BISNIS RITEL
FASE F
PENGELOLAAN BISNIS
RITEL
Disusun oleh :
2022
INFORMASI UMUM
IDENTITAS MATA PELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMK Negeri I Kupang
Bidang Keahlian : Bisnis Manajemen
Program Keahlian : Pemasaran
Mata Pelajaran : Konsentrasi Keahlian Retail
Kelas : XI
Fase :F
Guru/Fasilitator Mata Pelajaran : Zita Wilfrida,S.Pd
Tahun Pelajaran : 2022-2023
Alokasi Waktu : 18 Jam Pelajaran x 4 Minggu
KOMPETENSI AWAL
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini Peserta
didik sudah memiliki kemampuan dasar tentang materi Pengelolaan Bisnis
Ritel.
INDIKATOR KEBERHASILAN
2. Prasarana
a. Perangkat keras (LCD proyektor, PC, Laptop, Smartphone, Tablet,
Headset)
b. Perangkat lunak (Aplikasi pembelajaran : WhatsApp, Zoom,
Gmeet, Google Classroom, Media Sosial : Youtube, IG, dll)
c. Jaringan internet
MODA PEMBELAJARAN
KETERSEDIAAN MATERI
Materi disajikan dalam bentuk aktivitas pembelajaran (mengamati, menyimak,
membaca, bertanya, mencoba, berlatih, berdiskusi, presentasi, bermain peran,
menulis, atau lainnya) sehingga menghasil proses kognitif, afektif dan
psikomotorik yang membentuk karakter tediri:
Membaca buku dan dokumen, menuliskan hasilnya secara mandiri melalui
proses luring
Mengamati kegiatan pengelolaan bisnis ritel di teaching factory maupun di
lingkungan sekitar.
Melakukan praktik pengelolaan bisnis ritel di teaching factory.
Mengobservasi, menanyakan pengelolaan bisnis ritel konvensional dan
modern, melalui Kunjungan Belajar di IDUKA
Penugasan proyek sederhana secara berkelompok
Materi disajikan tidak hanya dalam bentuk teks, video pembelajaran, video
tutorial, dan gambar.
Jumlah Pertemuan: 12 x 6 JP
Alokasi Waktu : 1 JP = 45 menit
Jumlah : 72 JP x @45 menit (4 minggu)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan ruang lingkup bisnis ritel secara tepat.
2. Peserta didik dapat menerapkan proses bisnis ritel dengan benar.
3. Peserta didik dapat menerapkan daily activity bisnis ritel secara lengkap.
4. Peserta didik melakukan promosi bisnis ritel sesuai kreatifitasnya.
5. Peserta didik dapat menerapkan teknik waralaba dengan benar.
6. Peserta didik dapat melakukan stock opname dengan teliti.
7. Peserta didik dapat menerapkan teknik memperoleh modal usaha dengan
tepat.
8. Peserta didik mampu menunjukan profil pelajar pancasila (untuk komponen
gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis)
Indikator keberhasilan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan ruang lingkup bisnis ritel.
2. Peserta didik dapat menerapkan proses bisnis ritel
3. Peserta didik dapat menerapkan daily activity bisnis ritel
4. Peserta didik melakukan promosi bisnis ritel
5. Peserta didik dapat menerapkan teknik waralaba
6. Peserta didik dapat melakukan stock opname
7. Peserta didik dapat menerapkan teknik memperoleh modal usaha
8. Peserta didik mampu menunjukan profil pelajar pancasila (untuk
komponen Gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
2 x pertemuan (18 JP)
Tujuan Pembelajaran :
5.1. Peserta didik dapat menjelaskan ruang lingkup bisnis ritel secara tepat.
5.2. Peserta didik dapat menerapkan proses bisnis ritel dengan benar.
5.3. Peserta didik dapat menerapkan daily activity bisnis ritel secara lengkap.
NAMA: KELAS/ABSEN:
NAMA
NO SUPPLIER GROSIR RETAIL PENJELASAN
USAHA
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Salam, berdo’a, presensi.
