyelesaian masalah yang
sedang dihadapi, baik permasalahan bersifat individu maupun melibatkan
orang lain, dalam hal ini masalahnya yaitu gemuk dan obesitas yang dapat
diketahui melalui parameter IMT, dihitung dengan menimbang berat badan
2

dan mengukur tinggi badan (Agustina, Aniek Irawatie, Nurul Fadhilah ,


2023 ).
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan prakonsepsi kepada
calon pengantin.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai
sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa terhadap pasien sesuai dengan hasil
pengkajian.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan sesuai kasus.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dan mendokumentasikan hasil
tindakan.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan.
C. Tujuan
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan
asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi
serta memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam
pemberian asuhan kebidanan prakonsepsi pada calon pengantin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu, wawasan dan
menambah pembelajaran pendidikan.
3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori


1. Prakonsepsi
Masa prakonsepsi yaitu masa sebelum hamil atau masa sebelum
pembuahan/ adanya pertemuan antara ovum (sel telur) dengan sperma.
Wanita dalam masa prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita usia subur
yang telah siap menjadi seorang ibu. Reproduksi manusia yaitu hasil dari
pembentukan kompleks yang melibatkan interaksi beberapa proses,
diantaranya genetik, biologis, tingkah laku dan lingkungan. Proses
prakonsepsi terjadi pada pria dan wanita sebagai tahap awal sebelum
konsepsi (Niken Bayu Argaheni, Sulistyani Prabu Aji, Rahayu Eryanti, DKK
, 2022).
2. Pengertian Catin
Menurut (KEMENKES RI, 2018) calon pengantin adalah pasangan yang
akan melangsungkan pernikahan. Calon pengantin dapat dikatakan sebagai
pasangan yang belum mempunyai ikatan, baik secara hukum Agama ataupun
Negara dan pasangan tersebut berproses menuju pernikahan serta proses
memenuhi persyaratan dalam melengkapi datadata yang diperlukan untuk
pernikahan. CATIN atau Calon Pengantin menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia merupakan istilah yang digunakan pada wanita usia subur yang
mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi yang
normal dan sehat serta Calon Pengantin laki-laki yang akan diperkenalkan
dengan permasalahan kesehatan reproduksi dirinya serta pasangan yang akan
dinikahinya (KBBI, 2016).
Pranikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan
perempuan, tujuannya untuk bersuami istri dengan resmi berdasarkan
undang-undang perkawinan agama maupun pemerintah (Meyana Marbun,
Fatimah Jamir, DKK, 2022). Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
4

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan


Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan yang sah apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya (Rima Hardianti,
Nunung Nurwati , 2020)
3. Pemeriksaan Pra-Nikah
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah
menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi
merupakan masa sebelum kehamilan. Pelayanan prakonsepsi dianggap
sebagai komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur
(Meyana Marbun, Fatimah Jamir, DKK, 2022).
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan genetik, penyakit
menular dan infeksi melalui darah. Pemeriksaan bertujuan untuk
mencegah agar penyakit tersebut tidak menurun pada keturunannya di
kemudian hari sehingga hidup sehat bersama keluarga bisa tercapai. Waktu
pelaksanaan pemeriksaan pra nikah yang disarankan adalah 6 bulan sebelum
calon mempelai menikah (KEMENKES RI, 2018).
Jenis pemeriksaan pra nikah menurut (Sinsin, 2013 ) yaitu :
a) Pemeriksaan riwayat kesehatan
b) Pemeriksaan fisik, rontgen, jantung
c) Tes darah (Hemoglobin, laju endap darah, golongan darah dan rhesus,
jumlah leukosit, gula darah, dan hubungan antarsel darah)
d) Pemeriksaan TORCH
e) Tes antibodi seperti HbsAg, anti HbsAg
f) Tes VDRL, TPHA, untuk penyakit menular seksual
g) Pemeriksaan urin
h) Pemeriksaan tumor marker bagi mereka yang mempunyai riwayat tumor
i) Vaksinasi hepatitis B dan TT
4. Manfaat Pemeriksaan Pra-Nikah
Menjalankan pre marital check up (pemeriksaan kesehatan pra nikah)
merupakan sebuah tindakan pencegahan yang wajib dilakukan untuk
mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri, pasangan,
5

maupun keturunan ke depannya. Beberapa keuntungan melakukan


pemeriksaan kesehatan pra nikah menurut (KEMENKES RI, 2018) antara
lain:

a. Mencegah berbagai macam penyakit pada calon bayi, seperti


penyakit thalassemia, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
b. Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal riwayat kesehatan diri
sendiri maupun pasangan, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian
hari, khususnya bagi riwayat keturunan yang dihasilkan.
c. Membuat calon mempelai semakin mantap, lebih terbuka, dan lebih
yakin satu sama lain mengenai riwayat kesehatan keduanya.
Tahapan Pemeriksaan Pra-Nikah menurut (KEMENKES RI, 2018)
adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan fisik secara lengkap
Pemeriksaan pra nikah yang pertama terdiri atas pemeriksaan
umum, yakni uji pemeriksaan fisik secara lengkap. Hal ini dilakukan
karena umumnya status kesehatan dapat dilihat lewat tekanan darah.
Umumnya, tekanan darah tinggi dapat berbahaya bagi kandungan sebab
membuat tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat. Selain itu,
pemeriksaan pra nikah juga dapat mengetahui apakah pasangan tersebut
mempunyai beberapa riwayat penyakit ataukah tidak, misalnya diabetes.
Penilaian status gizi seseorang dapat ditentukan dengan menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT) berdasarkan PMK RI Nomor 41 Tahun 2014
tentang Pedoman Gizi Seimbang, sebagai berikut:
BB (kg )
IMT =

[TB (m )]2

Keterangan:
BB = Berat Badan (kg)
TB = Tinggi Badan (m)
6

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diklasifikasikan status gizinya


sebagai berikut:
Tabel 1.1 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan IMT

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat < 17,0
berat
Kekurangan berat badan tingkat 17,0 – 18,4
ringan
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

b. Pemeriksaan penyakit hereditas


Penyakit hereditas biasanya diturunkan dari kedua orang tua, misalnya
gangguan kelainan darah yang membuat penderitanya tidak bisa
memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal.
c. Pemeriksaan penyakit menular
Pemeriksaan yang ketiga meliputi pemeriksaan terhadap penyakit
menular, diantaranya seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV-AIDS.
Pemeriksaan tersebut penting sekali dilakukan, mengingat penyakit-
penyakit menular tersebut sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
d. Pemeriksaan organ reproduksi
Pemerikaan ini berkaitan dengan kesuburan serta organ reproduksi
untuk pria maupun wanita. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa
kondisi kesehatan organ reproduksi diri sendiri dan pasangan.
e. Pemeriksaan alergi
Walaupun seringkali dianggap sepele, melakukan
pemeriksaan alergi sangatlah penting karena alergi yang tidak disadari
5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi pada Pemeriksaan Pra-Nikah
Beberapa KIE yang diberikan selama pemeriksaan Pra-Nikah menurut
(KEMENKES RI, 2018) meliputi:
7

a. Penerapan kesetaraan gender dalam pernikahan


Pernikahan yang ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki
dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain, misalnya :
1) Dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga dilakukan
secara bersama dan tidak memaksakan ego masing-masing
2) Suami istri saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga,
pengasuh dan pendidikan anak
3) Kehamilan merupakan tanggung jawab bersama laki-laki dan
perempuan
4) Laki-laki mendukung terlaksananya pemberian ASI eksklusif
b. Hak dan kesehatan reproduksi
Hak reproduksi adalah hak asasi manusia yang dimiliki setiap laki-
laki dan perempuan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya. Hak-
hak ini menjamin setiap pasangan dan individu untuk memutuskan secara
bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah, jarak dan waktu memiliki
anak serta untuk memperoleh informasi kesehatan reproduksi.
c. Kehamilan dan perencanaan kehamilan
1) Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana seorang perempuan memiliki janin
yang sedang tumbuh didalam tubuhnya. Setiap kehamilan harus
direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya dengan baik.
2) Perencanaan kehamilan
Perencanaan kehamilan adalah pengaturan kapan usia ideal dan saat
yang tepat untuk hamil serta mengatur jarak kehamilan dan jumlah
anak. Perencanaan kehamilan bertujuan untuk mencegah Terlalu
muda (<20 tahun), Terlalu tua (>35 tahun), Terlalu dekat jarak
kehamilan (<2tahun), Terlalu sering hamil (>3 anak).
d. Pengetahuan tentang fertilitas dan kesuburan
1) Cara menghitung masa subur
Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung ovulasi/ masa
8

