Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KONSENTRASI KEAHLIAN
BISNIS RETAIL

Untuk SMK Kelas XI-XII

Penyusun Dra. Indah Sulistyawati

(SMK NEGERI 9 SEMARANG )

2023
INFORMASIUMUM
IDENTITAS MATA PELAJARAN
SatuanPendidikan :SMK
Bidang Keahlian :Bisnis Manajemen
Program Keahlian : Pemasaran
Mata Pelajaran :Konsentrasi Keahlian Bisnis Retail
Kelas : XI
Fase :F
Guru/Fasilitator Mata Pelajaran :
Tahun Pelajaran : 2023-2024
Alokasi Waktu : 18 Jam Pelajaran x 4 Minggu

KOMPETENSI AWAL
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini Peserta
didik sudah memiliki kemampuan dasar tentang materi Pengelolaan Bisnis
Ritel.

INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Peserta didik memiliki kemampuan dalam menerapkan Memahami ruang


lingkup bisnis ritel menerapkan proses bisnis ritel (ordering, receiving, dan
selling), daily activity retail, melakukan promosi, menerapkan teknik
waralaba, melakukan stock opname, dan menerapkan teknik memperoleh
modal usaha.
2. Peserta didik memiliki profil pancasila ditandai dengan
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak mulia
b. Gotong royong
c. Mandiri
d. Bernalar Kritis
e. Kreatif

SARANA / PRASARANA
1. Sarana:
a. Digital dan Nondigital berupa Buku paket, e-book , portal
pembelajaran, tautan edukasi di internet, surat kabar, majalah,
televisi, teks iklan di ruang publik.
b. Video pembelajaran diinternet
c. Lingkungan Belajar terdekat

2. Prasarana
a. Perangkat keras (LCD proyektor, PC , Laptop, Smartphone, Tablet,
Headset)
b. Perangkat lunak (Aplikasi pembelajaran : WhatsApp, Zoom, Gmeet,
GoogleClassroom, Media Sosial:Youtube,IG,dll)
c. Jaringan internet

TARGET PESERTA DIDIK

Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajardiKelas XI (Sebelas )


Konsentrasi Keahlian Bisnis Retail pada bidang keahlian SMK Bisnis dan
Manajemen.Target peserta didik adalah peserta didik reguler/tipikal dengan
jumlah maksimal per rombel 36 peserta didik.

MODA PEMBELAJARAN

 Model Pembelajaran : Problem Based Learning, Project Based Learning


 Moda Pembelajaran : - Pembelajaran di kelas
- Pembelajaran Lab.
- Pembelajaran di Teaching Factory
- Pembelajaran ke Industri dan UMKM
 Metode Pembelajaran : - Diskusi
- Presentasi
- Study kasus
- Simulasi
- Ceramah
- Observasi
- Praktik

KETERSEDIAAN MATERI
Materi disajikan dalam bentuk aktivitas pembelajaran (mengamati, menyimak,
membaca, bertanya, mencoba, berlatih, berdiskusi, presentasi, bermain peran,
menulis, atau lainnya) sehingga menghasilkan proses kognitif, afektif dan
psikomotorik yang membentuk karak tertediri:
 Membaca buku dan dokumen,menuliskan hasilnya secara mandiri melalui
proses luring
 Mengamati kegiatan pengelolaan bisnis ritel di teaching factory maupun di
lingkungan sekitar.
 Melakukan praktik pengelolaan bisnis ritel di teaching factory.
 Mengobservasi,menanyakan pengelolaan bisnis ritel konvensional dan
modern, melalui Kunjungan Belajar di IDUKA
 Penugasanproyeksederhanasecaraberkelompok
 Materi disajikan tidak hanya dalam bentuk teks,video pembelajaran, video
tutorial, dan gambar.

Jumlah Pertemuan: 12 x 6 JP
Alokasi Waktu : 1 JP = 45 menit
Jumlah : 72 JP x @45 menit (4 minggu)

Fase capaian pembelajaran : F5 – Pengelolaan Bisnis Ritel

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan ruang lingkup bisnis ritel secara tepat.
2. Peserta didik dapat menerapkan proses bisnis ritel dengan benar.
3. Peserta didik dapat menerapkan daily activity bisnis ritel secara lengkap.
4. Peserta didik melakukan promosi bisnis ritel sesuai kreatifitasnya.
5. Peserta didik dapat menerapkan teknik waralaba dengan benar.
6. Peserta didik dapat melakukan stock opname dengan teliti.
7. Peserta didik dapat menerapkan teknik memperoleh modal usaha dengan
tepat.
8. Peserta didik mampu menunjukan profil pelajar pancasila (untuk komponen
gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis)

