Anda di halaman 1dari 73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN LAPTOP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :
YANUAR PRESTI WAHYU PUSPITANINGTYAS
K7405119
PTN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Yanuar Presti Wahyu Puspitaningtyas. K7405119. PENGARUH


KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
LAPTOP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus
2012.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh aspek-aspek


keterlibatan konsumen secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam
pembelian laptop, (2) pengaruh aspek-aspek keterlibatan konsumen secara parsial
terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Populasi sebagai subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
program studi Ekonomi yang memiliki dan menggunakan laptop yang berjumlah
430 orang. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling
dengan cara random sampling. Oleh sebab itu, peneliti menetapkan jumlah sampel
adalah 82 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen sebagai
pemilik dan pengguna laptop yang ditemui secara langsung oleh peneliti dengan
menggunakan nomor undian yang telah ditentukan sebelumnya di program studi
Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Try out dilakukan terhadap 30 responden di
luar sampel, dengan hasil 38 item soal valid dan reliabel dari 40 item soal yang
ditry-outkan. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan
dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi
linier berganda.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) aspek-aspek keterlibatan
konsumen yang meliputi aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
laptop pada mahasiswa sebagai konsumen. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai
probabilitas 0,000 < 0,005. (2) Aspek-aspek keterlibatan konsumen yang meliputi
aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi secara parsial mempengaruhi
keputusan pembelian laptop pada mahasiswa sebagai konsumen. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,005. Penelitian ini menghasilkan
persamaan regresi berganda yaitu Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3.
Dalam persamaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk masing-masing
variabel adalah aspek pribadi = 0,523; aspek produk = 0,324; dan aspek situasi =
0,328.

Kata kunci: Keterlibatan Konsumen, Keputusan Pembelian

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Yanuar Presti Wahyu Puspitaningtyas. K7405119. THE INFLUENCE OF


CONSUMER INVOLVEMENT AGAINST LAPTOP PURCHASE
DECISION OF COLLEGE STUDENT IN ECONOMIC EDUCATION
PROGRAMS, TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY,
SEBELAS MARET UNIVERSITY, SURAKARTA IN 2012. Minor Thesis.
Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University,
August 2012.
The research purposes were to know: (1) the aspects influence of
consumer involvement as together toward college student decision in purchasing
laptop, (2) the aspects impact of consumer involvement partially toward college
student decision in purchasing laptop.
The method was used of this research was descriptive quantitative
method. The population as subject in this research was college student in
Economic Education Study program who had and used laptop, all of them were
430 person. The sample was used in this research was quota sampling with
random sampling. As a result, researcher decided the amount of sample was 82
respondents. The sample of this research was consumer as owner and user laptop
who met directly by researcher with using lottery number that had been
predetermined before in Economic Education Programs of Sebelas Maret
University. Try Out did toward 30 respondents in outside of sample, with result
38 item of valid questions and reliable from 40 item questions that had been try
out. The technique of collecting data was used inquiry and documentation.
Technique analysis data was used technique analysis regression doubled linier.
From this research could be concluded: (1) aspects of consumer
involvement which include personal aspect, product aspect, and situational aspect
collectively which had significant effect toward purchasing laptop decision at
college student as consumer. This thing could be showed with probability value
0,000 < 0,005. (2) Aspect of consumer involvement included personal aspect,
product aspect, and situational aspect partially which was influence of purchasing
laptop decision at college student as consumer. This thing could be showed with
probability value 0,000 < 0,005. This research produced multiple regressive
equation that was Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3. In regressive
equation was got regressive coefficient for each variable, they were personal
aspect = 0,523; product aspect = 0,324; and situational aspect = 0,328.

Keywords: Consumer Involvement, Purchase Decision

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


pencipta semesta alam beserta seluruh isinya atas segala limpahan rahmat, berkah
serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang telah disusun dengan penuh kesabaran
dan keteguhan hati ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi banyak
mendapatkan bantuan, dorongan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, atas segala bentuk bantuan
tersebut, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.
4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah
memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Sunarto, MM, selaku Pembimbing I, yang dengan sabar memberikan
pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Jonet Ariyanto Nugroho, SE, MM, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Segenap dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga yang telah mendidik dan
commit selama
memberikan bekal ilmu pengetahuan to user ini.

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi yang menjadi


responden dalam penelitian ini, yang telah memberikan informasinya kepada
penulis dengan menjawab kuesioner yang diberikan.
9. Teman-teman seperjuangan PTN 2005, teman-teman PTN 2006-2010, serta
sahabat-sahabatku (Ulfa, Suli, Yunita, Renia, Reta, Nana) atas motivasi dan
dorongannya.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan pengarahan yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak
tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai
penulisan yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak. Amin.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
HALAMAN PENGAJUAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN ABSTRAK vi
HALAMAN MOTTO viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 6
1. Perilaku Konsumen 6
2. Keterlibatan Konsumen 10
3. Keputusan Konsumen 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan 25
C. Kerangka Berfikir 27
D. Hipotesis 29
BAB III METODE PENELITIAN
commit to user
A. Tempat dan Waktu Penelitian 30

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Rancangan Penelitian 32
C. Populasi dan Sampel 33
D. Teknik Pengambilan Sampel 35
E. Pengumpulan Data 38
F. Validasi Instrumen Penelitian 41
G. Teknik Analisis Data 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 49
B. Pengujian Persyaratan Analisis 51
C. Pengujian Hipotesis 55
D. Pembahasan Hasil Analisis Data 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan 63
B. Implikasi 64
C. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 70

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi mendorong pertumbuhan ekonomi dan laju
pergerakan manusia yang semakin cepat. Maraknya pasar bebas dan globalisasi
yang berkembang saat ini membuat masyarakat semakin sering memanfaatkan
berbagai media elektronik untuk mengakses informasi, salah satunya dengan
menggunakan komputer. Para pemain dalam industri ini pun bersaing
memperebutkan pasar. Kendati demikian, peluang pasar masih cukup besar bagi
para produsen elektronik.
Era delapan puluhan, komputer pribadi atau biasa disebut dengan
personal computer (PC) sudah mulai digunakan di rumah-rumah. Setelah itu,
komputer kian menjalar ke setiap penjuru dunia dan pemakainya mulai dari anak-
anak hingga dewasa. Selain komputer yang harus disambungkan dengan listrik
atau biasa disebut desktop/PC, ada pula komputer yang menggunakan baterai atau
disebut portable notebook atau dikenal pula dengan laptop. Prospek penjualan
laptop atau komputer jinjing pada tahun 2011 diprediksi mencapai 30%
dibandingkan tahun 2010 (“Penjualan Laptop,” 2011). Masyarakat di perkotaan
menjadi segmen pasar yang menguntungkan bagi perkembangan komputer.
Fenomena penggunaan laptop pun tidak asing lagi dijumpai. Salah
satunya terjadi di lingkungan kampus yang menjadi tempat semakin maraknya
mahasiswa memanfaatkan laptop. Mahasiswa memang menjadi pasar yang
menguntungkan bagi perkembangan laptop. Melalui teknologi, civitas akademika
bisa segera mengaplikasikannya untuk tugas kuliah, berdiskusi bersama temannya
di kampus, serta memanfaatkannya untuk bisa senantiasa up to date dengan
perkembangan dunia akademik baik dalam maupun luar negeri. Dosen bisa
menyampaikan kuliah dengan mudah dan lebih menarik di kelas.
Penjualan komputer jinjing telah diklaim oleh Prasetyo (2010) akan lebih
menguasai pasar pada tahun 2011 dengan persaingan yang makin ketat hingga
commit
tahun berikutnya. Produsen laptop to user
menawarkan jenis laptop dengan merek

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

beragam. Konsumen dapat memilih dari sekian banyak merek laptop yang ada.
Mahasiswa merupakan salah satu segmen penting dalam industri laptop. Inilah
yang membuat mahasiswa kesulitan menentukan pilihan, sedangkan merek yang
beredar di pasar sangat beragam. Beberapa merek komputer jinjing yang ada
hingga saat ini beserta negara produsennya dapat kita lihat pada tabel di bawah
ini.

Tabel 1.1 Daftar Nama Merek Laptop Beserta Negara Produsennya yang Beredar
di Pasaran Hingga Agustus Tahun 2011
No. Nama Merek Laptop Negara Produsen
1. Acer Taiwan
2. Apple California, Amerika Serikat
3. Asus Taiwan
4. Axioo Singapura
5. BenQ Taiwan
6. Dell Texas, Amerika Serikat
7. Panasonic Jepang
8. Samsung Korea
9. Sony Vaio Jepang
10. Hp California, Amerika Serikat
11. Lenovo China
12. Toshiba Jepang
(Sumber: Telah Diolah Kembali dari Berbagai Sumber, 2011)

Pilihan laptop yang ada di pasar makin bervariasi terlihat pada tabel 1.1.
Hadirnya produk baru membuat persaingan laptop di pasaran semakin ketat.
Apalagi produk baru seringkali hadir dengan tawaran harga yang menarik
sehingga mendorong konsumen untuk mencari variasi.

Tabel 1.2 TOP Brand Index (TBI) 2009-2011 Kategori Telekomunikasi dan TI
MEREK TBI 2009 TBI 2010 TBI 2011
ACER 32,9 35,0 42,0
TOSHIBA 17,6 20,9 15,0
HP COMPAQ 10,0 7,6 12,7
SONY VAIO 6,9 5,2 4,6
LENOVO 4,3 2,4 1,6
APPLE 3,6 4,8 5,0
ASUS 2,4 2,8 1,9
BENQ 2,3 commit to user 1,5 -
AXIOO 2,0 4,0 4,7
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

MEREK TBI 2009 TBI 2010 TBI 2011


DELL 1,4 2,6 2,4
(Sumber: Frontier Group, 2011)

Top Brand Index diukur menggunakan 3 parameter: Top of Mind (TOM),


Last Usage (LU) dan Future Intention (FI). Tiga parameter tersebut
memungkinkan aplikasi untuk menampilkan brand position diagnosis.
Berdasarkan survey merek yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group seperti
yang tertera pada tabel 1.2; Sony Vaio terlihat mengalami penurunan dari 6,9%
menjadi 5,2%; dan makin turun tahun 2011 menjadi 4,6%. Penurunan TBI
mengindikasikan merek tersebut tidak melekat kuat di benak konsumen. Bagi
perusahaan untuk masuk dalam industri yang teknologi memiliki peran penting
dalam menciptakan produk atau teknologi digital yang sudah menjadi bagian
penting dari komunikasi, harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan sebagai
marketer.
Persaingan bisnis memaksa produsen agar lebih kreatif dalam menarik
perhatian konsumen seperti laptop. Salah satu hal yang dapat dilakukan produsen
adalah meningkatkan keterlibatan konsumen karena sangat berarti untuk mengerti
dan menjelaskan perilaku konsumen. Seorang konsumen yang memiliki
keterlibatan terhadap produk komputer jinjing akan berusaha mengumpulkan
informasi sebelum memutuskan merek laptop yang akan dibelinya. Konsumen
melibatkan diri karena dia sudah banyak berkorban saat membuat keputusan
pembelian terhadap merek tersebut dan enggan untuk melakukan proses
pengambilan keputusan kembali.
Produsen komputer jinjing perlu memahami keterlibatan konsumen
karena pusat dari pemahaman pemrosesan informasi dan persepsi. Sebagian
pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan produk dan merek. Akan
tetapi, penting bagi pemasar untuk dapat mengidentifikasi fokus keterlibatan
konsumen. Pemasar perlu mengetahui yang disebut relevansi pribadi konsumen
seperti produk atau merek, objek, perilaku, peristiwa, situasi, lingkungan, dan
beberapa atau semua dari hal itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

Motivasi mahasiswa untuk membeli laptop tentu sangat beragam. Saat


terjadi proses pencarian informasi bisa saja mahasiswa sangat terlibat untuk
menentukan pilihan atau sebaliknya tidak terlibat sama sekali. Mahasiswa akan
sangat terlibat dalam menentukan pilihannya jika produk tersebut penting untuk
dirinya, pada situasi yang tepat, dan sesuai dengan kebutuhannya. Penyebabnya
ada beberapa aspek yang mendahului keterlibatan konsumen sebelum terjadi
keputusan pembelian laptop yaitu aspek pribadi, aspek objek atau produk, dan
aspek situasi. Kepribadian seseorang menentukan keterlibatan dalam bentuk
kebutuhan dan nilai. Saat objek dirasakan dapat membantu dalam memenuhi
kebutuhan, tujuan, dan nilai penting maka muncul keterlibatan. Situasi juga akan
berpengaruh misalnya seseorang membeli produk sebagai hadiah kepada orang
yang disayanginya.
Keterlibatan konsumen di kalangan mahasiswa yang berbeda dapat
menimbulkan reaksi yang beraneka ragam dalam mempengaruhi keputusan
pembeliannya. Begitu juga dengan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi saat ini, berdasarkan survey awal (2011) terdapat 430 orang di antara
mereka yang telah memutuskan untuk membeli laptop. Dengan pertimbangan di
atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah “Pengaruh Keterlibatan
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka masalah yang
akan diteliti oleh penulis meliputi hal-hal berikut:
1. Apakah keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek
situasi) mempunyai pengaruh secara bersamaan/simultan terhadap keputusan
mahasiswa dalam pembelian laptop?
2. Apakah keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek
situasi) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan mahasiswa
dalam pembelian laptop? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk,
dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara bersamaan/simultan terhadap
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
2. Untuk mengetahui keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk,
dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan
mahasiswa dalam pembelian laptop.

D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
akan berguna bagi pihak yang berkaitan. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti
bagi pengembangan ilmu manajemen bidang ilmu manajemen pemasaran
khususnya perilaku konsumen yang ditinjau dari keterlibatan konsumen.
b. Sebagai landasan atau acuan bagi penulis lain untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut tentang perilaku konsumen.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana informasi dan
masukan bagi pemasar yang bergerak dalam pemasaran produk laptop untuk
mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk
yang ditawarkan sehingga pemasar dapat senantiasa menyusun kebijakan yang
tepat dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Perilaku Konsumen
Pemasar perlu mempelajari konsumen dalam rangka memasarkan
produknya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan
konsumennya. Dengan mempelajari perilaku konsumen, pemasar mampu
menentukan kebijakan perusahaan dengan tepat. Selain itu pemasar juga akan
mampu mengetahui produk atau jasa yang disukai konsumen sehingga produk
atau jasa akan lebih mudah terjual.
Konsumen bisa saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka, tetapi
dapat bertindak sebaliknya karena berbagai pertimbangan. Konsumen mungkin
tidak memahami motivasi mereka atau dorongan yang mempengaruhi perilaku
mereka dengan lebih mendalam. Bahkan ada kemungkinan konsumen
menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir
saat mereka melakukan pembelian. Oleh karena itu, kunci kesuksesan perusahaan
yang bisa mendapatkan keuntungan tergantung pada perusahaan itu sendiri untuk
memahami perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.
Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap
sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum
pembelian, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk
dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk.
Akhirnya sampai pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi
(penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk
setelah digunakan.
a. Definisi Perilaku Konsumen
Produsen semakin menyadari pentingnya mengetahui perilaku
konsumennya terutama untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada
konsumen. Dengan demikian, produsen dapat mengantisipasi perubahan-
commit
perubahan dalam memenuhi to userdan keinginan. Perusahaan harus
kebutuhan

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

secermat mungkin memahami konsumen yang terlibat dalam setiap proses


keputusan pembelian maupun pasca pembelian. Produsen harus mampu
mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam keputusan pembeliannya.
Keterlibatan konsumen merupakan salah satu kajian dalam ilmu
pemasaran khususnya adalah perilaku konsumen. Dalam Sridhar (2007)
keterlibatan konsumen berhubungan dengan perilaku seperti pembelian.
Terlibat atau tidaknya konsumen pada suatu produk akan menunjukkan
variasi-variasi perilaku. Perilaku konsumen tersebut didefinisikan oleh
Kotler (2009: 190) sebagai “the study of how individuals, groups, and
organizations select, buy, use, and dispose of goods, service, ideas, or
experiences to satisfy their needs and wants” (studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
menjual barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka).
Perilaku konsumen menurut Setiadi (2010: 2) mempunyai
pengertian yaitu “tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini”. Sedangkan
Mowen dan Minor (2002: 28) menyatakan perilaku konsumen merupakan
“bidang studi yang menginvestigasi proses pertukaran melalui individu dan
kelompok mana yang memperoleh, mengkonsumsi, dan mendisposisi
barang, jasa, ide, serta pengalaman”. Definisi yang sederhana ini
mengandung konsep penting yaitu pertukaran.
Seorang konsumen tidak dapat mengelak dari proses pertukaran
yang segala sumber daya ditransfer di antara kedua pihak. Sebagai contoh,
terjadi pertukaran antara seorang dokter dengan pasiennya. Dokter
memperdagangkan jasa medisnya untuk memperoleh uang. Mowen dan
Minor (2002: 6) menambahkan sumber daya lainnya seperti “perasaan,
informasi, dan status” mungkin juga dipertukarkan kedua belah pihak.
Istilah perilaku erat hubungannya pada permasalahan manusia.
Berdasarkan pengertian yangcommit to user
telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

kesimpulan perilaku konsumen adalah tindakan seseorang atau kelompok


yang terlibat langsung dalam proses pertukaran untuk memilih, membeli,
mengkonsumsi, dan proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini.
b. Model Perilaku Konsumen
Konsumen sebagai titik sentral dari pemasaran semakin kritis
dalam mengambil keputusan membeli suatu produk, sehingga pemasar perlu
secara terus menerus memotivasi dalam mengubah perilaku konsumen agar
dapat mengerti, memahami, dan menyukai produk atau jasa yang
ditawarkan.
Kemudian persoalan yang muncul adalah perusahaan bisa benar-
benar memahami konsumen untuk menjawab dan menanggapi ciri-ciri
produk yang berbeda, harga, daya tarik iklan, dan sebagainya sehingga
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari pesaingnya. Titik tolak
pemasar adalah model rangsangan jawaban. Model itu disebut model
perilaku pembeli yang digambarkan oleh Kotler dan Armstrong (2008)
memiliki rangsangan-rangsangan atau stimulus seperti pada rangsangan
penjual (produksi, harga, tempat, promosi) dan perangsang lainnya
(perekonomian, teknologi, politik, budaya). Rangsangan tersebut akan
menunjukkan tingkat besarnya reaksi, sikap konsumen dalam memutuskan
suatu pembelian produk karena karakter diri konsumen telah dipengaruhi
oleh rangsangan tersebut, seperti gambar 2.1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

Pemasar dan rangsangan lain Kotak hitam Respons pembeli


pembeli
Pemasaran Rangsangan Karakteristik Pilihan produk
lain pembeli
Pilihan merek
Produk Ekonomi Proses keputusan
Harga Teknologi pembeli Pilihan penyalur
Tempat Politik
Promosi Budaya Waktu pembelian

Jumlah pembelian

Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli


(Sumber: Kotler & Armstrong, 2008)

Karakteristik pembeli tersebut meliputi budaya, sosial, pribadi, dan


psikologis. Karakteristik pembeli mempengaruhi cara pembeli menerima
dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Sedangkan proses keputusan
pembelian meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi,
keputusan, dan perilaku pembelian. Proses keputusan pembeli itu sendiri
mempengaruhi perilaku pembeli. Karakteristik pembeli dan proses
keputusan pembeli disebut sebagai kotak hitam pembeli karena cara
rangsangan itu diproses, tidak bisa kita pahami dengan jelas atau “gelap”.
Oleh sebab itu, pemasar harus memahami yang terjadi dalam kotak hitam
pembeli tersebut yang berada di antara rangsangan dan jawaban.
Konsumen tidak akan serta merta membuat keputusan pembelian.
Perilaku pembelian mereka sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Begitu
juga pada penelitian ini, setiap mahasiswa memiliki pertimbangan tertentu
untuk membeli sebuah laptop, tetapi harus menghadapi sejumlah besar
pilihan merek. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
mahasiswa secara lebih rinci pada gambar 2.2.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

Kebudayaan
Sosial
Pribadi
Budaya Psikologis
Kelompok-
Kelompok Usia dan Tahap
Daur Hidup Motivasi
Referensi
Sub-Budaya Pekerjaan Persepsi
Keluarga PEMBELI
Macam-Macam
Situasi Ekonomi Belajar
Peranan dan
Kelas Sosial Status Kepercayaan
Gaya Hidup,
Kepribadian dan dan Sikap
Konsep Diri

Gambar 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


(Sumber: Kotler & Armstrong, 2008: 160)

Penelitian ini berkaitan dengan salah satu faktor yaitu faktor


psikologis khususnya motivasi. Dalam memahami keterlibatan konsumen
sebagai bentuk motivasi yang merupakan salah satu bagian dari kotak hitam
konsumen, maka penulis akan menggunakan model ini.

2. Keterlibatan Konsumen
a. Definisi Keterlibatan
Beberapa konsumen sangat perhatian pada beberapa produk atau
merek dan sangat tertarik untuk mencari informasi tentang suatu produk,
tetapi tidak dengan konsumen yang lain untuk produk atau merek yang
sama. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan konsumen, Peter dan Olson
(1999) berpendapat konsumen yang mempersepsikan sebuah produk secara
pribadi memiliki konsekuensi yang relevan dikatakan lebih terlibat dengan
produk dan memiliki hubungan pribadi dengan produk tersebut.
Keterlibatan sangat berarti untuk menjelaskan perilaku konsumen.
Definisi keterlibatan menurut Antil seperti yang dikutip oleh Setiadi (2010:
46), “Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan
commit
atau minat yang dibangkitkan to user di dalam situasi spesifik hingga
oleh stimulus
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk


meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari
pembelian dan pemakaian.”
Setiadi (2010: 47) mengatakan bahwa “keterlibatan adalah status
motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan
perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan”. Keterlibatan
yang dikemukakannya itu dapat dikatakan sebagai motivasi atau dorongan
untuk memproses informasi produk pada situasi yang sesuai dengan
kebutuhan, tujuan, atau nilai-nilai dan pengetahuan tentang produk. Sesuai
dengan pendapat Mittal dalam Sridhar (2007) berbagai keterlibatan adalah
kekuatan motivasi yang mengarah pada perilaku konsumen dan tindakan.
Paradigma motivasi keterlibatan konsumen dianggap dan didefinisikan
sebagai keadaan gairah dan minat yang tidak teramati dan ditimbulkan oleh
stimulus atau situasi yang memiliki sifat dorongan. Konsep penting yang
terkandung di dalamnya adalah keterlibatan konsumen sebagai bentuk
motivasi.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan
keterlibatan konsumen sebagai status motivasi dari kepentingan pribadi atau
minat terhadap perolehan, konsumsi dan disposisi dari barang, jasa atau ide
yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku
konsumen pada saat mereka membuat keputusan. Dengan semakin
meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar
untuk memperhatikan, memahami, dan mengelaborasi informasi tentang
pembelian. Sebagai contoh, konsumen yang terlibat dengan laptop akan
termotivasi sehingga berupaya keras memilih salah satu merek dari banyak
alternatif merek yang akan dibelinya.
b. Dimensi Keterlibatan Konsumen
Hasil penelitian dari Mowen dan Minor (2002) yang
mengungkapkan bahwa keterlibatan memiliki multi dimensi. Keduanya
menyatakan terdapat empat dimensi yang dapat mengidentifikasi tingkat
commit
keterlibatan konsumen terhadap to user yaitu:
pembelian,
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

1) Pentingnya ekspresi diri (self-expressive importance)


Produk-produk yang membantu orang untuk mengekspresikan konsep
diri mereka kepada orang lain. Ini terjadi ketika pilihan akan suatu
produk dipersepsikan mencerminkan citra diri, atau dengan kata lain
produk penting untuk mengekspresikan diri. Orang-orang akan terlibat
saat membeli busana, perhiasan, mobil, rumah, atau perlengkapan
bekerja semata-mata sebagai identitas untuk menunjukkan “siapa saya
(who am I)”.
2) Pentingnya hedonisme (hedonic importance)
Produk-produk yang dapat menyenangkan, menarik, menggembirakan,
mempesona, dan menggairahkan. Nilai hedonis secara langsung
diketahui melalui pengalaman subjektif dengan produk dan hasilnya ada
dalam sebuah sensasi kesenangan atau kenikmatan. Seseorang bisa
menghabiskan waktu berjam-jam memilih ikan hias, musik, travel, dan
lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan dalam proses
membuat keputusan pembelian.
3) Relevansi praktis (practical relevance).
Produk-produk yang mendasar atau bermanfaat untuk alasan yang
berfaedah. Produk dibeli karena fungsi praktis yang dimilikinya. Barang-
barang seperti AC, mesin cuci, dan sebagainya karena barang itu sangat
esensial bagi kehidupan.
4) Resiko pembelian (purchase risk).
Produk-produk yang menciptakan ketidakpastian karena pilihan yang
buruk akan sangat mengganggu konsumen. Perhatian dicurahkan jauh
lebih besar sebelum membuat keputusan jika konsumen merasa takut
akan konsekuensi bahwa adanya kemungkinan hasil pembelian tidak
sesuai dengan harapan. Semakin mahal suatu produk dan semakin tidak
mungkin bisa dikembalikan setelah dilakukan pembayaran, maka seorang
konsumen akan semakin terlibat.
Pentingnya setiap dimensi tersebut bervariasi sesuai dengan
karakteristik konsumen dan commit to user
jenis produk atau jasa yang akan dibeli. Sebagai
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

contoh, pembelian perhiasan yang mahal akan memerlukan tingkat ekspresi


diri, hedonisme, dan risiko pembelian yang tinggi bagi kebanyakan
konsumen, tetapi memiliki relevansi pribadi yang rendah. Sebaliknya,
pembelian lemari es umumnya memiliki relevansi praktis yang tinggi dan
melibatkan pembelian yang dapat dipertimbangkan. Akan tetapi, pembelian
itu memiliki dimensi ekspresi diri dan hedonisme yang rendah bagi
kebanyakan orang.
Selain itu, ada dua perbedaan keterlibatan “antara keterlibatan
situasional (situational involvement) dan keterlibatan abadi (enduring
involvement)” (Mowen & Minor, 2002: 84). Keterlibatan situasional terjadi
selama periode yang pendek dan diasosiasikan dengan situasi yang spesifik
dan sementara seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk yang telah
rusak. Sebaliknya keterlibatan abadi terjadi ketika konsumen menunjukkan
minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan seringkali
menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk tersebut. Hal itu
merupakan kombinasi dari keterlibatan situasional dan abadi yang
menentukan tanggapan keterlibatan konsumen yaitu kompleksitas
pemrosesan informasi dan tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen.
Penjelasan selanjutnya mengenai jenis atau tipe keterlibatan
konsumen tersebut di atas dalam proses pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1) Situational Involvement
Keterlibatan ini terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara.
Biasanya keterlibatan muncul hanya pada saat pembelian itu dibutuhkan.
Misalnya seseorang memutuskan untuk membeli kambing sebagai hewan
kurban di hari raya Idul Adha. Pada saat itu konsumen membutuhkan
kambing untuk keperluan berkurban, maka dia akan terlibat dalam
memilih dan membeli kambing yang akan dikurbankan. Setelah hari raya
Idul Adha selesai, konsumen tidak lagi memikirkan ataupun terlibat
dalam pembelian kambing. Oleh karenanya, keterlibatan konsumen
commit
berakhir seiring berakhirnya hari to user
raya.
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

2) Enduring Involvement
Keterlibatan ini berlangsung terus menerus dan lebih permanen. Pada
umumnya terjadi karena adanya ketertarikan dalam kategori produk yang
berlangsung terus, walaupun pembelian tersebut dibutuhkan atau tidak.
Konsumen membeli suatu produk dengan keterlibatan lebih permanen
karena adanya anggapan dari konsumen jika merek produk tersebut tidak
dibeli akan merusak konsep dirinya. Hal ini bisa saja terjadi misalnya
konsumen selalu membeli pakaian dengan merek tertentu karena dia
merasa bahwa pakaian itu mampu mengekspresikan citra dirinya.
Konsep keterlibatan menurut Mowen dan Minor harus dipahami
“bukan hanya dalam pemrosesan informasi” (2002: 86), tetapi juga bisa
pada tingkat keterlibatan konsumen yang memiliki implikasi penting dalam
proses memori, proses pengambilan keputusan, perumusan sikap dan
perubahan, dan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth
communication). Tingkat keterlibatan dikatakan rendah apabila konsumen
dalam proses pembeliannya tidak melibatkan faktor-faktor informasi yang
harus ikut dipertimbangkan. Konsumen cenderung mencari informasi secara
pasif, tidak begitu mau melakukan analisis terhadap informasi yang
diperoleh dan tidak menjadi pertimbangan yang penting dalam membuat
keputusan pembelian terhadap suatu produk. Sedangkan dalam tingkat
keterlibatan yang tinggi, konsumen akan melibatkan banyak faktor
pertimbangan dan informasi yang harus diperoleh sebelum keputusan
diambil. Mereka akan secara aktif mencari sumber-sumber informasi untuk
dianalisis. Kemudian mereka akan mempertimbangkan berbagai
kemungkinan alternatif-alternatif pilihan merek secara selektif, baru
kemudian memutuskan membeli atau tidak.
c. Faktor-Faktor Anteseden Keterlibatan Konsumen
Keterlibatan konsumen sudah sering diteliti oleh para pemasar
sebagai sumber informasi untuk memudahkan dalam membuat kebijakan
perusahaan. Pengukuran keterlibatan konsumen menurut Kapferer dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Laurent (1985) tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan dengan


melalui anteseden.
Keterlibatan menurut Engel et al “Involvement is best conceived as
a function of people, objects, and situations” (1995: 161). Maksud yang
tersirat dari kata fungsi adalah tingkat keterlibatan konsumen yang
dipengaruhi oleh faktor orang, faktor produk, dan situasi pembelian yang
dihadapi. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk dapat
mengidentifikasi fokus keterlibatan konsumen. Setiadi (2010: 49)
menyatakan bahwa “rantai arti-akhir dapat menolong pemasar memahami
keterlibatan produk konsumen”. Hal itu dijelaskan dengan memperlihatkan
cara pengetahuan ciri produk dihubungkan dengan pengetahuan pribadi.
Pengetahuan rantai akhir pada situasi tertentu juga dapat menentukan
tingkat keterlibatan konsumen seperti pada gambar 2.3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

Ciri Konsumen:
· Konsep
pribadi-nilai
dasar, tujuan,
kebutuhan
· Kepribadian
· Keahlian
Relevansi
Ciri Produk: pribadi
intrinsik Keterlibatan:
· Komitmen
Tanggapan
waktu
Pengaruh
· Harga
dan Proses
· Arti simbolis pengetahuan Interpretasi
· Tingkat bahaya tentang ciri, dan
· Kemungkinan konsekuensi integrasi
kinerja tidak , dan nilai
maksimal yang
Relevansi diaktifkan
Konteks pribadi
Situasional: situasional
· Situasi pem-
belian
· Situasi peng-
gunaan yang
diinginkan
· Tekanan waktu
· Lingkungan
sosial
· Lingkungan
fisik

Gambar 2.3 Model Dasar Keterlibatan Konsumen


(Sumber: Setiadi, 2010: 49)

Dari gambar 2.3 nampak jelas bahwa ada tiga hal yang
menyebabkan terjadi keterlibatan konsumen yaitu ciri pribadi, ciri produk,
dan konteks situasional. Namun, Setiadi (2010) merangkai ketiganya
sebagai faktor anteseden atau yang mendahului dalam mempengaruhi atau
menghasilkan keterlibatan konsumen yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

1) Faktor Pribadi
Tanpa pengaktifan kebutuhan dan dorongan, maka tidak akan ada
keterlibatan, dan ini faktor paling kuat apabila produk atau jasa
dipandang sebagai hal yang mempertinggi citra diri. Bila demikian, maka
hal ini mungkin langgeng, sebagaimana berlawanan dengan situasional
atau temporer.
Konsumen mobil biasanya akan menggunakan mobil mereka terus-
menerus, tetapi ini menunjukkan keterlibatan yang rendah melalui
ketidakpedulian pada mobil mereka. Lain halnya dengan para penggemar
mobil yang juga mengikuti perlombaan dan reli, serta berlangganan
majalah mobil.
Oleh sebab itu, berdasarkan model dasar keterlibatan terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam faktor pribadi. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a) Konsep pribadi nilai dasar, tujuan, kebutuhan. Dalam Setiadi (2010)
dan Rifai (2007) menjelaskan konsep pribadi nilai dasar merupakan
citra pribadi berdasarkan keyakinan dasar seseorang tentang sesuatu
yang baik atau diinginkannya untuk memahami sikap dan motivasi,
serta mempengaruhi persepsi. Solihin (2009) mendefinisikan tujuan
merupakan hasil akhir atau bisa diartikan sebagai sasaran yang ingin
dicapai. Pengertian kebutuhan dalam hal ini merupakan “pernyataan
dari perasaan kehilangan” (Kotler & Armstrong, 2008: 7).
b) Kepribadian diartikan oleh Robbins dan Judge (2008: 133) sebagai
“keseluruhan cara … seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain”.
c) Keahlian menurut Bateman dan Snell (2008: 27) adalah “kemampuan
khusus yang dihasilkan dari pengetahuan, informasi, praktik dan
kecerdasan”.
2) Faktor Produk
Produk tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri.
commit merespon
Sepertinya cara konsumen to user suatu produk yang akan
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

menentukan tingkat keterlibatan mereka. Meskipun begitu, karakteristik


produk dapat membentuk keterlibatan konsumen. Secara umum,
keterlibatan lebih besar untuk produk yang memenuhi kebutuhan dan
nilai yang penting. Selain itu, keterlibatan dapat meningkat karena
alternatif pilihan dipandang secara lebih yang dibedakan di dalam
penyajian mereka.
Produk atau merek juga menimbulkan keterlibatan apabila ada semacam
risiko yang dirasakan dalam suatu pembelian dan pemakaian. Ini berarti
setiap tindakan konsumen akan menimbulkan akibat yang tidak dapat
diantisipasinya dengan hal-hal yang mendekati kepastian dan sebagian
mungkin tidak menyenangkan.
Pada gambar 2.3 terdapat beberapa hal yang diperhatikan dalam faktor
produk. Adapun keterangan lebih lanjut sebagai berikut:
a) Komitmen waktu pada penelitian ini yaitu produk dibuat agar bisa
digunakan dalam jangka panjang (Zuganef dalam Aryotedjo, 2006),
dapat mempengaruhi keterlibatan konsumen.
b) Banyak jenis risiko yang disadari telah teridentifikasi salah satunya
risiko keuangan yang dimaksud di sini adalah harga yang merupakan
suatu nilai tukar produk barang atau jasa dan dinyatakan dalam
satuan moneter (Kotler & Keller, 2008).
c) Pada produk terdapat simbol, menurut Dillistone (2008) simbol
adalah sebuah kata atau gambar atau konsep yang bersifat umum dan
dapat dicerap oleh panca indra. Sedangkan “simbolis” (Dillistone,
2008: 18) bisa diartikan “menjadi simbol”. Jadi arti simbolis dalam
penelitian ini adalah produk mempunyai arti menjadi simbol seperti
warna, bentuk, rasa, atau lainnya yang bisa menimbulkan risiko
psikologis.
d) Ada juga tingkat bahaya dari produk yang merupakan risiko fisik
yaitu risiko yang membahayakan tubuh (Setiadi, 2010).
e) Suatu produk menimbulkan risiko lainnya juga yaitu kemungkinan
commit yang
kinerja tidak maksimal to usertermasuk dalam unjuk kerja.
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Kemungkinan kinerja tidak maksimal maksudnya adalah takut bahwa


produk tidak akan bekerja sebagaimana yang diharapkan (Setiadi,
2010). Pembeli akan muncul kekhawatiran atau takut jika produk
tidak bisa bekerja atau penggunaannya tidak seperti yang diharapkan.
Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada laptop seperti
memiliki tampilan yang tidak memuaskan, tiba-tiba tidak bisa
digunakan, atau komponen laptop cacat.
Sebagaimana orang akan mengharapkan secara logis, semakin besar
risiko yang disadari atau yang dihadapi, maka semakin besar
kemungkinan adanya keterlibatan tinggi. Apabila risiko yang disadari
menjadi lebih tinggi, maka akan ada motivasi baik untuk menghindari
pembelian dan tidak ada pemakaian sama sekali atau meminimumkan
risiko melalui pencarian dan tahap evaluasi alternatif di dalam
pemecahan masalah yang lebih luas.
3) Faktor Situasi
Keterlibatan yang langgeng dapat dipertimbangkan sebagai ciri yang
stabil, keterlibatan situasi (instrumental) akan berubah sepanjang waktu.
Keterlibatan situasi bersifat operasional atas dasar temporer dan akan
memudar segera setelah hasil pembelian terpecahkan. Faktor situasi
biasanya terjadi pada mode yang pada awalnya merupakan keterlibatan
tinggi, tetapi dengan cepat berangsur berkurang seiring perubahan trend
mode.
Faktor situasi yang bisa dialami konsumen dan akan berpengaruh pada
keputusan pembelian meliputi:
a) Situasi pembelian yaitu suasana saat penjual mengarahkan konsumen
agar mengambil langkah terakhir (melakukan pembelian).
b) Setelah konsumen memilih akan timbul adanya situasi penggunaan
yang diinginkan yaitu kondisi saat konsumen merasa ada perbedaan
besar antara kepentingan yang disadari mengenai suatu produk
dengan tujuan penggunaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

c) Semua keputusan pembelian itu bisa juga tidak lepas dari tekanan
waktu yaitu tenggat waktu yang sudah dekat atau mendesak
(Bateman & Sell, 2008) sehingga memicu konsumen untuk
memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan fasilitas laptop, adanya
internet gratis di sekitarnya (area hotspot), atau mengikuti tren.
d) Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat sebagai tempat
interaksi individu satu dengan individu lain. Pada penelitian ini
lingkungan sosial berperan penting sebagai informan atau pemberi
motivasi dalam proses keputusan pembelian laptop.
e) Lingkungan fisik oleh Sumarwan (2002) mendefiniskan “segala
sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen” yang berupa
beraneka produk, toko (lokasi dan produk dalam toko), pusat
perbelanjaan, negara, letak geografis, waktu, cuaca, kelembapan, dan
tingkat kepentingan.
(Setiadi, 2010)
Penulis akan menggunakan ketiga anteseden tersebut di atas karena
dapat mempengaruhi beberapa perilaku konsumen. Tujuan semua anteseden
diperlukan dalam penelitian ini seperti halnya pernyataan Kapferer dan Laurent
(1985) adalah agar dapat digunakan untuk memprediksi secara akurat setiap
aspek keterlibatan dari perilaku konsumen.

3. Keputusan Konsumen
Perusahaan sukses karena mampu mengetahui kebutuhan konsumen dan
mampu menyediakan produk yang menjadi kebutuhan mereka. Pemasar perlu
mengetahui konsumennya setidaknya tiga hal seperti mengetahui produk yang
dibutuhkan konsumen, mengetahui selera konsumen, dan mengetahui cara atau
proses konsumen mengambil keputusan. Pembuatan keputusan yang dilakukan
oleh konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli. Terdapat
banyak perbedaan perilaku antara membeli produk yang harganya mahal dengan
produk yang berharga murah. Semakin kompleks dan harga yang mahal dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

mempengaruhi keputusan membeli sesuatu, kemungkinannya akan lebih banyak


melibatkan pertimbangan pembeli dan lebih banyak jumlah pembeli.
Pelanggan dalam memutuskan pembelian suatu produk seperti yang
diungkapkan Pujangkoro (2003) ada dua kepentingan utama yang menjadi
perhatiannya. Pertama, keputusan konsumen pada ketersediaan dan kegunaan
suatu produk. Konsumen akan memutuskan untuk membeli produk jika produk
yang ditawarkan itu tersedia dan bermanfaat baginya. Kedua, keputusan
konsumen pada hubungan dari produk atau jasa. Konsumen akan memutuskan
untuk membeli suatu produk jika produk itu mempunyai hubungan dengan yang
diinginkan.
Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelian akan mempunyai
peranan sendiri-sendiri. Produsen perlu mengetahui orang-orang yang terlibat
dalam setiap keputusan pembelian serta peran yang dimainkan oleh setiap orang.
Oleh sebab itu, pemasar harus dapat mengidentifikasi berbagai peranan yang
membuat dan melakukan input dalam keputusan pembelian yaitu:
a. Pemrakarsa (initiator) adalah orang yang pertama-tama memberikan saran
atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (influencer) adalah orang yang pandangan atau
nasihatnya mempengaruhi keputusan.
c. Pengambilan keputusan (decider) adalah seseorang yang mengambil
keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian: apakah membeli
atau tidak membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana
membelinya.
d. Pembeli (buyers) adalah orang yang melakukan pembelian nyata.
e. Pemakai (users) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa yang bersangkutan.
(Kotler & Keller, 2008)
Dengan demikian, kelima peran tersebut dapat menjadi pertimbangan
bagi produsen dalam rangka mempengaruhi keputusan pembelian. Berdasarkan
penjelasan yang telah dipaparkan di atas, peran konsumen dalam penelitian ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

adalah orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dan sekaligus sebagai
pembeli.
Ada berbagai variasi dalam pengambilan keputusan konsumen dengan
jenis keputusan pembelian. Perbedaan besar akan muncul antara membeli permen,
jas hujan, laptop, dan lainnya. Pembeli akan melibatkan lebih banyak
pertimbangan pada pembelian kompleks dan mahal. Assael (Kotler & Armstrong,
2008) membedakan jenis perilaku konsumen berdasarkan derajat keterlibatan
pembeli dan derajat perbedaan antara berbagai merek. Semuanya dapat
ditampilkan pada gambar 2.4.

KETERLIBATAN TINGGI KETERLIBATAN RENDAH


Banyak Perbedaan Perilaku pembelian Perilaku pembelian mencari
Antarmerek kompleks variasi
Sedikit Perbedaan Perilaku pembelian Perilaku pembelian menurut
Antarmerek mengurangi disonansi kebiasaan

Gambar 2.4 Empat Tipe Perilaku Pembelian


(Sumber: Kotler & Armstrong, 2008)

Tipe atau jenis perilaku pada gambar 2.4 telah dijabarkan oleh Kotler dan
Armstrong (2008) dengan pengertian seperti berikut:
a. Perilaku pembelian kompleks adalah perilaku pembelian konsumen dalam
situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam
pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antarmerek.
b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi adalah perilaku pembelian
konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi, tetapi
hanya ada sedikit anggapan perbedaan antarmerek.
c. Perilaku pembelian kebiasaan adalah perilaku pembelian konsumen dalam
situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah dan
anggapan perbedaan merek sedikit.
d. Perilaku pembelian mencari keragaman adalah perilaku pembelian
konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah,
tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Keputusan dapat didefinisikan sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua


atau lebih pilihan alternatif. Terdapat lima proses keputusan pembelian yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan tingkah laku setelah pembelian. Tahap-tahap dalam melakukan
proses keputusan pembelian oleh konsumen dapat disajikan gambar 2.5.

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan


Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian

Perilaku
Pasca Pembelian

Gambar 2.5 Proses Keputusan Pembeli


(Sumber: Kotler & Armstrong, 2008)

Tahap-tahap dalam keputusan pembelian dari gambar tersebut 2.5 dapat


diuraikan sebagai berikut:
a. Pengenalan kebutuhan
Semua bermula saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat
digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Apabila
seseorang dalam kondisi seperti lapar atau saat seseorang melewati toko
tercium roti yang lezat, akan muncul dorongan untuk makan. Pada kondisi
demikian, pembeli mulai terlibat karena membutuhkan produk barang atau
jasa sehingga ingin memenuhinya.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai muncul minat untuk membeli
produk akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan, pencarian informasi
dapat dilakukan dengan cara mengunjungi ke beberapa toko untuk
membandingkan harga dan kualitas produk. Sedangkan pencarian pasif
commit
dapat dilakukan dengan cara to user
melihat iklan media cetak maupun media
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

elektronik. Dengan demikian, konsumen dapat mengetahui variasi merek


bersaing dan keunggulan yang dimiliki setiap merek melalui pengumpulan
informasi. Selain itu pencarian informasi bisa dibedakan menurut
sumbernya karena diperoleh dari beberapa sumber yang dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu:
1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
2) Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan
pameran.
3) Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen.
4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan
produk.
Ada urutan kumpulan dari informasi yang terlibat dalam membuat
keputusan. Awalnya konsumen mengetahui kumpulan seluruh merek yang
ada di pasar. Kemudian konsumen hanya mengetahui sebagian merek atau
disebut sebagai kumpulan yang disadari. Lalu konsumen mulai memilah
merek-merek yang dapat memenuhi kriteria (kumpulan yang
dipertimbangkan). Konsumen mulai mengumpulkan lebih banyak informasi
sehingga ada kumpulan pilihan, yaitu sejumlah kecil merek yang menjadi
pilihan utama. Akhirnya konsumen sampai pada keputusan pembelian dari
kumpulan pilihan.
c. Evaluasi alternatif
Tahap ini meliputi penetapan tujuan pembelian dan menilai serta
melalui seleksi terhadap pembelian alternatif berdasarkan pembeliannya.
Pada tahap ini konsumen terlibat untuk mencari manfaat tertentu dari
produk dengan mengevaluasi atau menilai alternatif yang ada dan
mengkombinasikan pengetahuan itu untuk memenuhi kebutuhannya dengan
membuat keputusan.
d. Keputusan pembelian
Bila konsumen memutuskan untuk membeli, ia akan menjumpai
bermacam-macam keputusan yang harus diambil berdasarkan jenis produk,
commit to
merek, kualitas, waktu pembelian, user
dan cara pembelian. Dengan demikian,
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

peristiwa seperti itu termasuk dalam proses pembelian nyata yakni


konsumen membeli alternatif yang dipilih.
e. Perilaku pasca pembelian
Semua tahap yang terdapat dalam proses pembelian bersifat
operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku konsumen sangat
mempengaruhi penjualan ulang dan ucapan-ucapan pembeli kepada pihak
lain tentang produk perusahaan. Ada kemungkinan bahwa pembeli merasa
ada ketidaksesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena mungkin harga
tidak sesuai dengan gambaran sebelumnya. Pembeli harus menghindar
untuk melihat iklan produk yang tidak dibeli dan meluangkan waktu untuk
evaluasi. Dengan demikian pada tahap ini dapat dikatakan bahwa konsumen
menggunakan alternatif yang dipilih dan mengevaluasinya sekali lagi
berdasarkan kinerja yang dihasilkan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
menekankan segi-segi tertentu pada produknya.
(Setiadi, 2010)

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian tentang keterlibatan konsumen sudah beberapa kali dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan, yaitu:
1. G. Sridhar melakukan penelitian di India berjudul “Consumer Involvement in
Product Choice - A Demographic Analysis”. Menurutnya penelitian mengenai
keterlibatan konsumen memiliki implikasi paradigmatik terhadap pengambilan
keputusan konsumen. Namun, penelitian tersebut lebih banyak dilakukan di
negara-negara maju. Oleh karena itu, Sridhar meneliti hubungan antara
demografi dan keterlibatan konsumen. Studi tersebut dilakukan untuk menguji
hubungan antara keterlibatan konsumen dan lima kunci demografi seperti
siklus hidup keluarga, usia, jenis kelamin, pendapatan dan pekerjaan. Survey
itu meneliti dua produk yaitu televisi dan pasta gigi. Dia melakukan wawancara
dengan kuisioner terstruktur pada responden dari wilayah Hyderabad dan
Warangal. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa demografi secara
commit
signifikan mempengaruhi produk to user
dengan keterlibatan konsumen yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Dalam kasus produk yang terlibat rendah, pengaruh demografi terhadap


keterlibatan konsumen telah ditemukan untuk menjadi moderat.
2. Penelitian lainnya adalah “Identifying, Analizing, and Measuring Impact of
Consumer Involvement for Product Selection” yang dilakukan oleh Sri Krishna
di pasar India kota Delhi. Fokus penelitian ini pada faktor anteseden produk,
sedangkan faktor pribadi dan faktor situasi disertakan secara tidak langsung.
Hasil penelitiannya adalah sifat produk (ketahanan produk), intensitas
pembelian mempengaruhi keterlibatan konsumen. Berdasarkan ANOVA, risiko
memiliki pengaruh terutama dalam kasus produk yang sangat terlibat. Dia
menjelaskan bahwa hubungan antara tingkat keterlibatan konsumen dan
berbagai anteseden produk tidaklah sama untuk berbagai macam produk. Hal
itu menyebabkan hasil pengamatan berbeda dengan produk berbeda karena
melibatkan alasan yang berbeda. Oleh karena itu, tingkat keterlibatan
konsumen memiliki dampak positif pada perilaku pembelian.
3. Pada penelitian yang berjudul Pengaruh Involvement, Familiarity, Brand
Loyalty dan Price Sensitivity terhadap Consumer Evaluation pada Pembelian
Produk Susu Bubuk, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, No. 10(2): 91-100. Tujuan
penelitian yang telah dilakukan oleh Vita Briliana tersebut untuk. mengetahui
pengaruh involvement, familiarity, brand loyalty, dan price sensitivy terhadap
consumer evalution dalam pembelian produk susu merek Pediasure di Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode convenience sampling. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh involvement, familiarity,
dan brand loyalty terhadap brand loyalty pada pembelian produk susu bubuk
merek Pediasure di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki
suatu motivasi dengan keterlibatan tinggi dalam memutuskan pilihan produk
susu yang akan dikonsumsi balitanya. Selain itu mereka pun memperhatikan
merek dan produk tersebut dikenal atau tidak di pasaran. Juga terdapat indikasi
mereka loyal terhadap susu bubuk Pediasure. Variabel price sensitivy tidak
mempengaruhi consumer evaluation. Hal ini jelas bahwa konsumen tidak
sensitif terhadap harga susu bubuk merek Pediasure.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

4. Ajeng Ryagita Resiyasari Sutrisno Enny Yuniartik juga melakukan penelitian


dengan judul Analisis Keterlibatan Konsumen terhadap Produk Deterjen
berdasarkan Faktor Pembeli (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 IPB Dramaga
Bogor). Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat keterlibatan konsumen
terhadap produk deterjen berdasarkan faktor pembeli, menganalisis perbedaan
antar merek deterjen berdasarkan persepsi konsumen terhadap kualitas merek
deterjen yang digunakan, mengidentifikasi tipe perilaku konsumen berdasarkan
tingkat keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek deterjen, serta
menganalisis hubungan antara keterlibatan konsumen terhadap merek deterjen
dengan persepsi konsumen terhadap kualitas merek deterjen. Penelitian yang
telah dilakukannya itu merupakan riset deskriptif dengan teknik pengambilan
sampel single cross-sectional design. Hasil penelitian baik terhadap konsumen
laki-laki maupun perempuan yakni keterlibatan konsumen dalam menggunakan
produk deterjen adalah tinggi (berdasarkan faktor pembeli), perbedaan antara
merek deterjen satu dengan yang lain adalah signifikan, berdasarkan
keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek deterjen tersebut termasuk
tipe perilaku pembelian rumit/kompleks, serta persepsi konsumen terhadap
kualitas merek deterjen memiliki hubungan yang nyata terhadap keterlibatan
merek.
Penelitian yang dilakukan saat ini mendasarkan pada penelitian terdahulu
sehingga akan terdapat perbedaan dan persamaan. Persamaannya adalah variabel
yang digunakan keterlibatan konsumen (involvement). Selain itu, metode
analisisnya sama yaitu analisis deskriptif, sedangkan perbedaannya pada metode
penelitian, objek penelitian berupa produk laptop, tempat serta waktu penelitian.

C. Kerangka Berfikir
Persaingan bisnis di kalangan pengusaha laptop baik perusahaan maupun
agen semakin ketat. Sulitnya menarik minat konsumen pada laptop produksinya,
produsen dan agen berusaha menyusun kebijakan yang tepat. Perilaku konsumen
menjadi salah satu hal penting yang diperhatikan oleh perusahaan atau agen
commit to user
sehingga konsumen tertarik pada produknya.
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Dalam perilaku ada hal yang berarti untuk mengerti perilaku konsumen
yaitu keterlibatan konsumen. Apabila seorang konsumen terlibat pada keputusan
pembeliannya, tentu memiliki motivasi besar untuk memperhatikan, memahami,
dan mengelaborasi informasi pembelian. Hal tersebut bisa mendorong kenaikan
penjualan laptop. Oleh sebab itu, perusahaan dan agen perlu memperhatikan
keterlibatan konsumen sehingga produknya lebih diminati konsumen.
Namun demikian, keterlibatan konsumen tidak bisa diukur secara
langsung, melainkan melalui antesedennya meliputi aspek pribadi, aspek produk,
dan aspek situasi. Aspek pribadi meliputi konsep pribadi nilai dasar, tujuan dan
kebutuhan, kepribadian, dan keahlian. Aspek produk meliputi komitmen waktu,
harga, arti simbolis, tingkat bahaya, dan kemungkinan kinerja tidak maksimal.
Aspek situasi meliputi situasi pembelian, situasi penggunaan yang diinginkan,
tekanan waktu, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik.
Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan
kerangka berfikir sebagai berikut:

Faktor-faktor Anteseden Keterlibatan Konsumen


Aspek Pribadi (X1):
· Konsep pribadi nilai dasar, tujuan, kebutuhan
· Kepribadian
· Keahlian

Aspek Objek/Produk (X2):


· Komitmen waktu
· Harga Keputusan
· Arti simbolis Pembelian
· Tingkat bahaya (Y)
· Kemungkinan kinerja tidak maksimal

Aspek Situasi (X3):


· Situasi pembelian
· Situasi penggunaan yang diinginkan
· Tekanan waktu
· Lingkungan sosial
· Lingkungan fisik

commit to user
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis atas masalah
penelitian. Selain itu, hipotesis juga bisa berupa pernyataan sementara tentang
pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis tersebut harus
dapat diuji kebenarannya melalui pengumpulan dan penganalisisan data. Dalam
penelitian ini hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1. Diduga keterlibatan konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara
bersamaan/simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
mahasiswa dalam pembelian laptop.
2. Diduga keterlibatan konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam
pembelian laptop.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat yang akan digunakan sebagai penelitian adalah Program Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang berlokasi di jalan Ir. Sutami No. 36A.
Adapun penetapan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
a. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti
b. Di FKIP UNS belum ada penelitian yang sama
c. Tersedianya data yang dibutuhkan

2. Waktu Penelitian
Dalam Penelitian ini, waktu penelitian yang direncanakan adalah
bulan Agustus tahun 2011 sampai dengan selesai yang meliputi persiapan
penelitian sampai penyusunan laporan penelitian pada tabel 3.1.

commit to user

30
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Bulan
Jenis Kegiatan Agt- Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Des
1. Persiapan
Penelitian
a. Menyusun
proposal
penelitian
b. Menyusun
angket
c. Mengurus
perizinan
d. Melakukan uji
coba angket
dan merivisi
angket
e. Finalisasi dan
penggandaan
angket
2. Pelaksanaan
Penelitian
a. Pelaksanaan
postes
a. Analisis data
hasil
eksperimen
3. Penyusunan
laporan
a. Penyusunan
draf
b. Pengetikan
skripsi
4. Pelaksanaan ujian
skripsi dan revisi

(Sumber: Data diolah dari Penelitian, 2012)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

B. Rancangan Penelitian
Penelitian deskriptif menurut Mardalis (2007: 26) adalah “penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Di
dalamnya terdapat upaya mendiskripsikan, mencatat, analisis, dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Pengertian penelitian deskriptif yang bisa dipetik dari definisi tersebut adalah cara
pemecahan masalah yang perlu diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek
penelitian pada saat penelitian dilaksanakan berdasarkan fakta atau kondisi-
kondisi yang ada atau terjadi saat ini. Oleh karena itu, rancangan penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan alasan bahwa metode
deskriptif sesuai dengan masalah dan tujuan yang penulis rumuskan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan konsumen dalam rangka
mengetahui perilaku pembelian konsumen.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek
situasi) mempunyai pengaruh secara bersamaan/simultan serta secara parsial
terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop, maka rancangan
penelitian disusun. Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel
independent (keterlibatan konsumen) dan variabel dependent sekaligus sebagai
atribut Y (keputusan pembelian). Keterlibatan konsumen memiliki tiga sub
variabel yang akan diteliti yaitu aspek pribadi (atribut X1), aspek produk (atribut
X2), dan aspek situasi (atribut X3). Oleh sebab itu, penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk dapat memenuhi
tujuan yang ingin dicapai.
Rancangan penelitian ini dimulai dari pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen angket berbentuk rating scale yang dijawab oleh
responden. Langkah pertama adalah menghitung uji validitas dan uji reliabilitas.
Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan indikator koefisien korelasi
Product Moment-Pearson. Uji reliabilitas data dilakukan dengan menggunakan
indikator Cronbach Alpha. Pengujian validitas dan reliabilitas dihitung dengan
distribusi skor total. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Sebelum melakukan analisis data, ada beberapa persyaratan yang harus


diuji kebenarannya, yaitu multikolinearitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan
normalitas. Setelah itu, dilakukan proses analisis data untuk menguji hipotesis
melalui perhitungan regresi linear berganda. Dalam perhitungan ini, dilakukan Uji
F, yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-
sama (simultan). Langkah berikutnya adalah Uji t, yaitu uji yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara parsial. Selanjutnya,
dilakukan uji koefisien determinasi. Uji ini digunakan untuk mengetahui
presentase total variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel
independen secara bersama-sama. Karena dalam penelitian ini menggunakan tiga
variabel bebas, maka uji tersebut memakai Adjusted R Square.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Arikunto (2010: 173) berpendapat bahwa ”Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Populasi dapat dibedakan antara populasi secara umum dan
populasi target atau sasaran. Menurut Sukmadinata (2007: 250) yang dimaksud
“populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran diberlakukannya
kesimpulan penelitian”. Subjek atau populasi umum penelitian ini meliputi
mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP UNS yang terdiri atas empat angkatan yaitu
angkatan tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 yang berjumlah 862 orang
(siakad.uns.ac.id). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa tersebut yang telah memiliki laptop terdapat 430 orang berdasarkan
studi pendahuluan pada lampiran 4 dengan rincian pada tabel 3.1. Penelitian ini
mengambil empat angkatan tersebut karena tercatat aktif sebagai mahasiswa FKIP
UNS.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Sasaran dari Tiap Angkatan

Mahasiswa Angkatan/Semester Populasi Sasaran


2011/1 commit to user 80
2010/3 125
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Mahasiswa Angkatan/Semester Populasi Sasaran


2009/5 110
2008/7 115
Jumlah 430

(Sumber: Data diolah dari Survei Awal, 2011)

2. Sampel
Menurut Hadi dalam Narbuko dan Achmadi (2007: 107) ”sampel atau
contoh (monster) adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan
individu penelitian”. Sedangkan pengertian sampel yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2008: 81) “adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Perlunya pengambilan sampel dalam penelitian ini karena
terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia. Selain itu juga dapat
memberikan informasi yang cukup mewakili populasinya dan peneliti bisa
menangani dengan lebih teliti.
Besaran atau jumlah sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti (persentase dari e). Semakin
besar nilai e maka jumlah sampel yang akan diambil semakin kecil. Demikian
pula sebaliknya, semakin kecil nilai e maka jumlah sampel yang akan diambil
semakin besar. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel, dengan pendekatan
proporsi menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2003), yaitu:


1 .
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
e = nilai kritis 10% (0,10)
Dengan demikian jumlah sampel adalah :
�et
퇘 = 81,13 = 82 sampel
3 �et t.3

Dengan pertimbangan di atas, banyaknya sampel yang diambil dalam


penelitian ini sebesar 82 mahasiswa (responden).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel merupakan cara yang digunakan untuk
mengambil sampel dari populasi yang ada. Menurut Santoso dan Tjiptono (2002:
80) ”Sampling adalah metodologi yang dipergunakan untuk memilih dan
mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota populasi untuk digunakan sebagai
sampel yang mewakili”.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Ada dua macam teknik sampling, yaitu:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
a. Simple Random Sampling
Disebut simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Arikunto (2010) menambahkan agar lebih mudah dalam
menentukan sampel yaitu dengan memberikan nomor urut pada seluruh
subjek. Ada tiga beberapa cara menentukan sampel random seperti berikut:
1) Undian (untung-untungan) yaitu dengan menuliskan nomor pada kertas-
kertas kecil, semua kertas digulung, dan terakhir mengambil gulungan
kertas yang akan menjadi nomor subjek penelitian.
2) Ordinal (tingkatan sama) mirip dengan cara undian, tetapi hanya
membuat nomor antara satu sampai lima dan mengambil satu gulungan
saja sebagai nomor awal dari subjek yang diteliti. Kemudian peneliti
harus melihat besarnya sampel misalnya ada seperlima dari populasi,
maka nomor subjek selanjutnya harus loncat lima dari nomor
sebelumnya.
3) Menggunakan tabel bilangan random yaitu dengan membuat angka-
angka yang tersusun secara acak dalam baris dan kolom. Lalu untuk
commitsubjektif,
dapat terlepas dari perasaan to user angka-angka tersebut diambil
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

dengan langkah menjatuhkan pensil pertama kali untuk menemukan


nomor baris, menjatuhkan pensil kedua kali untuk menemukan nomor
kolom, dan pertemuan antara baris dan kolom itu sebagai subjek pertama.
Selanjutnya bisa 2 langkah ke kanan sebagai subjek ke-2, turun 5 langkah
sebagai subjek ke-3, ke kiri 2 langkah sebagai subjek ke-4, 5 langkah lagi
ke atas sebagai subjek ke-5, dan seterusnya. Apabila menemukan nomor
yang sudah terambil, boleh melewati langkah tersebut dan meneruskan
ke langkah berikutnya.
b. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan sampel berstrata/wilayah secara proporsional.
c. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster sampling (area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, propinsi, atau kabupaten. Teknik ini sering digunakan melalui
dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap
berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara
sampling juga.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
c. Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
(Sugiyono, 2008)
Adapun teknik penentuan sampel yang diperlukan penulis dalam
penelitian ini adalah teknik sampling kuota. Pertimbangan menggunakan teknik
ini karena populasinya memiliki ciri tertentu yaitu hanya pada mahasiswa yang
membeli dan menggunakan laptop dengan segala jenis merek yang dimilikinya.
Selain itu, peneliti telah melakukan survey awal untuk mengetahui nama-nama
mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi yang masuk dalam populasi ini.
Kemudian, jumlah kuota sampel yang sudah dihitung dengan rumus Slovin
dengan batas kesalahan sebesar 10% dan hasil perhitungannya 81,13 dibulatkan
menjadi 82 mahasiswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Setelah diketahui jumlah sampelnya, random dilakukan pada sampel


dengan cara undian dari populasi sasaran yaitu 430 mahasiswa. Penarikan anggota
sampel dengan random karena peneliti sudah mengetahui nama-nama mahasiswa
yang menjadi populasi penelitian ini. Langkah awal pengundian adalah menulis
nomor 1 sampai 430 pada kertas-kertas kecil. Kertas-kertas tersebut digulung dan
diundi dengan mengambil kertas berisi nomor untuk menjadi nomor subjek
penelitian. Tujuannya untuk mempermudah dalam mengikuti uraian informasi
dari responden yang sesuai dengan penelitian ini. Responden yang dijadikan
sampel adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang memiliki
dan menggunakan laptop miliknya sendiri.

E. Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang objektif karena data
merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil
penelitian. Apabila terjadi kesalahan dalam meneliti teknik pengumpulan datanya
maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat. Oleh sebab itu, cara memperoleh
data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data sehingga dapat
diperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner
dan dokumentasi.

1. Angket/Kuisioner
Menurut Arikunto (2010: 194) ”Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Menurut Santoso dan Tjiptono (2002: 71) ”Kuesioner dimaksudkan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban responden yang kemudian dijadikan
informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan”.
Kuesioner menurut Arikunto (2010) dapat dibedakan atas beberapa
jenis, tergantung dari sudut pandang antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

a. Dipandang dari cara menjawab


1) Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri
2) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan pilihannya.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan
1) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab tentang dirinya sendiri.
2) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dijawab responden
untuk menjawab tentang orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya
1) Kuesioner pilihan ganda adalah sama dengan pengertian kuesioner
tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan
2) Kuesioner isian adalah kuesioner yang memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
3) Check List yaitu membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sudah
disediakan sesuai dengan jawabnya.
4) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti kolom-
kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan.
Sehubungan penelitian ini dengan bentuk langsung tertutup, angket
yang digunakan berbentuk rating scale dengan menggunakan skala Likert.
Menurut Sugiyono (2008: 93) ”skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”.
Seseorang dalam hal ini responden, dihadapkan pada pertanyaan yang
mempunyai alternatif jawaban yang harus dipilih. Setiap jawaban dihubungkan
dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap dengan kata-kata. Sugiyono
(2008) menyatakan bahwa jawaban setiap item-item yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban diberi skor sesuai
dengan yang dikemukakan olehcommit to user
Sugiyono (2008) sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

a. Sangat setuju (SS) diberi bobot 5


b. Setuju (ST) diberi bobot 4
c. Ragu-ragu (RG) diberi bobot 3
d. Tidak setuju (TS) diberi bobot 2
e. Sangat tidak setuju (STS) diberi bobot 1
Dalam penyusunan angket, alternatif jawaban ragu-ragu dapat
dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut mempunyai arti ganda dan dapat
menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban
tersebut. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010: 284) yang menyatakan “Jika
pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena
responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa
paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu
memang ada benarnya”. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan empat
alternatif jawaban dengan masing-masing bobotnya yaitu sangat setuju (bobot
4), setuju (bobot 3), tidak setuju (bobot 2), dan sangat tidak setuju (bobot 1).
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan
metode angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan angket
Menetapkan tujuan angket terlebih dahulu akan memberikan arah
dalam langkah penelitian untuk mendapatkan item-item pertanyaan
b. Menyusun matriks spesifikasi data
Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang
dituangkan dalam angket termasuk batasan konsep yang akan diteliti,
variabel-variabel yang perlu diidentifikasi.
c. Menyusun kisi-kisi angket
Tujuannya agar di dalam menyusun butir-butir item angka dapat
menyebar pada seluruh variabel maupun indikator yang telah ditetapkan.
d. Merumuskan item angket
Pada saat merumuskan item angket dengan menggunakan kata-kata
yang menunjukkan tindakan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

e. Uji coba angket


Uji coba angket dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan angket
yang dibuat termasuk berbagai kesulitan yang ada serta untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas.
f. Revisi Angket
Revisi dilakukan setelah mengetahui hasil dari uji coba angket
yang telah disebarkan kepada responden. Jika ada item yang tidak valid
maka perlu diadakan revisi atau dihilangkan apabila masih ada item
pertanyaan yang dapat mewakili.
g. Memperbanyak angket
Setelah diadakan revisi langkah selanjutnya adalah memperbanyak
angket yang telah direvisi tersebut melebihi jumlah responden yang telah
ditentukan. Hal itu dikarenakan harus memperhitungkan kemungkinan tidak
kembalinya angket dari responden. Kemudian angket dihimpun kembali
untuk dianalisis hasilnya.

2. Dokumentasi
Arikunto (2010: 201) mengemukakan pendapat bahwa “Dokumentasi,
dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis,
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan literatur-
literatur seperti buku dan jurnal, serta data survey awal. Jadi metode ini
merupakan salah satu cara menampilkan data dengan melakukan pengamatan dari
dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

F. Validasi Instrumen Penelitian


Menurut Arikunto (2010: 211) mengatakan bahwa “Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Adapun syarat-
syarat validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

1. Validitas alat ukur/instrumen


Validitas menurut Sugiyono (2008: 267) “merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
oleh peneliti”. Sedangkan Arikunto (2010: 211) menyatakan bahwa ”Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen”. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian. Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan
mengambil 30 responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Adapun
rumus yang digunakan untuk menguji validitas tersebut adalah dengan rumus
korelasi product moment dari pearson dengan angka kasar seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (2010: 213) sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
夠
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi yang dicari
N = jumlah responden atau subyek yang diteliti
X = skor total tiap-tiap item
Y = skor total
Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product
moment, apabila hasil yang diperoleh r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi
5% maka angket tersebut valid.

2. Reliabilitas Alat Ukur (Instrumen)


Reliabilitas menurut Sugiyono (2008: 268) adalah “berkenaan dengan
derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan”. Sedangkan Arikunto (2010)
mengemukakan reliabilitas dari suatu instrumen adalah instrumen yang baik
sehingga cukup dapat dipercaya/diandalkan untuk digunakan sebagai pengumpul
data. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek
yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang
berbeda menghasilkan data yangcommit to user
sama, atau sekelompok data bila dipecah
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Rumus yang digunakan untuk
menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini yaitu rumus reliabilitas alpha
seperti berikut:
襘 ∑
33 1
襘 1
Keterangan:
r11 = reliabitas instrumen
k = banyaknya item
∑σb2 = jumlah item
Σt2 = varians total
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai r11 yang diperoleh
kemudian dikonsultasikan dengan r product moment pada tabel dengan ketentuan
r11 > rtabel. Semakin tinggi koefisien alpha, berarti semakin baik pengukuran suatu
instrumen.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Arikunto (2010: 338)
menyatakan ”Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu peluasan dari
teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan
prediksi terhadap variabel terikat”. Pernyataan tersebut mengandung pengertian
regresi ganda merupakan analisis tentang hubungan antara satu variabel dependent
dengan dua atau lebih variabel independent , dan sesuai penelitian ini terdiri atas tiga
variabel independent dan satu variabel dependent .

1. Pengujian Persyaratan Analisis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis
memiliki bentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk
commit to user
setiap variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik.
Penerapan dasar yang digunakan sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linear
antara varibel X dan Y. Pada penelitian ini melakukan uji linearitas dengan
menggunakan plot antara residu (e) versus Y-topi (Ŷ). Jika plot yang
bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram (diagram pencar)
dalam arti tidak berpola, maka dapat dikatakan tidak terjadi misspesifikasi
pada fungsi garis regresi. Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel X
dan Y adalah linear.
c. Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua Aspek variabel dalam penelitian. Apabila hasil pengujian tersebut tidak
terdapat kaitan, dapat dikatakan Aspek-Aspek tersebut bersifat independent
atau bebas statistik uji independensi dilakukan dengan melihat nilai
variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Menurut Hair et al
dalam Duwi Priyatno (2009) variabel dikatakan memiliki masalah
multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau VIF lebih
besar dari 10.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau
tidak. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan
antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized
Predicted Value. Menurut Singgih Santoso (2001:210) menetapkan dasar
commitdengan
pengambilan keputusan berkaitan to usergambar tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola


tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.

2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independent (X) dan variabel dependent (Y) dengan variabel independent
lebih dari dua variabel. Rumus umum dari regresi linier berganda sebagai
berikut:

n 3 3 e e

Keterangan:
Y = keputusan pembelian
a = bilangan konstanta
b = koefisien regresi
X1 = Aspek pribadi
X2 = Aspek objek/produk
X3 = Aspek situasi
e = eror

b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel independent
bisa atau tidak untuk secara serentak/bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependent. Seperti pernyataan berikut ini:
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh secaracommit to user
signifikan terhadap variabel terikat. Atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

variabel terikat atau tidak. Signifikansi berarti hubungan yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05
(Duwi Priyatno, 2009: 76)

Adapun langkah-langkah dari uji F sebagai berikut:


1) Hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independent terhadap variabel dependent.
H0 : b1 b2 b3 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independent
terhadap variabel dependent.
2) Tingkat signifikansi (α) = 5% ; F tabel α (k-1; n-k)
3) Rumus uji F
⁄ 襘 1
1 퇘 襘
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah responden
k = jumlah variabel
4) Kriteria pengujian
H0 diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel atau probabilitas nilai F
atau signifikan > 0,05. H0 ditolak dan Ha diterima apabila F hitung > F tabel
atau probabilitas nilai F atau signifikan < 0,05.
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17 yaitu
dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom sig. Jika probabilitas < 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dan model
regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai
signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

c. Uji t (Uji Signifikansi Parameter Individual)


Pengujian ini untuk menunjukkan signifikan atau tidaknya
pengaruh variabel independent secara individu/parsial terhadap variabel
dependent dengan asumsi variabel independent lainnya konstan. Langkah-
langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independent terhadap variabel dependent.
H0 : b1 b2 b3 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independent
terhadap variabel dependent.
2) Tingkat signifikansi (α) = 5% ; t tabel = n – k – 1
3) Rumus uji t

Keterangan:
= koefisien regresi
= standar error koefisien regresi
4) Kriteria pengujian
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung <t tabel atau probabilitas nilai t
atau signifikan > 0,05. H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung >t tabel

atau probabilitas nilai t atau signifikan < 0,05.


Uji t dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17 yaitu
dengan melihat tabel coefficients pada kolom sig. Jika probabilitas nilai t
atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
secara signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika
probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

d. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kontribusi yang
diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Ini juga
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel-variabel di
luar model. Koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS 17 yaitu dengan melihat tabel Model Summary pada kolom R
Square.

Rumus koefisien determinasi:


�ĖǴ n 襘Ėndn
Jumlah 
kuadrat regresi
�ĖǴ n 襘Ėndn
Jumlah kuadrat total n

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2


yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikat sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

FITRI YUNIATI X8110021BAB IV


HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Laptop Mahasiswa Program Studi Ekonomi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012”
ini menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Tiga variabel bebas
yaitu aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), dan aspek situasi (X3). Satu variabel
terikatnya adalah keputusan pembelian (Y). Berdasarkan data induk penelitian
penyebaran angket kepada mahasiswa prodi Ekonomi sebagai konsumen laptop,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskriptif Data Identitas Mahasiswa


No. Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 15 orang
2. Perempuan 67 orang
Jumlah 82 orang
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Tabel 4.2 Deskriptif Data Identitas Mahasiswa


Tingkat Semester Jumlah
1 2 34
2 4 27
3 6 15
4 8 6
Jumlah Keseluruhan: 82
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Tabel 4.3 Deskriptif Data Merek Laptop Mahasiswa.


No. Merek Laptop Jumlah Mahasiswa
1. Acer 19
2. Apple -
3. Asus 11
4. Axioo 7
5. BenQ -
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

No. Merek Laptop Jumlah Mahasiswa


6. Dell 4
7. Panasonic -
8. Samsung 2
9. Sony Vaio -
10. Hp 20
11. Lenovo -
12. Toshiba 19
Jumlah 82
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Deskriptif data dengan variabel aspek pribadi (X1), aspek produk (X2),
dan aspek situasi (X3), serta variabel keputusan pembelian (Y), setelah dilakukan
pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi Data Statistik


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Aspek Pribadi (X1) 82 17 29 23,61 2,675
Aspek Produk (X2) 82 19 38 29,01 4,398
Aspek Situasi (X3) 82 19 38 29,45 4,571
Keputusan 82 20 39 29,85 4,400
Pembelian (Y)

(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Deskriptif data tersebut menunjukkan jumlah responden penelitian adalah


82 responden dari seluruh populasi. Berdasarkan deskripsi data pada tabel 4.4
dapat diketahui skor variabel aspek pribadi diperoleh skor minimum 17; skor
maksimum 29; rata-rata 23,61; dan standar deviasi 2,675. Variabel aspek produk
diperoleh skor minimum 19; skor maksimum 38; rata-rata 29,01; dan standar
deviasi 4,398. Variabel aspek situasi diperoleh skor minimum 19; skor maksimum
38; rata-rata 29,45; dan standar deviasi 4,571. Variabel keputusan pembelian
diperoleh nilai minimum 20; nilai maksimum 39; nilai rata-rata 29,85; dan nilai
standar deviasi 4,400.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

B. Pengujian Persyaratan Analisis


Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan uji
asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Normalitas
Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis
memiliki sebaran normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat dilihat dari
penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Apabila data menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar tetapi tidak mengikuti
garis diagonal, maka data tersebut disebut tidak normal. Hasil uji normalitas pada
penelitian ini bisa dilihat dalam gambar berikut:

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keputusan Pembelian


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual


(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal


dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

2. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Cara
mendeteksinya adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF), dimana menurut Hair et al dalam Priyatno (2009) variabel
dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil
dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 Aspek Pribadi ,921 1,086
Objek / Produk ,930 1,075
Situasi ,914 1,094
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Pada tabel coefficients terlihat nilai VIF dari variabel aspek pribadi
adalah 1,086; aspek produk adalah 1,075; dan aspek situasi adalah 1,094;
ketiganya kurang dari 10. Pada kolom tolerance menunjukkan bahwa nilai dari
ketiga variabel lebih dari 0,1; yaitu aspek pribadi adalah 0,921; aspek produk
adalah 0,930; dan aspek situasi adalah 0,914.

Berdasarkan uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai


tolerance ketiga variabel bebas yaitu aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), dan
aspek situasi (X3) lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10. Maka, dapat disimpulkan
bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

pengamatan lain. Suatu penelitian diindikasikan memiliki masalah


heteroskedastisitas apabila ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit).
Namun jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dikatakan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisistas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambar berikut:

Scatterplot

Dependent Variable: Keputusan Pembelian


10
Regression Deleted
(P ress) Residual

-5

-10

-15

-4 -2 0 2 4

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 4.2 Scatterplot Regression Standardized Residual


(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik menyebar secara acak, tidak


membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi, karena pada model tersebut varian residual
dari satu pengamatan ke pengamatan lain bersifat tetap (homoskedastisitas). Oleh
karena itu, model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel keputusan
pembelian yang didasarkan pada variabel aspek pribadi, aspek produk, dan aspek
situasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel
pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk
mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan
pendekatan D-W (Durbin Watson). Kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,679a ,461 ,441 3,291 1,585
a. Predictors: (Constant), Situasi, Objek / Produk, Aspek Pribadi
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Berdasarkan uji autokorelasi pada tabel 4.6 diperoleh hasil angka D-W
sebesar 1,585. Nilai D-W terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,585 < 2), dengan
demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi.

5. Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Untuk mendeteksi adanya hubungan
linier antara variabel X dan Y, maka dilakukan pengujian SPSS dengan
menggunakan Test of Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Variabel-variabel
disebut mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi kurang dari 0,05. Hasil
uji linearitas dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Scatterplot

Dependent Variable: Keputusan Pembelian


10
Regression Deleted
(P ress) Residual

-5

-10

-15

-4 -2 0 2 4

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 4.3 Scatterplot Regression Studentised Residual (Plot antara


Residu (e) dengan Y-topi)
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Berdasarkan plot antara residu (e) dengan Y-topi (keputusan pembelian)


di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan suatu scatter diagram (diagram
pencar) dalam arti tidak berpola, maka dapat dikatakan tidak terjadi misspesifikasi
pada fungsi regresi, sehingga model regresi memenuhi asumsi linearitas.

C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.

1. Analisis Regresi Ganda


Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows
diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

Tabel 4.7 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Unstandardized
Coefficients

Model B
1 (Constant) -1,551
Aspek Pribadi ,523
Objek / Produk ,324
Situasi ,328
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang


diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3
Keterangan:
Y = keputusan pembelian
X1 = aspek pribadi
X2 = aspek produk
X3 = aspek situasi
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. -1,551 adalah konstanta yang artinya apabila aspek pribadi (X1), aspek
produk (X2) dan aspek situasi (X3) dianggap nol, maka keputusan pembelian
adalah negatif.
b. Koefisien regresi variabel aspek pribadi (X1) sebesar 0,523 artinya aspek
pribadi mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian. Sedangkan koefisien 0,523 berarti bahwa peningkatan satu unit
variabel aspek pribadi dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,523 unit.
c. Koefisien regresi variabel aspek produk (X2) sebesar 0,324 artinya aspek
produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
commit to user
pembelian. Sedangkan koefisien 0,324 berarti bahwa peningkatan satu unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

variabel aspek produk dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,324 unit.
d. Koefisien regresi variabel aspek situasi (X3) sebesar 0,328 artinya aspek
situasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian. Sedangkan koefisien 0,328 berarti bahwa peningkatan satu unit
variabel aspek situasi dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,328 unit.

2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan
konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara simultan
terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan
konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara simultan
terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.
c. Nilai Probabilitas
Tabel 4.8 ANOVA

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 723,661 3 241,220 22,277 ,000a
Residual 844,583 78 10,828
Total 1568,244 81
a. Predictors: (Constant), Situasi, Objek / Produk, Aspek Pribadi
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

commit
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Berdasarkan tabel 4.8 bisa dilihat bahwa nilai probabilitas dalam


kolom Sig. adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka bisa
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel keterlibatan
konsumen yang terdiri dari tiga sub variabel yaitu aspek pribadi (X1), aspek
produk (X2), aspek situasi (X3) terhadap keputusan mahasiswa dalam
pembelian laptop (Y).

3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan
konsumen (aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi) secara
parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan
konsumen (aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi) secara
parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.
c. Nilai Probabilitas
Tabel 4.9 Coefficients

Coefficientsa

Model t Sig.
1 (Constant) -,393 ,696
Aspek Pribadi 3,672 ,000
Objek / Produk 3,752 ,000
Situasi 3,923 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

commit
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Berdasarkan tabel coefficients di atas bisa dilihat bahwa:


1) Nilai probabilitas aspek pribadi (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel aspek pribadi (X1) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
2) Nilai probabilitas aspek produk (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel aspek produk (X2 ) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
3) Nilai probabilitas aspek situasi (X3) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel aspek situasi (X3) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).

4. Menghitung Koefisien Determinasi


Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows
diperoleh nilai koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4.10 Model summary

Model Summaryb

Model Adjusted R Square


1 ,441
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)

Berdasarkan tabel model summary nilai koefisien determinasi/angka


Adjusted R Square (R2) yang mengukur seberapa jauh kemampuan variabel X
dalam menjelaskan variabel Y sebesar 0,441. Hal ini berarti seluruh variabel
bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 44,1%, sedangkan sisanya
(100% - 44,1% = 55,9%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

R2 sebesar 0,441 menunjukkan bahwa pengaruh aspek pribadi, aspek


produk, dan aspek situasi adalah lemah. Pengaruhnya dikatakan lemah karena
nilainya di bawah 0,5.

5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis


Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan konsumen
yang terdiri atas: aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi terhadap
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
b. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aspek pribadi terhadap
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
c. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aspek produk terhadap
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
d. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aspek situasi terhadap
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data


Setelah dilakukan analisis data dalam penelitian ini melalui SPSS, hasil
pengolahan data membuktikan bahwa seluruh variabel yang ada di dalam konsep
keterlibatan konsumen yang terdiri dari aspek pribadi, objek/produk, dan situasi
berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
Berikut menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel dalam
konsep keterlibatan konsumen terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian
laptop yaitu aspek pribadi berpengaruh sebesar 0,523, aspek produk berpengaruh
sebesar 0,324, dan aspek situasi berpengaruh sebesar 0,328.
Hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga disimpulkan
terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel keterlibatan konsumen yang
terdiri atas aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi secara simultan terhadap
commit to user
keputusan pembelian. Hal ini berkebalikan dengan penelitian Sridhar (2007)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

memiliki nilai cronbach alpha rendah sebesar 0,6993 (pembelian televisi) dan 0,67
(pembelian sabun). Namun nilai reabilitas itu menurut Sridhar (2007) merupakan
suatu tingkat konsistensi internal yang wajar dalam skala item.
Hasil uji t diperoleh nilai probabilitas untuk ketiga variabel adalah
sebesar 0,000 karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak,
sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara
variabel keterlibatan konsumen yang terdiri atas aspek pribadi, aspek produk dan
aspek situasi secara parsial terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian
Sridhar (2007) melalui T-test dengan taraf signifikansi 0,01 menghasilkan nilai
probabilitas keterlibatan konsumen yang signifikan berdasarkan nilai rata-rata
skor terhadap keputusan pembelian televisi sebesar 67,52 dan sabun sebesar
55,29.
Ketiga variabel keterlibatan konsumen secara parsial menunjukkan aspek
pribadi = 0,523; aspek produk = 0,324; dan aspek situasi = 0,328. Nilai koefisien
regresi masing-masing variabel tersebut menunjukkan pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian. Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut dapat
diketahui bahwa pengaruh terbesar dalam mempengaruhi keputusan pembelian
(Y) adalah variabel aspek situasi (X2) sebesar 0,341.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel keterlibatan konsumen
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara simultan
maupun parsial terhadap keputusan pembelian. Aspek pribadi berpengaruh
sebesar 0,318; aspek produk berpengaruh sebesar 0,323; dan aspek situasi
berpengaruh sebesar 0,341. Hal ini senada dengan penelitian Yuniartik (2006)
menghitung besarnya keterlibatan konsumen berdasarkan faktor pribadi terhadap
produk detergen terbukti tinggi yang telah dinyatakan dengan skor untuk
konsumen laki-laki 30,3 dan untuk perempuan 20,7.
Berdasarkan hasil dari semua penelitian tersebut, maka dapat diketahui
bahwa variabel keterlibatan konsumen sangat menentukan keputusan mahasiswa
dalam pembelian laptop. Semakin baik konsep keterlibatan konsumen maka akan
semakin tinggi keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Semakin besar
commit to user
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop maka akan semakin besar peluang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

produk laptop untuk meningkatkan penjualan produknya. Hal inilah yang


diharapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan konsep keterlibatan
konsumen. Oleh karena itu, diharapkan manajemen pemasaran perusahaan laptop
lebih mengoptimalkan konsep keterlibatan konsumen, dengan melakukan evaluasi
serta perbaikan untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Namun demikian, terdapat persamaan dan perbedaan dalam suatu
penelitian. Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
variabel yang digunakan keterlibatan konsumen (involvement). Selain itu, metode
analisisnya sama yaitu analisis deskriptif, sedangkan perbedaannya pada metode
penelitian, objek penelitian ini berupa produk laptop, sampel, tempat serta waktu
penelitian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perhitungan menggunakan uji F
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil
dari 0,005 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis pertama penelitian yang
menyatakan “terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel keterlibatan
konsumen yang terdiri atas aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi secara
simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop” diterima atau
terbukti kebenarannya.
Selanjutnya hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,005
maka Ho ditolak, sehingga hipotesis kedua penelitian yang menyatakan “aspek
pribadi (X1), aspek produk (X2), dan aspek situasi (X3) secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian
laptop” diterima atau terbukti kebenarannya.
Kemudian diperoleh persamaan garis regresi Y = -1,551 + 0,523X1 +
0,324X2 + 0,328X3. Pada persamaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk
masing-masing variabel adalah aspek pribadi (X1) sebesar 0,523; aspek produk
(X2) sebesar 0,324; dan aspek situasi (X3) sebesar 0,328. Nilai koefisien regresi
terbesar adalah 0,523 yaitu variabel aspek pribadi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa dari ketiga variabel bebas yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop (Y) adalah variabel aspek pribadi
(X1). Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,441. Hal ini berarti seluruh
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 44,1% sedangkan
sisanya (100% - 44,1% = 55,9%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model.
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas ternyata terdapat
pengaruh keterlibatan konsumen yang terdiri atas: aspek pribadi, aspek produk
dan aspek situasi terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Oleh
karena itu, dapat disajikan implikasi/dampak hasil penelitian sebagai berikut:
1. Dengan mengetahui keterlibatan konsumen berpengaruh dalam keputusan
mahasiswa melakukan pembelian laptop, maka dapat memberi masukan, bahan
pertimbangan, serta referensi dalam mengambil kebijakan-kebijakan bagi pihak
perusahaan maupun agen/marketing untuk meningkatkan keterlibatan
konsumen demi mencapai penjualan yang optimal.
2. Aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian laptop. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dari pihak
agen/marketing laptop untuk selalu dapat meningkatkan, menjaga dan
memelihara kelangsungan penjualannya agar tetap eksis di tengah persaingan
bisnis laptop yang semakin ketat, sehingga mampu menciptakan dan
memelihara keterlibatan konsumen dalam meningkatkan keputusan pembelian.
3. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen dan
pemasaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan penguat teori bahwa beberapa
aspek dari keterlibatan konsumen yaitu aspek pribadi, aspek produk, dan aspek
situasi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dan pada dasarnya
keterlibatan konsumen harus ditingkatkan secara berkesinambungan.
4. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai
pengaruh keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian untuk
penelitian yang akan datang.
5. Hasil penelitian ini akan dapat dikembangkan secara lebih lanjut melalui teori
keilmuan yang ada sebagai upaya untuk dapat meningkatkan pendalaman
tentang perilaku konsumen.
C. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian dan implikasi penelitian yang penulis
paparkan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

berguna bagi peningkatan keputusan pembelian terhadap produk laptop. Adapun


saran-saran tersebut antara lain:

1. Bagi Perusahaan maupun Agen/Marketing


a. Perusahaan laptop hanya mengandalkan keunggulan dari produknya dan
kurang memperhatikan uji kehandalan produk secara berkesinambungan
baik sebelum produksi dan sesudah pemakaian produk tersebut agar
konsumen tidak kecewa atau merasa dirugikan atas produk yang telah
dibelinya. Kemudian perusahaan juga perlu menginformasikan hasil uji
kehandalan laptop melalui surat kabar, majalah, maupun website resmi
perusahaan karena konsumen akan merasa produk laptop pilihannya benar-
benar berkualitas sehingga dapat berpengaruh pada citra perusahaan dan
besar kecilnya ketertarikan masyarakat untuk melakukan keputusan
pembelian.
b. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan aspek produk dan aspek situasi
dengan melakukan promosi yang optimal dan memberikan informasi
lengkap mengenai laptopnya baik dari segi fungsi dan kehandalannya
melalui surat kabar, majalah, maupun brosur karena penting bagi konsumen
agar tertarik untuk melakukan keputusan pembelian dan dapat mengambil
keputusan yang tepat, serta pada akhirnya mempengaruhi masyarakat luas.
c. Perusahaan maupun agen sebaiknya mengupayakan penyampaian informasi
simbol produk yang benar-benar berarti bagi konsumen karena bisa
menimbulkan perasaan positif/bangga seperti simbol tersebut menyatakan
tiada tandingan dibandingkan dengan lainnya atas penggunaan produk
laptopnya.

2. Bagi Konsumen
a. Hendaknya konsumen mencari informasi terlebih dahulu mengenai produk
laptop yang menjadi kebutuhan dan keinginannya melalui kerabat, teman,
majalah, koran, internet, maupun langsung pada agennya; sehingga benar-
commit to user
benar memahami risiko produk laptopnya seperti bahaya produk bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

konsumen, menarik dan menyenangkan memiliki laptop, serta kinerja


produknya.
b. Hendaknya konsumen menyesuaikan antara kebutuhannya dengan harga
produk dan biaya perawatannya melalui brosur, internet, atau langsung pada
agennya apabila ingin melakukan keputusan pembelian yang tepat sehingga
memperoleh manfaat yang optimal dari laptop setelah mengeluarkan biaya
untuk membelinya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai keterlibatan konsumen
terhadap produk-produk lain dengan menambahkan pengukuran tingkat
keterlibatan konsumen agar penelitian lebih mendalam dan memberikan
kontribusi bagi pihak yang berkepentingan.
b. Sebaiknya menambah jumlah sampel karena konsumen laptop sangat
banyak tidak hanya mahasiswa, tetapi juga masyarakat luas seperti
karyawan, pegawai, siswa, wiraswasta, dsb. Dengan mengambil sampel
lebih banyak, harapannya bisa mewakili populasi konsumen laptop.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai