Salsabila Putri Filoshofia 1904104010029 JurnalIlmiahMahasiswa
Salsabila Putri Filoshofia 1904104010029 JurnalIlmiahMahasiswa
Abstrak
Penerapan syariat Islam bagi semua masyarakat di Aceh merupakan salah satu
status khusus yang diberikan pemerintah kepada daerah Aceh. Penerapan
syariat Islam ini berawal dari mayoritas masyarakat Aceh yang menganut
agama Islam. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat Aceh
dalam menjalani syariat Islam ini, diantaranya adalah memperhatikan
penggunaan pakaian atau fashion mereka yang harus sesuai syariat Islam.
Trend busana muslim yang saat ini sangat sejalan dengan kondisi sosial budaya
yang melekat pada masyarakat Aceh, tentu saja tidak dapat dipungkiri bahwa
industri fashion merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan
di Aceh. Perancangan Galeri Fashion Muslim Kontemporer yang berlokasi di
Jalan Sultan Malikul Saleh, Lhong Raya, Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh
diharapkan dapat menjadi wadah yang dapat mendukung dan mewadahi
perkembangan dunia fashion muslim di Aceh. Metode perancangan yang
digunakan adalah dengan menganalisis kondisi tapak baik secara makro dan
mikro. Dengan adanya perancangan ini, Kota Banda Aceh diharapkan juga
dapat menjadi pemicu kota dengan perkembangan fashion muslim tertinggi di
Indonesia. Menghadirkan berbagai fasilitas dengan wujud pendekatan
Arsitektur Islam juga agar dapat memfasilitasi segala kegiatan dunia fashion
secara terpadu dalam satu kesatuan yang dapat meningkatkan citra Islam di
Kota Banda Aceh.
11*
Corresponding author, email:
Citation in APA style: Fhiloshofia, SP., Izziah., & Idawati, D, E. (2023). Penerapan Tema Arsitektur
Islam Pada Perancangan Galeri Fashion Muslim Kontemporer Di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan, Vol. Number (Issue Number), Beginning page-End page.
Received Month Date, Year; Revised Month Date, Year; Accepted Month Date, Year
DOI: xxxx.xxxx.xxxx
Application Of The Islamic Architectural Theme
In The Design Of A Contemporary Muslim Fashion Gallery
In The Of Banda Aceh
SP Fhiloshofia2*
Izziah2 *
Dyah Erti Idawati3 *
1
Student in Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, INDONESIA
2,3
Lecturer in Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, INDONESIA
Abstract
The application of Islamic law to all people in Aceh is one of the special
statuses given by the government to the Aceh region. The implementation
of Islamic law began with the majority of Acehnese people adhering to
Islam. There are several things that the people of Aceh need to pay
attention to when implementing Islamic law, including paying attention to
their clothing or fashion which must comply with Islamic law. The current
Muslim fashion trend is very much in line with the socio-cultural
conditions inherent in the people of Aceh. Of course, it cannot be denied
that the fashion industry is an industry that has great potential to be
developed in Aceh. The design of the Contemporary Muslim Fashion
Gallery which is located on Jalan Sultan Malikul Saleh, Lhong Raya,
Banda Raya, Banda Aceh City, Aceh is expected to become a forum that
can support and accommodate the development of the world of Muslim
fashion in Aceh. The design method used is to analyze site conditions
both macro and micro. With this design, it is hoped that the city of Banda
Aceh can also become a trigger for the city with the highest development
of Muslim fashion in Indonesia. Presenting various facilities in the form
of an Islamic architecture approach is also able to facilitate all fashion
world activities in an integrated manner in one unit that can improve the
image of Islam in the city of Banda Aceh.
21*
Corresponding author, email:
Citation in APA style: Fhiloshofia, SP., Izziah., & Idawati, D, E. (2023). Application Of The Islamic
Architectural Theme In The Design Of A Contemporary Muslim Fashion Gallery In The Of Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan, Vol. Number (Issue Number), Beginning
page-End page.
Received Month Date, Year; Revised Month Date, Year; Accepted Month Date, Year
DOI: xxxx.xxxx.xxxx
1. PENDAHULUAN
Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang diberi status khusus
sebagai daerah istimewa dan juga diberikan kewenangan otonomi khusus. Salah satu
kewenangan otonomi khusus yang diterapkan Aceh adalah penerapan syariat Islam
bagi semua masyarakat di Aceh. Penerapan syariat Islam ini berawal dari mayoritas
masyarakat Aceh yang menganut agama Islam. Kota Banda Aceh adalah salah satu
wilayah di Aceh yang juga telah menerapkan kehidupan mereka sesuai dengan
syariat Islam. Dalam kehidupan syariat Islam ini, ada banyak hal yang perlu
diperhatikan oleh masyarakat Aceh. Salah satunya adalah memperhatikan
penggunaan pakaian atau fashion mereka yang harus sesuai syariat Islam.
Saat ini, penerapan penggunaan fashion muslim di Aceh tentu saja memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Banda
Aceh, dimana ekonomi kreatif menjadi salah satu penyumbang besar terhadap
pendapatan negara. Trend busana muslim yang saat ini sangat sejalan dengan kondisi
sosial budaya yang melekat pada masyarakat Aceh, tentu saja tidak dapat dipungkiri
bahwa industri fashion merupakan industri yang sangat potensial untuk
dikembangkan di Aceh. Terdapat dua asosiasi fashion yang didedikasikan untuk
memperkenalkan fashion kepada dunia. Asosiasi tersebut adalah IFC (Indonesian
Fashion Chambers) Aceh dan APFA (Asosiasi Perancang Fashion Aceh). Untuk
mengembangkan fashion di Kota Banda Aceh, pengurus asosiasi fashion berupaya
menggali potensi para desainer sebagai inspirasi kreasi busana. Namun ada beberapa
hal yang menjadi kendala para desainer yaitu kurangnya fasilitas yang dapat
mewadahi para desainer dalam mengembangkan inspirasi kreasi busananya.
Dengan demikian perancangan Galeri Fashion Muslim Kontemporer Di Kota
Banda Aceh diharapkan dapat menjadi wadah yang dapat mendukung dan mewadahi
perkembangan dunia fashion muslim di Aceh. Dengan adanya perancangan ini, Kota
Banda Aceh diharapkan juga dapat menjadi pemicu kota dengan perkembangan
fashion muslim tertinggi di Indonesia. Penerapan tema Arsitektur Islam pada Galeri
Fashion Muslim digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas
desainer dengan mengedukasi tentang bagaimana fashion menurut pandangan Islam.
Menghadirkan berbagai fasilitas dengan wujud pendekatan Arsitektur Islam
juga agar dapat memfasilitasi segala kegiatan dunia fashion secara terpadu dalam
satu kesatuan yang dapat meningkatkan citra Islam di Kota Banda Aceh. Disisi lain,
mendesain wujud galeri dengan pendekatan tema Arsitektur Islam juga agar selaras
dengan lingkungan Islam sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat di
Aceh umumnya dan Kota Banda Aceh khususnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Arsitektur Islam tidak terbatas pada bentuk dan standar; itu tidak terbatas pada
pola yang digunakan di negara-negara yang dikuasai oleh Islam. Konten Islami
digunakan untuk membangun karakter yang berbeda dalam bangunan. Ada dua
perspektif utama terhadap arsitektur Islam. Pendekatan pertama mempertimbangkan
produk sebagai hasil dari komunitas Islam, dan pendekatan kedua berfokus pada
prinsip-prinsip dasar Islam yang diambil dari Al-Qur'an dan Hadits.
2.1.1 Prinsip arsitektur berdasarkan nilai Islam
Ajaran Islam melarang penggunaan motif hewan atau manusia. Oleh karena
itu, larangan ini membuat para seniman muslim lebih memilih untuk menggunakan
motif geometris dan floral atau tumbuhan dalam berbagai karyanya, termasuk
mendekorasi interior bangunan. Pola-pola ini dikenal sebagai pola arabesque. Ada
berbagai macam tampilan pola arsitektur Islam, diantaranya:
1. Mashrabiya
Mashrabiya adalah kisi kisi yang digunakan pada jendela bergaya arsitektur
Islami. Hal ini untuk melindungi privasi penghuni sekaligus menghalangi masuknya
panas matahari ke dalam ruangan. Hal ini tentu saja karena kebanyakan negara
muslim terletak di daerah gurun pasir. Pola geometris sering digunakan di
Mashrabiya untuk memperindah arsitektur bangunan.
2. Kaligrafi
Kaligrafi atau seni menghias huruf, khususnya huruf arab sangat banyak
digunakan oleh para seniman dan arsitek muslim. Selain menambah keindahan
bangunan, kaligrafi juga menjadi pengingat ayat-ayat Alquran.
3. Kubah
Kubah adalah salah satu elemen yang menonjol dalam arsitektur Islam. Kubah
sering disajikan dalam bentuk umbi bawang Timur Tengah. Tak hanya bagian luar
kubah yang dianggap bernilai estetis, bagian dalam kubah juga dihiasi pola
geometris.
4. Lengkung Tapal Kuda
Setiap gaya arsitektur memiliki gaya kurva sendiri, di mana dua kolom
bertemu. Arsitektur Islam, mengenal bentuk melengkung dari lengkungan runcing
dan tapal kuda.
Galeri adalah selasar atau tempat atau dapat pula diartikan sebagai tempat yang
memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman
atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan
benda atau karya seni (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
Sementara Islamic Fashion adalah fashion yang memperhatikan kaidah-kaidah atau
aturan aturan yang telah ditetapkan dalam Islam. Pakaian bukan hanya masalah
budaya dan mode, namun dalam. Untuk kontemporer sendiri berarti suatu sikap
berkesenian yang sejalan dengan konsep seni modern yang berorientasi pada
masalah-masalah kehidupan masa kini. Gedon, 1991).
Dengan demikian, galeri fashion muslim kontemporer merupakan suatu
ruangan atau gedung untuk memamerkan pakaian muslim yang berorientasi dengan
kehidupan masa kini namun juga tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang telah
diatur oleh Islam.
Fungsi dan tujuan utama dari galeri fashion ini adalah menyediakan tempat
yang mampu menjadi pusat dari berbagai aktivitas yang berkaitan dengan fashion.
Selain itu, galeri fashion juga dapat menyediakan wadah bagi para pengamat,
perancang dan bahkan pengunjung atau masyarakat baik dari dalam daerah maupun
luar daerah yang memiliki ketertarikan dalam dunia fashion.
Lokasi perencanaan berada pada zona iklim tropis dengan suhu rata-rata yang
relatif tinggi. Hal ini disebabkan oleh perputaran matahari yang selalu vertikal. Oleh
karena itu, orientasi bangunan yang mendapatkan cahaya matahari lebih banyak
seperti arah Barat dan Timur (lihat gambar 2) dapat dimanfaatkan untuk daylighting
atau penerangan alami di dalam bangunan sehingga bisa meminimalisir penggunaan
listrik pada bangunan dan biaya menjadi lebih efisien. Sementara itu, penggunaan
vegetasi peneduh yang maksimal atau secondary skin berfungsi sebagai buffer pada
bagian tapak yang terpapar sinar matahari juga dapat dilakukan jika gedung yang
dirancang harus memiliki bukaan yang banyak.
Jalan utama menuju lokasi perencanaan yaitu Jl. Sultan Malikul Saleh, yang
merupakan jalan arteri sekunder, dengan ukuran lebar jalan ±20 m yang merupakan
jalur dua arah (lihat gambar 5). Pada sisi selatan dari lokasi perencanaan terdapat
sebuah jalan kecil dengan ukuran ±5 m, yang bisa dijadikan sebagai jalur servis.
Menyesuaikan akses entrance pada lokasi perencanaan untuk menghindari
kemacetan, dengan membedakan jalan masuk, jalan keluar dan jalur servis adalah
salah satu bentuk respon dari aksesbilitas yang ada di sekitar tapak.
1. Tapak
Konsep bentuk yang dipilih berupaya untuk menciptakan bangunan yang serasi
dengan keindahan alam sekitarnya. Ide Bentuk bangunannya terinspirasi dari gerakan
sholat. Dimana gerakan tersebut menciptakan irama yang bervariasi. Respon tersebut
berupa pemilihan bentuk bangunan yang membentuk persegi empat sama sisi agar
bangunan dan lingkungan tapak berbaur dengan baik tanpa didominasi oleh apapun.
3. Layout
1. Cahaya
2. Material
Pemilihan material alami adalah salah satu dari penerapan nilai Islam, yang
memberikan kesan natural dan sejuk. Terdapat estetis dari penggunaan batu alam
alami maupun buatan dan tanaman alami pada rancangan yang memberikan suasana
alami.
3. Ornamen
4. Warna
Penerapan warna yang digunakan adalah warna putih, karena warna putih yang
secara konotatif dijadikan simbol kebaikan yang sekaligus menempati posisi yang
istimewa dalam Islam.
5. Pembagian Ruang
Penataan dan pembagian ruang merujuk pada 3 unsur kegiatan dalam Hukum
Islam, yaitu: Hablumminallah (Mushalla atau ruang shalat), Habluminannas (Butik,
fasilitas desainger, fasilitas promosi produk, fasilitas workshop, fasilitas food court
dan fasilitas lain yang berhubungan dengan manusia), Hablumninalalam (Sirkulasi
tapak, ruang pengolahan limbah sisa kain, dan taman).
4. KESIMPULAN
Penerapan syariat Islam bagi semua masyarakat di Aceh merupakan salah satu
status khusus yang diberikan pemerintah kepada daerah Aceh. Penerapan syariat
Islam ini berawal dari mayoritas masyarakat Aceh yang menganut agama Islam.
Dalam kehidupan syariat Islam ini, ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh
masyarakat Aceh. Salah satunya adalah memperhatikan penggunaan pakaian atau
fashion mereka yang harus sesuai syariat Islam.
Trend busana muslim yang saat ini sangat sejalan dengan kondisi sosial budaya
yang melekat pada masyarakat Aceh, tentu saja tidak dapat dipungkiri bahwa industri
fashion merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan di Aceh.
Perancangan Galeri Fashion Muslim Kontemporer yang berlokasi di Jalan Sultan
Malikul Saleh, Lhong Raya, Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh diharapkan dapat
menjadi wadah yang dapat mendukung dan mewadahi perkembangan dunia fashion
muslim di Aceh. Dengan adanya perancangan ini, Kota Banda Aceh diharapkan juga
dapat menjadi pemicu kota dengan perkembangan fashion muslim tertinggi di
Indonesia.Menghadirkan berbagai fasilitas dengan wujud pendekatan Arsitektur
Islam juga agar dapat memfasilitasi segala kegiatan dunia fashion secara terpadu
dalam satu kesatuan yang dapat meningkatkan citra Islam di Kota Banda Aceh.
DAFTAR PUSTAKA
Kaiser, Susan B. (2019). Fashion And Cultural Studies. Bloomsbury Visual Arts.
Kawamura, Yuniija. (2005). Fashion.ology : an introduction to fashion studies. Berg.
Hasyim, “Darwati Lauching Asosiasi Perancang Fashion Aceh”,
aceh.tribunnews.com, diunduh Maret 2023
Salman Mardira, “Aceh Berpotensi Jadi Pusat Fesyen Muslim”,
lifestyle.okezone.com, diunduh Maret 2023.
Nur Khaerat Sidang, “Fenomena Trend Fashion Jilbab dalam Keputusan Pembelian
Jilbab (Studi pada Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam)”, Skripsi, UIN Alauddin
Makassar, Makassar, 15 Desember 2016, Hlm. 19.
Admin, “Afternoon Tea Fashion IFC Aceh”, http:www.noor.magazine.com, di unduh
3 Maret 2023.
Salman Mardira (Okezone), “Aceh Berpotensi Jadi Pusat Fesyen Muslim”,
https:lifestyle.okezone.com, di unduh Rabu 24 Februari 2016.
Aris Afandi, “Graha Mode Busana di Surakarta”, Tugas Akhir, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, September 2004, Bab 2 Hlm. 11.
Rara Kurniawati, “Kawasan Mode Tekstil di Makassar” Skripsi, Universitas Islam
Negeri Alauddin, Makassar, 18 Juli 2017, Hlm. 17.
Yusof, Z. B., “Islam and Architecture, architectural interpretation from the values of
the AlQur‟an and Sunnah”, International Islamic University Malaysia, Chapter
2, June 2011, hal. 7.