PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah makanan, pakaian dan tempat
berlindung. Semua kebutuhan dasar manusia harus terpenuhi agar
tercapainya efektivitas dalam menjalani kegiatan beraktivitas sehari-hari.
Jika ada satu kebutuhan yang kurang terpenuhi maka akan mengganggu
aktivitas yang lainnya, untuk itu banyak hal dilakukan manusia untuk
mendapatkan makanan di atas meja, perlindungan bagi tubuh serta
kebutuhan wadah untuk tempat kita bernaung. Seiring berjalannya waktu,
perkembangan model bentuk dan warna pada pakaian yang dikenakan
manusia melahirkan kecenderungan untuk beberapa kelompok masyarakat
sehingga lebih memerhatikan penampilannya, aktivitas untuk selalu
mengikuti tren-tren tertentu inilah yang disebut fashion.
Malaysia merupakan salah satu negara didunia dengan total luas negara
330,803 KM yang mencakup daratan dan lautan (Department of Statistics
Malaysia, 2016). Sebagai negara yang memiliki penduduk sebanyak
31.428.500, kebutuhan warga negara nya dalam berbusana pun semakin
meningkat tiap tahunnya. Indonesia menempati urutan ekspor pasokan
pakaian jadi kedua terbesar setelah china ke Malaysia. Pada tahun 2015 total
import khusus tekstil, pakaian dan sepatu malaysia terhadap Indonesia
sebesar RM 1575 milyar, pada tahun 2016 bertambah menjadi RM 1814
milyar (Warta Ekspor, 2016). Presentase-nya dapat dipastikan semakin
bertambah dari tahun ke tahun mengingat Malaysia adalah negara dengan
letak wilayah strategis karena di lewati jalur perdagangan bebas asia dan
tempat transit bagi sebagian besar moda transportasi yang ada. Dalam
penyerapan tenaga kerja indusri fashion bisa menyerap sebanyak 4,13 juta
orang atau 4,22% dari tingkat partisipasi penyerapan tenaga kerja nasional.
Keberadaan industri fashion pada dasarnya memiliki kontribusi pendapatan
yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Industri fashion
juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan
2
pekerjaan, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di lingkungan industri
fashion tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah non-Arsitektural
Dalam proses perancangan Indonesian Fashion House di Malaysia,
permasalahan Non-Arsitektural yang akan ditengah kan dalam hal ini:
3
a. Bagaimana karakteristik fashion house yang sesuai di Kuala
Lumpur?
b. Bagaimana menentukan karakteristik produk dan kegiatan yang
akan dimasukkan ke dalam bangunan fashion house?
c. Mengetahui 5 brand karya desainer Indonesia yang paling diminati
untuk dimasukkan ke dalam bangunan Indonesian Fashion House
di Kuala Lumpur?
2. Masalah Arsitektural
Adapun beberapa masalah Arsitektural yang di hadapi dalam proses
perancangan Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur, yaitu:
a. Bagaimana menentukan lokasi dan tapak yang sesuai dengan
peruntukan fungsi bangunan Indonesian Fashion House?
b. Bagaimana menentukan bentuk dan tampilan bangunan yang unik
agar dapat menjadi daya tarik bangunan Indonesian fashion house?
c. Bagaimana menentukan ruang, tata letak ruang dan sistem ruang
dalam yang sesuai dengan fungsi bangunan pada fashion house?
d. Bagaimana mendapatkan material dan kelengkapan bangunan yang
tepat dan efektif?
4
Selain itu diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan
popularitas perkembangan fashion Indonesia ke dunia.
Studi Arsitektural
2. Lingkup Pembahasan
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Fashion
1. Definisi Fashion
a. Menurut coco chanel (1970)
6
2. Aspek & Fungsi Fashion
7
b. Sebagai barometer perkembangan budaya
3. Jenis Fashion
a. Berdasarkan Konsumen
Kebijakan panggilan “fashionable” dan “unfashionable”
digunakan untuk mendeksripsikan seseorang bahwa yang mereka
gunakan sesuai atau tidak dengan acara yang ada atau sesuai padu-
8
padanan yang dilakukan. Fashion biasanya digunakan sebagai frasa
positif dan sinonim untuk keindahan, kecantikan dan kebaikan, tetapi
terkadang bisa juga digunakan sebagai frasa negatif seperti matreliasme
1) Kemajuan perekonomian
2) Perluasan perdagangan melalui penjajah yang membawa produk-
produk baru
3) Bangkitnya toko-toko kecil dan perubahan dalam periklanan serta
pemasaran seperti iklan cetak
4) Rasa individualitas
5) Berkembangnya kota
9
Tabel 2.1 Jenis fashion berdasarkan konsumen dan barang yang di produksi
Jenis barang Hirarki Keperluan Konsumen Contoh Desainer
yang di produksi
Local Fashion Barang dengan harga Kelas menengah ke Jenis produk massal
murah, minimum bawah, tidak yang bisa ditemukan di
desain, kualitas mementingkan toko grosir atau
standar kenyamanan, tetapi swalayan.
mementingkan harga.
Inspired Barang dengan Kelas mengengah Topshop, Forever21,
Fashion merek terkenal, hingga atas yang peduli Zara, Pull&bear,
bahan berkualitas kualitas merek, bershka
dan jahitan rapih. kenyamanan, dan masih
price-sensitive
Top-Fashion Ekslusifitas, dibuat Kelas mengengah atas Anne Avantie
khusus, kustomisasi, yang ingin tampil
Meras Fadhlan,
harga mahal eksklusif, tidak price-
sensitive. Biyan, Adjie
notonegoro, Ivan
Gunawan, Dian
Pelangi, Jenahara.
10
mengkokohkan identitas tersebut. Seorang akan memperhatikan cara berpakaian
yang dia pilih demi mendapatkan mendapatkan validasi dari audiens yang nantinya
akan memperkuat self-concept orang itu, salah satu caranya adalah
mengombinasikan penggunaan produk fashion untuk memperindah penampilan
sesuai identitas yang diinginkan. Berikut adalah jenis busana fashion berdasarkan
kualitasnya, yaitu:
1) Adi bsana (Haute couture), yaitu busana eksklusif yang di rancang khusus dan
dibuat hanya satu atas pesanan seseorang yang dibuat secara mendetail dengan
teknik menjahit yang rapih
2) Busana madya (Ready-to-wear), busana yang di produksi dalam jumlah tertentu
(terbatas), eksklusif, namun lebih bersifat komersial.
3) Busana konvensi, yaitu busana yang di produksi dalam jumlah banyak (masal)
dengan harga yang relatif lebih murah dibanding kedua jenis busana di atas.
Dengan data dari sumber diatas, bisa ditentukan bahwa pengisi bangunan
fashion house di Kuala lupur nanti adalah top fashion dan high fashion desainer dari
Indonesia. Semua brand nya di tata secara eksklusif seperti butik mewah dengan
perencanaan tata ruang dalam yang mendukung untuk penjualan brand masing-
masing tetapi tetap memiliki satu kesatuan dengan retail brand desainer lainnya.
Indonesian fashion house di Kuala lumpur nanti juga memamerkan busana-busana
dengan kualitas adi busana ( Haute Couture) dan busana madya (ready-to-wear).
4. Aktivitas Fashion
Fashion adalah salah satu industri yang terus mengalami perkembang dan
memberikan peluang yang menjanjikan bagi pelaku bisnis, pada saat ini fashion
berkembang sangat cepat mengikuti perkembangan zaman yang ada dan terkait
dengan trend, kreatifitas dan gaya hidup yang sedang berlaku. Saat ini konsumen
sudah sangat menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari sekedar
berpakaian, tapi juga bergaya dan trendi. Karena pakaian adalah salah satu sarana
komunikasi dalam masyarakat, maka sadar atau tidak sadar masyarakat bisa menilai
kepribadian seseorang dari apa yang di pakainya atau lebih spesifiknya pakaian
merupakan ekspresi identitas pribadi, hal tersebut dapat memberikan gambaran
11
bagi pelaku bisnis bahwa akan semakin banyak permintaan dari konsumen terhadap
industri fashion itu sendiri.
Kegiatan dalam dunia fashion bergantung terhadap tren itu sendiri. Tren
fashion sebagian besar didorong oleh perancang busana yang membuat dan
menghasilkan pakaian. Dalam hal ini istilah bisnis fashion akan digunakan dalam
arti bisnis yang berhubungan dengan pakaian modis atau pakaian sebagai industri
kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana. Tidak ada yang
dapat menyangkal bahwa karya perancang busana memiliki kontribusi besar untuk
industri tekstil & garmen negara, karena saat ini para pengusaha garmen akan perlu
menggunakan keahlian para desainer untuk selalu up-to-date agar tidak ketinggalan
dengan tren yang sedang booming.
Pada tahun 2000-an banyak nama - nama baru yang muncul sebagai desainer
berbakat di Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gayanya yang
independen yaitu seperti Sally Koeswanto, Tri Handoko dan Irsan. Sementara yang
lain membuat desain yang mengadopsi gaya barat seperti Edward Hutabarat dan
Anne Avantie, yang mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesain kostum
tradisional dengan nama ‘Blus Kebaya’ dan terdapat sentuhan modern. Dengan
adanya kostum tersebut, membuat busana tradisional Indonesia terlahir kembali dan
dicintai oleh kalangan muda sehingga mereka lebih menghargai seni tradisional.
12
Perkembangan tren fashion di Indonesia juga tak lepas dari beberapa faktor
yaitu media massa, dunia entertain, dunia bisnis, dan internet. Hal ini akan membuat
para desainer lebih mudah mengakses dan mengetahui tentang trend fashion yang
sedang populer untuk menciptakan variasi dalam mendesain.
a. Media Massa
b. Dunia Entertainment
Dunia Entertainment merupakan salah satu faktor yang sangat besar dalam
menyebarluaskan tren fashion kepada masyarakat. Para selebriti yang selalu
muncul di berbagai media dan menjadi idola, selalu berganti mode busana
mengikuti tren fashion. Hal ini bisa menjadi penyebab masyarakat untuk
mengikutinya. Sudah menjadi hukum alam jika sang idola mengikuti tren fashion
tertentu bahkan juga bisa menjadi trendsetter (pusat perhatian), pasti akan diikuti
oleh masyarakat.yang menjadi penggemar mereka. Selain itu ada juga acara
tahunan Jakarta Fashion week, Bali Fashion week, dan Jakarta Fashion & food
festival, yang membawa nama fashion lokal ke mata internasional
c. Bisnis
Dunia bisnis juga merupakan salah satu faktor berkembangnya tren fashion di
Indonesia. Mengingat dari banyaknya permintaan di pasar terkait dengan trend
fashion yang sedang berkembang. Demi mendapatkan keuntungan, para penjual
13
berlomba memanfaatkan tren yang sedang populer untuk menarik para pembeli.
Dengan menambahkan imajinasi mereka dalam merancang busana, tren akan
dengan mudah berkembang luas. Ibarat bola salju, langkah ini juga diikuti oleh
penjual busana yang lainnya.
d. Internet
Internet juga menjadi faktor penyebarluasan tren fashion. Tentu saja informasi
mengenai trend fashion terbaru akan cepat menyebarluas di masyarakat. Majunya
teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada
pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh gaya barat, namun ada kalanya kerjasama dalam memunculkan
gaya khas indonesia kembali ke permukaan serta memadukan gaya yang seimbang
antara gaya barat dan lokal dengan tujuan untuk embuat konsumen indonesia cerdas
dalam memilih yang disukai dan cocok untuknya.
14
mengalami perkembangan pesat. Dalam perkembangan dunia fashion, pihak yang
memegang peran penting adalah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia
(APPMI) yang merupakan suatu pengaruh dalam perkembangan dunia fashion di
Indonesia. Selain para pelaku APPMI, ada juga pihak - pihak yang bergerak dalam
retail dan eskpor. Mereka tentunya memiliki program tahunan, yaitu Fashion
Tendance yang sudah diadakan sejak tahun 1993 hingga saat ini masih terus
menjadi suatu acara festival tersendiri. Melalui Fashion Tendance biasanya akan
menampilkan sebuah fashion show, dimana acara tersebut akan menampilkan
prediksi trend di tahun yang akan datang.
Potensi ekonomi kreatif yang sedang berkembang tak lepas dari besarnya
potensi pasar domestik serta pertumbuhan masyarakat kelas ekonomi menengah.
Melihat hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menkepraf),
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian
Koperasi akan merintis fashion Indonesia untuk menjadi salah satu pusat mode
dunia pada tahun 2025. Sebagai langkah awal, fashion Indonesia ditargetkan akan
menguasai pasar Asia pada tahun 2015, serta menguasai pasar busana muslim
secara global pada tahun 2020.
15
Menurut Gusmardi Bustami (2013), fashion yang sudah menjadi gaya hidup
masyarakat Indonesia dapat menjadi salah satu stimulus bagi perkembangan dunia
fashion tanah air. Permintaan produk fashion terus meningkat, maka kreatifitas para
pencang pun terus ditantang. Mengenai bisnis fashion yang saat ini banyak
dijalankan oleh industri kecil, Menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin
Hasan (2013), bisnis fashion sudah diminati masyarakat pelaku usaha. Oleh karena
itu, pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian
Koperasi dan UKM akan megelola potensi industri fashion secara serius.
16
Dari data diatas dapat dilihat bahwa daftar importir terbesar industri
fashion Indonesia adalah negara Malaysia, Saudi Arabia, Australia, Perancis,
United Kingdom. Selain itu juga industri fashion menjadi salah satu industri kreatif
yang sangat berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut
dapat dilihat perkembanganya dalam data industri kreatif, dimana fashion berada
pada peringkat kedua dibawah industri kuliner berikut data industri kreatif tahun
2012 hingga 2014.
Industri tekstil (bahan pakaian) Indonesia sebagai pendukung industri
fashion merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Posisi Indonesia sebagai
negara pengekspor tekstil ke-14 terbesar di dunia dengan nilai 7,3 milyar dollar AS
dari total pasar dunia yang sebesar 250 milyar dollar AS.9 Melihat perkembangan
industri tekstil di atas, Indonesia dapat berharap karena kebutuhan akan mode relatif
tetap meningkat.
Tabel 2.2 Data pengelompokan Industri Kreatif Indonesia terhadap PDB (milyar)
Melihat data dari Tabel tersebut perkembangan industri fashion pada produk
domestik bruto setiap tahunnya yang selalu mengalami peningkatan hal tersebut
membuat para pelaku bisnis tertarik untuk memasuki industri fashion tersebut yang
dampaknya dapat memberikan persaingan lebih ketat dalam industri tersebut.
