Anda di halaman 1dari 24

Heni Rani Setyaningsi (04021282328062)

Octavia Rachmawati (04021282328064)


Najwa Salwa Salsabil (04021282328065)
Nazwa Meysa Syahla (04021282328070)
Aisyah Azzahrah (04021382328085)
Nabila Maharani Putri (04021382328091)
Ratu Alyssa Andita Andan (04021382328093)
Althea Vere Putri Maryanto (04021382328094)
Nazwa Audrya Meisya (04021382328098)
Amanda Riski Fitriani (04021382328101)
Audiyah Laquisha (04021382328102)
Wini Fatriani Abror (04021382328114)
Berdasarkan etimologi, istilah kloning atau klonasi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Klonus
atau Kloon yang berarti ranting, stek, tunas, atau
cangkok. Pada hakekatnya, kloning merupakan
langkah penggandaan pembuatan tiruan yang sama
persis) dari suatu makhluk hidup dengan
menggunakan kode DNA makhluk tersebut. Makhluk
hidup hasil kloning disebut klon.
Rekayasa genetika adalah bagian dari bioteknologi
modern yang mengalami perkembangan begitu pesat.
Rekayasa genetika pada dasarnya adalah teknik untuk
memanipulasi gen, yaitu komponen gen yang dibawa
dari organisme yang berbeda ke organisme lain dalam
sel atau organisme. Organisme yang telah di rekayasa
genetik di laboratorium memiliki sifat yang lebih baik
dari organisme aslinya (Rahmayumita, 2022). Salah
satu pengaplikasian bioteknologi tersebut yaitu
kloning. Kasus kloning pada manusia pertama di dunia
adalah lahirnya Eve pada 26 Desember 2002. Eve
merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi
yang Clonaid lakukan pada tahun 2002.
Proses kloning dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah konkrit berikut:

Mempersiapkan sel sterm, yaitu suatu sel awal yg akan tumbuh menjadi berbagai
sel tubuh. Diambil dari makhluk hidup yang hendak dikloning. Sel sterm diambil inti
selnya yang mengandung informasi genetik kemudin dipisahkan dari sel.
Mempersiapkan sel telur. Inti sel dari sel sterm diimplementasikan ke sel telur. Sel
telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Sel embrio yang terus
memmbelah mulai memisahkan diri dan siap diimplemetasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik persis sama
dengan sel sterm donor.
Dokter Panay Otista voice dari institut Andrologi Lexington dan dokter Severino anti Nori
seorang dokter fertilitas dari Roma mengumumkan bahwa mereka menginginkan untuk
memulai cloning manusia pada awal April 2002.

Berita yang paling mengejutkan adalah klaim dari sektor Elian yang mempunyai proyek jikalau
night yang mengumumkan kelahiran pertama bayi hasil kloning pada 26 Desember 2002 bayi
sejenis kelamin perempuan yang dinamakan efek tersebut lahir melalui operasi Caesar teknik
yang di gunakan sama dengan teknik cloning pada domba Doli. Disamping itu, night juga
mengumumkan bahwa mereka mempunyai empat orang ibu dari generasi pertama yang
sedang menunggu kelahiran dan dalam waktu dekat bayi kedua yang berkelamin perempuan
dilahirkan pada awal Januari 2003 dari pasangan lesbian Belanda. Setelah dua bayi
perempuan, lahir bayi laki-laki pada 19 Januari 2003 dari pasangan Jepang yang kehilangan
anaknya sebelumnya akibat kecelakaan.
Kloning manusia sering dikatakan sebagai hal yang mustahil untuk dilakukan, setidaknya
untuk beberapa puluh tahun ke depan. Pada Desember 2002, kloning manusia pertama,
seorang bayi perempuan bernama Eve, diklaim berhasil diciptakan oleh Clonaid. Clonaid
juga mengaku telah berhasil menciptakan bayi laki-laki pertama lewat kloning, yang
jaringannya diduga diambil dari seorang anak yang tewas dalam kecelakaan mobil. Namun
klaim Clonaid tersebut belum bisa dikatakan fakta karena lembaga tersebut selalu
mengelak saat diminta bukti fisik oleh sejumlah peneliti dan media. Pada 2004, sebuah
kelompok peneliti yang dipimpin oleh Woo-Suk Hwang dari Seoul National University di
Korea Selatan menerbitkan sebuah makalah di jurnal Science di mana ia mengklaim telah
menciptakan embrio manusia hasil kloning dalam tabung reaksi. Namun, komite ilmiah
independen tidak menemukan adanya bukti untuk mendukung klaim tersebut. sama seperti
Clonaid, pernyataan Hwang ini tidak bisa dibuktikan validitasnya secara jelas, sehingga
pada Januari 2006,jurnal Science mengumumkan bahwa makalah Hwang telah ditarik.
Dalam percobaan kloning pada mamalia banyak klon yang mati tidak lama setelah dilahirkan,
ada pula yang mengalami kelainan ginjal dan otak atau tidak mempunyai sistem imun.
Mamalia tersebut akhirnya dibunuh unuk kebaikannya. Bagaimana bila hal itu terjadi pada
bayi manusia hasil kloning? Kloning juga membawa resiko yang besar untuk ibu pengganti
karena berdasarkan pengalaman, klon mamalia berukuran sangat besar dan hingga
sekaeang belum ditemukan cara mengatasi hal ini. Kelainan epigenetik juga dapat
mempengaruhi kesehatan klon karena saat ini belum dapat dilakukan skrining terhadap
kelainan epigenetik.

