Anda di halaman 1dari 9

Peran Dinas PUPR Kabupaten Cianjur dalam Penanganan

Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai (Studi Kasus: Kel.


Pamoyanan, Kec/Kab Cianjur)
Fauzana1)
1)Perencana Ahli Muda Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cianjur

Abstrak

Keberadaan Kawasan kumuh di bantaran sungai di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur,


Kabupaten Cianjur menyebabkan terganggunya kualitas air sungai. Tujuan penelitian ini adalah
untuk merumuskan strategi penanganan yang sesuai dengan mempertimbangkan pengaruh
keberadaan kegiatan permukiman di bantaran sungai serta tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Cianjur. Dalam Keputusan Bupati Cianjur Nomor 340/Kep.205-
DISPERKIMTAN/2021 dinyatakan bahwa tanah di lokasi tersebut berstatus legal dan
pemanfaatannya sudah sesuai Materi Teknis RDTR Kawasan Perkotaan Cianjur yang disusun pada
Tahun Anggaran 2019. Hal ini bisa menghambat penertiban di lokasi tersebut sehingga perlu
dilakukan perbaikan materi teknis RDTR sebelum nantinya ditetapkan sebagai Peraturan Bupati.
Selanjutnya, untuk meminimalisir jumlah rumah yang terdampak, Dinas PUPR bisa melakukan
pembangunan tanggul sungai sehingga sempadan sungai menjadi 3 meter dari sisi luar kaki tanggul.
Di samping itu, dapat dilakukan penertiban pada saat masyarakat merehabilitasi rumahnya dengan
mengarahkan mereka untuk menggeser dindingnya agar berada di luar sempadan sungai. Untuk
mengurangi potensi penolakan masyarakat, perlu dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai aturan terkait sempadan sungai dan pemberian insentif bagi
masyarakat yang mau memanfaatkan lahannya sesuai fungsi sempadan sungai.

Kata-kunci : Kawasan kumuh; Observasi; Bantaran sungai; Relokasi; Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pendahuluan Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kabupaten Cianjur.
I.A.1; AK:0,10
Dalam Keputusan Bupati Cianjur Nomor I.A.10; AK:1,00
340/Kep.205-DISPERKIMTAN/2021 tentang Metode
Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh menetapkan sejumlah Metode Pengumpulan Data
perumahan dan permukiman kumuh terdapat
Kawasan kumuh yang berlokasi di bantaran Pengumpulan Data terdiri dari:
sungai, salah satunya di Kelurahan Pamoyanan.
1. Pengumpulan Data Primer, dilakukan melalui
Walaupun pengelolaan permukiman kumuh
observasi langsung sebagai outsider dengan
merupakan bagian dari tugas dan fungsi Dinas
mendatangi lokasi Kawasan kumuh dan
Perkimtan, namun Dinas PUPR dapat turut
wawancara. Yang diwawancara antara lain:
menyusun strategi pendukung untuk
anak dari warga sekitar dan pns yang
terwujudnya 0% kawasan kumuh sesuai tugas
sebelumnya pernah mengurusi perizinan.
dan fungsinya yang diatur oleh Peraturan Bupati
Dari sini diperoleh gambaran kondisi wilayah,
Nomor 60 Tahun 2016 tentang Tugas dan
mata pencaharian penduduk, kejadian banjir,
Fungsi serta Tata Kerja Unit Organisasi di
dan kondisi perizinan.

|1
Penanganan Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai, Studi Kasus: Kelurahan Pamoyanan Kec./Kab. Cianjur

2. Pengumpulan Data Sekunder, dilakukan untuk menunjang fungsi pengelolaan sungai.


dengan cara melakukan kajian pustaka dan c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi
peraturan perundang-undangan yang mendirikan bangunan pada kawasan
berlaku, di antaranya Perda Kabupaten sempadan sungai, serta kegiatan yang
Cianjur Nomor 17 Tahun 2012 tentang mengancam kerusakan dan menurunkan
RTRW Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031 kualitas sungai.
dan materi teknis RDTR Kawasan Perkotaan
Cianjur yang diperoleh dari Dinas PUPR Lebih jauh lagi, diatur intensitas pemanfaatan
Kabupaten Cianjur, Keputusan Bupati Cianjur ruang berupa Koefisien Dasar Bangungan (KDB)
Nomor 340/Kep.205-DISPERKIMTAN/2021 kurang dari 20%, Koefisien Lantai Bangunan
yang diperoleh dari Dinas Perumahan, (KLB) maksimal 1 lantai, dan Koefisien Dasar
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Hijau (KDH) minimal 40%.
Cianjur, Permen PUPR Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Rosyada dkk (2018) mengidentifikasikan
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan sejumlah faktor dalam pola penanganan
Danau, Faktor prioritas dalam pola permukiman kumuh di bantaran Kali Pepe,
penanganan permukiman kumuh di bantaran antara lain:
sungai (Studi kasus: Kali Pepe, Kota
1. Status lahan;
Surakarta) (Jurnal Pembangunan Wilayah
2. Tingkat kekumuhan;
dan Perencanaan Partisipatif, 2018), dll
3. SK Walikota tentang lokasi kumuh;
Metode Analisis Data 4. Ketersediaan anggaran;
5. Luasan kumuh yang ditangani;
Metode analisis data yang diterapkan adalah 6. Ketersediaan lahan;
kualitatif. 7. Peran masyarakat;
8. Struktur kelembagaan.
Kajian Pustaka
Jika melihat dari sisi kesadaran hukum
Perda Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun 2012 masyarakat yang mendirikan bangunan di
tentang RTRW Kab. Cianjur Tahun 2011-2031 sempadan sungai, Juandi (2015) menyimpulkan
menetapkan garis sempadan sungai untuk bahwa:
sungai kecil bertanggul di kawasan perkotaan
sekurang-kurangnya 3 meter dari sisi luar kaki a. Pemilik bangunan menunjukkan tingkat
tanggul. Di samping itu, diatur juga ketentuan kesadaran hukum yang rendah, tercermin
umum peraturan zonasi pada kawasan dari pengetahuan, pemahaman, sikap, serta
sempadan sungai, meliputi: perilaku pemilik bangunan
b. Upaya meningkatkan kesadaran hukum
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi pendiri bangunan melalui sosialisasi produk
penetapan sempadan sungai sesuai dengan hukum dan melakukan pendekatan kepada
ketentuan peraturan perundang-undangan, pemilik bangunan agar memahami larangan
pemanfaatan ruang untuk RTH, kegiatan untuk mendirikan bangunan di Sempadan
pemasangan papan reklame, papan Sungai masih menemui banyak halangan
penyuluhan dan peringatan, rambu-rambu karena pemilik bangunan masih bertahan di
pengamanan, serta sarana bantu navigasi Sempadan Sungai tersebut.
pelayaran, kegiatan pemasangan jaringan c. Hambatan-hambatan tersebut karena
kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air kesadaran hukum dan sikap mental pemilik
minum. bangunan yang tidak mengindahkan
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat larangan mendirikan bangunan di sempadan
meliputi kegiatan wisata alam dan taman sungai.
rekreasi dengan tidak mengganggu kualitas d. Upaya pemerintah dalam mengatasi
air sungai, serta pendirian bangunan hanya hambatan dalam meningkatkan kesadaran
2|
Fauzana
hukum masyarakat yaitu dengan Wilayah studi berada di sekitar anak Sungai
memberikan teguran kembali, lebih Cianjur, berjarak sekitar 200-500 meter dari
meningkatkan sosialisasi, dan melakukan Kantor Bupati dan Masjid Agung Cianjur. Mata
langkah preventif yaitu membuat taman di pencaharian penduduk di daerah tersebut di
kawasan sempadan sungai agar pemilik antaranya PNS, pedagang, dan karyawan
bangunan sadar bahwa lahan yang swasta. Jumlah penduduk di wilayah studi
digunakan bukan untuk mendirikan ditampilkan pada Tabel 2.
bangunan.
Tabel 1. Lokasi dan klasifikasi kawasan kumuh di
Dampak dari pemanfaatan tanah bantaran bantaran sungai di Kelurahan Pamoyanan
RT/R Luas Koordinat
sungai terhadap lingkungan hidup (Nashiroh, No Klasifi-kasi
W (Ha) Lintang Bujur
2020), antara lain: 1 RT00 0,68 -6.821738 107.137608 Sedang
1/RW Legal
1. Penyempitan bantaran sungai 007 Tinggi
2 RT00 1,27 -6.822581 107.137415 Ringan
2. Penduduk membuang sampah di sungai
2/RW Legal
3. Pencemaran fisik air sungai, berupa kualitas 007 Tinggi
air menurun, tumbuhnya kuman penyakit, air 3 RT00 1,32 -6.821157 107.136847 Ringan
tak layak konsumsi, suplai air berkurang, dan 3/RW Legal
007 Tinggi
menyebabkan banjir 4 RT00 0,73 -6.821693 107.135385 Sedang
1/RW Legal
Mengacu kepada Permen PUPR Nomor 009 Tinggi
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis 5 RT00 1,00 -6.821104 107.134673 Ringan
2/RW Legal
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau,
009 Tinggi
bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung 6 RT00 1,18 -6.822735 107.134368 Sedang
sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang 2/RW Legal
terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai. 018 Tinggi
7 RT00 0,50 -6.822331 107.136608 Ringan
Selanjutnya pada Pasal 15 diatur mengenai 1/RW Legal
bangunan yang telah ada dalam sempadan 017 Tinggi
sungai dinyatakan dalam status quo dan secara 8 RT00 1,00 -6.822076 107.136237 Ringan
2/RW Legal
bertahap harus ditertibkan untuk
017 Tinggi
mengembalikan fungsi sempadan sungai. 9 RT00 0,80 -6.821642 107.135912 Ringan
3/RW Legal
Wilayah Studi 017 Tinggi
Total 8,48
Sumber: Keputusan Bupati Cianjur Nomor 340/Kep.205-
Studi dilakukan di kawasan kumuh di bantaran DISPERKIMTAN/2021
sungai di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan
Cianjur, Kabupaten Cianjur sesuai Keputusan Pada Master Plan Kawasan Kumuh Kawasan
Bupati Cianjur Nomor 340/Kep.205- Perkotaan Cianjur, lokasi pada Tabel 1 belum
DISPERKIMTAN/2021 tentang Penetapan Lokasi masuk ke dalamnya. Artinya, kawasan kumuh
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. tersebut baru teridentifikasi atau bisa juga baru
Lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar 1, menjadi kumuh setelah penyusunan Master
Gambar 2, dan Tabel 1. Plan.

Sesuai Matek RDTR Kawasan Perkotaan Cianjur


yang disusun tahun 2019, Kelurahan Pamoyanan
termasuk ke dalam Kawasan Perkotaan Cianjur.

|3
Penanganan Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai, Studi Kasus: Kelurahan Pamoyanan Kec./Kab. Cianjur

Gambar 1. Peta kawasan kumuh di Kelurahan Pamoyanan

4|
Fauzana

Gambar 2. Foto satelit wilayah perencanaan (Google Earth, 2021)

Jika dibandingkan dengan luas pada RP2KPKP merupakan pusat kota yang tidak jauh dari
tahun 2017, terjadi peningkatan luas kawasan Kantor Bupati dan Masjid Agung.
kumuh di bantaran sungai di Kelurahan
Pamoyanan dari 6,51 Ha menjadi 8,48 Ha. Hal Tabel 2. Jumlah penduduk di wilayah studi
itu dimungkinkan karena perkembangan No RT/RW
Jumlah
aktivitas di sekitar lokasi tersebut yang (jiwa)
1 RT001/RW007 329

|5
Penanganan Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai, Studi Kasus: Kelurahan Pamoyanan Kec./Kab. Cianjur

Jumlah
No RT/RW
(jiwa)
2 RT002/RW007 262
3 RT003/RW007 378
4 RT001/RW009 272
5 RT002/RW009 210
6 RT002/RW018 245
7 RT001/RW017 110
8 RT002/RW017 111
Gambar 3. Sampah di sungai dalam kawasan kumuh
9 RT003/RW017 88
di Kelurahan Pamoyanan
Total 2005
Sumber: Keputusan Bupati Cianjur Nomor 340/Kep.205-
DISPERKIMTAN/2021

Analisis Data/Diskusi

Keputusan Bupati Cianjur Nomor 340/Kep.205-


DISPERKIMTAN/2021 menyajikan permasalahan
yang ada di kawasan kumuh di Kelurahan
Pamoyanan (secara keseluruhan termasuk yang
berlokasi di luar bantaran sungai), sebagai Gambar 4. Air limbah di sungai dalam kawasan
berikut: kumuh di Kelurahan Pamoyanan

1. Kondisi bangunan tidak memenuhi standar


teknis;
2. Kondisi jalan kurang baik;
3. Belum meratanya akses air minum yang
aman;
4. Kondisi drainase yang kurang baik;
5. Kondisi sarana dan prasarana air limbah dan
persampahan yang kurang baik; Gambar 5. Pemakaman di kawasan studi
6. Belum terlayaninya sapras proteksi
kebakaran.

Berdasarkan hasil observasi lapangan, kondisi


jalan di samping sungai cukup baik, namun
terlalu sempit, dengan lebar jalan sekitar 1
meter. Bangunan ada yang menempel di pinggir
sungai dan ada yang berdekatan dengan pinggir
sungai. Sebagian besar rumah di wilayah studi
Gambar 6. Ruang terbuka di kawasan studi
adalah rumah permanen dalam kondisi baik.
Pemakaman dan ruang terbuka juga ditemukan
Selanjutnya, kepadatan penduduk disajikan
di beberapa titik di kawasan studi, namun
pada Tabel 3.
dominasinya adalah permukiman yang padat.
Selain itu, banyak ditemukan sampah di dalam
Tabel 3. Kepadatan penduduk di wilayah studi
sungai dan pipa air limbah dari rumah langsung Kependudukan
ke badan air. Gambaran kondisi wilayah Luas
No RT/RW Kepadatan
disajikan pada Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5, (Ha) Jumlah
(jiwa/Ha)
dan Gambar 6. 1 RT001/RW007 0,68 329 483,8
2 RT002/RW007 1,27 262 206,3
3 RT003/RW007 1,32 378 286,4
4 RT001/RW009 0,73 272 372,6
5 RT002/RW009 1,00 210 210,0
6|
Fauzana
Kependudukan dilakukan sejumlah perubahan yang tidak secara
Luas
No RT/RW Kepadatan drastis mengubah materi teknis sebelumnya.
(Ha) Jumlah
(jiwa/Ha) Menimbang dampak bangunan di sempadan
6 RT002/RW018 1,18 245 207,6
sungai terhadap kualitas sungai dan peraturan
7 RT001/RW017 0,50 110 220,0
8 RT002/RW017 1,00 111 111,0
perundang-undangan yang berlaku terkait
9 RT003/RW017 0,80 88 110,0 sempadan sungai, perlu dilakukan perubahan
Total 8,48 2005 236,4 zonasi untuk lokasi di bantaran sungai menjadi
Sumber: Keputusan Bupati Cianjur Nomor 340/Kep.205- zona sempadan sungai. Hal itu dilakukan agar
DISPERKIMTAN/2021, Hasil pengolahan data (2021)
RDTR tidak melegalkan pelanggaran peraturan
Dari Tabel 3 terlihat bahwa kepadatan penduduk perundang-undangan terkait sempadan sungai
rata-rata di wilayah studi adalah sebesar 236,4 dan untuk memperbaiki kualitas air sungai.
jiwa/Ha. Jika mengacu kepada SNI 03-1733-
Mengacu kepada Pasal 15 Permen PUPR Nomor
2004, angka tersebut termasuk klasifikasi
28/PRT/M/2015, bangunan yang telah ada
kepadatan tinggi dan disyaratkan untuk hunian
dalam sempadan sungai dinyatakan dalam
bertingkat/rumah susun. RT001/RW007 menjadi
status quo dan secara bertahap harus
bagian wilayah yang terpadat dan masuk
ditertibkan untuk mengembalikan fungsi
klasifikasi sangat padat (>400 jiwa/ha).
sempadan sungai.
Kepadatan di RT002/RW017 dan RT003/RW017
masuk klasifikasi kepadatan rendah.
Penertiban bisa dilakukan dengan menggeser
dinding bangunan saat dilakukan rehabilitasi dan
Sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1, status
memanfaatkan lahan di pinggir sungai tersebut
tanah di lokasi studi adalah legal. Namun,
untuk RTH privat. Ini bisa dilakukan melalui
berdasarkan hasil wawancara dengan
kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang,
narasumber yang sebelumnya bertugas di Dinas
sehingga petugas dapat memberi arahan pada
Pelayanan Modal dan Perizinan Terpadu Satu
saat masyarakat sedang memperbaiki
Pintu Kabupaten Cianjur, diragukan rumah-
rumahnya. Upaya lain yang bisa dilakukan
rumah di kawasan tersebut memiliki IMB karena
adalah dengan penerapan insentif bagi
biasanya yang mengurus IMB hanyalah
masyarakat yang bersedia memanfaatkan
bangunan-bangunan komersil. Lalu, dalam
lahannya yang berada di sempadan sungai
Laporan Akhir Review RP2KPKP, dinyatakan
untuk kegiatan yang mendukung fungsi
bahwa pemanfaatan ruang sudah sesuai dengan
sempadan sungai, seperti ruang terbuka hijau.
rencana tata ruang dalam Materi Teknis RDTR
Kawasan Perkotaan Cianjur yaitu sebagai
Tindakan penertiban ini bisa jadi akan mendapat
perumahan berkepadatan tinggi. Hal ini
tentangan dari masyarakat, oleh karena itu,
dikhawatirkan akan menghambat upaya relokasi
perlu dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan
maupun penertiban. Apalagi kawasan ini berada
kesadaran masyarakat mengenai aturan terkait
di lokasi yang sangat strategis di pusat kota
sempadan sungai.
yang dekat dengan berbagai jenis aktivitas
perkotaan sehingga akan menguatkan Untuk meminimalisir jumlah rumah yang
keengganan masyarakat untuk pindah. terdampak, perlu dibangun tanggul sehingga
jarak sempadannya menjadi 3 meter.
Karena terbitnya sejumlah peraturan baru
terkait RDTR, pada tahun anggaran 2022 Dinas Terkait persampahan, pengelolaannya menjadi
PUPR Kabupaten Cianjur berencana akan urusan Dinas Lingkungan Hidup dan
melakukan sinkronisasi materi teknis sejumlah infrastrukturnya oleh Dinas Perumahan,
RDTR Kawasan Perkotaan yang disusun setelah Permukiman, dan Pertanahan. Namun, saat
tahun 2018. Untuk materi teknis yang disusun sampah tersebut sudah masuk ke sungai yang
sebelumnya akan dilakukan penyusunan ulang juga merupakan bagian dari sistem irigasi,
karena mempertimbangkan perubahan kondisi di sampah tersebut menjadi bagian tanggung
lapangan. Dalam kegiatan sinkronisasi, bisa jawab Dinas PUPR karena bisa mengganggu

|7
Penanganan Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai, Studi Kasus: Kelurahan Pamoyanan Kec./Kab. Cianjur

pelayanan jaringan irigasi. Penanganan dapat Daftar Pustaka


dilakukan melalui kegiatan gotong royong
membersihkan sampah di jaringan irigasi dalam Rosyada, N. D., A Hardiana, P. Rahayu (2018).
subkegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan Faktor prioritas dalam pola penanganan
irigasi permukaan. permukiman kumuh di bantaran sungai (Studi
kasus: Kali Pepe, Kota Surakarta). Jurnal
Kesimpulan Pembangunan Wilayah dan Perencanaan
Partisipatif
1. Kawasan kumuh di bantaran sungai di Juandi, Andi . (2015). Kajian tentang Pendirian
Kelurahan Pamoyanan berstatus legal dan Bangunan di Sempadan Sungai dalam
pemanfaatannya sesuai dengan materi teknis Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat
RDTR Kawasan Perkotaan Cianjur yang Agar Menjadi Warga Negara yang Baik.
disusun tahun 2019; Universitas Pendidikan Indonesia |
2. Perlu dilakukan perbaikan materi teknis Nashiroh, Yosi Rizki .(2020). Kajian Yuridis
RDTR Kawasan Perkotaan Cianjur agar Pemanfaatan Tanah di Bantaran Sungai (Studi
sesuai dengan aturan perundang-undangan Kasus di Kota Bima). Universitas Mataram
yang berlaku terkait sempadan sungai; Bupati Cianjur.(2021). Keputusan Bupati Cianjur
3. Penanganan yang dilakukan adalah dengan Nomor 340/Kep.205-DISPERKIMTAN/2021
melakukan penertiban saat masyarakat tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh
melakukan rehabilitasi rumah dengan cara dan Permukiman Kumuh
menggeser batas bangunan di luar zona Pemerintah Kabupaten Cianjur. (2012). Perda
sempadan sungai dan memberikan insentif Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun 2012
kepada masyarakat yang memanfaatkan tentang RTRW Kab. Cianjur Tahun 2011-2031
lahannya yang berada di dalam sempadan Pemerintah Kabupaten Cianjur. (2021). Laporan
sungai untuk kegiatan-kegiatan yang Akhir Belanja Jasa Konsultan Perencanaan
mendukung fungsi sempadan sungai; Arsitek-Jasa Arsitek Lainnya (Review
4. Perlu dilakukan sosialisasi peraturan RP2KPKP)
perundang-undangan mengenai sempadan Pemerintah Kabupaten Cianjur. (2019). Materi
sungai; Teknis RDTR Kawasan Perkotaan Cianjur
5. Sampah yang sudah masuk ke sungai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
dibersihkan melalui kegiatan gotong royong; Rakyat. (2015). Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
Rekomendasi 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
Rekomendasi kepada Dinas PUPR Kabupaten
SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara
Cianjur, sebagai berikut:
perencanaan lingkungan perumahan di
1. Melakukan perbaikan materi teknis RDTR perkotaan
Kawasan Perkotaan Cianjur khususnya untuk
Fauzana, S.T., M.T.
wilayah sempadan sungai yang ditetapkan
sebagai zona permukiman; Perencana Ahli Muda di Dinas
2. Menggalakan sosialisasi terkait peraturan PUPR Kabupaten Cianjur
penataan ruang;
3. Meningkatkan aktivitas pengendalian
pemanfaatan ruang.

8|
Fauzana

Perkiraan Angka Kredit


Peran Dinas PUPR Kabupaten Cianjur dalam Penanganan
Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai (Studi Kasus: Kel.
Pamoyanan, Kec/Kab Cianjur)

Fauzana, ST, MT
Perencana Ahli Muda

Angka
No. Butir-butir kegiatan perencanaan pembangunan
Kredit

1. Mengidentifikasi Permasalahan (Ahli Muda) 1 x 0,10 0,10

2. Melakukan Riset Kebijakan Untuk Menghasilkan Dokumen Bahan 1,00


Perencanaan Pembangunan (Ahli Muda) 1 x 1,00

Jumlah angka kredit di dalam 1 dokumen ini 1,10

|9

Anda mungkin juga menyukai