Anda di halaman 1dari 167

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah makanan, pakaian dan tempat
berlindung. Semua kebutuhan dasar manusia harus terpenuhi agar
tercapainya efektivitas dalam menjalani kegiatan beraktivitas sehari-hari.
Jika ada satu kebutuhan yang kurang terpenuhi maka akan mengganggu
aktivitas yang lainnya, untuk itu banyak hal dilakukan manusia untuk
mendapatkan makanan di atas meja, perlindungan bagi tubuh serta
kebutuhan wadah untuk tempat kita bernaung. Seiring berjalannya waktu,
perkembangan model bentuk dan warna pada pakaian yang dikenakan
manusia melahirkan kecenderungan untuk beberapa kelompok masyarakat
sehingga lebih memerhatikan penampilannya, aktivitas untuk selalu
mengikuti tren-tren tertentu inilah yang disebut fashion.

Dahulu, hanya sebagian kalangan saja yang menyukai fashion. Sekarang


bisa kita lihat yang dulu sebagai minoritas, telah menjadi konsumsi secara
general. Suka atau tidak, semua orang harus menggunakan pakaian. Hal ini
juga teraplikasikan dalam kehidupan kontemporer, mulai dari arsitektur
hingga dekorasi interior, dari filosofi menjadi sosiologi di era modern.
Manusia menjadi peka terhadap perkembangan seiring berjalannya waktu.

Dengan meluasnya perdagangan global dan kebutuhan bagi kalangan


masyarakat sosial, fashion saat ini mengalami perkembangan yang sangat
baik mulai dari model busana, rancangan pakaian, gaya kostum, dan lain-
lain. Selain itu industri fashion merupakan salah satu industri kreatif yang
potensial dan penyumbang terbesar ekspor industri kreatif (manufactured
goods), dengan total kontribusi mencapai 61,13% total ekspor produk
kreatif, dan rata-rata ekspor produk khusus busana pakaian jadi sebesar
10,95% (Badan Pusat Statistik, 2016). Hal ini dapat menjelaskan bahwa
ekspor produk pasokan pakain jadi memberi kontribusi dalam bidang
ekonomi kepada Indonesia. Saat ini mode busana di Indonesia sangat
diminati oleh masyarakat, Tidak hanya negara Indonesia, negara-negara lain
seperti Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah pun tertarik dengan desain
busana muslim Indonesia. Dari negara-negara tersebut, Malaysia
merupakan suatu negara dengan data statistik importir tekstil terbesar
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari salah sau pengakuan dari pedagang
busana muslim di kuala lumpur, Malaysia, Emmen Bin Enek
mengungkapkan bahwa dia dan istrinya setiap 3-4 bulan sekali datang ke
Jakarta khusus untuk berbelanja busana di Pasar Tanah Abang (Viva news,
2013). Perancang busana dari Malaysia, Vivi yusof (2013) juga menyatakan
bahwa dirinya sering mencari inspirasi ke rancangan-rancangan busana
desainer Indonesia karena desain nya yang inovatif, dinamis namun dengan
harga tetap terjangkau. Selain itu beberapa desainer-desainer terkenal
indonesia telah memiliki butik franchise sendiri di negara-negara tetangga
terutama di Malaysia.

Malaysia merupakan salah satu negara didunia dengan total luas negara
330,803 KM yang mencakup daratan dan lautan (Department of Statistics
Malaysia, 2016). Sebagai negara yang memiliki penduduk sebanyak
31.428.500, kebutuhan warga negara nya dalam berbusana pun semakin
meningkat tiap tahunnya. Indonesia menempati urutan ekspor pasokan
pakaian jadi kedua terbesar setelah china ke Malaysia. Pada tahun 2015 total
import khusus tekstil, pakaian dan sepatu malaysia terhadap Indonesia
sebesar RM 1575 milyar, pada tahun 2016 bertambah menjadi RM 1814
milyar (Warta Ekspor, 2016). Presentase-nya dapat dipastikan semakin
bertambah dari tahun ke tahun mengingat Malaysia adalah negara dengan
letak wilayah strategis karena di lewati jalur perdagangan bebas asia dan
tempat transit bagi sebagian besar moda transportasi yang ada. Dalam
penyerapan tenaga kerja indusri fashion bisa menyerap sebanyak 4,13 juta
orang atau 4,22% dari tingkat partisipasi penyerapan tenaga kerja nasional.
Keberadaan industri fashion pada dasarnya memiliki kontribusi pendapatan
yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Industri fashion
juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan

2
pekerjaan, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di lingkungan industri
fashion tersebut.

Selain itu mengingat khususnya kota Kuala lumpur yang merupakan


ibukota negara Malaysia dan kota terbesar, dapat dipastikan bahwa kota ini
merupakan kota dengan sumber dengan pendapatan tertinggi di Malaysia
jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Terkhusus daerah tersebut
merupakan center point of Malaysia karena terletak di tengah negeri
Malaysia, daerah dengan sejumlah ikon-ikon penting Malaysia, pusat
aktivitas utama di Malaysia, serta daerah dengan pemasukan income
tertinggi di Malaysia setelah Genting Highland.

Bangunan fashion house yang membidik cooperate business dan


domestic and foreign traveler sejak tahun 1945 dan di percaya oleh para
desainer eropa untuk mempermudah mereka dalam mendesain karya-
karyanya di hadapan publik. Bangunan yang merupakan retail sekaligus
galeri ini berpotensi ke semua kalangan dan semua warga negara berikut
wisatawan asing untuk memudahkan pembelinya dalam hal berbelanja
busana khas Indonesia dengan mudah, tanpa harus berpergian ke indonesia.
Dengan adanya fashion house khusus untuk desainer Indonesia di Kuala
Lumpur, selain dapat memudahkan karya-karya daripada desainer terbaik
indonesia untuk langsung dilirik oleh mata dunia, mempererat hubungan
kerja sama internasional antara Indonesia dan Malaysia, tetapi juga dapat
mengembangkan dan memajukan sektor perdagangan industri kreatif dalam
bidang tekstil Indonesia kedepannya agar dapat memenuhi visi Menkepraf,
yaitu Indonesia sebagai kiblat fashion asia di tahun 2020 nanti.

B. Rumusan Masalah
1. Masalah non-Arsitektural
Dalam proses perancangan Indonesian Fashion House di Malaysia,
permasalahan Non-Arsitektural yang akan ditengah kan dalam hal ini:

3
a. Bagaimana karakteristik fashion house yang sesuai di Kuala
Lumpur?
b. Bagaimana menentukan karakteristik produk dan kegiatan yang
akan dimasukkan ke dalam bangunan fashion house?
c. Mengetahui 5 brand karya desainer Indonesia yang paling diminati
untuk dimasukkan ke dalam bangunan Indonesian Fashion House
di Kuala Lumpur?

2. Masalah Arsitektural
Adapun beberapa masalah Arsitektural yang di hadapi dalam proses
perancangan Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur, yaitu:
a. Bagaimana menentukan lokasi dan tapak yang sesuai dengan
peruntukan fungsi bangunan Indonesian Fashion House?
b. Bagaimana menentukan bentuk dan tampilan bangunan yang unik
agar dapat menjadi daya tarik bangunan Indonesian fashion house?
c. Bagaimana menentukan ruang, tata letak ruang dan sistem ruang
dalam yang sesuai dengan fungsi bangunan pada fashion house?
d. Bagaimana mendapatkan material dan kelengkapan bangunan yang
tepat dan efektif?

C. Tujuan dan sasaran pembahasan


1. Tujuan Pembahasan
Menyusun landasan konseptual perancangan Indonesian fashion house
di Kuala Lumpur, Malaysia.
2. Sasaran Pembahasan
Studi Non-Arsitektural
Mewujudkan suatu bangunan fashion khas Indonesia yang
tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan informasi
dan jasa yang berkaitan dengan fashion, tetapi juga diharapkan dapat
meningkatkan jumlah pengunjung datang ke lokasi yang
direncanakan untuk investasi dan berusaha sehingga dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya para desainer
Indonesia yang berpotensi untuk berlaga di kancah internasional.

4
Selain itu diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan
popularitas perkembangan fashion Indonesia ke dunia.

Studi Arsitektural

a. Studi tentang tata fisik makro yang meliputi:


1) Menentukan lokasi tapak dan tapak yang sesuai dengan
peruntukan bangunan.
2) Menentukan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam
perancangan fashion house
3) Mengungkap tata letak dan sistem ruang dalam yang sessuai
dengan fungsi bangunan Indonesian Fashion House.
4) Mengungkap Menentukan material dan kelengkapan
bangunan yang tepat dan efektif untuk perancangan
Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur
b. Mengadakan studi tentang tata fisik mikro meliputi:
1) Pengelompokan tata ruang
2) Kebutuhan dan besaran ruang
3) Pola organisasi ruang
4) Bentuk ruang
5) Sistem struktur

D. Batasan Masalah dan Lingkup Pembahasan


1. Batasan Masalah

Batasan masalah dibuat untuk mempersempit ruang masalah yang


diperoleh dari berbagai analisa. Pembahasan dibatasi pada perancangan
fisik wadah Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur.

2. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan difokuskan untuk mengungkapkan wadah ruang


publik berupa Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur.
Pembahasan masalah ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur dan disiplin
ilmu lain yang dapt menunjang perencanaan dan perancangan.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Fashion
1. Definisi Fashion
a. Menurut coco chanel (1970)

Fashion is not something that exists in dresses only. Fashion


is in the sky, in the street, fashion has to do with ideas, the way we
live, what is happening. Artinya: fashion bukan sesuatu yang ada
pada busana saja, fashion ada di langit, di jalan, fashion terkait
mengenai ide-ide, cara kita hidup & bertingkah laku, dan apa yang
terjadi.

b. Menurut Karl Lagerfeld (2004)

Fashion is a language that creates itself in clothes to interpret


reality. Artinya: fashion adalah bahasa yang mewakili busana-
busana untuk untuk menginterpretasi realita.

c. Menurut George Simmel (1957)

A form of imitation and so of social equalization, but


paradoxically, in changing incessantly differentiates one time from
another and social stratum from another. Fashion is not only about
clothes, but also it has to do with handbags, shoes, jewelry, glasses,
hair style and make up. Artinya : Gaya yang populer atau terbaru
dalam hal pakaian, rambut, dekorasi dan tingkah laku.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fashion


merupakan suatu cara atau bahasa yang dilakukan seseorang untuk
memberikan identitasnya melalui gaya berpakaian, rancangan busana,
tingkah laku, dan lain-lain.

6
2. Aspek & Fungsi Fashion

Menurut Márta Kisfaludy (2008), fashion dipengaruhi oleh


berbagai aspek dari berbagai sudut kehidupan. Pertama, situasi sosial
dan ekonomi merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
fashion. Cara berpakaian akan tergantung pada cara hidup, kekayaan
dan kebiasaan. Faktor kedua yang mempengaruhi fashion adalah
bagaimana orang memilih pakaian untuk melindungi diri mereka dari
perubahan lingkungan dan iklim seperti ketika seseorang memakai
pakaian berat saat cuaca menjadi dingin.
Efek multikultural juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi fashion karena orang harus menghormati tradisi dan
kostum rakyat mereka. Aspek keempat yang mempengaruhi adalah
perkembangan teknologi seperti kain baru, tekstil cerdas dan produksi
baru. Pada akhirnya, internet dianggap sebagai faktor penting karena
internet membuat lebih mudah bagi orang untuk mengetahui tren baru
di seluruh dunia. Berikut adalah dua fungsi yang dimiliki:
a. Sebagai pertanda

Fashion adalah bahasa sebagai tanda, simbol dan ikon secara


komunikasi non-verbal tentang individu atau grup. Fashion adalah
bentuk dari gaya rambut terbaru, mode pakaian yang membuat kita
mengekspresikan diri kita lebih baik.

Gambar 2.1 Fashion sebagai pertanda


(sumber : http://www.bbnews.com, diakses pada 29 september 2017)

7
b. Sebagai barometer perkembangan budaya

Bagaimana kita mengartikan keindahan dan keburukan pada


badan kita tergantung dari sikap perilaku kultur kita. Keindahan
yang bisa diterima ini merupakan presepsi mayoritas masyarakat
abad ke-21. Dewasa ini, kemampuan untuk membentuk tubuh
dengan harapan terlihat ideal merupakan suatu tes, mereka yang
melewati tes ini akan terus berolahraga, diet dan melakukan kegiatan
operasi plastik untuk memperindah diri. Sama halnya dengan
pakaian, dahulu kebudayaan Indonesia mengenal batik dan kebaya
menjadi busana khas Indonesia, sekarang, telah banyak desainer-
desainer Indonesia yang kerap memajukan busana contohnya
kebaya menjadi lebih modern, dari teknik, material dan potongan
yang di aplikasikan. Sehingga jadi lebih banyak yang meminati dan
melirik kebaya. Salah satu desainer yang terkenal telah berhasil
merubah presepsi kebaya Indonesia di mata dunia ialah Anne
Avantie.

Gambar 2.1 Fashion sebagai barometer perkembangan budaya


(sumber : http://www.google.com, diakses pada 29 september 2017)

3. Jenis Fashion
a. Berdasarkan Konsumen
Kebijakan panggilan “fashionable” dan “unfashionable”
digunakan untuk mendeksripsikan seseorang bahwa yang mereka
gunakan sesuai atau tidak dengan acara yang ada atau sesuai padu-

8
padanan yang dilakukan. Fashion biasanya digunakan sebagai frasa
positif dan sinonim untuk keindahan, kecantikan dan kebaikan, tetapi
terkadang bisa juga digunakan sebagai frasa negatif seperti matreliasme

Chappa (2015) mengemukakan bahwa sebutan konsumerisme


muncul pertama kali di Eropa Barat sekitar 300 tahun yang lalu, di mana
kemunculan gaya hidup konsumerisme ini menjelaskan bahwa
meningkatnya kehidupan masyarakat memberikan cerminan betapa
pentingnya menambahkan dan menampilkan benda-benda material.
Meningkatnya kehidupan konsumerisme masyarakat dipengaruhi oleh
hal-hal berikut:

1) Kemajuan perekonomian
2) Perluasan perdagangan melalui penjajah yang membawa produk-
produk baru
3) Bangkitnya toko-toko kecil dan perubahan dalam periklanan serta
pemasaran seperti iklan cetak
4) Rasa individualitas
5) Berkembangnya kota

b. Berdasarkan barang yang di produksi


Berikut adalah tabulasi dari jenis fashion berdasarkan barang yang di
produksi, diantaranya adalah:

9
Tabel 2.1 Jenis fashion berdasarkan konsumen dan barang yang di produksi
Jenis barang Hirarki Keperluan Konsumen Contoh Desainer
yang di produksi
Local Fashion Barang dengan harga Kelas menengah ke Jenis produk massal
murah, minimum bawah, tidak yang bisa ditemukan di
desain, kualitas mementingkan toko grosir atau
standar kenyamanan, tetapi swalayan.
mementingkan harga.
Inspired Barang dengan Kelas mengengah Topshop, Forever21,
Fashion merek terkenal, hingga atas yang peduli Zara, Pull&bear,
bahan berkualitas kualitas merek, bershka
dan jahitan rapih. kenyamanan, dan masih
price-sensitive
Top-Fashion Ekslusifitas, dibuat Kelas mengengah atas Anne Avantie
khusus, kustomisasi, yang ingin tampil
Meras Fadhlan,
harga mahal eksklusif, tidak price-
sensitive. Biyan, Adjie
notonegoro, Ivan
Gunawan, Dian
Pelangi, Jenahara.

High-Fashion Kebutuhan jangka Konsumen yang Azzadine Alaia,


pendek yang khusus membutuhkan pakaian Balmain, Yves Saint
dan muncul di saat- untuk sebuah event Lauren, Rei
saat tertentu khusus Kawakubo, Givenchy,
Tex Saverio, Hussein
Chalayan, Ann
Demeulemester,
Fausto Puglisi

c. Berdasarkan Kualitas Produk

Menurut Gregory Stone (1962), pakaian adalah instrumen sesorang dalam


mengekspresikan identitasnya. Pakaian bisa memvalidasi dan membantu

10
mengkokohkan identitas tersebut. Seorang akan memperhatikan cara berpakaian
yang dia pilih demi mendapatkan mendapatkan validasi dari audiens yang nantinya
akan memperkuat self-concept orang itu, salah satu caranya adalah
mengombinasikan penggunaan produk fashion untuk memperindah penampilan
sesuai identitas yang diinginkan. Berikut adalah jenis busana fashion berdasarkan
kualitasnya, yaitu:

1) Adi bsana (Haute couture), yaitu busana eksklusif yang di rancang khusus dan
dibuat hanya satu atas pesanan seseorang yang dibuat secara mendetail dengan
teknik menjahit yang rapih
2) Busana madya (Ready-to-wear), busana yang di produksi dalam jumlah tertentu
(terbatas), eksklusif, namun lebih bersifat komersial.
3) Busana konvensi, yaitu busana yang di produksi dalam jumlah banyak (masal)
dengan harga yang relatif lebih murah dibanding kedua jenis busana di atas.

Dengan data dari sumber diatas, bisa ditentukan bahwa pengisi bangunan
fashion house di Kuala lupur nanti adalah top fashion dan high fashion desainer dari
Indonesia. Semua brand nya di tata secara eksklusif seperti butik mewah dengan
perencanaan tata ruang dalam yang mendukung untuk penjualan brand masing-
masing tetapi tetap memiliki satu kesatuan dengan retail brand desainer lainnya.
Indonesian fashion house di Kuala lumpur nanti juga memamerkan busana-busana
dengan kualitas adi busana ( Haute Couture) dan busana madya (ready-to-wear).

4. Aktivitas Fashion

Fashion adalah salah satu industri yang terus mengalami perkembang dan
memberikan peluang yang menjanjikan bagi pelaku bisnis, pada saat ini fashion
berkembang sangat cepat mengikuti perkembangan zaman yang ada dan terkait
dengan trend, kreatifitas dan gaya hidup yang sedang berlaku. Saat ini konsumen
sudah sangat menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari sekedar
berpakaian, tapi juga bergaya dan trendi. Karena pakaian adalah salah satu sarana
komunikasi dalam masyarakat, maka sadar atau tidak sadar masyarakat bisa menilai
kepribadian seseorang dari apa yang di pakainya atau lebih spesifiknya pakaian
merupakan ekspresi identitas pribadi, hal tersebut dapat memberikan gambaran

11
bagi pelaku bisnis bahwa akan semakin banyak permintaan dari konsumen terhadap
industri fashion itu sendiri.

Kegiatan dalam dunia fashion bergantung terhadap tren itu sendiri. Tren
fashion sebagian besar didorong oleh perancang busana yang membuat dan
menghasilkan pakaian. Dalam hal ini istilah bisnis fashion akan digunakan dalam
arti bisnis yang berhubungan dengan pakaian modis atau pakaian sebagai industri
kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana. Tidak ada yang
dapat menyangkal bahwa karya perancang busana memiliki kontribusi besar untuk
industri tekstil & garmen negara, karena saat ini para pengusaha garmen akan perlu
menggunakan keahlian para desainer untuk selalu up-to-date agar tidak ketinggalan
dengan tren yang sedang booming.

Awal perkembangan tren fashion di Indonesia, sangat dipengaruhi oleh budaya


Eropa dan Asia terutama Korea yang sudah terjadi belakangan ini. Trend fashion di
Indonesia telah berkembang dengan baik dalam sejarah. Sejak munculnya Non
Kawilarang dan Peter Sie.

Dalam perkembangan awalnya, tren fashion di Indonesia cenderung meniru


gaya barat baik itu dalam bahan yang digunakan maupun dalam desain. Secara usia,
orang tua di Indonesia umumnya lebih nyaman dengan kostum tradisional seperti
kebaya, terutama untuk menghadiri acara khusus, berbeda dengan usia muda yang
lebih sering tampil dengan mode gaya barat atau gaya busana korea. Sejak saat itu
busana tradisional secara harmonis berkembang sama baiknya dengan desain gaya
barat hingga saat ini.

Pada tahun 2000-an banyak nama - nama baru yang muncul sebagai desainer
berbakat di Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gayanya yang
independen yaitu seperti Sally Koeswanto, Tri Handoko dan Irsan. Sementara yang
lain membuat desain yang mengadopsi gaya barat seperti Edward Hutabarat dan
Anne Avantie, yang mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesain kostum
tradisional dengan nama ‘Blus Kebaya’ dan terdapat sentuhan modern. Dengan
adanya kostum tersebut, membuat busana tradisional Indonesia terlahir kembali dan
dicintai oleh kalangan muda sehingga mereka lebih menghargai seni tradisional.

12
Perkembangan tren fashion di Indonesia juga tak lepas dari beberapa faktor
yaitu media massa, dunia entertain, dunia bisnis, dan internet. Hal ini akan membuat
para desainer lebih mudah mengakses dan mengetahui tentang trend fashion yang
sedang populer untuk menciptakan variasi dalam mendesain.

a. Media Massa

Tidak dapat dipungkiri dampak dari media massa terhadap masyarakat,


termasuk tren fashion. Media massa selalu menyajikan informasi termasuk,
informasi seputar dunia fashion. Melalui kedua media ini, tren fashion seakan di
sosialisasikan kepada masyarakat dan itulah tren yang harus diikuti. Sekarang ini
fashion lokal banyak memperhatikan perkembangan desainer lokal agar bisa
bersaing dengan merek mancanegara. Dukungan media juga banyak membantu
pertumbuhan industri ini, diantaranya adalah majalah Femina, sebagai majalah
wanita ternama di Indonesia. Femina banyak melahirkan perancang muda baru
yang dipilih berdasarkan karyanya yang potensial. Nama-nama seperti stephanus
Hamy, Itang Yunasz, dan Sally Koeswanto hanyalah sebagian kecil dari perancang
ternama yang memulai karirnya di event ini.

b. Dunia Entertainment

Dunia Entertainment merupakan salah satu faktor yang sangat besar dalam
menyebarluaskan tren fashion kepada masyarakat. Para selebriti yang selalu
muncul di berbagai media dan menjadi idola, selalu berganti mode busana
mengikuti tren fashion. Hal ini bisa menjadi penyebab masyarakat untuk
mengikutinya. Sudah menjadi hukum alam jika sang idola mengikuti tren fashion
tertentu bahkan juga bisa menjadi trendsetter (pusat perhatian), pasti akan diikuti
oleh masyarakat.yang menjadi penggemar mereka. Selain itu ada juga acara
tahunan Jakarta Fashion week, Bali Fashion week, dan Jakarta Fashion & food
festival, yang membawa nama fashion lokal ke mata internasional

c. Bisnis

Dunia bisnis juga merupakan salah satu faktor berkembangnya tren fashion di
Indonesia. Mengingat dari banyaknya permintaan di pasar terkait dengan trend
fashion yang sedang berkembang. Demi mendapatkan keuntungan, para penjual

13
berlomba memanfaatkan tren yang sedang populer untuk menarik para pembeli.
Dengan menambahkan imajinasi mereka dalam merancang busana, tren akan
dengan mudah berkembang luas. Ibarat bola salju, langkah ini juga diikuti oleh
penjual busana yang lainnya.

d. Internet

Internet juga menjadi faktor penyebarluasan tren fashion. Tentu saja informasi
mengenai trend fashion terbaru akan cepat menyebarluas di masyarakat. Majunya
teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada
pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh gaya barat, namun ada kalanya kerjasama dalam memunculkan
gaya khas indonesia kembali ke permukaan serta memadukan gaya yang seimbang
antara gaya barat dan lokal dengan tujuan untuk embuat konsumen indonesia cerdas
dalam memilih yang disukai dan cocok untuknya.

5. Bisnis Fashion Indonesia

Industri fashion di Indonesia kini semakin diminati dunia. Badan Ekonomi


Kreatif (BEKraf) menilai pertumbuhan fashion Indonesia sepanjang 2015
merupakan yang terbesar kedua diantara bisnis kreatif di tanah air. Perkembangan
ini membuat BEKraf akan memberikan dukungan penuh bagi setiap kegiatan yang
positif di bidang fashion. Menurut Ketua Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif
(2015), Pemerintah akan selalu siap membantu setiap kegiatan positif seperti
pagelaran Indonesian Fashion Week (ajang bergensi fashion tahunan) ini. Data dari
Badan Pusat Statistik (BPS, 2015) melaporkan pertumbuhan industri
kreatif diantara 16 ekonomi kreatif mencapai 63 persen. Sementara kontribusinya
mencapai 28,75 persen. Fashion Indonesia saat ini masih menjadi andalan untuk
mengangkat citra nusantara di mata dunia.

Belakangan ini, sudah banyak media yang menyajikan beragam informasi


menarik tentang dunia fashion di Indonesia. Perkembangan dunia fashion di
Indonesia selalu mengalami peningkatan di beberapa dekade terakhir. Hal ini
didukung oleh berbagai sisi, baik itu dari sisi designer Indoesia yang kini semakin
potensial, tingkat perekonomian yang membaik, sampai brand yang ikut serta

14
mengalami perkembangan pesat. Dalam perkembangan dunia fashion, pihak yang
memegang peran penting adalah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia
(APPMI) yang merupakan suatu pengaruh dalam perkembangan dunia fashion di
Indonesia. Selain para pelaku APPMI, ada juga pihak - pihak yang bergerak dalam
retail dan eskpor. Mereka tentunya memiliki program tahunan, yaitu Fashion
Tendance yang sudah diadakan sejak tahun 1993 hingga saat ini masih terus
menjadi suatu acara festival tersendiri. Melalui Fashion Tendance biasanya akan
menampilkan sebuah fashion show, dimana acara tersebut akan menampilkan
prediksi trend di tahun yang akan datang.

Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2013), Pada tahun


2010, sumbangan ekonomi kreatif terhadap PDB sebesar Rp 473 triliun, sementara
pada tahun 2012 jumlahnya meningkat mencapai Rp 524 triliun. Secara presentase,
fashion menyumbang 7% terhadap PDB nasional. Sementara itu, penyerapan
tenaga kerja bidang fashion pada tahun 2012 mencapai 3,8 juta orang dari 11, 8 juta
pekerja.

Potensi ekonomi kreatif yang sedang berkembang tak lepas dari besarnya
potensi pasar domestik serta pertumbuhan masyarakat kelas ekonomi menengah.
Melihat hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menkepraf),
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian
Koperasi akan merintis fashion Indonesia untuk menjadi salah satu pusat mode
dunia pada tahun 2025. Sebagai langkah awal, fashion Indonesia ditargetkan akan
menguasai pasar Asia pada tahun 2015, serta menguasai pasar busana muslim
secara global pada tahun 2020.

Ekonomi kreatif sendiri merupakan sektor yang mengandalkan kreatifitas


sebagai daya yang dapat menghasilkan nilai tambah dari suatu barang. Dengan
memaksimalkan industri ekonomi kreatif, maka dapat dikatakan kita telah
mendukung perkembangan industri lokal. Target pasar produk fashion Indonesia
yakni Asean, khususnya Malaysia, Thailand dan Filiphina. Karena sejumlah
negara-negara tersebut sangat menggemari fashion Indonesia, dan juga terhadap
fashion busana muslim Indonesia.

15
Menurut Gusmardi Bustami (2013), fashion yang sudah menjadi gaya hidup
masyarakat Indonesia dapat menjadi salah satu stimulus bagi perkembangan dunia
fashion tanah air. Permintaan produk fashion terus meningkat, maka kreatifitas para
pencang pun terus ditantang. Mengenai bisnis fashion yang saat ini banyak
dijalankan oleh industri kecil, Menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin
Hasan (2013), bisnis fashion sudah diminati masyarakat pelaku usaha. Oleh karena
itu, pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian
Koperasi dan UKM akan megelola potensi industri fashion secara serius.

