Anda di halaman 1dari 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR’AN

SURAT AT-TAUBAH AYAT 122

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1


Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh :
CATHERINE JAQUALINE INDRAWAN
G000170111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR’AN


SURAT AT-TAUBAH AYAT 122

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

CATHERINE JAQUALINE INDRAWAN


G000170111

Telah diperiksa dan disetujui oleh


Dosen Pembimbing,

Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.


NIDN.0601095901

i
HALAMAN PENGESAHAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR’AN


SURAT AT-TAUBAH AYAT 122

Oleh :
CATHERINE JAQUALINE INDRAWAN
G000170111

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji


Fakultas Agama Islam
Pada hari Rabu , 22 Maret 2022
Dan dinyatakan sudah memenuhi syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)

Dewan Penguji

1. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd. (...............................................)


(Ketua Dewan Sidang)

2. Drs. Saifuddin, M.Ag. (...............................................)


(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Hakimuddin Salim (...............................................)


(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Syamsul Hidayat, M. Ag


NIDN. 0605096402

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di strataperguruan tinggi sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan
mempertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 22 Maret 2022

CATHERINE JAQUALINE INDRAWAN


G000170111

iii
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR’AN
SURAT AT-TAUBAH AYAT 122
Abstrak
Dalam surat At-Taubah Ayat 122 di jelaskan bahwa tidak patut bagi kaum
mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka. Mengapa tidak keluar
untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang memadai
dan mewujudkan mashlahat tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa
mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hukum-hukum
agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Pengertian isi dari
teks ini bukan hanya tulisan atau gambar saja, melainkan juga ide, tema, pesan,
arti, maupun simbol-simbol yang terdapat dalam teks, baik dalam bentuk tulisan
(seperti buku, majalah, surat kabar, iklan, surat resmi, lirik lagu, puisi dan
sebagainya), gambar (misalnya film, foto, lukisan), atau pidato. Penelitian ini
bertujuan untuk untuk mendeskripsikan tentang nilai pendidikan Islam yang
terkandung dalam Al-Qur’an surat At-Taubah Ayat 122. Hasil dari penelitian ini
adalah Allah berfirman untuk memperdalam ilmu pengetahuan belajar ilmu syari,
mengetahui makna-maknanya, memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan
kepada selain mereka, dan agar mereka dapat memberi peringatan kepada kaumnya
jika mereka kembali kepadanya.
Keyword: nilai, pendidikan, islam, alquran, at-taubah.

Abstract
In Surah At-Taubah Verse 122 it is explained that it is not proper for the believers
to all go out to fight their enemies. Why not go out to fight and do jihad from every
group a sufficient number of people and realize the benefit of the goal so that those
who remain can explore Allah's religion and know what is the latest in Allah's
religious laws and revelations sent down to His messenger. The type of research
used in this study is a type of qualitative research. Understanding the content of
this text is not only writing or pictures, but also ideas, themes, messages, meanings,
and symbols contained in the text, both in written form (such as books, magazines,
newspapers, advertisements, official letters, lyrics). songs, poems and so on),
pictures (eg films, photographs, paintings), or speeches. This study aims to describe
the value of Islamic education contained in the Qur'an letter At-Taubah Verse 122.
The results of this study are Allah says to deepen the knowledge of learning shari'a
science, knowing its meanings, understanding its secrets, and teach other than
them, and that they may warn their people when they return to him.
Keyword: values, education, islam, quran, at-taubah

1. PENDAHULUAN
Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT merupakan sumber utama ajaran Islam. Ia diturunkan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai
petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Ajaran-ajaran pokok yang menyangkut aspek