subur pada wanita. Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari
setelah haid hari pertama, sedangkan masa subur biasanya akan terjadi
kurang lebih 3 hari sebelum dan sesudah menuju puncak masa subur
tersebut.
2) Tanda-tanda masa subur
a) Perubahan lendir serviks
Jika dalam masa subur cairan ini berteksture lengket dan kental.
Perubahan terjadi menjelang masa subur, yaitu dengan
meningkatkan jumlah cairan dan perubahan tekstur menjadi
berwarna bening dan bertekstur lebih cair.
b) Dorongan seksual meningkat
Hormon kewanitaan akan meningkat dalam masa subur sehingga
berpengaruh terhadap hasrat seksual.
c) Temperature tubuh meningkat dan payudara lebih lunak
Meningkatnya hormon progesterone ketika masa subur akan
memicu kenaikan suhu tubuh, namun kenaikan suhu tubuh tersebut
hanya sedikit (±0,5oC) maka cukup sulit mengamati kenaikan masa
subur hanya dengan memperhatikan kenaikan suhu tubuh pada
wanita. Oleh karena itu cara ini jarang digunakan sebagai acuan.
Akibat lain dari meningkatnya produksi hormon yang tinggi
menyebabkan payudara menjadi lebih lunak.
e. Infertilitas
Infertilitas adalah kegagalan pasangan suami istri utnuk mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama
satu tahun. Faktor yang mempengaruhi infertilitas adalah Umur, Lama
infertilitas, Emosi, Lingkungan, Kondisi reproduksi wanita, meliputi
serviks, uterus dan sel telur, Kondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma
dan seksualitas
f. Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
9

tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat menghadapi tekanan, dapat


bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Ciri-ciri sehat jiwa yaitu:
1) Perasaan sehat dan bahagia
2) Menyadari kemampuan diri
3) Merasa nyaman dengan diri sendiri
4) Dapat menrima orang lain apa adanya
5) Berasa nyaman berinteraksi dengan orang lain
6) Mampu memenuhi kebutuhan hidup
7) Mampu menghadapi tantangan hidup
8) Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
g. Kekerasan dalam rumah tangga
KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbunya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik
seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk malakuakan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Jenis-jenis kekerasan
meliputi:
1) Kekerasan fisik : pemukulan dengan tangan kosong atau alat,
melukai dengan senjata tajam atau senjata api.
2) Kekerasan psikologis atau emosional : penghinaan,
perselingkuhan , memaki-maki.
3) Kekerasan ekonomi atau penelantaran
4) Kekerasan seksual ( mulai dari pelecehan seksual hingga perkosaan)
5) Perdagangan orang
B. Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Menurut (Agustina, Aniek Irawatie, Nurul Fadhilah , 2023 ) Gizi berlebih
yang terjadi karena penumpukan lemak yang berlebih pada jaringan tubuh,
akibat tidak seimbangnya asupan energi dengan kalori yang digunakan
dalam rentang waktu yang cukup lama. Kejadian gemuk dan obesitas
10

beresiko terjadi penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, serangan


jantung, stroke, diabetes, penyakit kandung empedu dan kanker.
Menurut Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi gemuk 13,3% dan
15,4% obestitas, sedangkan hasil Riskesdas 2018 gemuk mencapai 13,6%
berarti terjadi peningkatan 0,3% dan obesitas menjadi 21,8% meningkat
sebesar 6,4%. Kondisi ini berpengaruh pada masa kehamilan, wanita dengan
obesitas berefek terganggunya proses pembuahan.
Obesitas tidak hanya menyebabkan gangguan kesehatan fisik, tetapi juga
dapat menyebabkan gangguan psikis, karena banyak penelitian yang
melaporkan kasus rendah diri dan depresi pada penderita obesitas dan
bahkan ada kecenderungan putus asa pada penderita obesitas yang
berlebihan. Hal ini dikarenakan anak atau orang dengan obesitas sering
dijadikan bahan tertawaan atau bahan ejekan oleh teman-temannya.
Kecenderungan depresi akan semakin besar. Ditambah lagi banyak di antara
kita sering menganggap orang yang mengalami kegemukan atau obesitas itu
berperilaku lucu sehingga sering menjadi bahan tertawaan, padahal di sisi
orang yang obesitas humor dari teman-temannya itu menyakitkan hatinya
dan tidak jarang membekas dalam pikiran dan perasaannya (Hermawan,
2020).
Menurut (Toto Sudargo, Harry Freitag, DKK , 2014) Obesitas dibagi
menjadi :
a. Obesitas Primer
Obesitas primer adalah obesitas yang disebabkan oleh faktor gizi dan
berbagai faktor yang mempengaruhi masukan makanan. Obesitas jenis
ini terjadi akibat masukan makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
b. Obesitas Sekunder
Obesitas sekunder adalah obesitas yang disebabkan oleh adanya
penyakit atau kelainan kongenital (mielodisplasia), endokrin (sindrom
Chusing, sindrom Freulich, sindrom Mauriac dan preudoaratirodisme)
atau kondisi lain.
11

