Anda di halaman 1dari 76

MengolahKotoran

Ternak
BAB 1

Pendahuluan

Wiraswastawan yang bergerak di bidang peternakan baik ternak ruminansia


maupun unggas tentu sudah tidak asing lagi dengan apa yang dinamakan
kotoran ternak. Dari namanya kita sudah dapat memastikan bahwa kotoran
ternak tentunya sesuatu benda yang bersifat kotor, memiliki bau tidak sedap,
dan menjijikan. Anggapan seperti itu memang tidak salah sebab dengan
perlakuan apa pun keadaannya memang demikian. Tidak mengherankan kalau
kotoran ternak sering menimbulkan masalah di lingkungan tempat ternak-ternak
itu dipelihara.
Hal-hal jelek dari kotoran ternak seringkali menimbulkan berbagai masalah
yang berkaitan dengan kepentingan penduduk setempat. Di satu sisi para
peternak sedang menggalakkan peternakan untuk memenuhi kebutuhan akan
protein hewani yang berupa daging, susu, dan telur, tetapi di sisi lain lahan
yang tersedia untuk lokasi peternakan semakin terbatas karena berbenturan
kepentingan dengan lokasi pemukiman penduduk. Membangun usaha
peternakan di lokasi yang dekat dengan pemukiman penduduk sering
menimbulkan protes dari penduduk sekitarnya karena adanya pencemaran
udara yang berupa bau dari kotoran ternak. Hal inilah yang menyebabkan lokasi
peternakan didirikan di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.
Semakin jauh lokasi peternakan dari pemukiman penduduk, akan semakin
baik. Hal ini memang tidak menjadi masalah bagi suatu peternakan yang besar.
Sebab, dengan dana yang besar peternak dapat menyediakan segala fasilitas
yang diperlukan di lokasi tersebut. Akan tetapi, bagi para pengusaha ternak
dalam sekup yang kecil, hal ini akan menjadi masalah. Lokasi yang terlalu jauh
dari pemukiman menyebabkan kesulitan dalam penanganannya. Tidak

Seri Kewirausahaan 1
mengherankan kalau lokasi peternakan kecil biasanya tidak jauh dari lokasi
pemukiman penduduk. Bahkan, seringkali rumah peternaknya sendiri berada
di lokasi peternakan. Dengan demikian, seringkali pencemaran udara yang
berupa bau dari kotoran ternak sulit dihindari.
Jika tidak ditangani dengan baik, kotoran ternak dapat menimbulkan
berbagai masalah lingkungan, karena disamping menimbulkan pencemaran
udara, juga dapat menurunkan mutu lingkungan yang berkaitan dengan
kesehatan dan mengganggu kenikmatan hidup masyarakat setempat.
Tumpukan kotoran ternak yang tercecer dimana-mana pada musim hujan dapat
terbawa oleh aliran air hujan ke daerah-daerah yang lebih rendah. Hal ini dapat
encemari air tanah dan air sungai yang sebenarnya jauh dari lokasi peternakan.
Pengaruhnya akan sangat merugikan bila ditunjang oleh kebiasaan masyarakat
yang kurang baik, yaitu menggunakan air sungai untuk kegiatan mandi dan
cuci. Di daerah seperti itu, penyakit akan mudah menyebar. Dengan demikian,
selain anjuran untuk menjauhkan lokasi peternakan dari lokasi pemukiman, perlu
pula dicari cara yang efektif untuk mengurangi risiko terjadinya pencemaran
lingkungan dari kotoran ternak.
Yang menjadi masalah sekarang, yaitu bagaimana mengurangi risiko
pencemaran yang ditimbulkan oleh kotoran ternak. Salah satu pemecahan
masalah tersebut, yaitu mengelola kotoran tersebut untuk keperluan lain yang
lebih bermanfaat. Dengan cara ini paling tidak ada dua keuntungan yang akan
diperoleh. Pertama, mengurangi risiko pencemaran lingkungan karena kotoran
ternaknya dapat ditangani. Kedua, keuntungan akan diperoleh dari pengelolaan
kotoran ternak itu.
Ada beberapa pilihan untuk mengelola kotoran ternak agar bermanfaat. Namun,
cara yang paling sering dilakukan ada tiga, yaitu kotoran ternak diolah untuk dijadikan
pupuk, untuk menghasilkan biogas, dan untuk bahan pembuatan bioarang.
Kotoran ternak yang diolah untuk dijadikan pupuk sudah lazim dilakukan
dan penggunaannya telah meluas. Di kalangan petani, pupuk dari kotoran ternak
ini dikenal dengan nama pupuk kandang. Sedangkan pengolahan kotoran ternak
untuk menghasikan biogas dan bioarang, walaupun sudah cukup populer, namun
penggunaannya belum begitu cukup luas dan dikenal orang.
Beberapa keuntungan penggunaan kotoran ternak sebagai pupuk kandang,
yaitu zat-zat yang sangat berguna di dalam kotoran ternak tersebut dapat

2 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


dimanfaatkan secara maksimal bagi pertumbuhan tanaman. disamping itu
kandungan unsur-unsur hara yang terdapat di dalam kotoran ternak mampu
memperbaiki sifat fisik tanah. Namun demikian yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah cara penanganannya harus dilakukan secara baik.
Usaha untuk memanfaatkan kotoran ternak memang telah umum dilakukan,
tetapi masih sering kita jumpai cara pengelolalaannya yang kurang baik. Salah
satu contohnya yaitu pemanfaatan kotoran ternak yang belum matang untuk
memupuk tanaman. Jika hal ini terjadi maka bukan keuntungan yang akan
diperoleh, melainkan kerugian. Karena pemupukan yang dilakukan dengan
kotoran ternak yang belum matang dapat menimbulkan kematian pada tanaman.
Pilihan yang cukup tepat yaitu pengelolaan kotoran ternak untuk
dimanfaatkan menghasilkan biogas. Dengan teknologi yang masih cukup
sederhana, kotoran ternak yang tadinya menimbulkan berbagai permasalahan
lingkungan dapat diubah menjadi sumber energi yang sangat bermanfaat.
Lain halnya dengan pengelolaan kotoran ternak untuk dimanfaatkan sebagai
bahan dalam pembuatan bioarang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama
dengan pembuatan biogas. Kedua cara itu sama-sama merupakan usaha untuk
meningkatkan dan memanfaatkan energi yang terdapat di dalam kotoran ternak.
Namun, pada cara pemanfaatan untuk bahan bio arang, kotoran ternak dibuat
menjadi arang sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan
kemampuan menghasilkan energi pembakaran yang lebih besar. Kelebihan
bioarang dibandingkan arang biasa antara lain energinya yang dihasilkan lebih
besar dan tidak banyak menghasilkan asap. Disamping itu, penerapan teknologi
ini tentunya juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan kotoran ternak.
Kedua teknologi ini (biogas dan bioarang) dapat mengurangi
ketergantungan manusia terhadap bahan bakar minyak dan gas elpiji yang
mahal dan terbatas ketersediaannya. Jika teknologi ini dapat dikembangkan
di pedesaan maka ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap kayu bakar
pun akan berkurang. Dengan demikian, kelestarian lingkungan pun dapat
semakin terjamin.
Selain ketiga cara pengelolaan kotoran ternak tersebut, sebenarnya masih
ada cara lain untuk mengelola kotoran ternak menjadi sesuatu yang bermanfaat,
tetapi dalam pemanfaatan ini kotoran ternak hanya sebagai bahan tambahan,

Seri Kewirausahaan 3
bukan sebagai bahan utama. Kotoran ternak dapat digunakan sebagai bahan
tambahan atau stater bagi pembuatan pupuk kompos. Ada pula masyarakat
yang memanfaatkan kotoran ternak untuk bahan tambahan media jamur.
Pemanfaatan lainnya yang sampai sekarang masih terus diteliti, yaitu
pengelolaan kotoran ternak untuk dijadikan bahan tambahan bagi pakan ternak.
Dengan tersedianya berbagai pilihan untuk mengelola kotoran ternak
menjadi sesuatu produk yang bermanfaat, maka tidak ada lagi alasan untuk
membiarkan kotoran ternak menjadi penyebab pencemaran lingkungan atau
dibuang begitu saja tanpa ada manfaatnya. Keuntungan ganda akan diperoleh
dengan mengelola kotoran ternak menjadi produk yang bermanfaat. Bisa
dikatakan sambil menyelam minum air, sambil mengatasi risiko pencemaran
mendapat manfaat lain.
Karena besar manfaatnya, tak ada salahnya jika pengetahuan tentang
pengelolaan kotoran ternak menjadi proiduk yang bermanfaat disusun dalam
bentuk tulisan dalam buku ini. Semoga tulisan dalam buku ini bermanfaat bagi
para pembaca yang mata pencahariannya berhubungan dengan limbah kotoran
ternak.
Untuk itu pada bagian selanjutnya dari buku ini akan dijelaskan ketiga hal
pengelolaan kotoran ternak tersebut ikutilah dan pelajari dengan baik.

4 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


BAB 2
Memanfaatkan Kotoran
Ternak sebagai Pupuk

Kotoran ternak sudah cukup lama diketahui manfaatnya bagi tanaman. Jauh
sebelum ditemukannya teknologi pembuatan pupuk buatan, kotoran ternak
sudah lazim digunakan oleh para petani untuk memupuk tanaman yang mereka
tanam. Pengetahuan kotoran ternak yang dapat menyuburkan tanaman diketahui
para petani berdasarkan pengalaman yang tidak disengaja, bahwa tanaman
yang tumbuh di sekitar kandang ternak dapat tumbuh lebih subur dibandingkan
tanaman yang tumbuh jauh dari kandang ternak. Secara tidak sadar manusia
telah menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman tersebut, manusia mulai menyadari bahwa di dalam kotoran ternak
terdapat berbagai zat yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan
sekaligus menjaga agar tanah tetap subur. Oleh karena itu lah, pemakaian
kotoran ternak sebagai pupuk pun semakin ramai di kalangan masyarakat.
Setelah ditemukannya teknologi yang dapat menganalisa kandungan yang
terdapat di dalam tanah, barulah diketahui bahwa di dalam kotoran ternak
terdapat berbagai unsur hara (makanan) yang penting bagi pertumbuhan
tanaman.

A. Kegunaan Kotoran Ternak untuk Pertumbuhan


Tanaman
Kebutuhan tanaman akan pupuk tidak ada bedanya dengan kebutuhan manusia
akan makanan. Walaupun tanah tempat tumbuh tanaman tidak dipupuk,
sebenarnya tanah sendiri telah menyediakan berbagai unsur hara yang berupa
mineral dan zat-zat lain yang cocok bagi pertumbuhan tanaman. Namun
demikian, tanah sendiri memiliki keterbatasan dalam menyediakan unsur hara

Seri Kewirausahaan 5
bagi pertumbuhan tanaman, karena dalam jangka panjang persediaan unsur
hara dalam tanah sedikit demi sedikit praktis akan berkurang. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara penyerapan hara yang
cepat oleh tanaman dengan pembentukan hara yang lambat secara alami di
dalam tanah itu sendiri. Hal inilah mengapa tanah perlu dipupuk secara intensif
dalam praktek pertanian maupun perkebunan.
Untuk pertumbuhannya, tanaman membutuhkan baik pupuk organik (pupuk
kandang, kompos, dan humus) maupun pupuk buatan. Namun demikian,
meskipun kadar berbagai unsur hara yang terdapat pada organik khsusnya
pupuk kandang tidak sebesar pupuk buatan, tetapi pupuk kandang ini memiliki
beberapa kelebihan yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Pengaruh
pemberian pupuk kandang terhadap sifat fisik tanah antara lain sebagai berikut:
1. merupakan sumber unsur hara tanaman;
2. memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan akar;
3. memudahkan penyerapan air hujan;
4. memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air;
5. mengurangi terjadinya erosi.
Dari beberapa kelebihan itulah pupuk kandang membuat tanah menjadi
lebih subur, gembur, dan lebih mudah ketika akan diolah untuk ditanami berbagai
jenis tanaman. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pupuk kandang tersebut tidak
dapat digantikan fungsinya oleh pupuk buatan sekalipun.
Perlu anda ketahui kotoran ternak yang dimanfaatkan untuk pupuk kandang
kandungan unsur haranya terbatas. Dalam kotoran ternak terkandung beberapa
unsur hara yang penting untuk tanaman yaitu antara lain unsur nitrogen (N), fosfor
(P), dan kalium (K). Walaupun hanya sedikit , tetapi ketiga unsur inilah yang
paling banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Ketiga jenis unsur hara
ini sangat penting diberikan karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Itulah mengapa manusia membuat pupuk
buatan yang dinamakan NPK yang tidak lain merupakan singkatan dari Nitrogen
phospor dan Kalium.
Unsur Nitrogen (N) sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, terutama
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara
keseluruhan, terutama akar, batang, dan daun.