1
kehidupan manusia diurai dalam kitab suci ini termasuk aspek pendidikan. Di dalam Al-
Qur’an yang terdiri dari 30 juz dan 114 surah.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mengajak seseorang yang belum bisa agar menjadi bisa untuk mencapai tingkat
pengembangan potensi dirinya serta memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengedalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia disaat dilahirkan
tidak mengetahui sesuatu apapun.
Perubahan pendidikan dalam masyarakat modern, diharapkan sesuai dengan kebutuhan
yang ada dimasyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pendidikan,
melalui penanaman nilai-nilai keIslaman dalam proses belajar mengajar peserta didik.
Pendidikan Islam diharapkan bisa menjadi pendidikan yang tidak hanya sebagai pengetahuan
saja akan tetapi pendidikan Islam tersebut harus bisa diterapkan pada pribadi peserta didik
secara maksimal, sebagaimana Muhaimin mengatakan pendidikan Islam yang sedang
berjalan di beberapa lembaga pendidikan Islam lebih dominan transfer ilmu, sementara aspek
amaliahnya belum serius diperhatikan secara maksimal, pentransferan ilmu pengetahuan
sangat penting akan tetapi jauh lebih penting pengamalan ilmu itu sendiri, melalui nili-nilai
keIslaman.
Pada hakekatnya pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur’an dan hadis oleh karena itu
seorang yang ingin mengembangkan konsep pendidikan Islam haruslah berpijak pada Al-
Qur’an dan hadis di suatu lembaga pedidikan berbasis keIslamanan dari mulai pemangku
kepentingan yang ada lembaga pendidikan Islam, Oleh karena itu dalam mengaplikasikan
pendidikan Islam harus ada nilai-nilai keIslaman yang harus dilakukan secara terus menerus,
dengan begitu pendikan Islam akan bisa diterapkan oleh para staekholders yang ada di
lembaga yang berbasis keIslaman,sehingga nilai-nilai tersebut bisa menjadi budaya yang
harus diimplementasikan di lingkungan lembaga pendidikan Islam dengan seperti itu lembaga
tersebut bisa baik dan maju di mata masyarakat atau pemerintah.
Menurut Fazlur Rahman bahwa tujuan pokok Al-Qur’an adalah ajaran moral. Jika
melihat ke belakang, keadaan di mana pertama kali Al-Qur’an diturunkan, maka akan ditemui

2
masyarakat Makkah yang penuh dengan berbagai problem sosial. Dari yang paling kronis
berupa praktek-praktek penyembahan kepada berhala-berhala, eksploitasi terhadap orang-
orang miskin, penyalahgunaan dalam perdagangan, sampai pada tidak adanya tanggung
jawab umum terhadap masyarakat. Merespon situasi masyarakat seperti itu, Al-Qur’an
meletakkan ajaran tauhid atau ketuhanan Yang Maha Esa, dimana setiap manusia harus
bertanggung jawab kepada-Nya, dan pemberantasan kejahatan sosial dan ekonomi dari
tingkat yang paling bawah sampai ke tingkat yang paling atas.
Surah At-Taubah adalah surah ke-9 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah
Madaniyah yang terdiri atas 129 ayat. Dinamakan At-Taubah yang berarti "Pengampunan"
karena kata At-Taubah berulang kali disebut dalam surah ini. Terdiri dari 129 ayat dan berada
di urutan juzz 11 dari 26 Juzz. Akan tetapi yang menjadi fokus penulis adalah surat At-Taubah
Ayat 122.
ِ ‫وما َكا َن الْمؤِمن و َن لِي نْ ِفروا َك ۤافَّ ًۗة فَلَوََل نَ َفر ِمن ُك ِِّل فِرَقَة ِمنْ ُهْم َطَ ۤإِى َفةٌ لِي ت َفقَُّهوا ِِف‬
‫الديْ ِن َولِيُنْ ِذ ُرْوا َقَ ْوَم ُُه ْْم اِذَا َر َجعُ ْوا‬ ْ ُ ََ ُْ ْ ْ َ ْ ُْ َ ْ ُ ْ ُ ََ
‫اِلَْي ُِه ْْم لَ َعلَّ ُُه ْْم ََْي َذ ُرْو َن‬
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS At-Taubah Ayat 122).