2. Patofisiologi Obesitas
Menurut (Supariasa, 2014) Secara patofisiologi, obesitas merupakan
proses penimbunan trigliserol berlebihan pada jaringan adipose karena
imbalance (ketidakseimbangan antara asupan energi dengan
penggunaannya). Peningkatan berat badan ibu hamil yang berlebih identik
dengan penumpukan jaringan adiposa yang merupakan produsen senyawa
pengganggu hemostatis kardiovaskuler, seperti IL-6, produksi CRP yang
meningkat. Akibatnya resiko penyakit kardiovaskuler menjadi bertambah.
Hal ini meningkatkan resiko diabetes gestasional, mengingat resistensi
insulin pada ibu hamil mengalami penurunan.
Lepasnya asam lemak bebas dalam sirkulasi dapat menyebabkan efek
yang buruk terhadap metabolisme terutama di hati, adipokines dan
cytokines yang disekresikan oleh adiposit viseral yang berperan terhadap
terjadinya komplikasi dari obesitas sampai saat ini masih dalam penelitian
Bukti menunjukan bahwa berat badan dipengaruhi oleh regulasi endokrin
dan komponen saraf dalam pembentukan energi dan penggunaannya.
Regulasi dari sistem yang komplek tersebut sangat penting karena jika
sedikit saja terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan dan penggunaan
energi maka akan berpengaruh besar terhadap berat badan
3. Faktor- Faktor yang Menyebabkan Obesitas
Menurut (Supariasa, 2014) Pada dasarnya obesitas yang dialami oleh
seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
a. Pola makan yang berlebihan
Orang obesitas biasanya lebih responsif terhadap makanan dari pada
orang normal. Hal ini baik terhadap rangsangan penglihatan terhadap
makanan, rangsang bau makanan, ataupun mendengar makanan. Orang
obestias akan makan sesuatu jika ia merasa ingin makan, bukan karena
kebutuhan akibat lapar. Itulah sebabnya mengapa orang yang pola
makannya berlebihan menyebabkan ia lebih mudah gemuk.
b. Kurang gerak/ kurang olahraga
Pada dasarnya tingkat pengeluaran kalori tubuh dipengaruhi oleh dua
12

faktor yaitu tingkat dan aktifitas olahraga secara umum dan angka
metabolisme basal atau tingkat energi orang yang dipertahankan untuk
memelihara fungsi minimal tubuh. Orang dengan olahraga yang teratur
maka pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur, sehingga tanpa adanya
kelebihan kalori yang apabila disimpan dalam tubuh dapat berakibat pada
kegemukan.
c. Faktor lingkungan
Apabila seseorang itu hidup di dalam kebudayaan yang menyatakan bahwa
seseorang yang gemuk itu makmur dan sejahtera, maka seseorang tidak akan
peduli dengan apa yang menyebabkan kegemukan, lebih lagi jika tidak ada
permasalahan psikologi yang menyertai.
d. Genetik
Apabila kita lihat sekilas, orang tua yang gemuk akan memiliki anak
yang gemuk pula. Hal ini didasarkan alasan yaitu pada saat ibu sedang
hamil maka unsur sel lemak yang ada didalam tubuh ibu yang berjumlah
besar dan melebihi normal secara otomatis akan diturunkan pada sang
bayi dalam kandungan. Hal ini mengakibatkan bayi lahir dengan unsur
lemak yang besar pula di dalam tubuhnya.
4. Penanganan Obesitas
Menurut (La Supu, Wilma Florensia, Irma Susan Paramita , 2022)
penanganan obesitas merupakan penangnan yang multikomponen di mana
penanganan harus dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah tahap
pencegahan yang menekankan pentingnya pola makan dan aktivitas dasar
yang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan status indeks massa tubuh.
Tahap kedua adalah tahap manajemen berat badan terstruktur yang
ditujukan untuk manajemen obesitas yang merekomendasikan diet
terencana. Tahap ketiga adalah intervensi multidisiplin komprehensif
yang merekomendasikan pendekatan terstruktur termasuk pemantauan
makanan dan penetapan tujuan diet jangka pendek dan modifikasi
aktivitas fisik untuk mendorong keseimbangan energi negatif.
Penanganan obesitas menurut (La Supu, Wilma Florensia, Irma
13

Susan Paramita , 2022) Melakukan aktivitas fisik atau olahraga, perlunya


pengaturan pola makan contohnya mengurangi karbohidrat dan
membatasi konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, konsumsi sayur dan
buah-buahan, dan memperhatikan pola tidur klien. Durasi tidur dan
kualitas pola makan yang buruk berhubungan dengan obesitas.