6 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 2.1
Beberapa jenis Pupuk
buatan di atas tidak dapat
menggantikan fungsi
pupuk organik (pupuk
kandang) untuk
memperbaiki struktur fisik
tanah.

Di samping itu untuk pembentukan zat hijau daun atau yang lebih dikenal
denga istilah klorofil pada organ tanaman juga berkaitan erat dengan unsur
nitrogen ini. Selain itu, unsur nitrogen juga dibutuhkan untuk pembentukan protein,
lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya pada organ tanaman.
Lain halnya dengan unsur fosfor (P). Unsur ini bagi tanaman lebih banyak
berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda.
Beberapa jenis protein tertentu membutuhkan unsur fosfor sebagai bahan
mentahnya. Selain itu Unsur Fosfor juga berperan untuk membantu terjadinya
asimilasi dan respirasi (pemapasan) tumbuhan, dan sekaligus mempercepat
pembungaan, serta pemasakan biji dan buah.
Satu unsur lagi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah cukup banyak
yaitu unsur kalium (K). Peranan utamanya untuk membantu pembentukan protein
dan karbohidrat. Pemberian unsur ini dapat memperkuat organ tanaman seperti
daun, bunga, dan buah. Dengan pemberian pupuk ini daun, bunga dan buah
tidak mudah gugur. Selain itu, kalium juga dapat membuat tanaman tahan
terhadap kekeringan dan penyakit.
Beberapa jenis pupuk kandang yang sudah lazim digunakan para petani
sebagai pupuk antara lain pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing,
sapi, kerbau, dan kotoran ayam. Setiap jenis pupuk kandang tersebut memiliki
kandungan unsur hara yang berbeda. Kandungan unsur hara dan air dari setiap
jenis pupuk kandang tersebut dapat anda lihat pada Tabel yang disajikan berikut
ini.

Seri Kewirausahaan 7
Tabel 2.1
Kandungan Unsur Hara Dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang

Kadar Zat Hara dan Air %


Jenis Ternak
Nitrogen Fosfor Kalium Air Keterangan
Sapi
- padat 0,40 0,20 0,10 85 pupuk dingin
- cair 1,00 0,50 1,50 42

Kerbau
- padat 0,50 0,30 0,34 85 pupuk dingin
- cair 1,00 0,15 1,50 42

Kambing
- padat 0,50 0,30 0,17 60 pupuk panas
- cair 1,50 0,13 1,80 85

Domba
- padat 0,75 0,50 0,45 60 pupuk panas
- cair 1,35 0,05 2,10 85

Ayam 1,00 0,80 0,40 55 pupuk dingin

Ketika menggunakan pupuk kandang tidak ada aturan tertentu. Yang perlu
diperhatikan yaitu pupuk kandang yang akan digunakan sudah dalam keadaan
matang. Dari yang diperlihatkan di atas tampak jelas bahwa kotoran ayam
memiliki susunan unsur hara yang cukup tinggi. Namun, jika anda berada bukan
di daerah peternakan ayam, untuk mendapatkan pupuk ini cukup sulit dan jika
terpaksa harus membeli lebih mahal harganya dibandingkan pupuk kandang
jenis lainnya.
Pupuk kandang cair kadar unsur haranya juga lebih tinggi. Namun, karena
jenis pupuk ini berupa urin ternak yang lebih sulit penanganannya maka orang
segan menggunakannya. Dalam praktiknya, pemilihan jenis pupuk kandang
lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan jenis pupuk tersebut di dekat lokasi
pertanian.
Selain pupuk kandang, untuk pertumbuhan yang lebih baik, tanaman perlu
juga diberi pupuk buatan. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara dalam pupuk
kandang belum mencukupi, kecuali pada lahan yang benar-benar subur.
Penambahan unsur hara dalam tanah meliputi penambahan unsur-unsur nitrogen

8 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


(N), fosfor (P), dan kalium (K). Jenis pupuk ini dapat berupa pupuk majemuk
(scperti NPK) atau kombinasi dari pupuk tunggal (campuran dari pupuk Urea,
TSR dan KCl).

B. Cara Mengumpulkan Kotoran Ternak untuk Diolah


Menjadi Pupuk Kandang
Ketika anda akan mengumpulkan kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk
kandang berkaitan erat dengan sistem perkandangan yang dipakai. Caranya
tentu saja berbeda untuk masing-masing jenis ternak karena keadaan
perkandangannya pun berbeda-beda.
Keadaan kandang sapi berbeda dengan kandang kambing, apalagi bila
dibandingkan dengan kandang ayam. Pada prinsipnya, kandang yang baik
memiliki sistem pembuangan kotoran yang baik. Kandang yang seperti ini paling
tidak memiliki dua keuntungan. Pertama, kandang tersebut akan terjaga
kebersihannya, baik dari kotoran maupun limbah lainnya sehingga ternak yang
dipelihara tetap dalam keadaan sehat. Kedua, kotorannya dapat dikumpulkan
dengan mudah sehingga akan memudahkan proses pengolahan kotoran itu
selanjutnya.

Gambar 2.2 Keadaan Kandang seperti ini memudahkan ketika


kotoran ternak akan dikumpulkan

Berdasarkan kemiripan kandangnya dan untuk memudahkan penjelasan


selanjutnya, kita golongkan ternak menjadi empat, yaitu golongan ternak besar,

Seri Kewirausahaan 9
sedang, kecil, dan unggas. Termasuk ke dalam golongan ternak besar antara
lain sapi, kerbau, dan kuda. Golongan ternak sedang antara lain kambing dan
domba. Tergolong ke dalam ternak kecil antara lain kelinci dan marmut. Adapun
kelompok ternak unggas adalah ayam dan bebek. Namun, untuk golongan ternak
kecil, jumlah kotoran yang dihasilkan masih sedikit sehingga tidak mencukupi
untuk digunakan sebagai pupuk kandang. Oleh karena itu berikut ini hanya akan
dijelaskan tiga golongan utama ternak penghasil kotoran yang lazim digunakan
sebagai pupuk yaitu ternak besar, ternak sedang, dan ternak unggas.
1. Cara Mengumpulkan Kotoran Ternak besar
Ternak besar umumnya merupakan penghasil kotoran yang banyak
dibandingkan golongan ternak lainnya. Pada keadaan perkandangan ternak
besar yang baik, cara mengumpulkan kotorannya cukup mudah. Misalnya pada
kandang sapi perah yang baik umumnya telah dilengkapi dengan saluran
pembuangan kotoran berupa selokan kecil yang memanjang di bagian belakang
posisi sapi. Sedangkan di bagian depannya, terdapat tempat pakan. Dengan
model kandang seperti ini, kandang sapi seolah-olah dirancang seperti saluran,
makan dari depan dan kotorannya keluar di bagian belakang dekat selokan
pembuangan.

Gambar 2.3 Pembuatan Kandang akan mempengaruhi cara


pengumpulan kotoran dari dalam kandang.

Waktu yang tepat untuk mengumpulkan kotoran ternak sapi perah yaitu pada
pagi hari. Mengumpulkan kotoran ternak pada pagi hari memiliki beberapa
keuntungan, lingkungan kandang masih dalam keadaan bersih sehingga

10 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


pemerahan susu dilakukan pada keadaan lingkungan yang masih bersih dan
kebersihan susu akan lebih terjamin.
Mengumpulkan kotoran pada ternak sapi perah umumnya dilakukan dengan
cara mengguyur kotoran yang berserakan di dalam kandang ke tempat
pembuangan kotoran dengan menggunakan air ke arah parit. Selanjutnya, dari
selokan ini kotoran digiring ke suatu bak penampungan. Setelah terkumpul,
kotoran diambil menggunakan serok untuk disimpan di tempat penampungan.
Apabila jumlah sapinya tidak terlalu banyak, pengambilan dapat dilakukan
secara langsung dengan menyerok kotoran yang berserakan di lantai kandang.
Cara mengumpulkan kotoran ternak sapi potong ada sedikit perbedaan
dengan kotoran ternak sapi perah karena keadaan kandangnya juga berlainan.
Umumnya sapi potong dibiarkan berkeliaran di dalam kandang yang cukup
luas, tidak di sekat-sekat seperti halnya kandang sapi perah. Lantai kandang
biasanya dilapisi dengan serbuk gergaji sehingga kotoran yang berserakan
telah tercampur dengan serbuk gergaji. Untuk mengumpulkan kotorannya
dilakukan dengan cara menyerok atau menyekop kotoran yang telah tercampur
dengan serbuk gergaji secara langsung, yang selanjutnya diangkut keluar
kandang.
Lain halnya untuk mengumpulkan ternak kerbau dan kuda. Untuk
mengumpulan kotorannya hampir sama dengan pengumpulan kotoran sapi,
tetapi agak lebih sulit karena sistem perkandangannya masih bersifat
sederhana. Seringkali lantai kandangnya hanya berupa lantai tanah sehingga
kotoran sudah tercampur dengan tanah. Selain itu, kerbau dan kuda kebanyakan
dilepas di luar kandang sehingga kotorannya berserakan di mana-mana yang
tempatnya cukup berjauhan. Namun, pada ternak kuda pekerja (penarik andong),
walaupun sebagian waktunya kebanyakan di luar kandang, biasanya kotorannya
dapat ditampung. Hal ini disebabkan andong kereta kuda biasanya telah
dilengkapi dengan penampung kotoran.
2. Cara Mengumpulkan Kotoran Ternak sedang
Kandang untuk ternak kambing dan domba ada dua macam. Ada kandang
yang menggunakan panggung ada pula yang tidak menggunakan panggung.
Umumnya lantai kandang panggung dibuat secara bertingkat. Adapun kandang
tidak panggung, lantainya langsung di tanah dengan ditembok atau bahkan
langsung berlantaikan tanah. Dari kedua macam kandang tersebut yang paling

Seri Kewirausahaan 11
baik adalah kandang yang menggunakan panggung. Namun, karena untuk
membuat kandang panggung biayanya cukup mahal, maka para peternak kecil
lebih banyak memilih menggunakah kandang lantai saja.
Pada kandang lantai, kotoran biasanya bercampur dengan sisa-sisa pakan
dan air kencing. Cara mengumpulkan kotoran pada kandang seperti ini dengan
menyerok atau menyekop langsung dari lantainya. Selanjutnya, kotoran tersebut
dibawa ke tempat pengolahan. Sedangkan mengumpulkan kotoran ternak pada
kandang panggung lebih mudah dilakukan. Karena kotoran umumnya telah
terkumpul di bawah kandang sehingga pengambilan kotoran tidak mengganggu
aktivitas hewan ternak. Di samping itu kotoran yang terbentuk tidak bercampur
dengan sisa pakannya karena tempat pakan dan kotoran terpisah.
Pengumpulan dilakukan setelah dirasa kotorannya cukup banyak, dan dapat
dilakukan ketika membersihkan kandang.

Gambar 2.4 Mengumpulkan Kotoran ternak pada Kandang panggung.


lebih mudah dilakukan karena kotorannya telah terkumpul di bawah
kandang.

3. Cara Mengumpulkan Kotoran Ternak Unggas


Sebagai contoh perkandangan ternak unggas dapat kita misalkan kandang
ternak ayam.Dikenal dua jenis kandang ternak ayam , yaitu kandang liter dan
kandang baterai. Kandang liter digunakan untuk peternakan ayam pedaging,
sedangkan kandang baterai digunakan untuk peternakan ayam petelur.

12 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Kandang liter juga ada dua macam, yaitu kandang liter panggung dan kandang
liter bukan panggung.
Cara mengumpulkan kotoran ternak pada kandang liter panggung biasanya
dilakukan bersamaan dengan saat membersihkan kandang. Pada kandang
liter panggung, kotoran terdapat di dua tempat, yaitu di bawah kandang dan di
lantai kandang. Pada saat membersihkan kandang, kotoran yang menempel
di lantai panggung dijatuhkan ke bawah kandang. Selanjutnya, kotoran yang
sudah berada di bawah kandang tersebut dikumpulkan dengan cara
menyeroknya. Selain cara itu, ada pula peternak yang memasang plastik
(misalnya bekas karung Urea) untuk menahan kotoran agar tidak berserakan.
Dengan cara seperti ini kotoran akan terkumpul di karung tersebut sehingga
memudahkan dalam pengumpulannya.
Umumnya pada kandang liter bukan panggung, lantainya dilumuri dengan
dedak kasar padi (gabah) atau serbuk gergaji. Maksud dari perlakukan ini yaitu
untuk menyerap air sehingga lantainya tidak becek atau kotor. Dengan demikian,
kotorannya berserakan di lantai dan telah tercampur dengan dedak kasar atau
serbuk gergaji tersebut. Untuk mengumpulkannya yaitu dengan cara menyerok
atau menyekopnya, yang selanjutnya disimpan di tempat yang aman.