Penerapan kloning terhadap manusia harus ditinjau dari segi etika dan aspek lainnya.
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang berbeda dari segi derajat dan
martabatnya sehingga sudah sepatutnya tidak diperlakukan sama. Kloning terhadap manusia
masih menuai pro kontra, pihak yang mendukung kloning manusia menganggap kloning ini
merupakan suatu kemajuan terhadap peradaban dengan berbagai aspek positif yang
didapatkan, sedangkan pihak yang kontra menganggap penerapan kloning terhadap manusia
merupakan suatu bentuk pengabaian tanggung jawab etis terhadap manusia.
Hilangnya hukum variasi di
alam raya

Memperlakukan manusia
sebagai objek

Merupakan peradaban
manusia
Kemungkinan kerusakan
seperti terjangkit penyakit

Kloning bertentangan
dengan hukum perkawinan

Kerancuan hubungan antara


orang yang dikloning dengan
orang hasil kloningannya
Cloning secara eksplisit tidak diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Akan tetapi, dikarenakan kloning merupakan metode
prokreasi tanpa melalui proses aseksual, maka hal tersebut dapat dikatakan
memiliki kesamaan dengan upaya kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana
yang telah diatur ketentuannya dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan (“UU Kesehatan”). Dalam Pasal 127 Ayat (1) UU Kesehatan
disebutkan bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh
pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan, yakni hasil pembuahan sperma
dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari
mana ovum berasal, dilakukan oleh Tenaga Kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu, dan pada fasilitas kesehatan tertentu. Dilanjutkan pada
ayat (2), ketentuan mengenai persyaratan kehamilan di luar cara alamiah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Kloning manusia membawa kerugian yang lebih besar daripada manfaatnya,
sehingga menurut sebagian besar ulama bahwa kloning manusia hukumnya
haram, walaupun ada yang membolehkannya.

Hukum kloning di mata agama selain Islam mengacu pada bagaimana agama
tersebut menangani praktek kloning dan kebijakan yang berasal dari teknologi
kloning. Sebagian besar agama yang ada di Indonesia menentang adanya
eksperimen atau penelitian tentang kloning ini.
Kloning adalah proses pembentukan satu atau sejumlah individu, tanaman, atau hewan yang
mempunyai susunan genetik yang sama. Pada hakekatnya, kloning merupakan langkah penggandaan
(pembuatan tiruan yang sama persis) dari suatu makhluk hidup dengan menggunakan kode DNA
makhluk tersebut. Penyebab dilakukan kloning pada manusia di karenakan ingin ada nya keturanan,
agar tidak punah, dan juga dilakukan untuk membuktikan penelitian tersebut. Namun kloning pada
manusia ini banyak memimbulkan berbagai kekhawatiran dari aspek etika dan melanggar aturan
agama, human cloning ini juga mengakibatkan berbagai kerusakan yaitu;
1. Hilangnya hukum variasi di alam raya.
2. Kerancuan hubungan antara orang yang dikloning dengan orang hasil kloningnya.
3. Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkitnya penyakit. Memang sebagian bisa memberi
manfaat kepada mereka yang menghendaki, tetapi tampaknya mudlaratnya lebih besar ketimbang
manfaatnya. Kendatipun diantaranya ada yang membolehkan, tetapi kebanyakan memandang bahwa
kloning pada manusia membawa mudlarat yang lebih besar ketimbang manfaatnya. Sehingga mereka
tidak membenarkan adanya kloning terhadap manusia. Itulah mengapa kloning lebih dipergunakan
pada hewan karena bertujuan untuk mengembangkan dan mendapatkan hewan yang bibit unggul.

Anda mungkin juga menyukai