Indikator keberhasilan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan ruang lingkup bisnis ritel.
2. Peserta didik dapat menerapkan proses bisnis ritel
3. Peserta didik dapat menerapkan daily activity bisnis ritel
4. Peserta didik melakukan promosi bisnis ritel
5. Peserta didik dapat menerapkan teknik waralaba
6. Peserta didik dapat melakukan stock opname
7. Peserta didik dapat menerapkan teknik memperoleh modal usaha
8. Peserta didik mampu menunjukan profil pelajar pancasila (untuk komponen
Gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
2 x pertemuan (18 JP)

Tujuan Pembelajaran :
5.1. Peserta didik dapat menjelaskan ruang lingkup bisnis ritel secara tepat.
5.2. Peserta didik dapat menerapkan proses bisnis ritel dengan benar.
5.3. Peserta didik dapat menerapkan daily activity bisnis ritel secara lengkap.

Lembar Kerja Peserta Didik


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia memerlukan barang dan jasa
dalam memenuhi kebutuhannya. Konsumen tidak harus mencari produsen
untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan, namun bisa mendapatkannya
dengan membeli di toko, pedagang kaki lima, minimarket, supermarket, serta
penyedia barang dan jasa lainnya. Petani, nelayan, perusahaan penghasil
barang dan jasa yang disebut dengan produsen tidak harus menemui konsumen
secara langsung untuk bisa menjual produknya. Bisnis ritel merupakan pihak
yang berperan sebagai perantara yang menghubungkan kepentingan konsumen
dan produsen. Bisnis ritel merupakan bisnis yang lingkup kegiatannya
melayani penjualan barang maupun jasa yang diperoleh dari produsen atau
distributor kepada konsumen akhir. Ritel membeli barang dalam kuantitas
besar yang kemudian memecahnya ke dalam bagian yang lebih kecil sehingga
meringankan beban konsumen. Bisnis ritel hadir dalam membantu konsumen
untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh barang dan jasa.

Berdasarkan penjelasan di atas, lakukan kegiatan berikut!


1. Lakukan observasi usaha yang ada di sekitar lingkungan tempat
tinggal.
2. Lakukan identifikasi apakah usaha tersebut merupakan usaha ritel
atau bukan dengan mencantumkan tanda centang (v) pada kolom
yang sesuai.
3. Berikan penjelasan atas alasan jawabannya!
Hasil observasi kalian cantumkan dalam kolom berikut!
LEMBAR HASIL OBSERVASI

NAMA: KELAS/ABSEN:
NAMA
NO SUPPLIER GROSIR RETAIL PENJELASAN
USAHA
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
 Salam, berdo’a, presensi.
 Apersepsi; tanya jawab pengalaman dalam berinteraksi dengan bisnis
ritel.
 Penyampaian Tujuan Pembelajaran, dan teknis pembelajaran serta kriteria
evaluasi.
 Motivasi: Penyampaian manfaat mempelajari materi.
Kegiatan Inti
 Studi literatur
 Penjelasan guru
 Proyek kegiatan obervasi individu dan pembuatan laporan observasi
 Presentasi hasil observasi
Kegiatan Penutup
 Kesimpulan bersama siswa
 Refleksi
 Penyampaian kegiatan yang akan datang yaitu materi proses dan daily
activity bisnis ritel.
 Salam penutup.

Materi Pembelajaran
A. Ruang Lingkup Bisnis Ritel
1. Pengertian
Secara umum semua aktifitas yang memproduksi maupun
menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari merupakan bentuk dari bisnis. Menurut Griffin dan Ebert (2010),
“bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan”.
Bisnis adalah kegiatan yang dapat menimbulkan atau
meningkatkan nilai tambah suatu produk yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat baik yang dilakukan oleh individu
dan atau sekelompok orang (organisasi) dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
Ritel berasal dari bahasa Perancis “ritellier”, yang berarti
memotong atau memecah sesuatu. Ritel memecah atau mengubah
produk yang dibeli dari produsen atau distributor dari kuantitas da
partai besar besar menjadi kuantitas yang lebih kecil untuk dijual secara
eceran sesuai kebutuhan dan kemampuan konsumen sasaran.
Berman dan Evans (2010) menyatakan bahwa “Ritel adalah suatu
usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada
konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan
rumah tangga”.
Sedangkan menurut Kottler (2012) “Ritel adalah penjualan eceran
meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa
pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan
bisnis”.
Dan Levy dan Weitz (2001) menjelaskan bahwa “Ritel adalah satu
rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa
yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah
tangga”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa;

Ritel adalah suatu kegiatan penyaluran produk berupa barang atau


jasa secaraeceran dan langsung kepada konsumen akhir untuk
pemenuhan kebutuhannya.