Gambar 2.5 Mengumpulkan kotoran pada kandang liter


dapat dilakukan bersamaan dengan waktu membersihkan

Pengambilan kotoran ternak pada kandang baterai hampir sama dengan


pengambilan kotoran pada kandang liter yang dilengkapi panggung. Pada

Seri Kewirausahaan 13
kandang ini pun dapat dilakukan dua cara, yaitu dengan menampungnya pada
penahan di bawah kandang atau mengambilnya dari bawah kandang.
Berbeda dengan kotoran ternak lainnya, kotoran ternak unggas lebih cepat
matang. Oleh karena itu, cara mengubah kotoran ternak menjadi pupuk kandang
pun lebih mudah. Tanpa harus menimbunnya, kotoran ini otomatis telah menjadi
pupuk kandang. Hal ini disebabkan pengumpulan kotoran ternak unggas
biasanya dilakukan dua minggu setelah pemanenan. Oleh karena itu, kotoran
telah mengalami proses pematangan, sedangkan kotoran yang baru telah
mengalami pematangan minimal dua minggu.

Gambar 2.6 Cara mengumpulkan kotoran pada kandang


baterai dilakukan di bawah kandang

C. Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Pupuk Kandang


Seperti telah anda ketahui pada penjelasan dimuka bahwa kotoran ternak
memiliki segudang manfaat bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman,
Namun demikian agar benar-benar bermanfaat ketika akan menggunakannya
harus berhati-hati. Ketika kotoran masih dalam keadaan baru keluar dari perut
hewan ternak masih belum dapat dikatakan sebagai pupuk kandang. Jika
kotoran ternak seperti itu segera digunakan untuk memupuk tanaman, maka
yang terjadi bukannya menyuburkan tanaman, melainkan dapat menyebabkan
tanaman menjadi layu atau bahkan mati. Hal tersebut terjadi karena kotoran
ternak yang masih baru masih “mentah” atau menurut istilah petani masih
“panas”.

14 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Matinya tanaman karena diberi kotoran ternak yang masih mentah dapat
dijelaskan secara ilmiah. Walaupun penjelasannya agak sedikit rumit, ada
baiknya untuk diketahui . Setiap kotoran ternak mengandung unsur karbon (C)
dan nitrogen (N). Pada kotoran yang masih mentah, kandungan karbonnya lebih
tinggi dari kandungan nitrogennya. Dengan kata lain perbandingan C dan N
(C/N ratio) kotoran itu bernilai tinggi. Jika kotoran ternak dalam kondisi seperti
ini diberikan ke tanaman maka dapat merangsang pertumbuhan berjuta-juta
bakteri yang dapat menguraikan rantai karbon. Proses inilah yang disebut
dengan proses dekomposisi (penguraian). Proses seperti ini di alam dapat
menaikkan suhu tanah.
Jika pupuk seperti itu diberikan pada tanaman, akan menyebabkan
kelayuan atau bahkan tanamannya dapat mengalami kematian karena
kepanasan.
Kerugian lain dari akibat proses dekomposisi tersebut, yaitu bakteri yang
tumbuh di tanah akan melakukan persaingan dengan tanaman dalam hal
mengambil unsur nitrogen dari tanah. Bahkan, jika nitrogen di dalam tanah tidak
mencukupi bagi kebutuhan bakteri, maka bakteri dapat mengambil nitrogen
dari tanaman. Tentunya hal ini dapat merugikan bagi pertumbuhan tanaman,
alasannya dapat mengurangi persediaan nitrogen bagi tanaman tersebut.
Akibatnya, daun tanaman pun akan menguning karena kekurangan nitrogen.
Proses dekomposisi yang dilakukan bakteri akan segera berhenti setelah
kandungan karbon yang terdapat pada kotoran ternak tinggal sedikit atau
perbandingan C/N-nya sudah rendah. Dalam keadaan seperti ini, kotoran ternak
dapat dikatakan telah mengalami proses pematangan atau menurut istilah
petani sudah “dingin”. Kotoran ternak yang telah mengalami pematangan inilah
yang baik untuk memupuk tanaman. Dengan kata lain, kotoran ternak tersebut
telah berubah menjadi pupuk kandang.
Pupuk kandang yang sudah matang dapat dilihat dari cirinya yang antara
sebagai berikut.
• Pada kebanyakan pupuk kandang yang sudah matang, wujudnya telah
berubah dari wujud aslinya.
• Bau aslinya (bau kotoran) telah hilang.
• Jika diraba, akan terasa dingin.
• Jika diremas, akan mudah rapuh.

Seri Kewirausahaan 15
Mengolah kotoran ternak untuk dijadikan pupuk kandang cukup mudah.
Sebenarnya jika dibiarkan begitu saja di dalam kandang dalam waktu tertentu,
kotoran ternak itu otomatis akan berubah menjadi pupuk kandang. Namun di
samping memakan waktu yang cukup lama, jika tidak segera dikumpulkan dan
diolah dengan cara tertentu, dapat menimbulkan pencemaran di lingkungan
sekitar kandang dan kandungan unsur hara dalam kotoran tersebut dapat
mengalami penyusutan. Oleh karena itu, sebaiknya segera dikumpulkan untuk
diolah menjadi pupuk kandang. Cara yang sudah lazim dipergunakan untuk
mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang ada dua, yaitu dengan cara
yang disebut sistem terbuka dan sistem tertutup. Keduanya akan dijelaskan
berikut ini.
1. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dengan cara
Sistem terbuka
Pada cara ini, biasanya kotoran ternak ditimbun terlebih dahulu di tempat terbuka
di permukaan tanah. Tempat penyimpanannya berupa tanah yang ditinggikan
dan diberi atap. Kelebihan cara ini yaitu pematangan kotoran ternak lebih cepat
dibandingkan dengan cara sistem tertutup. Namun demikian ada pula
kekurangannya, yaitu selama proses penguraian bau kotoran akan terbawa
angin sehingga menyebar kemana-mana.

Gambar 2.7 Cara Menimbun kotoran ternak untuk dijadikan pupuk


kandang dengan cara sistem terbuka

Pengolahan kotoran ternak yang akan diubah menjadi pupuk kandang


sejenis (dalam satu golongan) tidak jauh berbeda. Untuk setiap jenis kotoran
ternak hanya akan diberikan salah satu contoh ternak saja. Ikutilah penjelasan
cara mengolah beberapa jenis kotoran ternak berikut ini.

16 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


a. Mengolah Kotoran Ternak Besar untuk Dijadikan pupuk Kandang dengan
Cara sistem Terbuka
Pegolahan kotoran ternak besar untuk dijadikan pupuk kandang dengan
menggunakan sistem terbuka, dapat kita ambil contohnya kotoran sapi. Pertama
kotoran sapi yang akan dijadikan pupuk kandang itu dikumpulkan, setelah
terkumpul dijemur di tempat terbuka selama 2 - 3 hari. Akan lebih baik lagi jika
penjemuran dilakukan di atas pasir.
Setelah dilakukan penjemuran, kotoran tersebut selanjutnya ditimbun di
tempat terbuka yang diberi atap. Tempat penimbunan kotoran ini alangkah
baiknya berada di dekat kandang agar tidak menyulitkan dalam
pengangkutannya. Dan dilakukan di tempat yang tidak berdinding agar mudah
terkena angin . Hal ini dimaksudkan agar kotoran lebih cepat mengalami proses
pematangan. Lantai tempat penimbunan kotoran dibuat lebih tinggi agar tidak
terkena aliran air ketika terjadi hujan.
Setelah dua minggu ditimbun, biasanya kotoran ternak itu telah
memperlihatkan tanda-tanda pematangan. Dengan demikian, kotoran tersebut
sudah dapat dipastikan berubah menjadi pupuk kandang sehingga siap untuk
digunakan. Jika tidak akan segera digunakan, sebaiknya pupuk tersebut
dimasukkan terlebih dahulu ke tempat tertutup atau karung.
b. Mengolah Kotoran Ternak Sedang untuk Dijadikan pupuk Kandang
dengan sitem Terbuka
Untuk mengolah kotoran domba menjadi pupuk kandang dengan cara sistem
terbuka, diperlukan tempat penimbunan. Tempat penimbunan sebaiknya berada
di sekitar kandang agar tidak menyulitkan dalam pengangkutannya. Tempat
penimbunan kotoran dapat berupa bangunan yang diberi atap dan tidak
berdinding. Tanah di sekeliling tempat penimbunan sedikit ditinggikan untuk
menghalangi masuknya air hujan.
Kotoran yang terkumpul ditimbun di atas tanah tanpa diberi alas. Kotoran
yang bercampur rumput sekali-kali perlu disiram untuk mempercepat terjadinya
pembusukan. Kurang lebih satu bulan setelah penimbunan, kotoran dan rumput
telah hancur serta memperlihatkan tanda-tanda kematangan. Warnanya menjadi
kehitaman mirip warna pupuk kompos. Kotoran yang tidak tercampur rumput
biasanya masih memperlihatkan wujud aslinya, tetapi lebih kering. Walaupun
masih memperlihatkan wujud aslinya, kotoran tersebut telah berubah menjadi
pupuk dan siap digunakan.

Seri Kewirausahaan 17
c. Mengolah Kotoran Ternak Unggas untuk Dijadikan pupuk Kandang
dengan sistem Terbuka
Pengolahan kotoran unggas untuk dijadikan pupuk kandang dengan sistem
terbuka ada sedikit perbedaan dibandingkan dengan dengan jenis kotoran
ternak lainnya, karena kotoran unggas seperti kotoran ayam lebih cepat
mengalami pematangan. Hal itu disebabkan perbandingan karbon dan nitrogen
(C/N) pada kotoran ayam sudah cukup rendah sejak masih dalam bentuk kotoran
sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk melakukan proses
penguraian (dekomposisi). Di samping itu, pengambilan kotoran ternak ayam
biasanya dilakukan dua minggu setelah dilakukan pemanenan atau diafkir
sehingga kotoran telah mengalami proses penyimpanan di dalam kandang yang
cukup lama. Dengan demikian, kotoran yang diambil dari kandang biasanya
telah matang sehingga siap digunakan. Jika akan disimpan terlebih dahulu,
sebaiknya pupuk dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat beratap
dan tidak lembap.
2. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dengan cara
Sistem tertutup
Pada cara ini, kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk kandang ditimbun
terlebih dahulu di dalam lubang yang diberi atap. Cara ini memiliki beberapa
kelebihan yaitu penyebaran bau kotoran ternak dapat dikurangi karena selama
proses penguraian, kotoran terlindung di dalam lubang. Namun, kelemahannya
pupuk kandang akan terbentuk lebih lama dan pupuk yang terbentuk tidak kering.
Sistem ini lebih efektif digunakan untuk kotoran ternak besar dan sedang yang
kotorannya dapat dikumpulkan per hari dalam jumlah banyak.

Gambar 2.8
Menimbun kotoran ternak
dengan cara sistem
tertutup.

18 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Pada cara ini tempat penimbunan kotoran ternak terdiri dari dua bagian
utama, yaitu lubang dan atap. Ukuran lubang tempat penimbunan dibuat sesuai
dengan jumlah kotoran ternak yang dihasilkan. Atapnya dapat dibuat dari
berbagai bahan yang penting dapat melindungi kotoran dari terik rnatahari dan
hujan. Setelah tempat penyimpanan siap digunakan, kotoran ternak dapat
langsung dimasukkan ke dalam lubang. Apabila lubang sudah penuh terisi
kotoran ternak, pada permukaannya ditaburi kapur tohor yang telah dihaluskan
tipis-tipis dan merata agar tidak terjadi pengasaman pupuk. Selanjutnya,
timbunan kotoran ternak tersebut ditutup tanah dan daerah di sekelilingnya
dibuatkan parit kecil agar tidak terjadi genangan air.
Pupuk kandang biasanya baru terbentuk setelah 2 - 3 bulan. Timbunan pupuk
tersebut dibongkar dan pupuk siap untuk digunakan.

Gambar 2.9
Keadaan Kandang seperti ini
memudahkan ketika kotoran
ternak akan dikumpulkan

D. Cara Menggunakan Pupuk Kandang Pada Beberapa


Jenis Tanaman
Penggunaan pupuk pada tanaman, termasuk pupuk kandang agar dapat
dilakukan secara tepat, bergantung pada tiga faktor yaitu kegunaan dan
kandungan unsur hara pupuk, kondisi dan ketersediaan unsur hara tanah, serta
kebutuhan tanaman terhadap unsur hara.
Namun, untuk mengetahui ketiga faktor tersebut secara tepat,
membutuhkan biaya yang cukup mahal. Hal ini tidak menjadi masalah bagi
usaha tani besar, tetapi bagi usaha tani kecil sering menjadi masalah. Pada
usaha tani kecil, pemupukan biasanya dilakukan dengan cara perkiraan saja.

Seri Kewirausahaan 19
Meskipun tidak tepat sekali, namun cukup memberikan hasil yang
memuaskan.
Berikut akan dijelaskan sekedarnya namun cukup untuk memperoleh
pemhaman bagaimana menggunakan pupuk kandang dengan baik.
1. Cara Pemberian Pupuk Kandang pada Tanaman Semusim
Pupuk kandang yang diberikan pada tanaman semusim, seperti palawija,
sayuran, dan buah-buahan semusim, umumnya denga tujuan sebagai pupuk
dasar saja. Dosis pupuk yang diberikan lebih kurang sekitar 10 ton/ha. Ada
dua cara pemberian, yaitu diberikan pada saat penugalan dan saat pengolahan
tanah.

Gambar 2.10 Tanaman semusim dalam hal ini cabai


hibrida yang tampak subur pertumbuhannya dengan
pemberian pupuk kandang.

Pemberian pupuk pada cara pertama, dimasukkan ke dalam lubang hasil


penugalan bersamaan dengan waktu penanaman. Setelah itu barulah, benih
tanaman diletakkan di atasnya dan lubang tugal ditutup kembali dengan
menggunakan tanah yang berada di sekitarnya. Cara ini diterapkan terutama
untuk tanaman semusim yang cara penanamannya dengan ditugal.
Pemberian pupuk pada cara kedua, dilakukan cukup disebar di tanah
bersamaan dengan pengolahan atau penggemburan tanah. Pupuk yang telah
disebarkan secara merata tersebut, kemudian dicangkul dan dibalik sambil
tanah digemburkan, jika perlu dibentuk menjadi bedengan atau guludan.

20 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


2. Pemberian pupuk pada tanaman tahunan
Pemberian pupuk kandang pada tanaman tahunan, bertujuan sebagai pupuk
dasar atau pupuk susulan. Untuk tujuan sebagai pupuk dasar, pupuk kandang
diberikan bersamaan dengan pembuatan lubang tanam. Sedangkan untuk tujuan
pupuk susulan, pemberiannya dapat dilakukan sekali atau dua kali setahun,
bergantung kebutuhan dan pemantauan. Cara pemberian pupuk sebagai pupuk
dasar dan pupuk susulan selengkapnya dapat anda simak pada penjelasan
berikut ini
a. Pemberian Pupuk kandang sebagai pupuk dasar
Kurang lebih satu bulan sebelum pennaman, lubang tanam sudah harus dibuat.
Lubang tanam dibuat sebaiknya jangan terlalu dalam agar akar tanaman tidak
berkumpul di bagian dalam. Jika hal ini terjadi, tanaman akan mengalami
kerusakan dan terhambat pertumbuhannya. Berikut ini cara-cara pembuatan
lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
Buatlah lubang yang berukuran 50 x 50 x 50 cm. Tanah lapisan atas sedalam
30 cm diletakkan di sebelah kiri lubang, sedang tanah galian lapisan bawah
diletakkan di sebelah kanan lubang. Kemudian dibiarkan terbuka selama dua
minggu. Perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.11 Cara menggali lubang

Selang dua minggu berikutnya, tanah lapisan bawah dicampur pupuk


kandang dengan perbandingan 2:1, dan dimasukkan kembali ke lubang tanam.
Demikian pula tanah lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang dengan

Seri Kewirausahaan 21
perbandingan 1:1, lalu ditimbunkan. Dua minggu kemudian lubang tanam telah
siap ditanami. Perhatikan gambar!

Gambar 2.12 Lubang ditimbun dan siap ditanami

b. Pemberian Pupuk Kandang sebagai Pupuk susulan pada tanaman


tahunan
Pupuk kandang yang diberikan pada tanaman tahuan sebagai pupuk susulan
caranya dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk buatan atau
diberikan secara terpisah. Petani biasanya memberikan pupuk kandang dua
kali setahun, yaitu menjelang musim kemarau, sekitar bulan April, dan menjelang
musim hujan, sekitar bulan Oktober.
Pemberian pupuk pada tanaman yang masih muda, caranya dapat dilakukan
di sekeliling tanaman secara melingkar. Rorakan (parit kecil) dibuat sesuai
dengan besarnya tajuk tanaman. Semakin tua tanaman, semakin besar pula
lingkaran rorakannya. Cara pemupukannya sebagai berikut.
Buatlah rorakan secara melingkar dengan menggunakan cangkul kecil.
Sedangkan tanah bekas galian dibiarkan di sisi kanan kirinya.Kemudian
taburkan pupuk kandang pada rorakan tadi secara merata. Disusul dengan
menaburkan pupuk buatan. akhirnya timbunlah rorakan dengan tanah
galian.Perhatikan gambar!

22 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 2.12 Lubang ditimbun dan siap ditanami

Jika tanaman sudah tua dan tajuknya sudah saling menyangkut, pemberian
pupuk dapat dilakukan secara memanjang dalam parit kecil. Cara
pemberiannya sama saja, yang berbeda hanya bentuk rorakannya. Perhatikan
gambar!

Gambar 2.13 Rorakan memanjang.

Seri Kewirausahaan 23
Gambar 2.14 Tanaman tahunan dalam hal ini pohon
mangga tampak subur dan berbuah lebat setelah diberi
pupuk kandang.

24 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


BAB 3
Mengolah Kotoran Ternak
untuk Menghasilkan Biogas

Di samping dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang, kotoran ternak dengan


teknologi tertentu yang cukup sederhana dapat diolah untuk menghasilkan
biogas. Biogas tak lain adalah gas yang berasal dari makhluk hidup. biogas
dapat dihasilkan dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman.
Karena buku ini berternakan memanfaatkan kotoran ternak, maka yang akan
dijelaskan berikut hanyalah biogas yang terdapat pada kotoran hewan dalam
hal ini kotoran hewan ternak.

A. Pengertian Biogas
Nama lain dari biogas adalah gas bio. Biogas merupakan gas yang berasal
dari bahan-bahan organik. Jika bahan-bahan organik seperti kotoran hewan,
kotoran manusia, atau sampah, direndam di dalam air dan disimpan di dalam
tempat tertutup atau anaerob (tanpa oksigen dari udara) dalam beberapa waktu
lamanya akan menhasilkan biogas. Biogas dapat digunakan sebagai bahan
bakar seperti halnya gas elpiji.
Biogas sebenarnya dapat terjadi secara alami. Namun, Biogas yang terjadi
secara alami di samping memakan waktu yang cukup lama, kita sulit untuk
menampungnya. agar bahan-bahan organik yang disebutkan di atas lebih cepat
menghasilkan biogas dan dapat ditampung, perlu dilakukan pengolahan.
Dengan kata lain untuk mempercepat dan menampung biogas ini, dibutuhkan
alat yang memenuhi syarat.
Jika kotoran ternak yang telah dikumpulkan kemudian dicampur dengan
air atau isian (slurry) dan dimasukkan ke dalam alat pembuat biogas maka
kotoran ternak itu beberapa lama kemudian akan mengalami proses

Seri Kewirausahaan 25
pembusukan yang terdiri atas dua tahap, yaitu proses pembusukan secara
aerobik dan proses pembusukan secara anaerobik.
Pada proses pembusukan aerobik dibutuhkan oksigen sedangkan
hasilnyaakan berupa karbon dioksida (CO2). Proses ini berakhir setelah oksigen
di dalam alat itu habis. Selanjutnya proses pembusukan akan berlanjut pada
tahap kedua (proses anaerobik). Pada proses yang kedua inilah akan dihasilkan
biogas. Jadi untuk menjamin terjadinya biogas, alat ini harus tertutup rapat,
tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tercipta kondisi hampa udara.
Biogas yang terbentuk di dalam alat penampung biogas itu dapat dijadikan
bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4) dalam persentase yang
cukup tinggi. Beberapa komponen biogas selengkapnya dapat anda lihat pada
tabel yang disajikan berikut ini.

Tabel 3.1
Beberapa Komponen Penyusun Biogas

Jenis Gas Jumlah (%)


Methan (CH ) 54-70
4
Karbon dioksida (CO ) 27-45
2
Nitrogen (N) 0,5-3
Karbon monoksida (CO) 0,1
Oksigen (O ) 0,1
2
Hidrogen sulfida (H S) sedikit sekali
2

Proses kimia untuk mengahasilkan Biogas ini cukup rumit, tetapi cara untuk
mendapatkannya tidak sesulit proses pembentukannya. Dengan menerapkan
teknologi sederhana masyarakat pedesaan dapat melakukannya sendiri, dan
biogas dapat dihasilkan dengan baik.
Teknologi sederhana ini sangat tepat jika dikembangkan di pedesaan
karena selain teknologinya mudah, bahan bakunya pun cukup tersedia.
Teknologi ini terutama cocok dikembangkan di daerah pedesaan yang banyak
peternakan karena berpotensi sebagai penghasil kotoran ternak.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan kotoran ternak
sebagai penghasil biogas adalah sebagai berikut.

26 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


1. Biogas yang dihasilkan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan
masyarakat terhadap penggunaan minyak yang jumlahnya terbatas dan
harganya cukup mahal.
2. Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena kotoran
yang semula hanya mencemari lingkungan digunakan untuk sesuatu yang
bermanfaat. Dengan demikian, kebersihan lingkungan lebih terjaga.
3. Jika diterapkan oleh masyarakat di sekitar hutan yang banyak menggunakan
kayu sebagai bahan bakar, diharapkan dapat mengurangi penebangan kayu
sehingga kelestarian hutan lebih terjaga.
4. Selain menghasilkan energi, buangan (sludge) dari alat penghasil biogas
ini juga dapat digunakan sebagai pupuk yang baik.

B. Persyaratan Bahan Baku dan Suhu Lokasi untuk


Pembuatan biogas
Sebelum mulai untuk merencanakan pembuatan alat penghasil biogas, perlu
Anda ketahui terlebih dahulu persyaratan yang perlu dipenuhi. Hal ini dianggap
penting untuk diperhatikan agar kerugian tidak terjadi di kemudian hari setelah
alat berhasil dibuat. Persyaratan yang paling penting untuk diperhatikan antara
lain ketersediaan kotoran ternak dan suhu udara yang sesuai.
Tersedianya kotoran ternak merupakan syarat yang mutlak harus dipenuhi.
Ketersediaan dalam hal ini tidak hanya dalam jumlah yang mencukupi, tetapi
juga kelangsungannya (kontinuitas). Di daerah sentral peternakan, hal ini tidak
menjadi masalah karena kotoran mudah diperoleh dalam jumlah yang
mencukupi. Dengan alat yang akan dibuat ini, diperlukan kotoran ternak segar
(misalnya kotoran sapi) sebanyak 200 kg atau sekitar 8 ember berukuran 22
liter untuk pengisian awal. Sebulan kemudian, setelah gas pertama dihasilkan
dibutuhkan kotoran ternak perharinya sekitar 15 kg.
Kebutuhan kotoran ternak untuk per harinya dapat dipenuhi hanya dengan
memelihara1 ekor sapi saja, tetapi untuk amannya, paling tidak harus
memelihara 2 ekor sapi atau minimum 15 ekor kambing. Sebagai bahan
perbandingan, berikut ini disajikan potensi kotoran yang dihasilkan oleh
beberapa jenis ternak yang kotorannya dapat menghasilkan Biogas.
Faktor lain yang juga harus dipenuhi dalam pembuatan Biogas ini yaitu
kesesuaian suhu udara. Hal ini penting untuk diperhatikan karena suhu

Seri Kewirausahaan 27
merupakan salah satu syarat aktifnya bakteri penghasil biogas. Suhu yang
paling baik untuk berlangsungnya proses pembentukan biogas adalah sekitar
32—37° C. Suhu udara yang terlalu rendah atau terlalu tinggi kurang baik untuk
pembentukan biogas. Bahkan, pada suhu di bawah 15° C, kecil kemungkinan
terbentuknya biogas. Jika penurunan suhu udaranya tidak terlalu besar, suhu di
dalam alat penghasil biogas masih dapat dipertahankan dengan mengubur
alat tersebut di dalam tanah atau menimbunnya dengan tumpukan jerami.