C. Hubungan Obesitas dengan Catin


Mengingat begitu besar dampak dari gemuk dan obesitas maka salah
satu sasaran yang penting untuk diperhatikan adalah calon pengantin.
Salah satu upaya dengan meningkatkan pengetahuan IMT dan gizi
seimbang, serta porsi isi piringku. Pengetahuan tersebut sangat penting
agar calon pengantin dapat memantau dan mengendalikan berat badan,
mengatur kebiasaan makan. Minimnya pengetahuan tentang gizi seimbang
menyebabkan tidak pahamnya calon pengantin akibat yang akan terjadi
pada kondisi keseahtan mereka (Agustina, Aniek Irawatie, Nurul
Fadhilah , 2023 ).
Calon pengantin yang mengalami obesitas dikhawatirkan akan
mempengaruhi masa kehamilannya. Obesitas pada ibu hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang abnormal, dalam hal ini janin
dalam mengalami makrosomia, makrosomia adalah suatu keadaan dimana
bayi lahir dengan ukuran yang lebih besar atau berat badan lebih dari 4000
gram. Selain itu pada ibu hamil awal dapat terjadi abortus spontan,
kelainan kongenital, penyakit jantung bawaan. Sedangkan pada masa
kehamilan akhir dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, preeklamsia, diabetes melitus gestasional, kelahiran prematur,
dan lahir mati. Pada masa mendekati persalinan, pilihan persalinan seksio
sesaria menjadi meningkat, dan morbiditas selama tindakan operasi juga
meningkat (Jovanka Ris Natalia, Rodiani, Zulfadli, 2020).
D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1. Subjektif
a. Identitas
1) Usia
14

Umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 –


25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria (BKKBN,
2018)
2) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Menstruasi
Pada wanita yang mengalami obesitas terjadi peningkatan
produksi estrogen karena jaringan adiposa juga
memproduksi estrogen. Peningkatan kadar estrogen yang
meningkat secara tidak langsung menyebabkan peningkatan
hormon androgen yang dapat mengganguperkembangan
folikel yang matang (Wardani, 2023).
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat keluarga merupakan indikator penting dalam terjadinya
obesitas karena keluarga berada di lingkungan yang sama
sehingga dapat menjadi cerminan pola hidup yang sama (Siti
Irma Nur Aina, Malisa Ariani, Fitri Yuliana , 2023).
4) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Istirahat/ Pola tidur
Kejadian dengan pola tidur tidak baik akan mengakibatkan
peningkatan konsumsi sehingga mengakibatkan terpengaruhnya
status gizi (Hubaybah, Adelina Fitri, Fitria Eka Putri, DKK , 2022)
b) Pola Aktivitas
Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak energi
yangtersimpan sebagai lemak, sehingga orang-orang yang kurang
melakukan aktivitas cenderung menjadi gemuk (Hubaybah,
Adelina Fitri, Fitria Eka Putri, DKK , 2022).
2. Objektif
a. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah
Penderita memiliki IMT dengan golongan obesitas akan
memiliki risiko sebesar 1,64 kali untuk menderita hipertensi
dibandingkan dengan IMT normal (Tiara, 2020 )
15

b. Status Gizi

Klasifikasi IMT

Berat badan kurang


(Underweight) < 18,5

Berat badan normal 18,5 - 22,9

Kelebihan berat badan


(Overweight) dengan risiko 23 - 24,9

Obesitas 25 - 29,9

Obesitas II ≥ 30

c. LILA
Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm (Supariasa, 2014).
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Gula darah
Obesitas abdominal berkorelasi dengan terjadinya resistensi
insulin dan DM tipe 2 (Sherrvy Eva W, Made Pande D, DKK ,
2019)
3. Assessment
Setelah diperoleh data yang akurat langkah selanjutnya yaitu analisa data.
Analisa data menurut Kepmenkes No. 938/2007 merupakan hasil dari
pengumpulan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisis klien. Bidan menganalisa
data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikannya secara
akurat dan logis untuk menengakkan diagnosa dan masalah yang tepat.
16