Penjual ritel disebut dengan penjual eceran karena mereka


menjual produk secara satuan.Pengusaha ritel membeli produk dalam
partai besar dari produsen atau distributor untuk dijual kembali kepada
konsumen akhir dalam satuan yang lebih kecil.
Berman dan Evans (2010) menjelaskantiga karakteristik
retailing, yaitu:
a. Small Average Sale
Memiliki rata-rata tingkat penjualan yang relatif kecil karena
melayani konsumen denganjumlah pembelian yang kecil sesuai
dengan kebutuhan pribadinya.
b. Impulse Purchase
Dalam toko ritel, banyak pembelian yang dilakukan merupakan
pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Konsumen
membeli produk karena penawaran dari penjual atau memanfaatkan
program promosi yang diberikan toko.
c. Popularity Of Stores
Toko yang yang terkenal dan memiliki image yang baik bagi
konsumen akan memiliki pelanggan yang banyak dengan tingkat
kunjungan yang tinggi sehingga pendapatan yang diperoleh juga
akan tinggi.
KEGIATAN BELAJAR 2
2 x pertemuan (18 JP)

Tujuan pembelajaran
5.2.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan proses
dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.2.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan daily
activity dalam bisnis ritel dengan benar.

Berdasarkan gambar di atas, lakukan observasi terhadap salah satu


bisnis ritel yang ada di lingkungan sekitarmu!
1. Menurut pengamatanmu bagaimana proses kegiatan yang terdapat
dalam bisnis ritel?
2. Apa saja kegiatan sehari-hari yang rutin dikerjakan di sebuah bisnis
ritel?
NAMA BISNIS RITEL :
ALAMAT :
PROSES DALAM BISNIS RITEL KEGIATAN RUTIN SEHARI-HARI

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Pendahuluan
 Salam, berdo’a, presensi.
 Apersepsi; tanya jawab tentang kegiatan bisnis ritel.
 Penyampaian Tujuan Pembelajaran, dan teknis pembelajaran serta kriteria
evaluasi.
 Motivasi: Penyampaian manfaat mempelajari materi.
Kegiatan Inti
 Studi literatur
 Penjelasan guru
 Proyek kegiatan obervasi individu dan pembuatan laporan observasi
 Presentasi hasil observasi
Kegiatan Penutup
 Kesimpulan bersama siswa
 Refleksi
 Penyampaian kegiatan yang akan datang yaitu materi waralababisnis ritel.
 Salam penutup.
Materi Pembelajaran
A. Peran dan Fungsi Bisnis Ritel
1. Peran Bisnis Ritel
Bagi pihak konsumen maupun produsen, usaha ritel berperan penting
dalam kegiatan perekonomian. Peran bisnis ritel bagi produsen
meliputi;
a. Pihak yang memiliki keahlian dalam hal menjual produk yang
dihasilkan produsen.
b. Ujung tombak produsen sebagai penentu keberhasilan pemasaran
produknya.
c. Sumber informasi untuk mengetahui posisi produk dan konsumen
dari produknya.
Sedangkan peran bisnis ritel bagi pihak konsumen adalah;
a. Membantu konsumen dalam mendapatkan suatu produkyang
dibutuhkan.
b. Mempermudah konsumen dalam memilih dan membandingkan
spesifikasi, keunggulan dan kelemahan barang atau jasa yang
ditawarkan.
c. Menjamin harga jual produk sehingga bisa bersaing dengan produk
lain dankonsumen puas.
d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat.
e. Memungkinkan produksi massal karena produk sudah
didistribusikan melalui pengecer yang menyebar di berbagai
wilayah.
Bisnis ritel berperan sebagai pihak akhir dari suatu rangkaian
kegiatan ekonomi secara keseluruhan mulai dari produksi barang atau
jasa sampai dengan distribusi ke konsumen akhir. Ritel memastikan
hubungan timbal balik antara produsen dan konsumen, menyerap tenaga
kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Final
Manufacturer Wholesaler RETAILER
Consumer

Gambar 1.2. Peran Retailer


Sumber: Indah Sulistyawati (Dokumen Pribadi)

