Anda di halaman 1dari 13

Job Sheet Sistem Pengapian

BY
KASUS BUWONO
SMK NEGERI 3 KUDUS
Sistem pengapian berfungsi untuk menimbulkan percikkan bunga api pada busi agar terjadi
pembakaran campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar, nantinya tekanan dari
proses pembakaran ini akan digunakan untuk mendorong piston dan disalurkan ke poros
engkol melalui connecting rod (batang piston) sehingga poros engkol dapat berputar.
Komponen-komponen dari sistem pengapian konvensional terdiri dari baterai, kunci kontak
(ignition switch), koil pengapian (ignition coil), platina atau kontak pemutus (breaker point),
kondensor, kabel tegangan tinggi, distributor dan busi.
Keterangan :
a. Baterai
b. Kunci kontak
c. Koil pengapian
d. Kabel tegangan tinggi koil
e. Platina
f. Kondensor
g. Distributor
h. Kabel tegangan tinggi busi
i. Busi

Baterai
Baterai pada sistem pengapian berfungsi untuk penyedia sumber arus listrik dan baterai juga
berfungsi untuk menyimpan arus listrik.

Kunci kontak (ignition switch)


Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus
listrik dari bateri ke kumparan primer koil pengapian.
Koil pengapian (ignition coil)
Koil pengapian pada sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai yang
sebesar 12 volt menjadi tegangan tinggi kira-kira 5.000 sampai 25.000 volt.

Kontak pemutus atau platina (breaker point)


Platina pada sistem pengapian berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus primer koil
ke massa agar menimbulkan induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil.

Kondensor atau kondensator atau capasitor


Kondensor pada sistem pengapian berfungsi untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api
pada celah platina ketika platina mulai membuka. Selain itu, kondensor juga berfungsi untuk
mempercepat pemutusan arus primer koil sehingga perubahan medan magnet pada koil juga
akan menjadi lebih cepat. Karena perubahan medan magnet cepat maka induksi tegangan
tinggi yang ditimbulkan pada kumparan sekunder koil akan menjadi tinggi.

Kabel tegangan tinggi


Kabel tegangan tinggi pada sistem pengapian konvensional terdapat 2 macam, yaitu kabel
tegangan tinggi koil dan kabel tegangan tinggi busi. Kabel tegangan tinggi koil ini berfungsi
untuk menyalurkan arus listrik dari koil ke distributor. Sedangkan kabel tegangan tinggi busi
berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari distributor ke masing-masing busi.

Distributor
Distributor berfungsi untuk menyalurkan tegangan tinggi dari kumparan sekunder koil menuju
ke masing-masing busi sesuai dengan FO nya (firing order).

Busi
Busi pada sistem pengapian berfungsi untuk meloncatkan bunga api di antara elektroda tengah
dan elektroda samping busi, sehingga nantinya loncatan bunga api ini akan digunakan untuk
membakar campuran bahan bakar dan udara

Tujuan Praktik
Setelah melaksanakan praktik diharapkan siswa mampu :

1. Menguji rangkaian primer dengan voltmeter.


2. Menguji komponen rangkaian primer dengan voltmeter.
3. Melepas dan memasang kembali kunci kontak, tahanan ballast dan koil pengapian.
4. Menyimpulkan hasil pengukuran.
5. Memeriksa kondisi isolator pada koil, tutup distributor, rotor, kabel-kabel tegangan tinggi
dan steker busi.
6. Memeriksa tahanan kabel tegangan tinggi.

Alat dan bahan


Alat yang digunakan :
 Kontak alat
 Multimeter
 Koil tester

Bahan yang dibutuhkan :

 Engine stand / Trainer sistem pengapian.

Keselamatan Kerja.
Demi keselamatan kerja perhatikan hal – hal sebagai berikut :

 Saat motor diam posisi “ ON “ pada kunci kontak jangan terlalu lama
 Hati – hati terhadap kabel busi yang bocor , pada waktu pemeriksaan pakailah sarung
tangan atau tang busi agar tidak tersengat.
 Jangan menekuk kabel busi.

Langkah Kerja
1. Pemeriksaan berat jenis elektrolit

**Ukur berat jenis Elektrolit

HASIL PENGUKURAN TINDAKAN


1.280 Atau lebih Tambahkan air suling agar berat jeni
berkurang
1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan
1.210 atau kurang Lakukan pengisian penuh, ukur bera
jenis. Bila masih dibawah 1.210 gan
baterai.
Perbedaan antar sel kurang dari 0.040 Tidak perlu tindakan
Perbedaan berat jenis antar sel 0.040 Lakukan pengisian penuh, ukur bera
atau lebih jenis. Bila berat jenis antar sel
melebihi 0.030, setel berat jenis. Bila
tidak bisa dilakukan, ganti baterai
2. Mengukur tegangan sirkuit tegangan rendah (rangkaian primer)
Ukurlah tegangan pada komponen di bawah ini :
 Baterai
 Kunci kontak
 Tahanan ballast
 Koil pengapian
 Kontak pemutus