Jenis Ternak Kotoran Padat Kotoran Cair


Sapi 23,59 9,07
Kuda 16,10 3,63
Babi 2,72 1,59
Domba 1,13 0,68
Ayam 0,05 —

Dengan demikian, sebelum membuat alat ini sebaiknya anda ukur terlebih
dahulu berapa suhu udara rata-rata di tempat anda akan membuat biogas.
Jika suhunya terlalu rendah atau terlalu tinggi, sebaiknya rencana tempat
pembuatan dialihkan di tempat yang memungkinkan. Sebagai contoh, di daerah
pegunungan yang tinggi, suhu udaranya biasanya rendah sekali sehingga tidak
memungkinkan untuk pengoperasian alat ini.
Selanjutnya berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat beberapa
model alat penghasil biogas. Simaklah dengan baik, jika anda tertarik untuk
membuatnya sesuaikanlah dengan tempat dan keuangan anda.

C. Beberapa Model Alat untuk Menghasilkan Biogas


Ada beberapa model alat penghasil biogas yang dapat dibuat. Model-model
ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu menghasilkan biogas. Yang membedakan
model-model ini yaitu bahan yang digunakan, konstruksi, dan cara membuatnya
sedikit berbeda. Model-model alatnya adalah sebagai berikut.
1. Alat Penghasil Biogas Model sederhana
Alat penghasil biogas model ini merupakan jenis yang paling sederhana. Bahan-
bahan yang digunakan juga termasuk yang paling irit, hanya menggunakan dua
buah drum. Satu drum berukuran 200 liter dan satu buah lagi berukuran 120 liter.

28 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Pada model ini tabung pengumpul gasnya bersatu
dengan tabung pencerna. Pengisian isian (kotoran yang
telah diencerkan) untuk alat ini diiakukan sekaligus
pada pengisian pertama sampai gas yang terbentuk
habis. Setelah gas yang terbentuk habis, alat dibongkar
lagi dan diiakukan pengisian isian lagi. Kelebihan
model ini yaitu biaya yang dibutuhkan tidak terlalu
mahal, dan cara pembuatan serta perawatannya lebih
mudah. Namun ada pula kekurangannya, kekurangan-
nya yaitu gas yang dihasilkan sedikit, tidak kontinu, dan
Gambar 3.1 Alat
tidak praktis karena cara pengisian isian diiakukan Penghasil biogas
secara sekaligus. Bentuk alat penghasil biogas model model horizontal.
sederhana ini bentuknya dapat anda lihat pada gambar
di samping.

2. Alat Penghasil Biogas Model vertikal

Alat penghasil biogas model ini hampir sama


dengan model pertama, tetapi kapasitasnya
ditambah dan dilengkapi dengan pipa
pengisian dan pembuangan.
Drum yang digunakan pun ditambah
menjadi empat. Kelebihan model ini yaitu gas
yang dihasilkan lebih banyak dan kontinu, serta
pengisian isian dapat dilakukan secara kontinu.
Kekurangannya yaitu biaya yang dibutuhkan
lebih mahal dan cara pembuatannya lebih sulit Gambar 3.2 Bentuk Alat
penghasil biogas model
dibandingkan model pertama. Bentuk alatnya vertikal
dapat anda lihat pada gambar berikut!

3. Alat penghasil biogas model horizontal

Kelebihan alat penghasil Biogas model ini dibandingkan model sederhana


ialah kapasitas biogas yang dihasilkan lebih banyak, serta pengisian isiannya
dapat dilakukan secara kontinu. Dibandingkan model vertikal, model ini lebih
praktis dalam pengoperasiannya karena posisinya horizontal dan tabung
pengumpul gas dibuat secara terpisah. Selain itu, pembentukan gas pada model

Seri Kewirausahaan 29
ini lebih efisien karena tabung pencernanya tertutup rapat. Sedangkan
kekurangannya dibandingkan model sederhana ialah cara pembuatan lebih sulit
dan membutuhkan biaya yang lebih mahal.Perhatikan bentuknya berikut ini.

Gambar 3.3 Alat Penghasil biogas model horizontal.

Berikut cara pembuatan alat penghasil Biogas tipe horizontal akan


dijelaskan. Alat penghasil biogas yang akan dibuat berikut ini merupakan
pengembangan dari alat penghasil biogas yang paling sederhana. Jenis ini
sering disebut dengan alat penghasil biogas tipe horizontal. Sesuai dengan
namanya, alat ini disusun secara horizontal. Tipe ini terbuat dari tiga buah drum
berukuran 200 liter dan satu buah drum berukuran 120 liter. Dua buah drum
besar digunakan untuk menampung isian (tabung pencema). Adapun dua drum
lagi digunakan untuk alat penampung gas. Alat ini dirancang agar pengisian
isian dapat dilakukan setiap hari sehingga cukup praktis.
a. Bahan yang diperlukan
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat penghasil biogas tipe
horizontal adalah sebagai berikut.
1) Empat buah drum bekas, tiga buah berukuran 200 liter dan satu buah
berukuran 120 liter.
2) Pipa besi dengan garis tengah 1 — 1,5 cm yang dilengkapi kran untuk
saluran gas.
3) Pipa besi dengan garis tengah 5 cm untuk saluran isian dan buangan.
4) Seng tebal atau plat besi setebal 1—2 mm untuk membuat corong
pemasukan isian, dapat pula digunakan corong yang telah jadi.
5) Selang karet atau slang plastik untuk mengalirkan gas.
Selengkapnya Bentuk alat penghasil biogas berikut bahan-bahannya dapat
anda lihat pada gambar berikut:

30 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 3.4
Bentuk alat penghasil biogas tipe
horizontal yang sudah jadi berikut bahan-
bahannya.

b. Cara pembuatan
Cara pembuatan alat penghasil biogas tipe horizontal dapat dibagi menjadi
dua bagian penting, yaitu pembuatan tabung penampung isian (tabung
pencerna) dan pembuatan tabung pengumpul gas. Untuk proses pengerjaannya
diperlukan alat-alat yaitu: martil, pahat baja, alat pengelas, dan lain-lain.
Selengkapnya berikut ini penjelasannya,
1) Pembuatan tabung pencerna
Tabung ini dibuat dari dua buah drum besar (tabung
200 liter) yang dirangkai dengan cara dilas. Setelah
tabung dirangkaikan, dilengkapi dengan pipa
pemasukan isian dan pipa pengeluaran buangan.
Tahap-tahap pembuat-annya secara lengkap
sebagai berikut.
Drum pertama dibuka salah satu tutupnya
(bagian yang ada lubang bekas pemasukan
minyak). Perhatikan gambar
Selanjutnya drum kedua dipotong separuh salah Gambar 3.5
Drum pertama dibuka
satu tutupnya (bagian yang ada lubang bekas tutupnya
pemasukan minyak). perhatikan gambar
Namun sebelumnya kedua drum yang akan digunakan membuat alat ini
perlu dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel.
Perhatikan gambar 3.7 cara membersihkannya.

Seri Kewirausahaan 31
Gambar 3.7
Cara membersihkan drum
yang akan dipergunakan

Langkah selanjutnya uji kebocoran dengan cara


Gambar 3.6
Drum kedua yang memasukan air dan diamati seluruh bagian drum.
dipotong separuh Kebocoran ditandai dengan keluarnya air dari bagian
salah satu tutupnya.
tersebut. perhatikan cara menguji kebocoran pada
gambar 3.8.
Jika ditemukan adanya kebocoran perlu dilakukan
penambalan terlebih dahulu dengan cara dilas.

Gambar 3.8 Gambar 3.8


Cara menguji Penambalan dengan cara
kebocoran drum. mengelas.

Buatlah lubang dengan diameter 5 cm tepat di sisi tutup yang masih utuh
kedua drum tersebut.

5 cm Gambar 3.9 5 cm
Posisi membuat lubang.

32 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat

Gambar 3.8
Penambalan dengan cara
mengelas
Buatlah lubang berdiameter 1 - 1,5 cm di posisi atas drum yang tutupnya
terbuka (berlawanan dengan posisi lubang berdiameter 5 cm).

1-1,5 cm

Gambar 3.10
Posisi lubang

Kedua drum disambungkan satu sama lain dengan cara dilas. Untuk
memperkuat sambungan, sebaiknya digunakan baut dan mur. Sebelum
disambung, perlu diperhatikan agar kedua lubang yang telah dibuat tepat pada
posisi dasar.

Gambar 3.11
Kedua drum disambungkan.

Sambungkan pipa pemasukan isian (60 cm) yang telah dilengkapi corong
pada salah satu lubang dengan membentuk sudut 30°, kemudian di las. Untuk
memperkuat kedudukannya, perlu ditopang dengan plat baja.

Gambar 3.12
Penopang baja.

Seri Kewirausahaan 33
Sambungkan pula pipa pengeluaran buangan (60 cm) pada salah satu
lubang dengan membentuk sudut 30°, kemudian dilas. Untuk memperkuat
kedudukannya, perlu ditopang dengan plat baja.

Gambar 3.13
Penopang pipa pengeluaran.

Sambungkan pipa pengeluaran gas dengan cara dilas pada lubang


berdiameter 1-1,5 cm. Dengan demikian, pembuatan tabung pencerna telah
selesai.

Pipa pemasukan isian tabung pencerna pipa pengeluaran


buangan
Gambar 3.14 Tabung pencerna yang telah siap untuk diguanakan.

2) Pembuatan tabung pengumpul gas


Tabung pengumpul gas yang akan dibuat ini terpisah dari tabung pencerna.
Model ini merupakan pengembangan dari model sederhana yang tabung

34 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


pengumpul gasnya masih bersatu dengan tabung pencerna. Tabung ini terbuat
dari dua buah drum yaitu satu buah drum berukuran 200 liter dan satu buah
drum berukuran 120 liter. Cara pembuatan tabung ini lebih mudah dari
pembuatan tabung pencerna. Proses pembuatannya secara lengkap sebagai
berikut:
Drum besar (200 liter) dibuka salah satu tutupnya (bagian yang ada lubang
bekas pemasukan minyak). Demikian pula, drum kecil (120 liter) dibuka salah
satu tutupnya (bagian yang ada lubang bekas pemasukan minyak).

Gambar 3.15
Penopang pipa pengeluaran.

Drum yang akan digunakan perlu dibersihkan dahulu dari kotoran yang
menempel.

Gambar 3.16
Membersihkan drum dari kotoran
yang menempel.

Lakukan uji kebocoran dengan cara memasukan air dan diamati seluruh
bagian drumnya. jika terdapat kebocoran tandanya ada air yang keluar dari
bagian tersebut.

Seri Kewirausahaan 35
Gambar 3.17
Cara menguji
kebocoran drum.

Jika terjadi kebocoran perbaikilah terlebih dahulu dengan penambalan


menggunakan las. perhatikan gambar berikut bagaimana pengelasan
dilakukan.

Gambar 3.18
Penambalan dengan cara mengelas.

Setelah dipastikan drum benar-benar baik buatlah dua lubang yang


berdiameter 1-1,5 cm pada tutup drum kecil. seperti terlihat pada gambar
berikut:

1-1,5 cm

Gambar 3.19
Pembuatan dua lubang.

36 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Selanjutnya tempatkanlah pada kedua lubang
tersebut dua pipa yang berdiameter 1-1,5 dengan
cara dilas. Salah satu pipa untuk pemasukan gas dari
tabung pencerna dan yang satunya lagi yang telah
dilengkapi dengan kran untuk mengeluarkan gas.
Sampai di sini, pembuatan tabung pengumpul
biogas telah selesai. Gambar 3.20
Pemasangan tabung
pipa.

D. Cara Mengoperasikan Alat Penghasil Biogas


Cara mengoperasikan alat penghasil Biogas cukup mudah. semua orang dengan
mudah dapat mengoperasikannya. Setelah semua perlengkapan dari alat
penghasil biogas siap digunakan, yang perlu dilakukan yaitu pembuatan isian
dari kotoran ternak. Kebutuhan awal isian untuk alat ini sekitar 380 liter. Isian
sebanyak itu terdiri dari 8 ember kotoran ternak sapi atau kerbau yang dicampur
dengan sekitar 11 ember air. Ember yang digunakan berukuran 22 liter.
Selanjutnya, isian yang telah dibuat dimasukkan ke dalam tabung pencerna.
Adapun drum besar tabung pengumpul gas diisi dengan air, kemudian drum
kecilnya (penutup) dimasukkan ke dalam drum besar. Cara pengoperasian alat
penghasil biogas secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut.
Langkah pertama buatlah isian dengan mencampur kotoran ternak segar
dengan air, perbandingannya 1:11/2. Kemudian aduklah kotoran ternak yang
sudah bercampur air itu sampai merata. Ketika mengaduk buanglah benda-
benda keras yang mungkin ikut tercampur di dalamnya. Perhatikan caranya
pada gambar berikut.