Ayat ini menuntun kaum muslim untuk membagi tugas dengan menjelaskan bahwa
Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju
medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan
tugas-tugas yang lain. Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka
mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan yakni kelompok besar di antara mereka beberapa
golongan yakni kelompok besar di antara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk
bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga dapat memperoleh
manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain. Sesuai dengan penjelasan tafsiran tersebut
maka kaum Muslim wajib untuk memperdalam ilmu pengetahuan agamanya agar mereka
dapat mengajari dan mengetahui ilmu-ilmu agama supaya takut kepada Allah serta menjauhi
dari larangan Allah. Maka dari itu setiap muslim wajib memperdalam ilmu pendidikan agama
Islam.

3
Dalam asbabunnuzul QS. At-Taubah ayat 122 ini dijelasan oleh Wahbah Zuhaili
menurutnya ayat ini turun ketika hampir seluruh kaum Mukmin begitu antusias ikut serta
dalam pasukan yang dikirim oleh Nabi. Mereka meninggalkan Nabi di Madinah bersama
segelintir orang. Maka turunlah ayat ini menjelaskan kepada umat Muslim untuk membagi
tugas antara berperang dan memperdalam ilmu pengetahuan agama.
Dalam surat At-taubah Ayat 122 di jelaskan bahwa tidak patut bagi kaum mukminin
semuanya keluar memerangi musuh mereka, sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka
untuk tinggal semua. Mengapa tidak keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan
sejumlah orang yang memadai dan mewujudkan mashlahat, tujuannya agar orang-orang yang
tinggal bisa mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hukum-hukum
agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan
kaum mereka dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu.
Mudah-mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintah-
Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Dari arti Surat At-taubah “Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka
tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka yang bisa diartikan bahwa
dengan belajar ilmu pengetahuan juga merupakan suatu hal kebaikan di jalan Allah SWT.
Berdasarkan problematika tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji surah At-Taubah
Ayat 122 dengan judul penelitian “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Alquran At-Taubah
Ayat 122”.
2. METODE
Riset ini termasuk dalam kategori jenis penelitian lapangan, karena mengambil data dari
SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, data yang dikumpulkan di lokasi tersebut menjadi
pedoman untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.
Pendekatan riset ini berpedoman pada jenis kualitatif, yang menjelaskan dan
menggambarkan objek penelitian dalam bentuk kalimat yang sistematis, detail, dan mudah
dipahami oleh pembaca, terutama yang berhubungan dengan strategi sekolah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan selama pandemi covid-19 yang menerapkan sistem
pembelajaran jarak jauh.
Sumber data didapatkan dari sekolah, yang merupakan sumber primer, informasi yang
didapatkan berasal dari kepala sekolah, dan guru yang menerapkan sistem pembelajaran
online. Data sekunder berupa dokumentasi foto, maupun laporan pembelajaran.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Asbabun Nuzul Surat At-Taubah Ayat 122

4
Ada dua pendapat mengenai asbabun nuzul Surat At-Taubah ayat 122. Pertama, menurut Ibnu
Katsir, ayat ini turun berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah ke
Perang Tabuk. Allah menjelaskan apa yang dikehendaki-Nya dalam ayat ini. Kedua,
sebagaimana pendapat Mujahid, asbabun nuzul ayat ini berkenaan sejumlah orang dari
kalangan Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang pergi ke daerah pedalaman lalu
mereka memperoleh kebajikan dari para penduduknya dan memperoleh manfaat dari
kesuburan daerah itu. Mereka berdakwah kepada orang yang mereka jumpai. Namun ada
yang mengatakan, “Tiada yang kami lihat melainkan kalian telah meninggalkan teman kalian
(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dan kalian datang kepada kami.”
3.2 Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Surat at Taubah Ayat 122
3.2.1 Nilai Keimanan
Pengertian iman kepada Allah, adalah iman atau yakin bahwa Allah adalah Ilah (sembahan)
yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah kepada yang lain, karena Dialah
pencipta hamba-hamba-Nya, Dialah yang memberikan rezeki kepada manusia, yang
mengetahui segala perkara yang dilakukan manusia, baik yang dilakukan secara terang-
terangan atau sembunyi-sembunyi. Dialah yang Maha kuasa.