Apersepsi; tanya jawab pengalaman dalam berinteraksi dengan bisnis
ritel.
Penyampaian Tujuan Pembelajaran, dan teknis pembelajaran serta kriteria
evaluasi.
Motivasi: Penyampaian manfaat mempelajari materi.
Kegiatan Inti
Studi literatur
Penjelasan guru
Proyek kegiatan obervasi individu dan pembuatan laporan observasi
Presentasi hasil observasi
Kegiatan Penutup
Kesimpulan bersama siswa
Refleksi
Penyampaian kegiatan yang akan datang yaitu materi proses dan daily
activity bisnis ritel.
Salam penutup.
Materi Pembelajaran
A. Ruang Lingkup Bisnis Ritel
1. Pengertian
Secara umum semua aktifitas yang memproduksi maupun
menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari merupakan bentuk dari bisnis. Menurut Griffin dan Ebert (2010),
“bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan”.
Bisnis adalah kegiatan yang dapat menimbulkan atau
meningkatkan nilai tambah suatu produk yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat baik yang dilakukan oleh individu
dan atau sekelompok orang (organisasi) dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
Ritel berasal dari bahasa Perancis “ritellier”, yang berarti
memotong atau memecah sesuatu. Ritel memecah atau mengubah
produk yang dibeli dari produsen atau distributor dari kuantitas da
partai besar besar menjadi kuantitas yang lebih kecil untuk dijual secara
eceran sesuai kebutuhan dan kemampuan konsumen sasaran.
Berman dan Evans (2010) menyatakan bahwa “Ritel adalah suatu
usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada
konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan
rumah tangga”.
Sedangkan menurut Kottler (2012) “Ritel adalah penjualan eceran
meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa
pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan
bisnis”.
Dan Levy dan Weitz (2001) menjelaskan bahwa “Ritel adalah satu
rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa
yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah
tangga”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa;
Tujuan pembelajaran
5.2.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan proses
dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.2.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan daily
activity dalam bisnis ritel dengan benar.
Kegiatan Pendahuluan
Salam, berdo’a, presensi.
Apersepsi; tanya jawab tentang kegiatan bisnis ritel.
Penyampaian Tujuan Pembelajaran, dan teknis pembelajaran serta kriteria
evaluasi.
Motivasi: Penyampaian manfaat mempelajari materi.
Kegiatan Inti
Studi literatur
Penjelasan guru
Proyek kegiatan obervasi individu dan pembuatan laporan observasi
Presentasi hasil observasi
Kegiatan Penutup
Kesimpulan bersama siswa
Refleksi
Penyampaian kegiatan yang akan datang yaitu materi waralaba bisnis
ritel.
Salam penutup.
Materi Pembelajaran
A. Peran dan Fungsi Bisnis Ritel
1. Peran Bisnis Ritel
Bagi pihak konsumen maupun produsen, usaha ritel berperan penting
dalam kegiatan perekonomian. Peran bisnis ritel bagi produsen
meliputi;
a. Pihak yang memiliki keahlian dalam hal menjual produk yang
dihasilkan produsen.
b. Ujung tombak produsen sebagai penentu keberhasilan pemasaran
produknya.
c. Sumber informasi untuk mengetahui posisi produk dan konsumen
dari produknya.
Sedangkan peran bisnis ritel bagi pihak konsumen adalah;
a. Membantu konsumen dalam mendapatkan suatu produkyang
dibutuhkan.
b. Mempermudah konsumen dalam memilih dan membandingkan
spesifikasi, keunggulan dan kelemahan barang atau jasa yang
ditawarkan.
c. Menjamin harga jual produk sehingga bisa bersaing dengan produk
lain dan konsumen puas.
d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat.
e. Memungkinkan produksi massal karena produk sudah
didistribusikan melalui pengecer yang menyebar di berbagai
wilayah.