Meurut Gusmardi (2013) Kemenpraf akan mendukung pekerja industri kecil,


menengah hingga atas dalam mengembangkan fashion dalam negeri untuk terus
mengembangkan sayap dan menghasilkan produk yang membanggakan sehingga
bisa bersaing di pasar nasional dan internasional. Perkembangan dunia fashion pada
kenyataannya mampu membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia.

Gambar 2.3 Daftar Importir fashion Indonesia


(sumber : Warta ekspor 2016)

16
Dari data diatas dapat dilihat bahwa daftar importir terbesar industri
fashion Indonesia adalah negara Malaysia, Saudi Arabia, Australia, Perancis,
United Kingdom. Selain itu juga industri fashion menjadi salah satu industri kreatif
yang sangat berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut
dapat dilihat perkembanganya dalam data industri kreatif, dimana fashion berada
pada peringkat kedua dibawah industri kuliner berikut data industri kreatif tahun
2012 hingga 2014.
Industri tekstil (bahan pakaian) Indonesia sebagai pendukung industri
fashion merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Posisi Indonesia sebagai
negara pengekspor tekstil ke-14 terbesar di dunia dengan nilai 7,3 milyar dollar AS
dari total pasar dunia yang sebesar 250 milyar dollar AS.9 Melihat perkembangan
industri tekstil di atas, Indonesia dapat berharap karena kebutuhan akan mode relatif
tetap meningkat.

Tabel 2.2 Data pengelompokan Industri Kreatif Indonesia terhadap PDB (milyar)

No. Industri 2012 2013 2014 2015


1 Kuliner 169 186 208 211
2 Fashion 147 164 181 187
3 Kerajinan 72 79 84 93
4 Penerbitan & 40 43 47 53
Percetakan
5 Desain 19 21 22 23
6 Radio & 13 15 17 16
Televisi
(sumber : www.antaranews.com, diakses pada 7 November 2017)

Melihat data dari Tabel tersebut perkembangan industri fashion pada produk
domestik bruto setiap tahunnya yang selalu mengalami peningkatan hal tersebut
membuat para pelaku bisnis tertarik untuk memasuki industri fashion tersebut yang
dampaknya dapat memberikan persaingan lebih ketat dalam industri tersebut.
Berikut adalah desainer asal Indonesia dengan statistik penjualan tertinggi di
negara-negara tetangga, diantaranya adalah:

17
a. Tex Saverio

Ia adalah desainer berbakat yang terkenal akan rancangan adibusananya.


Namun, di samping itu Tex Saverio juga mendesain koleksi siap-pakai. Dia
dianggap sebagai desainer kelas dunia bahkan disebut-sebut sebagai Alexander
McQueen-nya Indonesia. Lulusan Bunka School of Fashion dan Phalie Studio
Jakarta ini telah mengubah hobi masa kecilnya menjadi sebuah pekerjaan. Rio
memenangkan penghargaan pertamanya, Mercedes-Benz Asia Fashion Award,
ketika ia baru berumur 21 tahun. Karya-karya rancangannya telah dikagumi di
Fashion Week Jakarta dan Paris juga di berbagai majalah fashion, seperti Harper’s
Bazaar dan Elle. Selebritis kondang seperti Jennifer Lawrence, Kim Kardashian,
dan Lady Gaga pernah memakai rancangannya. Lady Gaga bahkan telah memilih
salah satu karya rancangannya untuk kampanye parfumnya bernama “Fame”.
Koleksi Tex Saverio sudah tersedia di Amerika Serikat dan Eropa, namun kini ia
juga akan berfokus pada Asia.

Gambar 2.4 Tex Saverio dan rancangannya


(sumber : www.bbnews.com , diakses pada 7 November 2017)

b. Biyan Wanaatmadja

Biyan Wanaatmadja lahir di Surabaya tanggal 20 Oktober 1954. Biyan anak


terakhir dari empat bersaudara. Dua tahun ia belajar desain mode di Mueller & Sohn
Pricatmodeschule di Duessedorf Jerman. Setelah itu pindah ke London dan kuliah
desain di London College at Fashion London, England sambil bekerja freelance

18
sebagai desainer di pabrik garmen Italia. Biyan lulus tahun 1983 dan langsung
magang di rumah fashion Erico Covery di Florence Italia.

Di tempat magang Biyan giat menggelar fashion show guna memperkenalkan


hasil karyanya. Setelah sebelas tahun berkarya di Eropa ia kemudian berkarya di
kota kelahirannya di Indonesia. Awal karirnya dimulai dengan empat mesin jahit
sebagai modal dan telah menjalani pekerjaan sebagai desainer selama 20 tahun. Di
Jakarta, ia telah memiliki gerai di berbagai mall. Biyan dikenal dengan karyanya
yang mengacu pada warisan desain budaya Indonesia dengan tampilan modern dan
siluet yang rumit dan elegan. Tahun 1984 ia meluncurkan karyanya yang berlabel
Biyan. Ia mengagumi karya desainer Jepang seperti Yogi Yamamoto, Issey Miyake,
dan Rei Kawakubo. Menurut Biyan, ketiga desainer tersebut mampu menghasilkan
karya yang indah, artisitk dan kaya tetapi tetap sederhana.

Sofian Yuan Rambu yang akrab disapa Biyan ini senang melihat gaun-gaun
yang imdah. Biyan pun mulai berkreasi pada Februari 2011. Dia ingat kalau semasa
kecil hingga remaja di Bengkulu sering melihat tantenya merajut dan menyulam
membuat taplak meja dan syal. Tantangan terbesar bagi Biyan adalah menjadikan
wanita lebih cantik dengan menciptakan sesuatu yang special dan unik. Sebagai
seorang desainer, Biyan merasa harus menguasai pengetahuan, misi serta ide.
Untuk mendapatkan kerja tim yang baik, harus mau saling berbagi mengenai
banyak hal dan tumbuh bersama dalam rasa saling percaya.

Gambar 2.5 Biyan dan rancangannya (kanan: Ready to wear, kiri: Haute couture)
(sumber : http://www.google.news, diakses pada 14 oktober 2017)

19
Selain bisa membuat kostum, Biyan juga piawai membangun karakter seseorang
tersebut menjadi lebih hidup, dengan sentuhan tatanan rambut (hairdo) yang anggun
dan cantik, sehingga menyerupai seorang wanita yang mempesona.

Laki-laki yang tidak canggung menyulam dan merajut benang wol ini,
merupakan 5 desainer top Indonesia yang dipastikan akan menjadi kiblat fashion
Indonesia dalam majalah fashion yang bernama vogue. Ia menganggap bahwa apa
yang dilakukannya saat ini adalah sebuah jalan baginya untuk masa depan. Busana
buatannya banyak mendapat pesanan dari Australia, dan juga dari dalam negeri.
Biyan juga memberi pelatihan di berbagai tempat untuk menyalurkan ilmu yang
dimilikinya, misalnya di Lembaga Peduli AIDS Karya Bhakti, PKK, dan lainnya.

c. Dian Pelangi

Dian Pelangi adalah desainer utama Dian Pelangi Company, salah satu
perusahaan busana muslim terkemuka di Indonesia. Lahir di Palembang pada tahun
1991, beliau kemudian lulus dari Ecole Superieur des Arts et Techniques de la Mode
(ESMOD) pada 2008 dengan nilai yang tinggi. Dian terinspirasi akan pelangi yang
begitu kaya warna dan selalu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia, mulai
dari tie dye yang cerah, songket yang indah, sampai batik yang mewah.

Dian Pelangi menempati posisi yang sangat istimewa dalam deretan peserta
program Indonesia Fashion Forward di tahun 2012. Ia adalah satu-satunya designer
busana Muslim yang terpilih. Interpretasinya terhadap busana muslim mendobrak
konvensi dan asumsi umum. Corak tie-dye dan teknik layering yang kerap ia
gunakan menghadirkan nuansa bohemian yang trendi sehingga tak sedikit
penggemar non-muslim yang turut mengenakan rancangannya.

20
Gambar 2.6 Rancangan dian pelangi (kanan: model mengenakan busana dian pelangi, kiri:
dian pelangi bersama model)
(sumber : warta ekspor.2015. p,17)

Nama Dian pun sudah sangat dikenal di kalangan pencinta fashion, terutama
hijabers. Bisa dibilang, Dian merupakan desainer muda Indonesia yang paling
populer di generasinya. Alumni SMKN 1 Pekalongan ini pernah mengambil jurusan
tata busana. Hijrahnya wanita ini ke pekalongan berbarengan dengan usaha orang
tua nya membangun pabrik tekstil di pekalonga dan sejak saat itulah ia diberi tugas
pula oleh orang tua nya untuk mengelola butiknya di jakarta yang bernama "Dian
Pelangi". Setelah diwawancarai oleh CNN pada tahun 2010, popularitas Dian
melejit dan langsung menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan diikuti di
dunia mode Indonesia. Menyadari pengaruhnya yang sudah sangat luas, anggota
termuda dari Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) ini
menerbitkan sebuah buku yang berisi kumpulan street style para muslimah yang
ditemuinya di negara-negara yang ia kunjungi. Pada akhir 2011, Dian Pelangi
diundang ke Paris untuk mengikuti The International Fair of Muslim World di Le
Bourget dan memastikan jejaknya sebagai salah seorang desainer muda Indonesia
yang patut diperhitungkan. Busana rancangan desainer ini tidak hanya dikenal di
dalam negeri tapi sudah sampai ke Timur Tengah seperti Kairo, Dubai, Abu Dhabi
dan Pakistan.

Negara-negara yang didatanginya bukan hanya negara Islam, tapi negara yang
didinasi non muslim seperti Inggris dan Amerika Serikat. Ia juga telah memiliki

21
butik franchise sendiri di Malaysia. Saat ini Dian telah memiliki empat lini busana;
Dian Pelangi, DP by Dian, Dian Pelangi Bride dan Dian Pelangi Kids.

d. Jenahara

Nanida Jenahara Nasution begitu nama lengkapnya. Ia mulai berkibar di dunia


internasional sebagai perancang busana muslimah. Salah satu prestasinya yang
paling mentereng adalah kehadirannya di Hongkong Fashion Week pada 2012. Ia
sudah kenal dunia fashion dari usia tiga tahun, ketika ia sudah fasih menggambar
baju. Kala itu Jehan begitu biasa ia disapa kerap diajak sang bunda untuk melihat
berbagai jenis kain dan busana. Nama ibunya memang tak main-main, artis klasik
Ida Royani yang belakangan justru dikenal sebagai pengusaha busana muslimah.
Tak mau hanya bermodalkan nama besar sang bunda, wanita kelahiran 27 Agustus
1985 ini menimba ilmu di Susan Budiharjo Fashion Design School.

Perlahan namun pasti ia mengeksplorasi bisnis fashion muslimah. Hasilnya, ia


kini telah membawahi 3 label produk. Pertama bertajuk Jenahara, yang dikhususkan
untuk ready-to-wear dan diproduksi secara masif. Kedua Jenahara Nasution, tempat
dimana ia mengeksplorasi penuh kreativitas dan dilepas dalam jumlah terbatas.
Ketiga, merek Jenahara by Ida Royani, yaitu jalur produksi hasil kolaborasi dengan
ibunya. Kecepatannya dalam mengembangkan bisnis juga ditopang dari
keberaniannya untuk tampil beda. Rancangannya beda dari model hijab
konvesional dimana ia berani menampilkan paduan bentuk simetris dan asimetris.
Peleburan ini memberikan kesan bentuk yang provokatif.

Rancangan ini memang berakar dari penampilan dirinya yang juga tidak biasa.
Lihat saja bagaimana ia kerap berani menggunakan lipstik berwarna merah sebagai
aksennya dalam berpenampilan. Keberaniannya dalam berpenampilan tadi terbawa
pula dalam gerak roda bisnisnya. Karyanya identik dengan warna tunggal, gelap
dan netral. Warna utamanya adalah hitam, putih, dan silver, yaitu warna-warna
yang netral jika dipadu padankan dengan warna lain. Kesan anggun dan elegan
langsung muncul begitu melihat hasil-hasil desainnya.Ia juga hampir tak pernah
menggunakan motif di tiap hasil rancangannya. Permainan potongannya sederhana
dan berani. Tidak ditemukan gaya busana yang marak dikenakan di antara karya-
karyanya, karena prinsip Jenahara adalah terus menciptakan karya berbeda.

22
Konsep baju multifungsi adalah kain yang dilipat dan diberi kancing di tepi.
Dengan kejeniusan, kain ini bisa dkenakan dalam beragam gaya. Banyaknya atribut
kelengkapan perempuan muslimah membuat Jenahara ingin menciptakan satu
busana yang memiliki nilai praktis dan ekonomis namun tetap modis. Label
miliknya yang juga bernama Jenahara, menawarkan design-design yang wearable
yang fokus pada clean cut, detail, dan kualitas. Terinspirasi dari bentuk struktural,
Jenahara mencampurkan elemen pakaian pria dan wanita, simetris dan asimetris,
dengan tujuan untuk menonjolkan bentuk kuat yang eksploratif dalam potongan dan
designnya.

Di tahun 2013 ia berfokus mengembangkan online shop. Ia berani berinovasi


dalam hal penjualan yang tadinya hanya bersifat direct selling. Maklum saja,
peminat produknya kini tak hanya dalam negeri. Karena itu peluncuran online shop
juga dimaksudkan untuk memfasilitasi kebutuhan pemesanan luar negeri. Saat ini
ia punya Stockist di Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Gambar 2.7 Desain karya Jenahara di IFW 2016


(sumber : http://www.pinterest.com, diakses pada 29 Oktober 2017)

B. Fashion House
1. Definisi Fashion House
Menurut Wikipedia (2017), A company specializing in the design and sale of
high-fashion clothing and accesories.
Artinya: sebuah bangunan perusahaan yang di desain khusus untuk menjual
pakaian-pakaian bermutu dan aksesoris.
2. Sejarah Fashion House

23
Perancang busana pertama Charles Frederick Worth (1826-1895) merupakan
penggagas awal fashion house “maison couture” di Paris. Pada masa ini para
perancang busana mempekerjakan pelukis untuk mengsketsa desain mereka
sebelum memproduksi barang mereka ke publik. Jika mereka menyukai desain-nya,
maka pembeli akan membaayar nya, dan hasil keuntungannya digunakan untuk
membuat fashion house itu sendiri. ‘the maison redfern’ adalah fashion house
pertama yang menawarkan pakaian wanita dan pria dalam satu bangunan. Pada
tahun 1940, banyak fashion house yang tutup menjelang perang dunia ke-II,
termasuk the masion viornet and the maison chanel. Beberapa desainer seperti
mainbocher pindah secara resmi ke New York.

Berbeda dengan Jerman, Jerman mengambil alih setengah produksi Perancis,


termasuk fashion, bahkan sampai relokasi haute couture Perancis ke ibukota
Jerman, Berlin dan Vienna. Meskipun pada masa itu banyak sekali fashion house
yang di tutup atau di berhentikan selama peperangan, tidak menutup kemungkinan
banyak fashion house yang baru bermunculan seperti jacques fath, maggy rouff,
marcel rochas, jeanne lafaurie, nina ricci dan madeleine vrarmart.

Pada tahun 1952 Hubert de Givenchy membuka house pertama nya di Rome,
Zurich dan Buenos aires. Pierre Balmain juga membuka salon khusus ditahun 1945
diikuti dengan coco chanel pada tahun 1954. Setalah itu, mulailah banyak brand-
brand dengan galeri mereka masing-masing dimana mereka bisa memfabrikasi
sekaligus memajang barang karya desainer dan brand tersebut.

3. Fungsi Fashion House

Fashion House memiliki peran sebagai wadah untuk berbelanja kebutuhan


fashion yang terkontrol dan terpilih. Bangunannya yang kompleks dipertimbangkan
untuk entitas canggih yang terdiri dari proporsi, kesatuan, dan keharmonisan yang
seimbang. Pemilihan toko-toko kontemporer, didesain dan dipasang sebagai satu
kesatuan pada bangunan ini. Ada juga kebutuhan akan pusat yang sekaligus
merupakan pusat sosial dan masyarakat, Suasana keterbukaan dalam desain ruang.

Pusat Pameran Mode (fashion house) dimaksudkan untuk menjadi tengara yang
berusaha untuk melestarikan, meningkatkan, dan menciptakan nilai lingkungan

24
yang beradab. Fashion house juga akan memberikan lingkungan yang kondusif
yang bisa dijadikan pilihan mode merancang dan belanja dengan aktivitas
menyenangkan. Akhirnya, fashion house akan memenuhi kebutuhan pembeli dan
pecinta mode dengan 2 fungsi khususnya yaitu:

a. Retail

Retail yang berfungsi sebagai sarana perbelanjaan bagi para pembeli.

b. Galeri

Galeri yang berfungsi sebagai tempat pameran karya-karya terbaik (masterpiece)


dan dipamerkan secara umum sebagai suatu karya seni.

Gambar 2.8 Skema fungsi bangunan fashion berdasarkan aktivitas

4. Karakteristik Fashion House


Menurut petunjuk lengkap pecah pola aneka model busana (2001), fashion house
selayaknya fashion pada umumnya memiliki 5 karakter utama diantaranya yaitu:

a. Bebas, penuh surprise

Karena sifat mode erupakan sesuatu yang dapat berubah setiap saat, tidak adaaturan
pasti akan bentuk kemunculannya sehingga sering membuat semacam
kejutan/surprise, mode juga bebas dipilih sesuai selera pemakai maupun kondisi
yang mempengaruhinya

b. Dinamis, tidak monoton

Ini karena unsur pokok dalam mode yang menghindari adanya kemonotonan
dengan pengolahan unsur garis, bentuk, warna dan tekstur, serta mementingkan

25
keharmonisan penampilan dengan unsur keseimbangan, perbandinngan, tekanan
dan irama dalam berbusana,

c. Menonjolkan diri

Karena mode merupakan betuk upaya untuk menarik perhatian sekelilingnya guna
memberikan kesan pada pemakainya, serta merupakan pernyataan probadi
seseorang, sering kali fashin dimanfaatkan untuk menarik perhatian orang lain,
dengan berbagai cara sehingga bisa lebih menonjol dibanding yang lainnya.

d. Berputar/perulangan, mengalir

Suatu gaya yang sudah lalu dapat menjadi ‘in’ lagi pada suatu masa berikutnya
dengan variasi yang berbeda, sehigga mode merupakan siklus yang selalu berputar

e. Beradaptasi

Walaupun pada dasarnya sama namun fashion sangat beragam karena selalu
beradaptasi dengan tempat ataupun waktu.

Berdasarkan data mengenai karakteristik diatas, perencanaan Indonesian Fashion


House di Kuala Lumpur akan menerapkan seluruh konsep yang sama seperti diatas
agar mendukung fungsi bangunan sehingga tercipta interpretasi ruang yang sesuai
dengan karakteristik dalam dunia fashion.

5. Persyaratan Fashion House

Fashion house umumnya terdapat beberapa zoning ruang yang terpisahkan pula
berdasarkan lantai maupun ruang dalam bangunan. Setiap zona yang ada akan
memiliki standar yang berbeda pula. Seperti tempat khusus wanita, pria dan anak-
anak akan berbeda di dalam fashion house. Dari hasil analisis statistik dan
mempelajari studi literatur yang ada pada bangunan fashion house, didapatkan
beberapa program zoning yang dibutuhkan dalam bangunan. Diantaranya adalah:

a) Welcoming Zone

Terdiri dari pintu masuk, lobby, dan resepsionis

b) Exhibition

26
Terdiri dari hall serbaguna yang umumnya digunakan untuk mempamerkan sejarah
dan perkembangan fashion dari masa ke masa serta pentingnya fashion. Pada
bagian ini di persiapkan unuk beberapa orang sebagai guide pada bagian ini, dan
ada bagian servis pula seperti gudang, loby, dan lounges.

Gambar 2.9 Pilihan Sirkulasi pada exhibition


(sumber : neufert. 2008. p,448)
c) Retail
d) Fashion Show Hall
Ruang spesifik yang di desain untuk fashion show. Panggung, desain set,
catwalk/runway, backstage, the setting & servis.

27
Gambar 2.10 Fashion Show hall
(sumber : neufert. 2008)

Gambar 2.11 Denah fashion show hall

(sumber : neufert.2008)

28
e) Learning Center (optional) yang terdiri dari: Auditorium, Classroom & Studio,
Library (picture 1,2,3)
f) Social Zone yang terdiri dari lounge, Hospitality lounge (for VIP visitors) dining
area & cafe, business center, sky gardens
1) Lounge: pengunjung dapat mengakses ruangan ini untuk beristirahat
dan berinteraksi. Pada ruangan ini di persiapkan sebaik mngkin untuk
tempat duduk yang nyaman.
2) Hospitality lounge (VIP Visitors):

Tempat menunggu untuk pengunjung VIP yang akan menghadiri


Fashion Show dan tamu-tamu tertentu yang hendak ingin berbelanja.
Pada lounge ini akan tersedia tempak duduk yang nyaman, dapur
khusus, dan toilet.

Gambar 2.12 Standar sirkulasi cafe (kiri: meja, kanan: sirkulasi)


(sumber : neufert.2008)

3) Dining area & cafe (picture)

Sky gardens: teras terbuka untuk area yang berbeda dan ketinggian untuk
udara yang sejuk dan relaksasi

g) Administration

Area yang akan ditempati untuk bekerja, melakukan kegiatan perundingan, ruang
manager, toilet dan dapur serbaguna

29
h) Business center:

pada area ini akan menyediakan pengujung berbagai akses internet dan
koneksi wi-fi yang kuat

i) Servis
Toilet, dapur serbaguna, klinik, ruang sekuriti & gudang

C. Fungsi Perwadahan
1. Galeri
“An art gallery is a space for the exhibition of art”. Berarti suatu
tempat untuk memamerkan hasil karya, baik berupa karya maupun
budaya. Galeri berasal dari kata latin yaitu “galleria”, sebuah kata
benda yang bermakna “sebuah ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi
dinding berbentuk U dan disangga tiang-tiang kantilever yang
berfungsi sebagai ruang pertemuan umum untuk berdiskusi apa saja.
Pengertian tersebut dapat ditarik sebuah pengertian bahwa galeri
adalah tempat/ruang yang digunakan sebagai memamerkan karya dan
budaya dalam bentuk dan penataan secara estetis.
Galeri bukan saja digunakan sebagai pusat hiburan, melainkan
sebagai pengembang wawasan dan edukasi setiap pengunjung. Galeri
berbeda dengan museum, selain berbeda dari ukuran, perbedaan yang
paling menonjol dari galeri dan museum adalah bila galeri hanya
menjual karya, sedangkan museum hanya tempat atau wadah untuk
memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan
langka.
b. Fungsi dan Tujuan Galeri
Fungsi dan tujuan galeri berdasarkan jenisnya, yaitu :
1) Galeri di dalam museum yaitu galeri khusus untuk
memamerkan benda-benda yang dianggap memiliki nilai
sejarah ataupun kelangkaan.
2) Galeri kontemporer yaitu galeri yang memiliki fungsi
komersial dan dimiliki oleh perorangan.

30
3) Vanity Gallery yaitu galeri seni artistik yang dapat diubah
menjadi suatu kegiatan didalamnya, seperti pendidikan
dan pekerjaan.
4) Galeri arsitektur yaitu galeri untuk memamerkan hasil
karya-karya di bidang arsitektur yang memiliki
perbedaan antara 4 jenis galeri menurut karakter masing-
masing.
5) Galeri komersil adalah galeri untuk mencari keuntungan,
bisnis secara pribadi untuk menjual hasil karya. Tidak
berorientasi mencari keuntungan kolektif dari
pemerintah nasional atau lokal.

Dalam Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur, di rencanakan dan di siapkan


galeri komersil dalam bangunan untuk memenuhi kegiatan komersil di dalam
bangunan.

c. Jenis kegiatan pada galeri


Pada umumnya jenis kegiatan pada galeri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian
tugas, yaitu :
1) Pengadaan
Hanya beberapa benda yang dapat dimasukan ke dalam galeri, yaitu hanya benda-
benda yang memiliki syarat-syarat seperti mempunyai nilai budaya, artistik, dan
estetis. Dapat diidentifikasi menurut wujud, asal, tipe, gaya dan sebagainya yang
mendukung identifikasi.
2) Pemeliharaan

Terbagi menjadi 2 aspek, yaitu :

a) Aspek Teknis: Dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan


kerusakan.
b) Aspek Administrasi: Benda-benda koleksi harus mempunyai keterangan
tertulis yang membuatnya bersifat monumental.
3) Konservasi

31
Konservasi yang dilakukan bersifat cepat dan ringan, yaitu pembersihan karya seni
dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana.

4) Restorasi

Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan, yaitu mengganti bagian-bagian


yang sudah usang/termakan usia.

5) Penelitian

Bentuk dari penelitian terdiri dari 2 macam, yaitu :

a) Penelitian Intern adalah penelitian yang dilakukan oleh kurator untuk


kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Penelitian Ekstern adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau pihak
luar, seperti pengunjung, mahasiswa, pelajar dan lainlain untuk
kepentingan karya ilmiah, skripsi dan lain-lain.
6) Pendidikan
Kegiatan ini lebih ditekankan pada bagian edukasi tentang pengenalan- pengenalan
materi koleksi yang dipamerkan.
7) Rekreasi
Rekreasi yang bersifat mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati oleh
pengunjung dan tidak diperlukan konsentrasi yang menimbulkan keletihan dan
kebosanan.

Gambar 2.13 Skema aktivitas utama pengunjung pada galeri

32
Gambar 2.14 Skema aktivitas utama desainer pada galeri

Gambar 2.15 Skema aktivitas utama peraga busanapada galeri

2. Retail
a. Definisi Retail

Retail adalah penjualan dari suatu komoditas kepada konsumen. Berasal dari
bahasa Perancis, dengan asal kata retailer yang berarti memotong menjadi kecil-
kecil (Risch, 1991, p.2). Dalam kamus bahasa Indonesia retail dapat diartikan
eceran. Retail dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :

1) Speciality Store, biasa terletak pada daerah urban dan sub urban. Produk
yang ditawarkan sangat bervariasi.
2) General Store, toko yang memiliki keterbatasan dalam produk yang
ditawarkan, biasanya dalam satu jenis produk yang sama.
3) Flea Market Store, tempat perorangan dalam menjalankan bisnis retail dan
segala keperluan ditentukan oleh pemilik toko. Sering ditemukan pada
daerah pedesaan, tetapi mudah ditemui diperkotaan seperti kios, kedai, dan
stan.
4) Boutique, tempat dimana lebih banyak kaum wanita untuk membeli segala
keperluan dalam bidang fashion.

33
5) Department Store, tempat yang menawarkan variasi produk dalam jumlah
yang besar, meliputi hard goods atau soft goods. Point terbesar terdapat pada
tingkat pelayanan, pekerja dalam jumlah besar, dan volume penjualan.
6) Chain Store, berpusat pada pemilik dan pengaturan organisasinya terdapat
dua atau lebih unit yang sama, disetiap unitnya memiliki klasifikasi barang
yang sama. Seperti toko obat-obatan, sepatu, restoran, jewelery, dan lainnya.
7) Direct Marketing Retailer, merupakan toko yang penawaran barangnya
menggunakan mediator katalog. Pembelian produk dapat melalui telepon,
email, sms dan media lainnya.

b. Fungsi dan Tujuan Retail

Retail merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya penjualan


langsung pada konsumen akhir. Bisnis retail bertujuan sebagai perantara antara
distributor dengan konsumen akhir. Retailer berperan sebagai penghimpun
barang maupun sebagai tempat rujukan. Beberapa fungsi pada retail dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1) Retail berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar


konsumsi.
2) Membeli dan menyimpan barang.
3) Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.
4) Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang
tersebut.
5) Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).

c. Jenis Kegiatan Retail


1) Kegiatan Utama
a) Kegiatan promosi dan informasi

Merupakan suatu sistem komunikasi pemasaran yang tersdiri atas insentif


yang menarik yang bertujuan memberi informasi dan pemberitahuan,
membujuk dan mengingatkan serta mempengaruhi para konsumen untuk
melakukan pembelian yang lebih cepat dan lebih besar terhadap produk atau

34
jasa yang ditawarkan. Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah
pameran. Pameran dalam bangunan ini terbagi atas :

(1) Pameran tetap adalah pameran yang memamerkan hasil-hasil para


desainer terbaru.
(2) Peragaan busana (Fashion Show) adalah suatu kegiatan/cara promosi
yang dilakukan secara langsung dan karya-karya terbaik tersebut
akan dipamerkan di ruang pamer. Peragaan busana pada bangunan
ini terdiri dari peragaan busana skala besar yang biasa bertujuan
komersiial dan peragaan busana kecil.
b) Perdagangan

Perdagangan terbagi atas beberapa retail. Retail besar terdiri dari 5


brand sedangkan retail kecil terdiri dari 3 brand. Pembagian retail dibagi
berdasarkan jenis pakaian yaitu pakaian kasual atau sehari-hari, pakaian
pengantin, pakaian anak, pakaian dengan ciri khas Indonesia, Jilbab, dan
Kosmetik.

(1) Kegiatan penunjang


Kegiatan ini bersifat untuk mendukung menunjang kegiatan
utama yaitu Fitting room, storage dan lain-lain.
(2) Kegiatan pengelola
(a) Kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelola perusahaan
yang mengatur segala urusan administrasi atau manajemen
perusahaan
(b) Kegiatan service adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga dan memelihara fasilitas bangunan oleh karyawan dan
juga kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan fungsi
objek seperti shalat, menyimoan barang, dan lain-lain.

2) Kegiatan Penunjang
(a) Konsumsi

Retail menawarkan produk yang pastinya untuk dibeli oleh pelanggan serta
pelanggan yang datang bermaksud untuk membeli produk tersebut berdasarkan

35
kebutuhan atau hanya menunjang kesenangan mereka dan akan di konsumsi
atau di pakai oleh pelanggan tersebut.

(b) Transaksi

Aktifitas jual beli yang berlangsung, membuat sebuah kegiatan pembayaran


akan produk yang pelanggan pilih untuk dikonsumsi dengan cara transaksi.

(c) Rekreasi

Pengunjung yang datang bermaksud untuk mencari kesenangan dengan


membeli suatu produk tertentu yang akan ia pakai atau konsumsi.

(d) Edukasi

Pengunjung yang datang ingin mendapatkan pengetahuan mengenai kualitas


produk yang dijual, dengan fungsi yang sama tetapi ditawarkan dengan
berbagai jenis yang berbeda membuat para pelanggan mempelajari akan
kebutuhan dan keunggulan suatu produk

Gambar 2.16 Skema aktivitas utama pengunjung retail fashion

Gambar 2.17 Skema aktivitas utama desainer pada retail fashion

Gambar 2.18 Skema aktivitas utama pengelola pada retail fashion

36
D. Studi Literatur
1. S.deer, China

Gambar 2.19 Desain Interior bangunan kantor S.deer


(sumber: http://www.archdaily.com, Diakses pada 13 Oktober 2017)

S.Deer Fashion adalah perusahaan pakaian eceran terkenal dari China.


Kantor brand S.deer ini berlokasi di nanjing, china. Dengan luasan lantai sebesar
28.500 persegi, bangunan ini memiliki tinggi bangunan 60 meter dan jumlah lantai
sebanyak 15 lantai. Perancangan tersebut yaitu prechteck arsitek, mencoba
menciptakan bentuk organik dengan menggunakan struktur yang mensimulasikan
pola tekstil. Konsep utama bangunan kantor S.Deer adalah merancang dunia mode
yang menggarisbawahi gaya hidup yang dimiliki oleh perusahaan retail. Karena
busana bukan hanya tentang pakaian, itu sebabnya markas S.Deer yang baru
seharusnya tidak tentang administrasi saja.

Dari gambar ini terlihat kubus membagi bangunan menjadi dua dan saling
menempel satu sama lain, sementara masing-masing kubus menggunakan inti
sirkulasi utama sebagai sumbu vertikal. Kedua kubus ini bergabung bersama
(hibrid) mewakili kerja dan gaya untuk perusahaan. Kubus dianggap sebagai objek
utama dan logo tidak resmi untuk perusahaan S.Deer. Jadi perusahaan perancang
menggunakannya dengan cara artistik saat merancang bangunan.

37
Gambar 2.20 Potongan bangunan Deer Fashion House
(sumber: http://www.google.com, Diakses pada 13 Oktober 2017)

Desainnya memiliki Aspek berkelanjutan meliputi warna abu-abu dan


perumpamaan air terjun warna putih, panel fotovoltaik di gunakan di bagian luar
façade. Prechteck juga menggunakan bahan - bahan lokal interior dan eksterior
bangunan. Di Kantor Pos S.Deer Selain taman yang membantu penerangan alami
untuk mencapai keseluruhan bangunan.

Gambar 2.21 Siteplan Bangunan Deer Fashion House


(sumber: http://www.google.com, Diakses pada 13 Oktober 2017)
Kubus yang lebih besar berisi area administrasi seluas 25.000 meter persegi
dengan kantor, ruang konferensi dan pertemuan, lokakarya dan area kreatif untuk
staf, dengan parkir bawah tanah untuk 300 mobil. Zona kreatif untuk menyegarkan
dan bersantai terletak di lantai atas di sekitar taman langit. Sebuah area gaya hidup
seluas 3.000 sqm untuk pesta fashion show dan sebuah museum kecil yang
menunjukkan prestasi perusahaan selama ini.

38
Markas S.Deer menunjukkan ekspresi dinamis dan organik yang
mencerminkan dunia fashion dengan cukup baik. Meskipun ide di balik
bangunannya sangat sederhana, namun menciptakan struktur yang menarik dan
tengara yang menarik perhatian orang dan mendorong mereka untuk melangkah ke
tempat itu. Prechteck telah berhasil menggabungkan bekerja dengan gaya hidup di
satu tempat untuk memiliki suasana yang menyenangkan di tempat kerja. Belum
lagi penerapan strategi berkelanjutan yang melingkupi bangunan tersebut. Untuk
analisis ruang di Kantor S.Deer, wilayah administrasi menempati hampir setengah
dari bangunan itu. Tepat setelah itu datanglah area studio dan kemudian zona
kreatif. Terakhir, area kecil dipersembahkan untuk show hall dan museum.
a) Zona Sosial:
Zona sosial memiliki dampak bagus pada penghuni bangunan saat mereka bersantai
dan bersenang-senang di daerah ini.
b) Kesinambungan:
Beberapa aspek berkelanjutan akan digunakan di bangunan ini sebagai cara untuk
menyelamatkan lingkungan.
c) Struktur Dinamis
Demi menciptakan yang tampilan yang atraktif dan mudah diingat, struktur dinamis
akan dibangun agar sesuai dengan wadah fashion Indonesia yang baru di Malaysia

39
2. La Maison Unique

Gambar 2.22 Tampak bangunan La maison Unique


(sumber: http://www.google.com, Diakses pada 13 Oktober 2017)

Arsitek ternama Thomas Heatherwick mendesain sebuah fashion house


untuk brand Longchamp pada tahun 2012, bangunan ini terletak di SoHo, New
york. Penekanan desain sang arsitek merupakan penekanan pada fungsi interior
retail bangunan ini dengan mengambil filosofi dari salah satu model terkenal (best-
selling) produk mereka yang dijadikan konsep interior. Pada tahun 2004,
Longchamp memulai debut sebuah tas tangan yang dirancang oleh Heatherwick
yang menampilkan ritsleting ular yang naik di sekitar bagian luarnya. Saat
membuka ritsleting, ia mengekspos lapisan kain satin di dalam dan hampir
menggandakan volume tas.

Perancang menggunakan strategi serupa di Longchamp's La Maison


Unique, menggunakan pita bergelombang dari baja berlapis karet untuk
menciptakan tangga yang seolah naik, dan mengatur sebuah proses pencapaian dari
lobi lantai dasar yang hingga ritel lantai dua. Dan seperti tas tangan, lampu dan rak
di manapun dihiasi pita logam. Heatherwick menyebut tangga sebagai "lanskap,"
fitur topografi yang disisipkan dalam atrium yang ditempatkan dari sudut bangunan.
Pada siang hari, bagian atas vertikal ruang membantu memberikan pencahayaan
untuk orang yang hendak menaiki lantai atasnya.

40
Gambar 2.23 Produk Longchamp (kiri: produk, kanan: penerapan interior dari produk)
(sumber: building type study, architectural record)

La Maison Unique adalah fasilitas ritel tiga lantai di SoHo di New York
City. Arsitek menerapkan prinsip ritsleting ke ruang dalam secara arsitektural.
Ritsleting yanng di aplikasikan keduanya memiliki aspek fungsional dan estetika,
desain ini menggoda para pembeli untuk masuk ke dalam dan lihat apa yang ada di
lantai atas. Sebuah toko utama untuk Longchamp, perusahaan aksesoris fashion
Prancis, proyek tersebut seperti apa yang digambarkan Heatherwick sebagai "kotak
sepatu robek yang menyerupai sebuah bangunan" yang berpose segala macam
masalah untuk menciptakan operasi ritel yang sukses. Struktur yang ditawarkan
ruang lantai bawah Longchamp itu tak hanya sebatas 1.500 kaki persegi, tapi juga
berada di antara toko pakaian dan toko cokelat. Tapi di lantai atas, Longchamp bisa
menyebar dengan Lantai kedua seluas 4.500 kaki persegi, dan lantai tiga yang baru
ditambahkan dengan tanah seluas 1.700 kaki persegi. ditambah teras untuk
menghibur pembeli. tantangan bagi Heatherwick adalah untuk menarik perhatian
hanya dengan kehadiran di jalan kecil dan kemudian menarik orang untuk menaiki
tangga ke ruang ritel utama.

41
Gambar 2.24 display booth (kiri: display produk, kanan: konsep tempat display produk)
(sumber: building type study, architectural record)

Gambar 2.25 Potongan bangunan La maison Unique


(sumber: building type study, architectural record)

Gambar 2.26 Konsep ruang dalam, (kiri: konsep, kanan: penerapan konsep ruang dalam)
(sumber: building type study, architectural record)

42
3. Vakko Fashion Center

Gambar 2.27 Fasad vakko fashion center


(sumber: http://www.pinterest.com, diakses pada 12 november 2017)

Dirancang oleh REX Company Vakko Fashion Center dan Media Power Center
REX mengubah kerangka proyek hotel yang belum selesai yang kemudian
dikembangkan Vakko Fashion Center dan Power Media Center yang merupakan
salah satu contoh bangunan adaptif yang paling signifikan dan paling baru.
Berlokasi di Istanbul, Turki. Luas lantai bangunan ini adalah 9.100 meter persegi
(90.000sqf) dan dibuat pada tahun 2010. Konsep bangunn vakko fashion center ini
membagi proyek menjadi dua bagian yang terpisah secara struktural. "U-shaped".

Gambar 2.28 Potongan bangunan vakko fashion center


(sumber: http://www.archadily.com, diakses pada 12 november 2017)
Kerangka beton - Slab Lantai yang ada ini disebut Cincin yang diubah menjadi
bentuk berbentuk persegi untuk digunakan sebagai ruang kantor. Showcase pada

43
bangunan ini mencakup ruang auditorium, ruang pamer, ruang pertemuan dan
eksekutif kantor dan semua sirkulasi vertikal dan toilet terletak di pusat cincin.
Struktur beton yang asli tidak bisa disembunyikan; itu sebabnya kaca cermin
digunakan untuk menyembunyikan kotak baja dengan eksterior mirip fatamorgana
yang menizinkan pandangan ke dalam bangunan.

Gambar 2.29 Konsep sirkulasi bangunan Vakko fashion center


(sumber: http://www.archdaily.com, diakses pada 12 november 2017)

Bagian dalam show case dibangun bentuk kotak baja kecil ditumpuk di tengah
dengan kemiringan antara auditorium, ruang pamer, dan ruang pertemuan yang
menciptakan jalur sirkulasi yang berhembus dari bawah ke atas dari Showcase.
Pusat mode Vakko meliputi kantor, ruang pamer, ruang konferensi, auditorium,
museum, dan ruang makan. Sementara pusat media Power memiliki studio televisi,
fasilitas produksi radio, dan ruang pemutaran. REX ingin merancang façade kaca
transparan yang sangat transparan untuk bangunannya. Untuk meningkatkan
kekuatan kaca, sebuah "X" struktural dibangun ke masing-masing panel.Akibatnya,
ketebalan kaca berkurang dan tidak perlu digunakan mimbar perimeter.

44
Gambar 2.30 Rangka bangunan Vakko fashion center
(sumber: http://www.archdaily.com, diakses pada 12 november 2017)

Gambar 2.31 Potongan arsitektur bangunan vakko fashion center


(sumber: http://www.archdaily.com, diakses pada 12 november 2017)

Meski bentuk luarnya sangat sederhana, bangunan ini cukup signifikan


karena kreativitas dan dinamika dari inner show case yang sangat baik. REX telah
membuat dua bangunan yang berbeda menjadi satu tempat yang secara fungsional
dipisahkan dengan cara yang baik. Juga cara teknik baru seperti kaca cermin dan

45
kaca berbentuk x yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pun luar
biasa. Terlepas dari berbagai kegunaan dari pusat Vakko, masih ada satu kelemahan
yang terlihat yaitu desain cincin luar bangunan yang bisa disempurnakan agar
sesuai dengan tampilan inner show yang dinamis dan untuk mencerminkan
kreativitas dari kedua bidang fashion dan media. Untuk analisis ruang, area kantor
menempati bagian utama bangunan, setelah itu auditorium datang dan kemudian
museum. Showcase dan ruang makan menempati area yang sama dengan hampir
10% dimana ruang pertemuan hanya 5%.

Gambar 2.32 Penerapan panel X pada kaca


(sumber: http://www.archdaily.com, diakses pada 12 november 2017)

46
NO STUDI LOKASI FASILITAS KEUNGGULAN KELEMAHAN
LITERATUR
1 S.Deer Nanjing, Kantor, retail, Kantor pusat fashion Bangunan memiliki fasad
China gudang, area dengan filosofi bentuk dari bentuk kubus besar
workshop, area yang sangat menarik. dan kubus kecil, yang
kretif, ruang penerapan yang diputar dan di posisikan
meeting, hall dilakukan secara secara simetris, akan tetapi
fashion show, tersirat ini membuat cenderung statis, meski
museum bangunan ini memiliki mencukupi poin fashion
fasad sangat menarik. pertama yaitu selalu
berputar dan berubah,
tetapi belum mencukupi
poin “dinamis” fashion
2 La maison New york, Kantor, retail, Penerapan rancangan Bangunan fashion center
Unique USA gudang, interior dan eksterior ini tidak seimbang karena
showroom, sangat baik dalam fasad luarnya kurang
coffee shop membuat pembeli sebaik dan seindah interior
penasaran dan segera ruang dalamnya.
berkunjung ke lantai
berikutnya, sangat
authentic.
3 Vakko Istanbul, Kantor, Penekanan fungsi Penggunaan material kaca

Fashion Turkey Showroom, bangunan melalui fasad yang sangat transparan

center Ruang meeting, terlihat sangat modern oleh sang arsitek sebagai
Auditorium,Mus dan efektif, dengan penutup dominan selubung
eum, Ruang penerapan 3 model bangunan membuat view
makan sirkulasi pencapaian lebih mudah dilihat
pada bangunan. langsung dari luar ke
dalam bangunan.
Tabel 2.3 Perbandingan Studi Literatur

Menurut studi studi kasus sebelumnya, Program ruang pada Fashion House tertera
sebagai berikut:
1. 10% Galeri Fashion
2. 40% Retail
3. 20%. Multi Purpose Hall
4. 22%. Zona Sosial Administrasi
5. 8% Zona Masuk

47
Kebutuhan Ruang Fashion House

Galeri Retail Aula serbaguna kantor administrasi Kantor pelayanan

Gambar 2.33 Kebutuhan ruang pada fashion house

Berdasarkan studi terhadap studi kasus sebelumnya, beberapa tren akan diterapkan
di House of Fashion seperti:
a) Zona Sosial
Zona sosial memiliki dampak bagus pada penghuninya saat mereka bisa
santai dan bersenang-senang di daerah ini.
b) Keberlanjutan
Beberapa teknik berkelanjutan akan digunakan di house of fashion
sebagai cara untuk meminimalisir dampak lingkungan.
c) Struktur dinamis
Demi menciptakan desain fashion yang atraktif dan catchy pada
bangunan, struktur dinamis akan dibangun agar sesuai dengan bangunan
baru fashion Indonesia di Kuala Lumpur

Berdasarkan tabel perbandingan diatas dapat dilihat bahwa ketiga


bangunan tersebut memiliki fungsi bangunan yang sama yaitu “Fashion
House” namun dari ketiga bangunan tersebut yang cocok utuk diaplikasikan ke
“Indonesian fashion house” di kuala lumpur adalah Vakko fashion center
dengan penerapan ruang dalam La maison Unique. Karena kedua bangunan ini
memiliki penekanan yang menarik dari kedua fasad maupun rancangan
interiornya sehingga semakin menarik suatu bangunan komersil terkhusus pada
bidang fashion maka semakin tinggi nilai jual produknya.

48
BAB III
METODE PEMBAHASAN

A. Gagasan Perancangan
Merancang mempunyai langkah-langkah kerja untuk memudahkan
perancang sehingga dapat mengembangkan idenya. Metode dalam merancang
Indonesia Fashion House ini dimulai dari penjelasan deskriptif objek
rancangan, penjelasan ide awal rancangan dan mengenai kebutuhan fashion
Indonesia di Malaysia. Adanya fakta-fakta nyata ini, memudahkan untuk dapat
merancang dari masalah dan menghaslkan solusi melalui literatur yang
diperoleh. Tinjauan mengenai metode penelitian rancangan berikut ini:
a. Pencarian ide
Pencarian ide serta gagasan perancangan Indonesian Fashion House
berawal dari pengamatan mengenai fenomena dan perkembangan mode
fashion dan tingkat minat fashion Indonesia di Kuala Lumpur. Tingkat
ketertarikan Malaysia terhadap fashion Indonesia lumayan tinggi, banyak
warga Malaysia datang ke Indonesia hanya untuk mencari mode fashion
terbaru dan Malaysia juga ternasuk ke dalam salah satu negara dengan
importir tertinggi dalam industri fashion Indonesia. Ide gagasan kemudian
dikembangkan melalui penelusuran informasi dan data-data dari berbagai
media dan pustaka untuk bahan pemecahan masalah.
1. Pencarian ide atau gagasan dengan menyesuaikan mengenai
fenomena perkembangan fashion Indonesia di Malaysia.
2. Pemantapan ide perancangan melalui pencarian informasi dan data-
data arsitektural maupun non asitektural berbagai sumber, ( pustaka
dan media ) sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah.
Seperti masalah yang ada pada tapak perancangan, fasilitas-fasilitas
yang mendukung perancangan, iklim, matahari, angin, kebisingan, dll.
3. Mengembangkan ide dan gagasan yang dituangkan ke dalam sebuah
tulisan ilmiah dan perancangan.

49
B. Permasalahan dan Tujuan
a. Permasalahan
1. Perkembangan mode fashion terus berkembang pesat, berbagai macam
model fashion dari berbagai desainer ternama dan berbagai negara
semua memiliki rancangan yang berbeda. tentu rancangan fashion
selalu mengikuti perkembangan yang ada. Indonesia merupakan salah
satu negara dengan industri fashion yang memiliki banyak desainer
terkenal hingga kancah internasional karena desainnnya, maka dari itu
tidak sedikit negara-negara lain tertarik sehingga mengimpor fashion
Indonesia, Malaysia meruapakan salah satu negara yang memiliki
minat cukup tinggi terhadap fashion Indonesia.
2. Fashion Indonesia sudah masuk ke beberapa mall di malaysia, namun
masih dalam skala jangkauan kecil dan dengan ukuran retail yang
disediakan masih sangat kurang untuk menampung sebagian dari karya
desain nya sehingga masih banyak warga negara malaysia yang kerap
datang kembali ke Indonesia untuk berbelanja.

b. Tujuan
1. Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur ini diharapkan mampu
mewadahi para desainer fashion Indonesia untuk memperkenalkan
desain-desain terbaru mereka agar lebih mudah mendapatka perhatian
dunia luar selain itu diharapkan juga Indonesia Fashion House ini dapat
memudahkan warga Malaysia untuk berbelanja fashion Indonesia serta
meningkatkan kerjasama bilateral Indonesia dan malaysia.
2. Menerapkan konsep desain interior yang sesuai dengan karakteristik
fashion Indonesia yang dapat mewakili karakter fashion Indonesia itu
sendiri.

C. Pencarian dan Pengolahan Data


Pencarian dan pengolahan data dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari sumbernya, diamati, dan dicatat. Sedangkan data sekunder yaitu data yang
pengumpulannya, atau data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan

50
(Marzuki, 2000). Tahap pengumpulan atau pengolahan data merupakan proses
memperoleh data-data yang berkaitan dengan proses perencanaan Indonesian
Fashion House di Kuala Lumpur. Pada tahap ini, data-data tersebut diperoleh
dari data primer dan data sekunder yang mendukung proses perancangan
obyek.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan. Dalam
pengambilan data ini, dilakukan dengan beberapa metode diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Data Kondisi Eksisting retail desainer Indonesia di Malaysia
Data ini diperukan untuk mengetahui desainer siapa saja yang ada di
Malasia yang menjadi favorit warga negara malaysia agar nantinya
dapat diketahui desain seperti apa yang digemari dengan wadah yang
sesuai kebutuhan.
2. Data Kondisi Eksisting Tapak dan Data Iklim
Data yang dibutuhkan mengenai tapak diantaranya data batas tapak,
potensi tapak, vegetasi, view (pemandangan), topografi, kelembaban,
suhu, dan lain-lain yang dapat menunjang kebutuhan Indonesian
Fashion House di Kuala lumpur.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan pada tapak kawasan yaitu di wilayah
persekutuan Kuala lumpur, Malaysia. Dari pengamatan ini
didapatkan langsung kondisi dan suasana tapak pada kondisi di
lapangan yang dapat memilki manfaat dalam proses perancangan.
Berikutnya, berdasarkan hasil pengamatan langsung diperoleh
beberapa data sebagai berikut :

a). Potensi kawasan

b). Ukuran tapak perancangan

c).Suasana tapak meliputi iklim, kondisi temperatur, kelembaban dll

d). Kondisi vegetasi

51
e). Kondisi umum transportasi

f). Kondisi drainase

g).Kondisi umum masyarakat di wilayah Kuala Lumpur.

4. Dokumentasi

Untuk melengkapi proses observasi, dapat dilakukan metode dokumentasi pada


kondisi lapangan. Dalam perancangan Indonesian Fashion House di Kuala lumpur,
dokumentasi yang dihasilkan berupa foto kawasan beserta kondisi eksisting tapak
dan sekitarnya.

b. Data Sekunder
Data sekunder ini didapat dari studi literatur atau sumber-sumber tertulis
yang berhubungan dengan perancangan dan beberapa studi komparasi yang
dilakukan pada objek dan tema yang sama. Studi-studi tersebut di antaranya
adalah berupa kelayakan tapak dan beberapa literatur internet, buku, dan
majalah yang berhubungan dengan perancangan. Sumber data tersebut
terkait dengan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Data statistik ekspor-impor malaysia dalam bidang fashion
2. Data statistik Importir industri kreatif malaysia terhadap
3. Data top desainer Indonesia di dunia Internasional
4. Studi data objek yang sejenis.

D. Analisis Data
Dalam perancangan arsitektur, tahapan metode analisis merupakan hal yang
sangat penting, karena analisis dalam arsitektur termasuk hal yang paling
penting. Analisis yang digunakan dalam merancang Indonesian Fashion House
diantaranya adalah:
a. Analisis fungsi
b. Analisis aktivitas dan pengguna
c. Analisis ruang
d. Analisis tapak
e. Analisis bentuk
f. Analisis struktur

52
g. Analisis utilitas

E. Konsep perancangan
Setelah melakukan analisis-analisis yang tertera diatas akan muncul sebuah
konsep perancangan. Konsep perancangan merupakan proses penggabungan
dari semua dan pemilihan hasil analisis, dari proses ini muncul suatu konsep
yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun konsep perancangan.
F. Kerangka pikir

Gambar 3.1 Skema Kerangka Pikir

53
BAB IV

INDONESIAN FASHION HOUSE


DI KUALA LUMPUR

A. Kondisi Fisik Kota Kuala Lumpur


1. Kondisi wilayah kota Kuala Lumpur
Kuala Lumpur adalah ibukota dan kota terbesar di Malaysia.
Kawasan Wilayah Kuala Lumpur dipisah untuk membentuk Wilayah
Persekutuan pertama yang diatur secara langsung oleh Pemerintah Federasi
Malaysia. Luas wilayah kota ini adalah 24.365 km2 (9.407 sq mi), dengan
rata-rata ketinggian 2.195 m (7.201 ft). Kuala lumpur terletak ditengah
semenanjung malaka dengan titik koordinat 1° LU- 7° lintang utara dan
100° bujur timur- 119° bujur timur. Wilayah metropolitan Kuala Lumpur
atau yang juga dikenal sebagai Lembah Klang, memiliki jumlah penduduk
sebesar 5,7 juta jiwa. Kuala Lumpur merupakan wilayah metropolitan
dengan pertumbuhan paling pesat di Malaysia, baik dalam jumlah penduduk
maupun ekonomi.

Gambar 4.1 Pembagian Wilayah di Kuala Lumpur


(sumber : http://www.pinterest.com, diakses pada 22 Oktober 2017)

54
Kuala lumpur terbagi menjadi 11 region yang termasuk administratve quarter.
Setiap wilayah persekutuan terbagi menjadi beberapa wilayah region diantaranya
Kepong, Batu, Wangsa maju, Segambut, Bukit Bintang, Setiawangsa, Timawangsa,
Cheras, Seputih, Bandar tun razak.

Batasan wilayah:

a. Sebelah utara: Batu


b. Sebelah timur: Ampang jaya
c. Sebelah selatan: Seri kembangan
d. Sebelah barat: Petaling jaya

2. Kondisi Iklim Kota Kuala Lumpur


Karena terlindung oleh pegunungan titiwangsa di timur dan pulau Sumatra,
Indonesia, di barat, Kota Kuala lumpur memiliki iklim hujan tropis yang hangat dan
cerah, dengan curah hujan yang lebat sepanjang tahun, terutama pada musim muson
timur laut dari bulan Oktober hingga Maret. Suhu kota Kuala Lumpur cenderung
konstan. Maksimum suhu 32 dan 33 °C dan tidak pernah melebihi 38.5°C, dan
minimum antara 23.4 dan 24.6°C.

