Anda di halaman 1dari 5

Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II.B.

PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN BATA

II.B. PEKERJAAN PASANGAN

II.B.1. PASANGAN BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan


yang dipergunakan untuk pelaksanaan pembuatan dan pemasangan
pekerjaan pasangan bata seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana dan petunjuk Pengawas.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan iSNI tertera pada :


 PUBI 1982
 SNI 3 1910
 SNI 10 1973
 SII 0021 78

3. BAHAN-BAHAN
a. Bata harus baru, terbakar keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dalam SNI 10 1973.
Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas, maka
Pengawas menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan
persyaratan yang ditentukannya.
b. Adukan/spesi untuk seluruh dinding batu harus berupa campuran 1 semen : 4
pasir.
Spesi khusus berupa “trasraam” dengan campuran 1 semen : 2 pasir,
digunakan mulai permukaan beton sloof sampai setinggi 10 cm diatas
permukaan lantai, dan untuk dinding-dinding toilet setinggi 150 cm.
Air untuk adukan pasangan harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur,
minyak/asam/basa serta memenuhi dalam ketentuan PUBI 1982 pasal 9.
c. Contoh-contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada
Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat
sebelum bahan yang dimaksud dibawa kelapangan untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada dilapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Pengawas guna
keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan harus segera
disingkirkan dari lapangan.

II.B. - 1
Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II.B. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN BATA

4. PELAKSANAAN

Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang


disetujui Pengawas untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

a. Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan dalam
gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan
lajur dibawahnya.
b. Rangka pengeras berupa sloof, kolom praktis dan ringbalk dari beton
dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang
disetujui oleh Pengawas.

II.B.2. PASANGAN BLOK BETON RINGAN / CMU (CEMENT MASONRY USNIT)

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan


yang dipergunakan untuk pelaksanaan pembuatan dan pemasangan
pekerjaan pasangan bata seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana dan petunjuk Pengawas.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :


- British Standard 1981,
- SII 0021 78,
- Rekomendasi dari Pabrik blok bata dan/atau blok beton,
- Sesuai petunjuk Pengawas.

3. BAHAN-BAHAN

a. Bata Blok / CMU merupakan blok bata terbuat dari beton ringan, yang
memiliki kekuatan tekan yang tinggi, ukuran yang akurat, isolasi panas (tahan
api) dan suara yang baik, serta mudah dalam pengerjaannya. Produk-produk
bata blok yang dipakai adalah produk bermutu baik, atau setara/disetujui oleh
Pengawas

II.B. - 2
Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II.B. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN BATA

Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut di atas, maka
Pengawas menentukan jenis-jenis lain yang ada di pasaran lokal dengan
persyaratan yang ditentukannya.
b. Adukan/spesi plesteran untuk seluruh dinding batu blok dapat dengan
ketebalan min 10mm s/d 13mm (sesuai gambar kerja).
c. Air untuk adukan pasangan harus air yang bersih,tidak mengandung lumpur /
minyak / asam / basa serta memenuhi dalam ketentuan PUBI1982 pasal 9.

d. Contoh-contoh
Contoh-contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada
Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat
sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Pengawas guna
keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai dengan kebutuhan Pengawas
guna keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan harus
segera disingkirkan dari lapangan.

4. PELAKSANAAN

Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang


disetujui Pengawas untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

a. Pasangan bata blok yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan dalam
gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan
lajur di bawahnya.
b. Rangka penguat dinding bata blok mengunakan angkur paku beton dgn
acian (kremo/stek) setiap 2 baris blok (berupa plat seng berlubang dgn
ukuran 4x20 cm, tebal= 0.8mm

Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata blok yang belum selesai, harus
ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara- cara lain yang
disetujui oleh Pengawas.

II.B.3. BETON TUMBUK / RABAT

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan


yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan beton finish
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rancangan.
b. Pekerjaan dilaksanakan pada tempat-tempat/bagian bangunan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

II.B. - 3
Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II.B. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN BATA

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Pekerjaan pasangan beton tumbuk ini harus memenuhi ketentuan -ketentuan.

(1) Normalisasi Indonesia :


 SNI - 2 - 1971
 SNI - 3 - 1970
 SNI - 5 - 1961
 SNI - 8 - 1974

(2) Standar Industri Indonesia :


 SII - 0051 - 74
 SII - 0136 - 84
 SII - 0013/8

3. BAHAN-BAHAN

a. Agregat Pasir & Split (koral)


Agregat harus terdiri dari gradasi yang sama dan sesuai dengan persyaratan di
dalam
 SNI-2 Bab 3.3.
 SNI - 3 Pasal 14
 SNI - 2 Bab 3.3
 ASTM C144

b. Portland Cement
- Semen yang digunakan harus dari mutu yang disyaratkan dalam :
 SNI-8 Bab 3.2,
 ASTM C150.
- Pemborong diharuskan menggunakan semen dari satu merk saja untuk
seluruh pekerjaan beton tumbuk.

c. Air
Air yang digunakan harus bersih dan memenuhi persyaratan dalam SNI-2.

d. Contoh-contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

4. PELAKSANAAN

II.B. - 4
Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II.B. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN BATA

a. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton 1:2:3 yaitu 1 semen
: 2 pasir : 3 split.
b. Sebelum mulai pekerjaan pengecoran beton permukaan beton slab yang
akan dicor harus dibersihkan dari debu dan kotoran-kotoran yang
mengandung minyak atau lemak.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran, dengan mutu beton K-225.
d. Beton cor tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1 meter dan harus
menggunakan peralatan khusus yaitu elephant chute atau tremi yang telah
disetujui oleh Pengawas.
e. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan PBI - 1971.
f. Sesudah pengecoran, lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar
(Internal Concrete Vibrator) dengan dibantu alat penyendokan dan
perajakkan.
g. Vibrator tidak boleh dimasukkan ke dalam cetakan / digunakan untuk
memasukkan beton ke dalam cetakan beton, dan kecepatan getaran vibrator
dalam aduk beton harus tetap berkisar antara ± 7.000 impuls/menit.

II.B. - 5

Anda mungkin juga menyukai