Gambar 3.21
Membuat isian
campuran.

Seri Kewirausahaan 37
Selanjutnya masukkanlah isian yang telah siap ke dalam tabung pencerna
melalui pipa pemasukan isian. Pemasukan isian dihentikan setelah tabung
pencerna penuh yang ditandai dengan keluarnya buangan dari pipa buangan.

Gambar 3.22
Masukan isian
tersebut.

Lalu bukalah kran pengeluaran gas dan hubungkan dengan pipa pemasukan
gas pada tabung pengumpul dengan menggunakan selang karet atau plastik
yang telah disiapkan sebelumnya.

Gambar 3.23
Membuka kran
pengeluaran gas.

Masukkan air ke dalam drum besar tabung pengumpul gas sampai


ketinggian sekitar 60 cm.

Gambar 3.24
Masukan air
dalam drum
besar.

38 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Masukkan pula drum kecil ke dalam drum besar yang telah diisi air dan
biarkan sebagian badan drum tenggelam, seperti terlihat pada gambar.

Gambar 3.25
Masukan drum kesil
ke drum besar.

Tutup kran pengeluaran gas tabung pengumpul.caranya seperti diperlihatkan


pada gambar berikut.

Gambar 3.26
Menutup kran pengeluran
gas.

Selang waktu 3-4 minggu, biasanya gas untuk pertama kalinya mulai
terbentuk yang ditandai dengan terangkatnya drum kecil tabung pengumpul gas.
Gas pertama ini masih bercampur dengan udara sehingga belum dapat
digunakan karena mudah meledak. Gas pertama ini perlu dibuang dengan
membuka kran pengeluaran gas tabung pengumpul. Setelah gas pertama
terbuang habis yang ditandai dengan turunnya permukaan drum kecil pengumpul
gas ke posisi semula, kran pengeluaran gas ditutup kembali. Gas yang nantinya
terbentuk sudah dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Seri Kewirausahaan 39
Pengisian isian selanjutnya dapat dilakukan setiap hari. Kebutuhan isian
per hari sekitar 1 ember berukuran 22 liter.

E. Cara Memanfaatkan Biogas dan Hasil Buangannya


Biogas yang dihasilkan oleh alat yang telah dijelaskan cara pengoperasiannya
ini mempunyai kandungan energi atau tenaga. Biogas merupakan bahan bakar
yang dapat menggantikan minyak diesel, bensin, kayu bakar, atau arang kayu
bahkan gas elpiji. Sebagai perbandingan untuk 1 m3 biogas setara dengan
0,4 kg minyak diesel, 0,6 kg bensin, dan 0,8 kg arang kayu.
Setelah biogas berhasil dikumpulkan, tentu akan anda akan bertanya,
selanjutnya dapat digunakan untuk apa saja biogas ini? Biogas mempunyai
banyak manfaat karena di dalamnya mengandung gas methan yang mudah
terbakar. Keberadaan gas ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Sebagai perbandingan, setiap kubik biogas dapat digunakan untuk keperluan
sebagai berikut:
1. Menjalankan mesin 1 PK selama 2 jam.
2. Menghasilkan listrik 1,25 Kwh.
3. Menyalakan kompor gas untuk masak tiga kali sehari bagi satu keluarga
dengan jumlah anggota keluarga 5 orang.
4. Menyalakan lampu setingkat dengan bola lampu 60 watt selama 6 jam.
5. Menjalankan kulkas berkapasitas satu kubik selama 1 jam.
6. Menjalankan mesin tetas berkapasitas 1 kubik selama setengah jam.
Sebagai contoh untuk keperluan bahan bakar untuk memasak, biogas yang
telah dihasilkan dapat disalurkan ke kompor gas. Kompor gasnya dapat dibuat
sendiri atau membeli yang telah jadi. Pada dasarnya semua jenis kompor gas
dapat digunakan dengan menggunakan biogas. Dalam menggunakan kompor
gas, hal yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian campuran biogas dan
udaranya. Jika campuran biogas dan udaranya tepat maka api yang dihasilkan
berwarna biru dan memiliki panas yang tinggi. Jika kekurangan udara nyala
apinya kuning ini menandakan apinya kurang panas. Sebaliknya, jika kelebihan
udara apinya akan mati dan biogasnya tidak mau menyala. Untuk menyesuaikan
campuran yang tepat dapat dilakukan dengan menyetel alat pengatur pada
kompor gas tersebut.

40 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 3.27
Biogas dapat disalurkan ke kompor gas seperti layaknya gas elpiji.

Di samping sebagai penghasil biogas, alat ini juga memberikan manfaat


yang lain dengan dihasilkannya buangan (sludge). Buangan sebagai hasil
samping dari pembuatan biogas ini dapat digunakan untuk memupuk tanaman.
Jika digunakan sebagai pupuk, buangan ini manfaatnya sama dengan pupuk
kandang terutama dapat memperbaiki struktur tanah dan memberikan
kandungan unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Bahkan,
buangan mempunyai kelebihan lain yaitu setelah keluar dari alat penghasil
biogas biasanya telah matang karena sebelumnya sudah mengalami proses
penguraian di dalam alat. Cara penggunaan buangan untuk pupuk sama dengan
penggunaan pupuk kandang seperti dijelaskan pada bagian terdahulu.

F. Cara Merawat Alat Penghasil Biogas


Sampailah kita pada peggunaan akhir dari alat penghasil biogas yaitu
perawatan. Yang paling penting dari perawatan alat penghasil biogas yaitu
menjaga alat tersebut agar tetap bersih dan menjaga kalau-kalau terjadi
kebocoran. Jika pada alat tersebut terjadi kebocoran maka perlu secepatnya
dilakukan penambalan agar gas tidak terbuang percuma. Pembersihan alat
dapat dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal ini penting dilakukan karena
dasar tabung mudah timbul kerak kotoran dan mudah berkarat.

Seri Kewirausahaan 41
Demikianlah cara pemanfaatan kotoran ternak untuk menghasilkan biogas
ini dilakukan. Semoga anda dapat mencobanya sendiri untuk mengatasi krisis
bahan bakar yang dialami negara kita .

42 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


BAB 4
Mengolah Kotoran Ternak
untuk Dijadikan Biogas

Siapa yang tidak kenal arang, bahkan masyarakat yang tinggal di pedesaan
pun sudah lama akrab dengan apa yang dinamakan arang. Mereka sudah sering
melakukan pembuatan arang dari kayu dan tempurung kelapa. Memanfaatkan
energi dengan membuat arang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
pemanfaatan kayu secara langsung sebagai kayu bakar. Pemanfaatan energi
melalui pembuatan arang lebih efisien dibandingkan penggunaan kayu bakar
karena energi panas yang dihasilkan lebih tinggi, walaupun dalam
pembuatannya arang itu sendiri membutuhkan energi.
Di samping memiliki dampak positif, pembuatan arang, dari kayu juga ada
dampak negatifnya. Dampak negatif dari pembuatan arang dari kayu dapat
terjadi apabila dalam pembuatannya tanpa kesadaran lingkungan yang baik.
Karena pembuatan arang dari kayu dapat mengancam kelestarian pohon-pohon
yang tumbuh di hutan. Karena tentunya semakin banyak arang dibuat orang,
maka akan semakin banyak pula pohon yang ditebang.
Karena dampak negatif yang ditimbulkan pembuatan arang dari kayu cukup
besar. Oleh karena itu, kita perlu mencari bahan baku lain untuk pembuatan
arang yang penggunaannya tidak menimbulkan masalah. Salah satu alternatif
dari pemecahan masalah di atas adalah pembuatan bioarang dari kotoran
ternak. Pengolahan kotoran ternak untuk dijadikan bioarang selain merupakan
cara pemanfaatan energi yang baik, juga dapat mengurangi pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak.
Setiap orang tentunya telah mengenal arang dari kayu, tetapi arang yang
dihasilkan dari kotoran ternak atau bioarang hanya beberapa orang saja yang
mengetahuinya. Sebenarnya apakah bioarang itu ? Berikut akan dijelaskan
apa sebenarnya bioarang itu dan bagaimana cara membuatnya.

Seri Kewirausahaan 43
A. Pengertian Bioarang
Bioarang tak lain adalah arang yang dihasilkan dari pembakaran bio massa
kering dengan sistem tanpa udara (pirolisis). Adapun yang dinamakan bio
massa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup, baik hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Pembuatan bioarang yang akan dijelaskan pada buku ini
yaitu bioarang yang dihasilkan dari bahan baku kotoran ternak, terutama sapi.
Sebenarnya bio massa sendiri sudah dapat digunakan secara langsung
tanpa harus dijadikan arang terlebih dahulu. Tetapi, penggunaan bio massa
secara langsung ternyata kurang efisien. Sebagai contoh, pada penggunaan
kayu sebagai bahan bakar, energi yang terpakai kurang dari 10%. Selain itu,
pembuatan bioarang dapat meningkatkan energi yang dihasilkan. Sebagai
gambaran, energi yang dihasilkan dari pembakaran kayu hanya 3.300 kkal/kg,
sedangkan energi yang dihasilkan dari pembakaran bioarang dapat mencapai
5.000 kkal/ kg.
Dibandingkan arang biasa bioarang memiliki beberapa kelebihan antara
lain :
1. menghasilkan panas pembakaran yang lebih tinggi,
2. asap yang dihasilkan lebih sedikit,
3. bentuk dan ukuran seragam karena dibuat dengan alat pencetak,
4. dapat tampil lebih menarik karena bentuk dan ukurannya dapat, disesuaikan
dengan keinginan pembuatnya, serta
5. menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan masalah lingkungan,
bahkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan
kotoran ternak.
Selain memiliki kelebihan, bioarang juga ada kekurangannya yakni sebagai
berikut.
1. Biaya pembuatan bioarang relatif lebih mahal dibandingkan arang biasa.
Namun, hal ini dapat diatasi dengan pembuatan bioarang dalam skala yang
relatif besar sehingga biaya per unitnya dapat ditekan.
2. Cara memulai pembakaran bioarang lebih sulit dibandingkan arang biasa.
Namun, kesulitan ini dapat diatasi dengan penetesan minyak tanah atau
spiritus pada bioarang.

44 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


B. Cara Membuat Alat untuk Menghasilkan Bioarang
Alat untuk menghasilkan bioarang dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu
alat pencetak briket dan alat pemanas. Alat pencetak briket digunakan untuk
mengepres kotoran ternak menjadi bentuk briket yang disesuaikan dengan
keinginan si pembuat, misalnya berbentuk selinder. Selanjutnya briket-briket
yang telah dibentuk sesuai keinginan itu diubah menjadi bioarang, Untuk
mengubah briket menjadi bioarang diperlukan satu proses lagi, yaitu
pemanasan. Proses tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemanas.
Kedua alat itu, pembuatannya dapat dikembangkan sesuai kreasi dari si
pembuat sehingga masih mungkin untuk lebih disempurnakan. dengan
demikian, desain alat yang diperlihatkan di sini tidak harus menjadi patokan,
tetapi dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Pengembangan yang mungkin
dapat dilakukan misalnya dalam hal bahan, ukuran, maupun dari segi
kepraktisannya.
1. Cara Membuat Alat pencetak briket
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat pencetak briket antara lain:
a. Papan kayu berukuran 2m2
b. Balok kayu berukuran 4x6 cm, panjang sekitar 10 m 50 cm
c. Cat kayu 1 kaleng.
d. Paku reng sebanyak 0,5 kg.
e. Seng berukuran 2 m2.
f. Besi beton berdiameter 0,8 cm dengan panjang 20 cm.
g. Kaleng bekas berdiameter 15 cm sebanyak 2 buah.
h. Fciralon berdiameter 8 cm sebanyak 20 cm.
i. Semen sebanyak 2 kg.
Buat pula 2 buah potongan balok kayu lain untuk dudukan muka dan
belakang dengan ukuran 50 cm. Pada masing-masing balok ini, buatlah lekukan
penyambungan.
Pembuatan alat pencetak briket dibagi ke dalam 5 tahap, yaitu tahap
pembuatan kerangka dudukan, rumah mesin, penarik bahan, pemampat, dan
perakitan alat secara keseluruhan.