Gambar 4.2 Kondisi Iklim Kuala Lumpur


(sumber : Weather Atlas, diakses pada 19 september 2017)

B. Kondisi Non Fisik Kota Kuala Lumpur


1. Jumlah penduduk Kota Kuala Lumpur
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, Kuala Lumpur memiliki
jumlah penduduk sebesar 1,6 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk

55
mencapai 6.891 penduduk per kilometer persegi (17.310/mil persegi).
Penurunan tingkat kelahiran yang berlanjut, telah menyebabkan persentase
penduduk di bawah usia 15 tahun turun dari 33% pada tahun 1980 ke 27%
pada tahun 200. Sebaliknya, golongan usia bekerja 15–59 tahun justru
meningkat dari 63% (1980) menjadi 67% (2000). Persentase penduduk
berusia tua (60 tahun ke atas) juga naik dari 4% (1980) ke 6% (2000).

Gambar 4.3 laju populasi di 11 wilayah persekutuan Kuala Lumpur Tahun 2016
(sumber : Vase Statistic, diakses pada 11 September 2017)

2. Tinjauan Rencana Tata Ruang Kota Kuala Lumpur


Seperti kota-kota besar lainnya, Kota Kuala Lumpur memiliki
Rencana Umum Tata ruang Kota (master plan) dan sudah mendapatkan
pengesahan dari perdana menteri malaysia. Selain luas wilayah-nya, kota
Kuala Lumpur juga dibagi menjadi beberapa bagian dengan fungsi masing-
masing peruntukan yang dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini:

56
Gambar 4.4 Masterplan Kuala Lumpur
(sumber : DOSM gov. Malaysia, diakses 15 September 2017)

Dari data diatas, terlihat Ibu Kota kuala lumpur memiliki beberapa fungsi
wilayah, ada Residential, Commercial, Industrial, Institutional, Open
Space recreation & Sport Facilities, Squatters, and Undeveloped level.
Berikut adalah Tabel wilayah sesuai dengan Fungsi di masterplan
pemerintahan Malaysia;

57
Tabel 4.1 Tabulasi wilayah Kuala Lumpur
NO. Nama wilayah / Fungsi utama Fungsi penunjang
kecamatan
1 Bukit Bintang Kawasan komersil Hiburan,
perhotelan,
permukiman,
pendidikan,
peribadatan
2 Batu Kawasan Hunian Permukiman,
pendidikan,
peribadatan
3 Kepong Kawasan Hunian & Hutan kota,
Undeveloped land pertambakan
4 Cheras Kawasan Hunian Permukiman,
pendidikan,
perniagaan
5 Seputih Kawasan Industri Industri,
pergudangan,
transportasi
6 Bandar Tun Razak Kawasan olahraga, Jasa pelayanan
ruang terbuka Hijau, sosial, pusat
dan Industri perniagaan,
permukiman
7 Setiawangsa Kawasan Hunian Permukiman,
peribadatan,
pendidikan
8 Titiwangsa Kawasan Pendidikan, hunian
Pendidikan
9 Segambut Kawasan Ruang Permukiman,
terbuka, Olahraga & Hutan kota (RTH)
Undeveloped Land
10 Lembah Pantai Kawasan Rental Office,
perdagangan, Perdagangan,
Hunian, Pendidikan
perkantoran, RTH kejuruan, jasa
pelayanan sosial
11 Wangsa Maju Kawasan Hunian Permukiman,
peribadatan
(sumber : Dosm Gov. Malaysia, diakses pada 9 Oktober 2017)

Dari tabel data peruntukan wilayah Kuala Lumpur diatas, dapat disimpulkan bahwa
daerah yang dapat menunjang bangunan fashion house adalah di wilayah sekitar
peruntukan komersil, yang pusatnya di daerah Bukit Bintang dimana lokasinya
dimudahkan dengan beberapa akomodasi darat seperti dekat dengan lokasi terminal
LRT, KTM, Terminal bus, dan lain-lain.

58
3. Masyarakat Kota Kuala Lumpur
Di Kuala Lumpur, beraneka ragam budaya tercampur,
seperti melayu, Cina, India, Serani, dan juga suku-suku Kadazan, Iban dan
suku asli lain dari Malaysia Timur dan Barat. Pesatnya pembangunan Kuala
Lumpur juga menarik perhatian pekerja asing dari Indonesia, nepal, Burma,
Thailand, Bangladesh, pakistan, India, sri lanka, dan vietnam. Berdasarkan
sensus tahun 2010, orang Melayu merupakan yang terbesar di Kuala
Lumpur. Masyarakat Melayu yang mayoritasnya berasal dari kepulauan
Nusantara, membentuk sekitar 44,2% dari keseluruhan penduduk
kota. Kebanyakan mereka datang dari Minangkabau, Bugis, dan Jawa. Pada
akhir abad ke-18, ketika Eropa mengalami revolusi industri, banyak pekerja
Cina dari wilayah Fujian dan Guangdong dibawa ke Tanah Melayu untuk
bekerja di industri timah yang sedang berkembang pesat. Orang Cina di
Kuala Lumpur menuturkan berbagai dialek. Tetapi kebanyakan dari mereka
merupakan orang Kanton dan Hakka. Pada tahun 2010, masyarakat Cina
berjumlah sekitar 43,2% dari keseluruhan penduduk kota.Orang India
membentuk 10,3% dari jumlah penduduk Kuala Lumpur (2010).
Kebanyakan dari mereka beragama Hindu dan menuturkan bahasa
Tamil dan berbagai bahasa lain seperti bahasa
Hindi, Malayalam, Punjabi, Telugu, dan Pashtun. Kebanyakan orang India
dibawa ke Malaysia pada masa penjajahan Inggris. Agama Islam merupakan
agama terbesar di Kuala Lumpur dengan jumlah pengikut mencapai 46,4%
(2010).

Tabel 4.2 Tabel jumlah pemeluk agama di Kuala Lumpur tahun 2013
Agama Pemeluk Presentase
Islam 207 176 162 87,18
Kristen 16b528 513 6,96
Katolik 6907 873 2,91
Hindu 4012 116 1,69
Budha 1703 524 0,72
Khong hu cu 117 091 0,05
Lainnya 299 617 0,13

59
Tidak terjawab 139 582 0,06
Tidak ditanyakan 757 118 0,32
jumlah 237 641 326 100
(sumber : http://docs.gov.my, diakses pada 15 september 2017 )

Agama ini dianut oleh orang Melayu dan sebagian masyarakat India.
Agama-agama lain yang dianut di Kuala Lumpur adalah agama
Hindu (terutama di kalangan kaum India), Buddha (terutama di kalangan
orang Cina), dan Kristen.

4. Kondisi perekonomian Kota Kuala Lumpur


Kuala Lumpur dan kawasan-kawasan sekitarnya merupakan kawasan
yang paling pesat pembangunan ekonominya di Malaysia. Walaupun kantor
pemerintahan pindah ke Putrajaya, kota ini tetap menjadi pusat ekonomi,
keuangan, bisnis, asuransi, properti, media, dan kesenian negara. Badan-
badan penting seperti Bank Negara Malaysia, Komisi Perusahaan Malaysia,
dan Komisi Sekuritas Malaysia, serta kebanyakan kedutaan dan misi
diplomatik, tetap berada di Kuala Lumpur. Pengembangan infrastruktur di
kawasan sekitar, seperti Bandar Udara Internasional Kuala
Lumpur di Sepang, Koridor Raya Multimedia, dan perluasan Pelabuhan
Klang semakin memperkuat kepentingan ekonomi kota ini. Bursa Efek
Malaysia juga merupakan salah satu kegiatan ekonomi utama di Kuala
Lumpur.
Tabel 4.3 Data perkembangan domestik bruto tahun 2013-2017 di Kuala Lumpur
FEDERAL TERRITORY OF KUALA LUMPUR
2013 2014 2015 2016 2017
Area (km2) 243 243 243 243 243
Population (million)
Total 1,72 1,74 1,78 1,79 1,79*
Male 0,88 0,01 0,01 0,02 0,02*
Female 0,04 0,05 0,07 0,07 0,07*
Average annual population growth 1.2 0.8 2.4 0.5 0.1*
Birth and Death (per 1,000
Population)
Crude Birth rate 14.7 17.8
Crude Death Rate 4.2 4.4
Total ferbility Rate 1.5 1.9*

60
Life Expectancy
Male 74.1 74.2 74.3 74.4 74.4*
Female 78.2 78.2 78.3 78.4 78.4
Gross Domestic Product (GDP)
GDP at constant 2010 prices 145.54 152.477 190.400 159.97
(RM 1 Million)
GDP per capita at current prices 82.208 90.545 94.858 191.420
(RM)
GDP Growth (%) 6.9 8.5 5.3 5.9
Employment
Labour Force (*000) 657.3 677.0 542.5 555.4
Employed (*000) 877.8 852.0 853.4 827.2
Unemployement 29.5 25.0 29.1 29.2
Labour Force Participitaion
Rates, LFPR (%)
Total 72.0 80.8 70.5 68.1
Male 81.8 80.2 11.4 78.9
Female 61.8 50.0 50.2 57.0
Unemployement Rate 3.3 2.9 3.3 3.3
(sumber : docs gov. Malaysia, diakses pada 28 september 2017)

Produk Domestik Bruto (PDB) Kuala Lumpur pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai RM 25.968 juta, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 4,2%.
PDB per kapita Kuala Lumpur pada tahun 2000 adalah RM 30.727, dengan rata-
rata pertumbuhan tahunan sebesar 6,1%. Jumlah tenaga kerja di Kuala Lumpur
diperkirakan sekitar 838.400 orang. Sektor jasa seperti keuangan, asuransi,
properti, bisnis, retail, restoran, hotel, transportasi, penyimpanan, komunikasi,
jasa pribadi, dan jasa pemerintah, menyerap tenaga kerja sebesar 83% dari
keseluruhan jumlah tenaga kerja. 17% sisanya berada dalam sektor manufaktur
dan konstruksi.

Besarnya sektor jasa dapat dilihat dari jumlah perusahaan perbankan dan
asuransi yang beroperasi di kota ini. Kuala Lumpur siap menjadi pusat
keuangan Islam sedunia karena semakin banyaknya institusi keuangan yang
menawarkan layanan keuangan Islam, serta kehadiran lembaga keuangan dari
Timur Tengah seperti Al-Rajhi Bank dan Kuwait Finance House. Disamping
itu, di kota ini juga banyak terdapat cabang perusahaan luar negeri.

61
C. Analisis Kebutuhan pengadaan Fashion House di Kuala Lumpur
1. Analisis retail fashion di Kuala lumpur
Di Kuala Lumpur terdapat 66 pusat perbelanjaan, yang
menempatkannya sebagai pusat retail dan fashion Malaysia. Pada tahun
2006, sektor perbelanjaan di Malaysia menyumbangkan RM 7,7 miliar atau
20,8% dari pendapatan pariwisata. Suria KLCC adalah salah satu tujuan
belanja utama di Malaysia karena terletak di bawah Menara Kembar
Petronas. Selain Suria KLCC, Bukit Bintang memiliki jumlah outlet
belanja terbanyak di Kuala Lumpur. Bukit Bintang, yang merupakan
bagian dari Segi Tiga Emas Kuala Lumpur, meliputi 3 jalan raya, yaitu
Jalan Bukit Bintang, Jalan Imbi, dan Jalan Sultan Ismail.
Di Bukit Bintang terdapat berbagai kafe, outlet makanan, dan kompleks
perbelanjaan seperti Berjaya Plaza, Berjaya Times Square, Bukit Bintang
Plaza, Imbi Plaza, Kuala Lumpur Plaza, Lot 10, Low Yat Plaza, Pavilion
KL, Starhill Plaza, dan Sungei Wang Plaza. Di Kuala Lumpur juga terdapat
toserba terbesar di Malaysia, yaitu SOGO Kuala Lumpur yang terletak
di Jalan Tuanku Abdul Rahman.
Beberapa kompleks perbelanjaan juga dapat ditemui di
wilayah Bangsar, seperti Bangsar Village, Mid Valley Megamall, dan The
Gardens. Kawasan Damansara di barat laut Kuala Lumpur merupakan
tempat berdirinya satu-satunya cabang IKEA di Malaysia. Selain itu,
terdapat beberapa mall seperti Cathay Multi Screen Cinemas, The
Curve, Ikano Power Centre, Citta Stripmall at Ara Jaya, dan One Utama.
Selain pusat perbelanjaan, beberapa zona di Kuala Lumpur telah ditetapkan
untuk memasarkan produk lokal seperti tekstil dan kerajinan tangan.
Pecinaan di Kuala Lumpur, atau lebih dikenal sebagai Jalan petaling, serta
Pasar seni merupakan beberapa tempat memasarkan produk-produk lokal.
Retail retail seperti Dian pelangi, Ria miranda, dan sejumlah desainer
Indonesia yang memiliki retail di Kuala Lumpur khususnya di daerah
bangsar memiliki satu unit retail, dan dengan grafik penjualan selalu
bertambah tiap tahunnya dan peminat yang cukup banyak, keberadaan
retail ini harus di maksimalkan untuk memeuhi kebtuuhan konsumen di

62
mancanegara serta demi mewujudkan visi menkepraf yaitu sebagai kiblat
fashion dunia. Kekurangan dari retail desainer indonesia yang ada
sekarang ini adalah memiliki keterbatasan lahan sehingga mengganggu
pemasokan unit barang kebutuhan dan aktivitas penggunanya dalam
bangunan dimana aktivitas penunjang seperti pagelaran busana mapun
fashion festival tidak ternaungi. Berikut adalah contoh fashion brand yang
cukup terkenal dan berada di daerah bangsar. Kekurangannya yaitu prgram
ruang bangunannya tidak mencakup seluruh aktivitas utama maupun
penunjang kegiatan fashion sehingga banyak aktivitas yang tidak
terwadahi, selain itu terbatasnya ruang gerak konsumen yang hendak
membeli.
2. Analisis sebaran retail desainer indonesia di Kuala Lumpur
Banyaknya peminat belanja khususnya fashion Indonesia di suatu negara
berdampak pada tingkat konsumerisme yang ada, terutama bagi mereka yang
berasal dari dalam maupun luar negara itu sendiri. Seperti di kuala lumpur,
malaysia telah banyak retail fashion yang tersedia sehingga banyak pula
masyarakat yang berasal dari daerah maupun negara lain. Untuk mengatasi
melonjaknya tingkat pembelian, maka didirikan fashion house khusus desainer
Indonesia. Kuala lumpur merupakan ibukota malaysia dan kota metropolitan se
Malaysia. Hal tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dan
pembangunannya yang makin pesar. Salah satunya bangunan perdagangan
komersil khusus fashion. Berikut merupakan tabel existing desainer Indonesia
di Kuala lumpur.

Tabel 4.4 Tabel Data butik desainer Indonesia di Kuala lumpur


No. Retail / Fashion Lokasi
1 Ria miranda Bangsar
2 Dian pelangi Johor Baru
3 wardah Cheras, Cyberjaya
4 Vivi zubedi Bangsar
5 Jenahara Bangsar
(sumber : google.com, diakses pada 24 Januari 2018)

63
Berikut ini merupakan alasan Kuala Lumpur sesuai dengan prospek
pengadaan Indonesia Fashion House di Kuala Lumpur :

1. Letak Kuala Lumpur sebagai Ibukota negara Malaysia cukup


berpeluang yang menguntungkan dalam hal ekonomi mengingat
malaysia pengimpor pasokan pakaian jadi dari Indonesia paling banyak
ke-2 setelah China dan juga dengan adanya perdagangan bebas asia,
Malaysia merupakan salah satu negara yang memudahkan perdagangan
bilateral maupun multilateral di negaranya.

2. Masyarakat Kuala lumpur yag mulai bosan dengan gaya monoton


sehingga dikenalkan busana muslim Indonesia yang tidak monoton. Di
Indonesia sendiri terdapat desainer-desainer baru yang mendesain
dengan style tersendiri sehingga banyak variatif pilihan busana yang
disediakan, berbeda dengan busana fashion di Malaysia yang cenderung
standar dan jarang berubah.

3. Target dan keinginan para desainer Indonesia untuk memperkenalkan


busana Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai pusat mode busana
muslim dunia pada tahun 2020.

diliihat dari kondisi yang ada, perancangan ini sangat mendukung dan
memaksimalkan potensi desainer indonesia untuk membangun Indonesian fashion
house di kuala lumpur. Berdasarkan data tingkat penjualan tertinggi fashion
Indonesia terhadap negara Malaysia bisa disimpulkan bahwa desainer maupun
brand yang akan mengisi Indonesian fashion house adalah sebagai berikut:
No Pakaian kasual Haute couture Traditional Pakaian Accesories &
anak cosmetics

1 DP by dian Tex saverio Anne avantie DP (dian Wardah


pelangi, DP x pelangi
barli asmara kids)
2 Tex Saverio Biyan Merras Ria miranda Rudi
kids Hadisuwarno
3 Ria miranda Hiantjen Irwan team
hair design
4 Jenahara Rinaldy
Yunardi
Tabel 4.4 Tabel Data Desainer Pengisi Indonesia Fashion House
Adapun prioritas pengadaan Indonesia Fashion House antara lain :

64
1. Kegiatan promosi Fashion :

Memperkenalkan perkembangan fashion Indonesia kepada masyarakat di


dari mancanegara khususnya masyarakat Kuala Lumpur. Selain untuk
mewadahi desainer-desainer yang berpotensi, fashion house ini sekaligus
juga untuk menjadi wadah agar desainer kita lebih mudah dijangkau
keberadaannya di dunia internasional. Tidak hanya masyarakat dengan
kewarganegaraan Malaysia, melainkan seluruh golongan masyarakat
hingga warga asing yang berdomisili maupun turis di Kuala lumpur.

2. Wadah bagi warga negara Indonesia untuk tetap mengenal budayanya :

Banyaknya warga Indonesia yang lahir dan besar di Malaysia yang


terkadang menjadi penyebab utama mereka tidak mengenal negeri mereka
sendiri. Melalui bangunan ini mereka dapat mengenal indonesia setidaknya
melalui jenis kain (seperti batik atau tenun) atau motif dari kain tersebut.

3. Kegiatan sosial :

Sebagai wadah atau tempat di mana masyarakat dari mancanegara yang


tertarik dengan fashion Indonesia untuk dapat saling bertemu dan
berinteraksi.

Berikut adalah salah satu butik ternama di Kuala Lumpur, diantaranya adalah
sebagai berikut:

65
a. Variante

Gambar 4.6 Tampak Depan retail Variante di Bangsar


(sumber : Trip advisor, diakses pada 11 februari 2018)

Variante adalah galeri sekaligus retail brand fashion sejak tahun 2005,
pada galeri yang dinaungi adalah kegiatan aktivitas perbelanjaan
sekaligus personalisasi langsung kepada staff yang ada atau seorang
klien dapat merequest untuk pakaian-pakaian yang ready-to-wear yang
fleksibel, fungsional dan fashionable. Sekarang, variante sudah
memiliki 7 cabang boutiqe di bangsar, pavilion KL, suria KLCC, The
gardens, mid Valley, One utama dan shah alam.

Gambar 4.7 Tampilan Interior retail Variante di Bangsar


(sumber : Trip advisor 2017, diakses pada 11 februari 2018)
Interior bangunan yang ditampilkan sudah mendukung untuk
melambangkan modernisasi, dan teruntuk wanita “sophisticated” on-the-
go. Dengan pattern yang minimalis, warna-warna yang natural pada
shack baju dan warna eksentrik pada counter pembayaran serta material
yang mudah memantulkan cahaya yang bisa membuat pengguna

66
didalamnya merasa percaya diri, indah dan fokus kepada kenymanan dan
fleksibilitas. Cabang butik ini di identitaskan dengan perabotan dan
aksesoris yang bersih nan modern sehingga seperti pengalaman
berbelanja mode berkonsep yang sangat intim.

Dalam toko ini kita bisa mendapatkan layanan hasil personalisasi


ataupun sekedar membeli gaun yang telah tersedia. bantuan sederhana
dari anggota staf dalam menata pakaian juga di lakukan dalam sini. Sang
desainer menggunakan perabotan minimalis seperti rangka balok yang di
lapisi cat emas agar terkesan modern dan berada dalam box sehingga
terlihat eksklusif. Pengorganisasian warna produk yang dijual juga
berpengaruh terhadap kenyamanan visual yang diberikan. oleh karena itu
dibutuhkan keserasian antara furniture dan produk yang ditampilkan dan
untuk dalam butik ini kondisinya sudah selaras. retail house yang
berukuran 10 x 12m ini memiliki jam buka pelayanan pukul 10:00
sampai 22:00 dan terletak di jalan Telavi no.21 Bangsar baru 59100 KL.

Gambar 4.8 Display Section retail Variante


(sumber : Trip advisor 2017, diakses pada 11 februari 2018)

67
b. Cloth & Sash

Gambar 4.9 Layout Butik Cloth & sash


(sumber : Trip advisor, diakses pada 11 februari 2018)

adalah butik di Bangsar yang terkenal dengan koleksi pakaiannya yang


murah namun bergaya trendi. yang membuat pakaian di sini unik adalah
kenyataan bahwa beberapa gaun, rok, celana, atasan dan sepatu dirancang
berdasarkan gaya yang sedang trend saat itu. Butik Sister ke butik KL yang
populer, My Dress Room (yang terletak di Jalan Telawi 3 Bangsar), Cloth
& Sash memiliki perpaduan antara pakaian kerja sederhana, gaun pesta
seksi dan genit, jumper funky tapi santai dan kaos sehari-hari, celana pendek
dan rok Pakaiannya sangat menyenangkan, melayani kerumunan belanja
muda. Selain pakaian, ada juga aksesoris sepatu dan fashion seperti ikat
pinggang, tas tangan dan lain-lain untuk dijual. Dinding ruang dalam di cat
putih dan pirus, dngan hiasan khas vintage kandang burung putih dengan
bunga-bunga tanaman pot, pagar putih kecil yang memisahkan daerah dan
dekorasi pohon bunga. Rel kereta yang melapisi dinding menyimpan
koleksi busana toko, diurutkan berdasarkan gaya: area tempat yang
disarankan adalah daerah sale di mana Anda dapat menemukan beberapa
gaun dan rok berpotongan dengan kualotas baik dalam atasan, rok dan

68
celana. mengingat lokasinya di Bangsar yang trendi.

Gambar 4.10 Entrance Cloth & Sash


(sumber : Trip advisor, diakses pada 11 februari 2018)

Jam Buka Cloth & Sash: 10:00 - 22:00 Alamat: Toko 13, Lantai 2, Telawi
Square Mall, 39-1, Jalan Telawi 3, 59100 Kuala Lumpur Telp: +603 2287
9008

c. Never follow suit

Never follow suit adalah butik terkenal yang terletak di sepanjang Jalan
Telawi 2, Bangsar dengan desain fashion yang unik dan mutakhir. Konsep
pembagian zona pada butik ini terbagi menjadi dua bagian: pria dan wanita,
dan ada zona tempat yang tepat untuk membiarkan anak dalam keadaan
bebas bermain. Kita dapat menemukan beberapa desain yang cukup trendi
di butik ini mulai dari koleksi vintage yang menghiasi dan desain asli,
hingga basic wear seperti kaos polo pun tersedia. Semua pakaian yang
ditemukan di butik ini dipilih, dirancang atau dihiasi oleh pemiliknya yang
bergaya (stylist Calvin Cheong dan Victor Goh, penata rambut David Shaw
dan perancang Joe Chia). Jika pembeli mengalami kesulitan dalam
menyusun pakaian, salah satu dari mereka pasti menawarkan ide gaya - ini
adalah sentuhan pribadi yang membuat pembeli merasa hebat saat berjalan
keluar dari toko, membawa tas pakaian. Salah satu hal yang membuat butik
ini menonjol adalah sebagian besar butik lain memasok pakaian untuk
wanita paling banyak, akan tetapi Never Follow Suit memiliki jumlah

69
koleksi pria dan wanita yang sama. Untuk kalangan pria Kuala lumpur yang
sadar akan fashion retail ini cukup terkenal dan hal ini lah yang membantu
toko tersebut membuat kesan baik sebagai tempat perbelanjaan kota.

Gambar 4.11 Dekorasi Ruangan Never follow suit


(sumber : Trip advisor, diakses pada 11 februari 2018)

Gaya desain butik langsung mudah menangkap perhatian mata. Dari


luar, dekorasinya sangat retro-cool dengan lantai beton, kursi warna
berlapis, lemari kayu dengan majalah tua ditumpuk tinggi di sampingnya,
meja berbentuk segitiga, karpet berumbai, lampu gantung yang tergantung
di langit-langit hitam besar. Ada juga beberapa pajagan foto di dinding.
Butik ini memiliki konsep 'terbuka' tanpa jendela atau pintu display
(penutup jendela digunakan untuk menutup toko di malam hari) sehingga
terlihat sangat lapang saat pengunjung masuk dan terasa bangunan sangat
ramah. Rak pakaian ditempatkan di sekitar area duduk dimana pengunjung
dapat mengistirahatkan kaki untuk sementara atau duduk untuk mencoba
sepatu; Lagu tahun 80-an bermain di pemutar rekaman vinil tua
(gramophone) saat berbelanja. Pakaian di Never Follow Suit terbagi
menjadi tiga bagian: vintage, minimalis dan urban. Saat pertama kali
memasuki toko ada koleksi ceria topeng vintage (50s - ke-gaya 80an), rok,
gaun yang tergantung di langit-langit, berfungsi sebagai hiasan. Lalu ada
bagian minimalis dengan sofa putih dan tirai putih yang menjuntai lalu rak
dengan gaun hitam kecil dan pakaian dengan warna monokromatik. Bagian
urban dari toko ini memiliki pakaian trendi dengan warna yang kuat,

70
ditambah area ini memiliki aksesoris fashion (sepatu dan dompet), serta
pernak pernik dan pernak pernik seperti karpet dan harmonis untuk dijual.
Satu-satunya butik tutup pukul 19.00 pada sabtu dan minggu. Jam Buka
Butik: 11:00 - 17:00 Alamat: 28-2 Jalan Telawi 2, Bangsar.

Gambar 4.12 Display Vintage 80-90s Never Follow Suit


(sumber : Trip advisor, diakses pada 11 februari 2018)

Kesimpulan
Dari ketiga butik yang terkenal di daerah bangsar, dapat dilihat bahwa butik
Variante lebih elegan dan minimalis, mulai dari penataan interiornya yang
mengidentitaskan ciri dari prduknya, pencahayaan dan pemilihan
perabotnya. pada cloth and sash retail ini lebih middle-age range karena
konsep nya yang lebih riang dan memukau tetapi yang menarik pada retail
ini adalah cloth&sash membuatkan zoning berdasarkan konsep atau tema
produk yang dijualnya sehingga lebih teratur dan lebih mudah dalam
menyelaraskan kebutuhan & personifikasi pengunjung, sedangkan unuk
never follow suit terkenal karena tingkat pelayanannya yang baik, pada retail
ini tersedia desainer khusus dan stylist yang akan membantu memenuhi
kebutuhan serta keinginan pengunjung yang sedang berbelanja untuk
kebutuhan pria dan wanita.

3. Sebaran retail fashion di Kuala Lumpur

Kuala Lumpur memiliki total 45 Retail di beberapa daerahnya. Retail untuk


bisnis komeril fashion terbanyak di daerah bangsar lalu kemudian disusul oleh

71
bukit bintang, dengan banyak retail 19 unit, dengan 6 Shopping mall, 2 central
market dan 11 boutique. Berdasarkan analisis peta persebaran retail di Kuala
lumpur, lokasi yang memungkinkan untuk pengadaan Indonesian Fashion
House yaitu bangsar dikarenakan daerah tersebut memiliki unit fashion retail
terbanyak.

Gambar 4.13 Peta Persebaran Retail Fashion di Kuala Lumpur

72
Tabel 4.5 Retail fashion di Kuala Lumpur

DATA TEMPAT PERBELANJAAN DI KUALA LUMPUR


No Jenis Keterangan Lokasi
1 Pavillion Shopping Mall Bukit bintang
2 Suria KLCC Shopping Mall Bukit bintang
3 Mid Valley mega mall Shopping Mall Bangsar
4 The garden mall Shopping Mall Bangsar
5 Starhill Shopping Mall Bukit bintang
6 Berjaya times square Shopping Mall Bukit bintang
7 Sunway pyramid Shopping Mall Petaling jaya
8 One utama mall Shopping Mall Petaling jaya
9 Sungai wang plaza Shopping Mall Bukit bintang
10 low yat plaza Shopping Mall Bukit bintang
11 Little india @brickfields Market Bangsar
12 Bangsar shopping center Shopping Mall Bangsar
13 KL gateway mall Shopping Mall Bangsar
14 Bangsar Village 1 &2 Shopping Mall Bangsar
15 House of doll Boutique Bangsar
16 never follow suit Boutique Bangsar
17 lululemon athletica Boutique Bangsar
18 Egs fashion Boutique Bangsar
19 Cloth and sash Boutique Bangsar
20 Jorya weekend Boutique Bangsar
21 mooie& mocca Boutique Bangsar
22 Quirky brown cow Boutique Bangsar
23 Sha Shaari Boutique Bangsar
24 variante boutiqe Boutique Bangsar
25 Bangsar shopping center Shopping Mall Bangsar
26 Luvsierra Boutique Bangsar
27 variante boutiqe Boutique Bangsar
28 Blook Boutique Bangsar
29 Alamanda Shopping mall Shopping Mall Putrajaya
30 Amcorp mall Shopping Mall petaling jaya
31 Aveune K Shopping Mall Ampang raya
32 empire shopping gallery Shopping Mall Subang
33 Fahrenheit 88 Shopping Mall Bukit bintang
Hartamas shopping
34 center Shopping Mall Plaza damas
35 Intermark Mall Shopping Mall Tun Razak
36 lot 10 Shopping Mall Bukit bintang
37 mitsui outlet park Shopping Mall Sepang
38 my town shopping mall Shopping Mall Cochrane
39 Nu sentral Shopping Mall KL sentral

73
40 publika mall Shopping Mall Dutamas
41 Quill city mall Shopping Mall Sultan ismail
42 Sephora Cosmetic store Bukit bintang
43 sogo shopping mall Shopping Mall tuanku abdul rahman
44 tropicana city mall Shopping Mall Petaling jaya
45 the curve Shopping Mall petaling jaya

Dari kesimpulan diatas retail terbanyak ditempatkan di daerah Bangsar dengan


total unit 20, lalu di tempat kedua diikuti oleh daerah bukit bintang 8.

D. Analisis Pelaku Kegiatan dan Jenis Kegiatan

1. Analisis pelaku kegiatan

a. Pengunjung

Pengunjung merupakan individu atau sekelompok orang yang datang untuk


membeli produk, mencari informasi, hiburan, maupun menggunakan
fasilitas yang tersedia dalam bangunan. Atas dasar pertimbangan barang
jualan maka pengunjung dalam bangunan ini terbagi menjadi 2 yaitu
pengunjung pria dan pengunjung wanita. Beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh pengunjung adalah sebagai berikut:

1) Membeli busana/produk
2) Mencoba pakaian
3) Menyaksikan pameran
4) Menyaksikan peragaan busana
5) Menunggu
6) Makan dan minum
7) Menjaga minum
8) Sholat
9) Buang air
10) Mengambil simpanan uang
11) Menjaga anak
12) Sholat
13) Buang air

74
Gambar 4.13 Skema aktivitas pengunjung

b. Pengelola
Pengelola adalah sekelompok pengurus yang mengorganisir hal-hal yang
berkaitan dengan bangunan. Misalnya, mereka yang menentukan pakaian karya
desain siapa yang akan mengisi retail mereka. Pengelola juga yang akan
memilih dan me nngadarkan agenda-agenda tertentu di bangunan tersebut
misalnya kegiatan peragaan busana.

Gambar 4.14 Skema aktivitas pengelola

Struktur organisasi pengelola terdiri dari :


1) General manager
2) Sekretaris
3) Bendahara
4) Manager :
a) Manager promosi dan informasi
b) Manager perdagangan
c) Manager Administrasi
d) Manager marketing
e) Manager accounting
f) Manager perlengkapan dan keamanan

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pengelola adalah sebagai berikut :


1) Kegiatan administrasi

75
2) Kegiatan koordinasi perkembangan bangunan serta perawatannya
3) Melayani pemberian informasi mengenai perwadahan dan juga
menangani masalah keamanan dan kenyamanan bangunan
4) Menyusun dan menetapkan program acara dan mengadakan rapat
5) Menyiapkan unit-unit pameran dan fasilitas penunjang lainnya
6) Menjalankan teknis operasional dalam bangunan, cleaning service,
petugas keamanan, dan satuan tugas mekanikal elektrikal
Pengelola bangunan Indonesian Fashion House terbagi atas 2 bagian,
yaitu :
1) Bagian administrasi
a) Menerima tamu
b) Berdiskusi antar pengelola
c) Melaksanakan dan mengatur kerja administrasi
d) Menyelenggarakan pameran dan promosi
e) Menyelenggarakan pagelaran busana
f) Makan dan minum
g) Shalat
h) Buang air kecil dan shalat

2) Bagian service
a) Menjaga keamanan
b) Menyiapkan peralatan mesin
c) Mengurus kebersihan
d) Menyimpan barang
e) Mengontrol AHU
f) Menyiapkan dan menyajikan makanan dan minuman
g) Makan dan minum
h) Shalat
i) Ganti pakaian
j) Istirahat

3) Penyewa / Desainer

76
Pengurus sudah menentukan desainer-desainer yang akan mengisi toko atau butik
retail yang disediakan dalam bangunan. desainer tersebut adalah desainer yang
tidak hanya dikenal oleh lingkup nasional, melainkan mereka juga sudah dikenal di
negara lain. Mereka adalah Biyan Wanaatmadja, Tex saverio, Dian Pelangi dan
Jenehara.

a) Datang-pulang
b) Menyimpanan barang
c) Berinteraksi dengan pengunjung
d) Berinteraksi dengan model dan stylist
e) Berinteraksi dengan pengelola
f) Mengenakan busana
g) Melakukan kegiatan pagelaran busana
h) Melakukan kegiatan pameran dan promosi
i) Istirahat
j) Makan dan minum
k) Buang air kecil
l) Shalat

Gambar 4.15 Skema aktivitas penyewa (desainer)

Gambar 4.16 Skema aktivitas stylist desainer

77
Gambar 4.17 Skema aktivitas model peraga busana

2. Analisis Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang terjadi di dalam fashion house dikelompokkan menjadi:

a. Kegiatan rekreatif: kegiatan yag dilakukan oleh pengunjung bangunan


untuk melakukan kegiatan sight-seeing, berbelanja busana, atau
melihat peragaan busana.
b. Kegiatan Servis
c. Kegiatan komunikatif: kegiatan promosi yang dilakukan oleh desainer
kepada pengunjung dan pengelola mengenai produk.
d. Kegiatan rekreatif-edukatif: kegiatan yang dilakukan pengunjung
dalam galeri fashion yang dihadirkan.
e. Kegiatan pengelola: merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan
administrasi di bangunan. Berikut adalah Jenis kegiatan yang diwadahi
dalam Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur

Tabel 4.6 Analisis jenis kegiatan dan karakteristik kegiatan

No Jenis Karakteristik kegiatan Gambar keiatan


kegiatan
1 Belanja Kegiatan utama pada bangunan ini yang juga
menyediakan kurang lebih 15 retail dari
desainer ternama Indonesia. Mulai dari
pakaian, akseoris hingga beauty department.

78
2 Fashion Kegiatan yang biasa diadakan 1-3 tahun sekali
Show tergantung musim, yang biasa dikenal dengan
“fashion week”. Untuk busana-busana ready-
to-wear dihadirkan 3 tahun sekali, dan untuk
rancangan haute-couture diadakan 1 tahun
sekali dikarenakan pengerjaannya yang
membutuhkan waktu dan teknik pengerjaan
khusus.
3 Fashion & Kegiatan yang biasanya diadakan setiap 6 bulan
art sekali. Yang umumnya dihadirkan rancangan-
exhibition rancangan yang lebih tinggi nilai seni nya,
umumnya hanya dipajang di mannequin untuk
beberapa desainer-desainer yang sedang
berkembang.

5 Kegiatan Salah satu hal yang dilakukan dalam mengisi


Konsumsi sela-sela waktu, kegiatan penunjang ini
diberikan fasilitas buffet dan terbagi dua zona
(lounge & VIP Lounge).

e. Analisis Pendekatan Makro dan Mikro


1. Analisis Pendekatan makro
a. Penentuan Lokasi
Dalam penentuan lokasi Indonesian Fashion house, kriteria yang menjadi
bahan pertimbangan dan masukan yang digunakan dalam konseptual
perancangan adalah:

79
1) Dengan fungsi bangunan sebagai fashion house, maka lokasi
berada di kawasan dengan persebaran perdagangan komersil
terbanyak dibandingkan kawasan lainnya
2) Lokasi sesuai masterplan wilayah kota Kuala lumpur dengan
prospek kawasan perdagangan dan perkantoran serta hunian
sebagai fungsi penunjang kawasannya
3) Berada di kawasan yang dilalui moda transportasi kota dan akses
yang mudah

Tabel 4.7 Tabel Fungsi Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur

No. Nama Fungsi utama Fungsi penunjang


wilayah /
kecamatan
1 Bukit Bintang
Kawasan perkantoran Hiburan, perhotelan,
& komersil permukiman, pendidikan,
peribadatan
2 Batu Kawasan Hunian Permukiman, pendidikan,
peribadatan
3 Kepong Kawasan Hunian & Hutan kota, pertambakan
Undeveloped land
4 Cheras Kawasan Hunian Permukiman, pendidikan,
perniagaan
5 Seputih Kawasan Industri Industri, pergudangan,
transportasi
6 Bandar Tun Kawasan olahraga, Jasa pelayanan sosial, pusat
Razak ruang terbuka Hijau, perniagaan, permukiman
dan Industri
7 Setiawangsa Kawasan Hunian Permukiman, peribadatan,
pendidikan
8 Titiwangsa Kawasan Pendidikan Pendidikan, hunian
9 Segambut Kawasan Ruang Permukiman, Hutan kota
terbuka, Olahraga & (RTH)
Undeveloped Land
10 Lembah Kawasan Rental Office, Perdagangan,
Pantai perdagangan, Hunian, Pendidikan kejuruan, jasa
perkantoran, RTH pelayanan sosial
11 Wangsa Maju Kawasan Hunian Permukiman, peribadatan

80
Berdasarkan Masterplan wilayah kuala lumpur daerah bagian yang memiliki fungsi utama
komersil adalah Bukit bintang dan Lembah pantai, dimana dua wilayah ini yang sangat
optimal dalam mendukung perencanaan desain Indonesian fashion house di kuala lumpur.

Gambar 4.18 Daerah dengan Letak Perencanaan Fashion House terbaik di Kuala Lumpur

(sumber: wikipedia.org, diakses pada tanggal 24 februari 2017)

Daerah yang menurut masterplan wilayah memiliki fungsi utama komersil, dan
didukung oleh perkantoran, perniagaan serta hunian di wilayah tersebut. Wilayah
lembah pantai merupakan daerah perkembangan kedua sentral setelah federal
teritory “golden triangle” Bukit Bintang yang merupakan daerah dengan sumber
penghasilan pertama terbesar di Kuala Lumpur.

a. Wilayah lembah pantai – Bangsar

Bandar baru bangsar merupakan daerah di kuala lumpur yang masuk ke


dalam wilayah lembah pantai yang diperuntukan untuk perdagangan,
perniagaan, perkantoran, dan hunian. Aksesnya 10-15 menit dari pusat

81
aktivitas terbesar di kuala Lumpur. Pada wilayah ini dekat dengan
beberapa stesyen LRT bus salah satunya adalah LRT Bukit damansara.
Pada wilayah ini memang diperuntukkan untuk terjaga identitas ke-
internasional-annya. Karena pada daerah ini pemerintah kota kuala
lumpur menghususkan untuk kawasan berinvestasi perusahaan asing
yang ingin dikembangkan di Kuala Lumpur, dengan slogannya “word-
class cities” dan juga daerahnya yang sebagian besar sudah terokupasi
dengan high-class development housing atau permukiman yang kelas
atas, High-learning education atau tingkat pendidikan tinggi, High-end
employment atau wilayah perkantoran kelas atas serta low density atau
tingkat kepadatan yang rendah.

b. Wilayah golden triangle - Bukit bintang

Bukit bintang terletak di wilayah “golden triangle” yaitu segitiga emas kota
kuala lumpur yang biasa disebut juga jantung ibu kota kuala lumpur, dengan
luasan kurang lebih sebesar 80 hektar (berdasarkan masterplan kuala lumpur
malaysia 2015-2020). Bukit bintang merupakan sebagai kawasan pusat
kegiatan utama di kuala lumpur, yang diperuntukkan untuk perdagangan,
perkantoran, wisata, perniagaan dan lain-lain. Selain berfungsi sebagai
pusat aktivitas utama di kuala lumpur, bukit bintang merupakan daerah
dengan hasil pendapatan tertinggi di Kuala lumpur. Perkembangan ekonomi
di Bukit bintang terus meningkat dari tahun ke tahun. daerah dengan
akomodasi dan akses paling mudah.

No Dasar Alternatif 1 Alternatif 2 Keterangan


. pertimbangan (Bangsar) (Bukit
bintang)
1 Berada di kawasan Terdapat total 19 Terdapat total Lebih baik lokasi berada
dengan persebaran retail fashion di 9 retail di daerah bangsar dengan
retail fashion tinggi kawasan ini fashion di alasan di daerah tersebut
yang lebih banyak kawasan ini. terdapat shopping mall
urutan ke 3&4 terbesar di

82
dibanding kawasan kuala lmpur, dan di
lainnya. kawasan tersebut
didukung oleh beberpa
retail desainer yang
tersedia.
2 Lokasi sesuai Berdasarkan Berdasarkan Lebih baik lokasi berada
dengan Masterplan masterplan masterplan di wilayah Bangsar.
wilayah kuala bangsar memiliki wilayah
lumpur dengan fungsi utama bangsar
prospek kawasan sebagai kawasan memiliki
perdagangan pusat fungsi utama
perdagangan dan sebagai
perniagaan kawasan
pusat
perkantoran
dan
perdagangan
3 Berada di kawasan Dilalui oleh Dilalui oleh Bangsar lebih unggul
yang dilalui moda transportasi transportasi dalam akses untuk LRT,
transportasi kota umum LRT umum LRT akan tetapi lebih mudah
dan akses yang maupun Bas. maupun Bas. menggunakan Bas jika
mudah Dekat dengan Lumayan ingin ke bukit bintang.
stesyen LRT. jauh dengan
stesyen LRT.
4 Kondisi sekitar Pada kawasan ini Pada Lebih baik di wilayah
lokasi memiliki terdapat banyak kawasan ini bangsar, agar kesan
potensi yang bangunan bentang terdapat eksklusifitas brand yang
mampu lebar banyak ingin ditampilkan dapat
mengekspos bangunan maksimal model dengan
bangunan fashion berlantai bentang lebar.
house banyak.
Tabel 4.8 Dasar Pertimbangan Lokasi

83
Berdasarkan tabel perbandingan diatas berikut pembobotn kriteria dan alternatif
penentuan lokasi:
Tabel 4.9 Kriteria penilaian lokasi

No. Kriteria Bandar baru Bukit bintang


bangsar
1 Kondisi fisik yang sesuai 3 3
peruntukan area
perdagangan
2 Ketersediaan lahan di 3 2
kawasan yang dapat
menunjang aktivitas
fungsi bangunan
3 Pencapaian terhadap 2 3
lokasi yang mudah
4 Sesuai dengan 3 2
Masterplan wilayah KL
Jumlah 11 12
Keterangan
1= Kurang memenuhi
2= Cukup memenuhi
3= Memenuhi

Berdasarkan tabel pemilihan lokasi maka lokasi yag terpilih adalah Wilayah Bandar
baru bangsar, yang memiliki potensi untuk rencana bangunan bentang lebar dan
memiliki fungsi utama sebagai kawasan perdagangan tinggi.

b. Penentuan tapak
Dalam penenuan tapak Indonesian Fashion House, kriteria yang menjadi bahan
pertimbangan dan masukan yang digunakan dalam konseptual perancangan
adalah:
1) Tapak terletak di daerah perdagangan, perkantoran maupun hunian
2) Pencapaian yang mudah dari arah kota
3) Dekat dengan moda transportasi yang tersedia
4) Tapak dekat dengan bangunan fungsi sejenis lainnya.

Alternatif tapak terdiri atas dua

84
Gambar 4.20 Peta Alternatif Tapak
(sumber: Google earth 2017, diakses pada 26 mei 2018)

Penentuan tapak Indonesian fashion house ditentukan berdasarkan


beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1) Tapak mampu mengekspos bangunan yang akan direncanakan
menjadi bangunan iconic yang merepresentasikan bangunan fashion
Alternatif 1 Alternatif 2

Tapak mampu mengekspos Tapak kurang mampu


bangunan dari jalan mengekspos fasad tapak
bangsar (jalan utama) lantaran letak tapak yang
tidak langsung terhubung
oleh jalan utama

2) Tapak berada dekat dengan moda transportasi kota


Alternatif 1 Alternatif 2

Tapak dekat dengan Tapak dekat dengan


Stasiun atau halte erl & Stasiun atau halte erl &
bus terdekat bus terdekat

3) Pencapaian yang mudah dari arah kota


Alternatif 1 Alternatif 2

85
Tapak memiliki Tapak memiliki pencapaian
pencapaian yang mudah yang agak sulit dari arah kota.
dari arah kota, hal ini Hal ini dikarenakan tapak
dikarenakan tapak berada berada di jalur kanan sehingga
di jalur kiri jalan sehingga pengunjung dari arah kota
mempermuda pengunjung harus memutar atau
menuju tapak. menyebrangi jalan untuk
sampai ke tapak

4) Tapak dekat dengan bangunan fungsi sejenis lainnya


Alternatif 1 Alternatif 2

1) Arah utara tapak 1) Arah utara tapak


kompleks perniagaan perhotelan
2) Arah barat tapak 2) Arah barat tapak mid
perkantoran The new valley mega mall
straits Timess press 3) Arah selatan tapak
3) Arah selatan tapak Mid permukiman apartemen &
valley mega mall perhotelan
4) Arah timur tapak 4) Arah timur tapak
kompleks perhotelan & permukiman kompleks ruko
apartemen dan perumahan

Kesimpulan dari beberapa dasar pertimbangan diatas maka tapak yang


terpilih adalah tapak Alternatif 1.

86
Gambar 4.21 Tapak terpilih
(sumber: Google Earth 2018, diakses pada 25 Mei 2018)

c. Analisis pengolahan tapak


Tujuan dari analisis pengolahan tapak adalah untuk mengoptimalisasi
penggunaan tapak bagi keperluan bangunan berdasarkan data-data rona awal
tapak yang sifatnya konstektual. Dalam analisis pengolahan tapak, terdapat
beberapa faktor yang perlu diperhatikan:(White t.thn.)
1) Tautan lingkungan atau rona awal. Tapak sedapat mungkin diolah dengan
mempertimbangkan keadaan Iingkungan di sekitar baik yang terdapat di
dalam tapak maupun di luar tapak

Gambar 4.22 Rona awal pada tapak

87
2) Ukuran luas dan tata wilayah. Ukuran luas tapak ditentukan dari perkiraan
luas tapak yang dibutuhkan. Tata wilayah yaitu menyangkut perundang-
undangan yang berlaku terhadap tapak tersebut, yaitu meliputi garis
sempadan, perbandingan lahan terbangun dan tidak terbangun, dan batasan
ketinggian bangunan.

3) Keistemawaan fisik alamiah. Beberapa hal yang termasuk keistimewaan


fisik alamiah meliputi pepohonan, penutup permukaan tanah, bebatuan,
bukit-bukit dan topografi/kontur tanah

4) Keistimewaan buatan. Beberapa hal yang termasuk keistimewaan buatan


yaitu bangunan-bangunan, pagar-pagar, lapangan bermain, palza, jalan-
jalan, bahu jalan, tiang-tiang listrik, saluran kebakaran, dan tempat
pemberhentian bus.

5) Sirkulasi dan pencapaian. Beberapa hal yang meliputi sirkulasi dan


pencapaian yaitu jaringan jalan, trotoar, jaringan pejalan kaki baik di dalam
maupun di luar tapak, pola-pola pergerakan dan intensitas sirkulasi baik
kendaraan maupun pejalan

6) kaki, rute-rute transportasi umum, arah-arah dan lintasan-lintasan


kedatangan penggunan bangunan, dan waktu-waktu tempuh ke lokasi yang
berhubungan dalam lingkungan lokasi tapak sirkulasi dapat dibedakan
menjadi:

a) Sirkulasi kendaraan

Hal-hal yang perlu di perhatikan sebagai dasar pertimbangan utama pada


pendekatan arus sirkulasi kendaraan adalah:

(1) Menurut kejelasan dan kemudahan agar tidak terjadi cross movement
antara jalan masuk dan keluar.

(2) Arah kedatangan kendaraan dan pola lintasan yang memberikan


kemudahan dan keleluasaan.

(3) Pemisahan antara kendaraan pengunjung, pengelola/pegawai serta


kendaraan yang membawa barang.

88
(4) Membutuhkan penampungan kendaraan dalam bentuk kantong parkir.

b) Sirkulasi manusia

Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan suatu jalur sirkulasi yang baik
dan efesien. Untuk itu sirkulasi ini sebaiknya:

(1) Disamping harus jelas, juga harus mempertimbangkan faktor keamanan


dan kemudahan dalam pemakainya, dan sedapat mungkin menghindari
cross sirkulasi dengan kendaraan.

(2) Adanya perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki dengan jalur
sirkulasi kendaraan

c) Sirkulasi barang/servis.

Sirkulasi barang di pisahkan dan sirkulasi pejalan kaki dan dibedakan atas dua jenis
yaitu, arus dating dan arus keluar. Beberapa pertimbangan dalam system arus
sirkulasi barang/sevis.

(1) Arus datang dan keluarnya barang harus lancar dan tidak menimbulkan
kemacetan, baik dalam lingkungan tapak maupun arus lalu lintas di luarnya.

(2) Area bongkar muat harus terpisah dan keramaian pengunjung dan tidak
menimbulkan kebisingan. Selain itu, sirkulasi dapat menentukan
penempatan jalan masuk ke dalam tapak. Jalur masuk dibedakan menjadi:

a) Jalan masuk utama

Jalan masuk adalah pencapaian utama/umum bagi pengunjung yang


difungsikan sebagai jalan masuk dari luar ke dalam dan dari dalam
ke luar tapak. Adapun persyaratannya yaitu sebagai berikut :

(1) Mudah terlihat oleh pengunjung dengan membuat ruang


penerimaan.

(2) Dekat dengan kemungkinan arah datangnya pengunjung.

(3) Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas disekitarnya.

b) Side entrance

89
Side entrance merupakan alternatif pencapian dan pengunjung yang
di fungsikan sebagai jalan dari dalam keluar site. Penentuan site
entrance di pertimbangkan agar:

(1) Kejelasan dan kemudahan arus masuk/keluar site.

(2) Menghidari terjadinya sirkulasi silang dalam site.

(3) Memudahkan pengawasan (dari segi keamanan)

c) jalan masuk untuk servis

Service entrance merupakan alternatif pencapian dan kegitan servis,


seperti kegiatan servis bangunan, persiapan keluar masuk barang
dan sebagainya, service entrance di gunakan sebagai jalan keluar
masuknya pegawai (staf).

6) Utilitas kota. Beberapa hal yang termasuk utilitas kota yaitu jaringan
listrik, telepon, air dan saluran pembuangan kota.

7) Pancaindera. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai data


pancaindera terhadap kondisi tapak yaitu pemandangan pada dan di sekitar
tapak, data kebisingan, bau-bauan dan asap yang menimbulkan
pencemaran/polusi udara. Kebisingan dan polusi udara dapat diatasi dengan
mempertimbangkan:

a) Sumber kebisingan dan polusi udara

b) Tinggi rendahnya tingkat kebisingan dan polusi udara

c) Jenis kegiatan yang membutuhkan tingkat kebisingan tertentu dipisah


menurut tingkat kebisingan, polusi dan kegiatan. Untuk ruang-ruang yang
membutuhkan ketenangan di jauhan dari sumber bising dan menggunakan
bahan/material yang dapat meredam kebisingan.

d) Kebisingan

pada tapak relatif bising biasanya disebabkan karena tapak berada di daerah
padat laulintas kendaraan. Untuk area yang berdekatan dengan kegiatan
yang berbeda diberi pembatas berupa pepohonan, pagar atau elemen ruang

90
luar maupun material selubung bangunan yang berfungsi memimalisasi
tingkat kebisisngan yang masuk ke dalam bangunan.

8) Zonasi tapak

Zonase dalam tapak dipertimbangkan terhadap: (Snyder dan catanese. 1991


: 180)

a) Pencapaian dan sirkulasi

b) Pola ruang luar

c) Sudut pandang terbaik dari luar ke dalam tapak

d) Orientasi dan sudut pandang

e) Tingkat kebisingan dan polusi

Fungsi kegiatan pada tapak dikelompokkan kedalam beberapa zona yaitu:

a) Zona publik (umum)

Zona publik merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh
pengguna dan letaknya harus mudah dicapai daripintu utama, meliputi area
parkir, ruang penerimaan, hall, dan pos jaga.

b) Zona semi publik

Zona semi publik merupakan peralihan antara zona publik dan privat yang
menuntut suasana yang tenang dan nyaman. Termasuk pada area ini adalah
kantor pengelola, fasilitas penunjang seperti lounge, internet corner, galer,
retail dan lain-lain.

c) Zona privat

Zona privat merupakan bagian yang membutuhkan suasan tenang dan hanya
pegguna tertentu yang dapat mengakses zona tersebut. Zona ini meliputi
seluruh bagian privat (termasuk toilet, VIP lounge, fashion show hall, fitting
room), ruang servis gudang, mekanikal elektrikal, perawatan bagunan, dan
lain-lain.

91
d. Analisis penataan ruang luar/ lansekap

Lansekap berfungsi sebagai elemen penunjang arsitektural dan estetika untuk


desain Indonesian fashion house, sehingga memberi suatu karakteristik pada
bangunan juga dapat menunjang penampilan bangunan. Adapun yang menjadi
dasar dalam penataan ruang luar, yaitu :

1) Ruang luar sebagai ruang transisi terhadap lingkungan.