Berikut adalah desainer asal Indonesia dengan statistik penjualan tertinggi di
negara-negara tetangga, diantaranya adalah:
17
a. Tex Saverio
b. Biyan Wanaatmadja
18
sebagai desainer di pabrik garmen Italia. Biyan lulus tahun 1983 dan langsung
magang di rumah fashion Erico Covery di Florence Italia.
Sofian Yuan Rambu yang akrab disapa Biyan ini senang melihat gaun-gaun
yang imdah. Biyan pun mulai berkreasi pada Februari 2011. Dia ingat kalau semasa
kecil hingga remaja di Bengkulu sering melihat tantenya merajut dan menyulam
membuat taplak meja dan syal. Tantangan terbesar bagi Biyan adalah menjadikan
wanita lebih cantik dengan menciptakan sesuatu yang special dan unik. Sebagai
seorang desainer, Biyan merasa harus menguasai pengetahuan, misi serta ide.
Untuk mendapatkan kerja tim yang baik, harus mau saling berbagi mengenai
banyak hal dan tumbuh bersama dalam rasa saling percaya.
Gambar 2.5 Biyan dan rancangannya (kanan: Ready to wear, kiri: Haute couture)
(sumber : http://www.google.news, diakses pada 14 oktober 2017)
19
Selain bisa membuat kostum, Biyan juga piawai membangun karakter seseorang
tersebut menjadi lebih hidup, dengan sentuhan tatanan rambut (hairdo) yang anggun
dan cantik, sehingga menyerupai seorang wanita yang mempesona.
Laki-laki yang tidak canggung menyulam dan merajut benang wol ini,
merupakan 5 desainer top Indonesia yang dipastikan akan menjadi kiblat fashion
Indonesia dalam majalah fashion yang bernama vogue. Ia menganggap bahwa apa
yang dilakukannya saat ini adalah sebuah jalan baginya untuk masa depan. Busana
buatannya banyak mendapat pesanan dari Australia, dan juga dari dalam negeri.
Biyan juga memberi pelatihan di berbagai tempat untuk menyalurkan ilmu yang
dimilikinya, misalnya di Lembaga Peduli AIDS Karya Bhakti, PKK, dan lainnya.
c. Dian Pelangi
Dian Pelangi adalah desainer utama Dian Pelangi Company, salah satu
perusahaan busana muslim terkemuka di Indonesia. Lahir di Palembang pada tahun
1991, beliau kemudian lulus dari Ecole Superieur des Arts et Techniques de la Mode
(ESMOD) pada 2008 dengan nilai yang tinggi. Dian terinspirasi akan pelangi yang
begitu kaya warna dan selalu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia, mulai
dari tie dye yang cerah, songket yang indah, sampai batik yang mewah.
Dian Pelangi menempati posisi yang sangat istimewa dalam deretan peserta
program Indonesia Fashion Forward di tahun 2012. Ia adalah satu-satunya designer
busana Muslim yang terpilih. Interpretasinya terhadap busana muslim mendobrak
konvensi dan asumsi umum. Corak tie-dye dan teknik layering yang kerap ia
gunakan menghadirkan nuansa bohemian yang trendi sehingga tak sedikit
penggemar non-muslim yang turut mengenakan rancangannya.
20
Gambar 2.6 Rancangan dian pelangi (kanan: model mengenakan busana dian pelangi, kiri:
dian pelangi bersama model)
(sumber : warta ekspor.2015. p,17)
Nama Dian pun sudah sangat dikenal di kalangan pencinta fashion, terutama
hijabers. Bisa dibilang, Dian merupakan desainer muda Indonesia yang paling
populer di generasinya. Alumni SMKN 1 Pekalongan ini pernah mengambil jurusan
tata busana. Hijrahnya wanita ini ke pekalongan berbarengan dengan usaha orang
tua nya membangun pabrik tekstil di pekalonga dan sejak saat itulah ia diberi tugas
pula oleh orang tua nya untuk mengelola butiknya di jakarta yang bernama "Dian
Pelangi". Setelah diwawancarai oleh CNN pada tahun 2010, popularitas Dian
melejit dan langsung menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan diikuti di
dunia mode Indonesia. Menyadari pengaruhnya yang sudah sangat luas, anggota
termuda dari Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) ini
menerbitkan sebuah buku yang berisi kumpulan street style para muslimah yang
ditemuinya di negara-negara yang ia kunjungi. Pada akhir 2011, Dian Pelangi
diundang ke Paris untuk mengikuti The International Fair of Muslim World di Le
Bourget dan memastikan jejaknya sebagai salah seorang desainer muda Indonesia
yang patut diperhitungkan. Busana rancangan desainer ini tidak hanya dikenal di
dalam negeri tapi sudah sampai ke Timur Tengah seperti Kairo, Dubai, Abu Dhabi
dan Pakistan.
Negara-negara yang didatanginya bukan hanya negara Islam, tapi negara yang
didinasi non muslim seperti Inggris dan Amerika Serikat. Ia juga telah memiliki
21
butik franchise sendiri di Malaysia. Saat ini Dian telah memiliki empat lini busana;
Dian Pelangi, DP by Dian, Dian Pelangi Bride dan Dian Pelangi Kids.
d. Jenahara
Rancangan ini memang berakar dari penampilan dirinya yang juga tidak biasa.
Lihat saja bagaimana ia kerap berani menggunakan lipstik berwarna merah sebagai
aksennya dalam berpenampilan. Keberaniannya dalam berpenampilan tadi terbawa
pula dalam gerak roda bisnisnya. Karyanya identik dengan warna tunggal, gelap
dan netral. Warna utamanya adalah hitam, putih, dan silver, yaitu warna-warna
yang netral jika dipadu padankan dengan warna lain. Kesan anggun dan elegan
langsung muncul begitu melihat hasil-hasil desainnya.Ia juga hampir tak pernah
menggunakan motif di tiap hasil rancangannya. Permainan potongannya sederhana
dan berani. Tidak ditemukan gaya busana yang marak dikenakan di antara karya-
karyanya, karena prinsip Jenahara adalah terus menciptakan karya berbeda.
22
Konsep baju multifungsi adalah kain yang dilipat dan diberi kancing di tepi.
Dengan kejeniusan, kain ini bisa dkenakan dalam beragam gaya. Banyaknya atribut
kelengkapan perempuan muslimah membuat Jenahara ingin menciptakan satu
busana yang memiliki nilai praktis dan ekonomis namun tetap modis. Label
miliknya yang juga bernama Jenahara, menawarkan design-design yang wearable
yang fokus pada clean cut, detail, dan kualitas. Terinspirasi dari bentuk struktural,
Jenahara mencampurkan elemen pakaian pria dan wanita, simetris dan asimetris,
dengan tujuan untuk menonjolkan bentuk kuat yang eksploratif dalam potongan dan
designnya.
B. Fashion House
1. Definisi Fashion House
Menurut Wikipedia (2017), A company specializing in the design and sale of
high-fashion clothing and accesories.
Artinya: sebuah bangunan perusahaan yang di desain khusus untuk menjual
pakaian-pakaian bermutu dan aksesoris.
2. Sejarah Fashion House
23
Perancang busana pertama Charles Frederick Worth (1826-1895) merupakan
penggagas awal fashion house “maison couture” di Paris. Pada masa ini para
perancang busana mempekerjakan pelukis untuk mengsketsa desain mereka
sebelum memproduksi barang mereka ke publik. Jika mereka menyukai desain-nya,
maka pembeli akan membaayar nya, dan hasil keuntungannya digunakan untuk
membuat fashion house itu sendiri. ‘the maison redfern’ adalah fashion house
pertama yang menawarkan pakaian wanita dan pria dalam satu bangunan. Pada
tahun 1940, banyak fashion house yang tutup menjelang perang dunia ke-II,
termasuk the masion viornet and the maison chanel. Beberapa desainer seperti
mainbocher pindah secara resmi ke New York.
Pada tahun 1952 Hubert de Givenchy membuka house pertama nya di Rome,
Zurich dan Buenos aires. Pierre Balmain juga membuka salon khusus ditahun 1945
diikuti dengan coco chanel pada tahun 1954. Setalah itu, mulailah banyak brand-
brand dengan galeri mereka masing-masing dimana mereka bisa memfabrikasi
sekaligus memajang barang karya desainer dan brand tersebut.
Pusat Pameran Mode (fashion house) dimaksudkan untuk menjadi tengara yang
berusaha untuk melestarikan, meningkatkan, dan menciptakan nilai lingkungan
24
yang beradab. Fashion house juga akan memberikan lingkungan yang kondusif
yang bisa dijadikan pilihan mode merancang dan belanja dengan aktivitas
menyenangkan. Akhirnya, fashion house akan memenuhi kebutuhan pembeli dan
pecinta mode dengan 2 fungsi khususnya yaitu:
a. Retail
b. Galeri
Karena sifat mode erupakan sesuatu yang dapat berubah setiap saat, tidak adaaturan
pasti akan bentuk kemunculannya sehingga sering membuat semacam
kejutan/surprise, mode juga bebas dipilih sesuai selera pemakai maupun kondisi
yang mempengaruhinya
Ini karena unsur pokok dalam mode yang menghindari adanya kemonotonan
dengan pengolahan unsur garis, bentuk, warna dan tekstur, serta mementingkan
25
keharmonisan penampilan dengan unsur keseimbangan, perbandinngan, tekanan
dan irama dalam berbusana,
c. Menonjolkan diri
Karena mode merupakan betuk upaya untuk menarik perhatian sekelilingnya guna
memberikan kesan pada pemakainya, serta merupakan pernyataan probadi
seseorang, sering kali fashin dimanfaatkan untuk menarik perhatian orang lain,
dengan berbagai cara sehingga bisa lebih menonjol dibanding yang lainnya.
d. Berputar/perulangan, mengalir
Suatu gaya yang sudah lalu dapat menjadi ‘in’ lagi pada suatu masa berikutnya
dengan variasi yang berbeda, sehigga mode merupakan siklus yang selalu berputar
e. Beradaptasi
Walaupun pada dasarnya sama namun fashion sangat beragam karena selalu
beradaptasi dengan tempat ataupun waktu.
Fashion house umumnya terdapat beberapa zoning ruang yang terpisahkan pula
berdasarkan lantai maupun ruang dalam bangunan. Setiap zona yang ada akan
memiliki standar yang berbeda pula. Seperti tempat khusus wanita, pria dan anak-
anak akan berbeda di dalam fashion house. Dari hasil analisis statistik dan
mempelajari studi literatur yang ada pada bangunan fashion house, didapatkan
beberapa program zoning yang dibutuhkan dalam bangunan. Diantaranya adalah:
a) Welcoming Zone
b) Exhibition
26
Terdiri dari hall serbaguna yang umumnya digunakan untuk mempamerkan sejarah
dan perkembangan fashion dari masa ke masa serta pentingnya fashion. Pada
bagian ini di persiapkan unuk beberapa orang sebagai guide pada bagian ini, dan
ada bagian servis pula seperti gudang, loby, dan lounges.
27
Gambar 2.10 Fashion Show hall
(sumber : neufert. 2008)
(sumber : neufert.2008)
28
e) Learning Center (optional) yang terdiri dari: Auditorium, Classroom & Studio,
Library (picture 1,2,3)
f) Social Zone yang terdiri dari lounge, Hospitality lounge (for VIP visitors) dining
area & cafe, business center, sky gardens
1) Lounge: pengunjung dapat mengakses ruangan ini untuk beristirahat
dan berinteraksi. Pada ruangan ini di persiapkan sebaik mngkin untuk
tempat duduk yang nyaman.
2) Hospitality lounge (VIP Visitors):
Sky gardens: teras terbuka untuk area yang berbeda dan ketinggian untuk
udara yang sejuk dan relaksasi
g) Administration
Area yang akan ditempati untuk bekerja, melakukan kegiatan perundingan, ruang
manager, toilet dan dapur serbaguna
29
h) Business center:
pada area ini akan menyediakan pengujung berbagai akses internet dan
koneksi wi-fi yang kuat
i) Servis
Toilet, dapur serbaguna, klinik, ruang sekuriti & gudang
C. Fungsi Perwadahan
1. Galeri
“An art gallery is a space for the exhibition of art”. Berarti suatu
tempat untuk memamerkan hasil karya, baik berupa karya maupun
budaya. Galeri berasal dari kata latin yaitu “galleria”, sebuah kata
benda yang bermakna “sebuah ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi
dinding berbentuk U dan disangga tiang-tiang kantilever yang
berfungsi sebagai ruang pertemuan umum untuk berdiskusi apa saja.
Pengertian tersebut dapat ditarik sebuah pengertian bahwa galeri
adalah tempat/ruang yang digunakan sebagai memamerkan karya dan
budaya dalam bentuk dan penataan secara estetis.
Galeri bukan saja digunakan sebagai pusat hiburan, melainkan
sebagai pengembang wawasan dan edukasi setiap pengunjung. Galeri
berbeda dengan museum, selain berbeda dari ukuran, perbedaan yang
paling menonjol dari galeri dan museum adalah bila galeri hanya
menjual karya, sedangkan museum hanya tempat atau wadah untuk
memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan
langka.
b. Fungsi dan Tujuan Galeri
Fungsi dan tujuan galeri berdasarkan jenisnya, yaitu :
1) Galeri di dalam museum yaitu galeri khusus untuk
memamerkan benda-benda yang dianggap memiliki nilai
sejarah ataupun kelangkaan.
2) Galeri kontemporer yaitu galeri yang memiliki fungsi
komersial dan dimiliki oleh perorangan.
30
3) Vanity Gallery yaitu galeri seni artistik yang dapat diubah
menjadi suatu kegiatan didalamnya, seperti pendidikan
dan pekerjaan.
4) Galeri arsitektur yaitu galeri untuk memamerkan hasil
karya-karya di bidang arsitektur yang memiliki
perbedaan antara 4 jenis galeri menurut karakter masing-
masing.
5) Galeri komersil adalah galeri untuk mencari keuntungan,
bisnis secara pribadi untuk menjual hasil karya. Tidak
berorientasi mencari keuntungan kolektif dari
pemerintah nasional atau lokal.
31
Konservasi yang dilakukan bersifat cepat dan ringan, yaitu pembersihan karya seni
dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana.
