Anda di halaman 1dari 7

SELAYANG PANDANG POLA PENGASUHAN KELUARGA IBRAHIM DAN

KELUARGA IMRAN

Oleh:
Mentari Ilmu Publishing Department (MIPD)

Keluarga nabi Ibrahim dan keluarga Imran telah diberi rekomendasi oleh Allah
untuk menjadi rujukan dalam membina keluarga dan pengasuhan anak. Rekomendasi
langsung dari Allah itu diabadikan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 33:

‫ِإَّن َهَّللا اْص َطَفى آَد َم َو ُنوًح ا َو آَل ِإْبَر اِهيَم َو آَل ِع ْم َر اَن َع َلى اْلَعاَلِم يَن‬
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga
Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”

Allah menyebutkan empat tokoh sekaligus terkait dengan pendidikan dalam


keluarga, yaitu: nabi Adam, nabi Nuh, keluarga nabi Ibrahim, dan keluarga Imran.
Banyak hikmah yang bisa diungkap dari ayat tersebut.

Penyebutan nama Ibrahim dan Imran didahului dengan kata “ ‫( “آَل‬keluarga).


Bendri Jaisyurrahman (2021) mengungkapkan sebuah pendapat dalam kitab “Tafsir
Ibnu Katsir” bahwa penyematan kata “ ‫( “آَل‬keluarga) di depan nama Ibrahim dan Imran
mengisyaratkan bahwa keduanya memiliki keluarga yang utuh. Allah memberi karunia
kepada nabi Ibrahim dan Imran berupa istri yang sholihaat dan anak yang taat.
Sementara itu, di depan nama nabi Adam dan nabi Nuh tidak disematkan kata
“ ‫( “آَل‬keluarga) karena ada anggota keluarganya (baik anak atau istri) yang dimurkai
Allah.
Dari keluarga nabi Ibrahim dan keluarga Imran, kita belajar tentang tipe
pengasuhan yang berbeda, yaitu:

Nabi >< Bukan Nabi


Nabi Ibrahim dikenal sebagai Abul Anbiya (Bapaknya Para Nabi). Allah
mengabulkan do’a nabi Ibrahim yang memohon agar bukan hanya beliau yang diangkat
menjadi nabi, tapi juga dari keturunannya (QS. Al Baqarah ayat 124)
Miftah H. Yusufpati (2023) mengungkapkan pendapat dari Ibnu Katsir dalam
kitab “Qoshoshul Anbiya” bahwa Nabi Ibrahim mempunyai 4 orang istri, yaitu: Hajar,
Sarah, Qantura binti Yaqthan, dan Hajun binti Amin.
Nabi Ibrahim mempunyai 13 orang anak. Dari Hajar, nabi Ibrahim dianugerahi
putera yang dinanti sangat lama, yaitu: Ismail. Nama ‘Ismail’ berasal dari bahasa Ibrani,
yaitu dari kata ‘Isma’ yang berarti mendengar, dan kata ‘il’ yang berarti Allah. Makna
utuh dari nama ‘Ismail’ adalah “Allah mendengar’. Allah menganugerahkan Ismail
sebagai anak pertama sebagai jawaban atas do’a nabi Ibrahim yang memohon dikarunia
anak saat beliau sudah berusia lanjut.
Dari Sarah, nabi Ibrahim dianugerahi anak yang bernama Ishaq. Dari Qanthura
bin Yaqthan, Allah memberi Anugerah 6 anak kepada nabi Ibrahim, yaitu: Madyan,
Zamran, Saraj, Yaqshan, Nasyaq, dan satu orang lagi belum sempat diberi nama.
Sementara dari Hajun bin Amin, Allah menganugerahkan 5 orang anak kepada nabi
Ibrahim, yaitu: Kisan, Sauraj, Amim, Luthan, dan Nafis.
Sementara itu, keluarga Imran bukanlah keluarga nabi. Silsilah Imran adalah
Imran bin Matsan bin al Azar bin al Yud. Masuknya keluarga Imran ke dalam tokoh
yang direkomendasikan Allah dalam membina keluarga menunjukkan bahwa siapa pun
dan apa pun latar belakangnya bisa sukses membina keluarga. Allah memuliakan
keluarga Imran dengan menempatkannya sejajar dengan keluarga nabi, bahkan salah
satu nama surat di dalam Al Qur’an diberi nama Ali Imran (keluarga Imran).