Bisnis ritel berperan sebagai pihak akhir dari suatu rangkaian
kegiatan ekonomi secara keseluruhan mulai dari produksi barang atau
jasa sampai dengan distribusi ke konsumen akhir. Ritel memastikan
hubungan timbal balik antara produsen dan konsumen, menyerap tenaga
kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b. Product Retailing
Ritel yang menawarkan produk berupa barang kepada konsumen akhir baik
itu satu jenis maupun berbagai jenis kategori.
3. Menurut Teknik Pemasaran
a. In-Store Retailing; ritel yang memberikan layanan penjualan kepada
pembeli dalam area toko lengkap dengan segala peralatan dan fasilitas
yang ada. Dalam kategori ini toko ritel dapat dikelompokkan atas :
1) Specialty Merchandisers
a) Single line store, yaitu toko ritel yang menawarkan satu lini
produk barang dengan banyak pilihan sesuai segmen pasar
yang dipilih seperti toko mebel atau furniture, toko perhiasan,
toko buku, toko elektronik dan sebagainya.
b) Limited line stores, yaitu toko ritel yang menjual barang dalam
kategori single-line sehingga barang dagangan yang
ditawarkan lebih sempit dan lebih dalam dibandingkan single
line, misalnya toko sepatu pada kategori toko pakaian.
c) Specialty shop, yaitu kategori toko single-line yang memiliki
barang dengan lini produk paling sempit namun terdapat
pilihan paling banyak dalam lini produk sesuai kebutuhan
pasar sasaran yang dilayani.
2) General Merchandisers
a) General store, merupakan toko yang menawarkan produk
dengan lini yang luas namun pilihan yang lebih sedikit dari
pada single line. Toko ini merupakan toko non departement
sehingga barang yang dijual lebih beraneka ragam dan
penempatannya kurang menunjukkan lini yang jelas.
b) Variety Store, merupakan toko ritel yang menawarkan barang
dagangan dengan banyak kategori dengan pilihan produk yang
terbatas. Harga jual yang ditetapkan dalam format toko ritel
tidak terlalu mahal, seperti Alfamart, Alfamidi, Alfa Express,
Indomaret yang kemudian berkembang dengan menyediakan
produk lebih beragam.
c) Departement store. Suatu ritel modern berskala besar yang
pengelolaannya terbagi menjadi beberapa departemen yang
menjual barang kategori fashion dan peralatan rumah tangga
yang berbeda-beda. Contohnya seperti Ramayana, Robinson,
dan sebagainya
3) Mass Merchandisers
a) Supermarket
Bentuk ritel modern yang operasinya cukup besar, biaya
rendah, margin rendah, volume penjualan tinggi dan produk
dikelompokkan berdasarkan lini produk, serta self service. Toko
ritel ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan
produk kelompok food dan kelompok non food.
Terdapat supermarket yang berbentuk warehouse yang menjual
produk manufaktur bermerek dengan menyediakan seluruh item
produk. Selain itu, juga ada yang berbentuk box-stores yaitu
seeperti warehouse namun jenis dan jumlah persediaan
barangnya lebih sedikit. Supermarket menekankan interior yang
lebih menarik, produk makanan yang beragam dan pelayanan
yang lebih prima.
b) Superstores
Merupakan toko ritel modern yang lebih besar daripada
supermarket konvensional, barang dagangan jauh lebih beragam
untuk semua lini produk termasuk layanan jasa yang lain lebih
kompleks seperti perbankan, massage center, penjualan grosir,
kecantikan, kesehatan, toys dan sebagainya. Ritel ini
menerapkan system One Stop Shopping (OSS). Kontribusi
margin tinggi biasanya diambil dari item produk non-food dan
untuk fast-food bisa lebih besar lagi.
c) Combination stores
Merupakan toko ritel yang menggabungkan antara food store
dengan drugstore yang lebih besar dari pada superstore, di mana
pelayanan dan ragam barang dagangan lebih bervariasi.