Seri Kewirausahaan 45
a. Membuat Kerangka dudukan
Yang dimaksud dengan kerangka dudukan di sini yaitu bagian yang nantinya
digunakan untuk menyangga mesin secara keseluruhan. Oleh karena itu, bagian
ini perlu dibuat dari bahan yang agak kuat. Kerangka dudukan terdiri dari dua
bagian, yaitu dasar dudukan dan tiang penyangga. Tahap pengerjaannya
sebagai berikut,
Buatlah terlebih dahulu 2 buah potongan balok kayu untuk dudukan dasar
kiri dan kanan dengan ukuran 70 cm. Kemudian buatlah pada masing-masing
balok tersebut 4 lubang dan cekukan penyambungan seperti terlihat pada
gambar berikut.

Gambar 4.1
Pembuatan balok dudukan.

Lanjutkan pengerjaan dengan membuat 2 buah potongan balok kayu lain


untuk dudukan muka dan belakang dengan ukuran 50 cm. Pada masing-masing
balok ini, buatlah cekukan penyambungan seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.2
Ukuran balok penopang.

Selanjutnya rangkaikanlah keempat balok kayu tersebut menjadi bentuk segi


empat sebagai dasar dudukan. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.3
Ukuran balok penopang.

46 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Kemudian buatlah 2 buah potongan balok kayu untuk tiang depan dengan
panjang 86,5 cm. Dan pada masing-masing balok tersebut buatlah lubang dan
cekukan penyambungan.

Gambar 4.4
Ukuran balok untuk tiang depan.

Kemudian buat pula 2 buah potongan balok kayu untuk tiang tengah dengan
panjang 64,5 cm. Dan pada masing-masing balok tersebut buatlah 3 buah
lubang dan cekukan penyambungan. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.5
Ukuran balok untuk tiang tengah.

Seri Kewirausahaan 47
Untuk tiang bagian belakang, buatlah 2 buah potongan balok kayu dengan
panjang 55,5 cm. Dan pada masing-masing balok tesebut, buatlah 2 buah
lubang dan cekukan penyambungan, seperti tampak pada gambar berikut!

Gambar 4.6
Ukuran balok untuk tiang belakang.

Selanjutnya rangkaikanlah keenam tiang penyangga tersebut dengan dasar


dudukaan yang telah dibuat. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.7
Bentuk rangkaian keenam tiang penyangga.

48 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


b. Cara Membuat Corong dan saluran pemasukan
Yang dimaksud dengan corong pemasukan adalah bagian yang digunakan
untuk memasukan kotoran ternak yang akan dicetak menjadi briket bioarang.
Bagian ini dapat dibuat dari corong minyak yang terbuat dari plastik atau dibuat
permanen seperti rancangan yang akan dijelaskan berikut ini. Demikian pula
saluran pemasukan dapat dibuat dengan kreasi sendiri:
1) Cara Membuat Corong pemasukan
Buatlah 4 buah potongan seng berbentuk limas, seperti tampak pada
gambar berikut.

Gambar 4.8
Cara Membuat Corong
pemasukan.

Rangkaikan keempat potongan seng tersebut dengan paku sehingga


membentuk piramida terbalik yang bentuknya dapat anda lihat pada gambar
4.9.

Gambar 4.9
Rangkaian keempat
potongan seng.

2) Cara Membuat Saluran pemasukan


Buatlah 2 buah bujur sangkar dari papan dengan ukuran 15 x 15 cm scbagai
penutup bagian muka dan belakang. perhatikan gambar berikut:

Seri Kewirausahaan 49
Gambar 4.9
Cara Membuat Saluran
pemasukan ke 1.

Kemudian Buatlah 2 buah empat persegi panjang dari papan dengan


ukuran 15 x 13 cm dan 50 x 15 cm sebagai penutup bagian atas dan bawah.

Gambar 4.10
Cara Membuat Saluran
pemasukan ke 2.

Buat pula 2 buah bentuk sesuai dengan gambar yang diperlihatkan


berikut dari papan untuk menutup bagian samping kiri dan kanan.

Gambar 4.11
Cara Membuat Saluran
pemasukan ke 3.

50 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Selanjutnya rangkaikanlah keenam bentuk papan tersebut dengan
menggunakan paku sehingga membentuk saluran pemasukan seperti dapat
Anda lihat bentuknya pada gambar berikut.

Gambar 4.12
Rangkaian ke enam papan tersebut.

c. Cara Membuat Ruang pencetak


Bagian ini merupakan tempat pengepresan atau pencetakan kotoran ternak
yang telah masuk melalui saluran pemasukan. Langkah-langkah pembuatannya
adalah sebagai berikut:
Buatlah terlebih dahulu 3 buah empat persegi panjang dari papan berukuran
30 x 19,5 cm untuk penutup samping kiri, kanan, dan belakang.

Gambar 4.12
Cara Membuat Ruang
pencetak ke 1.

Buatlah pula 2 buah empat persegi panjang dari papan berukuran 19,5 x 9
cm untuk penutup bagian depan atas dan depan bawah.

Seri Kewirausahaan 51
Gambar 4.13
Cara Membuat Ruang pencetak ke 2.

Kemudian kelima potongan papan tersebut dirangkai hingga menjadi balok


yang mempunyai lubang di bagian tengah sisi depan balok.seperti diperlihatkan
pada gambar berikut ini:

Gambar 4.14
Cara Membuat Ruang pencetak ke 3.

Siapkan 2 buah kaleng berukuran tinggi 15 cm dengan diameter 15 cm


yang telah dibuka tutup-tutup ujungnya, seperti tampak pada gambar berikut!

Gambar 4.15
Cara Membuat Ruang pencetak ke 3.

Kemudian buatlah lubang pada kaleng yang satu berukuran 4 x 14 cm


dengan jarak 9 cm dari ujungnya.Perhatikan gambar berikut:

52 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 4.16
Cara Membuat Ruang pencetak ke 4.

Sambungkan kedua kaleng tersebut. Agar lebih kuat, sambungan tersebut


sebaiknya dilas.

Gambar 4.17
Cara Membuat Ruang pencetak ke 5.

Masukkan kaleng tersebut ke dalam kotak yang telah dibuat dengan posisi
lubang kaleng tepat di tengah-tengah lubang kotak. Isilah ruang antara kaleng
dan kotak dengan adonan semen sehingga saling merekat seperti tampak pada
gambar berikut.

Gambar 4.18
Cara Membuat Ruang
pencetak ke 5.

Seri Kewirausahaan 53
d. Cara Membuat Penarik bahan
Bagian ini berfungsi untuk memindahkan bahan yang berupa kotoran ternak
yang telah jatuh dari corong pemasukan dan berada di saluran pemasukan ke
ruang pencetakan sehingga siap dipres (dicetak). Alat ini berupa papan yang
dapat ditarik dari depan ke belakang dan sebaliknya. Ketika alat ini ditarik,
kotoran akan berpindah dari saluran pemasukan ke ruang pencetakan.
Sebaliknya, setelah dikembalikan ke posisi semula, kotoran jatuh dari corong
pemasukan ke saluran pemasukan.Berikut langkah-langkah pembuatannya.
Buatlah gagang penarik dari balok kayu dengan ukuran 91 x 20 cm.dengan
bentuk seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 4.19
Cara Membuat Penarik bahan
ke 1.

Buat pula balok penarik dari kayu berbentuk empat persegi panjang
berukuran 34 x 15 cm.

Gambar 4.20
Cara Membuat Penarik
bahan ke 2.

Rangkaikan balok kayu dengan penariknya pada sisi bagian belakang


gagang penarik dengan cara dipaku mengikuti bentuk gambar berikut ini.

Gambar 4.21
Cara Membuat Penarik bahan ke 3.

54 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Pasangkan penarik bahan tersebut ke bagian saluran pemasukkan dengan
cara meletakkan balok penarik tepat di lubang saluran pemasukkan. Adapun
gagang penariknya berada di sisi kiri dan kanan saluran pemasukan seperti
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.22
Cara Membuat Penarik bahan ke 4.

Setelah dipasang, buatlah pegangan penarik bahan di depan sebelah luar


ruang pencetakan dengan bentuk seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.23
Cara Membuat Penarik bahan ke 5.

e. Cara Membuat Ruang pengambilan briket


Bagian ini posisinya berada di bawah ruang pencetak. Fungsinya adalah untuk
pengambilan briket setelah dicetak di ruang pencetakan. Cara pembuatannya
selengkapnya dijelaskan berikut ini
Buatlah 3 buah empat persegi panjang dari papan, 1 buah berukuran 30 x
20 cm dan dan 2 buah berukuran 30 x 22 cm.

Gambar 4.24
Cara Membuat Ruang
pengambilan briket ke 1.

Seri Kewirausahaan 55
Buat pula sebuah empat persegi panjang dari papan berukuran 40 x 24,5
cm. Buatlah lubang berupa bujur sangkar berukuran 14 x 14 cm dengan posisi
5 cm dari salah satu sisinya (posisi lubang tepat di tengah lubang pencetak).

Gambar 4.25
Cara Membuat Ruang
pengambilan briket ke 2.

Rangkaikan keempat papan tersebut menjadi kotak ruang pengambilan


briket dengan cara dipaku.

Gambar 4.26
Cara Membuat
Ruang pengambilan
briket ke 3.

Gabungkan ruang pengambilan briket dan ruang pencetak dengan cara


memasukkan ruang pencetak ke ruang peng-ambilan briket. Posisi ruang
pengambilan briket berada di bawah ruang pencetak.

Gambar 4.27
Cara Membuat Ruang
pengambilan briket ke 4.

56 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


f. Cara Membuat Tuas atas
Bagian ini terdiri dari tangkai dan silinder penekan. Tangkai penekan merupakan
tuas yang dapat ditarik ke atas dan ke bawah. Silinder penekan merupakan
bagian yang langsung menekan bahan (kotoran ternak) dari sebelah atas ketika
tangkai penekan ditekan ke bawah.
1) Cara Membuat Tangkai penekan
Buatlah bagian dasar penekan dari balok
kayu berbentuk seperti huruf “U” dengan Gambar 4.28
Cara Membuat
tinggi 24 cm. Pada sisi bagian celahnya Tangkai penekan.
diberi lubang untuk pemasangan as.
Buat tangkai tuas dari balok kayu berbentuk seperti huruf “Y” dengan 3
buah lubang as. Tinggi antara lubang atas dengan bawah 30 cm.

Gambar 4.28
Cara Membuat Tangkai
tuas.

Buat pula tangkai pegangan dengan panjang 75 cm yang diberi dua


buah lubang untuk pemasangan as.

Gambar 4.28
Cara Membuat pegangan.

Rangkaikan ketiga bagian tersebut dengan menggunakan as.

Seri Kewirausahaan 57
Gambar 4.29
Rangkaian kesemuanya
dengan menggunakan
as.

2) Cara Membuat Silinder penekan


Buatlah 2 buah lingkaran dari papan kayu dengan diameter 15 cm.

Gambar 4.30
Cara Membuat Silinder
penekan.

Buatlah dasar dudukan dari balok kayu berbentuk seperti huruf “U”
dengan tinggi 13 cm. Pada sisi bagian celahnya diberi lubang untuk
pemasangan as.

Gambar 4.31
Dasar dudukan balok.

Rangkaikan sebuah lingkaran kayu pada dasar dudukan dengan cara


dipaku.

58 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 4.32
Posisi lingkaran dasar.

Siapkan balok kayu dengan panjang 10 cm. Selanjutnya bentuklah balok


kayu tersebut menjadi silinder yang halus dengan diameter 8 cm (kurang
sedikit).

Gambar 4.34
Ukuran balok kayu.

Masukkan silinder kayu tersebut ke dalam paralon berdiameter 8 cm


dan panjang 20 cm. Selanjutnya, bagian yang kosong diisi dengan adonan
semen agar kuat.

Gambar 4.35
Cara memasukkan semen ke
paralon.

Seri Kewirausahaan 59
Sisi paralon yang ada kayunya dirangkaikan dengan sebuah lingkaran
kayu yang telah dibuat dengan cara dipaku.

Gambar 4.36
Cara merangkai kayu dan
paralon.

Rangkaikan kedua lingkaran kayu yang masing-masing telah


dihubungkan dengan silinder dan dasar dudukan dengan memaku kedua
lingkaran kayu tersebut.

Gambar 4.37
Cara merangkai kayu dan
paralon.

3) Cara Merangkaikan tuas atas


Untuk merangkaikan tusa atas dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah berikut. Pertama Rangkaikan tangkai penekan pada silinder
penekan dengan dihubungkan dengan menggunakan as. seperti terlihat
pada gambar berikut.
g. Cara Membuat Pedal (tuas bawah)
Bagian ini terdiri dari tangkai pedal dan dasar dudukan. Tangkai pedal
merupakan tuas yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah dengan cara
diinjak dengan kaki. Dasar dudukan merupakan bagian yang langsung menekan

60 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


dan mencetak bahan (kotoran ternak) dari sebelah bawah ketika tangkai pedal
di-tekan ke bawah (diinjak). Cara membuatnya dijelaskan berikut ini.
1) Cara membuat tangkai pedal
Buatlah dasaran dari balok kayu berbentuk seperti huruf “U” dengan tinggi
24,5 cm. Pada sisi bagian celahnya, diberi lubang untuk pemasangan as.
Perhatikan gambar berikut!