Firman Allah dalam Qs An-Nisaa’: 136.


ِ ‫ٓب الَّ ِذ ْي نََّزَل َع ٓلى ر ُس ْولِه والْ ِكت‬
‫ٓب الَّ ِذ ْي اَنَْزَل ِم ْن َقَ ْب ُِّل ًَۗوَم ْن يَّ ْك ُف ْر‬ ِ ‫ّلل ور ُس ْولِه والْ ِكت‬
ِ ِ ِ ِ َّ
َ َ َ َ َ ٓ ‫ٰٓيَيُّ َُها الذيْ َن آ َمنُ ْوا آمنُ ْوا ِب‬
ۤ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ضلل ۢ بَعْيد‬ٓ َ ‫ِِب ّٓلل َوَملى َكته َوُكتُبه َوُر ُسله َوالْيَ ْوم ْاَلخر فَ َق ْد‬
َ ‫ض َِّّل‬ ِ ٓ ِ ٓ

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh,
orang itu telah tersesat sangat jauh.”
Allah berfirman memperingatkan hamba-hambaNya yang beriman tentang apa yang
semestinya mereka lakukan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi
semuanya (ke medan perang)”. Yakni semuanya untuk memerangi musuh mereka. Karena
hal itu sangat menyulitkan mereka dan mengakibatkan terbengkalainya kepentingan-
kepentingan yang lain. “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka,” yakni
dari kota-kota, kabilah-kabilah, dan suku-suku, “beberapa orang” yang dengannya maksud
yang diinginkan tercapai, niscaya itu lebih baik.

5
Kemudian Allah mengingatkan bahwa menetapnya sebagian dari mereka dengan tidak
berangkat berperang mengandung kemaslahatan lain yang tidak terwujud jika mereka semua
berangkat perang, Dia berfirman, “Untuk memperdalam pengetahuan mereka”, yakni orang-
orang yang tidak berangkat “tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya.” Yakni agar mereka belajar ilmu syar’i, mengetahui
makna-maknanya, memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan kepada selain mereka,
dan agar mereka dapat memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka kembali kepadanya.
Ini mengandung keterangan tentang keutamaan ilmu, khususnya pemahaman dalam agama,
dan bahwa ia adalah perkara terpenting, bahwa siapa yang mempelajari ilmu, maka dia harus
menyebarkannya dan mengajarkannya kepada manusia serta memberi nasihat kepada mereka
dengannya, karena menyebarnya ilmu dari seorang alim adalah termasuk keberkahannya dan
pahalanya yang berkembang.
Adapun seorang alim yang hanya membatasi ilmu pada dirinya, tidak
mendakwahkannya kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta tidak
mengajarkannya kepada orang-orang bodoh yang tidak mengerti, maka manfaat apa yang
didapat oleh kaum Muslimin darinya? Apa hasil dari ilmunya? Akhirnya dia mati dan ilmunya
pun mati bersamanya, dan ini adalah hasil dari orang yang diberi ilmu dan pemahaman oleh
Allah tetapi tidak mau mengajarkannya.
Ayat ini juga mengandung dalil, petunjuk, dan arahan yang sangat halus kepada satu
faidah penting, yaitu bahwa hendaknya kaum Muslimin menyediakan orang-orang khusus
yang dapat menunaikan setiap kepentingan umum mereka, yang berkonsentrasi dan
bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, tanpa menengok kepada selainnya, agar
kepentingan kaum Muslimin bisa terlaksana dan kebaikan mereka bisa terpenuhi, dan agar
arah pandang serta target yang mereka tuju adalah satu, yaitu menegakkan kemaslahatan
agama dan dunia mereka, walaupun jalanNya berbeda-beda, dan caranya bermacam-macam.
Jadi, perbuatannya beraneka ragam, namun targetnya adalah satu, dan ini termasuk hikmah
yang bersifat umum yang berguna dalam segala urusan.

