Anda di halaman 1dari 26

Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang

Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Bab IV
Analisis Kebutuhan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
4.1 Kebijakan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
Kebjikan pengembangan Ruang Terbuka Hijau pada Kabupaten Nganjuk
termuat dalam RTRW Kabupaten Nganjuk dan RDTR Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan
RTRW Kabupaten Nganjuk, rencana pembangunan RTH di Kabupaten Nganjuk
merupakan hasil sinkronasi program yang dilakukan. Pengembangan Ruang Terbuka
Hijau tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Indikasi Program RTH Berdasarkan RTRW Kab. Nganjuk
Program Sumber Instansi
Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
Kawasan a. Pemantapan dan • Kecamatan APBN • Kemetrian
yang identifikasi batas Gondang, Tahun Lingkungan
memberikan peruntukan kawasan Anggaran Hidup dan
• Kecamatan
perlindungan hutan lindung 2021-2041 Kehutanan
Jatikalen,
terhadap b. Pengembangan • Balai
kawasan • Kecamatan
jenis tanaman lindung Pengelolaan
bawahannya Lengkong,
dan reboisasi Daerah Aliran
• Kecamatan Sungai dan
c. Pengendalian dan Loceret, Hutan
pencegahan ahli fungsi
• Kecamatan Lindung
hutan lindung
Ngetos,
d. Penyusunan
ketentuan dan • Kecamatan
prasayarat lingkungan Ngluyu,
hidup • Kecamatan
Pace,
• Kecamatan
Rejoso, dan
• Kecamatan
Sawahan.
Kawasan a. Penentapan lokasi, Seluruh APBN, Kemetrian Peker
Perlindungan identifikasi dan Kecamatan APBD jaan Umum dan
Setempat perencanaan Kabupaten Perumahan
Nganjuk Rakyat
b. Pengendalian dan
Tahun
pencegahan ahli fungsi Dinas Pekerjaan
Anggaran
kawasa perlindungan Umum dan
2021-2041
setempat Penataan Ruang

L a p o r a n A k h i r | IV - 1
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
c. Pengembangan
jenis tanaman lindung
dan penyediaan sarana
dan prasaana pada
kawasan perlindungan
setempat.
d. Penyusunan
ketentuan dan prasayarat
lingkungan hidup
Kawasan a. Penetapan lokasi, • Situs Makam APBD Dinas
Cagar Budaya identifikasi dan Pakuncen, Kabupaten Pariwisatan,
perencanaan kawasan situs Masjid Tahun Kepemudaan,
cagar budaya Baitur Anggaran Olahraga dan
Rohman 2021-2041 Kebudayaan
b. Pengendalian dan
Pakuncen
pencegahan ahli funsi
dan Situs
kawasan cagar budaya
Masjid Kuno
c. Pengembangan Darussalam di
manajemen perlindungan Kecamatan
dan sarana prasarana Patianrowo;
pada kawasan cagar
• Situs makam
budaya
Kanjeng
d. Penyusunan Djimat dan
ketentuan dan situs Masjid
prasayaratan lingkungan Besar Al
hidup Mubarok di
Kecamatan
berbek;
• Situs makam
Ki Ageng
Ngaliman di
Kecamatan
Sawahan;
• Situs Masjid
Besar
Kauman
Kertosono di

L a p o r a n A k h i r | IV - 2
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
Kecamatan
Kertosono;
• Situs Makam
Nduro
Prambon di
Kecamatan
Prambon;
• Situs Makam
Syeh Sulukhi
di Kecamatan
Wilangan;
• Situs Makan
Hargo Jali di
Kecamatan
Tanjunganom
• Situs Candi
Ngetos di
Kecamatan
Ngetos; dan
• Situs Candi
Lor di
Kecamatan
Loceret.
Kawasan a. Penetapan dan • Kecamatan APBN Kemetrian
Hutan identifikasi batas Bagor, Tahun Lingkungan
Produksi peruntukan jenis kawasan Anggaran Hidup dan
• Kecamatan
hutan produksi 2021-2041 Kehutanan
Berbek,
b. Pengembangan, Balai Pegelolaan
• Kecamatan
reboisasi dan diversifikasi Daerah Aliran
Gondang,
jenis tanaman produksi Sungai dan
• Kecamatan Hutan Lindung
c. Penentapan lokasi Jatikalen,
dan pengembangan
pengelolaan hutan • Kecamatan
bersama masyarakat; dan Lengkong,
• Kecamatan
Loceret,

