Ternak
BAB 1
Pendahuluan
Seri Kewirausahaan 1
mengherankan kalau lokasi peternakan kecil biasanya tidak jauh dari lokasi
pemukiman penduduk. Bahkan, seringkali rumah peternaknya sendiri berada
di lokasi peternakan. Dengan demikian, seringkali pencemaran udara yang
berupa bau dari kotoran ternak sulit dihindari.
Jika tidak ditangani dengan baik, kotoran ternak dapat menimbulkan
berbagai masalah lingkungan, karena disamping menimbulkan pencemaran
udara, juga dapat menurunkan mutu lingkungan yang berkaitan dengan
kesehatan dan mengganggu kenikmatan hidup masyarakat setempat.
Tumpukan kotoran ternak yang tercecer dimana-mana pada musim hujan dapat
terbawa oleh aliran air hujan ke daerah-daerah yang lebih rendah. Hal ini dapat
encemari air tanah dan air sungai yang sebenarnya jauh dari lokasi peternakan.
Pengaruhnya akan sangat merugikan bila ditunjang oleh kebiasaan masyarakat
yang kurang baik, yaitu menggunakan air sungai untuk kegiatan mandi dan
cuci. Di daerah seperti itu, penyakit akan mudah menyebar. Dengan demikian,
selain anjuran untuk menjauhkan lokasi peternakan dari lokasi pemukiman, perlu
pula dicari cara yang efektif untuk mengurangi risiko terjadinya pencemaran
lingkungan dari kotoran ternak.
Yang menjadi masalah sekarang, yaitu bagaimana mengurangi risiko
pencemaran yang ditimbulkan oleh kotoran ternak. Salah satu pemecahan
masalah tersebut, yaitu mengelola kotoran tersebut untuk keperluan lain yang
lebih bermanfaat. Dengan cara ini paling tidak ada dua keuntungan yang akan
diperoleh. Pertama, mengurangi risiko pencemaran lingkungan karena kotoran
ternaknya dapat ditangani. Kedua, keuntungan akan diperoleh dari pengelolaan
kotoran ternak itu.
Ada beberapa pilihan untuk mengelola kotoran ternak agar bermanfaat. Namun,
cara yang paling sering dilakukan ada tiga, yaitu kotoran ternak diolah untuk dijadikan
pupuk, untuk menghasilkan biogas, dan untuk bahan pembuatan bioarang.
Kotoran ternak yang diolah untuk dijadikan pupuk sudah lazim dilakukan
dan penggunaannya telah meluas. Di kalangan petani, pupuk dari kotoran ternak
ini dikenal dengan nama pupuk kandang. Sedangkan pengolahan kotoran ternak
untuk menghasikan biogas dan bioarang, walaupun sudah cukup populer, namun
penggunaannya belum begitu cukup luas dan dikenal orang.
Beberapa keuntungan penggunaan kotoran ternak sebagai pupuk kandang,
yaitu zat-zat yang sangat berguna di dalam kotoran ternak tersebut dapat
Seri Kewirausahaan 3
bukan sebagai bahan utama. Kotoran ternak dapat digunakan sebagai bahan
tambahan atau stater bagi pembuatan pupuk kompos. Ada pula masyarakat
yang memanfaatkan kotoran ternak untuk bahan tambahan media jamur.
Pemanfaatan lainnya yang sampai sekarang masih terus diteliti, yaitu
pengelolaan kotoran ternak untuk dijadikan bahan tambahan bagi pakan ternak.
Dengan tersedianya berbagai pilihan untuk mengelola kotoran ternak
menjadi sesuatu produk yang bermanfaat, maka tidak ada lagi alasan untuk
membiarkan kotoran ternak menjadi penyebab pencemaran lingkungan atau
dibuang begitu saja tanpa ada manfaatnya. Keuntungan ganda akan diperoleh
dengan mengelola kotoran ternak menjadi produk yang bermanfaat. Bisa
dikatakan sambil menyelam minum air, sambil mengatasi risiko pencemaran
mendapat manfaat lain.
Karena besar manfaatnya, tak ada salahnya jika pengetahuan tentang
pengelolaan kotoran ternak menjadi proiduk yang bermanfaat disusun dalam
bentuk tulisan dalam buku ini. Semoga tulisan dalam buku ini bermanfaat bagi
para pembaca yang mata pencahariannya berhubungan dengan limbah kotoran
ternak.
Untuk itu pada bagian selanjutnya dari buku ini akan dijelaskan ketiga hal
pengelolaan kotoran ternak tersebut ikutilah dan pelajari dengan baik.
Kotoran ternak sudah cukup lama diketahui manfaatnya bagi tanaman. Jauh
sebelum ditemukannya teknologi pembuatan pupuk buatan, kotoran ternak
sudah lazim digunakan oleh para petani untuk memupuk tanaman yang mereka
tanam. Pengetahuan kotoran ternak yang dapat menyuburkan tanaman diketahui
para petani berdasarkan pengalaman yang tidak disengaja, bahwa tanaman
yang tumbuh di sekitar kandang ternak dapat tumbuh lebih subur dibandingkan
tanaman yang tumbuh jauh dari kandang ternak. Secara tidak sadar manusia
telah menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman tersebut, manusia mulai menyadari bahwa di dalam kotoran ternak
terdapat berbagai zat yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan
sekaligus menjaga agar tanah tetap subur. Oleh karena itu lah, pemakaian
kotoran ternak sebagai pupuk pun semakin ramai di kalangan masyarakat.
Setelah ditemukannya teknologi yang dapat menganalisa kandungan yang
terdapat di dalam tanah, barulah diketahui bahwa di dalam kotoran ternak
terdapat berbagai unsur hara (makanan) yang penting bagi pertumbuhan
tanaman.