4. Penatalaksanaan
Menurut (Kemenkes RI, 2011) tentang standar asuhan kebidanan, bidan
melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif
berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilakukan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
Petugas
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 17 September 2023

Waktu Pengkajian : 10.00 WIB

Tempat Pengkajian : Rumah Nn.N

A. Data Subjektif
1. Identitas
Catin Wanita Catin Laki-Laki
Nama : Nn.N Tn.B
Usia : 23 Tahun 25 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Pendidikan : S1 SMA
Pekerjaan : Pedagang Pedagang
Alamat : Desa Tegalarum Surabaya
No.Telp : 089541143xxxx 085767223xxxx
2. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan,menikah 2 bulanlagi,ingin konseling persiapan
pernikahan.
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 hari/bulan, teratur
c. Lamanya : ±6-8 hari
17

d. Banyaknya : Sehari ganti pembalut 3x


e. Disminorhea : Kadang-kadang
f. HPHT : Saat ini Haid hari ke 5
g. Fluor Albus : Lumayan Sering, bewarna bening, muncul sebelum dan
setelah menstruasi, tidak gatal dan tidak berbau
4. Penyuluhan yang pernah didapat
Kedua calon pengantin belum mendapatkan penyuluhan kesehatan
reproduksi pranikah dan perencanaan kehamilan.
5. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, asma,
DM, ginjal, batuk lama (TBC atau Difteri), sudah melakukan pemeriksaa
Hb dan golongan darah, pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS, Status
TT5.
b. Catin Laki-laki
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, asma,
DM, ginjal, batuk lama (TBC atau Difteri), sudah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS. Merupakan perokok ringan (6-7
batanf/hari).
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita
Orang tua wanita (Ibu) menderita diabetes melitus dan ayahnya perokok
berat.
b. Catin Laki-laki
Keluarga dalam keadaan sehat, tidak sedang ataupun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau
Difteri).
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
1) Catin wanita
18

Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur,
daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Ngemil gorengan dan
makanan lain, suka makanan manis Minum air putih 5-6 gelas sehari,
suka mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan kopi.
Tidak ada pantangan atau alergi makanan
2) Catin laki-laki
Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ikan, telur,
daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-10
gelas sehari, suka mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan
kopi. Tidak ada pantangan/alergi makanan.
b. Eliminasi
1) Catin wanita
BAB 1-2 hari sekali, warna kecoklatan, bau khas feses, tidak ada
keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, warna kuning khas,
bau khas urin, tidak ada nyeri saat berkemih
2) Catin laki-laki
BAB 1 hari sekali, warna kecoklatan, bau khas feses, tidak ada
keluhan sakit saat BAB. BAK 5-7 kali sehari, warna kuning khas,
bau khas urin, tidak ada nyeri saat berkemih.
c. Istirahat
1) Catin wanita
Tidur siang ±2 jam dan pada malam hari tidur 7-8 jam
2) Catin laki-laki
Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas
1) Catin wanita
Setiap pagi berangkat ke pasar untuk berjualan ayam, jarang berolahraga
2) Catin laki-laki
Setiap pagi berangkat ke pasar untuk jadi tengkulak sayur.
e. Hygiene
19

1) Catin wanita
Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2x seminggu, ganti
celana dalam 2-3 kali sehari atau setiap kali basah. Setelah BAK atau
BAB dikeringkan menggunakan handuk kecil.
2) Catin laki-laki
Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 1x seminggu
8. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 21 November 2023, merupakan pernikahan
pertama bagi kedua calon pengantin. Belum pernah melakukan hubungan
seksual.
9. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak
menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera memiliki anak.
Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan.
10. Riwayat Kejiwaan SRQ-20





















20

Kesimpulan : Nn.N tidak mengalami adanya indikasi gangguan kejiwaan.


B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Catin Wanita
a. Keadaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
b. Antropometri
BB : 81 kg IMT : 33,75 kg/m2
TB : 155 cm LILA : 37 cm
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 86x/mnt
RR : 20x/mnt

Catin laki laki tidak terkaji

2. Pemeriksaan fisik

Catin Wanita

a. Bentuk tubuh : Terlihat gemuk


b. Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
f. Dada : Bunyi jantung normal, tidak ada retraksi dinding dada
g. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan dan pembesaran uterus.

