Katanya kesabaran itu punya batasnya, tetapi sabar yang
sebenar-benarnya adalah sabar yang tak akan pernah ada batasannya. Tuhan pun tahu setiap kata yang tertahan, Setiap tindakan yang dipaksa untuk ditiadakan, dan segala penilaian buruk yang tercipta dari hati dan isi kepala yang ketenangannya telah hilang.
Dia tahu seluruh usaha yang telah kamu lakukan untuk
meredam rasa tidak nyaman itu bukanlah hal yang mudah. Dia pun dengar dan lihat seluruh kesulitanmu, keinginanmu, begitu pula semua doa-doamu yang belum ‘diadakan’. Bukannya dia tak peduli, tetapi mungkin memang belum sampai saatnya untuk kamu menemui keindahan, atau juga kamu hanya belum menyadari keindahan itu karena keindahan yang telah Dia berikan bukan apa yang kamu inginkan, lagi-lagi bukan karena Dia tak mengerti kamu sesungguhnya dialah yang paling mengerti apa yang tepat untuk kamu.
Jadi bersabarlah sedikit lagi karena keindahan itu butuh
waktu untuk datang lalu temui lah buruk terlebih dahulu sebelum menemui keindahan, karena alam butuh waktu untuk memproses hal indah. Dampak Perkawinan Bagi Anak Dibawah Umur Perkawinan dibawah umur atau sering juga disebut Pernikahan dini adalah sebuah perkawinan yang dilakukan oleh anak-anak yang umurnya belum cukup atau minor. Pernikahan dibawah umur ini masih banyak dilakukan di beberapa daerah di indonesia yang mungkin tradisi dan adat istiadatnya masih kental. Kegiatan ini pun masih banyak menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Perkawinan dibawah umur ini mempunyai banyak sisi negatif. Perkawinan dibawah umur jika dilakukan oleh sebagian orang yang belum siap mental, jasmani, rohani, dan juga finansialnya akan sangat ter-rugikan.
Berikut dampak buruk dari perkawinan dibawah umur :
Dampak Pada Anak Perempuan Anak perempuan akan mengalami sejumlah hal dari pernikahan di usia dini. Pertama, tercurinya hak seorang anak. Hak-hak itu antara lain hak pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan pelecehan, hak kesehatan, hak dilindungi dari eksploitasi, dan hak tidak dipisahkan dari orangtua. Berkaitan dengan hilangnya hak kesehatan, seorang anak yang menikah di usia dini memiliki resiko kematian saat melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang sudah cukup umur. Risiko ini bisa mencapai lima kali lipatnya. Selanjutnya, seorang anak perempuan yang menikah akan mengalami sejumlah persoalan psikologis seperti cemas, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Di usia yang masih muda, anak-anak ini belum memiliki status dan kekuasaan di dalam masyarakat. Mereka masih terkungkung untuk mengontrol diri sendiri. Terakhir, pengetahuan seksualitas yang masih rendah meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi menular seperti HIV. Dampak Pada Anak-Anak Hasil Pernikahan Dibawah Umur beberapa risiko juga mengancam anak-anak yang nantinya lahir dari hubungan kedua orangtuanya yang menikah di bawah umur. Belum matangnya usia sang ibu, mendatangkan konsekuensi tertentu pada si calon anak. Misalnya, angka risiko kematian bayi lebih besar, bayi lahir dalam keadaan prematur, kurang gizi, dan anak berisiko terkena hambatan pertumbuhan atau stunting. Dampak Pada Masyarakat Kemiskinan dampak pernikahan dini juga akan terjadi di masyarakat, diantaranya langgengnya garis kemiskinan. Hal itu terjadi karena pernikahan dini biasanya tidak dibarengi dengan tingginya tingkat pendidikan dan kemampuan finansial. Hal itu juga akan