**Petunjuk

 Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi


“ON”
 Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi
“OFF”
 Tulis hasil pengukuran

3. Melepas dan memasang kembali kunci kontak


Langkah kerja :

 Melepas terminal negatif baterai


 Mencatat warna kabel dan kode terminal atau membuat sketsa sambungan
 Melepas kabel-kabel
 Melepas kunci kontak dari dudukannya
 Menguji kunci kontak dengan ohmmeter dan gambarkan rangkaiannya
 Memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu membongkar

4. Melepas Dan Memasang Kembali Koil Pengapian


Langkah kerja :

 kunci kontak pada posisi “ OFF “


 membuat sketsa kabel – kabel yang terpasang
 melepas kabel-kabel
 melepas koil pengapian dari dudukannya
 mengukur tahanan primer dan sekunder dengan ohmmeter ( apabila mengganti
 tahanan primer dan sekunder harus dengan koil pengapian yang lama )
 memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu melepas
**Petunjuk

 jangan cabut kabel tegangan tinggi


 Tarik dan putar pada stakernya

5. Melepas Dan Memasang Kembali Tahanan Ballast


Langkah kerja :

 Kunci kontak pada posisi “ OFF “


 Lepas kabel-kabel
 Lepas tahanan ballast dari dudukannya
 Bersihkan dudukan dari kotoran / karat
 Ukur tahanan ballast dengan ohmmeter
 Pasang kembali sesuai dengan kedudukan semula

**Petunjuk

 Pasang kembali balast pada bagian yang mudah

6. Menguji loncatan bunga api.

 Melepas kabel tengah tegangan tinggi dari distributor.


 Mendekatkan ujung kabel dengan tang berisolasi pada masa koil pengapian yang akan
meloncatkan bunga api 6 ¸ 10 mm

7. Menguji koil pengapian dengan koil tester

Langkah kerja :
o Hubungkan terminal tegangan tinggi , negative coil dan positif coil ke terminal –
terminal pada coil tester.
o Hubungkan koil tester dengan baterai 12 volt .
o “ ON “ kan koil tester , maka terjadi loncatan bunga api.
o Ukur panjang loncatan bunga api maksimal.
o Pengujian tahanan isolasi dari koil pengapian bisa dilakukan dengan
o memperbesar jarak kontak. Pengujian ini hanya diperbolehkan dalam waktu yang
singkat saja.
o Tahanan isolasi yang jelek ditunjukkan dengan loncatan bunga api dari leher
menuju negative coil pengapian atau positif coil pengapian.

8. Menguji rangkaian sekunder


Langkah kerja

o Keluarkan tutup distributor, rotor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Untuk


melepaskan jangan menarik steker busi pada kabelnya, karena kabel tersebut
berinti arang sehingga mudah rusak.

o Periksa tahanan setiap penghantar, dari elektroda didalam tutup distributor sampai
steker busi. Tahanan penghantar tidak boleh melebihi 20 kW. kalau tahanan pada
satu pengantar terlalu besar, lepas bagian-bagian pengantar tersebut dan periksa
satu per satu, untuk mencari bagian yang rusak.
Penghantar tegangan tinggi dengan tahanan yang terlalu besar
mengakibatkan mesin sukar dihidupkan.

o Lepas semua bagian dan bersihkan dengan bensin,


kemudian keringkan dengan baik. Jika menggunakan
angin, doronglah arang didalam pusat distributor,
untuk mencegah arang keluar waktu disemprot.
o Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan steker busi. Jika
terdapat bagian yang terbakar. Harus diganti baru.

o Tutup distributor harus diperiksa kondisi arangnya.

o Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau terbakar harus
diganti.
o Pasang rotor pada poros governor. Rotor yang mempunyai kelonggaran harus
diganti
o Pasang tutup distributor
o Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi ke busi
o Hidupkan mesin .

PETUNJUK :
Hubungan kabel : dari tutup distributor ke silinder

 Tutup distributor buatan jepang biasanya ada nomor-nomornya


 Rumah distributor buatan Bosch ada tanda garis di atas sisinya, yang menunjukkan ke
silinder 1. Sedangkan kabel – kabel tegangan tinggi yang lain mengikuti urutan
pengapian, sesuai dengan arah putaran rotor.

Contoh : Motor 4 silinder, urutan pengapian 1 – 3 – 4 – 2

b. Ukurlah tegangan sesuai dengan titik-titik acuan seperti pada diagram sistem pengapian di
bawah ini!
Keterangan Standar Hasil Pemeriksaan Kesimpulan

Pol positif dan pol negatif baterai Min. 12 Volt

Kunci kontak 0 Volt

Tahanan ballast ≈5,2 – 6,4 Volt

Koil pengapian (klem + dan klem


-) ≈5,6 – 6,8 Volt

Kontak pemutus Maks. 0,4 Volt

n
…………………………
c. Ukur tahanan pada setiap komponen sistem pengapian sesuai dengan tabel di bawah ini!

Anda mungkin juga menyukai