2) Penyesuaian rencana lansekap dengan lingkungan dan elemen yang ada.

3) Mencerminkan keterbukaan atau elemen-elemen lansekap yang menunjukkan


kesederhanaan sekaligus kenyamanan da perlindungan.

4) Pengolahan taman dan elemen ruang luar harus dapat memberi arah orientasi ke
bangunan

5) Mampu membawa kualitas view dari luar tapak

6) Mampu berfungsi sebagai filter terhadap sinar matahari, polusi debu dan suara
getaran arus kendaraan yang berasal dari lingkungan sekitar

7) Sebagai media peresapan air penataan lansekap yang baik selain menambah nilai
estetika bangunan, elemen – elemennya juga dapat berfungsi sebagai pengarah
jalan, peneduh pada area publik luar ruangan, peredam kebisingan, dan laju angin.
Adapun, elemen-elemen lanskap yang akan digunakan antara lain:

1) Soft Material, berupa tumbuh-tumbuhan yang ditanam sebagai peneduh,


pengarah jalan, ataupun sebagai penghias.

a) Tanaman peneduh,

berupa pohon dengan tinggi sekitar 5 -15m, ditanam pada area publik
yang memerlukan perlindungan terhadap sinar matahari langsung
seperti area parkir, taman, dan area bermain. Adapun pohon yang dapat
dijadikan peneduh antara lain pohon akasia, kiara payung, dan
sebagainya

b) Tanaman pengarah,

92
berupa pohon kecil ataupun semak tinggi yang ditanam pada sepanjang
tepi jalur kendaraan ataupun pedestrian. Contoh tanaman pengarah
dapat berupa pohon palem botol, cemara, tanaman asoka, dan
sebagainya.

Tabel 4.10 Alternatif Pohon Peneduh dan estetika

No Nama Karakteristik Gambar


. tanaman
1 Pohon  Dapat berfungsi sebagai
ketapang tanaman hias
kencana  Tinggi pohon bisa
(terminalia mencapai 3 sampai 4
mantaly) meter pada umumnya
Fungsi : dengan bentangan lebih
Estetika dari 3 meter
 Dapat ditanam dimana
saja
2 Pohon  Memiliki ukuran pohon
trembesi yag besar seperti payung
Fungsi :  Dapat tumbuh hingga
peneduh ratusan tahun
 Dapat menurunkan suhu
udara disekitarnya.

93
3 Pohon Pinus  Merupakan pohon yang
Fungsi : dapat tumbuh di daerah
Estetika tropis
 Memiliki tajuk luas dan
Tingginya dapat
mencapai 11 meter.

c) Tanaman estetika ( bunga )


berupa pohon atau bunga yang biasanya ditanam tunggal di tengah-
tengah taman atau area yang ingin dijadikan centre of view. Biasanya,
memiliki bunga, daun atau bentuk yang menonjol. Contohnya, pohon
kamboja, pohon

Tabel 4.11 Alternatif bunga

No Jenis tanaman Karakteristik Gambar

1 Melati putih merupakan tanaman


(jasminum bunga hias berupa
sambac) perdu berbatang tegak
yang hidup menahun
sering digunakan
sebagai tanaman
penghias taman

2 Bunga kembang banyak ditanam


sepatu (hibiscus sebagai tanaman hias
rosa) di daerah tropis dan
subtropis.
Pada umumnya tinggi
tanaman sekitar 2
sampai 5 meter.
Kembang sepatu
banyak dijadikan
tanaman hias karena
bunganya yang cantik.
d) Ground cover, penutup tanah
merupakan tanaman penutup tanah, berupa jenis – jenis rumput.

94
Tabel 4.12 Alternatif Penutup Tanah

No Jenis tanaman Karakteristik Gambar

1 Rumput gajah  Berfungsi sebagai


mini tanaman penutup
tanah
 Mudah dalam
perawatan
 Harga terjangkau

2 Rumput jepang  Merupakan salah


satu jenis tanaman
hias
 Sangat baik dalam
menyerap air
 Berukuran pendek
dan bertekstur kasar
3 Rumput golf  Memiliki tekstur
yang halus
 Perwatan yang
berkala
 Harga relatif mahal

2) Hard Material

Berupa pengerasan jalan (paving block) dan perabot pelengkap taman atau
lanskap. Seperti, kursi taman, sculpture, fountain, lampu taman, tempat
sampah, dan permainan anak – anak di playground. Untuk pengerasan
digunakan dua material, yaitu paving block dan grass block. Grass block
digunakan pada jalur pejalan kaki di area taman, sedangkan paving block
digunakan pada pedestrian dan juga jalur kendaraan.

Tabel 4.13 Alternatif hard scape

No Jenis material Karakteristik Gambar


1 Paving grass  Berfungsi sebagai
block penutup permukaan
tanah

95
 Permukaannya dapat
ditanami rumput
 Resapan air yang
baik

2 Lampu taman  Merupakan


pelengkap sebuah
taman
 Berfugsi sebagai
penerangan di
malam hari

3 Sclupture  Karya seni 3 dimensi


berupa patung
wayang dekat pintu
masuk
 Berfungsi sebagai
simbol atau penanda
pada suatu bangunan

d. Analisis Tapak
1) Analisis Rona awal lingkungan tapak
Tapak berada di lingkungan perniagaan dan perdagangan. Batas-batas
tapak yaitu:
a) Batas utara: Mindvalley Headquarters & bank rakyat bangsar
b) Batas timur: My hotel premier
c) Batas barat: The new straits times press office building
d) Batas selatan: Midvalley megamall

96
Pencapaian adalah cara menuju tapak yang melalui jalur sirkulasi
kendaraan atau jaringan jalan kota. Pencapaian erat kaitannya dengan
sirkulasi di luar tapak. Pencapaian ke tapak yang terpilih adalah melalui
jalan bangsar yaitu jalan utama di daerah ini.

2) Analisis pandangan dari dan ke luar tapak

Pemandangan-pemandangan dari tapak meliputi posisi pada tapak dimana


pemandangan tidak terhalangi, bentuk pemandangan tersebut negatif atau
positif. Pemandangan-pemandangan ke arah tapak dari daerah di luar tapak,
termasuk jalan, bangunan-bangunan lain dan pemandangan langsung ke tapak
tanpa menghalangi bangunan lain.

Gambar 4.23 pandangan dari luar

97
3) Orientasi matahari dan arah angin

Gambar 4.24 Analisis arah matahari dan arah angin


Orientasi matahari dan arah angin sangat penting dalam mengetahui
pembayangan bagi bangunan, agar perletakan bukaan dapat diberikan
semaksimal mungkin dan elemen yang tidak diharapkan dapat dikurangi dan
diambil secukupnya tanpa mengganggu ke bangunan lain.

4) Analisis sirkulasi kendaraan pada tapak

Gambar 4.25 Analisis sirkulasi pada tapak


Sirkulasi dan kendaraan pada tapak adah cara untuk menentukan jalur terbaik
yang akan dilalui oleh kendaraan bagi pengunjung yang membawa kendaraan
pribadi untuk di parkir atau hanya sekedar drop-off. Dengan mengetahui ini
kita dapat menentukan letak main entrance dan exit keluar tapak sehingga
dapat meminimalisir kemacetan di jalan raya.

98
5) Analisis tingkat kebisingan

Gambar 4.26 Analisis kebisingan pada tapak


Analisis tingkat kebisingan meliputi arah datangnya kendaran di luar tapak
menuju taoak, dimana kebisingan tersebut bersifat mengganggu jika
berlebihan untuk itu perlu diadakannya peredaman melalui vegetasi atau
permainan ketinggian bangunan agar suara tersebut dapat diredam tanpa
menghalangi aktivitas dalam bangunan.

e. Analisis bentuk ruang

Pendekatan pola bentuk ruang dipengaruhi oleh :

a. Pola kegiatan dan sifat kegiatan


b. Jenis dan dimensi ukuran kegiatan
c. Organisasi antar fungsi kegiatan/kesan ruang berdasarkan kegiatan yang
terjadi

99
Tabel 4.11 Tabel aktivitas beserta bentuk yang sesuai
No Jenis kegiatan Karakteristik kegiatan Karakteristik
bentuk yang sesuai
1 Perbelanjaan Kegiatan ini diperlukan Bentuk ruang yang
efektivitas dan luasan paling optimal
ruang yang memadai untuk kegitan ini
sehingga kesan adalah persegi
“shopisticated” dapat maupun persegi
etersampaikan panjang.

2 Fashion Show Kegiatan ini terlihat Sebaiknya jenis


diperlukan secara berkala, bentuk yang
akan tetapi efektivitas dan diberikan adalah
luasan ruang harus sesuai persegi panjang.
dengan standar yang ada
runway fashion
dikarenakan stage yang
diperlukan.

3 Fashion & art exhibition Dalam mewadahi ruang Bentuk ruang yang
untuk aktivitas ini tidak paling optimal
diperlukan spesifikasi untuk kegitan ini
bentuk khusus, karena adalah lingkaran
utamanya adalah barang dan atau persegi.
yang akan ditampilkan,
untuk itu jenis bentuk apa
saja akan sesuai.

4 Kegiatan Konsumsi Pada area seating layout Bentuk ruang yang


tidak ada spesifikasi paling optimal
khusus, akan tetapi untuk untuk bagian servis
serving area & kitchen pada kegian ini
perlu. adalah lingkaran
dan atau persegi.

100
pada umumnya dalam proses pembuatan fashion contohnya baju untuk
membuatnya hanya dengan mengikuti standar yang sudah ada, sangat statis, akan
tetapi untuk mengubah baju itu sendiri sehingga terkesan lebih dinamis kita
menambahkan ornamen-ornamen hiasan tambahan, dalam hal ini bisa dimaksud
dengan kisi-kisi pada bangunan nantinya.

Gambar 4.39 Elemen fasad yang akan diterapkan

2. Analisis pendekatan mikro


a. kebutuhan ruang
1) Analisis pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan
a) Pengunjung

Tabel 4.16 aktivitas pengunjung


No aktifitas kebutuhan ruang
pria wanita
1 datang datang Entrance, parkir
2 mengambil simpanan uang mengambil Atm center
simpanan uang
3 membeli busana/produk membeli Retail
busana/produk
4 mencoba pakaian mencoba pakaian fitting room
5 menyaksikan pameran menyaksikan hall / ballroom
pameran
6 menyaksikan peragaan busana menyaksikan hall / ballroom
peragaan busana
7 menunggu menunggu taman / patio
8 makan dan minum makan dan minum foodcourt
9 menjaga anak menjaga anak tempat bermain
10 sholat sholat Musholla
11 buang air buang air WC

b) Pengelola

101
Tabel 4.13 Tabel aktivitas pengelola

No aktivitas kebutuhan ruang


1 datang parkir
2 melaksanakan dan mengatur kerja organisasi ruang kerja
3 menerima tamu ruang penerimaan tamu
4 berdiskusi antar pengelola ruang rapat
5 menyelenggarakan pameran dan promosi hall / ballroom
6 menyelengarakan pagelaran busana hall / ballroom
7 makan dan minum foodcourt / lounge
8 shalat musholla
9 buang air kecil dan besar Toilet
c) Pekerja servis
Tabel 4.11 aktivitas pekerja servis

No aktivitas kebutuhan ruang


1 menjaga keamanan ruang keamanan
2 menyiapkan peralatan mesin ruang panel
3 mengurus kebersihan Bagian dalam & luar
bangunan
4 menyimpan barang Loker
5 mengontrol AHU Ruang AHU
6 menyiapkan dan menyajikan makanan & minuman pantry & dapur
7 makan dan minum foodcourt / lounge
8 shalat musholla
9 ganti pakaian ruang ganti
10 istirahat Ruang istirahat
d) Desainer/penyewa

Tabel 4.12 Tabel aktivitas desainer

No aktivitas kebutuhan ruang


1 Datang - pulang Entrance, parkir
2 menyimpan barang ruang kerja
3 berinteraksi dengan pengunjung ruang kerja
4 berinteraksi dengan model dan stylist ruang kerja
5 berinteraksi dengan pengelola lounge / ruang rapat
6 mengenakan busana ruang ganti
7 melakukan kegiatan pagelaran busana hall / ballroom
8 melakukan kegiatan pameran dan promosi hall / ballroom
9 istirahat lounge
10 makan dan minum foodcourt / lounge
11 buang air kecil wc
12 shalat musholla

102
b. Analisis pola ruang
Pola merupakan suatu yang mengungkapkan skema organisasi struktural
mendasar yang mencangkup suatu penataletakan massa, baik itu bangunan
maupun lingkungan, yang menciptakan suatu hubungan keseimbangan dan
keselarasan. Untuk jenis pola massa dapat dibagi menjadi beberapa yaitu
(Yadya,2012)
1) Monolit (Tunggal)

2) Dimensi bangunan besar dan tinggi.


3) Hubungan kegiatan sangat kompak.
4) Cocok dikembangkan pada tapak pada tapak dengan
luas tanah terbatasdan harga mahal.
5) Cocok dikembangkan pada tapak yang relatif datar.
6) Kesan formal.

Gambar 4.32 (kiri) Pola monolit, Gambar 4.33 (kanan) pola kompak
(sumber: analisis penulis)
2) Kompak
a) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
b) Hubungan kegiatan kompak.
c) Cocok dikembangkan pada tapak yang luas terbatas dan hargga
mahal
d) Cocok dikembangkan pada tapak datar.
e) Kesan informal

3) Linear
a) Dimensi bangunan men-jadi lebih kecil.

103
b) Hubungan aktivitas ku-rang kompak menjadi tidak efisien dan
efektif bila panjang jalur men-jadi sangat panjang.
c) Kurang cocok diterapkan pada tapak yang luas.
d) Cocok diterapkan pada tapak miring.
e) Kesan informal dan formal

4) Grid (Papan Catur)


a) Dimensi bangunan men-jadi lebih kecil.
b) Hubungan aktivitas kurang kompak.
c) Sangat cocok dikembang-kan pada tapak luas.
d) Sanagt cocok dikembangkan pada tapak datar.
e) Kesan informal dan monoton.

5) Cluster
a) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
b) Hubungan kegiatan ruang kompak (komunikasi berjenjang
antar kelompok jauh dalam kelompok dekat)
c) Cocok dikembangkan pada tapak luas.
d) Cocok dikembangkan pada tapak datar.
e) Kesan informal.

Gambar 4.34 pola linear


Mengorganisasikan kumpulan pola ke dalam cluster (kelompok-kelompok)
berdasarkan atas kesamaannya

Dari data-data diatas, yang sesuai untuk dijadikan pola ruang pada Indonesian
Fashion House di Kuala Lumpur adalah pola Tunggal karena cocok bila

104
dikembangkan dengan bentuk bangunan fashion house yang cenderung
tersusun atas bentuk variatif sehingga memberi kesan dinamis pada bangunan
sehingga menjadi pusat perhatian “utama”.
c. Analisis sirkulasi
1) Definisi Sirkulasi

Adapun definisi sirkulasi adalah sebagai berikut:

a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008:1361), sirkulasi


adalah suatu peredaran.
b) Menurut Cryill M. Haris (1975) menyebutkan bahwa sirkulasi merupakan
suatu pola lalu lintas atau pergerakan yang terdapat dalam suatu area atau
bangunan. Di dalam bangunan, suatu pola pergerakan memberukan
keluwesan, pertimbangan ekonomis, dan fungsional.
c) Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan
atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara
bersama-sama (D.K. Chink, 1973).
2) Sirkulasi

Sirkulasi merupakan suatu wadah untuk memfasilitasi pergerakan


penggunan dari suatu tempat ke sebuah tempat lain yang berbeda, sehingga
fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan yang satu
dengan ruangan lainnya.

a) Jenis sirkulasi berdasarkan fungsinya yaitu:

(1) Sirkulasi sebagai penunjang. Yaitu sirkulisasi difungsikan sebagai ruang


gerak dari satu ruangan ke ruangan lain, merupakan peralihan dari eksterior
ke interior dan sebaliknya, dan sebagai pengikat antar ruang

(2) Sirkulasi sebagai fungsi utama. Yaitu sirkulasi yang mengarahkan


pengguna pada fungsi-fungsi berurutan. Seperti pada ruang pameran dan
bandara dengan sirkulasi besar.

(3) Sirkulasi sebagai jalur untuk menyelamatkan diri dari bencana

b) Jenis sirkulasi berdasarkan posisnya di dalam bangunan yaitu:

105
(1) Sirkulasi horizontal meliputi koridor, vestibule, passage atau lobby.

(2) Sirkulasi vertikal meliputi tangga, ramp, elevator, eskalator, dan dumb
waiter.

c) Jenis sirkulasi berdasarkan bentuk polanya yaitu:

(1) Pola sirkulasi direct

adalah pola sirkulasi yang mengarah langsung dan hanya memberi satu
pilihan ke tujuan ahir. Akses visual yang diterima oleh pengguna adalah
tujuan akhir ke ruang yang dituju.

(2) Pola sirkulasi curvelinear

adalah garis linear yang berliki-liku halus dan memberi satu pilihan ke
tujuan akhir. Pada pola sirkulasi ini akses visual ke tujuan akhir kurang jelas
dan memberi kesan mengalir

(3) Pola sirkulasi erractic

adalah pola sirkulasi yang terpatah-patah. Akses visual ke tujuan akhir


kurang jelas dan memiliki potensi untuk memberi kejutan-kejutan ruang.

(4) Pola sirkulasi interrupted

adalah keadaan ruang sirkulasi yang terputus-putus pada bagian tertentu dan
akses visual ke tujuan akhir kurang jelas.

(5) Pola sirkulasi looping

adalah pandangan ke arah tujuan akhir disamarkan dan memberi kesan


mengalir apa adanya

(6) Pola sirkulasi distraction

adalah bentuk sirkulasi dimana pandangan ke arah yang dituju dikacaukan


oleh obyek-obyek lain. Fokus visual mengalir bersama dengan waktu
tempuh

(7) Pola sirkulasi obscure

106
adalah pola sirkulasi dimana lalu lintas sirkulasi yang disembunyikan dari
jangkauan umum

(8) Pola sirkulasi diverging

adalah bentuk sirkulasi bercabang sehingga akses ke tujuan akhir secara


fisik dan visual menjadi tidak jelas.

3) Sifat ruang

a) Pengelompokan ruang dilakukan berdasarkan tingkat privasi pengguna.


Sehingga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Pengelompokan ruang publik. Mempunyai sifat umum, terbuka, dan non
privat. Kegiatan didalamnya melibatkan banyak aktivitas dan banyak pula
pemakai. Yang termasuk zona publik adalah; area parkir, hall, fasilitas
galeri, kantin, ATM center, lounge.

(2) Pengelompokan ruang semi publik/semi privat. Mempunyai sifat agak


terbuka, agak tenang, dan agak pribadi. Zona ini adalah zona dengan
kegiatan yang tidak dilakukan oleh semua pelaku. Kegiatan yang termasuk
zona semi publik adalah; fasilitas pengelola.

(3) Pengelompokan ruang privat. Mempunyai sifat tertutup dan hanya


pelaku tertentu yang dapat menggunakan zona ini. Kegiatan yang
berlangsung di zona privat yaitu fasilitas fashion show, fasilitas servis, ME,
keamanan dan mentanance building.

b) Pengelompokan ruang berdasarkan hubungan ruang

Pola hubungan ruang merupakan hubungan kegiatan dari segi frekuensi dan
sifat hubungannya. Pola hubungan ruang diwujudkan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

(1) Karakter dan sifat kegiatan

(2) Kebutuhan kegiatan yang mempunyai hubungan erat

(3) Kejelasan sirkulasi berdasarkan aktivitas

107
(4) Dapat memenuhi pencapaian yang efektif

(5) Tingkat privasi antara ruang yang saling berhubungan

(6) Hubungan antar ruang, yaitu hubungan sangat erat, agak erat dan tidak
berhubungan

c. Analisis Hubungan ruang

Pada dasarnya sirkulasi dipergunakan sebagai penghubung antar ruang, yang


digunakan sebagai penghubung ruang yang jelas dan mambu dibaca oleh
pengunjung yang datang, sehingga pengunjung tidak mengalami kebingunan saat
datang. Bangunan haruslah memiliki jalur-jalur sirkulasi yang jelas agar pengguna
tidak merasa kebingunan, kebingungan yang dirasakan pengunjung akibat ruang
sirkulasi yang kurang jelas dapat menimbulkan efek psikologis negatif seperti rasa
bingung atau kesal. Sirkulasi antar ruang memiliki jenis sebagai berikut :

Gambar 4.41 Pola hubungan ruang makro

108
Gambar 4.42 Pola hubungan ruang mikro retail

Gambar 4.43 Pola hubungan ruang mikro fashion show hall

Gambar 4.44 Pola hubungan ruang mikro lounge

109
Gambar 4.45 Pola hubungan ruang mikro pengelola

Gambar 4.446 Pola hubungan ruang mikro ruang penunjang

d. Analisis Besaran ruang

Kapasitas pemakai berdasarkan standar ruang dengan acuan :

a. Data Arsitek, Ernst Neufert (NAD)


b. Human Dimension & Interior Space, Julius Panero
dan Martin Zelnik
c.
c. Hasil Pengamatan / Survei

110
1) Besaran Ruang Retail Perdagangan
Tabel 4.14 Besaran ruang retail

Kebutuhan Besaran
Sum
Kapasitas Ruang Standar ber

Ruang Ruang

5 desainer x 10 desain baju x


Etalase 0.67-0.7 m²/ baju B 350
10 baju per desain = 500 baju

Patung manekin 25 Patung 0.8 m²/manekin B 20


5
Kasir Unit 0.96 m²/unit C 4.8
3
R. Ganti Unit 1 m²/ unit B 3
Sirkulasi 377.8 30% C 113.34
Total kelompok ruang untuk 1 retail perdagangan 491.14
4 Retail Perdagangan 1564.56

2) Ruang pameran dan peragaan busana


Tabel 4.13 Besaran ruang peragaan busana & ruang pameran
Kapasitas Besaran
Kebutuhan Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
80 Patung
R. Pameran 0.8 m² / patung B 64
manekin
R. Peragaan
Area Peragaan 3 Unit 35 m² / unit C 105
Area Penonton
VIP 200 orang 0.9x0.8 m²/ orang A 144

111
Area Penonton
100 orang 0.9x0.8 m²/ orang A 72
Festival
R. Ganti 50 orang 0.5-0.6 m²/ orang B 30
R. Make Up 10 set 2.13x0.68m²/ orang B 14.4
R. Kostum 6 lemari 0.5x1.80 m²/ orang B 5.4
R. Kontrol 1 Unit C 6
Area Kameramen 3 Unit 1x4 m²/unit C 12
Sirkulasi 452.8 30% C 135.84
Total kelompok ruang peragaan busana dan pameran 588.64

3) Ruang Lounge & VIP Lounge


Tabel 4.16 Besaran ruang lounge
Kapasitas Besaran
Kebutuhan
Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
Lounge & VIP
Lounge 150 orang 1.8 m²/o rang A 270

Counter Food
15 Unit 4 m²/unit C 60
Court
Dapur 15 Unit 6 m²/Unit C 90
Gudang Makanan 1 Unit C 35
4 Urinoir 1 m²/orang A 4
Lavatory Pria 4 Westafel 1 m²/orang A 4
2 Kloset 2 m²/orang A 4
5 Kloset 2 m²/orang A 10
Lavatory Wanita
5 Westafel 1 m²/orang A 5

112
Sirkulasi 482 30% C 144.6
Total kelompok ruang FoodCourt 626.6
2 Kelompok Ruang Food Court 753.2

4) Kantor Pengelola

Kapasitas Besaran
Kebutuhan Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
R. Direktur 1 orang 15 - 25 m² / orang A 16
R. Tamu 6 orang 1.25 m² / orang A 7.5
R. Wakil Direktur 1 orang ≥10 m² / orang A 12
R. Sekertaris 1 orang ≥10 m² / orang A 10
R. Manager Umum 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala
3 orang 6-9 m² / orang A 9
Administrasi
R. Kepala Promosi 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala Pameran 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala Informasi 3 orang 6-9 m² / orang A 9
R. Kepala
3 orang 6-9 m² / orang A 9
Pemasaran
R. Staff 24 orang 1.7 m² / orang A 40.8
R. Arsip 10 lemari 0.62x0.4 m² / orang B 6
R. Rapat Besar 35 orang 2 m² / orang A 70
R. Rapat Kecil 10 orang 2 m² / orang A 20
R. Makan / Pantry 30 orang 3.8 m² / 5 orang A 22.8
R. Loker 30 orang 0.5-0.6 m² / orang B 15
Mushalla pengelola 55 orang 0.75 x 1.2 m² / orang A 49.5

113
Gudang Barang 1 unit C 12
Lavatory 5 kloset 2 m² / orang A 10
5 westafel 1 m² / orang A 5
Sirkulasi 350.6 30% C 105.18
Total Kelompok Ruang Pengelola 455.78

Tabel 4.15 Besaran ruang pengelola

5) Mushallah
Tabel 4.17 Besaran Kelompok Ruang Mushallah

Besaran
Kebutuhan
Ruang Kapasitas Ruang Standar Sumber
Ruang
Area Shalat 100 orang 0.75x1.2 m²/orang A 90
6 Tempat Wudhu 1 m²/orang A 6
Lavatory 6 Kloset 2 m²/orang A 12
6 Westafel 1 m²/orang A 6
Sirkulasi 144 30% C 34.2
Total kelompok ruang Mushallah 148.2

6) Ruang penunjang
Tabel 4.18 Besaran fasilitas penunjang

Kapasitas Besaran
Kebutuhan
Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
Gudang 5 Ruang 25 m²/ ruang C 125
Tempat Bermain 1 Ruang min 40m² A 50
Sirkulasi 205 30% C 52.5
Total kelompok Kebutuhan penunjang 227.5

114
7) Besaran seluruh ruang
Tabel 4.19 Besaran keseluruhan fasilitas
penunjang

Kebutuhan Ruang Besaran (m2)

Retail perdagangan 1564.56


Kelompok ruang
588.64
peragaan
Food Court 753.2
Kantor Pengelola 455.78
Mushallah 148.2
Kebutuhan Penunjang 227.5
Sirkulasi 30% 1545.60
Total 7292.68

d.Analisis sistem struktur

1) Pemilihan sistem struktur yang digunakan dipertimbangkan terhadap beberapa


aspek sebagai berikut:

a) Fungsi bangunan: tuntutan dari kegiatan bangunan terhadap fleksibilitas


ruang.

b) Keadaan fisik setempat : daya dukung tanah, ketinggian air tanah,


keadaan tanah keras, pengaruh angin, air sungai (jika tapak berada dekat
aliran sungai)

c) Faktor estetis : penyelesaiaan sistem struktur dipadukan dengan tampilan


arsitektur

2) Sistem struktur

a) Berdasarkan pembagian struktur bangunan

(1) . Untuk sistem struktur atap bangunan bertingkat rendah pada harus
memerhatikan hal- hal sebagai berikut :

115
(a) Beban angin. Angin dapat menimbulkan gaya tekan dan gaya
hisap yang besar yang membahayakan struktur bangunan (terutama
struktur atap ringan).

(b) Beban hujan. Rencana lokasi bangunan asrama mahasiswa


berada di kota Makassar beriklim tropis dengan curah hujan yang
tinggi tiap tahunnya

(c) Beban atap itu sendiri yang dipengaruhi oleh material atap

(2) Super-structure atau struktur bagian tengah. Super struktur merupakan


struktur yang berada diatas permukaan tanah. yang perlu dipertimbangkan
dalam pemakaian super struktur antara lain :
(a) Fleksibel dan efisiensi dalam penataan ruang, ekonomis dalam
pelaksanaan serta maintenance yang mudah.