Nomaden >< Menetap


Nabi Ibrahim dikenal sebagai nabi yang pernah tinggal di sejumlah tempat.
Nabi Ibrahim lahir dan tumbuh di Babilonia, kawasan Iraq saat ini. Nabi Ibrahim
pernah tinggal di Mesir bersama istrinya yang bernama Sarah, kemudian pindah ke
Palestina dengan membawa serta Hajar.
Nasarudin Umar (2018) mengungkapkan bahwa Hajar adalah seorang wanita
keturunan raja yang dihadiahkan raja Mesir, bukan seorang budak. Cerita yang
menyatakan bahwa Hajar merupakan seorang budak adalah cerita israiliyat, yang
dibangun di atas kesombongan bahwa keturunan nabi Ishaq lebih mulia daripada
keturunan nabi Ismail.
Kemudian, Hajar menjadi istri nabi Ibrahim atas saran dari Sarah, sang istri
pertama. Setelah Hajar melahirkan Ismail, nabi Ibrahim kemudian diperintahkan oleh
Allah untuk menempatkan Hajar dan Ismail di Mekkah.
Setelah itu, nabi Ibrahim sering melakukan perjalanan dalam rangka
melaksanakan tugas da’wah. Tugas perjalanan da’wah menyebabkan nabi Ibrahim
jarang bertemu anaknya.
Bendri Jaisyurrahman (2020) mengungkapkan bahwa nabi Ibrahim
menjalankan remote parenting (pengasuhan jarak jauh) dengan dua metode. Pertama,
dengan membangun persepsi. Mengutip kitab “Qoshoshul Anbiya” karya Ibnu Katsir,
Bendri Jaisyurrahman menceritakan bahwa Ismail pernah bertanya pada sang ibu:

“‫ُأِّم ي؟‬ ‫ َم ْن َأِبي َيا‬Man abii, yaa Ummi? (Siapa ayahku, wahai Ibu?”
Ummu Hajar menjawab pertanyaan anaknya tersebut dengan memberi persepsi
yang baik:

“ ‫ إَّن َأَب اَك ِص ِّد ْيًقا َنِبًّي ا َو ِإَم اُم اْلُم َو ِّح ِد ْيَن‬Inna abaka shidiqon nabiyya wa imamul
muwahidin. (Sungguh, bapakmu itu benar-benar seorang nabi dan pemimpin orang-
orang yang bertauhid).”
Kedua, nabi Ibrahim menjalankan remote parenting dengan metode stimulasi.
Nabi Ibrahim menugaskan sejumlah laki-laki dari Bani Jurhum yang ikut tinggal di
sekitar mata air Zamzam untuk menjalankan peran “communal father” (ayah
lingkungan). Mereka mengajarkan bahasa, memanah, dan berkuda kepada Ismail.
Fenomena ‘communal father’ (ayah lingkungan) juga terjadi pada Rasulullah
Muhammad. Sejak baru dilahirkan, pengasuhan Muhammad bayi diserahkan kepada
keluarga Harits bin ‘Abdul Uzza As Sa’di yang memiliki istri bernama Halimatus
Sa’diyah, ibu susu Rasulullah.
Sementara itu, keluarga Imran menetap di sekitar Baitul Maqdis, Palestina. Hal
ini diungkap dalam surat Ali Imran ayat 37:

‫َفَتَقَّبَلَها َر ُّبَها ِبَقُبوٍل َح َس ٍن َو َأْنَبَتَها َنَباًتا َح َس ًنا َو َك َّفَلَها َزَك ِرَّيا ُك َّلَم ا َد َخ َل َع َلْيَها َزَك ِرَّيا اْلِمْح َر اَب َو َج َد‬
‫ِع ْنَدَها ِرْز ًقا َقاَل َيا َم ْر َيُم َأَّنى َلِك َهَذ ا َقاَلْت ُهَو ِم ْن ِع ْنِد ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َيْر ُز ُق َم ْن َيَشاُء ِبَغْيِر ِحَس اٍب‬
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap
Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria
berkata, "Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab,
"Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Bendry Jaisyurrahman (2021) mengungkapkan bahwa Imran wafat saat
Maryam baru lahir. Selepas wafatnya Imran, peran “ayah lingkungan” untuk Maryam
kemudian diemban oleh Nabi Zakariya. Ibunda Maryam dan nabi Zakariya mengasuh
dan mendidik Maryam di mihrab Masjidil Aqsha, Palestina. Mereka sangat fokus
menjalankan ibadah di mihrab masjidil Aqsha.

Pengasuhan Anak Laki-laki >< Pengasuhan Anak Perempuan


Dari keluarga nabi Ibrahim dan Imran, kita juga belajar tentang pengasuhan
anak laki-laki dan anak perempuan. Dari keluarga nabi Ibrahim, kita bisa belajar
tentang pengasuhan anak laki-laki yang diwakili oleh Ismail dan Ishaq. Sementara dari
keluarga Imran, kita bisa belajar tentang pengasuhan anak perempuan Imran, yaitu
Maryam.
Ismail dan Ishaq merupakan anak laki-laki dari nabi Ibrahim mempunyai
karakteristik utama yang diabadikan dalam Al Qur’an. Allah mengabarkan karateristik
Ismail putra Ibrahim dalam surat Ash Shafat ayat 101:

‫َفَبَّش ْر َناُه ِبُغالٍم َح ِليٍم‬


“Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.”