2. Fungsi Bisnis Ritel


Fungsi utama dari ritel adalah dapat meningkatkan nilai barang
dan jasa yang dijual ke konsumen dan mempermudah penyaluran
produkyang dihasilkan produsen. Dalam meningkatkan nilai barang
dan jasa yang dijual tersebut, maka fungsi bisnis ritelsecara spesifik
adalah sebagai berikut:
a. Pembelian dan penyimpanan barang, yaitu melakukan pengadaan
barang dari produsen dalam partai besar dan menyimpannya untuk
dijual ke konsumen akhir.
b. Pemindahan hak milikproduk kepada konsumen akhir.
c. Pemberian informasi tentang spesifikasi, cara penggunaan, serta
layanan tambahan suatu produk.
d. Memberikan kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan
barang di lokasi terdekat dan nyaman.
e. Memberikan kemudahan konsumen dalam memilih produk.
f. Memecah, yaitu menyediakan produk dengan jumlah dan ukuran
yang lebih kecil.
g. Meningkatkan nilai produk dengan tampilan yang lebih menarik.
h. Memberikan layanan jasa yang dibutuhkan konsumen atas produk
yang dijual.
i. Memberikan layanan purna jual dan menangani komplain dari
konsumen.
j. Pengelola bisnis ritel dapat melayani penjualan kredit atau sewa
kepada konsumen sehingga lebih mudah dan lebih terjangkau bagi
konsumen.
B. Kelebihan dan Kelemahan Bisnis Ritel
1. Kelebihan Usaha Ritel
Usaha ritel memiliki kelebihan diantaranya;
a. Memerlukan modal yang relatif kecil tapi bisa menghasilkan
keuntungan yang tinggi.
b. Umumnya lokasi usaha ritel strategis karena pebisnis akan
mencari lokasi yang dekat dengan konsumen dan mudah
terjangkau serta memberikan kenyamanan bagi konsumen.
c. Hubungan antara penjual ritel dengan pelanggan cukup dekat,
karena konsumen dapat berkomunikasi termasuk menyampaikan
keluhan secara langsung kepada penjual.
d. Sebagian konsumen berusaha menerapkan strategi-strategi
pemasaran yang mencakup penambahan variasi produk,
pemberian pelayanan prima, mempertahankan kualitas barang,
memberikan layanan antar, memberikan potongan harga, bonus,
hadiah,sertamemberikan kesempatan konsumen untuk melakukan
perbandingan harga di toko ritel lain.
2. Kekurangan Usaha Ritel
Usaha ritel juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah;
a. Perhatian pemerintah yang rendah terhadap pengelolaan bisnis
ritel skala kecil.
b. Kurangnya kesadaran peritel dalam melakukan kegiatan
administrasi. Kegiatan administrasikurang menjadi perhatian
peritel sehingga pemantauan dan pengendalian usaha lemah.
c. Promosi peritel tradisional masih sederhana dan kurang
maksimal. Mereka kurang memiliki program promosi yang
bervariasi dan menarik.
d. Seringkali peritel membayar pemasok secara tunai sehingga
resiko yang dipikul besar terkait barang yang kedaluwarsa atau
barang yang sudah tidak sesuai dengan trend yang ada yang
biasanya dialami oleh pedagang ritel tradisional skala kecil.
e. Peritel berskala kecil tradisional kurang memperhatikan keahlian
dalam mengelola bisnis.

C. JENIS RITEL
Berikut ini disampaikan beberapa jenis ritel jika ditinjau dari berbagai hal:
1. Berdasarkan Tipe kepemilikan (type of ownership)
Dilihat dari tipe kepemilikannya, ritel dapat diklasifikasikandalamtiga
jenis, yaitu :
a. Independent retail firm yaitu tokoeceran yang kepemilikan modal dan
pengelolaanya dilakukan sendiri atau independendan tanpa ada
kerjasama dengan pemodal atau pengelola lain.
b. Waralaba (franchising) retail, yaitu bisnis ritel yang pengelolaannya
melibatkan perusahaan pemilik merk usaha tertentu (franchisor) yang
memberikan hak istimewa kepada pihak lain (franchisee) untuk
melakukan usaha sesuai ketentuan dan sistem tertentu pada tempat dan
waktu sesuai perjanjian yag disepakati.
c. Corporate chain retail,yaitujenis ritel yang yang tergabung dalam suatu
manajemen yang terdiri dari dua atau lebih dalam hubungan pusat dan
cabang milik pemodal individu ataupun kelompok.
2. Berdasarkan Produk Yang Dijual
Terdapat dua jenis bisnis ritel jika dilihat dari produk yang dijual, yaitu;
a. Service Retailing, ritel yangmenjual jasa atau layanan langsung kepada
konsumen akhir. Terdapat tiga jenis service retailing, yaitu
1) Rented Goods Services
Konsumenmenikmati layanan penyewaan dan mamakai suatu
produkdengan membayar tarif tertentu selama periode tertentu yang
kepemilikan produknya tetap di pihak retailer.
2) Owned Goods Services
Jenis ritel menggunakan podukmilikkonsumen yang diperbaiki atau
dikembangkan (upgrade)oleh peritel untuk kepentingan konsumen.
Dalam owned-goods servicesbisa dilakukan perubahan fisik maupun
non fisik pada produk.
3) Non Goods Service
Ritel jenis ini menyediakan jasa personal kepada para konsumen
dengan peralatan dan barang yang digunakan merupakan milik retailer
dan bersifat membantu dalam memberikan pelayanan prima kepada
konsumen.