Adapun beberapa karakteristik menurut surat At-Taubah ayat 122 dalam kata ‫الْ ُم ْؤِمنُ ْو َن‬

menurut penulis adalah orang mukmin yang lebih mampu belajar secara teori, yang lemah
fisiknya namun kuat menerima ilmu berdasarkan pengistilahan dari penggalan arti ayat 122
pada surah At-Taubah. Kemudian pada ayat tersebut penulis juga mengambil kesimpulan
bahwa lebih baik belajar pada bidang yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri, karena
bisa lebih bermanfaat daripada memaksakan belajar hal yang bukan bidangnya. Selain itu

6
seorang Muslimin ketika mendapatkan ilmu harus menyadari bahwa ilmu tersebut datangnya
dari Allah SWT dan harus di amalkan di jalan Allah SWT.
3.2.2 Nilai Ibadah
Ibadah kepada Allah suatu wujud perbuatan yang di landasi rasa pengabdian kepada Allah
SWT. Ibadah juga merupakan kewajiban agama Islam yang tidak bisa diciptakan dari aspek
keimanan. Keimanan merupakan pundamen, sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari
keimanan tersebut Firman Allah dalam QS Al-Mujadalah Ayat 11:

‫س فَافْ َس ُح ْوا يَ ْف َس ِِح ٓاّللُ لَ ُك ْْم َواِذَا َقِْي َِّل انْ ُُش ُزْوا فَانْ ُُش ُزْوا يَْرفَ ِِع‬
ِ ِ‫ٰٓيَيُّ َُها الَّ ِذيْ َن آ َمنُ ْوا اِذَا َقِْيِّل لَ ُك ْْم تَ َف َّس ُح ْوا ِِف الْ َم ٓجل‬
َ
ْۙ
‫ٓاّللُ الَّ ِذيْ َن آَمنُ ْوا ِمنْ ُك ْْم َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا الْعِلْ َْم َد َر ٓج ًۗت َو ٓاّللُ ِِبَا تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah
akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama Allah adalah bagian daripada jihad, oleh
karena itu Allah menyebut orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah satu bagian dari
kelompok jihad itu, Allah berfirman : dalam QS Al-Luqman ayat 31 :
ِ ‫فَلَوََل نَ َفر ِمن ُك ِِّل فِرَقَة ِمْن ُهْم َطَائَِفةٌ لِي ت َفقَُّهوا ِِف‬
‫الدي ِن‬ ُ ََ ُْ ْ ْ َ ْ
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama”, dan ayat ini terletak diantara ayat-
ayat jihad dalam surah At-Taubah, sebelumnya Allah mengatakan :
ِ‫اّلل‬ ِ ِ
ِ ‫اب أَ ْن ي تَخلَّ ُفوا َعن رس‬
َّ ‫ول‬ َُ ْ َ َ ِ ‫َعَر‬ ْ ‫َما َكا َن ِل َْه ِِّل الْ َمدينَ ِة َوَم ْن َح ْوََلُْْم ِم َن ْاِل‬
“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang
berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang)” QS At-Taubah
120, dan ayat setelahnya adalah

‫ين يَلُونَ ُك ْْم ِم َن الْ ُكفَّار‬ ِ َّ ِ ِ َّ


َ ‫ين َآمنُوا َقَاتلُوا الذ‬
َ ‫َٰي أَيُّ َُها الذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu
itu.” (QS At-Taubah 123)