(b) Dari teknis pekerjaan mudah di lakukan.

(3) Sub-structure merupakan struktur bangunan yang ada di bawah permukaan


tanah merupakan sub strukutr. Pemilihan sub struktur berdasarkan pertimbangan :
mampu menahan beban keseluruhan sistem struktur bangunan , tekanan tanah,
tekanan air tanah, pengaruh gempa, ekonomis dalam pelaksanaan, mudah dari segi
teknis pelaksanaanya. Ada beberapa alternatif jenis sub struktur (pondasi) yang
dapat di gunakan antara lain :

(a) Poer plat menerus

116
Gambar 4.36 Bored pile

(.) Pondasi ini berfungsi sebagai penahan beban titik yang cukup berat.

(.) Digunakan untuk bangunan untuk berlantai tingkat (2-4 lantai).

(.) Penggunaan bahan cukup ekonomis

(.) Pelaksanaan di lapangan lebih muda.

(b) Pondasi tiang pancang

Gambar 4.37 Pondasi Tiang pancang

(.) Pondasi ini di peruntukkan untuk bangunan yangberlantai banyak (high


rise building).
(.) Aman untuk gaya vertikal dan literal.
(.) Digunakan apabila lapisan tanah keras jauh daripermukaan.
(c) Pondasi rakit

117
Gambar 4.38 Pondasi Rakit

(.) Pondasi ini digunakan untuk menahan beban bangunan yang berlantai
banyak (high rise building)
(.) Efektif terhadap pengaruh gaya horizontal (getaran, gempa, angin)

Gambar 4.39 Potongan pondasi rakit

(.) Aman menahan gaya vertikal dan lateral

(.) Berfungsi sama dengan tiang pancang tetapi di gunakan untuk tanah keras

(.) Biasanya di gunakan pada bangunan berlantai (4-7 lantai)

b) Berdasarkan jenis sistem struktur tengahnya:


(1) Sistem rangka, terbagi atas: Sistem rangka beton bertulang
(a) Tidak memerlukan pemeliharaan khusus
(b) Kuat tekan beton bertulang relatif lebih tinggi dari bahan kostruksi
lain
(c) Memiliki ketahanan yang baik terhadap api dan air.
(d) Durabilitas yang tinggi sehingga beton tahan lama. . Sistem rangka
baja

118
Gambar 4.40 Struktur rangka beton

c) Berdasarkan struktur atap


(1) Struktur atap space-frame
(a) Strukturnya yang ringan .sehingga materialnya mudah dibentuk
(b) Sangat mendukung dalam perencanaan atap bentang lebar

Gambar 4.41 Struktur space frame

Berikut adalah kesimpulan dari penggunaan struktur dari ketiga sistem struktur
yang digunakan dalam perancangan Indonesian Fashion House di Kuala Lumpur
Tabel 4.20 Tabulasi sistem struktur yang digunakan
No. Jenis Struktur Struktur yang digunakan
1 Sub struktur Pondasi tiang pancang
2 Supper struktur Sistem rangka beton
3 Upper struktur Space frame

119
e. Analisis sistem sirkulasi udara
Sistem sirkulasi udara atau penghawaan terbagi atas dua yaitu:
(1) Penghawaan alami
Penghawaan alami adalah sistem penghawaan yang memanfaatkan udara
dari alam dengan sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan
pengguna. Hal yang perlu diperhatikan pada sistem ini yaitu letak dan
ukuran bukaan jendela. Hal tersebut sangat penting agar dapat
memaksimalkan udara yang masuk dan tidak mengikutsertakan masuknya
radiasi matahari.

(2) penghawaan buatan


Penghawaan buatan adalah sistem penghawaan yang memanfaatkan energi
buatan dalam memberikan kenyamanan pengguna.

120
Gambar 4. 40 Gambar Distribusi AC central

(sumber: Dasar-dasar Desain Penghawaan)

AC central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh bangunan.


Untuk multi stories building dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap
lantai bangunan. Fungsi AHU untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan
pada tiap lantai. Evaporator terdapat pada setiap AHU atau tiap ruang, bila
dikehendaki untuk diatur suhunya. AC sentral terbagi atas dua yaitu Ac sentral yang
bersirkulasi udara dan AC sentarl bersirkulasi air

f. Analisis Sistem pencahayaan

1) Sistem pencahayaan alami

Sistem pencahayaan alami merupakan sistem pencahayaan yang


memanfaatkan cahaya matahari dengan menghindarkan pengaruh
negatifnya seperti kemungkinan masuknya sinar matahari langsung yang
menghasilkan panas. Sistem ini dapat diterapkan dengan membuat bukaan
berupa jendela pada bangunan. Sistem pencahayaan alami berdasarkan
posisinya pada bangunan (Karlen 2008) yaitu: Sistem pencahayaan dengan
bukaan dari samping bangunan (side lighting) merupakan sistem
pencahaaan alami yang paling banyak digunakan pada bangunan. Selain
memasukkan cahaya, juga memberikan keleluasan pandangan, orientasi,
konektivitas luar dan dalam bangunan, dan ventilasi udara. Posisi bukaan
pada dinding bangunan dapat di bedakan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang

121
dan rendah, yang penerapannya berdasarkan distribusi cahaya dan sistem
dinding. Strategi desain pencahayaan samping yang umum digunakan
antara lain:

(a) Single side lighting yaitu bukaan di satu sisi ruangan dengan
intensitas cahaya searah yang kuat, semakin jauh jarak bukaan
intensitas cahayanya semakin melemah

(b) Bilateral lighting yaitu bukaan lebih dari dua sisi ruangan, dapat
mengurangi silau dan kontras, meningkatkan pemerataan distribusi
cahaya pada permukaan horizontal dan vertikal, dan memberikan
lebih dari satu zona utama pencahayaan alami

(c) Clerestories yaitu bukaan dengan ketinggian 210 cm di atas


lantai, merupakan strategi yang baik untuk pencahayaan setempat
pada permukaan horizontal atau vertikal.Penempatan bukaan cahaya
yang tinggi pada dinding dapat meningkatkan penetrasi cahaya yang
lebih dalam ke dalam bangunan

(d) Light shelves yaitu bukaan yang memberikan pembayangan


untuk posisi jendela sedang, memisahkan kaca untuk pandangan dan
kaca untuk pencahayaan. Bisa dangan elemen eksternal, internal,
ataupun kombinasi keduannya

Gambar 4.41 Clerestories lightning

122
(e) Borrowed light yaitu sistem pencahayaan bersama antar dua
ruangan yang bersebelahan, misalnya pencahayaan koridor yang
didapatkan dari partisis transparan ruang di sebelahnya
(f) Sistem pencahayaan dari atap (top lighting) yaitu sistem
pencahayaan dengan bukaan dari atap bangunan. Strategi desain
pencahayaan dari atap yang umum digunakan antara lain:
(g) Skylight yaitu sistem pencahayaan yaang bertujuan membawa
masuk cahaya matahari dari atas. Paling baik dengan menggunakan
prisma atau penyebar cahaya untuk menahan pancaran cahaya
matahari langsung yang meneyebabkan silau. Skylight tidak boleh
lebih dari 5-6% dari luas atap.

Gambar 4.42 Skylight lightning

(h) Clerestory roof yaitu sistem pencahayaan dengan bukaan tinggi


atas, di atas tinggi langit-langit. Paling baik digunakan dengan
bukaan menghadap utara untuk menghindari radiasi matahari.
Dengan bukaan ke arah utara, maka bukaan dapat dibuat
besar.sentuhan akhir interior bukaan tersebut penting, dengan
permukaan yang menarik seperti kayu dapat digunakan.

123
Gambar 4.43 Clerestories roof lightning

(i) Sawtooth yaitu sistem pencahayaan dengan plafon miring


menghasilkan lebih banyak cahaya tidak langsung, meningkatkan
efisiensi dari skylight dan memungkunkan penggunaan kaca yang
sedikit. Paling baik jika bukaan menghadap utara juga.

Gambar 4.44 Sawtooth lightning

(j) Monitor merupakan pencahayaan dari atap yang paling baik juka
orietasi sumbunya ke arah timur dan barat. Gunakan pelindung
cahaya yang pasif pada sisi selatan untuk menahan radiasi matahari
langsung masuk ke dalam bangunan.

124
Gambar 4.45 Monitor Lightning

2) Sistem pencahayaan buatan


Sistem pencahayaan buatan merupakan sistem pencahayaan dengan bantuan energi
listrik yang diterapkan pada ruangan-ruangan yang kurang medapatkan scahaya
matahari. Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka
diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan terbagi atas:
a) Berdasarkan objek yang membutuhkan pencahayaan (Rahim 2013)
(1) Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda
yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya
serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung
maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan
langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi
warna cerah agar tampak menyegarkan
(2) Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang
perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih

125
memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%
(3) Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan
dan kesilauan masih ditemui.
(4) Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang
optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan
baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
(5) Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh
langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total
yang jatuh pada permukaan kerja.

b) Berdasarkan penyebaran cahayanya (Rahim 2013)


(1) Sistem pencahayaan merata
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh
ruangan, digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat
dalam ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama. Tingkat
pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang armatur secara
merata langsung maupun tidak langsung di seluruh langit-langit
(2) Sistem pencahayaan setempat
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang
tidak merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang
memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan ccahaya yang lebih

126
banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan
mengkonsentrasikan armatur pada langit-langit di atas tempat tersebut.
(3) Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat
Sistem pencahayaan gabungan diperoleh dengan menambah sistem
pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan
armatur yang dipasang dekatSistem pencahayaan gabungan
dianjurkan digunakan untuk:
(a) Tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi

(b) Memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan


pencahaayn datang dari arah tertentu

(c) Pencahayaan setempat terhalang, sehingga tidak dapat sampai


pada tempat tersebut

(d) Tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang


tua atau yang kemampuan penglihatannya sudah berkurang

c) Berdasarkan fungsinya di dalam desain interior


(1) General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem
pencahayaan yang menjadi penerangan utama. Umumnya
penerangan dilakukan dengan cara menempatkan titiklampu di titik
tengah ruangan atau pada beberapa titik yang dipasang secara
simetris dan merata.

(2) Task lighting merupakan sistempencahayaan yang difokuskan


pada suatu area dengan tujuan membantu aktivitas tertentu.
Contohya ruang kerja atau aktivitas yang membutuhkan konsentrasi
yang lebih tinggi.

(3) Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan


pada suatu benda agar menjadi vocal piont dalam ruangan.

(4) Safety lighting merupakan sistem pencahayaan untuk jalur


evakuasi kebakaran. Sistem ini biasanya menggunakan sistem
pencahayaan tidak langsung.

127
d) Berdasarkan tingkat pencahayaannya
Tingkat pencahayaan adalah fluks luminus yang datang pada
permukaan atau hasil bagi antara fluks cahaya dengan
luaspermukaan yang disinari dinyatakan dalam lux. Tingkat
pencahayaan akan berpengaruh pada tingkat renderasi warna,
temperatur warna, dan warna cahaya lampu.
g. Sistem utilitas dan perlengkapan bangunan
(1) Sistem kebutuhan air dan pengolahannya

(a) Sumber air bersih ke Sumber PDAM. Sumber ini biasanya


diperoleh dari air danau, air sungai, atau mata air. Sebelum
dimanfaatkan, harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat air
bersih, baik sacara fisik, kimia, bakteriologi, maupun radioaktif.
PDAM biasanya melakukan pengolahan secara fisik dan kimiawi
dalam proses penyediaan air bersih.

(b) Sumber sumur. Rumah-rumah atau bangunan yang kesulitan


dalam memperoleh air bersih atau ingin adanya cadangan air bersih
biasanya menggunakan sumur sebagai sumber air bersih. Sumber
ini terbagi atas dua jenis, yaitu sumur gali dan sumur bor. Untuk
sumur gali memiliki kedalaman 3 m dari permukaan tanah.
sedangkan untuk sumur bor dapat diperoleh air bersih dengan
kedalaman 10-20 m.

(c) Sumber air sungai. Selain air sumur, air sungai juga dapat
dijadadikan sebagai sumber air bersih. Namun, sebelum digunakan
harus melalui tahap pengolahan menjadi air bersih layak konsumsi.
Tahapannya adalah Penampungan awal yaitu tahapan menampung
air sungai dalam sebuah bak penampu atau intake, dimana air
sungai akan tersaring agar benda padat seperti sampah, daun dan
lain-lain dapat tersaring. Lalu tahap pengolahan (watertreatment)
terdiri atas:

128
o Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal
diproses dengan menambahkan zat kimiaTawas (alum)
atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau
dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid
Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya karena
mengandung berbagai partikel koloid yang tidak
terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak biasmengendap
dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air
keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
o Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air
dengan cara penggumpalan partikel untuk dijadikan
partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini,
partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran
lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan
sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan
lambat (Slow Mixing).
o Tahap pengendapan (sedimentasi)
Pada tahap ini partikel-partikel flok tersebut akan
mengendap secara alami di dasar penampungan karena
massa jenisnya lebih besar dibandingkan massa jenis air.
Kemudian air akan dialirkan ke unit filtrasi.
o Tahap penyaringan (filtrasi)
Pada tahap ini air akan disaring melalui media penyaring
yang disusun dari bahan-bahan tertentu. Biasanya berupa
pasir dan kerikil silika. Proses ini dutujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.

129
Setelah proses filtrasi, air akan dialirkan ke bak
penampungan air bersih atau reservoir bawah jika
menggunakan sistem down feed, atau langsung ke
reservoir atas jika menggunakan sistem up feed.

b) Sistem distribusi air

(1) Sistem down feed merupakan sistem distribusi air yang


mengandalkan gravitasi bumi. Sistem ini menggunakan reservoir
bawah sebagai tempat penampung air dari sumber air baik itu dari
PDAM maupun sumur bor, kemudian didistribusikan ke reservoir
atas menggunakan pompa booster, setelah itu air kana dipompa
oleh pompa hydrophore ke tiap ruangan yang membutuhkan air
bersih.

(2) Sistem up feed. Pada sistem ini tidak menggunakan reservoir


bawah, namun air bersih dari sumber air akan langsung menuju
reservoir atas.

c) Sistem pengolahan air kotor

Jenis zat buangan digolongkan dalam dua macam yaitu zat padat dan zat
cair. golongan:

(1) Air tinja, yaitu air sisa buangan yang berasal dari kloset,
peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia
yang berasal dari alat plumbing lainnya.

(2) Air bekas pakai / air sabun, yaitu air buangan yang berasal dari
bak mandi, wastafel, bak dapur, dan sebagainya.

(3) Air hujan, yaitu air dari atap dan halaman yang berasal dari
hujan.

(4) Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung bahan
kimia atau bahan-bahan berbahaya lainnya. Air buangan tersebut
biasanya berasal dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan,
rumah pemotongan hewan, dll.

130
Sistem pengolahan air kotor terbagi atas dua yaitu didaur ulang dan
tidak didaur ulang.

(1) Pengolahan air kotor dengan daur ulang. Jenis air kotor yang
dapat didaur ulang adalah air kotor domestik, antara lain air hujan
dan air bekas pakai baik yang berasal dari dapur maupun kamar
mandi. Sistem pengolahan air kotor dengan daur ulang disebut juga
dengan Sewage Treatment Plant (STP). Biasanya air hasil olahan
STP ini hanya akan digunakan kembali untuk non konsumsi seperti
penyiraman tanaman yang tidak berkontaminasi dengan manusia
lagi ataupun untuk sumber air hidran. Sistem STP bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu sistem rotor disk dan Extended
aeration.Rotor disk adalah sistem pengelolaan limbah dengan cara
membiakkan bakteri yang menempel pada disk sehingga bakteri
akan kontak dengan oksigen sedangkan pada saat bakteri ada di
dalam cairan akan makan kotoran pada cairan tersebut.Extended
aeration adalah suatu sistem dimana pemberian oksigen dilakukan
dengan cara menyemburkan oksigen ke dalam cairan dengan
menggunakan blower. Sistem ini membutuhkan area yang luas.

(2) Pengolahan air kotor dengan tidak didaur ulang. Terbagi atas
dua cara yaitu dengan sistem satu pipa dan sistem dua pipa. Semua
sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor lainnya)
pada One Pipe System dialirkan melalui satu pipa. Pada ujung pipa
bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.Manfaat vent
stack adalah untuk menghindari terjadinya cyclone effect karena
sifat pipa merupakan bejana berhubungan.Pada sistem ini, limbah
dari WC/closet, air mandi, cuci dan air lemak dapur disalurkan
dalam satu pipa, disalurkan ke unit penghancur WWTP (Waste
Water Treatment Plant)selanjutnya disalurkan ke peresapan limbah
atau ke saluran kota.

131
Gambar 4.46 Pengolahan air kotor dengan sistem satu pipa
(Sumber: Modul ajar utilitas)

Sistem dua pipa dua pipa. Pada sistem ini, air kotor dari WC/closet
dipisahkan dari limbah kamar mandi, cuci dan dapur. Selanjutnya
limbah WC disalurkan ke septictankdan bersama-sama limbah air
mandi, cuci dan dapur dibuang ke peresapan air kotor atau saluran
limbah kota.

Gambar 4.47 Pengolahan air kotor dengan sistem dua pipa


(Sumber: Modul ajar utilitas)

2) Kebutuhan sistem pengolahan sampah

Pengolahan sampah sangat penting sebagai persyaratan dasar


untuk setiap pengembangan suatu pemukiman atau bangunan,
dengan demikian persiapan sebuah sistem pembuangan sampah
harus efesien dan higenis. Sistem pengelolaan sampah terbagyaitu
sampah-sampah dari setiap unit bangunan dikumpui atas dua yaitu:

132
(a) Sistem pengolahan manual, yaitu sistem pengolahan sampah yang
didistribusikan oleh petugas kebersihan dari unit hunian ke
Tempat Penampungan Sementara yang kemudian diangkut oleh
truk sampah ke Tempat Penampungan Akhir
(b) Sistem pengolahan sampah mekanik, yaitu sistem pengolahan
sampah yang menggunakan sistem shaft sampah dalam bangunan
yang mempermudah pengguna bangunan dalam membuang
sampah. Sampah yang dibuang ke shaft sampah akan dialirkan ke
Tempat Pembuangan Sementara yang kemudian diangkut oleh
truk sampah ke Tempat Penampungan Akhir

3) Kebutuhan listrik

Adanya kebutuhan listrik sebagai sumber-sumber pencahayaan pada


setiap ruang dan penggerak peralatan mekanikal. Untuk mengoperasikan
seluruh sistem tersebut dapat di butuhkan daya yang dapat di peroleh dari
jaringan listrik PLN. Sebagai cadangan dapat di gunakan generator setting
(genset) yang dapat menjadi sumber daya alternatif apabila aliran dari
sumber daya utama terputus dengan besar daya sebanding dengan yang di
peroleh dari PLN. Sistem kerja jaringannya adalalah sambungan listrik dari
PLN masuk ke ruang kontrol yang di dalamnya terdapat travo yang
berfungsi menurunkan tegangan tinggi ke tegangan konsumen (220 V).
Dengan generator set (genset)di hubungkan dengan Automatic Transfer
Switch (ATS). Kemudian dengan Elektrical Main Distribution (EMD) atau
panel induk, listrik di alirkan ke fasilitas dalam bangunan.

4) Sistem Komunikasi

(a) Komunikasi internal (dalam bangunan). Digunakan alphone untuk


kemudahan penyampaian informasi dari satu unit bangunan ke unit
bangunan yang lain. Sedangkan untuk komunikasi penjagaan keamanan di
gunakan radia CB atau SSB.

(b) Komunikasi eksternal (luar bangunan). Komunikasi dari dan keluar


dapat di gunakan jaringan telepon PT. Telkom. Sebagai cadangan

133
disediakan alat pengganti seperti CB, SSB, dan sebagainya, yang di
tempatkan di ruang administrasi, ruang control, dan ruang keamanan.
Komunikasi ke luar juga di sediakan fasilitas telepon umum, perlengkapan
surat-menyurat lewat pos dan faksimilasi. .

5) Transportasi dalam bangunan

Transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi


fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana
prasarana yang memperlancar pergerakan manusia di dalamnya. Tranportasi dalam
bangunan terbagi atas dua yaitu manual dan mekanis.

(a) Manual terbagi atas ramp dan tangga. Ramps merupakan transportasi
dalam bangunan yang ramah bagi kaum disabilitas. Kemiringan ramps yaitu
5% 7%. Tangga terbagi atas dua yaitu tangga umum dan tangga darurat.

b) Mekanis. Sistem transportasi jenis ini juga dikenal sebagai sistim


transportasi dengan mesin penggerak. Ada dua macam sistim transportasi
jenis mekanis ini, ialah escalator (tangga berjalan) dan elevator (lift).

(1) Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar


lantai, sebagaimana tangga (manual) yang menghubungkan satu
lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun di bawahnya
dengan menggunakan sistem tangga yang berjalan dengan
bertenaga/bergerak atas bantuan tenaga mesin. Secara horizontal
dibutuhkan ruang cukup luas untuk fasilitas ini, karenanya, escalator
biasa digunakan pada bangunan yang bersifat publikseperti mall,
bandar udara, dll.

(2) Elevator atau liftcadalah alat transportasi vertikal antar lantai


dalam bangunan bertingkat secara menerus dengan menggunakan
tenaga mesin. Fasilitas transportasi vertikal pada bangunan berlantai
banyak ini hanya membutuhkan ruangan yang relatif kecil. Lift
mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding alat transportasi
dengan mesin lain dalam hal memindahkan barang atau orang.

134
Umumnya lift digunakan pada bangunan yang mempunyai jumlah
lantai lebih dari tiga.

6) Sistem Perlindungan Terhadap Kebakaran

Penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dapat di lakukan dengan cara:

a) Pencegahan

(1) Pemilihan dan pemakaian bahan dan struktur tahap api dan finishing
yang tahan api.

(2) Mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan disebelahnya atau


terhadap lingkungannya.

(3) Melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan persyaratan.

(4) Mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal.

(5) Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir.

(6) Mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkodisian udara.

(7) Mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem automatic


smoke, dan heat ventilating

(8) Mempunyai alat kontrol terhadap lift.

(9) Melakukan komunikasi dengan stasiun komando untuk sistem pemadam


kebakaran.

(10) Memasang alat pendeteksi kebakaran (fire detector).

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI): 03-3985-1995 bahwa sistem


deteksi adalah sistem yang berfungsi mendeteksi awal adanya suatu kebakaran.
Pemasangan sutau sistem deteksi terdiri dari:

(a) Detektor panas, berfungsi mendeteksi terjadinya perubahan energi


thermal (panas) yang diakibatkan oleh adanya api. Detektor panas
memiliki dua type yaitu detektor dengan batasanan suhu yang tetap, dan
detektor yang mendeteksi peningkatan suhu secara seketika.

135
(b) Detektor asap, adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap.Ketika
detektor mendeteksi asap maka detektor akan segera mengirimkan sinyal
sehingga fire alarm berbunyi.

(c) Detektor nyala api, berfungsi mendeteksi adanya kobaran api, memiliki
tiga jenis tipe yaitu sensor optik, ionisasi dan thermocouple.

(d) Alarm kebakaran, atau fire alarm adalah alaram dengan tompol tekan jika
terjadi kebakaran

b) Pemadaman

(1) Penggunaan fire extinghusher yang berisi gas CO2 pada ruang-ruang servis,
seperti binatu, mekanikal dan dapur. Sistem penempatannya adalah setiap 200 m2
untuk 1 extenguisher.

(2) Menempatkan fire hidrant dalam ruangan yang ditempatkan dengan jarak
maksimum 25-30 m, dengan persediaan air untuk 30 menit.

(3) Menempatkan hydrant halaman dengan jarak antar hydrant 90 m, dan mudah
dijangkau oleh unit mobil pemadam kebakaran.

(4) Menempatkan fire hidrant dalam ruangan yang ditempatkan dengan jarak
maksimum 25-30 m, dengan persediaan air untuk 30 menit.

(6) Menempatkan hydrant halaman dengan jarak antar hydrant 90 m, dan mudah
dijangkau oleh unit mobil pemadam kebakaran.
7) Sistem keamanan

Sistem pengamanan dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a) Penempatan petugas jaga pada pos-pos yang dapat memantau setiap


kegiatan penderita tanpa menimbulkan perasaan tertekan pada penderita

b) Penggunaan CCTV (Closed Circuit Television)merupakan sistem


keamanan elektronik yang menggunakan televisi signal bersifat tertutup.

8) Sistem penangkal petir

136
a) Penangkal petir sistem Franklin

(1) Tinggi antara 25-90 cm di atas permukaan atap

(2) Sudut perlindungan antara 30o-45o

(3) Dapat terdiri lebih dari satu antena untuk bidang atap yang luas

(4) Jarak masing-masing rangkaian antena maksimum 6 m

(5) Sistem ini umumnya dipakai oleh bangunan sederhana dengan


atap yang miring

b) Sistem sangkar Faraday

(1) Penambahan konduktor horizontal dari sistem tongkat Franklin

(2) Konduktor horizontal dipasang mengelilingi bidang tepi atap

(3) Untuk bidang atap yang lebar dan luas dapat dipasang beberapa
deret konduktor dengan jarak maksimum dari tepi bangunan 9 m dan
jarak maksimum konduktor paralel maksimum 18 m

(4) Tinggi antena 25-90 cm, jarak masing-masing adalah maksimum


7,5 m

(5) Sistem ini umumnya dipakai oleh bangunan beratap datar.

137
BAB V
KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. Konsep Dasar Perancangan Makro


1. Konsep Dasar gubahan bentuk
Konsep bangunan menggunakan bentuk dasar dari persegi dan
lingkaran.
a. Prinsip
i. Bebas, penuh surprise

Karena sifat mode erupakan sesuatu yang dapat berubah setiap saat,
tidak adaaturan pasti akan bentuk kemunculannya sehingga sering
membuat semacam kejutan/surprise, mode juga bebas dipilih sesuai
selera pemakai maupun kondisi yang mempengaruhinya

ii. Dinamis, tidak monoton

Ini karena unsur pokok dalam mode yang menghindari adanya


kemonotonan dengan pengolahan unsur garis, bentuk, warna dan
tekstur, serta mementingkan keharmonisan penampilan dengan unsur
keseimbangan, perbandinngan, tekanan dan irama dalam berbusana,

iii. Menonjolkan diri

Karena mode merupakan betuk upaya untuk menarik perhatian


sekelilingnya guna memberikan kesan pada pemakainya, serta
merupakan pernyataan probadi seseorang, sering kali fashin
dimanfaatkan untuk menarik perhatian orang lain, dengan berbagai
cara sehingga bisa lebih menonjol dibanding yang lainnya.

iv. Berputar/perulangan, mengalir

Suatu gaya yang sudah lalu dapat menjadi ‘in’ lagi pada suatu masa
berikutnya dengan variasi yang berbeda, sehigga mode merupakan
siklus yang selalu berputar

138
Gambar 5.1 Gubahan bentuk dasar bangunan

Bentuk dasar Indonesian Fashion House diambil dari bentuk pita (fabric) yang
digulung sehingga terlihat dinamis tetapi tetap elegant dan menimbulkan sisi
feminim untuk karakteristik khas fashion.

Tabel 5.1 Bentuk dasar bangunan

Fungsi Bangunan Sifat bentuk Dasar Karakteristik fashion

Galeri Ekspos view Dinamis

Retail Cluster Perulangan

139
Penunjang Fleksibilitas Bebas

Hall Ekspos view Dinamis

Penggunaan glassblock dengan material


acp pada fasad bangunan Indonesian
fashion house agar makna inspirasi dari
fabric kain pada tampak mampu
menciptakan presepsi visual pada
tampak bangunan yang mencirikhaskan
bangunan fashion yang terlihat megah
namun feminim.

Gambar 5.2 Second skin fasad

Gambar 5.3 Tampilan bentuk bangunan dengan filosofi kain

140
Gambar 5.4 Tampak atas bangunan Indonesian fashion house di Kuala Lumpur

Gambar 5.5 Perspektif tampilan bangunan Indonesian Fashion House di Kuala


Lumpur

Gambar 5.6 Tampilan bentuk bangunan dan penutup bangunan dengan filosofi kain

141
Gambar 5.7 Layout bangunan

Gambar 5.8 Perspektif bangunan perlantai

Gambar 5.9 Tampak samping bangunan

142
Gambar 5.10 Tampak belakang bangunan dengan filosofi kain

Gambar 5.11 Tampilan samping kiri bangunan

Gambar 5.12 Perspektif bangunan

143
2. Kondisi Eksisting

Gambar 5.13 Kondisi existing Jl. Raya Bangsar


(sumber: analisis penulis)

Hunian (Apartemen Abdullah hakim)

Rekreasi (Mid -Valley Mall)

Rental Office (The new straits times, Bank Rakyat

bangsar dll.)

Perhotelan (my hotel premier @ mid valley.)

Jalan raya bangsar terkenal sebagai salah satu daerah di kuala lumpur yang
sangat strategis dan tempat yang baik untuk menanam saham Internasional.
Dikarenakan pada daerah ini, sudah di visi kan sebagai kota dunia, dimana
letak para penanam saham terbesar dan berbagai rental office untuk
mancanegara disediakan disini. Dari gambar diatas terlihat tapak dikelilingi
oleh bangunan rekreasi seperti Mall mid valley, mall ke-3 terbesar di Kuala
lumpur, Rental office seperti the new straits time, bank rakyat bangsar, dan
lain-lain. Serta dekat hunian apartemen maupun perhotelan. Letaknya juga
dekat dengan moda transportasi kota (bus & stasiun LRT).

144
2. Konsep Penentuan Tapak

Penentuan tapak dalam sebuah perencanaan bangunan bertujuan untuk


memperoleh tapak yang sesuai dan tepat untuk fungsi utama bangunan
Indonesian Fashion House. Berikut dasar pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan tapak, antara lain:

a. Tapak terletak di daerah perdagangan, perkantoran maupun


hunian.
b. Pencapaian yang mudah dari arah kota
c. Dekat dengan moda transportasi yang tersedia
d. Tapak dekat dengan bangunan fungsi sejenis lainnya
e. Tapak mudah mengekspos tampilan bangunan yang iconic.

Gambar 5.14 Alternatif Terpilih

3. Konsep Analisis tapak


a. Rona awal lingkungan tapak

Gambar 5.15 Rona awal

145
Tapak berada di lingkungan perniagaan dan perdagangan. Batas-batas
tapak yaitu:

1) Batas utara: Mindvalley Headquarters & Bank rakyat bangsar


2) Batas timur: My Hotel premier
3) Batas barat: The new straits times press office building
4) Batas selatan: Midvalley megamall

Pencapaian adalah cara menuju tapak yang melalui jalur sirkulasi


kendaraan atau jaringan jalan kota. Pencapaian erat kaitannya
dengan sirkulasi di luar tapak. Pencapaian ke tapak yang terpilih
adalah melalui jalan bangsar yaitu jalan utama di daerah ini.

b. Pandangan dari dan ke luar tapak


Pemandangan-pemandangan dari tapak meliputi posisi pada tapak
dimana pemandangan tidak terhalangi, bentuk pemandangan
tersebut negatif atau positif. Pemandangan-pemandangan ke arah
tapak dari daerah di luar tapak, termasuk jalan, bangunan-
bangunan lain dan pemandangan langsung ke tapak tanpa
menghalangi bangunan lain.

Gambar 5.16 View dari luar

146
c. Orientasi matahari dan arah angin

Gambar 5.17 Analisis arah matahari dan arah angin


(sumber:analisis penulis)

Orientasi matahari dan arah angin sangat penting dalam


mengetahui pembayangan bagi bangunan, agar perletakan bukaan
dapat diberikan semaksimal mungkin dan elemen yang tidak
diharapkan dapat dikurangi dan diambil secukupnya tanpa
mengganggu ke bangunan lain.

1. Analisis sirkulasi kendaraan pada tapak

Gambar 5.18 Analisis sirkulasi pada tapak


(sumber:analisis penulis)

147
Sirkulasi dan kendaraan pada tapak adah cara untuk menentukan
jalur terbaik yang akan dilalui oleh kendaraan bagi pengunjung
yang membawa kendaraan pribadi untuk di parkir atau hanya
sekedar drop-off. Dengan mengetahui ini kita dapat menentukan
letak main entrance dan exit keluar tapak sehingga dapat
meminimalisir kemacetan di jalan raya.

2. Analisis tingkat kebisingan

Gambar 5.19 Analisis kebisingan pada tapak


(sumber:analisis penulis)

Analisis tingkat kebisingan meliputi arah datangnya


kendaran di luar tapak menuju taoak, dimana kebisingan
tersebut bersifat mengganggu jika berlebihan untuk itu perlu
diadakannya peredaman melalui vegetasi atau permainan
ketinggian bangunan agar suara tersebut dapat diredam tanpa
menghalangi aktivitas dalam bangunan.

B. Konsep dasar perancangan mikro


1. Konsep kebutuhan ruang
Kebutuhan berdasarkan aktivitas, antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan Utama

1) Kegiatan Promosi dan Informasi

148
Merupakan suatu sistem komunikasi pemasaran yang tersdiri atas insentif yang
menarik yang bertujuan memberi informasi dan pemberitahuan, membujuk dan
mengingatkan serta mempengaruhi para konsumen untuk melakukan pembelian
yang lebih cepat dan lebih besar terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Yang
termasuk dalam kegiatan promosi adalah pameran. Pameran dalam bangunan ini
terbagi atas :

O Pameran tetap adalah pameran yang memamerkan hasil-hasil para desainer


terbaru.

O Peragaan busana (Fashion Show) adalah suatu kegiatan/cara promosi yang


dilakukan secara langsung dan karya-karya terbaik tersebut akan dipamerkan di
ruang pamer. Peragaan busana pada bangunan ini terdiri dari peragaan busana
skala besar yang biasa bertujuan komersiial dan peragaan busana kecil.

d. Perdagangan
Retail pada bangunan ini terdiri dari 5 brand. Pembagian Retail
dibagi berdasarkan jenis prand pakaian yaitu pakaian kasual atau
sehari-hari, pakaian pengantin/terbatas (couture), pakaian anak,
pakaian dengan ciri khas Indonesia, dan Kosmetik.
e. Kegiatan penunjang
Kegiatan ini bersifat untuk mendukung menunjang kegiatan
utama yaitu Lounge,kafe, dan berbagai fasilitas lainnya.
f. Kegiatan pengelola
a) Kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelola perusahaan
yang mengatur segala urusan administrasi atau manajemen
perusahaan
b) Kegiatan service adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga dan memelihara fasilitas bangunan oleh karyawan
dan juga kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan
fungsi objek seperti shalat, menyimpan barang, dan lain-
lain.

149
Kebutuhan ruang berdasarkan pelaku, antara lain sebagai berikut:

a. Pengunjung

Tabel 5.1 aktivitas pengunjung


aktifitas
No pria wanita kebutuhan ruang
1 datang datang Entrance, parkir
mengambil
2 mengambil simpanan uang simpanan uang Atm center
membeli
3 membeli busana/produk busana/produk Retail
4 mencoba pakaian mencoba pakaian fitting room
menyaksikan
5 menyaksikan pameran pameran hall / ballroom
menyaksikan
6 menyaksikan peragaan busana peragaan busana hall / ballroom
7 menunggu menunggu taman / patio
8 makan dan minum makan dan minum foodcourt
9 menjaga anak menjaga anak tempat bermain
10 sholat sholat Musholla
11 buang air buang air WC

b. Pekerja servis
Tabel 5.2 aktivitas pekerja servis

No aktivitas kebutuhan ruang


1 menjaga keamanan ruang keamanan
2 menyiapkan peralatan mesin ruang panel
Bagian dalam & luar
3 mengurus kebersihan bangunan
4 menyimpan barang Loker
5 mengontrol AHU Ruang AHU
6 menyiapkan dan menyajikan makanan & minuman pantry & dapur
7 makan dan minum foodcourt / lounge
8 shalat musholla
9 ganti pakaian ruang ganti
10 istirahat Ruang istirahat

150
c. Desainer/penyewa

Tabel 5.3 Tabel aktivitas desainer

No aktivitas kebutuhan ruang


1 Datang - pulang Entrance, parkir
2 menyimpan barang ruang kerja
3 berinteraksi dengan pengunjung ruang kerja
4 berinteraksi dengan model dan stylist ruang kerja
5 berinteraksi dengan pengelola lounge / ruang rapat
6 mengenakan busana ruang ganti
7 melakukan kegiatan pagelaran busana hall / ballroom
8 melakukan kegiatan pameran dan promosi hall / ballroom
9 istirahat lounge
10 makan dan minum foodcourt / lounge
11 buang air kecil wc
12 shalat musholla

d. Pengelola
Tabel 5.4 Tabel aktivitas pengelola

No aktivitas kebutuhan ruang


1 datang parkir
2 melaksanakan dan mengatur kerja organisasi ruang kerja
3 menerima tamu ruang penerimaan tamu
4 berdiskusi antar pengelola ruang rapat
5 menyelenggarakan pameran dan promosi hall / ballroom
6 menyelengarakan pagelaran busana hall / ballroom
7 makan dan minum foodcourt / lounge
8 shalat musholla
9 buang air kecil dan besar Toilet

151
2. Konsep pola Hubungan ruang

Gambar 5.20 Pola hubungan ruang kegiatan perdagangan

Gambar 5.21 Pola hubungan ruang kegiatan pengelola

Gambar 5.22 Pola hubungan ruang kegiatan service

152
3. Konsep besaran ruang

Tabel 5.4 Tabel kebutuhan ruang

Kapasitas Besaran
Kebutuhan
Ruang Standar Sumber
Ruang Ruang
Kelompok ruang peragaan
588.64
busana dan pameran
Retail perdagangan 1564.56
Kantor Pengelola 455.78
Food Court 753.2
Mushallah 148.2
Kebutuhan Penunjang 227.5
Sirkulasi 4637.88 30% C 1391.364
Total kelompok Kebutuhan bangunan 7292.68

Kebutuhan Parkir
Total pengunjung sekitar 360 orang.
a) Parkir Mobil
Diasumsikan 30% dari 360 pengunjung.
Jumlah mobil = 30% x 360 = 108 unit mobil
Standar parkir = 5,0 m x 1,9 m = 9,5 m2/unit (sumber DA)
Luas Parkir = 9,5 m2 /unit x 108 = 1026 m2
b) Parkir Motor
Diasumsikan 10% dari 360 pengunjung.
Jumlah motor = 10% x 360 = 36 unit motor
Standar parkir = 2,2 m x 0,7 m = 1,54 m2/unit (sumber DA)
Luas parkir = 1,54 m2/unit x 36 = 55,4 m2

153
Sisa 60% pengunjung menggunakan transportasi umum untuk
mencapai lokasi.
Total luas parkir pengunjung adalah 1081,4m2
Besaran ruang parkir adalah 1,948 m2
4. Konsep sistem struktur
a. Struktur Bangunan
Dalam menentukan struktur bangunan yang akan
dipergunakan, perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Faktor teknis, dimana struktur harus kokoh, stabil, dan aman.
2) Faktor fungsi bangunan, dimana fungsi kegiatan pada
bangunan menuntut fleksibelitas dan efisiensi ruang.
3) Faktor alam, dimana keadaan fisik lahan berupa daya dukung
tanah, ketinggian air tanah dan sebagainya
4) Faktor ekonomis, dimana menyangkut sistem pelaksanaan
dan pemeliharaan dalam pembiayaan dan keuntungan yang
akan diperoleh pada masa yang akan datang.
5) Dapat mendukung penampilan/bentuk bangunan.
Dengan berdasarkan pertimbangan tersebut, maka struktur
yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut:

1) Struktur atas (Upper structure)


Yang menjadi dasar pertimbangan struktur atas adalah
kekuatan menghadapi gaya lateral, Penampilan bangunan,
Faktor ekonomis dan efektifitas dan biaya pemeliharaan
Terdapat beberapa alternatif bentuk Upper structur :
a) Rangka baja
b) Plat
c) Shell
2) Struktur pendukung

154
Dasar pertimbangan dalam pemeliharaan super structure ini
adalah fleksibilitas bentuk dan fungsi ruang, ketahanan
menerima beban, kemudahan pelaksanaan dan
maintenance.Berdasarkan dasar pertimbangan tersebut, maka
dapat diusulkan beberapa alternatif sistem super structure
seperti :
a) Sistem bearing wall
b) Sistem shear wall
3) Struktur bawah (sub struktur), yang menjadi dasar
pertimbangan sub struktur adalah kondisi tanah setempat,
kemungkinan terjadinya penurunan tanah, beban bangunan
dan kemudahan dalam pelaksanaan. Alternatif yang terpilih
untuk sub structure antara lain :
a) Pondasi Bored pile
Kedalam pondasi rata-rata 10 – 15 m atau lebih dan
memiliki daya pikul yang menumpu pada dinding dari
ujung tiang.
Keuntungannya :
(1) Pelaksanaan mudah
(2) Polusi getaran kecil
(3) ekonomis
(4) Daya dukung lebih besar

b. Modul struktur
Modul merupakan unit ukuran terkecil yang digunakan untuk
menentukan dimensi ruang dan komponen-komponen ruang
dalam bentuk kelipatannya.
Penentuan modul didasarkan pada :
1) Kebutuhan ruang gerak manusia dalam kegiatannya
2) Kebutuhan peralatan dan perabotan
3) Ukuran material yang digunakan
4) Sistem struktur dan konstruksi

155
Jenis modul yang biasa digunakan adalah :
1) Modul dasar, sesuai dengan sistem matrik.
2) Modul manusia, sesuai dengan standar gerak manusia dan
perabotan.
3) Modul struktur, sesuai dengan sistem struktur yang
digunakan.
c. Material bangunan
Material yang digunakan harus memperhatikan
keamanan,kenyamanan, keawetan, ekonomis, dan estetika. Oleh
karena itu material bangunan sebaiknnya:
1) Mudah dirawat
2) Tahan api
3) Keawetan bahan, ekonomis dan mudah diperoleh
4) Fleksibilitas bahan
5) Serta material yang ramah lingkungan yaitu material yang
tidak mengandung toxin (racun) atau material daur ulang.

Tabel 5.5 Tabel Struktur

NO Keterangan Gambar

1 Struktur Bawah

156
2 Struktur
Tengah

3 Struktur Atas

Gambar 5.9 Gambar Konsep struktur yang digunakan

5. Konsep tata ruang dalam


Secara garis besar tujuan penataan ruang dalam adalah dapat
tercapainya ruang-ruang yang diinginkan, kenyamanan bagi para
penghuni, serta memberikan suasana yang berkesandan berbeda dari
fashion house lainnya.
a. Aspek-aspek penting dalam menata interior
1) Tema
Penataan interior dalam hal ini lebih menonjolkan sisi ke
Indonesiaan yang dikemas secara modern dimana dapat
memberikan kesan dan pengalaman berbeda untuk para
pengunjung dan tamu khususnya, yang tentu saja tidak dimiliki
oleh bangunan sejenis lainnya.
2) Warna dan material
Pada penataan bangunan dengan konsep Indonesian modern ini
akan banyak menggunakan ilusi warna dengan rona ‘earth’

157
seperti yang diterapkan pada fasade bangunan dimana fasadenya
diselubungi serat fabrik seperti kain dengan warna gradasi, hal ini
dapat menimbulkan kesan visual dimana fasade yang awalnya flat
terlihat berbentuk kubus dan flat. Terkhusus ruang galeri
diterapakan juga Anamorphic Optical Illusions yang dimana tidak
terlalu banyak menggunakan warna tetapi dapat membuat suatu
bentuk yang hanya dapat dilihat dari satu sudut pandang dan
dalam hal ini yag akan di tampilkan adalah peta Negara
Kedaulatan Republik Indonesia. Sedangkan penggunaan material
dalam hal ini termasuk material lantai, dinding, dan plafond
dipilih yang berkualitas dan mudah perawatannya.
3) Pencahayaan
Untuk pencahayaan buatan dalam retail dan galeri akan berperan
penting pada lobi yang sebagian dari difungsikan sebagai galeri,
yang dimana dalam galeri dapat memunculkan kesanvyang
sempurna sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung galeri serta
tamu fashion house.
4) Perabot
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih perabot,
yaitu:
(a) Fungsi
(b) Estetika
(c) Perawatan

158
Gambar 5.23 Penerapan elemen dekorasi

b. Penataan ruangan yang sering berhubungan dengan penghuni


1) Area penerimaan
Area ini merupakan poin penting yang membuat kesan para tamu
untuk menilai fasilitas lain yang ada di bangunan tersebut. Area
penerimaan didesain dengan memberikan kesan keterbukaan
dengan entrance yang lebar dan penglihatan keluar bangunan
yang leluasa.
2) Area galeri
Area galeri ini merupakan salah satu inti dari bangunan yang
memperkuat tema. Area ini dikemas dengan beberapa teori-teori
ke-indonesiaan di dalamnya agar pengunjung hotel dapat
mengetahui dan merasakan langsung ciri khas galeri tersebut.
3) Unit Retail
Pada tembok unit retail di desain dengan beberapa cri khas unik
dari indonesia, tentu tidak serta merta mencakup seluruh tradisi
adat yang dimiliki, tetapi pada unit retail akan diberikan kesan
modern dan elegan dengan memperhatikan pengaruh iklim dan
view untuk penentuan bukaan, penempatan lansekap, dan fasilitas
pendukung serta penunjang lainnya. Penataan interior juga
dibentuk dengan konsep modern seperti pada kursi, meja, rak dan
beberapa perabot lainnya.

159
Gambar 5.24 Penerapan elemen retail
4) Lounge
Tujuan penataan fasilitas ini adalah agar pengunjung dapat
menghabiskan waktu luangnya dengan menikmati santapan
dengan santai serta memberikan pengalaman yang membuat
pengunjung ingin kembali lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penataan fasilitas ini yaitu:
a) Penataan interiornya harus mengundang, fresh, dan bersih.
b) Pencahayaan yang aktraktif pada malam hari.
c) Penempatan bukaan pada tempat tertentu untuk memberikan
estetika visual bagi pengunjung.
d) Penggunaan dan pengaturan layout yang mengundang
kenyamanan pengunjung.

6. Konsep sistem penghawaan

Pada ruang tertentu seperti ruang retail, galeri dan fashion show hall
yang memerlukan perlakuan khusus dengan suhu-suhu tertentu sesuai
dengan kebutuhan kenyamanan. Sistem penghawaan yang digunakan
terdiri atas dua jenis yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan.
Penghawaan buatan merupakan sistem penghawaan yang
menggunakan bantuan alat berupa pendingin ruangan atau air
conditioner (AC Central). Sedangkan penghawaan alami merupakan
sistem penghawaan yang memanfaatkan udara dari alam dengan

160
memerhatikan letak dan ukuran bukaan jendela atau ventilasi pada
bangunan atau juga menggunakan exhaust fan. Ruangan yang
menggunakan penghawaan alami seperti pos satpam, ruang
karyawan/OB dan gudang alat kebersihan, kantin, gudang, pantri,
lavatori.

7. Konsep sistem pencahayaan

Seperti halnya dengan sistem penghawaan, terdapat ruang tertentu


seperti fashion show hall yang memerlukan perlakuan khusus. Sistem
pencahayaan yang digunakan terdiri dari pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayan alami merupakan sistem
pencahayaan yang berasal dari cahaya matahari yang masuk ke dalam
ruang melalui jendela/ventilasi, sedangkan pencahayaan buatan
merupakan sistem pencahayaan yang berasal dari lampu.

8. Konsep sistem utilitas dan kelengkapan bangunan


a. Jaringan Listrik

TENAGA

NASIONAL

BERHAD

Gambar 5.25 Jaringan Listrik

Jaringan listrik berasal dari Tenaga Nasional Berhad ( TNB) yang


dimasukkan ke dalam gardu kemudian didistribusikkan ke ruang-
ruang. Sedangkan sebagai sumber listrik cadangan menggunakan
genset.
b. Jaringan Air Bersih

161
Jaringan air bersih berasal dari Perbadanan Urus Air Selangor Berhad
(PUAS) untuk penggunaan ruangan yang membutuhkan air bersih
seperti ruang lavatori, ruang dapur, dan wastafel.

PUAS
MALAYSIA

AIR SUNGAI
KLANG

Gambar 5.26 Sistem Jaringan Air Bersih


(Sumber: analisis penulis)

Sedangkan air yang berasal dari sungai setelah melalui proses


penyaringan menjadi air layak pakai didistribusikan untuk
penggunaan hydrant dan alat penyiraman kloset dan urinoir.

Gambar 5.27 Sistem Pengolahan Air Bersih


(Sumber: Buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi)

162
Untuk penggunaan air sungai klang menggunakan sistem pengolahan
air limbah atau sawage treatment plant (STP) yang terdiri dari dua
proses utama, yaitu:
1) Proses Mekanik, berupa tahap penyaringan, tahap pemisahan, dan
tahap pengendapan.
2) Proses Biologi/Kimia
a) Proses aktivitas bakteri yang memanfaatkan O2 dari udara
(aerob).
b) Proses netralisasi cairan dengan asam atau memasukkan bahan
kimia untuk oksidasi, seperti aerasi dengan menggunakan
molekul O2, proses pengolahan endapan aktif, dan
pemusnahan kuman dengan menggunakan kaporit.
c. Jaringan Air Kotor

Gambar 5.28 Jaringan Air Kotor

Untuk sistem pembuangan air kotor semuanya langsung menuju ke


septiktank dan saluran riol kota.
d. Jaringan Komunikasi
Sistem jaringan komunikasi secara langsung di dalam tapak
menggunakan sistem dua arah berupa saluran telepon dan interkom.
Saluran telepon digunakan untuk hubungan komunikasi dari dalam
dan luar tapak, sedangkan untuk interkom digunakan khusus hanya di
dalam tapak dengan sistem operator. Sedangkan untuk sistem

163
komunikasi secara tidak langsung di luar bangunan maupun di dalam
bangunan menggunakan papan informasi dan tanda-tanda arah.
e. Sistem Persampahan
Sistem persampahan dilakukan dengan cara penempatan tempat
sampah di tiap ruangan dan di tempat–tempat tertentu di luar
bangunan. Tempat sampah disediakan dalam dua tempat dengan jenis
sampah yang berbeda yaitu sampah basah dan sampah kering. Setelah
itu sampah dibawa ke bak sampah sementara kemudian dari bak
sampah sementara diangkut oleh dinas kebersihan kota secara berkala.
Sedangkan untuk sampah yang bersifat berbahaya dari zat senyawa
kimia langsung menuju ke bak sampah luar bangunan yang tertutup
dan tahan api untuk dibakar.

Gambar 5.29Sistem Persampahan

f. Sistem Keamanan
Sistem keamanan dilakukan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi pengguna dan pelaku aktivitas di tapak dan di
dalam bangunan. Sistem keamanan dalam tapak menggunakan
sistem keamanan secara aktif berupa satuan pengamanan atau sering
disingkat Satpam. Sedangkan untuk sistem keamanan secara pasif
berupa peletakan Closed Circuit Television (CCTV) ditiap sudut
ruangan dalam bangunan maupun luar bangunan yang dipantau oleh
kantor bagian keamanan bangunan. Selain itu, menggunakan
batasan/pagar pembatas di sekeliling tapak.
g. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
1) Sistem Pencegahan dan Penganggulangan Bahaya Kebakaran
Pasif

164
Sistem pencegahan secara pasif bertumpu pada rancangan
bangunan yang memungkinkan orang keluar dari bangunan
dengan selamat pada saat terjadi kebakaran atau kondisi
darurat lainnya, antara lain:
a) Pintu darurat yang letaknya berada di sisi bangunan yang
langsung menuju keluar bangunan.
b) Koridor dan jalan keluar yang dilengkapi dengan tanda
yang menunjukkan arah dan lokasi pintu keluar.
c) Tangga darurat yang berkaitan dengan pintu darurat dan
letaknya di sisi bangunan.
d) Pengendalian asap dengan saluran ventilasi udara
otomatis, atau dengan sistem penyedotan asap melalui
saluran kipas udara.
2) Sistem Pencegahan dan Penganggulangan Bahaya Kebakaran
Aktif
a) Detektor atau alat peringatan dini. Detektor asap dan panas
akan memberikan peringatan dini sehingga untuk
melakukan evakuasi dapat lebih efisien.
b) Sprinkler (penyembur air/gas). Sprinkler memberikan
reaksi cepat dengan menyemburkan air.
c) Hidran dan selang kebakaran. Untuk hidran bangunan
ditempatkan ditiap jarak maksimal 30 meter, sedangkan
untuk hidran halaman ditempatkan dengan jarak maksimal
20 meter.

165
DAFTAR PUSTAKA

Kisfaludy, M. (2008). Fashion and Innovation. Acta Polytechnica Hungarica , 60.


Paksoy, H. (2005). Architectural Inspiration in fashion design . Çukurova
University , 1-2.
Pendergast, S., & Pendergast, T. (2004). Fashion, Costume, and Culture:
Clothing, Headwear, Body Decorations, and Footwear through the Ages.
Michigan: Thomson Gale.
Simmel, G. (1957). Fashion. The American Journal of Sociology , 541.
Beddington, Nadine. 1982.

Design for Shopping Centre. Butterworth Scientific, London

Neufert, E. (1993). Arch Data. London; Oxford BST Professional Books

Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid 2 edisi 33. Jakarta: Erlangga.

Architectural Record Building type study, La maison Unique, Architectural


Record May 2005

Palupi, Indriyani Nur. 2012. SEJARAH FASHION INDONESIA (Online)


(http://www.desainbusana.com/2012/09/sejarah-fashion-indonesia.html diakses 12
Oktober 2017)

Pelangi, Dian. 2012. Profil Dian Pelangi (Online) (http://dianpelangi.net/profil-dian-


pelangi diakses 28 November 2014)

Retrieved from Http://www.Docs.gov.my

Retrieved from http://issinstitute.org.au/wp-content/media/2011/05/ISS-FEL-REPORT-


Wearne-Shulman-lo-res.pdf

Retrieved from https://www.brainyquote.com/authors/coco_chanel

Retrieveed from http://www.marieclaire.co.uk/fashion/he-said-what-karl-lagerfeld-s-


most-memorable-quotes-120855

Retreived from https://swa.co.id/swa/trends/management/strategi-pemerintah-


majukan-fesyen-nasional

166
Retrieved from
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/8001336969935.p
df

Retreived from http://www.bps.go.id

Retrieved from http://ww.archdaily.com

167

Anda mungkin juga menyukai