Setengah area penjualan digunakan untuk display item non food.
d) Hypermarkets
Toko eceran yang menjual jenis barang dagangan dengan jumlah
yang lebih dari 50.000 item dan banyak jenis produk. Toko ini
mengkombinasikan bentuk toko discount, supermarket dan
warehouse store. Produk yang dijual meliputi barang sistem
grosir, otomotif, bahan bangunan, furniture. Tenaga penjual
lebih sedikit, tampilan display bagus, diskon besar, dan
memberikan tambahan penawaran seperti bakery, bank, beauty
center, cafeteria. Contohnya antara lain hypermarket giant,
hypermarket hypermart dan hypermarket Carrefour.
e) Discount stores
Toko ritel jenis ini memiliki volume penjualan yang besar, self
service, departemental, variatif product dan mark-up rendah
karena perputaran (turn over) barang yang tinggi merupakan
tujuannya. Barang terstandar baik dari sisi kualitas maupun
merk secara nasional, harga murah, dan pemberian diskon.
Produk yang ditawarkan meliputi perabot rumah (furniture),
photography, accessories, fashion.
f) Warehouse Showrooms
Merupakan ritel diskon yang menyediakan sejumlah tempat
yang disewakan untuk berbagai counter mandiri dengan volume
tinggi dan harga rendah. Fasilitas memiliki dengan standar sama
diberikan untuk semua counter. Lokasi, mekanisme dan
otomatisasi operasi membantu dalam penekanan biaya.
g) Catalog Showrooms
Ritel ini menjual banyak pilihan produk yang bermerek, mark-
up tinggi, perputaran cepat dan harga diskon. Toko ini
merupakan toko diskon dengan memberikan fasilitas kepada
pelanggan berupa catalog yang dikirim ke rumah pelanggan
sehingga pelanggan dapat membandingkan kualitas atau harga
produk sebelum datang ke toko. Barang yang dipamerkan
biasanya dijual dengan harga yang rendah dalam jenis dan
jumlah yang terbatas. Layanan tenaga penjual relatif sedikit
diperlukan karena pelanggan telah mengetahui lebih banyak
tentang produk yang dijual.
h) Warehouse Clubs
Toko ritel dengan volume penjualan yang besar (wholesaler
retail), cash and carry, memberikan pelayanan kepada individu
maupun lembaga baik bisnis ataupun non bisnis dengan
perputaran tinggi dan barang bermerk. Kuantitas pembelian
dalam jumlah yang besar dan harus menggunakan kartu member
atau kartu anggota.
Toko ini berbentuk gudang yang besar, interior kurang
diperhatikan, sedikit layanan penjual, tidak melakukan
pengiriman, tidak menerima kartu kredit. Tetapi harga sangat
murah yang berkisar antara 20% s/d 40% di bawah harga
swalayan atau toko diskon.
b. Non-Store Retailing; ritel yang memberikan layanan penjualan kepada
pembeli tanpa menggunakan area toko yang berupa;
1) Penjualan langsung (Direct Selling)
a) Penjualan satu-satu (one to one selling).
Penawaran, negosiasi, dan pelayanan dilakukan oleh seorang
penjual yang langsung melayani seorang pembeli.
b) Penjualan satu ke banyak (one to many/party selling).
Penjualan langsung ini dilakukan dengan cara seorang penjual
melayani beberapa pembeli, seperti saat melayani pembeli
dalam sebuah acara bersama.
c) Pemasaran bertingkat/jaringan (Multi Level Marketing).
Sistem pemasaran bertingkat dengan menjadikan pelanggan
sebagai bagian dari jaringan distribusi perusahaan.
2) Pengecer melakukan komunikasi, memberikan informasi,
memberikan penawaran produk dan membujuk ke calon konsumen
dengan menggunakan telepon (telemarketing) dan media
periklanan.
3) Katalog dan Pemasaran Surat Langsung. Perusahaan melakukan
pengiriman katalog produk kepada calon pembeli dalam
menawarkan produknya. Pemasaran dengan surat langsung ke
konsumen dilakukan dengan pengiriman penawaran produk dan
program-program perusahaan.