7
QS At-Taubah menunjukkan keutamaan ilmu syar’i, dan bahwa orang telah
mempelajari ilmu hendaknya menyebarkannya di tengah-tengah hamba Allah, karena
tersebarnya ilmu dari orang ‘alim (berilmu) termasuk keberkahannya dan pahalanya yang
akan berkembang untuknya. Adapun jika dibatasi untuk dirinya saja dan tidak
didakwahkannya di jalan Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik serta tidak mengajarkan
orang-orang bodoh hal-hal yang tidak mereka ketahui, maka apa hasil yang diperoleh dari
ilmunya? Dirinya akan mati, ilmu dan buahnya pun mati, dan hal ini sungguh sayang bagi
orang yang diberikan ilmu dan kepahaman.
Dalam ayat ini juga terdapat petunjuk dan pengarahan, yakni bahwa kaum muslimin
hendaknya membagi-bagi tugas, ada orang yang khusus mengisi waktunya untuk suatu
maslahat dan bersungguh-sungguh terhadapnya tidak berpindah kepada yang lain agar
maslahat mereka tegak dan manfaat menjadi sempurna, meskipun jalur yang dilewati
berbeda-beda, amal yang dilakukan tidak sama, namun tujuannya satu, yaitu menegakkan
maslahat agama dan dunia mereka.
ِ ‫لِي ت َفقَُّهوا ِِف‬
‫الديْ ِن‬
Penulis menyimpulkan pada surat At-Taubah ayat 122 dalam kalimat ْ ُ ََ
dimana bahwa untuk bisa beragama atau beribadah dengan baik dan diterima oleh Allah SWT
harus berlandaskan atas ilmu, contohnya sholat, puasa, zakat, dan berperang. Karena segala
sesuatu baik ibadah ataupun perbuatan yang lainnya jika tidak berlandaskan atas ilmu maka
akan sia-sia sebab untuk melakukan segala sesuatu seseorang terlebih dahulu harus belajar.
3.2.3 Nilai Akhlak
Pada QS At-Taubah ayat 122 memberikan pemahaman bahwasanya menjadi tugas seseorang
yang faham masalah agama adalah : istiqomah diatasnya dan mendirikan segala syari'at yang
ditetapkan, tidak untuk merasa tinggi diantara ummat manusia. Sesuai firman Allah
ًۗ
ُّ ‫ض َمَرحا اِ َّن ٓاّللَ ََل َُِي‬
‫ب ُك َِّّل ُمُْتَال فَ ُخ ْور‬ ِ ‫ش ِِف ْاَلَْر‬ ِ ‫َّك لِلن‬
ِ َْ‫َّاس َوََل َت‬ َ ‫صعِْر َخد‬
َ ُ‫َوََل ت‬
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membanggakan diri.”

Pada QS At-Taubah ayat 122 ada pesan yang cukup sederhana namun memberikan
dampak faidah yang sangat penting, yaitu : semestinya setiap muslimin mempersiapkan
segala mashlahat yang ia dapatkan untuk kebaikan seluruh ummat, dan mempersiapkan waktu
untuk menebarkan kemaslahatan itu, senantiasa berusaha untuknya, dan tidak perpaling
kepada hal-hal yang menjauhkannya darinya, agar semua kebaikan dapat dirasakan oleh

8
semua ummat, dan kemaslahatan yang paling baik adalah kemashlahatan agama dan dunia
mereka, sekalipun jalan yang ditempuh terdapat banyak hambatan, karena sesungguhnya
kemashlahatan ini memberikan kebaikan yang begitu besar bagi ummat. Karena dalam Islam
akhlak menduduki posisi penting, hal ini dapat dipahami dari salah satu misi Rasulullah
Muhammad adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Dalam nilai akhlak pada surah At-Taubah ayat 122 penulis mengambil kesimpulan pada

kalimat ‫َي َذ ُرْو َن‬


َْ ‫ َولِيُنْ ِذ ُرْوا َقَ ْوَم ُُه ْْم اِذَا َر َجعُ ْوا اِلَْي ُِه ْْم لَ َعلَّ ُُه ْْم‬kalau sudah berilmu harus disampaikan kepada
yang lain karena itu termasuk amar ma’ruf nahi munkar atau menegakkan yang benar dan
melarang yang salah. Sebagaimana guru memberikan ilmu dan pengetahuan kepada
muridnya, sebab menyampaikan atau mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain artinya
menyelamatkan orang lain dari musibah dan kebodohan, lebih kepada jangan melihat siapa
yang berbicara tetapi lihatlah apa yang dibicarakan.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Kesimpulan pada penelitian ini tentang surah At-Taubah Ayat 122 adalah Allah berfirman
untuk memperdalam ilmu pengetahuan belajar ilmu syar’i, mengetahui makna-maknanya,
memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan kepada selain mereka, dan agar mereka
dapat memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka kembali kepadanya. Kemudian
surah At-Taubah menunjukkan keutamaan ilmu syar’i, dan bahwa orang telah mempelajari
ilmu hendaknya menyebarkannya di tengah-tengah hamba Allah, karena tersebarnya ilmu
dari orang ‘alim (berilmu) termasuk keberkahannya dan pahalanya yang akan berkembang
untuknya.
Pada surah At-Taubah ayat 122 disebutkan bahwa dimana nilai keimanan yang
mencakup karakteristik orang-orang yang beriman untuk menuntut ilmu, pada nilai ibadah
yakni untuk bisa beragama atau beribadah dengan baik dan diterima oleh Allah SWT harus
berlandaskan atas ilmu, serta pada nilai akhlak jika sudah berilmu seharusnya disampaikan
kepada yang lain karena itu termasuk amar ma’ruf nahi mungkar atau menegakkan yang
benar dan melarang yang salah.
Ada pesan yang cukup sederhana namun memberikan dampak faidah yang sangat
penting, yaitu semestinya setiap muslimin mempersiapkan segala mashlahat yang ia
dapatkan untuk kebaikan seluruh ummat, dan mempersiapkan waktu untuk menebarkan
kemaslahatan itu. Jihad dalam dunia sekarang ini sudah tidak relevan dengan cara
memegang senjata akan tetapi jihad di jaman sekarang adalah dengan cara memperdalam

9
ilmu pengetahuan. Perang dengan otak bukan dengan otot seperti yang dilakukan pada
jaman dahulu.
4.2 Saran
Saran pada penelitian ini adalah agar pada penelitian selanjutnya dapat dibahas secara
lebih menyeluruh dan mendalam dari penelitian yang sudah saya lakukan. Penulis juga
berharap agar mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Universitas Universitas
Muhammadiyah Surakarta lebih mengetahui tentang makna dari ayat-ayat Al Quran lain
serta penafsirannya dan hubungannya dengan pendidikan. Untuk angkatan bersenjata
selain belajar mengenai perang juga belajar mengenai pendidikan terutama pendidikan
islam dan saran untuk orang tua agar lebih menekankan pembelajaran pendidikan islam
kepada anak-anak mereka.

DAFTAR PUSTAKA
A. Qodri Azizy. 2003. Pendidikan Untuk Membangun Etika Sosial. Semarang : Aneka
Ilmu.
Abdul Latif. 2009. Pendidikan Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Refika Aditama.
Abdul Mujib. 1993. Pendidikan Islam. Bandung : Trigenda.
Adib. M. Afiqul. 2019. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Surat Al Alaq Ayat 1-5
Menurut Tafsir Al Misbah Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran. Skripsi.
Fakultas Ilmu Guru dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Aminuddin, dkk. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Graha Ilmu.
Andrian. Bakti. Nilai–Nilai Pendidikan Islam Dalam Pengamalan Puasa Ramadhan
Menurut Tafsir Al-Misbah. Skripsi. Fakultas At-tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
Intan Lampung.
Arifah, Siti Maftukhatul. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’an Surat Al-
Isrȃ’ Ayat 23-24. Skripsi. Fakultas At-tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Asari, Hasan. 2008. Hadis-hadis Pendidikan; Sebuah Penelusuran Akar-akar Ilmu
Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Aspalam, Nadiya Virginia. 2020. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’an Surah
AL-Hujurat. Skripsi. Fakultas At-tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Medan.
Asy-Syaikh Thanthawi Jauhari. 1350. al-Jawahir Fi Tafsiril Qur’anil ‘Adzim. Mesir:
Musthafa Al-Yabiy Al-Halbiy Wa Auladihi.
Daradzat, Dzakiah. 1993. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta : CV.
Ruhama.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Faisal, Yusuf Amir. 1995. Reorientasi pendidikan Islam. Jakarta : Gema Insani Press.
Fitri, Nurhadia dan Idris Mahsyar. 2019. Nilai Pendidikan Islam dalam Qur’an Surah
Luqman Ayat 1-19: Tinjauan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Al-Musannif, 01
(01): 32.