Seri Kewirausahaan 5
bagi pertumbuhan tanaman, karena dalam jangka panjang persediaan unsur
hara dalam tanah sedikit demi sedikit praktis akan berkurang. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara penyerapan hara yang
cepat oleh tanaman dengan pembentukan hara yang lambat secara alami di
dalam tanah itu sendiri. Hal inilah mengapa tanah perlu dipupuk secara intensif
dalam praktek pertanian maupun perkebunan.
Untuk pertumbuhannya, tanaman membutuhkan baik pupuk organik (pupuk
kandang, kompos, dan humus) maupun pupuk buatan. Namun demikian,
meskipun kadar berbagai unsur hara yang terdapat pada organik khsusnya
pupuk kandang tidak sebesar pupuk buatan, tetapi pupuk kandang ini memiliki
beberapa kelebihan yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Pengaruh
pemberian pupuk kandang terhadap sifat fisik tanah antara lain sebagai berikut:
1. merupakan sumber unsur hara tanaman;
2. memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan akar;
3. memudahkan penyerapan air hujan;
4. memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air;
5. mengurangi terjadinya erosi.
Dari beberapa kelebihan itulah pupuk kandang membuat tanah menjadi
lebih subur, gembur, dan lebih mudah ketika akan diolah untuk ditanami berbagai
jenis tanaman. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pupuk kandang tersebut tidak
dapat digantikan fungsinya oleh pupuk buatan sekalipun.
Perlu anda ketahui kotoran ternak yang dimanfaatkan untuk pupuk kandang
kandungan unsur haranya terbatas. Dalam kotoran ternak terkandung beberapa
unsur hara yang penting untuk tanaman yaitu antara lain unsur nitrogen (N), fosfor
(P), dan kalium (K). Walaupun hanya sedikit , tetapi ketiga unsur inilah yang
paling banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Ketiga jenis unsur hara
ini sangat penting diberikan karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Itulah mengapa manusia membuat pupuk
buatan yang dinamakan NPK yang tidak lain merupakan singkatan dari Nitrogen
phospor dan Kalium.
Unsur Nitrogen (N) sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, terutama
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara
keseluruhan, terutama akar, batang, dan daun.
Di samping itu untuk pembentukan zat hijau daun atau yang lebih dikenal
denga istilah klorofil pada organ tanaman juga berkaitan erat dengan unsur
nitrogen ini. Selain itu, unsur nitrogen juga dibutuhkan untuk pembentukan protein,
lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya pada organ tanaman.
Lain halnya dengan unsur fosfor (P). Unsur ini bagi tanaman lebih banyak
berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda.
Beberapa jenis protein tertentu membutuhkan unsur fosfor sebagai bahan
mentahnya. Selain itu Unsur Fosfor juga berperan untuk membantu terjadinya
asimilasi dan respirasi (pemapasan) tumbuhan, dan sekaligus mempercepat
pembungaan, serta pemasakan biji dan buah.
Satu unsur lagi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah cukup banyak
yaitu unsur kalium (K). Peranan utamanya untuk membantu pembentukan protein
dan karbohidrat. Pemberian unsur ini dapat memperkuat organ tanaman seperti
daun, bunga, dan buah. Dengan pemberian pupuk ini daun, bunga dan buah
tidak mudah gugur. Selain itu, kalium juga dapat membuat tanaman tahan
terhadap kekeringan dan penyakit.
Beberapa jenis pupuk kandang yang sudah lazim digunakan para petani
sebagai pupuk antara lain pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing,
sapi, kerbau, dan kotoran ayam. Setiap jenis pupuk kandang tersebut memiliki
kandungan unsur hara yang berbeda. Kandungan unsur hara dan air dari setiap
jenis pupuk kandang tersebut dapat anda lihat pada Tabel yang disajikan berikut
ini.
Seri Kewirausahaan 7
Tabel 2.1
Kandungan Unsur Hara Dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang
Kerbau
- padat 0,50 0,30 0,34 85 pupuk dingin
- cair 1,00 0,15 1,50 42
Kambing
- padat 0,50 0,30 0,17 60 pupuk panas
- cair 1,50 0,13 1,80 85
Domba
- padat 0,75 0,50 0,45 60 pupuk panas
- cair 1,35 0,05 2,10 85
Ketika menggunakan pupuk kandang tidak ada aturan tertentu. Yang perlu
diperhatikan yaitu pupuk kandang yang akan digunakan sudah dalam keadaan
matang. Dari yang diperlihatkan di atas tampak jelas bahwa kotoran ayam
memiliki susunan unsur hara yang cukup tinggi. Namun, jika anda berada bukan
di daerah peternakan ayam, untuk mendapatkan pupuk ini cukup sulit dan jika
terpaksa harus membeli lebih mahal harganya dibandingkan pupuk kandang
jenis lainnya.
Pupuk kandang cair kadar unsur haranya juga lebih tinggi. Namun, karena
jenis pupuk ini berupa urin ternak yang lebih sulit penanganannya maka orang
segan menggunakannya. Dalam praktiknya, pemilihan jenis pupuk kandang
lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan jenis pupuk tersebut di dekat lokasi
pertanian.
Selain pupuk kandang, untuk pertumbuhan yang lebih baik, tanaman perlu
juga diberi pupuk buatan. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara dalam pupuk
kandang belum mencukupi, kecuali pada lahan yang benar-benar subur.
Penambahan unsur hara dalam tanah meliputi penambahan unsur-unsur nitrogen
Seri Kewirausahaan 9
sedang, kecil, dan unggas. Termasuk ke dalam golongan ternak besar antara
lain sapi, kerbau, dan kuda. Golongan ternak sedang antara lain kambing dan
domba. Tergolong ke dalam ternak kecil antara lain kelinci dan marmut. Adapun
kelompok ternak unggas adalah ayam dan bebek. Namun, untuk golongan ternak
kecil, jumlah kotoran yang dihasilkan masih sedikit sehingga tidak mencukupi
untuk digunakan sebagai pupuk kandang. Oleh karena itu berikut ini hanya akan
dijelaskan tiga golongan utama ternak penghasil kotoran yang lazim digunakan
sebagai pupuk yaitu ternak besar, ternak sedang, dan ternak unggas.