4) Restorasi
5) Penelitian
32
Gambar 2.14 Skema aktivitas utama desainer pada galeri
2. Retail
a. Definisi Retail
Retail adalah penjualan dari suatu komoditas kepada konsumen. Berasal dari
bahasa Perancis, dengan asal kata retailer yang berarti memotong menjadi kecil-
kecil (Risch, 1991, p.2). Dalam kamus bahasa Indonesia retail dapat diartikan
eceran. Retail dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
1) Speciality Store, biasa terletak pada daerah urban dan sub urban. Produk
yang ditawarkan sangat bervariasi.
2) General Store, toko yang memiliki keterbatasan dalam produk yang
ditawarkan, biasanya dalam satu jenis produk yang sama.
3) Flea Market Store, tempat perorangan dalam menjalankan bisnis retail dan
segala keperluan ditentukan oleh pemilik toko. Sering ditemukan pada
daerah pedesaan, tetapi mudah ditemui diperkotaan seperti kios, kedai, dan
stan.
4) Boutique, tempat dimana lebih banyak kaum wanita untuk membeli segala
keperluan dalam bidang fashion.
33
5) Department Store, tempat yang menawarkan variasi produk dalam jumlah
yang besar, meliputi hard goods atau soft goods. Point terbesar terdapat pada
tingkat pelayanan, pekerja dalam jumlah besar, dan volume penjualan.
6) Chain Store, berpusat pada pemilik dan pengaturan organisasinya terdapat
dua atau lebih unit yang sama, disetiap unitnya memiliki klasifikasi barang
yang sama. Seperti toko obat-obatan, sepatu, restoran, jewelery, dan lainnya.
7) Direct Marketing Retailer, merupakan toko yang penawaran barangnya
menggunakan mediator katalog. Pembelian produk dapat melalui telepon,
email, sms dan media lainnya.
34
jasa yang ditawarkan. Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah
pameran. Pameran dalam bangunan ini terbagi atas :
2) Kegiatan Penunjang
(a) Konsumsi
Retail menawarkan produk yang pastinya untuk dibeli oleh pelanggan serta
pelanggan yang datang bermaksud untuk membeli produk tersebut berdasarkan
35
kebutuhan atau hanya menunjang kesenangan mereka dan akan di konsumsi
atau di pakai oleh pelanggan tersebut.
(b) Transaksi
(c) Rekreasi
(d) Edukasi
36
D. Studi Literatur
1. S.deer, China
Dari gambar ini terlihat kubus membagi bangunan menjadi dua dan saling
menempel satu sama lain, sementara masing-masing kubus menggunakan inti
sirkulasi utama sebagai sumbu vertikal. Kedua kubus ini bergabung bersama
(hibrid) mewakili kerja dan gaya untuk perusahaan. Kubus dianggap sebagai objek
utama dan logo tidak resmi untuk perusahaan S.Deer. Jadi perusahaan perancang
menggunakannya dengan cara artistik saat merancang bangunan.
37
Gambar 2.20 Potongan bangunan Deer Fashion House
(sumber: http://www.google.com, Diakses pada 13 Oktober 2017)
38
Markas S.Deer menunjukkan ekspresi dinamis dan organik yang
mencerminkan dunia fashion dengan cukup baik. Meskipun ide di balik
bangunannya sangat sederhana, namun menciptakan struktur yang menarik dan
tengara yang menarik perhatian orang dan mendorong mereka untuk melangkah ke
tempat itu. Prechteck telah berhasil menggabungkan bekerja dengan gaya hidup di
satu tempat untuk memiliki suasana yang menyenangkan di tempat kerja. Belum
lagi penerapan strategi berkelanjutan yang melingkupi bangunan tersebut. Untuk
analisis ruang di Kantor S.Deer, wilayah administrasi menempati hampir setengah
dari bangunan itu. Tepat setelah itu datanglah area studio dan kemudian zona
kreatif. Terakhir, area kecil dipersembahkan untuk show hall dan museum.
a) Zona Sosial:
Zona sosial memiliki dampak bagus pada penghuni bangunan saat mereka bersantai
dan bersenang-senang di daerah ini.
b) Kesinambungan:
Beberapa aspek berkelanjutan akan digunakan di bangunan ini sebagai cara untuk
menyelamatkan lingkungan.
c) Struktur Dinamis
Demi menciptakan yang tampilan yang atraktif dan mudah diingat, struktur dinamis
akan dibangun agar sesuai dengan wadah fashion Indonesia yang baru di Malaysia
39
2. La Maison Unique
40
Gambar 2.23 Produk Longchamp (kiri: produk, kanan: penerapan interior dari produk)
(sumber: building type study, architectural record)
La Maison Unique adalah fasilitas ritel tiga lantai di SoHo di New York
City. Arsitek menerapkan prinsip ritsleting ke ruang dalam secara arsitektural.
Ritsleting yanng di aplikasikan keduanya memiliki aspek fungsional dan estetika,
desain ini menggoda para pembeli untuk masuk ke dalam dan lihat apa yang ada di
lantai atas. Sebuah toko utama untuk Longchamp, perusahaan aksesoris fashion
Prancis, proyek tersebut seperti apa yang digambarkan Heatherwick sebagai "kotak
sepatu robek yang menyerupai sebuah bangunan" yang berpose segala macam
masalah untuk menciptakan operasi ritel yang sukses. Struktur yang ditawarkan
ruang lantai bawah Longchamp itu tak hanya sebatas 1.500 kaki persegi, tapi juga
berada di antara toko pakaian dan toko cokelat. Tapi di lantai atas, Longchamp bisa
menyebar dengan Lantai kedua seluas 4.500 kaki persegi, dan lantai tiga yang baru
ditambahkan dengan tanah seluas 1.700 kaki persegi. ditambah teras untuk
menghibur pembeli. tantangan bagi Heatherwick adalah untuk menarik perhatian
hanya dengan kehadiran di jalan kecil dan kemudian menarik orang untuk menaiki
tangga ke ruang ritel utama.
41
Gambar 2.24 display booth (kiri: display produk, kanan: konsep tempat display produk)
(sumber: building type study, architectural record)
Gambar 2.26 Konsep ruang dalam, (kiri: konsep, kanan: penerapan konsep ruang dalam)
(sumber: building type study, architectural record)
42
3. Vakko Fashion Center
Dirancang oleh REX Company Vakko Fashion Center dan Media Power Center
REX mengubah kerangka proyek hotel yang belum selesai yang kemudian
dikembangkan Vakko Fashion Center dan Power Media Center yang merupakan
salah satu contoh bangunan adaptif yang paling signifikan dan paling baru.
Berlokasi di Istanbul, Turki. Luas lantai bangunan ini adalah 9.100 meter persegi
(90.000sqf) dan dibuat pada tahun 2010. Konsep bangunn vakko fashion center ini
membagi proyek menjadi dua bagian yang terpisah secara struktural. "U-shaped".
43
bangunan ini mencakup ruang auditorium, ruang pamer, ruang pertemuan dan
eksekutif kantor dan semua sirkulasi vertikal dan toilet terletak di pusat cincin.
Struktur beton yang asli tidak bisa disembunyikan; itu sebabnya kaca cermin
digunakan untuk menyembunyikan kotak baja dengan eksterior mirip fatamorgana
yang menizinkan pandangan ke dalam bangunan.
Bagian dalam show case dibangun bentuk kotak baja kecil ditumpuk di tengah
dengan kemiringan antara auditorium, ruang pamer, dan ruang pertemuan yang
menciptakan jalur sirkulasi yang berhembus dari bawah ke atas dari Showcase.
Pusat mode Vakko meliputi kantor, ruang pamer, ruang konferensi, auditorium,
museum, dan ruang makan. Sementara pusat media Power memiliki studio televisi,
fasilitas produksi radio, dan ruang pemutaran. REX ingin merancang façade kaca
transparan yang sangat transparan untuk bangunannya. Untuk meningkatkan
kekuatan kaca, sebuah "X" struktural dibangun ke masing-masing panel.Akibatnya,
ketebalan kaca berkurang dan tidak perlu digunakan mimbar perimeter.
44
Gambar 2.30 Rangka bangunan Vakko fashion center
(sumber: http://www.archdaily.com, diakses pada 12 november 2017)
45
kaca berbentuk x yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pun luar
biasa. Terlepas dari berbagai kegunaan dari pusat Vakko, masih ada satu kelemahan
yang terlihat yaitu desain cincin luar bangunan yang bisa disempurnakan agar
sesuai dengan tampilan inner show yang dinamis dan untuk mencerminkan
kreativitas dari kedua bidang fashion dan media. Untuk analisis ruang, area kantor
menempati bagian utama bangunan, setelah itu auditorium datang dan kemudian
museum. Showcase dan ruang makan menempati area yang sama dengan hampir
10% dimana ruang pertemuan hanya 5%.
46
NO STUDI LOKASI FASILITAS KEUNGGULAN KELEMAHAN
LITERATUR
1 S.Deer Nanjing, Kantor, retail, Kantor pusat fashion Bangunan memiliki fasad
China gudang, area dengan filosofi bentuk dari bentuk kubus besar
workshop, area yang sangat menarik. dan kubus kecil, yang
kretif, ruang penerapan yang diputar dan di posisikan
meeting, hall dilakukan secara secara simetris, akan tetapi
fashion show, tersirat ini membuat cenderung statis, meski
museum bangunan ini memiliki mencukupi poin fashion
fasad sangat menarik. pertama yaitu selalu
berputar dan berubah,
tetapi belum mencukupi
poin “dinamis” fashion
2 La maison New york, Kantor, retail, Penerapan rancangan Bangunan fashion center
Unique USA gudang, interior dan eksterior ini tidak seimbang karena
showroom, sangat baik dalam fasad luarnya kurang
coffee shop membuat pembeli sebaik dan seindah interior
penasaran dan segera ruang dalamnya.
berkunjung ke lantai
berikutnya, sangat
authentic.
3 Vakko Istanbul, Kantor, Penekanan fungsi Penggunaan material kaca
center Ruang meeting, terlihat sangat modern oleh sang arsitek sebagai
Auditorium,Mus dan efektif, dengan penutup dominan selubung
eum, Ruang penerapan 3 model bangunan membuat view
makan sirkulasi pencapaian lebih mudah dilihat
pada bangunan. langsung dari luar ke
dalam bangunan.
Tabel 2.3 Perbandingan Studi Literatur
Menurut studi studi kasus sebelumnya, Program ruang pada Fashion House tertera
sebagai berikut:
1. 10% Galeri Fashion
2. 40% Retail
3. 20%. Multi Purpose Hall
4. 22%. Zona Sosial Administrasi
5. 8% Zona Masuk
47
Kebutuhan Ruang Fashion House
Berdasarkan studi terhadap studi kasus sebelumnya, beberapa tren akan diterapkan
di House of Fashion seperti:
a) Zona Sosial
Zona sosial memiliki dampak bagus pada penghuninya saat mereka bisa
santai dan bersenang-senang di daerah ini.
b) Keberlanjutan
Beberapa teknik berkelanjutan akan digunakan di house of fashion
sebagai cara untuk meminimalisir dampak lingkungan.
c) Struktur dinamis
Demi menciptakan desain fashion yang atraktif dan catchy pada
bangunan, struktur dinamis akan dibangun agar sesuai dengan bangunan
baru fashion Indonesia di Kuala Lumpur
48
BAB III
METODE PEMBAHASAN
A. Gagasan Perancangan
Merancang mempunyai langkah-langkah kerja untuk memudahkan
perancang sehingga dapat mengembangkan idenya. Metode dalam merancang
Indonesia Fashion House ini dimulai dari penjelasan deskriptif objek
rancangan, penjelasan ide awal rancangan dan mengenai kebutuhan fashion
Indonesia di Malaysia. Adanya fakta-fakta nyata ini, memudahkan untuk dapat
merancang dari masalah dan menghaslkan solusi melalui literatur yang
diperoleh. Tinjauan mengenai metode penelitian rancangan berikut ini:
a. Pencarian ide
Pencarian ide serta gagasan perancangan Indonesian Fashion House
berawal dari pengamatan mengenai fenomena dan perkembangan mode
fashion dan tingkat minat fashion Indonesia di Kuala Lumpur. Tingkat
ketertarikan Malaysia terhadap fashion Indonesia lumayan tinggi, banyak
warga Malaysia datang ke Indonesia hanya untuk mencari mode fashion
terbaru dan Malaysia juga ternasuk ke dalam salah satu negara dengan
importir tertinggi dalam industri fashion Indonesia. Ide gagasan kemudian
dikembangkan melalui penelusuran informasi dan data-data dari berbagai
media dan pustaka untuk bahan pemecahan masalah.
1. Pencarian ide atau gagasan dengan menyesuaikan mengenai
fenomena perkembangan fashion Indonesia di Malaysia.
2. Pemantapan ide perancangan melalui pencarian informasi dan data-
data arsitektural maupun non asitektural berbagai sumber, ( pustaka
dan media ) sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah.
Seperti masalah yang ada pada tapak perancangan, fasilitas-fasilitas
yang mendukung perancangan, iklim, matahari, angin, kebisingan, dll.
3. Mengembangkan ide dan gagasan yang dituangkan ke dalam sebuah
tulisan ilmiah dan perancangan.
49
B. Permasalahan dan Tujuan
a. Permasalahan
1. Perkembangan mode fashion terus berkembang pesat, berbagai macam
model fashion dari berbagai desainer ternama dan berbagai negara
semua memiliki rancangan yang berbeda. tentu rancangan fashion
selalu mengikuti perkembangan yang ada. Indonesia merupakan salah
satu negara dengan industri fashion yang memiliki banyak desainer
terkenal hingga kancah internasional karena desainnnya, maka dari itu
tidak sedikit negara-negara lain tertarik sehingga mengimpor fashion
Indonesia, Malaysia meruapakan salah satu negara yang memiliki
minat cukup tinggi terhadap fashion Indonesia.
2. Fashion Indonesia sudah masuk ke beberapa mall di malaysia, namun
masih dalam skala jangkauan kecil dan dengan ukuran retail yang
disediakan masih sangat kurang untuk menampung sebagian dari karya
desain nya sehingga masih banyak warga negara malaysia yang kerap
datang kembali ke Indonesia untuk berbelanja.
b. Tujuan
1. Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur ini diharapkan mampu
mewadahi para desainer fashion Indonesia untuk memperkenalkan
desain-desain terbaru mereka agar lebih mudah mendapatka perhatian
dunia luar selain itu diharapkan juga Indonesia Fashion House ini dapat
memudahkan warga Malaysia untuk berbelanja fashion Indonesia serta
meningkatkan kerjasama bilateral Indonesia dan malaysia.
2. Menerapkan konsep desain interior yang sesuai dengan karakteristik
fashion Indonesia yang dapat mewakili karakter fashion Indonesia itu
sendiri.