Allah mengabarkan tentang karateristik Ishaq putra Ibrahim dalam surat Al


Hijr ayat 53:
‫َقاُلوا اَل َتْو َج ْل ِإَّنا ُنَبِّش ُر َك ِبُغالٍم َع ِليٍم‬
“Mereka berkata, "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar
gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang
alim.”
Rangkaian ayat surat Al Hijr ayat 51-56 menerangkan tentang kedatangan
malaikat yang bertamu ke rumah nabi Ibrahim untuk mengabarkan tentang anugerah
Allah berupa kelahiran laki-laki yang mempunyai sifat ‘alim (cerdas) yang mampu
menjadi problem solver atas masalah-masalah yang dihadapi. Dalam Al Qur’an surat
Huud ayat 71, Allah menjelaskan bahwa anak laki-laki yang dimaksud ayat tersebut
adalah Ishaq.
Karakteristik halim (sabar) Ismail pada zaman sekarang dikenal dengan istilah
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan karakteristik ‘alim (cerdas) Ishaq dikenal dengan
Intelligence Quotient (IQ). Kedua karakter ini harus terintegrasi dan tidak boleh terpisah.
Ismail dan Ishaq kemudian diangkat menjadi nabi. Pelajaran dari hal ini adalah
bahwa roadmap (peta jalan) pertama dalam pengasuhan anak laki-laki adalah
menjadikan anak laki-laki sebagai pewaris para nabi. Rasulullah Muhammad bersabda:

)‫اْلُعَلَم اُء َو َر َثُة اَأْلْنِبَياِء (رواه أبو داود والترمذي‬

“Ulama adalah ahli waris para nabi." (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Yang dimaksud ulama tidak sebatas orang yang ahli dalam ilmu syar’i, tapi
juga mencakup orang-orang yang ahli di bidang keilmuan lainnya. Dari sirah
nabawiyyah, Rasulullah mengembangkan keahlian para sahabat sesuai dengan muyul
(kecenderungan dan potensi terbaik) masing-masing, contohnya Khalid bin Walid ahli
dalam bidang perang dan Abdurrahman bin Auf ahli dalam bidang ekonomi.
Roadmap (peta jalan) kedua dalam pengasuhan anak laki-kali dalam keluarga
nabi Ibrahim adalah menjadikan anak laki-laki sebagai Aqiimud Diin (penegak agama)
dan tidak berpecah belah. Allah berfirman dalam surat Asy Syura ayat 13:

‫َش َر َع َلُك ْم ِم َن الِّديِن َم ا َو َّص ى ِبِه ُنوًح ا َو اَّلِذ ي َأْو َح ْيَنا ِإَلْيَك َو َم ا َو َّصْيَنا ِبِه ِإْبَر اِهيَم َو ُم وَس ى َو ِع يَس ى‬
‫َأْن َأِقيُم وا الِّديَن َو ال َتَتَفَّر ُقوا ِفيِه‬
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya.”

Keluarga Imran mengajarkan kepada kita tentang roadmap pengasuhan anak


perempuan dengan role model Maryam binti Imran. Roadmap pengasuhan anak
perempuan dalam keluarga Imran adalah menjadikan anak perempuan sebagai Miss
Universe, atau dalam bahasa Al Qur’an diungkapkan dengan istilah ‫ِنَس اِء اْلَع اَلِم يَن‬
(penghulu wanita sedunia).

‫َو ِإْذ َقاَلِت اْلَم الِئَك ُة َيا َم ْر َيُم ِإَّن َهَّللا اْص َطَفاِك َو َطَّهَرِك َو اْص َطَفاِك َع َلى ِنَس اِء اْلَعاَلِم يَن‬
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah
telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang
semasa dengan kamu).” (QS. Ali Imron ayat 42).
Allah mengabarkan karakter-karakter yang ada pada diri Maryam binti Imran
sehingga disematkan julukan Miss Universe kepadanya. Karakter-karakter Maryam
tersebut diabadikan Allah dalam surat At Tahrim ayat 12:

‫َو َمْر َي َم اْب َن َت ِع ْم َر اَن اَّلِتي َأْح َص َن ْت َفْر َج َه ا َفَن َفْخ َن ا ِفيِه ِمْن ُر وِحَن ا َو َص َّد َقْت ِبَك ِلَم اِت َر ِّبَه ا َو ُكُتِبِه‬
‫َو َك اَن ْت ِمَن اْلَقاِنِتيَن‬
“Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami
tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan
kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang
yang taat.”

Dari ayat tersebut, kita bisa menemukan setidaknya tiga karakter Maryam binti
Imran, yaitu:
1. Maryam sangat memelihara kehormatannya, termasuk saat Jibril
mendatanginya dalam wujud laki-laki yang sangat tampan.
2. Maryam membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kita-kitab-Nya
3. Maryam termasuk orang yang taat.

HIKMAH
1. Bagaimana pun kondisi keluarga kita (keluarga nabi atau keluarga orang
biasa, nomaden atau menetap, mengasuh anak laki-laki dan perempuan),
keluarga kita tetap punya peluang untuk mulia di sisi Allah.
2. Allah telah memberikan petunjuk dan role model pengasuhan untuk semua
kemungkinan kondisi keluarga.

Referensi:
Jaisyurrahman, Bendri (Desember 2021). Belajar dari Keluarga Pilihan. Diakses pada tanggal
16 Januari 2024 dari https://member.fatherman.id/topic/belajar-dari-keluarga-
pilihan/

Jaisyurrahman, Bendri (Desember 2021). Roadmap Pengasuhan Mendidik Anak Laki-laki.


Diakses pada tanggal 16 Januari 2024 dari
https://member.fatherman.id/topic/roadmap-pengasuhan-mendidik-anak-laki-
laki/

Jaisyurrahman, Bendri (29 September 2020). Belajar dari Pengasuhan Nabi Ibrahim kepada Nabi
Ismail. Diakses pada tanggal 17 Januari 2024 dari
https://www.youtube.com/watch?v=H-IDiI8Ltmc

Katsir, Ibnu (28 April 2015). Tafsir Surat Ali Imran, ayat 33-34. . Diakses pada tanggal 17
Januari 2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-
imran-ayat-33-34.html

Katsir, Ibnu (29 April 2015). Tafsir Surat Ali Imran, ayat 37. Diakses pada tanggal 17 Januari
2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imran-ayat-
38-41.html

Katsir, Ibnu (1 Oktober 2015). Tafsir Surat Ash Shofat, ayat 99-113. Diakses pada tanggal 22
Januari 2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-ash-
shaffat-ayat-99-113.html

Katsir, Ibnu (9 Juni 2015). Tafsir Surat Al Hijr, ayat 51-56. Diakses pada tanggal 22 Januari
2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-al-hijr-ayat-51-
56.html

Katsir, Ibnu (12 Oktober 2015). Tafsir Surat Asy Syura, ayat 13-14. Diakses pada tanggal 22
Januari 2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-asy-
syura-ayat-13-14.html

Katsir, Ibnu (29 April 2015). Tafsir Surat Ali Imran, ayat 42-43. Diakses pada tanggal 23
Januari 2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-
imran-ayat-42-44.html
Katsir, Ibnu (25 Oktober 2015). Tafsir Surat At Tahrim, ayat 11-12. Diakses pada tanggal 23
Januari 2024 dari http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-at-
tahrim-ayat-11-12.html

Kurniawan, Alhafiz (18 Agustus 2021). Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits Nabi. Diakses
pada tanggal 22 Januari 2024 dari https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/keutamaan-ilmu-dan-
ulama-dalam-hadits-nabi-JMzPd

Rinaldi, Irwan (24 Februari 2022). Roadmap Pengasuhan Anak Perempuan. Diakses pada
tanggal 22 Januari 2024 dari https://www.youtube.com/watch?v=ecg2dHHyJY8

Tuasikal, Muhammad Abduh (10 April 2020). Mengenal Keluarga Imran (Ali Imran) dan
Maryam binti Imran. Diakses pada tanggal 16 Januari 2024 dari
https://rumaysho.com/23967-mengenal-keluarga-imran-ali-imran-dan-maryam-
binti-imran.html

Umar, Nasarudin (7 September 2018). Siti Hajar Bukan Budak: Seri Wanita Hebat dalam Al
Qur’an (14). Diakses pada tanggal 17 Januari 2024 dari
https://rmol.id/read/2018/09/07/356165/siti-hajar-bukan-budak

Yusufpati, Miftah H. (18 November 2023). Istri Nabi Ibrahim Ternyata 4 Orang dan Memiliki 13
Orang Anak. Diakses pada tanggal 16 Januari 2024 dari
https://kalam.sindonews.com/read/1254605/70/istri-nabi-ibrahim-ternyata-4-
orang-dan-memiliki-13-orang-anak-1700287864

Anda mungkin juga menyukai