1. Cara Mengumpulkan Kotoran Ternak besar
Ternak besar umumnya merupakan penghasil kotoran yang banyak
dibandingkan golongan ternak lainnya. Pada keadaan perkandangan ternak
besar yang baik, cara mengumpulkan kotorannya cukup mudah. Misalnya pada
kandang sapi perah yang baik umumnya telah dilengkapi dengan saluran
pembuangan kotoran berupa selokan kecil yang memanjang di bagian belakang
posisi sapi. Sedangkan di bagian depannya, terdapat tempat pakan. Dengan
model kandang seperti ini, kandang sapi seolah-olah dirancang seperti saluran,
makan dari depan dan kotorannya keluar di bagian belakang dekat selokan
pembuangan.
Waktu yang tepat untuk mengumpulkan kotoran ternak sapi perah yaitu pada
pagi hari. Mengumpulkan kotoran ternak pada pagi hari memiliki beberapa
keuntungan, lingkungan kandang masih dalam keadaan bersih sehingga
Seri Kewirausahaan 11
baik adalah kandang yang menggunakan panggung. Namun, karena untuk
membuat kandang panggung biayanya cukup mahal, maka para peternak kecil
lebih banyak memilih menggunakah kandang lantai saja.
Pada kandang lantai, kotoran biasanya bercampur dengan sisa-sisa pakan
dan air kencing. Cara mengumpulkan kotoran pada kandang seperti ini dengan
menyerok atau menyekop langsung dari lantainya. Selanjutnya, kotoran tersebut
dibawa ke tempat pengolahan. Sedangkan mengumpulkan kotoran ternak pada
kandang panggung lebih mudah dilakukan. Karena kotoran umumnya telah
terkumpul di bawah kandang sehingga pengambilan kotoran tidak mengganggu
aktivitas hewan ternak. Di samping itu kotoran yang terbentuk tidak bercampur
dengan sisa pakannya karena tempat pakan dan kotoran terpisah.
Pengumpulan dilakukan setelah dirasa kotorannya cukup banyak, dan dapat
dilakukan ketika membersihkan kandang.
Seri Kewirausahaan 13
kandang ini pun dapat dilakukan dua cara, yaitu dengan menampungnya pada
penahan di bawah kandang atau mengambilnya dari bawah kandang.
Berbeda dengan kotoran ternak lainnya, kotoran ternak unggas lebih cepat
matang. Oleh karena itu, cara mengubah kotoran ternak menjadi pupuk kandang
pun lebih mudah. Tanpa harus menimbunnya, kotoran ini otomatis telah menjadi
pupuk kandang. Hal ini disebabkan pengumpulan kotoran ternak unggas
biasanya dilakukan dua minggu setelah pemanenan. Oleh karena itu, kotoran
telah mengalami proses pematangan, sedangkan kotoran yang baru telah
mengalami pematangan minimal dua minggu.
Seri Kewirausahaan 15
Mengolah kotoran ternak untuk dijadikan pupuk kandang cukup mudah.
Sebenarnya jika dibiarkan begitu saja di dalam kandang dalam waktu tertentu,
kotoran ternak itu otomatis akan berubah menjadi pupuk kandang. Namun di
samping memakan waktu yang cukup lama, jika tidak segera dikumpulkan dan
diolah dengan cara tertentu, dapat menimbulkan pencemaran di lingkungan
sekitar kandang dan kandungan unsur hara dalam kotoran tersebut dapat
mengalami penyusutan. Oleh karena itu, sebaiknya segera dikumpulkan untuk
diolah menjadi pupuk kandang. Cara yang sudah lazim dipergunakan untuk
mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang ada dua, yaitu dengan cara
yang disebut sistem terbuka dan sistem tertutup. Keduanya akan dijelaskan
berikut ini.
1. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dengan cara
Sistem terbuka
Pada cara ini, biasanya kotoran ternak ditimbun terlebih dahulu di tempat terbuka
di permukaan tanah. Tempat penyimpanannya berupa tanah yang ditinggikan
dan diberi atap. Kelebihan cara ini yaitu pematangan kotoran ternak lebih cepat
dibandingkan dengan cara sistem tertutup. Namun demikian ada pula
kekurangannya, yaitu selama proses penguraian bau kotoran akan terbawa
angin sehingga menyebar kemana-mana.
Seri Kewirausahaan 17
c. Mengolah Kotoran Ternak Unggas untuk Dijadikan pupuk Kandang
dengan sistem Terbuka
Pengolahan kotoran unggas untuk dijadikan pupuk kandang dengan sistem
terbuka ada sedikit perbedaan dibandingkan dengan dengan jenis kotoran
ternak lainnya, karena kotoran unggas seperti kotoran ayam lebih cepat
mengalami pematangan. Hal itu disebabkan perbandingan karbon dan nitrogen
(C/N) pada kotoran ayam sudah cukup rendah sejak masih dalam bentuk kotoran
sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk melakukan proses
penguraian (dekomposisi). Di samping itu, pengambilan kotoran ternak ayam
biasanya dilakukan dua minggu setelah dilakukan pemanenan atau diafkir
sehingga kotoran telah mengalami proses penyimpanan di dalam kandang yang
cukup lama. Dengan demikian, kotoran yang diambil dari kandang biasanya
telah matang sehingga siap digunakan. Jika akan disimpan terlebih dahulu,
sebaiknya pupuk dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat beratap
dan tidak lembap.
2. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dengan cara
Sistem tertutup
Pada cara ini, kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk kandang ditimbun
terlebih dahulu di dalam lubang yang diberi atap. Cara ini memiliki beberapa
kelebihan yaitu penyebaran bau kotoran ternak dapat dikurangi karena selama
proses penguraian, kotoran terlindung di dalam lubang. Namun, kelemahannya
pupuk kandang akan terbentuk lebih lama dan pupuk yang terbentuk tidak kering.
Sistem ini lebih efektif digunakan untuk kotoran ternak besar dan sedang yang
kotorannya dapat dikumpulkan per hari dalam jumlah banyak.
Gambar 2.8
Menimbun kotoran ternak
dengan cara sistem
tertutup.
Gambar 2.9
Keadaan Kandang seperti ini
memudahkan ketika kotoran
ternak akan dikumpulkan
Seri Kewirausahaan 19
Meskipun tidak tepat sekali, namun cukup memberikan hasil yang
memuaskan.
Berikut akan dijelaskan sekedarnya namun cukup untuk memperoleh
pemhaman bagaimana menggunakan pupuk kandang dengan baik.
1. Cara Pemberian Pupuk Kandang pada Tanaman Semusim
Pupuk kandang yang diberikan pada tanaman semusim, seperti palawija,
sayuran, dan buah-buahan semusim, umumnya denga tujuan sebagai pupuk
dasar saja. Dosis pupuk yang diberikan lebih kurang sekitar 10 ton/ha. Ada
dua cara pemberian, yaitu diberikan pada saat penugalan dan saat pengolahan
tanah.
Seri Kewirausahaan 21
perbandingan 1:1, lalu ditimbunkan. Dua minggu kemudian lubang tanam telah
siap ditanami. Perhatikan gambar!
Jika tanaman sudah tua dan tajuknya sudah saling menyangkut, pemberian
pupuk dapat dilakukan secara memanjang dalam parit kecil. Cara
pemberiannya sama saja, yang berbeda hanya bentuk rorakannya. Perhatikan
gambar!
Seri Kewirausahaan 23
Gambar 2.14 Tanaman tahunan dalam hal ini pohon
mangga tampak subur dan berbuah lebat setelah diberi
pupuk kandang.
A. Pengertian Biogas
Nama lain dari biogas adalah gas bio. Biogas merupakan gas yang berasal
dari bahan-bahan organik. Jika bahan-bahan organik seperti kotoran hewan,
kotoran manusia, atau sampah, direndam di dalam air dan disimpan di dalam
tempat tertutup atau anaerob (tanpa oksigen dari udara) dalam beberapa waktu
lamanya akan menhasilkan biogas. Biogas dapat digunakan sebagai bahan
bakar seperti halnya gas elpiji.
Biogas sebenarnya dapat terjadi secara alami. Namun, Biogas yang terjadi
secara alami di samping memakan waktu yang cukup lama, kita sulit untuk
menampungnya. agar bahan-bahan organik yang disebutkan di atas lebih cepat
menghasilkan biogas dan dapat ditampung, perlu dilakukan pengolahan.
Dengan kata lain untuk mempercepat dan menampung biogas ini, dibutuhkan
alat yang memenuhi syarat.
Jika kotoran ternak yang telah dikumpulkan kemudian dicampur dengan
air atau isian (slurry) dan dimasukkan ke dalam alat pembuat biogas maka
kotoran ternak itu beberapa lama kemudian akan mengalami proses
Seri Kewirausahaan 25
pembusukan yang terdiri atas dua tahap, yaitu proses pembusukan secara
aerobik dan proses pembusukan secara anaerobik.
Pada proses pembusukan aerobik dibutuhkan oksigen sedangkan
hasilnyaakan berupa karbon dioksida (CO2). Proses ini berakhir setelah oksigen
di dalam alat itu habis. Selanjutnya proses pembusukan akan berlanjut pada
tahap kedua (proses anaerobik). Pada proses yang kedua inilah akan dihasilkan
biogas. Jadi untuk menjamin terjadinya biogas, alat ini harus tertutup rapat,
tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tercipta kondisi hampa udara.
Biogas yang terbentuk di dalam alat penampung biogas itu dapat dijadikan
bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4) dalam persentase yang
cukup tinggi. Beberapa komponen biogas selengkapnya dapat anda lihat pada
tabel yang disajikan berikut ini.
Tabel 3.1
Beberapa Komponen Penyusun Biogas
Proses kimia untuk mengahasilkan Biogas ini cukup rumit, tetapi cara untuk
mendapatkannya tidak sesulit proses pembentukannya. Dengan menerapkan
teknologi sederhana masyarakat pedesaan dapat melakukannya sendiri, dan
biogas dapat dihasilkan dengan baik.
Teknologi sederhana ini sangat tepat jika dikembangkan di pedesaan
karena selain teknologinya mudah, bahan bakunya pun cukup tersedia.
Teknologi ini terutama cocok dikembangkan di daerah pedesaan yang banyak
peternakan karena berpotensi sebagai penghasil kotoran ternak.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan kotoran ternak
sebagai penghasil biogas adalah sebagai berikut.
Seri Kewirausahaan 27
merupakan salah satu syarat aktifnya bakteri penghasil biogas. Suhu yang
paling baik untuk berlangsungnya proses pembentukan biogas adalah sekitar
32—37° C. Suhu udara yang terlalu rendah atau terlalu tinggi kurang baik untuk
pembentukan biogas. Bahkan, pada suhu di bawah 15° C, kecil kemungkinan
terbentuknya biogas. Jika penurunan suhu udaranya tidak terlalu besar, suhu di
dalam alat penghasil biogas masih dapat dipertahankan dengan mengubur
alat tersebut di dalam tanah atau menimbunnya dengan tumpukan jerami.
Dengan demikian, sebelum membuat alat ini sebaiknya anda ukur terlebih
dahulu berapa suhu udara rata-rata di tempat anda akan membuat biogas.