50
(Marzuki, 2000). Tahap pengumpulan atau pengolahan data merupakan proses
memperoleh data-data yang berkaitan dengan proses perencanaan Indonesian
Fashion House di Kuala Lumpur. Pada tahap ini, data-data tersebut diperoleh
dari data primer dan data sekunder yang mendukung proses perancangan
obyek.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan. Dalam
pengambilan data ini, dilakukan dengan beberapa metode diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Data Kondisi Eksisting retail desainer Indonesia di Malaysia
Data ini diperukan untuk mengetahui desainer siapa saja yang ada di
Malasia yang menjadi favorit warga negara malaysia agar nantinya
dapat diketahui desain seperti apa yang digemari dengan wadah yang
sesuai kebutuhan.
2. Data Kondisi Eksisting Tapak dan Data Iklim
Data yang dibutuhkan mengenai tapak diantaranya data batas tapak,
potensi tapak, vegetasi, view (pemandangan), topografi, kelembaban,
suhu, dan lain-lain yang dapat menunjang kebutuhan Indonesian
Fashion House di Kuala lumpur.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan pada tapak kawasan yaitu di wilayah
persekutuan Kuala lumpur, Malaysia. Dari pengamatan ini
didapatkan langsung kondisi dan suasana tapak pada kondisi di
lapangan yang dapat memilki manfaat dalam proses perancangan.
Berikutnya, berdasarkan hasil pengamatan langsung diperoleh
beberapa data sebagai berikut :
51
e). Kondisi umum transportasi
4. Dokumentasi
b. Data Sekunder
Data sekunder ini didapat dari studi literatur atau sumber-sumber tertulis
yang berhubungan dengan perancangan dan beberapa studi komparasi yang
dilakukan pada objek dan tema yang sama. Studi-studi tersebut di antaranya
adalah berupa kelayakan tapak dan beberapa literatur internet, buku, dan
majalah yang berhubungan dengan perancangan. Sumber data tersebut
terkait dengan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Data statistik ekspor-impor malaysia dalam bidang fashion
2. Data statistik Importir industri kreatif malaysia terhadap
3. Data top desainer Indonesia di dunia Internasional
4. Studi data objek yang sejenis.
D. Analisis Data
Dalam perancangan arsitektur, tahapan metode analisis merupakan hal yang
sangat penting, karena analisis dalam arsitektur termasuk hal yang paling
penting. Analisis yang digunakan dalam merancang Indonesian Fashion House
diantaranya adalah:
a. Analisis fungsi
b. Analisis aktivitas dan pengguna
c. Analisis ruang
d. Analisis tapak
e. Analisis bentuk
f. Analisis struktur
52
g. Analisis utilitas
E. Konsep perancangan
Setelah melakukan analisis-analisis yang tertera diatas akan muncul sebuah
konsep perancangan. Konsep perancangan merupakan proses penggabungan
dari semua dan pemilihan hasil analisis, dari proses ini muncul suatu konsep
yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun konsep perancangan.
F. Kerangka pikir
53
BAB IV
54
Kuala lumpur terbagi menjadi 11 region yang termasuk administratve quarter.
Setiap wilayah persekutuan terbagi menjadi beberapa wilayah region diantaranya
Kepong, Batu, Wangsa maju, Segambut, Bukit Bintang, Setiawangsa, Timawangsa,
Cheras, Seputih, Bandar tun razak.
Batasan wilayah:
55
mencapai 6.891 penduduk per kilometer persegi (17.310/mil persegi).
Penurunan tingkat kelahiran yang berlanjut, telah menyebabkan persentase
penduduk di bawah usia 15 tahun turun dari 33% pada tahun 1980 ke 27%
pada tahun 200. Sebaliknya, golongan usia bekerja 15–59 tahun justru
meningkat dari 63% (1980) menjadi 67% (2000). Persentase penduduk
berusia tua (60 tahun ke atas) juga naik dari 4% (1980) ke 6% (2000).
Gambar 4.3 laju populasi di 11 wilayah persekutuan Kuala Lumpur Tahun 2016
(sumber : Vase Statistic, diakses pada 11 September 2017)
56
Gambar 4.4 Masterplan Kuala Lumpur
(sumber : DOSM gov. Malaysia, diakses 15 September 2017)
Dari data diatas, terlihat Ibu Kota kuala lumpur memiliki beberapa fungsi
wilayah, ada Residential, Commercial, Industrial, Institutional, Open
Space recreation & Sport Facilities, Squatters, and Undeveloped level.
Berikut adalah Tabel wilayah sesuai dengan Fungsi di masterplan
pemerintahan Malaysia;
57
Tabel 4.1 Tabulasi wilayah Kuala Lumpur
NO. Nama wilayah / Fungsi utama Fungsi penunjang
kecamatan
1 Bukit Bintang Kawasan komersil Hiburan,
perhotelan,
permukiman,
pendidikan,
peribadatan
2 Batu Kawasan Hunian Permukiman,
pendidikan,
peribadatan
3 Kepong Kawasan Hunian & Hutan kota,
Undeveloped land pertambakan
4 Cheras Kawasan Hunian Permukiman,
pendidikan,
perniagaan
5 Seputih Kawasan Industri Industri,
pergudangan,
transportasi
6 Bandar Tun Razak Kawasan olahraga, Jasa pelayanan
ruang terbuka Hijau, sosial, pusat
dan Industri perniagaan,
permukiman
7 Setiawangsa Kawasan Hunian Permukiman,
peribadatan,
pendidikan
8 Titiwangsa Kawasan Pendidikan, hunian
Pendidikan
9 Segambut Kawasan Ruang Permukiman,
terbuka, Olahraga & Hutan kota (RTH)
Undeveloped Land
10 Lembah Pantai Kawasan Rental Office,
perdagangan, Perdagangan,
Hunian, Pendidikan
perkantoran, RTH kejuruan, jasa
pelayanan sosial
11 Wangsa Maju Kawasan Hunian Permukiman,
peribadatan
(sumber : Dosm Gov. Malaysia, diakses pada 9 Oktober 2017)
Dari tabel data peruntukan wilayah Kuala Lumpur diatas, dapat disimpulkan bahwa
daerah yang dapat menunjang bangunan fashion house adalah di wilayah sekitar
peruntukan komersil, yang pusatnya di daerah Bukit Bintang dimana lokasinya
dimudahkan dengan beberapa akomodasi darat seperti dekat dengan lokasi terminal
LRT, KTM, Terminal bus, dan lain-lain.
58
3. Masyarakat Kota Kuala Lumpur
Di Kuala Lumpur, beraneka ragam budaya tercampur,
seperti melayu, Cina, India, Serani, dan juga suku-suku Kadazan, Iban dan
suku asli lain dari Malaysia Timur dan Barat. Pesatnya pembangunan Kuala
Lumpur juga menarik perhatian pekerja asing dari Indonesia, nepal, Burma,
Thailand, Bangladesh, pakistan, India, sri lanka, dan vietnam. Berdasarkan
sensus tahun 2010, orang Melayu merupakan yang terbesar di Kuala
Lumpur. Masyarakat Melayu yang mayoritasnya berasal dari kepulauan
Nusantara, membentuk sekitar 44,2% dari keseluruhan penduduk
kota. Kebanyakan mereka datang dari Minangkabau, Bugis, dan Jawa. Pada
akhir abad ke-18, ketika Eropa mengalami revolusi industri, banyak pekerja
Cina dari wilayah Fujian dan Guangdong dibawa ke Tanah Melayu untuk
bekerja di industri timah yang sedang berkembang pesat. Orang Cina di
Kuala Lumpur menuturkan berbagai dialek. Tetapi kebanyakan dari mereka
merupakan orang Kanton dan Hakka. Pada tahun 2010, masyarakat Cina
berjumlah sekitar 43,2% dari keseluruhan penduduk kota.Orang India
membentuk 10,3% dari jumlah penduduk Kuala Lumpur (2010).
Kebanyakan dari mereka beragama Hindu dan menuturkan bahasa
Tamil dan berbagai bahasa lain seperti bahasa
Hindi, Malayalam, Punjabi, Telugu, dan Pashtun. Kebanyakan orang India
dibawa ke Malaysia pada masa penjajahan Inggris. Agama Islam merupakan
agama terbesar di Kuala Lumpur dengan jumlah pengikut mencapai 46,4%
(2010).
Tabel 4.2 Tabel jumlah pemeluk agama di Kuala Lumpur tahun 2013
Agama Pemeluk Presentase
Islam 207 176 162 87,18
Kristen 16b528 513 6,96
Katolik 6907 873 2,91
Hindu 4012 116 1,69
Budha 1703 524 0,72
Khong hu cu 117 091 0,05
Lainnya 299 617 0,13
59
Tidak terjawab 139 582 0,06
Tidak ditanyakan 757 118 0,32
jumlah 237 641 326 100
(sumber : http://docs.gov.my, diakses pada 15 september 2017 )
Agama ini dianut oleh orang Melayu dan sebagian masyarakat India.
Agama-agama lain yang dianut di Kuala Lumpur adalah agama
Hindu (terutama di kalangan kaum India), Buddha (terutama di kalangan
orang Cina), dan Kristen.
60
Life Expectancy
Male 74.1 74.2 74.3 74.4 74.4*
Female 78.2 78.2 78.3 78.4 78.4
Gross Domestic Product (GDP)
GDP at constant 2010 prices 145.54 152.477 190.400 159.97
(RM 1 Million)
GDP per capita at current prices 82.208 90.545 94.858 191.420
(RM)
GDP Growth (%) 6.9 8.5 5.3 5.9
Employment
Labour Force (*000) 657.3 677.0 542.5 555.4
Employed (*000) 877.8 852.0 853.4 827.2
Unemployement 29.5 25.0 29.1 29.2
Labour Force Participitaion
Rates, LFPR (%)
Total 72.0 80.8 70.5 68.1
Male 81.8 80.2 11.4 78.9
Female 61.8 50.0 50.2 57.0
Unemployement Rate 3.3 2.9 3.3 3.3
(sumber : docs gov. Malaysia, diakses pada 28 september 2017)
Produk Domestik Bruto (PDB) Kuala Lumpur pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai RM 25.968 juta, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 4,2%.
PDB per kapita Kuala Lumpur pada tahun 2000 adalah RM 30.727, dengan rata-
rata pertumbuhan tahunan sebesar 6,1%. Jumlah tenaga kerja di Kuala Lumpur
diperkirakan sekitar 838.400 orang. Sektor jasa seperti keuangan, asuransi,
properti, bisnis, retail, restoran, hotel, transportasi, penyimpanan, komunikasi,
jasa pribadi, dan jasa pemerintah, menyerap tenaga kerja sebesar 83% dari
keseluruhan jumlah tenaga kerja. 17% sisanya berada dalam sektor manufaktur
dan konstruksi.
Besarnya sektor jasa dapat dilihat dari jumlah perusahaan perbankan dan
asuransi yang beroperasi di kota ini. Kuala Lumpur siap menjadi pusat
keuangan Islam sedunia karena semakin banyaknya institusi keuangan yang
menawarkan layanan keuangan Islam, serta kehadiran lembaga keuangan dari
Timur Tengah seperti Al-Rajhi Bank dan Kuwait Finance House. Disamping
itu, di kota ini juga banyak terdapat cabang perusahaan luar negeri.
61
C. Analisis Kebutuhan pengadaan Fashion House di Kuala Lumpur
1. Analisis retail fashion di Kuala lumpur
Di Kuala Lumpur terdapat 66 pusat perbelanjaan, yang
menempatkannya sebagai pusat retail dan fashion Malaysia. Pada tahun
2006, sektor perbelanjaan di Malaysia menyumbangkan RM 7,7 miliar atau
20,8% dari pendapatan pariwisata. Suria KLCC adalah salah satu tujuan
belanja utama di Malaysia karena terletak di bawah Menara Kembar
Petronas. Selain Suria KLCC, Bukit Bintang memiliki jumlah outlet
belanja terbanyak di Kuala Lumpur. Bukit Bintang, yang merupakan
bagian dari Segi Tiga Emas Kuala Lumpur, meliputi 3 jalan raya, yaitu
Jalan Bukit Bintang, Jalan Imbi, dan Jalan Sultan Ismail.
Di Bukit Bintang terdapat berbagai kafe, outlet makanan, dan kompleks
perbelanjaan seperti Berjaya Plaza, Berjaya Times Square, Bukit Bintang
Plaza, Imbi Plaza, Kuala Lumpur Plaza, Lot 10, Low Yat Plaza, Pavilion
KL, Starhill Plaza, dan Sungei Wang Plaza. Di Kuala Lumpur juga terdapat
toserba terbesar di Malaysia, yaitu SOGO Kuala Lumpur yang terletak
di Jalan Tuanku Abdul Rahman.
Beberapa kompleks perbelanjaan juga dapat ditemui di
wilayah Bangsar, seperti Bangsar Village, Mid Valley Megamall, dan The
Gardens. Kawasan Damansara di barat laut Kuala Lumpur merupakan
tempat berdirinya satu-satunya cabang IKEA di Malaysia. Selain itu,
terdapat beberapa mall seperti Cathay Multi Screen Cinemas, The
Curve, Ikano Power Centre, Citta Stripmall at Ara Jaya, dan One Utama.
Selain pusat perbelanjaan, beberapa zona di Kuala Lumpur telah ditetapkan
untuk memasarkan produk lokal seperti tekstil dan kerajinan tangan.
Pecinaan di Kuala Lumpur, atau lebih dikenal sebagai Jalan petaling, serta
Pasar seni merupakan beberapa tempat memasarkan produk-produk lokal.
Retail retail seperti Dian pelangi, Ria miranda, dan sejumlah desainer
Indonesia yang memiliki retail di Kuala Lumpur khususnya di daerah
bangsar memiliki satu unit retail, dan dengan grafik penjualan selalu
bertambah tiap tahunnya dan peminat yang cukup banyak, keberadaan
retail ini harus di maksimalkan untuk memeuhi kebtuuhan konsumen di
62
mancanegara serta demi mewujudkan visi menkepraf yaitu sebagai kiblat
fashion dunia. Kekurangan dari retail desainer indonesia yang ada
sekarang ini adalah memiliki keterbatasan lahan sehingga mengganggu
pemasokan unit barang kebutuhan dan aktivitas penggunanya dalam
bangunan dimana aktivitas penunjang seperti pagelaran busana mapun
fashion festival tidak ternaungi. Berikut adalah contoh fashion brand yang
cukup terkenal dan berada di daerah bangsar. Kekurangannya yaitu prgram
ruang bangunannya tidak mencakup seluruh aktivitas utama maupun
penunjang kegiatan fashion sehingga banyak aktivitas yang tidak
terwadahi, selain itu terbatasnya ruang gerak konsumen yang hendak
membeli.
2. Analisis sebaran retail desainer indonesia di Kuala Lumpur
Banyaknya peminat belanja khususnya fashion Indonesia di suatu negara
berdampak pada tingkat konsumerisme yang ada, terutama bagi mereka yang
berasal dari dalam maupun luar negara itu sendiri. Seperti di kuala lumpur,
malaysia telah banyak retail fashion yang tersedia sehingga banyak pula
masyarakat yang berasal dari daerah maupun negara lain. Untuk mengatasi
melonjaknya tingkat pembelian, maka didirikan fashion house khusus desainer
Indonesia. Kuala lumpur merupakan ibukota malaysia dan kota metropolitan se
Malaysia. Hal tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dan
pembangunannya yang makin pesar. Salah satunya bangunan perdagangan
komersil khusus fashion. Berikut merupakan tabel existing desainer Indonesia
di Kuala lumpur.
63
Berikut ini merupakan alasan Kuala Lumpur sesuai dengan prospek
pengadaan Indonesia Fashion House di Kuala Lumpur :
diliihat dari kondisi yang ada, perancangan ini sangat mendukung dan
memaksimalkan potensi desainer indonesia untuk membangun Indonesian fashion
house di kuala lumpur. Berdasarkan data tingkat penjualan tertinggi fashion
Indonesia terhadap negara Malaysia bisa disimpulkan bahwa desainer maupun
brand yang akan mengisi Indonesian fashion house adalah sebagai berikut:
No Pakaian kasual Haute couture Traditional Pakaian Accesories &
anak cosmetics
64
1. Kegiatan promosi Fashion :
3. Kegiatan sosial :
Berikut adalah salah satu butik ternama di Kuala Lumpur, diantaranya adalah
sebagai berikut:
65
a. Variante
Variante adalah galeri sekaligus retail brand fashion sejak tahun 2005,
pada galeri yang dinaungi adalah kegiatan aktivitas perbelanjaan
sekaligus personalisasi langsung kepada staff yang ada atau seorang
klien dapat merequest untuk pakaian-pakaian yang ready-to-wear yang
fleksibel, fungsional dan fashionable. Sekarang, variante sudah
memiliki 7 cabang boutiqe di bangsar, pavilion KL, suria KLCC, The
gardens, mid Valley, One utama dan shah alam.
66
didalamnya merasa percaya diri, indah dan fokus kepada kenymanan dan
fleksibilitas. Cabang butik ini di identitaskan dengan perabotan dan
aksesoris yang bersih nan modern sehingga seperti pengalaman
berbelanja mode berkonsep yang sangat intim.
67
b. Cloth & Sash
68
celana. mengingat lokasinya di Bangsar yang trendi.
Jam Buka Cloth & Sash: 10:00 - 22:00 Alamat: Toko 13, Lantai 2, Telawi
Square Mall, 39-1, Jalan Telawi 3, 59100 Kuala Lumpur Telp: +603 2287
9008
Never follow suit adalah butik terkenal yang terletak di sepanjang Jalan
Telawi 2, Bangsar dengan desain fashion yang unik dan mutakhir. Konsep
pembagian zona pada butik ini terbagi menjadi dua bagian: pria dan wanita,
dan ada zona tempat yang tepat untuk membiarkan anak dalam keadaan
bebas bermain. Kita dapat menemukan beberapa desain yang cukup trendi
di butik ini mulai dari koleksi vintage yang menghiasi dan desain asli,
hingga basic wear seperti kaos polo pun tersedia. Semua pakaian yang
ditemukan di butik ini dipilih, dirancang atau dihiasi oleh pemiliknya yang
bergaya (stylist Calvin Cheong dan Victor Goh, penata rambut David Shaw
dan perancang Joe Chia). Jika pembeli mengalami kesulitan dalam
menyusun pakaian, salah satu dari mereka pasti menawarkan ide gaya - ini
adalah sentuhan pribadi yang membuat pembeli merasa hebat saat berjalan
keluar dari toko, membawa tas pakaian. Salah satu hal yang membuat butik
ini menonjol adalah sebagian besar butik lain memasok pakaian untuk
wanita paling banyak, akan tetapi Never Follow Suit memiliki jumlah
69
koleksi pria dan wanita yang sama. Untuk kalangan pria Kuala lumpur yang
sadar akan fashion retail ini cukup terkenal dan hal ini lah yang membantu
toko tersebut membuat kesan baik sebagai tempat perbelanjaan kota.
70
ditambah area ini memiliki aksesoris fashion (sepatu dan dompet), serta
pernak pernik dan pernak pernik seperti karpet dan harmonis untuk dijual.
Satu-satunya butik tutup pukul 19.00 pada sabtu dan minggu. Jam Buka
Butik: 11:00 - 17:00 Alamat: 28-2 Jalan Telawi 2, Bangsar.
Kesimpulan
Dari ketiga butik yang terkenal di daerah bangsar, dapat dilihat bahwa butik
Variante lebih elegan dan minimalis, mulai dari penataan interiornya yang
mengidentitaskan ciri dari prduknya, pencahayaan dan pemilihan
perabotnya. pada cloth and sash retail ini lebih middle-age range karena
konsep nya yang lebih riang dan memukau tetapi yang menarik pada retail
ini adalah cloth&sash membuatkan zoning berdasarkan konsep atau tema
produk yang dijualnya sehingga lebih teratur dan lebih mudah dalam
menyelaraskan kebutuhan & personifikasi pengunjung, sedangkan unuk
never follow suit terkenal karena tingkat pelayanannya yang baik, pada retail
ini tersedia desainer khusus dan stylist yang akan membantu memenuhi
kebutuhan serta keinginan pengunjung yang sedang berbelanja untuk
kebutuhan pria dan wanita.
71
bukit bintang, dengan banyak retail 19 unit, dengan 6 Shopping mall, 2 central
market dan 11 boutique. Berdasarkan analisis peta persebaran retail di Kuala
lumpur, lokasi yang memungkinkan untuk pengadaan Indonesian Fashion
House yaitu bangsar dikarenakan daerah tersebut memiliki unit fashion retail
terbanyak.
72
Tabel 4.5 Retail fashion di Kuala Lumpur
73
40 publika mall Shopping Mall Dutamas
41 Quill city mall Shopping Mall Sultan ismail
42 Sephora Cosmetic store Bukit bintang
43 sogo shopping mall Shopping Mall tuanku abdul rahman
44 tropicana city mall Shopping Mall Petaling jaya
45 the curve Shopping Mall petaling jaya
a. Pengunjung
1) Membeli busana/produk
2) Mencoba pakaian
3) Menyaksikan pameran
4) Menyaksikan peragaan busana
5) Menunggu
6) Makan dan minum
7) Menjaga minum
8) Sholat
9) Buang air
10) Mengambil simpanan uang
11) Menjaga anak
12) Sholat
13) Buang air
74
Gambar 4.13 Skema aktivitas pengunjung
b. Pengelola
Pengelola adalah sekelompok pengurus yang mengorganisir hal-hal yang
berkaitan dengan bangunan. Misalnya, mereka yang menentukan pakaian karya
desain siapa yang akan mengisi retail mereka. Pengelola juga yang akan
memilih dan me nngadarkan agenda-agenda tertentu di bangunan tersebut
misalnya kegiatan peragaan busana.
75
2) Kegiatan koordinasi perkembangan bangunan serta perawatannya
3) Melayani pemberian informasi mengenai perwadahan dan juga
menangani masalah keamanan dan kenyamanan bangunan
4) Menyusun dan menetapkan program acara dan mengadakan rapat
5) Menyiapkan unit-unit pameran dan fasilitas penunjang lainnya
6) Menjalankan teknis operasional dalam bangunan, cleaning service,
petugas keamanan, dan satuan tugas mekanikal elektrikal
Pengelola bangunan Indonesian Fashion House terbagi atas 2 bagian,
yaitu :
1) Bagian administrasi
a) Menerima tamu
b) Berdiskusi antar pengelola
c) Melaksanakan dan mengatur kerja administrasi
d) Menyelenggarakan pameran dan promosi
e) Menyelenggarakan pagelaran busana
f) Makan dan minum
g) Shalat
h) Buang air kecil dan shalat
2) Bagian service
a) Menjaga keamanan
b) Menyiapkan peralatan mesin
c) Mengurus kebersihan
d) Menyimpan barang
e) Mengontrol AHU
f) Menyiapkan dan menyajikan makanan dan minuman
g) Makan dan minum
h) Shalat
i) Ganti pakaian
j) Istirahat
3) Penyewa / Desainer
76
Pengurus sudah menentukan desainer-desainer yang akan mengisi toko atau butik
retail yang disediakan dalam bangunan. desainer tersebut adalah desainer yang
tidak hanya dikenal oleh lingkup nasional, melainkan mereka juga sudah dikenal di
negara lain. Mereka adalah Biyan Wanaatmadja, Tex saverio, Dian Pelangi dan
Jenehara.
a) Datang-pulang
b) Menyimpanan barang
c) Berinteraksi dengan pengunjung
d) Berinteraksi dengan model dan stylist
e) Berinteraksi dengan pengelola
f) Mengenakan busana
g) Melakukan kegiatan pagelaran busana
h) Melakukan kegiatan pameran dan promosi
i) Istirahat
j) Makan dan minum
k) Buang air kecil
l) Shalat
77
Gambar 4.17 Skema aktivitas model peraga busana
78
2 Fashion Kegiatan yang biasa diadakan 1-3 tahun sekali
Show tergantung musim, yang biasa dikenal dengan
“fashion week”. Untuk busana-busana ready-
to-wear dihadirkan 3 tahun sekali, dan untuk
rancangan haute-couture diadakan 1 tahun
sekali dikarenakan pengerjaannya yang
membutuhkan waktu dan teknik pengerjaan
khusus.
3 Fashion & Kegiatan yang biasanya diadakan setiap 6 bulan
art sekali. Yang umumnya dihadirkan rancangan-
exhibition rancangan yang lebih tinggi nilai seni nya,
umumnya hanya dipajang di mannequin untuk
beberapa desainer-desainer yang sedang
berkembang.
79
1) Dengan fungsi bangunan sebagai fashion house, maka lokasi
berada di kawasan dengan persebaran perdagangan komersil
terbanyak dibandingkan kawasan lainnya
2) Lokasi sesuai masterplan wilayah kota Kuala lumpur dengan
prospek kawasan perdagangan dan perkantoran serta hunian
sebagai fungsi penunjang kawasannya
3) Berada di kawasan yang dilalui moda transportasi kota dan akses
yang mudah
80
Berdasarkan Masterplan wilayah kuala lumpur daerah bagian yang memiliki fungsi utama
komersil adalah Bukit bintang dan Lembah pantai, dimana dua wilayah ini yang sangat
optimal dalam mendukung perencanaan desain Indonesian fashion house di kuala lumpur.
Gambar 4.18 Daerah dengan Letak Perencanaan Fashion House terbaik di Kuala Lumpur
Daerah yang menurut masterplan wilayah memiliki fungsi utama komersil, dan
didukung oleh perkantoran, perniagaan serta hunian di wilayah tersebut. Wilayah
lembah pantai merupakan daerah perkembangan kedua sentral setelah federal
teritory “golden triangle” Bukit Bintang yang merupakan daerah dengan sumber
penghasilan pertama terbesar di Kuala Lumpur.
81
aktivitas terbesar di kuala Lumpur. Pada wilayah ini dekat dengan
beberapa stesyen LRT bus salah satunya adalah LRT Bukit damansara.
Pada wilayah ini memang diperuntukkan untuk terjaga identitas ke-
internasional-annya. Karena pada daerah ini pemerintah kota kuala
lumpur menghususkan untuk kawasan berinvestasi perusahaan asing
yang ingin dikembangkan di Kuala Lumpur, dengan slogannya “word-
class cities” dan juga daerahnya yang sebagian besar sudah terokupasi
dengan high-class development housing atau permukiman yang kelas
atas, High-learning education atau tingkat pendidikan tinggi, High-end
employment atau wilayah perkantoran kelas atas serta low density atau
tingkat kepadatan yang rendah.
Bukit bintang terletak di wilayah “golden triangle” yaitu segitiga emas kota
kuala lumpur yang biasa disebut juga jantung ibu kota kuala lumpur, dengan
luasan kurang lebih sebesar 80 hektar (berdasarkan masterplan kuala lumpur
malaysia 2015-2020). Bukit bintang merupakan sebagai kawasan pusat
kegiatan utama di kuala lumpur, yang diperuntukkan untuk perdagangan,
perkantoran, wisata, perniagaan dan lain-lain. Selain berfungsi sebagai
pusat aktivitas utama di kuala lumpur, bukit bintang merupakan daerah
dengan hasil pendapatan tertinggi di Kuala lumpur. Perkembangan ekonomi
di Bukit bintang terus meningkat dari tahun ke tahun. daerah dengan
akomodasi dan akses paling mudah.
82
dibanding kawasan kuala lmpur, dan di
lainnya. kawasan tersebut
didukung oleh beberpa
retail desainer yang
tersedia.
2 Lokasi sesuai Berdasarkan Berdasarkan Lebih baik lokasi berada
dengan Masterplan masterplan masterplan di wilayah Bangsar.
wilayah kuala bangsar memiliki wilayah
lumpur dengan fungsi utama bangsar
prospek kawasan sebagai kawasan memiliki
perdagangan pusat fungsi utama
perdagangan dan sebagai
perniagaan kawasan
pusat
perkantoran
dan
perdagangan
3 Berada di kawasan Dilalui oleh Dilalui oleh Bangsar lebih unggul
yang dilalui moda transportasi transportasi dalam akses untuk LRT,
transportasi kota umum LRT umum LRT akan tetapi lebih mudah
dan akses yang maupun Bas. maupun Bas. menggunakan Bas jika
mudah Dekat dengan Lumayan ingin ke bukit bintang.
stesyen LRT. jauh dengan
stesyen LRT.
4 Kondisi sekitar Pada kawasan ini Pada Lebih baik di wilayah
lokasi memiliki terdapat banyak kawasan ini bangsar, agar kesan
potensi yang bangunan bentang terdapat eksklusifitas brand yang
mampu lebar banyak ingin ditampilkan dapat
mengekspos bangunan maksimal model dengan
bangunan fashion berlantai bentang lebar.
house banyak.
Tabel 4.8 Dasar Pertimbangan Lokasi
83
Berdasarkan tabel perbandingan diatas berikut pembobotn kriteria dan alternatif
penentuan lokasi:
Tabel 4.9 Kriteria penilaian lokasi
Berdasarkan tabel pemilihan lokasi maka lokasi yag terpilih adalah Wilayah Bandar
baru bangsar, yang memiliki potensi untuk rencana bangunan bentang lebar dan
memiliki fungsi utama sebagai kawasan perdagangan tinggi.
b. Penentuan tapak
Dalam penenuan tapak Indonesian Fashion House, kriteria yang menjadi bahan
pertimbangan dan masukan yang digunakan dalam konseptual perancangan
adalah:
1) Tapak terletak di daerah perdagangan, perkantoran maupun hunian
2) Pencapaian yang mudah dari arah kota
3) Dekat dengan moda transportasi yang tersedia
4) Tapak dekat dengan bangunan fungsi sejenis lainnya.
84
Gambar 4.20 Peta Alternatif Tapak
(sumber: Google earth 2017, diakses pada 26 mei 2018)
85
Tapak memiliki Tapak memiliki pencapaian
pencapaian yang mudah yang agak sulit dari arah kota.
dari arah kota, hal ini Hal ini dikarenakan tapak
dikarenakan tapak berada berada di jalur kanan sehingga
di jalur kiri jalan sehingga pengunjung dari arah kota
mempermuda pengunjung harus memutar atau
menuju tapak. menyebrangi jalan untuk
sampai ke tapak
86
Gambar 4.21 Tapak terpilih
(sumber: Google Earth 2018, diakses pada 25 Mei 2018)
87
2) Ukuran luas dan tata wilayah. Ukuran luas tapak ditentukan dari perkiraan
luas tapak yang dibutuhkan. Tata wilayah yaitu menyangkut perundang-
undangan yang berlaku terhadap tapak tersebut, yaitu meliputi garis
sempadan, perbandingan lahan terbangun dan tidak terbangun, dan batasan
ketinggian bangunan.
a) Sirkulasi kendaraan
(1) Menurut kejelasan dan kemudahan agar tidak terjadi cross movement
antara jalan masuk dan keluar.
88
(4) Membutuhkan penampungan kendaraan dalam bentuk kantong parkir.
b) Sirkulasi manusia
Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan suatu jalur sirkulasi yang baik
dan efesien. Untuk itu sirkulasi ini sebaiknya:
(2) Adanya perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki dengan jalur
sirkulasi kendaraan
c) Sirkulasi barang/servis.
Sirkulasi barang di pisahkan dan sirkulasi pejalan kaki dan dibedakan atas dua jenis
yaitu, arus dating dan arus keluar. Beberapa pertimbangan dalam system arus
sirkulasi barang/sevis.
(1) Arus datang dan keluarnya barang harus lancar dan tidak menimbulkan
kemacetan, baik dalam lingkungan tapak maupun arus lalu lintas di luarnya.
(2) Area bongkar muat harus terpisah dan keramaian pengunjung dan tidak
menimbulkan kebisingan. Selain itu, sirkulasi dapat menentukan
penempatan jalan masuk ke dalam tapak. Jalur masuk dibedakan menjadi:
b) Side entrance
89
Side entrance merupakan alternatif pencapian dan pengunjung yang
di fungsikan sebagai jalan dari dalam keluar site. Penentuan site
entrance di pertimbangkan agar:
6) Utilitas kota. Beberapa hal yang termasuk utilitas kota yaitu jaringan
listrik, telepon, air dan saluran pembuangan kota.
d) Kebisingan
pada tapak relatif bising biasanya disebabkan karena tapak berada di daerah
padat laulintas kendaraan. Untuk area yang berdekatan dengan kegiatan
yang berbeda diberi pembatas berupa pepohonan, pagar atau elemen ruang
90
luar maupun material selubung bangunan yang berfungsi memimalisasi
tingkat kebisisngan yang masuk ke dalam bangunan.
8) Zonasi tapak
Zona publik merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh
pengguna dan letaknya harus mudah dicapai daripintu utama, meliputi area
parkir, ruang penerimaan, hall, dan pos jaga.
Zona semi publik merupakan peralihan antara zona publik dan privat yang
menuntut suasana yang tenang dan nyaman. Termasuk pada area ini adalah
kantor pengelola, fasilitas penunjang seperti lounge, internet corner, galer,
retail dan lain-lain.
c) Zona privat
Zona privat merupakan bagian yang membutuhkan suasan tenang dan hanya
pegguna tertentu yang dapat mengakses zona tersebut. Zona ini meliputi
seluruh bagian privat (termasuk toilet, VIP lounge, fashion show hall, fitting
room), ruang servis gudang, mekanikal elektrikal, perawatan bagunan, dan
lain-lain.
91
d. Analisis penataan ruang luar/ lansekap
4) Pengolahan taman dan elemen ruang luar harus dapat memberi arah orientasi ke
bangunan
6) Mampu berfungsi sebagai filter terhadap sinar matahari, polusi debu dan suara
getaran arus kendaraan yang berasal dari lingkungan sekitar
7) Sebagai media peresapan air penataan lansekap yang baik selain menambah nilai
estetika bangunan, elemen – elemennya juga dapat berfungsi sebagai pengarah
jalan, peneduh pada area publik luar ruangan, peredam kebisingan, dan laju angin.
Adapun, elemen-elemen lanskap yang akan digunakan antara lain:
a) Tanaman peneduh,
berupa pohon dengan tinggi sekitar 5 -15m, ditanam pada area publik
yang memerlukan perlindungan terhadap sinar matahari langsung
seperti area parkir, taman, dan area bermain. Adapun pohon yang dapat
dijadikan peneduh antara lain pohon akasia, kiara payung, dan
sebagainya
b) Tanaman pengarah,
92
berupa pohon kecil ataupun semak tinggi yang ditanam pada sepanjang
tepi jalur kendaraan ataupun pedestrian. Contoh tanaman pengarah
dapat berupa pohon palem botol, cemara, tanaman asoka, dan
sebagainya.
93
3 Pohon Pinus Merupakan pohon yang
Fungsi : dapat tumbuh di daerah
Estetika tropis
Memiliki tajuk luas dan
Tingginya dapat
mencapai 11 meter.
94
Tabel 4.12 Alternatif Penutup Tanah
2) Hard Material
Berupa pengerasan jalan (paving block) dan perabot pelengkap taman atau
lanskap. Seperti, kursi taman, sculpture, fountain, lampu taman, tempat
sampah, dan permainan anak – anak di playground. Untuk pengerasan
digunakan dua material, yaitu paving block dan grass block. Grass block
digunakan pada jalur pejalan kaki di area taman, sedangkan paving block
digunakan pada pedestrian dan juga jalur kendaraan.
95
Permukaannya dapat
ditanami rumput
Resapan air yang
baik
d. Analisis Tapak
1) Analisis Rona awal lingkungan tapak
Tapak berada di lingkungan perniagaan dan perdagangan. Batas-batas
tapak yaitu:
a) Batas utara: Mindvalley Headquarters & bank rakyat bangsar
b) Batas timur: My hotel premier
c) Batas barat: The new straits times press office building
d) Batas selatan: Midvalley megamall
96
Pencapaian adalah cara menuju tapak yang melalui jalur sirkulasi
kendaraan atau jaringan jalan kota. Pencapaian erat kaitannya dengan
sirkulasi di luar tapak. Pencapaian ke tapak yang terpilih adalah melalui
jalan bangsar yaitu jalan utama di daerah ini.
97
3) Orientasi matahari dan arah angin
98
5) Analisis tingkat kebisingan
99
Tabel 4.11 Tabel aktivitas beserta bentuk yang sesuai
No Jenis kegiatan Karakteristik kegiatan Karakteristik
bentuk yang sesuai
1 Perbelanjaan Kegiatan ini diperlukan Bentuk ruang yang
efektivitas dan luasan paling optimal
ruang yang memadai untuk kegitan ini
sehingga kesan adalah persegi
“shopisticated” dapat maupun persegi
etersampaikan panjang.
3 Fashion & art exhibition Dalam mewadahi ruang Bentuk ruang yang
untuk aktivitas ini tidak paling optimal
diperlukan spesifikasi untuk kegitan ini
bentuk khusus, karena adalah lingkaran
utamanya adalah barang dan atau persegi.
yang akan ditampilkan,
untuk itu jenis bentuk apa
saja akan sesuai.
100
pada umumnya dalam proses pembuatan fashion contohnya baju untuk
membuatnya hanya dengan mengikuti standar yang sudah ada, sangat statis, akan
tetapi untuk mengubah baju itu sendiri sehingga terkesan lebih dinamis kita
menambahkan ornamen-ornamen hiasan tambahan, dalam hal ini bisa dimaksud
dengan kisi-kisi pada bangunan nantinya.
b) Pengelola
101
Tabel 4.13 Tabel aktivitas pengelola
102
b. Analisis pola ruang
Pola merupakan suatu yang mengungkapkan skema organisasi struktural
mendasar yang mencangkup suatu penataletakan massa, baik itu bangunan
maupun lingkungan, yang menciptakan suatu hubungan keseimbangan dan
keselarasan. Untuk jenis pola massa dapat dibagi menjadi beberapa yaitu
(Yadya,2012)
1) Monolit (Tunggal)
Gambar 4.32 (kiri) Pola monolit, Gambar 4.33 (kanan) pola kompak
(sumber: analisis penulis)
2) Kompak
a) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
b) Hubungan kegiatan kompak.
c) Cocok dikembangkan pada tapak yang luas terbatas dan hargga
mahal
d) Cocok dikembangkan pada tapak datar.
e) Kesan informal
3) Linear
a) Dimensi bangunan men-jadi lebih kecil.
103
b) Hubungan aktivitas ku-rang kompak menjadi tidak efisien dan
efektif bila panjang jalur men-jadi sangat panjang.
c) Kurang cocok diterapkan pada tapak yang luas.
d) Cocok diterapkan pada tapak miring.
e) Kesan informal dan formal
5) Cluster
a) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
b) Hubungan kegiatan ruang kompak (komunikasi berjenjang
antar kelompok jauh dalam kelompok dekat)
c) Cocok dikembangkan pada tapak luas.
d) Cocok dikembangkan pada tapak datar.
e) Kesan informal.
Dari data-data diatas, yang sesuai untuk dijadikan pola ruang pada Indonesian
Fashion House di Kuala Lumpur adalah pola Tunggal karena cocok bila
104
dikembangkan dengan bentuk bangunan fashion house yang cenderung
tersusun atas bentuk variatif sehingga memberi kesan dinamis pada bangunan
sehingga menjadi pusat perhatian “utama”.
c. Analisis sirkulasi
1) Definisi Sirkulasi
105
(1) Sirkulasi horizontal meliputi koridor, vestibule, passage atau lobby.
(2) Sirkulasi vertikal meliputi tangga, ramp, elevator, eskalator, dan dumb
waiter.
adalah pola sirkulasi yang mengarah langsung dan hanya memberi satu
pilihan ke tujuan ahir. Akses visual yang diterima oleh pengguna adalah
tujuan akhir ke ruang yang dituju.
adalah garis linear yang berliki-liku halus dan memberi satu pilihan ke
tujuan akhir. Pada pola sirkulasi ini akses visual ke tujuan akhir kurang jelas
dan memberi kesan mengalir
adalah keadaan ruang sirkulasi yang terputus-putus pada bagian tertentu dan
akses visual ke tujuan akhir kurang jelas.
106
adalah pola sirkulasi dimana lalu lintas sirkulasi yang disembunyikan dari
jangkauan umum
3) Sifat ruang
(1) Pengelompokan ruang publik. Mempunyai sifat umum, terbuka, dan non
privat. Kegiatan didalamnya melibatkan banyak aktivitas dan banyak pula
pemakai. Yang termasuk zona publik adalah; area parkir, hall, fasilitas
galeri, kantin, ATM center, lounge.
Pola hubungan ruang merupakan hubungan kegiatan dari segi frekuensi dan
sifat hubungannya. Pola hubungan ruang diwujudkan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
107
(4) Dapat memenuhi pencapaian yang efektif
(6) Hubungan antar ruang, yaitu hubungan sangat erat, agak erat dan tidak
berhubungan
108
Gambar 4.42 Pola hubungan ruang mikro retail
109
Gambar 4.45 Pola hubungan ruang mikro pengelola
110
1) Besaran Ruang Retail Perdagangan
Tabel 4.14 Besaran ruang retail
Kebutuhan Besaran
Sum
Kapasitas Ruang Standar ber
Ruang Ruang
111
Area Penonton
100 orang 0.9x0.8 m²/ orang A 72
Festival
R. Ganti 50 orang 0.5-0.6 m²/ orang B 30
R. Make Up 10 set 2.13x0.68m²/ orang B 14.4
R. Kostum 6 lemari 0.5x1.80 m²/ orang B 5.4
R. Kontrol 1 Unit C 6
Area Kameramen 3 Unit 1x4 m²/unit C 12
Sirkulasi 452.8 30% C 135.84
Total kelompok ruang peragaan busana dan pameran 588.64
Counter Food
15 Unit 4 m²/unit C 60
Court
Dapur 15 Unit 6 m²/Unit C 90
Gudang Makanan 1 Unit C 35
4 Urinoir 1 m²/orang A 4
Lavatory Pria 4 Westafel 1 m²/orang A 4
2 Kloset 2 m²/orang A 4
5 Kloset 2 m²/orang A 10
Lavatory Wanita
5 Westafel 1 m²/orang A 5
112
Sirkulasi 482 30% C 144.6
Total kelompok ruang FoodCourt 626.6
2 Kelompok Ruang Food Court 753.2
4) Kantor Pengelola
Kapasitas Besaran
Kebutuhan Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
R. Direktur 1 orang 15 - 25 m² / orang A 16
R. Tamu 6 orang 1.25 m² / orang A 7.5
R. Wakil Direktur 1 orang ≥10 m² / orang A 12
R. Sekertaris 1 orang ≥10 m² / orang A 10
R. Manager Umum 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala
3 orang 6-9 m² / orang A 9
Administrasi
R. Kepala Promosi 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala Pameran 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala Informasi 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala
3 orang 6-9 m² / orang A 9
Pemasaran
R. Staff 24 orang 1.7 m² / orang A 40.8
R. Arsip 10 lemari 0.62x0.4 m² / orang B 6
R. Rapat Besar 35 orang 2 m² / orang A 70
R. Rapat Kecil 10 orang 2 m² / orang A 20
R. Makan / Pantry 30 orang 3.8 m² / 5 orang A 22.8
R. Loker 30 orang 0.5-0.6 m² / orang B 15
Mushalla pengelola 55 orang 0.75 x 1.2 m² / orang A 49.5
113
Gudang Barang 1 unit C 12
Lavatory 5 kloset 2 m² / orang A 10
5 westafel 1 m² / orang A 5
Sirkulasi 350.6 30% C 105.18
Total Kelompok Ruang Pengelola 455.78
5) Mushallah
Tabel 4.17 Besaran Kelompok Ruang Mushallah
Besaran
Kebutuhan
Ruang Kapasitas Ruang Standar Sumber
Ruang
Area Shalat 100 orang 0.75x1.2 m²/orang A 90
6 Tempat Wudhu 1 m²/orang A 6
Lavatory 6 Kloset 2 m²/orang A 12
6 Westafel 1 m²/orang A 6
Sirkulasi 144 30% C 34.2
Total kelompok ruang Mushallah 148.2
6) Ruang penunjang
Tabel 4.18 Besaran fasilitas penunjang
Kapasitas Besaran
Kebutuhan
Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
Gudang 5 Ruang 25 m²/ ruang C 125
Tempat Bermain 1 Ruang min 40m² A 50
Sirkulasi 205 30% C 52.5
Total kelompok Kebutuhan penunjang 227.5
114
7) Besaran seluruh ruang
Tabel 4.19 Besaran keseluruhan fasilitas
penunjang
2) Sistem struktur
(1) . Untuk sistem struktur atap bangunan bertingkat rendah pada harus
memerhatikan hal- hal sebagai berikut :
115
(a) Beban angin. Angin dapat menimbulkan gaya tekan dan gaya
hisap yang besar yang membahayakan struktur bangunan (terutama
struktur atap ringan).
(c) Beban atap itu sendiri yang dipengaruhi oleh material atap
116
Gambar 4.36 Bored pile
(.) Pondasi ini berfungsi sebagai penahan beban titik yang cukup berat.
117
Gambar 4.38 Pondasi Rakit
(.) Pondasi ini digunakan untuk menahan beban bangunan yang berlantai
banyak (high rise building)
(.) Efektif terhadap pengaruh gaya horizontal (getaran, gempa, angin)
(.) Berfungsi sama dengan tiang pancang tetapi di gunakan untuk tanah keras
118
Gambar 4.40 Struktur rangka beton
Berikut adalah kesimpulan dari penggunaan struktur dari ketiga sistem struktur
yang digunakan dalam perancangan Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur
Tabel 4.20 Tabulasi sistem struktur yang digunakan
No. Jenis Struktur Struktur yang digunakan
1 Sub struktur Pondasi tiang pancang
2 Supper struktur Sistem rangka beton
3 Upper struktur Space frame
119
e. Analisis sistem sirkulasi udara
Sistem sirkulasi udara atau penghawaan terbagi atas dua yaitu:
(1) Penghawaan alami
Penghawaan alami adalah sistem penghawaan yang memanfaatkan udara
dari alam dengan sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan
pengguna. Hal yang perlu diperhatikan pada sistem ini yaitu letak dan
ukuran bukaan jendela. Hal tersebut sangat penting agar dapat
memaksimalkan udara yang masuk dan tidak mengikutsertakan masuknya
radiasi matahari.
120
Gambar 4. 40 Gambar Distribusi AC central
121
dan rendah, yang penerapannya berdasarkan distribusi cahaya dan sistem
dinding. Strategi desain pencahayaan samping yang umum digunakan
antara lain:
(a) Single side lighting yaitu bukaan di satu sisi ruangan dengan
intensitas cahaya searah yang kuat, semakin jauh jarak bukaan
intensitas cahayanya semakin melemah
(b) Bilateral lighting yaitu bukaan lebih dari dua sisi ruangan, dapat
mengurangi silau dan kontras, meningkatkan pemerataan distribusi
cahaya pada permukaan horizontal dan vertikal, dan memberikan
lebih dari satu zona utama pencahayaan alami
122
(e) Borrowed light yaitu sistem pencahayaan bersama antar dua
ruangan yang bersebelahan, misalnya pencahayaan koridor yang
didapatkan dari partisis transparan ruang di sebelahnya
(f) Sistem pencahayaan dari atap (top lighting) yaitu sistem
pencahayaan dengan bukaan dari atap bangunan. Strategi desain
pencahayaan dari atap yang umum digunakan antara lain:
(g) Skylight yaitu sistem pencahayaan yaang bertujuan membawa
masuk cahaya matahari dari atas. Paling baik dengan menggunakan
prisma atau penyebar cahaya untuk menahan pancaran cahaya
matahari langsung yang meneyebabkan silau. Skylight tidak boleh
lebih dari 5-6% dari luas atap.
123
Gambar 4.43 Clerestories roof lightning
(j) Monitor merupakan pencahayaan dari atap yang paling baik juka
orietasi sumbunya ke arah timur dan barat. Gunakan pelindung
cahaya yang pasif pada sisi selatan untuk menahan radiasi matahari
langsung masuk ke dalam bangunan.
124
Gambar 4.45 Monitor Lightning
125
memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%
(3) Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan
dan kesilauan masih ditemui.
(4) Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang
optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan
baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
(5) Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh
langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total
yang jatuh pada permukaan kerja.
126
banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan
mengkonsentrasikan armatur pada langit-langit di atas tempat tersebut.
(3) Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat
Sistem pencahayaan gabungan diperoleh dengan menambah sistem
pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan
armatur yang dipasang dekatSistem pencahayaan gabungan
dianjurkan digunakan untuk:
(a) Tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi
127
d) Berdasarkan tingkat pencahayaannya
Tingkat pencahayaan adalah fluks luminus yang datang pada
permukaan atau hasil bagi antara fluks cahaya dengan
luaspermukaan yang disinari dinyatakan dalam lux. Tingkat
pencahayaan akan berpengaruh pada tingkat renderasi warna,
temperatur warna, dan warna cahaya lampu.
g. Sistem utilitas dan perlengkapan bangunan
(1) Sistem kebutuhan air dan pengolahannya
(c) Sumber air sungai. Selain air sumur, air sungai juga dapat
dijadadikan sebagai sumber air bersih. Namun, sebelum digunakan
harus melalui tahap pengolahan menjadi air bersih layak konsumsi.
Tahapannya adalah Penampungan awal yaitu tahapan menampung
air sungai dalam sebuah bak penampu atau intake, dimana air
sungai akan tersaring agar benda padat seperti sampah, daun dan
lain-lain dapat tersaring. Lalu tahap pengolahan (watertreatment)
terdiri atas:
128
o Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal
diproses dengan menambahkan zat kimiaTawas (alum)
atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau
dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid
Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya karena
mengandung berbagai partikel koloid yang tidak
terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak biasmengendap
dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air
keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
o Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air
dengan cara penggumpalan partikel untuk dijadikan
partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini,
partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran
lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan
sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan
lambat (Slow Mixing).
o Tahap pengendapan (sedimentasi)
Pada tahap ini partikel-partikel flok tersebut akan
mengendap secara alami di dasar penampungan karena
massa jenisnya lebih besar dibandingkan massa jenis air.
Kemudian air akan dialirkan ke unit filtrasi.
o Tahap penyaringan (filtrasi)
Pada tahap ini air akan disaring melalui media penyaring
yang disusun dari bahan-bahan tertentu. Biasanya berupa
pasir dan kerikil silika. Proses ini dutujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
129
Setelah proses filtrasi, air akan dialirkan ke bak
penampungan air bersih atau reservoir bawah jika
menggunakan sistem down feed, atau langsung ke
reservoir atas jika menggunakan sistem up feed.
Jenis zat buangan digolongkan dalam dua macam yaitu zat padat dan zat
cair. golongan:
(1) Air tinja, yaitu air sisa buangan yang berasal dari kloset,
peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia
yang berasal dari alat plumbing lainnya.
(2) Air bekas pakai / air sabun, yaitu air buangan yang berasal dari
bak mandi, wastafel, bak dapur, dan sebagainya.
(3) Air hujan, yaitu air dari atap dan halaman yang berasal dari
hujan.
(4) Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung bahan
kimia atau bahan-bahan berbahaya lainnya. Air buangan tersebut
biasanya berasal dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan,
rumah pemotongan hewan, dll.
130
Sistem pengolahan air kotor terbagi atas dua yaitu didaur ulang dan
tidak didaur ulang.
(1) Pengolahan air kotor dengan daur ulang. Jenis air kotor yang
dapat didaur ulang adalah air kotor domestik, antara lain air hujan
dan air bekas pakai baik yang berasal dari dapur maupun kamar
mandi. Sistem pengolahan air kotor dengan daur ulang disebut juga
dengan Sewage Treatment Plant (STP). Biasanya air hasil olahan
STP ini hanya akan digunakan kembali untuk non konsumsi seperti
penyiraman tanaman yang tidak berkontaminasi dengan manusia
lagi ataupun untuk sumber air hidran. Sistem STP bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu sistem rotor disk dan Extended
aeration.Rotor disk adalah sistem pengelolaan limbah dengan cara
membiakkan bakteri yang menempel pada disk sehingga bakteri
akan kontak dengan oksigen sedangkan pada saat bakteri ada di
dalam cairan akan makan kotoran pada cairan tersebut.Extended
aeration adalah suatu sistem dimana pemberian oksigen dilakukan
dengan cara menyemburkan oksigen ke dalam cairan dengan
menggunakan blower. Sistem ini membutuhkan area yang luas.
(2) Pengolahan air kotor dengan tidak didaur ulang. Terbagi atas
dua cara yaitu dengan sistem satu pipa dan sistem dua pipa. Semua
sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor lainnya)
pada One Pipe System dialirkan melalui satu pipa. Pada ujung pipa
bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.Manfaat vent
stack adalah untuk menghindari terjadinya cyclone effect karena
sifat pipa merupakan bejana berhubungan.Pada sistem ini, limbah
dari WC/closet, air mandi, cuci dan air lemak dapur disalurkan
dalam satu pipa, disalurkan ke unit penghancur WWTP (Waste
Water Treatment Plant)selanjutnya disalurkan ke peresapan limbah
atau ke saluran kota.
131
Gambar 4.46 Pengolahan air kotor dengan sistem satu pipa
(Sumber: Modul ajar utilitas)
Sistem dua pipa dua pipa. Pada sistem ini, air kotor dari WC/closet
dipisahkan dari limbah kamar mandi, cuci dan dapur. Selanjutnya
limbah WC disalurkan ke septictankdan bersama-sama limbah air
mandi, cuci dan dapur dibuang ke peresapan air kotor atau saluran
limbah kota.
132
(a) Sistem pengolahan manual, yaitu sistem pengolahan sampah yang
didistribusikan oleh petugas kebersihan dari unit hunian ke
Tempat Penampungan Sementara yang kemudian diangkut oleh
truk sampah ke Tempat Penampungan Akhir
(b) Sistem pengolahan sampah mekanik, yaitu sistem pengolahan
sampah yang menggunakan sistem shaft sampah dalam bangunan
yang mempermudah pengguna bangunan dalam membuang
sampah. Sampah yang dibuang ke shaft sampah akan dialirkan ke
Tempat Pembuangan Sementara yang kemudian diangkut oleh
truk sampah ke Tempat Penampungan Akhir
3) Kebutuhan listrik
4) Sistem Komunikasi
133
disediakan alat pengganti seperti CB, SSB, dan sebagainya, yang di
tempatkan di ruang administrasi, ruang control, dan ruang keamanan.
Komunikasi ke luar juga di sediakan fasilitas telepon umum, perlengkapan
surat-menyurat lewat pos dan faksimilasi. .
(a) Manual terbagi atas ramp dan tangga. Ramps merupakan transportasi
dalam bangunan yang ramah bagi kaum disabilitas. Kemiringan ramps yaitu
5% 7%. Tangga terbagi atas dua yaitu tangga umum dan tangga darurat.
134
Umumnya lift digunakan pada bangunan yang mempunyai jumlah
lantai lebih dari tiga.
a) Pencegahan
(1) Pemilihan dan pemakaian bahan dan struktur tahap api dan finishing
yang tahan api.
(6) Mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkodisian udara.
135
(b) Detektor asap, adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap.Ketika
detektor mendeteksi asap maka detektor akan segera mengirimkan sinyal
sehingga fire alarm berbunyi.
(c) Detektor nyala api, berfungsi mendeteksi adanya kobaran api, memiliki
tiga jenis tipe yaitu sensor optik, ionisasi dan thermocouple.
(d) Alarm kebakaran, atau fire alarm adalah alaram dengan tompol tekan jika
terjadi kebakaran
b) Pemadaman
(1) Penggunaan fire extinghusher yang berisi gas CO2 pada ruang-ruang servis,
seperti binatu, mekanikal dan dapur. Sistem penempatannya adalah setiap 200 m2
untuk 1 extenguisher.
(2) Menempatkan fire hidrant dalam ruangan yang ditempatkan dengan jarak
maksimum 25-30 m, dengan persediaan air untuk 30 menit.
(3) Menempatkan hydrant halaman dengan jarak antar hydrant 90 m, dan mudah
dijangkau oleh unit mobil pemadam kebakaran.
(4) Menempatkan fire hidrant dalam ruangan yang ditempatkan dengan jarak
maksimum 25-30 m, dengan persediaan air untuk 30 menit.
(6) Menempatkan hydrant halaman dengan jarak antar hydrant 90 m, dan mudah
dijangkau oleh unit mobil pemadam kebakaran.
7) Sistem keamanan
136
a) Penangkal petir sistem Franklin
(3) Dapat terdiri lebih dari satu antena untuk bidang atap yang luas
(3) Untuk bidang atap yang lebar dan luas dapat dipasang beberapa
deret konduktor dengan jarak maksimum dari tepi bangunan 9 m dan
jarak maksimum konduktor paralel maksimum 18 m
137
BAB V
KONSEP DASAR PERANCANGAN
Karena sifat mode erupakan sesuatu yang dapat berubah setiap saat,
tidak adaaturan pasti akan bentuk kemunculannya sehingga sering
membuat semacam kejutan/surprise, mode juga bebas dipilih sesuai
selera pemakai maupun kondisi yang mempengaruhinya
Suatu gaya yang sudah lalu dapat menjadi ‘in’ lagi pada suatu masa
berikutnya dengan variasi yang berbeda, sehigga mode merupakan
siklus yang selalu berputar
138
Gambar 5.1 Gubahan bentuk dasar bangunan
Bentuk dasar Indonesian Fashion House diambil dari bentuk pita (fabric) yang
digulung sehingga terlihat dinamis tetapi tetap elegant dan menimbulkan sisi
feminim untuk karakteristik khas fashion.
139
Penunjang Fleksibilitas Bebas
140
Gambar 5.4 Tampak atas bangunan Indonesian fashion house di Kuala Lumpur
Gambar 5.6 Tampilan bentuk bangunan dan penutup bangunan dengan filosofi kain
141
Gambar 5.7 Layout bangunan
142
Gambar 5.10 Tampak belakang bangunan dengan filosofi kain
143
2. Kondisi Eksisting
bangsar dll.)
Jalan raya bangsar terkenal sebagai salah satu daerah di kuala lumpur yang
sangat strategis dan tempat yang baik untuk menanam saham Internasional.
Dikarenakan pada daerah ini, sudah di visi kan sebagai kota dunia, dimana
letak para penanam saham terbesar dan berbagai rental office untuk
mancanegara disediakan disini. Dari gambar diatas terlihat tapak dikelilingi
oleh bangunan rekreasi seperti Mall mid valley, mall ke-3 terbesar di Kuala
lumpur, Rental office seperti the new straits time, bank rakyat bangsar, dan
lain-lain. Serta dekat hunian apartemen maupun perhotelan. Letaknya juga
dekat dengan moda transportasi kota (bus & stasiun LRT).
144
2. Konsep Penentuan Tapak
145
Tapak berada di lingkungan perniagaan dan perdagangan. Batas-batas
tapak yaitu:
146
c. Orientasi matahari dan arah angin
147
Sirkulasi dan kendaraan pada tapak adah cara untuk menentukan
jalur terbaik yang akan dilalui oleh kendaraan bagi pengunjung
yang membawa kendaraan pribadi untuk di parkir atau hanya
sekedar drop-off. Dengan mengetahui ini kita dapat menentukan
letak main entrance dan exit keluar tapak sehingga dapat
meminimalisir kemacetan di jalan raya.
148
Merupakan suatu sistem komunikasi pemasaran yang tersdiri atas insentif yang
menarik yang bertujuan memberi informasi dan pemberitahuan, membujuk dan
mengingatkan serta mempengaruhi para konsumen untuk melakukan pembelian
yang lebih cepat dan lebih besar terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Yang
termasuk dalam kegiatan promosi adalah pameran. Pameran dalam bangunan ini
terbagi atas :
d. Perdagangan
Retail pada bangunan ini terdiri dari 5 brand. Pembagian Retail
dibagi berdasarkan jenis prand pakaian yaitu pakaian kasual atau
sehari-hari, pakaian pengantin/terbatas (couture), pakaian anak,
pakaian dengan ciri khas Indonesia, dan Kosmetik.
e. Kegiatan penunjang
Kegiatan ini bersifat untuk mendukung menunjang kegiatan
utama yaitu Lounge,kafe, dan berbagai fasilitas lainnya.
f. Kegiatan pengelola
a) Kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelola perusahaan
yang mengatur segala urusan administrasi atau manajemen
perusahaan
b) Kegiatan service adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga dan memelihara fasilitas bangunan oleh karyawan
dan juga kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan
fungsi objek seperti shalat, menyimpan barang, dan lain-
lain.
149
Kebutuhan ruang berdasarkan pelaku, antara lain sebagai berikut:
a. Pengunjung
b. Pekerja servis
Tabel 5.2 aktivitas pekerja servis
150
c. Desainer/penyewa
d. Pengelola
Tabel 5.4 Tabel aktivitas pengelola
151
2. Konsep pola Hubungan ruang
152
3. Konsep besaran ruang
Kapasitas Besaran
Kebutuhan
Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
Kelompok ruang peragaan
588.64
busana dan pameran
Retail perdagangan 1564.56
Kantor Pengelola 455.78
Food Court 753.2
Mushallah 148.2
Kebutuhan Penunjang 227.5
Sirkulasi 4637.88 30% C 1391.364
Total kelompok Kebutuhan bangunan 7292.68
Kebutuhan Parkir
Total pengunjung sekitar 360 orang.
a) Parkir Mobil
Diasumsikan 30% dari 360 pengunjung.
Jumlah mobil = 30% x 360 = 108 unit mobil
Standar parkir = 5,0 m x 1,9 m = 9,5 m2/unit (sumber DA)
Luas Parkir = 9,5 m2 /unit x 108 = 1026 m2
b) Parkir Motor
Diasumsikan 10% dari 360 pengunjung.
Jumlah motor = 10% x 360 = 36 unit motor
Standar parkir = 2,2 m x 0,7 m = 1,54 m2/unit (sumber DA)
Luas parkir = 1,54 m2/unit x 36 = 55,4 m2
153
Sisa 60% pengunjung menggunakan transportasi umum untuk
mencapai lokasi.
Total luas parkir pengunjung adalah 1081,4m2
Besaran ruang parkir adalah 1,948 m2
4. Konsep sistem struktur
a. Struktur Bangunan
Dalam menentukan struktur bangunan yang akan
dipergunakan, perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Faktor teknis, dimana struktur harus kokoh, stabil, dan aman.
2) Faktor fungsi bangunan, dimana fungsi kegiatan pada
bangunan menuntut fleksibelitas dan efisiensi ruang.
3) Faktor alam, dimana keadaan fisik lahan berupa daya dukung
tanah, ketinggian air tanah dan sebagainya
4) Faktor ekonomis, dimana menyangkut sistem pelaksanaan
dan pemeliharaan dalam pembiayaan dan keuntungan yang
akan diperoleh pada masa yang akan datang.
5) Dapat mendukung penampilan/bentuk bangunan.
Dengan berdasarkan pertimbangan tersebut, maka struktur
yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut:
154
Dasar pertimbangan dalam pemeliharaan super structure ini
adalah fleksibilitas bentuk dan fungsi ruang, ketahanan
menerima beban, kemudahan pelaksanaan dan
maintenance.Berdasarkan dasar pertimbangan tersebut, maka
dapat diusulkan beberapa alternatif sistem super structure
seperti :
a) Sistem bearing wall
b) Sistem shear wall
3) Struktur bawah (sub struktur), yang menjadi dasar
pertimbangan sub struktur adalah kondisi tanah setempat,
kemungkinan terjadinya penurunan tanah, beban bangunan
dan kemudahan dalam pelaksanaan. Alternatif yang terpilih
untuk sub structure antara lain :
a) Pondasi Bored pile
Kedalam pondasi rata-rata 10 – 15 m atau lebih dan
memiliki daya pikul yang menumpu pada dinding dari
ujung tiang.
Keuntungannya :
(1) Pelaksanaan mudah
(2) Polusi getaran kecil
(3) ekonomis
(4) Daya dukung lebih besar
b. Modul struktur
Modul merupakan unit ukuran terkecil yang digunakan untuk
menentukan dimensi ruang dan komponen-komponen ruang
dalam bentuk kelipatannya.
Penentuan modul didasarkan pada :
1) Kebutuhan ruang gerak manusia dalam kegiatannya
2) Kebutuhan peralatan dan perabotan
3) Ukuran material yang digunakan
4) Sistem struktur dan konstruksi
155
Jenis modul yang biasa digunakan adalah :
1) Modul dasar, sesuai dengan sistem matrik.
2) Modul manusia, sesuai dengan standar gerak manusia dan
perabotan.
3) Modul struktur, sesuai dengan sistem struktur yang
digunakan.
c. Material bangunan
Material yang digunakan harus memperhatikan
keamanan,kenyamanan, keawetan, ekonomis, dan estetika. Oleh
karena itu material bangunan sebaiknnya:
1) Mudah dirawat
2) Tahan api
3) Keawetan bahan, ekonomis dan mudah diperoleh
4) Fleksibilitas bahan
5) Serta material yang ramah lingkungan yaitu material yang
tidak mengandung toxin (racun) atau material daur ulang.
NO Keterangan Gambar
1 Struktur Bawah
156
2 Struktur
Tengah
3 Struktur Atas
157
seperti yang diterapkan pada fasade bangunan dimana fasadenya
diselubungi serat fabrik seperti kain dengan warna gradasi, hal ini
dapat menimbulkan kesan visual dimana fasade yang awalnya flat
terlihat berbentuk kubus dan flat. Terkhusus ruang galeri
diterapakan juga Anamorphic Optical Illusions yang dimana tidak
terlalu banyak menggunakan warna tetapi dapat membuat suatu
bentuk yang hanya dapat dilihat dari satu sudut pandang dan
dalam hal ini yag akan di tampilkan adalah peta Negara
Kedaulatan Republik Indonesia. Sedangkan penggunaan material
dalam hal ini termasuk material lantai, dinding, dan plafond
dipilih yang berkualitas dan mudah perawatannya.
3) Pencahayaan
Untuk pencahayaan buatan dalam retail dan galeri akan berperan
penting pada lobi yang sebagian dari difungsikan sebagai galeri,
yang dimana dalam galeri dapat memunculkan kesanvyang
sempurna sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung galeri serta
tamu fashion house.
4) Perabot
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih perabot,
yaitu:
(a) Fungsi
(b) Estetika
(c) Perawatan
158
Gambar 5.23 Penerapan elemen dekorasi
159
Gambar 5.24 Penerapan elemen retail
4) Lounge
Tujuan penataan fasilitas ini adalah agar pengunjung dapat
menghabiskan waktu luangnya dengan menikmati santapan
dengan santai serta memberikan pengalaman yang membuat
pengunjung ingin kembali lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penataan fasilitas ini yaitu:
a) Penataan interiornya harus mengundang, fresh, dan bersih.
b) Pencahayaan yang aktraktif pada malam hari.
c) Penempatan bukaan pada tempat tertentu untuk memberikan
estetika visual bagi pengunjung.
d) Penggunaan dan pengaturan layout yang mengundang
kenyamanan pengunjung.
Pada ruang tertentu seperti ruang retail, galeri dan fashion show hall
yang memerlukan perlakuan khusus dengan suhu-suhu tertentu sesuai
dengan kebutuhan kenyamanan. Sistem penghawaan yang digunakan
terdiri atas dua jenis yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan.
Penghawaan buatan merupakan sistem penghawaan yang
menggunakan bantuan alat berupa pendingin ruangan atau air
conditioner (AC Central). Sedangkan penghawaan alami merupakan
sistem penghawaan yang memanfaatkan udara dari alam dengan
160
memerhatikan letak dan ukuran bukaan jendela atau ventilasi pada
bangunan atau juga menggunakan exhaust fan. Ruangan yang
menggunakan penghawaan alami seperti pos satpam, ruang
karyawan/OB dan gudang alat kebersihan, kantin, gudang, pantri,
lavatori.
TENAGA
NASIONAL
BERHAD
161
Jaringan air bersih berasal dari Perbadanan Urus Air Selangor Berhad
(PUAS) untuk penggunaan ruangan yang membutuhkan air bersih
seperti ruang lavatori, ruang dapur, dan wastafel.
PUAS
MALAYSIA
AIR SUNGAI
KLANG
162
Untuk penggunaan air sungai klang menggunakan sistem pengolahan
air limbah atau sawage treatment plant (STP) yang terdiri dari dua
proses utama, yaitu:
1) Proses Mekanik, berupa tahap penyaringan, tahap pemisahan, dan
tahap pengendapan.
2) Proses Biologi/Kimia
a) Proses aktivitas bakteri yang memanfaatkan O2 dari udara
(aerob).
b) Proses netralisasi cairan dengan asam atau memasukkan bahan
kimia untuk oksidasi, seperti aerasi dengan menggunakan
molekul O2, proses pengolahan endapan aktif, dan
pemusnahan kuman dengan menggunakan kaporit.
c. Jaringan Air Kotor
163
komunikasi secara tidak langsung di luar bangunan maupun di dalam
bangunan menggunakan papan informasi dan tanda-tanda arah.
e. Sistem Persampahan
Sistem persampahan dilakukan dengan cara penempatan tempat
sampah di tiap ruangan dan di tempat–tempat tertentu di luar
bangunan. Tempat sampah disediakan dalam dua tempat dengan jenis
sampah yang berbeda yaitu sampah basah dan sampah kering. Setelah
itu sampah dibawa ke bak sampah sementara kemudian dari bak
sampah sementara diangkut oleh dinas kebersihan kota secara berkala.
Sedangkan untuk sampah yang bersifat berbahaya dari zat senyawa
kimia langsung menuju ke bak sampah luar bangunan yang tertutup
dan tahan api untuk dibakar.
f. Sistem Keamanan
Sistem keamanan dilakukan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi pengguna dan pelaku aktivitas di tapak dan di
dalam bangunan. Sistem keamanan dalam tapak menggunakan
sistem keamanan secara aktif berupa satuan pengamanan atau sering
disingkat Satpam. Sedangkan untuk sistem keamanan secara pasif
berupa peletakan Closed Circuit Television (CCTV) ditiap sudut
ruangan dalam bangunan maupun luar bangunan yang dipantau oleh
kantor bagian keamanan bangunan. Selain itu, menggunakan
batasan/pagar pembatas di sekeliling tapak.
g. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
1) Sistem Pencegahan dan Penganggulangan Bahaya Kebakaran
Pasif
164
Sistem pencegahan secara pasif bertumpu pada rancangan
bangunan yang memungkinkan orang keluar dari bangunan
dengan selamat pada saat terjadi kebakaran atau kondisi
darurat lainnya, antara lain:
a) Pintu darurat yang letaknya berada di sisi bangunan yang
langsung menuju keluar bangunan.
b) Koridor dan jalan keluar yang dilengkapi dengan tanda
yang menunjukkan arah dan lokasi pintu keluar.
c) Tangga darurat yang berkaitan dengan pintu darurat dan
letaknya di sisi bangunan.
d) Pengendalian asap dengan saluran ventilasi udara
otomatis, atau dengan sistem penyedotan asap melalui
saluran kipas udara.
2) Sistem Pencegahan dan Penganggulangan Bahaya Kebakaran
Aktif
a) Detektor atau alat peringatan dini. Detektor asap dan panas
akan memberikan peringatan dini sehingga untuk
melakukan evakuasi dapat lebih efisien.
b) Sprinkler (penyembur air/gas). Sprinkler memberikan
reaksi cepat dengan menyemburkan air.
c) Hidran dan selang kebakaran. Untuk hidran bangunan
ditempatkan ditiap jarak maksimal 30 meter, sedangkan
untuk hidran halaman ditempatkan dengan jarak maksimal
20 meter.
165
DAFTAR PUSTAKA
166
Retrieved from
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/8001336969935.p
df
167