4) Mail Order Retailer (Layanan Pesan Antar). Bisnis ritel yang
memberikan layanan antar sesuai pesanan yang diterima surat
ataupun telepon. Perusahaan mengkompensasikan biaya
operasional toko dengan delivery service. Barang ditawarkan
dengan mengirimkan katalog produk ke konsumen melalui jasa pos
dan konsumen akan melakukan pemesanan termasuk pembayaran
juga menggunakan jasa pos.
5) Vending Machine
Teknik penjualan ritel yang melayani barang konsumsi kepada
konsumen akhir melalui layanan mesin secara otomatis. Konsumen
memasukkan sejumlah uang tertentu sesuai daftar harga yang
tertera dan barang yang dibeli akan keluar dari dalam mesin.
Teknik ini melayani penjualan secara langsung dan perorangan
yang bisa dilakukan di rumah, di tempat kerja, pusat perbelanjaan,
fasilitas umum tanpa tenaga penjualan.
7) Electronic Shopping
Pemasaran produk dengan menggunakan jaringan internet) dan
perangkat komputer personal (PC) dan modem, atau smartphone
yang bisa dioperasionalkan tanpa ada batasan waktu dan tempat.
4. Berdasarkan tipe keragaman barang yang dijual
a. Speciality Store yaitu ritel yang menjual barang dari satu jenis
kategori barang dengan rentang kategori yang sempit.
b. Grocery store yaitu ritel yang menjual sebagian besar barang-barang
groceries dengan lebih dari 60% merupakan produk kebutuhan pribadi
harian.
c. Department store yaitu toko dengan produk yang dijual sebagian
besar adalah produk fashion dan branded item dengan pola konsinyasi
sejumlah lebih dari 80%.
d. Hyperstore yaitu toko yang menjual barang dagangan yang hampir
semuanya merupakan kebutuhan konsumen semua segmen pasar
dengan rentang kategori produk yang sangat luas.
Gambar 1.9.: Salah satu Departement Store
Sumber: BeritaSatu/https://www.beritasatu.com/nusantara/515054-warga-palu-
gembira-matahari-departement-store-sudah-buka-kembali.html
TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep
waralaba dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan
waralaba dalam bisnis ritel dengan benar.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep
promosi dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menerapkan teknik
promosi dalam bisnis ritel dengan benar.
5.4.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat melakukan promosi
baik secara online maupun offline dalam bisnis ritel dengan
benar.
Kegiatan proyek kegiatan promosi bisnis ritel
1. Lakukan pengamatan kegiatan bisnis ritel di teaching factory.
2. Identifikasi teknik dan media promosi yang cocok
3. Buat perencanaan promosi
4. Buat media promosi
5. Lakukan promosi
6. Analisis hasil kegiatan promosi yang sudah kalian lakukan
KEGIATAN BELAJAR 5
3x pertemuan (18jp)
TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan konsep
stock opname dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat melakukan stock opname
dalam bisnis ritel dengan benar.
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menyusun laporan stock
opname dalam bisnis ritel dengan benar.
TUGAS PROYEK
1. Bentuklah kelompok masing-masing beranggotakan 4 orang.
2. Lakukan kegiatan proyek untuk kegiatan stock opname di teaching factory
dengan pembagian sebagai berikut;
a. Produk drinks
b. Produk biscuits
c. Produk chocholate & candies
d. Produk noodle
e. Produk tissue
f. Produk mouthcare
g. Produk haircare
h. Produk bodycare
i. Produk parfume
3. Susun laporan stock opname
4. Presentasikan hasil stock opname di depan kelas
KEGIATAN BELAJAR 6
2x pertemuan (12jp)
TUJUAN PEMBELAJARAN:
5.3.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menjelaskan teknik
memperoleh modal usaha dalam bisnis ritel dengan lengkap
5.3.2. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menganalisis teknik
memperoleh modal usaha dalam bisnis ritel dengan benar.
Mengetahui,
Kepala, Guru Mata Pelajaran