berpengaruh besar terhadap cara didik orang tua yang belum matang secara usia kepada anak-anaknya. Pada akhirnya, berbuntut siklus kemiskinan yang berkelanjutan. Melihat cukup banyak dampak buruk yang terjadi dikarenakan pernikahan dibawah umur, beberapa badan pendidikan dan pemerintah juga sudah ada yang melakukan sosialisasi terkait masalah ini di masyarakat seperti contohnya yang dilakukan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan Berdasarkan data dari Unicef tahun 2023 Indonesia menduduki peringkat ke-8 di dunia dan ke-2 di ASEAN dengan jumlah angka pernikahan dibawah umur terbanyak. Di Sulawesi Selatan sendiri Pada tahun 2021 dari data yang dikeluarkan Unicef, kota Wajo menempati urutan pertama pada kasus pernikahan dibawah umur. Dari informasi yang saya dapatkan dari teman saya yang juga berasal dari daerah Wajo, organisasi yang ada di sekolahnya sendiri bahkan turut menyuarakan dan mencoba memberi edukasi terkait masalah ini kepada murid-murid di SMP bla bla bla yaitu tempatnya bersekolah. Menurut saya masalah seperti ini sangat dibutuhkan penanganan mendalam, seperti halnya harus dilakukan edukasi terhadap orang tua atau orang dewasa dikarenakan memang orang tua dari pelaku pernikahan dini lah yang biasa membuat keputusan dari terjadinya pernikahan dini. Harapan saya kedepannya jumlah kasus seperti ini dapat berkurang dan mungkin tidak terjadi lagi karena dampak yang ditimbulkan juga sangat besar. Agar anak-anak juga tidak merasa terancam dan dapat menuntut pendidikan sehingga mereka dapat melanjutkan mimpi mereka.
2 Rangkaian Kata dari Hati CONGKAK
Menumpuk, Memupuk, Menyimpan
Aku mengulanginya Menumpuk, Memupuk, Menyimpan Aku pun Mengulanginya
Terfermentasi sekian lama hingga melampaui batasannya
Ketika datang masa dimana dosa tlah ter-tabung, penuh, dan meradang Dan usia hampir habis dimakan waktu Disaat itu lah, disaat itulah seharusnya ku meminta pengampunan
Bersujud, Mengucap Maaf, Memaki Diri, dan Memujinya
Akan ku lakukan semua itu disaat usia hampir menutup Ku tabung layaknya hal berharga, memupuk-nya, dan menunggu Ku tunggu waktu yang tepat untuk melepasnya sekaligus.
Memanfaatkan namanya ‘Maha Pengasih, Penyayang, dan Pemaaf’
Karena aku tahu dia akan selalu membuka pintu maafnya “Tua nanti baru aku akan bertaubat”, Betapa cerdasnya diriku, Pikirku
Cerdas sungguh Cerdas tapi aku lupa,,,
Entah tak sadar atau Terlalu Terlena dengan kebebasan tapi aku lupa, Aku lupa bahwa bukan aku yang menentukan kapan masa berakhirnya usia ini Entah itu pada detik, menit, jam, hari, dan tahun apa Lalu kusadari bahwa ‘Nanti’ bukanlah milikku.
Congkak sungguh Congkak
Aku yakin bahwa aku akan sampai di masa usia telah mencapai puluhan Aku yakin bahwa dia akan memaafkanku, tapi ternyata ‘Nanti’ itu bukan milikku Tapi terlambat sudah, Inilah aku tertutup tanah tanpa sempat mengucap ampun.
Pena Kreatif Remaja KAMU YANG KUSEBUT RUMAH
Aku akan pulang Aku akan pulang untuk menemukan kasih mu Aku akan pulang untuk mengabdi pada mu Dan aku akan pulang hanya untuk melihat wajahmu
Karena kamulah sebab dari segala perjalanan ku
Perjalanan yang kulakukan hanya demi kepedulianmu Dan aku tahu kamulah tempatku kembali Sejauh apapun kaki ku melangkah, Sejauh apapun ragaku dari jangkauanmu
Karena dimanapun engkau berada disitulah, disitulah aku akan kembali
Karena kamu yang kan selalu ku sebut rumah Dan aku akan terus berpangku pada kasihmu yang seluas angkasa Ibu, aku akan pulang.