Gambar 1.4. Layanan Jasa Salon Kecantikan


Sumber: Bowo Ari Sucipto/
https://www.antarafoto.com/mudik/v1528357246/permintaan-jasa-salon-
kecantikan

b. Product Retailing
Ritel yang menawarkan produk berupa barang kepada konsumen akhir baik
itu satu jenis maupun berbagai jenis kategori.
3. Menurut Teknik Pemasaran
a. In-Store Retailing; ritel yang memberikan layanan penjualan kepada
pembeli dalam area toko lengkap dengan segala peralatan dan fasilitas
yang ada. Dalam kategori ini toko ritel dapat dikelompokkan atas :
1) Specialty Merchandisers
a) Single line store, yaitu toko ritel yang menawarkan satu lini
produk barang dengan banyak pilihan sesuai segmen pasar
yang dipilih seperti toko mebel atau furniture, toko perhiasan,
toko buku, toko elektronik dan sebagainya.
b) Limited line stores, yaitu toko ritel yang menjual barang dalam
kategori single-linesehingga barang dagangan yang ditawarkan
lebih sempit dan lebih dalam dibandingkan single line,
misalnya toko sepatu pada kategori toko pakaian.
c) Specialty shop, yaitu kategori toko single-line yang memiliki
barang dengan lini produk paling sempit namunterdapat
pilihan paling banyak dalam lini produk sesuai kebutuhan
pasar sasaran yang dilayani.

Gambar 1.5.: Specialty Shop


Sumber: Michael Elkan/
http://bakerydisukunmalang.blogspot.com/2018/02/085100400025-bakery-di-
sukun-malang.html

2) General Merchandisers
a) General store, merupakan toko yang menawarkan produk
dengan lini yang luas namun pilihan yang lebih sedikit dari
pada single line. Toko ini merupakan toko non departement
sehingga barang yang dijual lebih beraneka ragam dan
penempatannyakurang menunjukkan lini yang jelas.
b) Variety Store, merupakan toko ritel yang menawarkan barang
dagangan dengan banyak kategori dengan pilihan produk yang
terbatas. Harga jual yang ditetapkan dalam format toko ritel
tidak terlalu mahal, seperti Alfamart, Alfamidi, Alfa Express,
Indomaret yang kemudian berkembang dengan menyediakan
produk lebih beragam.
c) Departement store.Suatu ritel modern berskala besar yang
pengelolaannya terbagi menjadi beberapa departemen yang
menjual barang kategori fashion dan peralatan rumah tangga
yang berbeda-beda. Contohnya seperti Ramayana, Robinson,
dan sebagainya
3) Mass Merchandisers
a) Supermarket
Bentuk ritel modern yang operasinya cukup besar, biaya
rendah, margin rendah, volume penjualan tinggi dan produk
dikelompokkan berdasarkan lini produk, serta self service. Toko
ritel ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan
produk kelompok food dan kelompok non food.
Terdapat supermarket yang berbentuk warehouse yang menjual
produk manufaktur bermerek dengan menyediakan seluruh item
produk. Selain itu, juga ada yang berbentuk box-stores yaitu
seepertiwarehousenamunjenis dan jumlah persediaan barangnya
lebih sedikit. Supermarket menekankan interior yang lebih
menarik, produk makanan yang beragam dan pelayanan yang
lebih prima.
b) Superstores
Merupakan toko ritel modern yang lebih besar daripada
supermarket konvensional, barang dagangan jauh lebih beragam
untuk semua lini produk termasuk layanan jasa yang lain lebih
kompleks seperti perbankan, massage center, penjualan grosir,
kecantikan, kesehatan, toys dan sebagainya. Ritel ini
menerapkan system One Stop Shopping (OSS). Kontribusi
margin tinggi biasanya diambil dari item produknon-food dan
untukfast-foodbisa lebih besar lagi.
c) Combination stores
Merupakan toko ritel yang menggabungkan antara food store
dengan drugstore yang lebih besar dari pada superstore, di mana
pelayanan dan ragam barang dagangan lebih bervariasi.
Setengah area penjualan digunakan untuk display item non food.
d) Hypermarkets
Toko eceran yang menjual jenis barang dagangan dengan jumlah
yang lebih dari 50.000 item dan banyak jenis produk. Toko ini
mengkombinasikan bentuk toko discount, supermarket dan
warehouse store. Produk yang dijual meliputi barang sistem
grosir, otomotif, bahan bangunan, furniture. Tenaga penjual
lebih sedikit, tampilan display bagus, diskon besar, dan
memberikan tambahan penawaran seperti bakery, bank, beauty
center, cafeteria.Contohnya antara lain hypermarket giant,
hypermarket hypermart dan hypermarket Carrefour.
e) Discount stores
Toko ritel jenis ini memiliki volume penjualan yang besar, self
service, departemental, variatif product dan mark-up rendah
karena perputaran (turn over) barang yang tinggi merupakan
tujuannya. Barang terstandar baik dari sisi kualitas maupun
merk secara nasional, harga murah, dan pemberian diskon.
Produk yang ditawarkan meliputi perabot rumah (furniture),
photography, accessories, fashion.
f) Warehouse Showrooms
Merupakan ritel diskon yang menyediakan sejumlah tempat
yang disewakan untuk berbagaicounter mandiri dengan volume
tinggi dan harga rendah. Fasilitas memiliki dengan standar sama
diberikan untuk semua counter. Lokasi, mekanisme dan
otomatisasi operasi membantu dalam penekanan biaya.
g) Catalog Showrooms
Ritel inimenjual banyak pilihan produk yang bermerek, mark-up
tinggi, perputaran cepat dan harga diskon. Toko ini merupakan
toko diskon dengan memberikan fasilitas kepada pelanggan
berupa catalog yang dikirim ke rumah pelanggan sehingga
pelanggan dapat membandingkan kualitas atau harga produk
sebelum datang ke toko. Barang yang dipamerkan biasanya
dijual dengan harga yang rendah dalam jenis dan jumlah yang
terbatas. Layanan tenaga penjual relatif sedikit diperlukan
karena pelanggan telah mengetahui lebih banyak tentang produk
yang dijual.