10
Indana, Nurul, Fatiha, Noor and Ba'dho, Amina. 2020. NILAI-NILAI PENDIDIKAN
ISLAM (Analisis Buku Misteri Banjir Nabi Nuh Karya Yosep Rafiqi). Ilmuna, 02
(02): 107.
Indonesia, Undang-Undang Republik. 2007. Undang Undang Republik Indonesia No 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional & Undang undang Nomer 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Visimedia.
Islamiyah, Khoridatul. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’an Surat AL-
Baqarah Ayat 30-39. Skripsi. Fakultas Ilmu At-tarbiyah dan Keguruan UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Jannah, Lina Miftahul, dan Bambang Prasetyo. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif; Teori
& Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Langgulung, Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung: Al
Ma‟rif.
Madjid, Nur Cholis. 1995. Islam dan Peradaban. Jakarta : Yayasan Wakaf Para Madina.
Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya :
Terbit Terang.
Merdeka. “QS. Al-Ma'idah Ayat 67”. 1 September 2021.
https://www.merdeka.com/quran/al-maidah/ayat-67
Merdeka. “QS. Al-Mujadalah Ayat 11”. 1 September 2021,
https://www.merdeka.com/quran/al-mujadalah/ayat-11
Merdeka. “QS. An-Nisa Ayat 58”. 1 September 2021.
https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-58
Minarti, Sri. 2016. Ilmu Pendidikan Islam; Fakta Teoritis-Filosifis dan Aplikatif-
Normatif. Jakarta: Amzah.
Muhmidayeli. 2013. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Nihayah, Hamidatun. 2016. Konsep Pendidikan Islam Dalam Prespektif Al Qur’an Surat
at Taubah Ayat 122. Al Ulya. 33.
Rasyidin, Al. 2009. Filsafat Pendidikan Islami Membangun Kerangka Ontologi,
Epistimologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media
Perintis.
Salminawati. 2011. Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Pendidikan yang
Islami. Bandung : Citapustaka Media Perintis.
Sihab, M Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta : Lentera Hati.
Siregar, Muhammad Nuh. 2017. Hadis-hadis Pendidikan; Orangtua Mendidik Anak dan
Pendidik Mendidik Peserta Didik Berdasarkan Hadis Nabi. Depok: Prenada Media
Group.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian Analisis Kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Syafaruddin, dkk. 2005. Ilmu Pendidikan Islam Melejitkan Potensi Budaya Umat.
(Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syafaruddin, dkk. 2010. Ilmu Pendidikan Islam Melejitkan Potensi Budaya Umat. Medan:
Perdana Publishing, 2010.
Tafsirweb.com : “Quran Surat At-Taubah Ayat 122” https://tafsirweb.com/3138-quran-
surat-at-taubah-ayat-122.html diakses 1 September 2021
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.

11
Yulyani, Meri, Saeppudin, Aep and Surbiantoro, Eko. 2018. Implikasi Pendidikan dari Qs
At-Taubah: 122 Tentang Tafaquh Fi Al-Din terhadap Penguasaan Kompetensi
Profesional Guru. Prosiding Pendidikan Agama Islam. 04 (02): 156.
Zakiyah, Qiqi Yuliati dan Rusdiana. 2014. Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.
Zuhaili, Wahbah. 2009. Al-Mausu’a al-Qur’aniyyah al-Muyassarah. Jakarta : PT.
Niaga Swadaya.

12

Anda mungkin juga menyukai