L a p o r a n A k h i r | IV - 3
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
d. Menyusun • Kecamatan
ketentuan dan prasayarat Ngetos,
lingkungan hidup • Kecamatan
Ngluyu,
• Kecamatan
Pace,
• Kecamatan
Rejoso,
• Kecamatan
Sawahan,
dan
• Kecamatan
Wilangan
Kawasan Penetapan lokasi, • Kecamatan APBD Dinas Pertanian
Perkebunan identifikasi batas dan Berbek, Kabupaten Kabupaten
Rakyat potensi serta perencanaan • Tahun
Kecamatan
pengembangan kawasan Anggaran
Loceret,
perkebunan 2021-2041
• Kecamatan
Ngetos,
• Kecamatan
Ngluyu,
• Kecamatan
Pace,
• Kecamatan
Rejoso dan
• Kecamatan
Sawahan
Perwujudan Penentapan lokasi, Seluruh APBD Dinas Pertanian
kawasan identifikasi batas dan Kecamatan Kabupaten
tanaman potensi serta perencanaan Tahun
pangan pengembangan Anggaran
peruntukan tanaman 2021-2041
pangan

L a p o r a n A k h i r | IV - 4
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
Penetapan Kawasan Seluruh APBD Dinas Pertanian
pertanian pangan Kecamatan Kabupaten Kabupaten
berkelanjutan (KP2B) Tahun
Anggaran
2021-2041
Pembangunan tanaman Seluruh APBD Dinas Pertanian
pangan diarahkan untuk Kecamatan Kabupaten Kabupaten
swasembada pangan, Tahun
meningkatkan Anggaran
pendapatan, 2021-2041
kesejahteraan, taraf hidup
petani, memperbaiki
derajat mutu konsumsi
masyarakat yang
berimbang
Peningkatan kapasitas Seluruh APBD Dinas Pertanian
produktivitas pertanian Kecamatan Kabupaten Kabupaten
sustainable Tahun
Anggaran
2021-2041
Peningkatan dan peluang Seluruh APBD Dinas Pertanian
ekstensifikasi Kecamatan Kabupaten Kabupaten
Tahun
Anggaran
2021-2041
Pengembangan tanaman/ Seluruh APBD Dinas Pertanian
komoditi unggulan Kecamatan Kabupaten Kabupaten
Tahun
Anggaran
2021-2041

L a p o r a n A k h i r | IV - 5
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
Perwujudan Penetapan arahan lokasi Kecamatan APBD Dinas Pertanian
Kawasan peruntukan Berbek, Kecamat Kabupaten Kabupaten
Peternakan pengembanagan produksi an Tahun
peternakan Jatikalen, Kecam Anggaran
atan Loceret, 2026-2041
Kecamatan Pace,
Kecamatan
Patianrowo

Sedangkan pada RDTR Kabupaten Nganjuk, pengembangan Ruang Terbuka


Hijau tertuang dalam Program Prioritas Perwujudan Zona Lindung dengan pada poin
perwujudan zona Ruang Terbuka Hijau. Perwujudan Zona Ruang Terbuka Hijau yang
tertuang dalam RDTR Kabupaten Nganjuk dapat dilihat lebih lengkap pada Tabel 4.2
berikut.
Tabel 4. 2 Indikasi Program RTH Berdasarkan RDTR Kab. Nganjuk
Program Sumber Instansi
Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
Perwujudan Zona Ruang Terbuka Hijau
1. Sub-zona a. perencanaan dan - Kelurahan APBD Dinas Pekerjaan
RTH rimba pengadaan lahan untuk Ploso Kabupaten Umum dan
kota RTH rimba kota Nganjuk Penataan Ruang
- Kelurahan
dengan
b. penyediaan jenis Gayangan Dinas
waktu
vegetasi untuk RTH Lingkungan
pelaksanaan
Rimba Kota Hidup
Tahun
2031-2043
2. Sub-zona a. perencanaan dan - Kelurahan APBD Dinas Pekerjaan
RTH taman pengadaan lahan untuk Mangudikaran Kabupaten Umum dan
kota RTH Taman Kota dengan Penataan Ruang
- Kelurahan
waktu
b. Penentuan jenis Gunung Kidul Dinas
polkamania
vegetasi dengan kriteria Lingkungan
- Kelurahan Tahun
sebagai reduksi polutan Hidup
Ploso 2025-2026
(emisi CO2) dan
pengenal lingkungan - Keluruhan
seperti Bunga kupu-kupu, Kauman
kersen, puncuk merah,

L a p o r a n A k h i r | IV - 6
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
tanjuk dan tanaman
Semak).
3. Sub-zona a. perencanaan dan - Kelurahan APBD Kab Dinas Pekerjaan
RTH taman pengadaan lahan untuk Werungotok dengan Umum dan
kecamatan RTH taman kecamatan waktu Penataan Ruang
- Kelurahan
pelaksanaan
b. penyediaan jenis Payaman Dinas
Tahun 2027
vegetasi untuk RTH Lingkungan
- Kelurahan
taman kecamatan Hidup
Jatirojo
- Kelurahan
Bedungan
4. Sub-zona a. Perencanaan dan - Desa APBD Dinas Pekerjaan
RTH taman pengadan lahan untuk Ngrengket, Desa Kabupaten Umum dan
kelurahan RTH taman kelurahan Puteran, dengan Penataan Ruang
Kelurahan waktu
b. Penyediaan jenis Dinas
Mangudikaran pelaksanaan
vegetasi untuk taman Lingkungan
Tahun 2027
kelurahan - Kelurahan Hidup
Gunung Kidul
dan Kelurahan
Payaman
- Kelurahan
Jatirogo
- Kelurahan
Gayangan,
Kelurahan
Kauman,
Kelurahan
Begadung
5. Sub-zona a. Perencanaan dan - Desa APBD Dinas Pekerjaan
RTH pengadaan lahan untuk Ngrengket, Desa Kabupaten Umum dan
pemakaman RTH makam Puteran, Desa dengan Penataan Ruang
Bogor Wetan, waktu
b. Penyediaan jenis Dinas
Desa Pellerut, pelaksanaan
vegetasi untuk makam Lingkungan
dan Kelurahan Tahun Hidup
Mangundikaran 2031-2043

L a p o r a n A k h i r | IV - 7
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Program Sumber Instansi


Program Kegiatan Lokasi
Utama Pendanaan Pelaksana
- Kelurahan
Gunung Kidul
dan Payaman
- Kelurahan
Gayangan,
Kelurahan
Kauman,
Kelurahan
Begadung
- Keluruhan
Bogo dan
Cangkriman,
Kelurahan
Jatirogo
6. Sub-zona a. Perencanaan dan - Desa APBD Dinas Pekerjaan
RTH jalur pengadaan lahan untuk Ngrengket, Desa Kabupaten Umum dan
hijau RTH Jalur Hijau Puteran, Desa dengan Penataan Ruang
Bogor Wetan, waktu
b. Penyediaan jenis Dinas
Desa Pellerut, pelaksanaan
vegetasi untuk Jalaur Lingkungan
dan Kelurahan Tahun 2025
Hijau Hidup
Mangundikaran
- Kelurahan
Gunung Kidul
dan Payaman
- Kelurahan
Bogo dan
Cangkriman
- Kelurahan
Gayangan,
Kelurahan
Kauman,
Kelurahan
Begadung

L a p o r a n A k h i r | IV - 8
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

4.2 Persebaran Ruang Terbuka Hijau


Persebaran ruang terbuka hijau yang ada di Kabupaten Nganjuk sebagai berikut.
a) Hutan Kota

Gambar 4. 1 Hutan Kota Anjuk Ladang di Kabupaten Nagnjuk

Dikabupaten Nganjuk terdapat Hutan Kota Anjuk Ladang yang berlokasi di Jl.
Anjuk Ladang, Ploso. Seperti yang terlihat pada gambar, lokasi ini merupakan
salah satu hutan kota yang ada di Kabupaten Nganjuk dan dari kondisi yang ada
Hutan Kota Anjuk Ladang terlihat terkelola dengan baik namun untuk variasi
vegetasi dalam hutan ini tidak cukuo banyaj sehingga kurang memenuhi fungsi
ekologisnya.

b) Taman Kota
Di Kabuaten Nganjuk, terdapat Taman Kota seperti alun-alun nganjuk,
Taman Nyawiji, Taman Pintar dan sebaginya yang tersebar di Kabuaten
Nganjuk.Dari fungsi RTH, taman kota di ini memenuhi fungsi ekologis,
fungsi ekonomi, fungsi sosial budaya dan fungsi estetika yang ada.

L a p o r a n A k h i r | IV - 9
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Alun-alun Nganjuk

Taman Nyawiji

Taman Pintar

Gambar 4. 2 Gambar Taman Kota di Kabupaten Nganjuk

L a p o r a n A k h i r | IV - 10
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Kepemilikan Pengeolahan Permasalahan Penanganan Rekomendasi


No. Tipologi RTH Lokasi Luas (Ha) Keterangan
1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Kawasan/Zona RTH
A.1 Rimba Kota
A.1.1 Rimba Kota SWP Kelurahan/De 1.33 Ha
C Blok C.2 sa Ploso
A.1.2 Rimba Kota SWP Kelurahan/De
D Blok D.3 sa Gayangan
A.2 Taman Kota
A.2.1 Taman Kota SWP Kelurahan 8.71 Ha
A Blok A.2 Mangndikara
n
A.2.2 Taman Kota SWP Kelurahan
Blok B.1 Gunung Kidul
A.2.3 Taman Kota SWP Kelurahan/De
C Blok C.2 sa Ploso
A.2.4 Taman Kota SWP Kelurahan/
D Blok D.3 Desa Kauman
A.3 Taman Kecamatan
A.3.1 Taman Kecamatan Kelurahan 24.42 Ha
SWP A Blok A.3 Werungotok
A.3.2 Taman Kelurahan
Kecamatan SWP B Blok Payaman
B.2

L a p o r a n A k h i r | IV - 11
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

A.3.3 Taman Kelurahan


Kecamatan SWP C Blok Jatirojo
C.2 dan C.3
A.3.4 Taman Kelurahan
Kecamatan SWP D Blok Bedungan
D.1, D.2, dan D.3
A.4 Taman Kelurahan
A.4.1 Taman Kelurahan Desa 10.03 Ha
SWP A Blok A.1 dan A.2 Ngrengket,
Desa Puteran,
Kelurahan
Mangundikar
an
A.4.2 Taman Kelurahan Kelurahan
SWP B Blok B.1 dan B.2 Gunung Kidul
dan
Kelurahan
Payaman
A.4.3 Taman Kelurahan Kelurahan
SWP C Blok C.3 Jatirojo
A.4.4 Taman Kelurahan Kelurahan/De
SWP D Blok D.1, D.2, sa Gayangan,
dan D.3 Kelurahan
Kauman,
Kelurahan
Begadung
A.7 Pemakaman
A.7.1 Makam SWP A Desa 13.35 Ha
Blok A.1, A.2 dan A.3 Ngrengket,
Desa Puteran,

L a p o r a n A k h i r | IV - 12
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Desa Bogor
Wetan,
Kelurahan
Werungotok,
dan
Kelurahan
Mangundikar
an
A.7.2 Makam SWP B Kelurahan
Blok B.1 dan B.2 Gunung Kidul
dan
Kelurahan
Payaman
A.7.3 Makam SWP C Kelurahan
Blok C.1, C.2 dan C.3 Bogo dan
Cangkriman,
Kelurahan
Jatirogo
A.7.4 Makam SWP D Kelurahan/De
Blok D.1, D.2 dan D.3 sa Gayangan,
Kelurahan
Kauman,
Kelurahan
Begadung
A.8 Jalur Hijau
A.8.1 Jalur hijau SWP A Desa 21.45 Ha
Blok A.1, A.2 dan A.3 Ngrengket,
Desa Puteran,
Desa Bogor
Wetan,
Kelurahan

L a p o r a n A k h i r | IV - 13
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Werungotok,
dan
Kelurahan
Mangundikar
an
A.8.2 Jalur hijau SWP B Kelurahan
Blok B.1, B.2 dan B.3 Gunung Kidul
dan
Kelurahan
Payaman
A.8.3 Jalur hijau SWP C Kelurahan
Blok C.1 Bogo dan
Cangkriman
A.8.4 Jalur hijau SWP D Kelurahan/De
Blok D.1, D.2 dan D.3 sa Gayangan,
Kelurahan
Kauman,
Kelurahan
Begadung
B. Kawasan/Zona Lainnya
B.1 Kawasan/Zona yang Kecamatan
memberikan Gondang,
perlindungan Terhadap Kecamatan
Kawasan Bawahannya Jatikalen,
Kecamatan
Lengkong,
Kecamatan
Loceret,
Kecamatan
Ngetos,
Kecamatan

L a p o r a n A k h i r | IV - 14
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Ngluyu,
Kecamatan
Pace,
Kecamatan
Rejoso, dan
Kecamatan
Sawahan
B.2 Kawasan/Zona Seluruh 2,429
Perlindungan Setempat kecamatan
B.6 Kawasan/Zona Cagar
Budaya
B.6.1 Situs Makam Kecamatan
Pakuncen, Situr Masjid Patianrowo
Baitur Rohman
Pakuncen dan Situs
Masjid Kuno
Darussalam
B.6.2 Situs makam Kecamatan
Kanjeng Djimat dan Berbek
Situs Masjid Besar Al
Mubarok
B.6.3 Situs makam Ki Kecamatan
Ageng Ngaliman Sawahan
B.6.4 itus Masjid Besar Kecamatan - Harus
Kauman Kertosono Kertosono memperhati
kan saluran
air
B.6.5 Situs Makam Kecamatan
Nduro Prambon Prambon

L a p o r a n A k h i r | IV - 15
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

B.6.6 Situs Makam Syeh Kecamatan


Sulukhi Wilangan
B.6.7 Situs Makam Kecamatan
Hargo Jali Tanjunganom
B.6.8 Situs Candi Kecamatana
Ngetos Ngetos
B.69 Situs Candi Lor Kecamatan
Loceret
B.8 Kawasan/Zona Hutan
Produksi
B.8.1 Kawasan hutan Kecamatan 42,324 - Dampak
produksi tetap Bagor, permasalaha
Kecamatan n banjir
Berbek, karena
Kecamatan drainase
Gondang,
- RTH masih
Kecamatan
belum
Jatikalen,
mencukupi,
Kecamatan
masih
Lengkong,
beberapa
Kecamatan
persen saja.
Loceret,
Kecamatan
Ngetos,
Kecamatan
Ngluyu,
Kecamatan
Pace,
Kecamatan
Rejoso,
Kecamatan

L a p o r a n A k h i r | IV - 16
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Sawahan, dan
Kecamatan
Wilangan
B.8.2 Kawasan hutan Kecamatan 428.17 Pem
produksi yang dapat Rejoso erint
dikonservasi ah
Kab.
Ngaj
uk
B.9 Kawasan/Zona Kecamatan 5,000 -
Perkebunan Rakyat Berbek, Pembatasan
Kecamatan lahan atau
Locere, wilayah
Kecamatan untuk RTH
Ngetos,
Kecamatan
Ngluyu,
Kecamatan
Pace,
Kecamatan
Rejoso dan
Kecamatan
Sawahan
B.10 Kawasan/Zona
Pertanian
B.10.1 Kawasan Seluruh 37,932
Tanaman Pangan Kecamatan
B.10.2 Kawasan Kecamatan 7,542
pertanian Pangan Bagor,
Berkelanjutan (KP2B) Kecamatan
Baron,

L a p o r a n A k h i r | IV - 17
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Kecamatan
Berbek,
Kecamatan
Gondang,
Kecamatan
Jatikale,
Kecamatan
Kertosono,
Kecamatan
Lengkong,
Kecamatan
Loceret,
Kecamatan
Nganjuk,
Kecamatan
Ngetos,
Kecamatan
Ngronggot,
Kecamatan
Pace,
Kecamatan
Patianrowo,
Kecamatan
Prambon,
Kecamatan
Rejoso,
Kecamatan
Sawahan,
Kecamatan
Sukomoro,
Kecamatan
Tanjungann,
Kecamatan
Ngluyu dan

L a p o r a n A k h i r | IV - 18
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Kecamatan
Wilangan
C. Objek Berfungsi RTH
C.3 Ruang Terbuka Biru
(RTB)
C.3.1 Danau Seluruh 2,429
Kecamatan
C.3.2 Waduk
C.3.3 Sungai

RTH Potensial
Kepemilikan Pengeolahan Permasalahan Penanganan Rekomendasi
No. Tipologi RTH Lokasi Luas (Ha) Keterangan
1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Kawasan/Zona RTH
A.2 Taman Kota Kecamatan Pem DLH
Jatirejo da
A.3 Taman Kecamatan Kecamatan Pem Renca Dina
Sawahan, da na s
Kecamatan PUP
Brebet R
A.4 Taman Kelurahan Desa
Kertosono
A.7 Pemakaman Kauman Dikelola
(Mberu) agar
menjadi
RTH
terpelihara

L a p o r a n A k h i r | IV - 19
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

B. Kawasan/Zona Lainnya
B.3 Kawasan/Zona Kelurahan Diperuntukk
Konservasi Kramat, Jl. an taman
Mambayol
B.6 Kawasan/Zona Cagar Kelurahan
Budaya Ngetos,
Ketosono,
Kepatihan
Rowo,
Tanjung
Anom
C. Objek Berfungsi RTH
C.1e Taman Vertikal (vertical Exit Tol Dibuat RTH
Garden) Nganjuk agar
menambah
estetika

L a p o r a n A k h i r | IV - 20
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

4.3 Analisis Sosial-Ekonomi Ruang Terbuka Hijau


Dalam Subbab ini akan menjelaskan analisis sosial-ekonomi ruang terbuka hijau
yang melihat perilaku masyarakat Kabupaten Nganjuk terhadap perencanaan
pengembangan ruang terbuka hijau. Untuk mengetahui perilaku masyarakat tersebut,
pertanyaan kuesioner terkait perilaku masyarakat didesain tidak hanya mencakup
pertanyaan terkait preferensi penggunaan ruang terbuka hijau, tetapi juga elemen
psikososial yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap ruang terbuka
hijau. Pertanyaan-pertanyaan survei meliputi tingkat kesadaran lingkungan, persepsi
manfaat ruang terbuka hijau, dan keterlibatan sebelumnya dalam kegiatan pelestarian
alam. Selanjutnya, dalam merancang kuesioner, penting untuk menyertakan
pertanyaan yang merangsang pemikiran dan refleksi, mendorong partisipasi aktif, dan
mendapatkan wawasan mendalam tentang motivasi dan hambatan terhadap
pemanfaatan ruang terbuka hijau. Kuesioner dapat mencakup juga pertanyaan terbuka
yang memungkinkan responden untuk menyampaikan ide dan saran mereka. Pemilihan
sampel yang representatif dari populasi yang beragam juga penting untuk memastikan
hasil survey mencerminkan diversitas masyarakat. Setelah survey selesai, analisis data
perlu dilakukan dengan seksama, fokus pada pola perilaku dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap masyarakat terhadap ruang terbuka hijau. Untuk mendapatkan
jumlah responden yang memadai, komunikasi dilakukan secara kolaboratif dengan
berbagai stakeholder yang terlibat.
Terkait dengan perspektif masyarakat, hampir 50% masyarakat Kabupaten
Nganjuk mengharapkan RTH yang mudah dijangkau (45,7%) atau berbiaya murah
(43,5%). Hal ini menunjukkan bahwa desain RTH haruslah memiliki prioritas yang
terjangkau dengan ekonomi masyarakat Nganjuk. Ruangan Terbuka Hijau (RTH) yang
mudah dijangkau dengan biaya murah oleh masyarakat memiliki berbagai manfaat
yang signifikan bagi kesejahteraan sosial dan lingkungan. Akses mudah dan biaya
terjangkau ke RTH dapat meningkatkan kesehatan masyarakat yang dapat melakukan
berbagai aktivitas di sana. RTH yang terjangkau dapat mendukung masyarakat untuk
berolahraga, bersantai, dan mengurangi tingkat stres, yang pada gilirannya dapat
mengurangi risiko penyakit kronis seperti obesitas dan penyakit jantung. Selain itu, RTH
yang terjangkau dapat menjadi tempat berkumpul bagi berbagai lapisan masyarakat,
menciptakan ruang interaksi sosial yang positif. Ini membantu memperkuat ikatan
komunitas, meningkatkan kohesi sosial, dan menciptakan lingkungan yang inklusif.
Dengan memastikan akses yang mudah dan biaya terjangkau, RTH dapat menjadi
panggung untuk berbagai kegiatan sosial dan budaya yang memperkaya kehidupan
masyarakat.

L a p o r a n A k h i r | IV - 21
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Gambar 4. 3 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Alasan Masyarakat Mengunjungi RTH


Argumen RTH yang menyatakan sebagai fungsi sosial juga didukung dengan data
survey di kajian ini. Masyarakat Nganjuk mengatakan bahwa mereka dapat berjalan-
jalan (67,4%), berekreasi bersama keluarga (39,1%), dan berolahraga (30,4%).
Ruangan Terbuka Hijau (RTH) memang memiliki potensi besar untuk meningkatkan
aktivitas sosial masyarakat, menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi dan
keterlibatan sosial. Ke depan, RTH di Kabupaten Nganjuk harus mampu menyediakan
tempat yang nyaman dan terbuka bagi berbagai kegiatan bersama, seperti piknik,
olahraga, dan pertemuan komunitas. Keberadaan area yang luas dan nyaman ini
menciptakan peluang bagi individu dan kelompok untuk berkumpul, berinteraksi, dan
memperkuat ikatan sosial.

Gambar 4. 4 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Kegiatan yang dilakukan Saat


Mengunjungi RTH
Akses terhadap RTH juga harus menjadi pertimbangan pengembangan ke depan.
Sebagian besar masyarakat Nganjuk mengaku menggunakan motor (47,8%). Di bawah
motor, masyarakat berjalan kaki (30,4%), bersepeda (23,9%), dan menggunakan
mobil (15,2%). Akan tetapi hal menarik bisa kita lihat bahwa 0% responden menjawab
menggunakan bus/transportasi umum. Hal ini menandakan RTH di Kabupaten Nganjuk
masih belum terintegrasi dengan transportasi publik. Menghubungkan ruang terbuka
hijau (RTH) dengan akses transportasi publik akan berdampak positif yang signifikan di
berbagai aspek. Memastikan aksesibilitas universal terhadap RTH akan memungkinkan
berbagai lapisan masyarakat menikmati manfaatnya tanpa ketergantungan pada

L a p o r a n A k h i r | IV - 22
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

kendaraan pribadi. Keterhubungan dengan transportasi publik juga mengurangi


kesenjangan aksesibilitas, memastikan bahwa RTH dapat diakses oleh orang-orang yang
tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau memiliki
keterbatasan mobilitas. Integrasi RTH dengan transportasi publik mendukung upaya
pengurangan lalu lintas dan emisi gas rumah kaca. Ini tidak hanya berdampak positif
pada lingkungan perkotaan dengan mengurangi polusi dan kemacetan, tetapi juga
mempromosikan gaya hidup aktif yang mendukung kesehatan masyarakat.

Gambar 4. 5 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Moda Transportasi yang Digunakan


Saat Mengunjungi RTH

Terkait dengan frekuensi seberapa sering masyarakat Nganjuk mengunjungi


RTH, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Nganjuk
tidak memiliki jadwal yang menentu ketika mengunjungi RTH (71,7%). Sebagian kecil
dari masyarakat Kabupaten Nganjuk mengunjungi RTH sebulan sekali (8,7%) dan
seminggu sekali (8,7%). Untuk meningkatkan frekuensi kunjungan masyarakat ke ruang
terbuka hijau (RTH), langkah-langkah strategis harus diambil untuk menciptakan daya
tarik yang berkelanjutan. Pertama, perlu adanya program-program kegiatan yang
beragam dan menarik, seperti konser musik, pameran seni, atau kelas kebugaran.
Dengan menyelenggarakan acara-acara ini secara teratur, RTH menjadi lebih dinamis
dan menjadi tujuan yang menarik bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu
bersama. Selanjutnya, partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan dan
pengembangan RTH dapat menciptakan rasa memiliki yang kuat. Melibatkan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan mereka kesempatan
untuk menyuarakan preferensi mereka dapat meningkatkan ikatan emosional dengan
RTH, mendorong mereka untuk merasa lebih terhubung dan merawat area tersebut.
Adopsi teknologi juga dapat menjadi kunci dalam meningkatkan keterlibatan
masyarakat. Membuat aplikasi seluler atau situs web yang memberikan informasi
tentang kegiatan yang sedang berlangsung, rute pejalan kaki atau sepeda, dan fasilitas
yang tersedia di RTH dapat mempermudah akses dan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap berbagai peluang yang ditawarkan. Penting juga untuk
memastikan bahwa RTH dirawat dengan baik dan aman. Kebersihan, keamanan, dan

L a p o r a n A k h i r | IV - 23
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

perawatan infrastruktur yang baik dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat


untuk mengunjungi RTH secara berkala. Melalui upaya perawatan ini, persepsi
masyarakat terhadap kualitas RTH dapat ditingkatkan, sehingga mereka merasa
nyaman dan terinspirasi untuk menghabiskan lebih banyak waktu di sana.

Gambar 4. 6 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Frekuensi Masyarakat saat


Mengunjungi RTH

Gambar 4. 7 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Lama Masyarakat saat


Mengunjungi RTH

Mendasarkan tabel 4.5. yang menjelaskan mengenai lamanya masyarakat saat


mengunjungi RTH, maka terlihat adanya keberagaman. Menurut jawaban responden,
terlihat bahwa lamanya berkunjung di RTH yang dominan yakni sebanyak 34.8%
adalah ‘lebih dari 1 jam’. Kemudian lamanya masyarakat yang mengunjungi RTH
kedua, yakni sebanyak 28.3% adalah antara ‘31 menit hingga 1 jam’, dan ketiga yakni
yang mengunjungi dengan lama ‘16 - 30 menit ada sekitar 19.6%. Jika demikian halnya,
maka sebagian besar responden ketika mengunjungi RTH lebih banyak menghabiskan
waktu lebih dari 1 jam. Hal ini menunjukkan bahwa jika pemerintah mampu
menyediakan luasan dan banyaknya spot RTH, maka banyak masyarakat yang lebih
sehat. Banyaknya RTH sebenarnya akan mampu mengurangi polusi udara maupun
menurunkan suhu. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh hasil penelitiannya
McPherson (1994), yang menunjukkan bahwa vegetasi mampu menurunkan suhu
permukaan tanah hingga 17°C, serta mengurangi polusi udara hingga 50%. Sementara

L a p o r a n A k h i r | IV - 24
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

menurut Miller (1997), Ruang terbuka hijau dapat mengurangi polusi suara dengan
kombinasi antara pohon dan semak belukar.

Gambar 4. 8 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Faktor-Faktor Masyarakat Untuk


Mengunjungi RTH

Mendasarkan gambar 4.6. yang menjelaskan mengenai keragaman faktor


masyarakat dalam mengunjungi RTH, kenyataannya banyak faktor dan banyak alasan
yang mempengaruhi masyarakat di dalam mengunjungi RTH yang telah disediakan oleh
pemerintah daerah. Dari 9 (sembilan) faktor yang mempengaruhi, nampaknya ada 7
(tujuh) faktor yang ‘sangat mempengaruhi’ antara lain: 1). faktor mudah dijangkau, 2).
faktor Biaya Murah, 3). faktor Menghabiskan waktu dengan keluarga, 4). Faktor
Musim/cuaca, 5). faktor Pertimbangan waktu luang, 6). faktor pertimbangan kondisi
fisik, 7). faktor prtimbangan usia. Sementara yang menyatakan ‘berpengaruh’ yang
dominan ada dua hal yakni: 1). besaran penghasilan per bulan, 2). Bisnis dan berjualan.
Mendasarkan hasil tersebut diatas sangat jelas bahwasannya sebagian besar responden
memiliki pemahaman bahwa ketika mereka mengunjungi RTH dipengaruhi oleh
banyak hal, dan yang paling dominan atau sangat berpengaruh adalah: 1), Mudah
dijangkau, 2). Biaya Murah, 3). Menghabiskan waktu dengan keluarga. Nampaknya
hasil temuan di lapangan tersebut telah memperkuat teori yang telah dikembangkan
oleh Roseland, 1988, dilihat dari kemanfaatan sosial, maka manfaat RTH yang paling
jelas adalah sebagai tempat rekreasi, bermain, bermeditasi, dan untuk berkumpul
bersama atau sebagai tempat istirahat. Sementara menurut Dorward, 1990, Myler,
1997, keberadaan ruang terbuka hijau di lingkungan perkotaan menghasilkan
keberagaman kontras, bentuk, kekasaran, warna, dan tekstur bangunan di lingkungan
perkotaan, mata akan menangkap keberagaman warna, suara, bau dan gerakan
sehingga dapat menumbuhkan pikiran yang sehat bagi penduduk kota.

L a p o r a n A k h i r | IV - 25
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Nganjuk

Gambar 4. 9 Pertanyaan Kuesioner Mengenai Persepsi Kebutuhan


Masyarakat Tentang RTH

Mendasarkan hasil tanggapan atau persepsi responden terhadap kebutuhan


Ruang Terbuka Hidup, terlihat bahwa hampir separoh responden yakni 56,5%
menyatakan ‘sangat setuju’, sementara 19,6% responden lainnya menyatakan ‘setuju’.
Melihat tanggapan tersebut menunjukkan sebagian besar masyarakat menunjukkan
dukungan terhadap penciptaan atau ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten
Nganjuk. Pemahaman akan sebuah kebutuhan baru bagi sebagian besar responden
terhadap ketersediaan atau penyediaan RTH, tentunya memberi angin segar dan arah
yang bagus bagi penguatan terciptanya kota yang ramah lingkungan. Di sisi lain, sangat
dimungkinkan bahwa sebagian besar responden telah memahami akan keuntungan
RTH itu sendiri. Menurut Roseland (1998) keuntungan dari ruang terbuka hijau di
perkotaan dalam pandangan aspek ekonomi adalah ruang terbuka hijau dapat
mengurangi biaya penggunaan energi dan air secara signifikan. Karena ruang terbuka
hijau dapat menghasilkan energi dan air dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat perkotaan. Dengan mengatur korelasi antara ruang terbuka hijau
dengan bangunan disekitarnya, maka diperkirakan dapat menghemat 20-25% biaya
energi. Sementara menurut Roseland, 1998, Ruang terbuka hijau menyediakan habitat
alami bagi binatang seperti burung, ikan, serangga, dan banyak lagi serta dapat
berfungsi sebagai sabuk hijau yang menghubungkan habitat-habitat alami tersebut. RTH
juga dapat menyerap air hujan, yang pada gilirannya meningkatkan sistem drainase.

L a p o r a n A k h i r | IV - 26

Anda mungkin juga menyukai