Gambar 1.6.: Salah satu bentuk Catalog Showroom


Sumber: Lila Intana/
https://swa.co.id/swa/trends/marketing/toko-printer-ala-epson-
berkonsep-showroom-dan-edukasi

h) Warehouse Clubs
Toko ritel dengan volume penjualan yang besar (wholesaler
retail), cash and carry, memberikan pelayanan kepada individu
maupun lembaga baik bisnis ataupun non bisnis dengan
perputaran tinggi dan barang bermerk. Kuantitas pembelian
dalam jumlah yang besar dan harus menggunakan kartu member
atau kartu anggota.
Toko ini berbentuk gudang yang besar, interior kurang
diperhatikan, sedikit layanan penjual, tidak melakukan
pengiriman, tidak menerima kartu kredit. Tetapi harga sangat
murah yang berkisar antara 20% s/d 40% di bawah harga
swalayan atau toko diskon.
b. Non-Store Retailing; ritel yang memberikan layanan penjualan kepada
pembeli tanpa menggunakan area toko yang berupa;
1) Penjualan langsung (Direct Selling)
a) Penjualan satu-satu (one to one selling).
Penawaran, negosiasi, dan pelayanan dilakukan oleh seorang
penjual yang langsung melayani seorang pembeli.
b) Penjualan satu ke banyak (one to many/party selling).
Penjualan langsung ini dilakukan dengan cara seorang penjual
melayani beberapa pembeli, seperti saat melayani pembeli
dalam sebuah acara bersama.
c) Pemasaran bertingkat/jaringan (Multi Level Marketing).
Sistem pemasaran bertingkat dengan menjadikan pelanggan
sebagai bagian dari jaringan distribusi perusahaan.
2) Pengecer melakukan komunikasi, memberikan informasi,
memberikan penawaran produk dan membujuk ke calon konsumen
dengan menggunakan telepon (telemarketing) dan media
periklanan.
3) Katalog dan Pemasaran Surat Langsung. Perusahaan melakukan
pengiriman katalog produk kepada calon pembeli dalam
menawarkan produknya. Pemasaran dengan surat langsung ke
konsumen dilakukan dengan pengiriman penawaran produk dan
program-program perusahaan.
4) Mail Order Retailer (Layanan Pesan Antar).Bisnis ritel yang
memberikan layanan antar sesuai pesanan yang diterima surat
ataupun telepon. Perusahaan mengkompensasikan biaya
operasional toko dengan delivery service.Barang ditawarkan
dengan mengirimkan katalog produk ke konsumen melalui jasa pos
dan konsumen akan melakukan pemesanan termasuk pembayaran
juga menggunakan jasa pos.
5) Vending Machine
Teknik penjualan ritel yang melayani barang konsumsi kepada
konsumen akhir melalui layanan mesin secara otomatis. Konsumen
memasukkan sejumlah uang tertentu sesuai daftar harga yang
tertera dan barang yang dibeli akan keluar dari dalam mesin.Teknik
ini melayani penjualan secara langsung dan perorangan yang bisa
dilakukan di rumah, di tempat kerja, pusat perbelanjaan, fasilitas
umum tanpa tenaga penjualan.