Gambar 4.38
Cara membuat tangkai
pedal.

Buat tangkai penghubung dari balok kayu berbentuk seperti huruf “Y”
terbalik dengan 3 buah lubang as, tingginya sekitar 42 cm.

Gambar 4.39
Cara membuat tangkai
penghubung.

Buat pula tangkai injak dengan panjang 70 cm yang diberi dua buah
lubang untuk pemasangan as. seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 4.40
Cara membuat tangkai
injak.

Seri Kewirausahaan 61
Rangkaikan ketiga bagian tersebut dengan menggunakan as, tepat
seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 4.41
Rangkaian ke tiga bagian
tersebut.

2) Membuat Dasar dudukan


Untuk membuat dasar dudukan dapat ikuti langkah-langkahnya berikut ini.
Pertama buatlah bentuk bujur sangkar dari papan dengan ukuran 20 x 20
cm. Tepat di tengah bujur sangkar tersebut, buatlah lu-bang berupa lingkaran
berdia-meter 8 cm untuk memasukkan paralon penekan.

Gambar 4.42
Cara membuat dasar dudukan.

Kemudian buatlah kubus dari papan dengan ukuran 8 x 8 x 8 cm. Biarkan


sisi bagian atasnya tetap terbuka. Perhatikan gambarnya berikut ini!

Gambar 4.43
Cara membuat kubus.

62 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Selanjutnya buatlah pula dasaran dari balok kayu berbentuk seperti huruf
“U” terbalik dengan ukuran tinggi 15 cm.

Gambar 4.44
Cara membuat dasaran.

Langkah selanjutnya rangkaikanlah ketiga bentuk yang telah dibuat


dengan urutan dari atas ke bawah, yaitu bujur sangkar bolong, kubus, dan
dasaran.
Setelah semua komponen bagian alat pencetak briket selesai, pekerjaan
selanjutnya ialah merakit alat tersebut secara keseluruhan. Caranya ialah
dengan merakit seluruh bagian yang telah dirangkai sebelumnya dengan
cara dipaku. Dengan demikian, terbentuklah alat pencetak briket yang utuh
seperti gambar berikut.

Gambar 4.45
Alat pencetak briket bioarang.

Seri Kewirausahaan 63
2. Membuat Alat pemanas
Briket yang dihasilkan dari alat pencetak belum menjadi bioarang. Hasil tersebut
baru setengah proses pembuatan bioarang. Proses selanjutnya adalah
memanaskan briket atau kotoran ternak yang telah dicetak menjadi bentuk yang
menarik dengan membakarya dalam kondisi tanpa udara (pirolisis). Untuk
keperluan ini, diperlukan suatu alat lagi berupa alat pemanas. Alat ini dapat
dibuat secara sederhana dari drum bekas.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan alat pemanas antara lain
a. drum bekas (yang kecil) berukuran tinggi sekitar 52 cm sebanyak 1 buah,
b. plat besi dengan ukuran 65 x 10 cm,
c. besi (kawat) berdiameter 0,3 cm dengan panjang 5 m,
d. besi berdiameter 0,8 cm dengan panjang 4 m,
e. pipa besi berdiameter 2 cm dengan panjang 5 cm,
f. engsel 2 buah, dan g. pegangan 1 buah.

Langkah-langkah cara pembuatannya dapat


anda ikuti seperti yang dijelaskan berikut ini.
Pertama buatlah lubang di bagian samping
drum dengan ukuran 30 x 49 cm dengan
menggunakan alat pemotong atau gergaji besi.
Kemudian pasanglah engsel, pegangan,
dan buat lubang untuk penutup pada potongan
Gambar 4.46
Pembuatan lubang di
drum tersebut. Potongan drum tersebut
bagian samping drum. dipasangkan engsel sehingga menjadi pintu.

Gambar 4.47
Pemasangan engsel.

64 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Buat lubang di bagian atas drum dengan diameter 2 cm, kemudian
pasanglah pipa berdiameter 2 cm dengan panjang 5 cm. Untuk menguatkan,
dapat digunakan pengelasan.perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.48
Pembuatan lubang diatas
drum.

Buat lubang di bagian bawah drum dengan diameter 20 cm, kemudian


pasanglah tabung berdiameter 20 cm dan tinggi 10 cm yang telah dibuat dari
plat besi. Untuk menguatkan, dapat digunakan pengelasan.

Gambar 4.49
Pembuatan lubang diatas drum.

Buat 3 buah lingkaran dari besi berdiameter 0,8 cm dengan diameter


lingkaran sekitar 35 cm (disesuaikan dengan ukuran drum).

Gambar 4.50
Pembuatan lingkaran besi.

Seri Kewirausahaan 65
Buatlah potongan-potongan kawat untuk
dipasangkan pada lingkaran-lingkaran tersebut
dengan jarak antar kawat sekitar 1,5 cm sehingga
menjadi angsang untuk meletakkan briket.
Pasanglah angsang yang telah terbentuk di dalam
drum dengan bersusun dari bawah ke atas. Untuk
Gambar 4.51
menguatkan, dapat dilakukan pengelasan. Jika
Pembuatan potongan-
potongan kawat. diperlukan, dapat dipasang 3 buah kaki dari besi
dengan pengelasan.

Gambar 4.52
Pemasangan angsang.

Bentuk selengkapnya dari alat pemanas briket bioarang seperti


diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.53
Bentuk lengkap Alat pemanas
briket.

66 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


C. Proses Pengolahan Kotoran Ternak Menjadi Briket
Bioarang
Setelah Anda selesai membuat alat pencetak briket dan pemanas, langkah
selanjutnya yaitu mengetahui cara menggunakan alat-alat dan pembuatan briket
bioarang tersebut. Tahap pertama dari proses pembuatan bioarang ialah
pencetakan briket dengan menggunakan alat pencetak briket. Setelah briket
terbentuk, baru dilakukan proses selanjutnya, yaitu pengarangan dengan alat
pemanas. Selengkapnya dapat anda pelajari pada uraian berikut.
1. Proses Pembuatan briket
Untuk membuat briket masukkanlah kotoran ternak ke dalam corong pemasukan
sampai penuh seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.54
Cara memasukkan
kotoran ternak.

Tekan pedal dengan kaki dan tarik tuas bagian atasnya ke atas, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.55
Cara menekan pedal.

Tarik penarik bahan, kemudian dikembalikan ke posisi semula. Dalam


posisi ini, bahan yang berupa kotoran ternak akan turun ke ruang pencetak.
Perhatikan caranya pada gambar berikut.

Seri Kewirausahaan 67
Gambar 4.56
Cara menarik penarik bahan.

Untuk memanpatkan bahan, tuas ditekan sehingga terbentuk briket yang


padat. Perhatikan caranya pada gambar berikut!

Gambar 4.57
Cara menekan tuas.

Pedal dikendorkan dan briket dapat diambil dari ruang pengambilan.


Perhatikan caranya pada gambar berikut ini.

Gambar 4.58
Cara menekan pedal.

2. Cara melakukan Proses pengarangan (pirolisis)


Pada tahap pengarangan inilah menyebabkan kotoran ternak berubah menjadi
arang. Setelah briket terbentuk sebagai hasil pencetakan, briket dikeringkan
dahulu di panas matahari. Selanjutnya, briket siap diarangkan setelah tampak
kering. Pengarangan dilakukan dengan membakar briket dalam alat pemanas.
Langkah-langkah pengarangan selengkapnya dapat anda ikuti berikut ini.

68 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Langkah pertama briket hasil pencetakan dikeringkan terlebih dahulu di
panas matahari.Perhatikan gambar berikut!

Gambar 4.59
Pengeringan briket.

Setelah benar-benar kering, briket kemudian dimasukkan ke dalam alat


pemanas dan disusun di atas angsang agar pemanasan merata.

Gambar 4.60
Pengeringan briket
dengan cara
dimasukkan ke
dalam tungku.

Kemudian alat pemanas diletakkan di atas kompor atau alat pembakar


lain, misalnya tungku, seperti terlihat pada gambar berikut

Gambar 4.61
Peroses
pemanasan dalam
tungku.

Seri Kewirausahaan 69
Proses pirolisis ditandai dengan timbulnya asap mengepul dari cerobong
asap yang semakin lama semakin banyak. Seperti ditunjukkan pada gambar
berikut!

Gambar 4.62
Proses pirolisis.

Setelah asap mencapai kondisi terbanyak, kompor atau tungku diambil dan
biarkan proses pirolisis berlangsung terus.

Gambar 4.63
Kompor atau
tungku.

Setelah asapnya habis, pintu alat pemanas dibuka dan briket yang masih
membara disemprot dengan air.Perhatikan caranya pada gambar berikut ini!

70 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Gambar 4.64
Tungku disemprot
oleh air.

Briket yang telah menjadi arang dikeluarkan dari alat pemanas, kemudian
dikeringkan di bawah panas matahari.

Gambar 4.65
Proses selanjutnya dipanaskan.

D. Cara Memanfaatkan Bioarang


Seperti jenis arang lainnya, briket bioarang juga dapat digunakan untuk berbagai
keperluan pembakaran atau memasak. Dengan kata lai briket bioarang dapat

Seri Kewirausahaan 71
digunakan sebagai bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar minyak
maupun arang kayu.
Meskipun pada dasarnya bioarang dapat digunakan dengan berbagai
macam cara, tetapi untuk menghemat energi dapat digunakan tungku hemat
energi yang sesuai untuk penggunaan bioarang. Tungku ini terbuat dari tanah
liat seperti yang digunakan untuk pembuatan gerabah.
Tungku terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas
berbentuk tabung dengan tinggi 15 cm dan dia-meter 15 cm. Bagian ini
merupakan tempat pembakaran bioarang dan tempat meletakkan panel, ketel,
atau peralatan memasak lainnya. Pada batas antara bagian atas dan bawah
terdapat lubang-lubang kecil untuk menjatuhkan abu dari bagian atas dan tempat
pemasukan udara dari bawah ke atas.
Bagian bawah berbentuk setengah bola dengan tinggi 15 cm dan diameter
30 cm. Bagian ini berfungsi untuk menampung dan mengambil sisa
pembakaran (abu). Selain itu, bagian bawah juga berfungsi untuk pemasukan
udara pembakaran dari luar ke tungku dengan adanya lubang pengambilan
abu. Selain itu, lubang ini juga dapat berfungsi untuk memadamkan tungku.
Caranya dengan menutup lubang ini sehingga udara dari luar tidak dapat masuk.
Dengan tidak adanya udara, dengan sendirinya api akan padam. Bentuk tungku
ini dapat anda lihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.66
Tungku hemat energi untuk penggunaan bioarang
sebagai bahan bakar

72 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat


Demikianlah cara memanfaatkan kotoran ternak untuk diolah sebagai briket
bioarang yang dapat digunaakan sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar
lain yang sudah ada namun saat ini mengalami krisis. Akhir kata semoga
pengetahuan ini dapat anda praktekkan sendiri, selamat mencoba!

Seri Kewirausahaan 73
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Burhani, Petunjuk Teknis Pembuatan Alat Pembangkit Gas Bio
(Jakarta: Direktorat Bina Produksi Peternakan, Direktorat Jenderal
Peternakan, 1984).
Sahidu, Sirajuddin, Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi, (Jakarta: Penerbit
Dewaruci Press, 1983).
Seran, J.B., Bioarang untuk Memasak (Yogyakarta: Liberty, 1990).
Seregeg, I Gede, Pengelolaan Tinja Ternak dan Eceng Gondok dengan
Bioteknologi untuk Meningkatkan Kesehatan Lngkungan Menghasilkan
Pupuk dan Energi Gas Bio, Tesis (Bogor: Fakultas Pasca Sarjana IPB,
1986).
Sujatmaka, “Kotoran Domba Juga untuk Pupuk”, Trubus No. 217, Desember
1987.
_____ “Kotoran Sapi sebagai Pupuk”, Trubus No. 215, Oktober 1987.
_____ “Pupuk Organik Kotoran Ayam”, Trubus No. 211, Juni 1987.
Soeminto, Bagyo, “Pupuk Kandang”, Asri Juli 1987.
Widarto, L dan Suryanta, Membuat Bioarang Dari Kotoran Lembu (Yogyakarta:
Kanisius, 1995).

74 Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Produk Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai