Anda di halaman 1dari 1

Ibrah 167

Bulir Ibrah dan Hikmah


Dinukil dan diselia dari
tulisan Chuyakasim, 17 April 2016

Ternyata orang yang paling tenang hidupnya, bukan orang yang paling kaya. Karena dia sudah nggak perlu
lagi mikirin “besok makan apa ya?” “Ini belum dibayar, itu belum dibayar..”
Tapi kenyataannya, justru mereka yang punya harta melimpah. Jauh dari ketenangan, penuh ketakutan. Takut sakit,
Asuransi kesehatan. Takut mati, asuransi jiwa. Takut mobil hilang, asuransi kendaraan. Takut rampok, satpam 24
jam. Ke mana-mana diantar bodyguard.
Betul kata Ustadz Syafiq, "Antum liat, ada nggak tukang becak yang asuransiin becaknya? Padahal mungkin itu
harta dia satu-satunya..."
Bukan juga mereka yang hidupnya serba kekurangan. Karena tidak perlu ketakutan hartanya hilang dicuri.
Jika tanpa dibarengi ibadah kepada Allah, mereka pun tidak tenang hidupnya. Hari-harinya disi dengan mengeluh
dan dosa maka hidupnya pun resah.
Ustadz Oemar Mita dalam ceramahnya “Di antara tanda kebaikan adalah ketika kita belajar dari kesalahan orang
lain, kalau kita orang mukmin maka belajarlah dari penyesalan orang lain ketika mereka berkubang ke dalam dosa
dan maksiat. Sehingga hidupnya menjadi resah. Belajarlah dari penyesalan seorang mayit ketika sudah menutup
mata dan berkalang tanah, yang telah disampaikan oleh Allah sehingga kita bisa berproses menjadi lebih baik.”
Jadi dosa adalah sebab keresahan hidup. Orang yang hidupnya dipenuhi keresahan (tidak tenang) bukan
orang yang paling kaya, ataupun yang paling miskin. Tapi yang paling banyak dosanya.
Sehingga orang yang paling tenang hidupnya adalah orang yang paling takut kepada Allah, yang dengan itu
membuatnya terus beramal saleh.
Orang yang paling takut kepada Allah di dunia adalah orang yang paling tenang ketika menghadap Allah,
bahkan ketika dia baru menutup mata. Ketika jenazahnya dibawa, dia mengatakan kepada orang-orang yang
membawanya “Segerakan aku! Segerakan aku”
Sebaliknya, orang yang tidak takut kepada Allah didunia melabrak semua dosa dan maksiat adalah orang
yang paling ketakutan di Padang Mahsyar, bahkan ketika matanya baru tertutup dia berteriak kepada pemikul
jenazahnya. “Celaka! Kemana kalian akan membawaku?!”
Saking kerasnya teriakan sang mayit, Rasulullah shalallahu alayhi wasallam mengatakan, teriakannya
terdengar oleh seluruh mahluk, kecuali manusia. Karena kalau sampai manusia diberikan kemampuan untuk
mendengar jeritan si mayit, niscaya akan pingsan--karena begitu kerasnya ia menjerit.(HR Bukhari no.1314)
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang takut kepada-Nya.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab

Mari Berdoa :
‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َوِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِر يَن‬
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
(Al A’raf [7]: 23).
Aamiin

Anda mungkin juga menyukai