Gambar 1.7.: Transaksi di vending machines


Sumber: Debby
Utomo/https://www.provoke-online.com/index.php/lifestyle/lifestylenews/7993-
5-vending-machine-unik-yang-kayaknya-asik-kalau-ada-di-indonesia

6) Television Home Shopping


a) Saluran Kabel Khusus untuk Home Shopping
Pebisnis menggunakan saluran TV kabel yang didesain khusus
untuk aktivitas home shopping.
b) Infomercials
Pebisnis ritel menyewa slot iklan dengan durasi yang panjang 5
– 15 menit dan bahkan 30 menit di sebuah stasiun TV untuk
menginformasikan dan melakukan demo penggunaan produk-
produk untuk dijual kepada konsumen melalui media televisi.
c) Direct Responsive Selling
Pebisnis ritel melakukan siaran langsung atas informasi dan
demo penggunaan produk melalui media TV dan konsumen
dapat berinteraksi secara langsung selama acara berlangsung.
Gambar 1.8.: Television Home Shopping
Sumber: Tvkuido/https://tvkuindo.net/2017/02/06/update-hola-home-shopping-di-
chinasat-11/

7) Electronic Shopping
Pemasaran produk dengan menggunakan jaringan internet) dan
perangkat komputer personal (PC) dan modem, atau smartphone
yang bisadioperasionalkan tanpa ada batasan waktu dan tempat.
4. Berdasarkan tipe keragaman barang yang dijual
a. Speciality Store yaituritel yang menjual barang dari satu jenis kategori
barang dengan rentang kategori yang sempit.
b. Grocery store yaitu ritel yang menjual sebagian besar barang-barang
groceriesdengan lebih dari 60% merupakan produk kebutuhan pribadi
harian.
c. Department store yaitu toko dengan produk yang dijual sebagian
besar adalah produkfashion dan branded item dengan pola konsinyasi
sejumlah lebih dari 80%.
d. Hyperstore yaitu toko yang menjual barang dagangan yang hampir
semuanya merupakan kebutuhan konsumen semua segmen pasar
dengan rentang kategori produk yang sangat luas.
Gambar 1.9.: Salah satu Departement Store
Sumber: BeritaSatu/https://www.beritasatu.com/nusantara/515054-warga-palu-
gembira-matahari-departement-store-sudah-buka-kembali.html

5. Berdasarkan luas area penjualan


a. Small Store yaitu ritel yang beroperasidi area penjualan dengan luas
kurang dari 100m2.
b. Mini market yaitu ritel yang beroperasidi area penjualan dengan luas
100m2sampai dengan 1.000m2.
c. Super Market yaitu ritel yang beroperasidi area penjualan dengan luas
1.000m2sampai dengan 5.000m2.
d. Hyper Store yaitu ritel yang beroperasidi area penjualan dengan luasdi
atas 5.000m2.
6. Berdasarkan skala usaha
Berdasarkan skala usaha, bisnis ritel terbagi atas dua jenis yaitu;
a. Ritel kecil
Usaha ritel skala kecil dapat dikelompokkan menjadi;
1) Ritel berpangkal
Lokasi yang digunakan bisnis ritel berpangkal ini ada yang
menetap dan ada yang tidak menetap.
a) Kios
b) Depot.
c) Warung.
d) Toko kecil.
2) Ritel tidak berpangkal
Bisnis ritel yang tidak memiliki lokasi khusus dalam melakukan
operasional usahanya dan biasanya menggunakan alat bantu seperti
roda dorong, sepeda, atau alat pikul.
a) Pedagang keliling.
b) Pedagang kaki lima
c) Pasar berwaktu.
b. Ritel besar
Ritel ini beroperasi dalam toko yang berukuran besar dan menawarkan
satu jenis barang atau berbagai jenis barang berskala besar kepada
sejumlah besar pelanggan. Peritel ini memberikan kenyamanan
berbelanja bagi pelanggan danmenyediakan barang kebutuhan sehari-
hari, fashion, alat tulis kantor, alat elektronik, dan juga barang impor.
7. Berdasarkan Bentuk Hukum
Berdasarkan bentuk hukum yang dimiliki, ritel terbagi atas;
a. Ritel Perorangan; ritel yang didirikan dan dikelola secara perorangan.
b. Ritel Kemitraan; ritel yang didirikan dan dikelola oleh beberapa orang
dalam ikatan kerja sama untuk mendapatkan keuntungan bersama.
c. Ritel Bentuk Perseroan Terbatas; ritel dalam bentuk Perseroan
Terbatas yang modalnya dalam saham baik yang bersifat privat
maupun publik.
8. Berdasarkan Sistem Manajemen
a. Ritel Tradisional; ritel yang pengelolaannya dilakukan secara
sederhana, baik yang terkait dengan manajemen, barang dagang,
lokasi, pelayanan, promosi, dan sebagainya.
b. Ritel Modern; ritel yang pengelolaannya dilakukan secara modern
baik dari sisi fisik maupun non fisiknya.
9. Berdasarkan Lokasi
Bisnis riteljika dilihat dari lokasinya, terbagi atas;
a. Strip development (mal strip), yaitu ritel yang berlokasi di lahan
komersial yang dikembangkan dengan akses langsung ke jalan dan
area parkir bagi semua orang.
b. Downtown central business districts, yaitu ritel yang beroperasional
di pusat bisnis dan komersial yang ada di suatu kota.
c. Shopping center, ritel yang berlokasidi kompleks atau sekumpulan
bangunan untuk perdagangan eceran atau ritel.