Catin laki-laki tidak terkaji

3. Pemeriksaan Penunjang
Catin Wanita
Hb : 12,3 g/dL Gol. Darah :A
HbsAg : NR Widal Test : (-) Negatif
21

HIV : NR PP Test : Negatif


HbsAg : Negatif
Catin laki laki tidak terkaji
C. Assessment
Calon Pengantin Nn.N usia 23 tahun dengan obesitas II, Ku Baik, Prognosa
baik.
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 17 September 2023 Pukul : 10.45 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin wanita bahwa
keadaannya baik, tanda-tanda vital dalam batas normal dan hasil
pemeriksaan laboratorium normal. Hanya pada berat badan untuk calon
wanita mengalami kelebihan / obesitas.
Evaluasi : calon pengantin wanita memahami bahwa kondisi kesehatan
baik
2. Menjelaskan kepada catin wanita untuk melakukan diet penurunan berat
badan dengan diet rendah kalori tinggi serat yaitu membatasi makanan
sumber karbohodrat seperti roti, kentang, singkong, ubi dll dan
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan
buah-buahan. Menghindari makanan gorengan dan yang mengandung
banyak gula
Evaluasi : calon pengantin wanita memahami atas penjelasan yang
dijelaskan
3. Menjelaskan dan menghitung kebutuhan kalori pada Nn.N dan membuat
menu makanan seimabang (isi piringku) untuk mengatur pola makan
Nn. N.

BBI : (TB-100) – (10% dari hasil TB-100)


BBI : (155-100) – (10% dari hasil TB-100)
BBI : (55) – (10% x 55)
BBI : 55-5,5
BBI : 49,5
22

Kebutuhan Kalori Basal (KKB)


Perempuan : 25 Kkal x BBI
: 25 Kkal x 49,5
: 1,237 Kkal/hari
Jadi kebutuhan kalori Nn.N yaitu kurang lebih 1,237 Kkal/hari
Membuatkan menu makanan (isi piringku) sesuai dengan kebutuhan kalori
pada Nn.N
No Menu 1.530 Kkal
Porsi Pagi Selingan Siang Selingan Malam
Pagi Sore
1. Nasi 3 1 1 1
2. Daging 2 1 0,5 0,5
3. Tempe 3 1 1 1
4. Sayur 3 1 1 1
5. Buah 2 - 1 1
6. Minyak 1 1
7. Gula 1 - 1
8. Susu 1 - 1
Total Kalori 1.237 400 175 312,5 50 312,5
Keterangan:
Nasi 1 porsi = ¾ gls= 100 gram = 175 Kkal
Daging 1 porsi = 1 potong = 35 gram = 75 Kkal
Tempe 1 porsi = 2 potong = 50 gram = 75 Kkal
Sayur 1 porsi = 1 gls = 100 gram = 25 Kkal
Buah 1 porsi = 1-2 buah = 50-100 gram = 50 Kkal
Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gram = 50 Kkal
Gula 1 porsi = 1 sdm = 13 gram = 50 Kkal
Susu = 1 porsi = 4 sdm = 20 gram = 75 Kkal
4. Menjelaskan kepada calon pengantin wanita bahwa status imunisasi TT
saat ini sudah TT5 yang masa perlindungannya terhadap tetatus sudah
seumur hidup.
Evaluasi : Klien mamahami penjelasan yang diberikan
5. Menjelaskan persiapan pernikahan kepada kedua calon pengantin
bahwa harus memiliki kesiapan fisik meliputi pemeriksaan status
kesehatan, status gizi, dan laboratorium, kesiapan Mental/Psikologis
23

yaitu harus siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik
anak.
Evaluasi : Klien memahami konseling yang diberikan. Klien
mengatakan telah siap secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi.
6. Menjelaskan kepada calon pengantin bahaya obesitas. Obesitas akan
bisa mempengaruhi kesuburan wanita, kesuburan yang terganggu dapat
menyebabkan sulitnya sel sperma dan ovum bertemu. Apabila terjadi
kehamilan dikhawatirkan akan mempengaruhi masa kehamilannya.
Obesitas pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
abnormal. Selain itu pada ibu hamil awal dapat terjadi abortus spontan,
kelainan kongenital, penyakit jantung bawaan. Sedangkan pada masa
kehamilan akhir dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, preeklamsia, diabetes melitus gestasional, kelahiran
prematur, dan lahir mati. Pada masa mendekati persalinan, pilihan
persalinan seksio sesaria menjadi meningkat, dan morbiditas selama
tindakan operasi juga meningkat
Evaluasi : klien memahami hal tersebut serta menanyakan bagaimana
cara mengatasinya.
7. Menjelaskan pada calon pengantin laki-laki untuk mengurangi perilaku
merokok. Karena hal tersebut juga dapat mengganggu
kesuburan/kualitas sperma.
Evaluasi : Klien memahami dan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
8. Menjelaskan tentang penanganan obesitas dengan melakukan aktivitas
fisik atau olahraga, perlunya pengaturan pola makan dan
memperhatikan pola tidur klien.
Evaluasi : Klien memahami dan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
9. Menjelaskan kepada calon pengantin wanita bahwa keputihan yang
dialami merupakan keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk
sering mengganti celana dalam, menggunakan celana dalam dengan
24

bahan yang mudah menyerap keringat seperti berbahan cutton, tidak


perlu menggunakan cairan pembersih genetalia untuk menjaga tingkat
keasaman normal vagina dan tidak perlu menggunakan pantyliner
untuk mencegah agar vagina tidak lembab.
Evaluasi : Klien memahami dan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
10. Menganjurkan pada calon pengantin wanita untuk melakukan
pemeriksaan gula darah agar mengetahui kadar gula darah. Karena Nn.N
memiliki riwayat keluarga dengan DM, dikhawatirkan karena adanya
obesitas akan memberi risiko Nn.N memiliki penyakit DM.
Evaluasi: Pasien mengerti dan akan memeriksakan dirinya ke layanan
kesehatan terdekat.
11. Menganjurkan kedua calon pengantin untuk memeriksakan kesehatan
apabila ada keluhan.
Evaluasi: Kedua calon pengantin bersedia memeriksakan kesehatan
apabila ada keluhan yang dirasakan.

Armedya L.A
25

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Aniek Irawatie, Nurul Fadhilah . (2023 ). KONSELING


PENGETAHUAN INDEKS MASA TUBUH DAN GIZI SEIMBANG
PADA CALON PENGANTIN DENGAN KELEBIHAN BERAT
BADAN . Jurnal Media Abdimas Vol 2 No 1 , 2964-6855.

BKKBN. (2018). Usia Pernikahan . Jakarta : BKKBN.

Hermawan, D. (2020). Mengenal Obesitas . Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Hubaybah, Adelina Fitri, Fitria Eka Putri, DKK . (2022). Hubungan Aktivitas
Fisik dan Pola Tidur dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia 10-18
Tahun . Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan Vol 7 No 1 ,
13-20.

Jovanka Ris Natalia, Rodiani, Zulfadli. (2020). Pengaruh Obesitas dalam


Kehamilan Terhadap Berat Badan Janin . Medula Vol.10 No.3 , 539-544.

KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Kementerian Pendidikan dan


Budaya.

KEMENKES RI. (2018). Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Bagi Calon


Pengantin. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

La Supu, Wilma Florensia, Irma Susan Paramita . (2022). Edukasi Gizi pada
Remaja Obesitas . Pekalongan : Nasya Expanding Management.
26

Meyana Marbun, Fatimah Jamir, DKK. (2022). ASUHAN KEBIDANAN PADA


PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI . Padang : PT GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLOGI .

Niken Bayu Argaheni, Sulistyani Prabu Aji, Rahayu Eryanti, DKK . (2022).
KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSI . Padang : PT GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI.

Rima Hardianti, Nunung Nurwati . (2020). FAKTOR PENYEBAB


TERJADINYA PERNIKAHAN DINI PADA PEREMPUAN . Jurnal
Pekerjaan Sosial Vol.3 No.2 , 111-120.

Sherrvy Eva W, Made Pande D, DKK . (2019). Korelasi antara lingkar perut,
tekanan darah, gula darah puasa, trigliserida, dan high density lipiddengan
resistensi insulin pada penderita obesitas abdominal . Medicina Vol 50 No
1 , 101-103.

Sinsin, L. (2013 ). Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan
. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

Siti Irma Nur Aina, Malisa Ariani, Fitri Yuliana . (2023). RIWAYAT
KELUARGA, POLA MAKAN DAN PENGGUNAAN GADGET
PENYEBAB KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMP
NEGERI "X" BANJARMASIN . Manuju: Malahayati Nursing Journal
Vol 5 No 4 , 2655-2728.

Supariasa. (2014). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Tiara, U. I. (2020 ). Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi . Jurnal


Stikes Sitihajar Vol 2 No 2 , 167-171.

Toto Sudargo, Harry Freitag, DKK . (2014). Pola Makan Dan Obesitas .
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Wardani, S. S. (2023). Hubungan Obesitas dengan Keteraturan Siklus Menstruasi


Pada Remaja . Jurnal Anestesi Vol 1 No 4 , 293-304.
27

Anda mungkin juga menyukai