Jika suhunya terlalu rendah atau terlalu tinggi, sebaiknya rencana tempat
pembuatan dialihkan di tempat yang memungkinkan. Sebagai contoh, di daerah
pegunungan yang tinggi, suhu udaranya biasanya rendah sekali sehingga tidak
memungkinkan untuk pengoperasian alat ini.
Selanjutnya berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat beberapa
model alat penghasil biogas. Simaklah dengan baik, jika anda tertarik untuk
membuatnya sesuaikanlah dengan tempat dan keuangan anda.
Seri Kewirausahaan 29
ini lebih efisien karena tabung pencernanya tertutup rapat. Sedangkan
kekurangannya dibandingkan model sederhana ialah cara pembuatan lebih sulit
dan membutuhkan biaya yang lebih mahal.Perhatikan bentuknya berikut ini.
b. Cara pembuatan
Cara pembuatan alat penghasil biogas tipe horizontal dapat dibagi menjadi
dua bagian penting, yaitu pembuatan tabung penampung isian (tabung
pencerna) dan pembuatan tabung pengumpul gas. Untuk proses pengerjaannya
diperlukan alat-alat yaitu: martil, pahat baja, alat pengelas, dan lain-lain.
Selengkapnya berikut ini penjelasannya,
1) Pembuatan tabung pencerna
Tabung ini dibuat dari dua buah drum besar (tabung
200 liter) yang dirangkai dengan cara dilas. Setelah
tabung dirangkaikan, dilengkapi dengan pipa
pemasukan isian dan pipa pengeluaran buangan.
Tahap-tahap pembuat-annya secara lengkap
sebagai berikut.
Drum pertama dibuka salah satu tutupnya
(bagian yang ada lubang bekas pemasukan
minyak). Perhatikan gambar
Selanjutnya drum kedua dipotong separuh salah Gambar 3.5
Drum pertama dibuka
satu tutupnya (bagian yang ada lubang bekas tutupnya
pemasukan minyak). perhatikan gambar
Namun sebelumnya kedua drum yang akan digunakan membuat alat ini
perlu dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel.
Perhatikan gambar 3.7 cara membersihkannya.
Seri Kewirausahaan 31
Gambar 3.7
Cara membersihkan drum
yang akan dipergunakan
Buatlah lubang dengan diameter 5 cm tepat di sisi tutup yang masih utuh
kedua drum tersebut.
5 cm Gambar 3.9 5 cm
Posisi membuat lubang.
Gambar 3.8
Penambalan dengan cara
mengelas
Buatlah lubang berdiameter 1 - 1,5 cm di posisi atas drum yang tutupnya
terbuka (berlawanan dengan posisi lubang berdiameter 5 cm).
1-1,5 cm
Gambar 3.10
Posisi lubang
Kedua drum disambungkan satu sama lain dengan cara dilas. Untuk
memperkuat sambungan, sebaiknya digunakan baut dan mur. Sebelum
disambung, perlu diperhatikan agar kedua lubang yang telah dibuat tepat pada
posisi dasar.
Gambar 3.11
Kedua drum disambungkan.
Sambungkan pipa pemasukan isian (60 cm) yang telah dilengkapi corong
pada salah satu lubang dengan membentuk sudut 30°, kemudian di las. Untuk
memperkuat kedudukannya, perlu ditopang dengan plat baja.
Gambar 3.12
Penopang baja.
Seri Kewirausahaan 33
Sambungkan pula pipa pengeluaran buangan (60 cm) pada salah satu
lubang dengan membentuk sudut 30°, kemudian dilas. Untuk memperkuat
kedudukannya, perlu ditopang dengan plat baja.
Gambar 3.13
Penopang pipa pengeluaran.
Gambar 3.15
Penopang pipa pengeluaran.
Drum yang akan digunakan perlu dibersihkan dahulu dari kotoran yang
menempel.
Gambar 3.16
Membersihkan drum dari kotoran
yang menempel.
Lakukan uji kebocoran dengan cara memasukan air dan diamati seluruh
bagian drumnya. jika terdapat kebocoran tandanya ada air yang keluar dari
bagian tersebut.
Seri Kewirausahaan 35
Gambar 3.17
Cara menguji
kebocoran drum.
Gambar 3.18
Penambalan dengan cara mengelas.
1-1,5 cm
Gambar 3.19
Pembuatan dua lubang.
Gambar 3.21
Membuat isian
campuran.
Seri Kewirausahaan 37
Selanjutnya masukkanlah isian yang telah siap ke dalam tabung pencerna
melalui pipa pemasukan isian. Pemasukan isian dihentikan setelah tabung
pencerna penuh yang ditandai dengan keluarnya buangan dari pipa buangan.
Gambar 3.22
Masukan isian
tersebut.
Lalu bukalah kran pengeluaran gas dan hubungkan dengan pipa pemasukan
gas pada tabung pengumpul dengan menggunakan selang karet atau plastik
yang telah disiapkan sebelumnya.
Gambar 3.23
Membuka kran
pengeluaran gas.
Gambar 3.24
Masukan air
dalam drum
besar.
Gambar 3.25
Masukan drum kesil
ke drum besar.
Gambar 3.26
Menutup kran pengeluran
gas.
Selang waktu 3-4 minggu, biasanya gas untuk pertama kalinya mulai
terbentuk yang ditandai dengan terangkatnya drum kecil tabung pengumpul gas.
Gas pertama ini masih bercampur dengan udara sehingga belum dapat
digunakan karena mudah meledak. Gas pertama ini perlu dibuang dengan
membuka kran pengeluaran gas tabung pengumpul. Setelah gas pertama
terbuang habis yang ditandai dengan turunnya permukaan drum kecil pengumpul
gas ke posisi semula, kran pengeluaran gas ditutup kembali. Gas yang nantinya
terbentuk sudah dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Seri Kewirausahaan 39
Pengisian isian selanjutnya dapat dilakukan setiap hari. Kebutuhan isian
per hari sekitar 1 ember berukuran 22 liter.
Seri Kewirausahaan 41
Demikianlah cara pemanfaatan kotoran ternak untuk menghasilkan biogas
ini dilakukan. Semoga anda dapat mencobanya sendiri untuk mengatasi krisis
bahan bakar yang dialami negara kita .
Siapa yang tidak kenal arang, bahkan masyarakat yang tinggal di pedesaan
pun sudah lama akrab dengan apa yang dinamakan arang. Mereka sudah sering
melakukan pembuatan arang dari kayu dan tempurung kelapa. Memanfaatkan
energi dengan membuat arang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
pemanfaatan kayu secara langsung sebagai kayu bakar. Pemanfaatan energi
melalui pembuatan arang lebih efisien dibandingkan penggunaan kayu bakar
karena energi panas yang dihasilkan lebih tinggi, walaupun dalam
pembuatannya arang itu sendiri membutuhkan energi.
Di samping memiliki dampak positif, pembuatan arang, dari kayu juga ada
dampak negatifnya. Dampak negatif dari pembuatan arang dari kayu dapat
terjadi apabila dalam pembuatannya tanpa kesadaran lingkungan yang baik.
Karena pembuatan arang dari kayu dapat mengancam kelestarian pohon-pohon
yang tumbuh di hutan. Karena tentunya semakin banyak arang dibuat orang,
maka akan semakin banyak pula pohon yang ditebang.
Karena dampak negatif yang ditimbulkan pembuatan arang dari kayu cukup
besar. Oleh karena itu, kita perlu mencari bahan baku lain untuk pembuatan
arang yang penggunaannya tidak menimbulkan masalah. Salah satu alternatif
dari pemecahan masalah di atas adalah pembuatan bioarang dari kotoran
ternak. Pengolahan kotoran ternak untuk dijadikan bioarang selain merupakan
cara pemanfaatan energi yang baik, juga dapat mengurangi pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak.
Setiap orang tentunya telah mengenal arang dari kayu, tetapi arang yang
dihasilkan dari kotoran ternak atau bioarang hanya beberapa orang saja yang
mengetahuinya. Sebenarnya apakah bioarang itu ? Berikut akan dijelaskan
apa sebenarnya bioarang itu dan bagaimana cara membuatnya.
Seri Kewirausahaan 43
A. Pengertian Bioarang
Bioarang tak lain adalah arang yang dihasilkan dari pembakaran bio massa
kering dengan sistem tanpa udara (pirolisis). Adapun yang dinamakan bio
massa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup, baik hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Pembuatan bioarang yang akan dijelaskan pada buku ini
yaitu bioarang yang dihasilkan dari bahan baku kotoran ternak, terutama sapi.
Sebenarnya bio massa sendiri sudah dapat digunakan secara langsung
tanpa harus dijadikan arang terlebih dahulu. Tetapi, penggunaan bio massa
secara langsung ternyata kurang efisien. Sebagai contoh, pada penggunaan
kayu sebagai bahan bakar, energi yang terpakai kurang dari 10%. Selain itu,
pembuatan bioarang dapat meningkatkan energi yang dihasilkan. Sebagai
gambaran, energi yang dihasilkan dari pembakaran kayu hanya 3.300 kkal/kg,
sedangkan energi yang dihasilkan dari pembakaran bioarang dapat mencapai
5.000 kkal/ kg.
Dibandingkan arang biasa bioarang memiliki beberapa kelebihan antara
lain :
1. menghasilkan panas pembakaran yang lebih tinggi,
2. asap yang dihasilkan lebih sedikit,
3. bentuk dan ukuran seragam karena dibuat dengan alat pencetak,
4. dapat tampil lebih menarik karena bentuk dan ukurannya dapat, disesuaikan
dengan keinginan pembuatnya, serta
5. menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan masalah lingkungan,
bahkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan
kotoran ternak.
Selain memiliki kelebihan, bioarang juga ada kekurangannya yakni sebagai
berikut.
1. Biaya pembuatan bioarang relatif lebih mahal dibandingkan arang biasa.
Namun, hal ini dapat diatasi dengan pembuatan bioarang dalam skala yang
relatif besar sehingga biaya per unitnya dapat ditekan.
2. Cara memulai pembakaran bioarang lebih sulit dibandingkan arang biasa.
Namun, kesulitan ini dapat diatasi dengan penetesan minyak tanah atau
spiritus pada bioarang.
Seri Kewirausahaan 45
a. Membuat Kerangka dudukan
Yang dimaksud dengan kerangka dudukan di sini yaitu bagian yang nantinya
digunakan untuk menyangga mesin secara keseluruhan. Oleh karena itu, bagian
ini perlu dibuat dari bahan yang agak kuat. Kerangka dudukan terdiri dari dua
bagian, yaitu dasar dudukan dan tiang penyangga. Tahap pengerjaannya
sebagai berikut,
Buatlah terlebih dahulu 2 buah potongan balok kayu untuk dudukan dasar
kiri dan kanan dengan ukuran 70 cm. Kemudian buatlah pada masing-masing
balok tersebut 4 lubang dan cekukan penyambungan seperti terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 4.1
Pembuatan balok dudukan.
Gambar 4.2
Ukuran balok penopang.
Gambar 4.3
Ukuran balok penopang.
Gambar 4.4
Ukuran balok untuk tiang depan.
Kemudian buat pula 2 buah potongan balok kayu untuk tiang tengah dengan
panjang 64,5 cm. Dan pada masing-masing balok tersebut buatlah 3 buah
lubang dan cekukan penyambungan. Perhatikan gambar berikut.
Gambar 4.5
Ukuran balok untuk tiang tengah.
Seri Kewirausahaan 47
Untuk tiang bagian belakang, buatlah 2 buah potongan balok kayu dengan
panjang 55,5 cm. Dan pada masing-masing balok tesebut, buatlah 2 buah
lubang dan cekukan penyambungan, seperti tampak pada gambar berikut!
Gambar 4.6
Ukuran balok untuk tiang belakang.
Gambar 4.7
Bentuk rangkaian keenam tiang penyangga.
Gambar 4.8
Cara Membuat Corong
pemasukan.
Gambar 4.9
Rangkaian keempat
potongan seng.
Seri Kewirausahaan 49
Gambar 4.9
Cara Membuat Saluran
pemasukan ke 1.
Gambar 4.10
Cara Membuat Saluran
pemasukan ke 2.
Gambar 4.11
Cara Membuat Saluran
pemasukan ke 3.
Gambar 4.12
Rangkaian ke enam papan tersebut.
Gambar 4.12
Cara Membuat Ruang
pencetak ke 1.
Buatlah pula 2 buah empat persegi panjang dari papan berukuran 19,5 x 9
cm untuk penutup bagian depan atas dan depan bawah.
Seri Kewirausahaan 51
Gambar 4.13
Cara Membuat Ruang pencetak ke 2.
Gambar 4.14
Cara Membuat Ruang pencetak ke 3.
Gambar 4.15
Cara Membuat Ruang pencetak ke 3.
Gambar 4.17
Cara Membuat Ruang pencetak ke 5.
Masukkan kaleng tersebut ke dalam kotak yang telah dibuat dengan posisi
lubang kaleng tepat di tengah-tengah lubang kotak. Isilah ruang antara kaleng
dan kotak dengan adonan semen sehingga saling merekat seperti tampak pada
gambar berikut.
Gambar 4.18
Cara Membuat Ruang
pencetak ke 5.
Seri Kewirausahaan 53
d. Cara Membuat Penarik bahan
Bagian ini berfungsi untuk memindahkan bahan yang berupa kotoran ternak
yang telah jatuh dari corong pemasukan dan berada di saluran pemasukan ke
ruang pencetakan sehingga siap dipres (dicetak). Alat ini berupa papan yang
dapat ditarik dari depan ke belakang dan sebaliknya. Ketika alat ini ditarik,
kotoran akan berpindah dari saluran pemasukan ke ruang pencetakan.
Sebaliknya, setelah dikembalikan ke posisi semula, kotoran jatuh dari corong
pemasukan ke saluran pemasukan.Berikut langkah-langkah pembuatannya.
Buatlah gagang penarik dari balok kayu dengan ukuran 91 x 20 cm.dengan
bentuk seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 4.19
Cara Membuat Penarik bahan
ke 1.
Buat pula balok penarik dari kayu berbentuk empat persegi panjang
berukuran 34 x 15 cm.
Gambar 4.20
Cara Membuat Penarik
bahan ke 2.
Gambar 4.21
Cara Membuat Penarik bahan ke 3.
Gambar 4.22
Cara Membuat Penarik bahan ke 4.
Gambar 4.23
Cara Membuat Penarik bahan ke 5.
Gambar 4.24
Cara Membuat Ruang
pengambilan briket ke 1.
Seri Kewirausahaan 55
Buat pula sebuah empat persegi panjang dari papan berukuran 40 x 24,5
cm. Buatlah lubang berupa bujur sangkar berukuran 14 x 14 cm dengan posisi
5 cm dari salah satu sisinya (posisi lubang tepat di tengah lubang pencetak).
Gambar 4.25
Cara Membuat Ruang
pengambilan briket ke 2.
Gambar 4.26
Cara Membuat
Ruang pengambilan
briket ke 3.
Gambar 4.27
Cara Membuat Ruang
pengambilan briket ke 4.
Gambar 4.28
Cara Membuat Tangkai
tuas.
Gambar 4.28
Cara Membuat pegangan.
Seri Kewirausahaan 57
Gambar 4.29
Rangkaian kesemuanya
dengan menggunakan
as.
Gambar 4.30
Cara Membuat Silinder
penekan.
Buatlah dasar dudukan dari balok kayu berbentuk seperti huruf “U”
dengan tinggi 13 cm. Pada sisi bagian celahnya diberi lubang untuk
pemasangan as.
Gambar 4.31
Dasar dudukan balok.
Gambar 4.34
Ukuran balok kayu.
Gambar 4.35
Cara memasukkan semen ke
paralon.
Seri Kewirausahaan 59
Sisi paralon yang ada kayunya dirangkaikan dengan sebuah lingkaran
kayu yang telah dibuat dengan cara dipaku.
Gambar 4.36
Cara merangkai kayu dan
paralon.
Gambar 4.37
Cara merangkai kayu dan
paralon.
Gambar 4.38
Cara membuat tangkai
pedal.
Buat tangkai penghubung dari balok kayu berbentuk seperti huruf “Y”
terbalik dengan 3 buah lubang as, tingginya sekitar 42 cm.
Gambar 4.39
Cara membuat tangkai
penghubung.
Buat pula tangkai injak dengan panjang 70 cm yang diberi dua buah
lubang untuk pemasangan as. seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 4.40
Cara membuat tangkai
injak.
Seri Kewirausahaan 61
Rangkaikan ketiga bagian tersebut dengan menggunakan as, tepat
seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 4.41
Rangkaian ke tiga bagian
tersebut.
Gambar 4.42
Cara membuat dasar dudukan.
Gambar 4.43
Cara membuat kubus.
Gambar 4.44
Cara membuat dasaran.
Gambar 4.45
Alat pencetak briket bioarang.
Seri Kewirausahaan 63
2. Membuat Alat pemanas
Briket yang dihasilkan dari alat pencetak belum menjadi bioarang. Hasil tersebut
baru setengah proses pembuatan bioarang. Proses selanjutnya adalah
memanaskan briket atau kotoran ternak yang telah dicetak menjadi bentuk yang
menarik dengan membakarya dalam kondisi tanpa udara (pirolisis). Untuk
keperluan ini, diperlukan suatu alat lagi berupa alat pemanas. Alat ini dapat
dibuat secara sederhana dari drum bekas.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan alat pemanas antara lain
a. drum bekas (yang kecil) berukuran tinggi sekitar 52 cm sebanyak 1 buah,
b. plat besi dengan ukuran 65 x 10 cm,
c. besi (kawat) berdiameter 0,3 cm dengan panjang 5 m,
d. besi berdiameter 0,8 cm dengan panjang 4 m,
e. pipa besi berdiameter 2 cm dengan panjang 5 cm,
f. engsel 2 buah, dan g. pegangan 1 buah.
Gambar 4.47
Pemasangan engsel.
Gambar 4.48
Pembuatan lubang diatas
drum.
Gambar 4.49
Pembuatan lubang diatas drum.
Gambar 4.50
Pembuatan lingkaran besi.
Seri Kewirausahaan 65
Buatlah potongan-potongan kawat untuk
dipasangkan pada lingkaran-lingkaran tersebut
dengan jarak antar kawat sekitar 1,5 cm sehingga
menjadi angsang untuk meletakkan briket.
Pasanglah angsang yang telah terbentuk di dalam
drum dengan bersusun dari bawah ke atas. Untuk
Gambar 4.51
menguatkan, dapat dilakukan pengelasan. Jika
Pembuatan potongan-
potongan kawat. diperlukan, dapat dipasang 3 buah kaki dari besi
dengan pengelasan.
Gambar 4.52
Pemasangan angsang.
Gambar 4.53
Bentuk lengkap Alat pemanas
briket.
Gambar 4.54
Cara memasukkan
kotoran ternak.
Tekan pedal dengan kaki dan tarik tuas bagian atasnya ke atas, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 4.55
Cara menekan pedal.
Seri Kewirausahaan 67
Gambar 4.56
Cara menarik penarik bahan.
Gambar 4.57
Cara menekan tuas.
Gambar 4.58
Cara menekan pedal.
Gambar 4.59
Pengeringan briket.
Gambar 4.60
Pengeringan briket
dengan cara
dimasukkan ke
dalam tungku.
Gambar 4.61
Peroses
pemanasan dalam
tungku.
Seri Kewirausahaan 69
Proses pirolisis ditandai dengan timbulnya asap mengepul dari cerobong
asap yang semakin lama semakin banyak. Seperti ditunjukkan pada gambar
berikut!
Gambar 4.62
Proses pirolisis.
Setelah asap mencapai kondisi terbanyak, kompor atau tungku diambil dan
biarkan proses pirolisis berlangsung terus.
Gambar 4.63
Kompor atau
tungku.
Setelah asapnya habis, pintu alat pemanas dibuka dan briket yang masih
membara disemprot dengan air.Perhatikan caranya pada gambar berikut ini!
Briket yang telah menjadi arang dikeluarkan dari alat pemanas, kemudian
dikeringkan di bawah panas matahari.
Gambar 4.65
Proses selanjutnya dipanaskan.
Seri Kewirausahaan 71
digunakan sebagai bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar minyak
maupun arang kayu.
Meskipun pada dasarnya bioarang dapat digunakan dengan berbagai
macam cara, tetapi untuk menghemat energi dapat digunakan tungku hemat
energi yang sesuai untuk penggunaan bioarang. Tungku ini terbuat dari tanah
liat seperti yang digunakan untuk pembuatan gerabah.
Tungku terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas
berbentuk tabung dengan tinggi 15 cm dan dia-meter 15 cm. Bagian ini
merupakan tempat pembakaran bioarang dan tempat meletakkan panel, ketel,
atau peralatan memasak lainnya. Pada batas antara bagian atas dan bawah
terdapat lubang-lubang kecil untuk menjatuhkan abu dari bagian atas dan tempat
pemasukan udara dari bawah ke atas.
Bagian bawah berbentuk setengah bola dengan tinggi 15 cm dan diameter
30 cm. Bagian ini berfungsi untuk menampung dan mengambil sisa
pembakaran (abu). Selain itu, bagian bawah juga berfungsi untuk pemasukan
udara pembakaran dari luar ke tungku dengan adanya lubang pengambilan
abu. Selain itu, lubang ini juga dapat berfungsi untuk memadamkan tungku.
Caranya dengan menutup lubang ini sehingga udara dari luar tidak dapat masuk.
Dengan tidak adanya udara, dengan sendirinya api akan padam. Bentuk tungku
ini dapat anda lihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.66
Tungku hemat energi untuk penggunaan bioarang
sebagai bahan bakar
Seri Kewirausahaan 73
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Burhani, Petunjuk Teknis Pembuatan Alat Pembangkit Gas Bio
(Jakarta: Direktorat Bina Produksi Peternakan, Direktorat Jenderal
Peternakan, 1984).
Sahidu, Sirajuddin, Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi, (Jakarta: Penerbit
Dewaruci Press, 1983).
Seran, J.B., Bioarang untuk Memasak (Yogyakarta: Liberty, 1990).
Seregeg, I Gede, Pengelolaan Tinja Ternak dan Eceng Gondok dengan
Bioteknologi untuk Meningkatkan Kesehatan Lngkungan Menghasilkan
Pupuk dan Energi Gas Bio, Tesis (Bogor: Fakultas Pasca Sarjana IPB,
1986).
Sujatmaka, “Kotoran Domba Juga untuk Pupuk”, Trubus No. 217, Desember
1987.
_____ “Kotoran Sapi sebagai Pupuk”, Trubus No. 215, Oktober 1987.
_____ “Pupuk Organik Kotoran Ayam”, Trubus No. 211, Juni 1987.
Soeminto, Bagyo, “Pupuk Kandang”, Asri Juli 1987.
Widarto, L dan Suryanta, Membuat Bioarang Dari Kotoran Lembu (Yogyakarta:
Kanisius, 1995).