Gambar 1.10.: Salah satu Shopping Center sebagai lokasi retail


Sumber: Akaibara/https://ngalam.co/2016/02/17/daftar-mall-dan-pusat-
perbelanjaan-di-kota-malang/

10. Berdasarkan jenis pelayanan yang ditawarkan (amount of services)


a. Swalayan (Self Service Retailing); Toko ritel yang memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk melakukan sendiri dalam
mencari dan memilih barang yang akan dibeli.
b. Swapilih (Self Selection Retailing); Toko yang manapenjual terlibat
dalam proses menemukan suatu barang yang dibutuhkan
konsumendengan pelayanan yang tidak penuh.
c. Pelayanan Terbatas (Limited Services Retailing); Toko ritel yang
memberikan bantuan penjualan yang lebih banyak kepada
konsumen.
d. Pelayanan Penuh (Full Service Retailing); Toko ritel ini memberikan
pelayanan penuh kepada konsumen mulai dari mencari dan memilih
produk yang akan dibeli. Konsep toko ritel ini lebih banyak
ditemukan dalam ritel format tradisional.
11. Berdasarkan Strategi Penetapan Harga
Pengecer menetapkan strategi petapan harga yang berbeda-beda dalam
menawarkan produknya, ada yang menetapkan harga di bawah
pesaing, sama dengan pesaing atau di atas pesaing.Barang dengan
merek yang sama, setiap pengecer bisa saja menawarkan harga yang
berbeda dengan pesaing. Beberapa pengecer seperti specialty dan
department store menawarkan suatu produk dengan harga tinggi namun
disertai pelayanan tambahan. Pengecer lainlebih memilih menjual
produk dengan merek yang sama dengan harga yang sama pula dengan
pesaing atau bahka lebih rendah dari pesaing denga memberikan
pelayanan minimal.
KEGIATAN BELAJAR 3
2x pertemuan (18 jp)

TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep
waralaba dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan
waralaba dalam bisnis ritel dengan benar.

Lakukan studi literature (internet, buku, media massa) tentang;


1. Apa yang dimaksud dengan waralaba?
2. Apa kelebihan dan kelemahan bisnis waralaba?
3. Jelaskan jenis-jenis waralaba ?
4. Bagaimana prosedur dan teknik pendirian waralaba dalam bisnis ritel!
5. Bisnis apa saja yang kalian ketahui menggunakan sistem waralaba?

KEGIATAN BELAJAR 4
3x pertemuan (18jp)

TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep
promosi dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan teknik
promosi dalam bisnis ritel dengan benar.
5.4.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat melakukan promosi
baik secara online maupun offline dalam bisnis ritel dengan
benar.
Kegiatan proyek kegiatan promosi bisnis ritel
1. Lakukan pengamatan kegiatan bisnis ritel di teaching factory.
2. Identifikasi teknik dan media promosi yang cocok
3. Buat perencanaan promosi
4. Buat media promosi
5. Lakukan promosi
6. Analisis hasil kegiatan promosi yang sudah kalian lakukan

KEGIATAN BELAJAR 5
3x pertemuan (18jp)

TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep
stock opname dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat melakukan stock opname
dalam bisnis ritel dengan benar.
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menyusun laporan stock
opname dalam bisnis ritel dengan benar.

TUGAS PROYEK
1. Bentuklah kelompok masing-masing beranggotakan 4 orang.
2. Lakukan kegiatan proyek untuk kegiatan stock opname di teaching factory
dengan pembagian sebagai berikut;
a. Produk drinksProduk biscuits
b. Produk chocholate & candies
c. Produk noodle
d. Produk tissue
e. Produk mouthcare
f. Produk haircare
g. Produk bodycare
h. Produk parfume
3. Susun laporan stock opname
4. Presentasikan hasil stock opname di depan kelas
KEGIATAN BELAJAR 6
2x pertemuan (12jp)

TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan teknik
memperoleh modal usaha dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menganalisis teknik
memperoleh modal usaha dalam bisnis ritel dengan benar.

1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4-5 orang


2. Carilah informasi mengenai persyaratan dan prosedur mendapatkan kredit
usaha pada lembaga;
a. BNI 46
b. BRI
c. BANK MANDIRI
d. Bank Jatim
e. BPR
f. Koperasi Simpan Pinjam
g. Pegadaian
h. Bank harian
3. Lakukan presentasi hasilnya di depan kelas

Anda mungkin juga menyukai