Anda di halaman 1dari 9

PROFIL PESERTA DIDIK

SMP NEGERI 33 MAKASSAR

Suatu proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat
ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahama pendidik tentang karakteristik peserta didiknya.
Pendidik sangat dianjurkan untuk dapat membuat profil dari peserta didiknya sesuai dengan
tujuan pembelajaran di kelas. Tujuan pembelajaran adalah untuk memperoleh hasil belajar yang
menunjukkan bahwa peserta didik telah melakukan proses pembelajaran yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baru yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik
(Hamalik, 2008). Adapun pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar
yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, serta asesmen yang tepat bagi peserta didik.
Atas dasar ini, sebenarnya karakteristik peserta didik harus menjadi perhatian dan pijakan pendidik
dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran.
Setelah dilakukan observasi di SMP Negeri 33 Makassar, khususnya di kelas VII G dengan
tujuan untuk membuat profil peserta didik terkait tentang pengetahuan awal, gaya belajar, motivasi
belajar, kultural, moral dan status sosial peserta didik, maka dapat kami laporkan hasil observasi
sebagai berikut :

A. Pengetahuan Awal Peserta Didik


Pengetahuan awal merupakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang telah
dimiliki oleh siswa. Pengetahuan awal tersebut memberikan karakteristik pada siswa terhadap
pengetahuan yang telah dimiliki dan sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap apa yang
dipelajari (Sutrisno, 1993). Dalam pembelajaran, pengetahuan awal peserta didik memiliki peran
yang signifikan. Sebagai implikasinya, pendidik perlu memahami dan mengakomodasi hal tersebut
dalam bentuk dan desain pembelajaran yang tepat. Pengetahuan awal menjadi penting karena
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu, bagi guru, pengetahuan
awal peserta didik menjadi dasar dalam menyusun materi, strategi dan desain pembelajaran
sehingga membuat efisiensi waktu dalam pembelajaran. Namun sebelumnya, guru mesti melakukan
upaya identifikasi, aktivasi pengetahuan awal peserta didik sehingga hal tersebut dijadikan sebagai
entry point dalam desain pembelajaran. Pengetahuan awal siswa dapat pula dijadikan salah satu
parameter kesulitan belajar.
B. Motivasi Belajar Peserta Didik
Menurut Hamzah (2008) istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang dapat menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Adapun Sardiman (2011) mendefinisikan bahwa motivasi merupakan
bentuk keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Berdasarkan pendapat
teori para ahli di atas mengenai motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
daya penggerak seseorang yang dapat berasal dari dalam maupun luar diri siswa yang menyebabkan
mereka bertindak secara nyata untuk belajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Motivasi belajar peserta didik diukur dengan menggunakan angket motivasi yang
diberikan kepada peserta didik untuk dikerjakan.
Berikut lampiran angket yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik :

Sangat
Sangat Ragu- Tidak
Setuju Tidak
No. Pernyataan Setuju ragu Setuju
(S) Setuju
(SS) (R) (TS)
(STS)
1. Saya selalu bersemangat mengikuti
pembelajaran kimia.
2. Saya senang mempelajari kembali
materi kimia, diluar jam pembelajaran.
3. Saya selalu terlibat aktif dalam proses
pembelajaran kimia, agar memperoleh
nilai yang memuasakan.
4. Saya merasa senang apabila diberikan
pujian oleh guru, sehingga saya
semakin giat untuk belajar kimia.
5. Saya selalau percaya diri untuk
menyampaiakan pendapat dalam proses
pembelajaran kimia.
6. Saya akan bertanya kepada guru atau
teman apabila ada materi larutan
penyangga yang tidak saya mengerti.
7. Saya selalu mencari referensi bacaan
lain untuk membantu saya memahami
materi pembelajaran kimia.
8. Saya selalu membuat catatan atau
rangkuman materi kimia, disetiap
pertemuan.
9. Saya tetap semangat belajar kimia,
walaupun nilai saya lebih rendah dari
teman-teman.
10. Saya selalu mengupulkan tugas kimia
tepat Waktu agar mendapat penghargaan
dari guru.
11. Saya senang belajar materi kimia
dengan bantuan video dan gambar yang
diberikan oleh guru.
12. Saya merasa senang belajar kimia
dengan metode diskusi, karena suasana
kelas menjadi lebih hidup dan
menyenangkan.
13. Saya belajar kimia hanya pada saat
akan ulangan saja.
14. Saya merasa bosan dan mengantuk
ketika mengikuti pembelajaran kimia.
15. Saya mengerjakan tugas kimia dengan
seadanya, tanpa peduli dengan hasil
yang akan saya peroleh.
16. Saya merasa kecewa apabila mendapat
nilai rendah, sehingga saya tidak
tertarik mempelajari materi yang saya
tidak bisa.
17. Saya merasa kegiatan diskusi dalam
pembelajaran kimia banyak menyita
waktu.
18. Saya merasa senang ketika guru kimia
tidak memberikan tugas.
19. Saya mencontek pada saat mengerjakan
tugas dan ulangan kimia.
20. Saya malas mengerjakan tugas kimia,
walaupun tugas yang diberikan oleh
guru sangat mudah.

A. Gaya Belajar Peserta Didik


Gaya belajar merupakan salah satu yang dimiliki oleh setiap individu dalam menyerap,
mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci
keberhasilan siswa dalam belajar. Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu gaya,
terutama yang bersifat verbal atau auditorial, tentunya dapat menyebabkan banyak perbedaan dalam
menyerap informasi. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar, siswa harus dibantu dan diarahkan
untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sendiri agar hasil belajar bisa maksimal
(Bire, 2014).
Tes gaya belajar dilakukan dengan cara membagikan instrumen tes kepada 32 peserta didik
di kelas VII G. Instrumen tes yang diberikan berupa pernyataan yang telah disediakan jawabannya,
dimana peserta didik memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing
peserta didik kinestetik. Dari hasil tes gaya belajar yang telah dilakukan, maka dapat dinyatakan
bahwa rata-rata gaya belajar peserta didik kelas X.2 cenderung auditori. Berikut adalah instrumen
gaya belajar yang digunakan:
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan SS S TS STS
Saya senang belajar dengan membaca materi daripada
1
mendengarkan penjelasan guru
Saya senang membuat catatan sendiri dari pada
2
mendengar penjelasan guru didepan kelas
Saya lebih senang jika tulisan berwarna ataupun
3
memiliki gambar
Saya dapat mengingat posisi tempat duduk teman-
4
teman saya dikelas
Saya dapat dengan cepat melakukan penentuan bahan
5
dan langkah kerja pada saat praktikum
Saya selalu meletakkan dan mengembalikan barang-
6
barang saya pada tempatnya
Catatan pada buku saya lengkap untuk setiap materi
7
pelajaran
8 Saya dapat belajar dengan baik ditengah keramaian
Saya tidak dapat mengingat apa yang dijelaskan guru
9
jika tidak mencatatnya
Saya sulit memahami instruksi dari guru saat
10
pengarahan praktikum
Saya senang belajar dengan mendengarkan penjelasan
11
guru dan teman
Saya lebih menyukai ceramah atau seminar daripada
12
membaca buku
Saya lebih bisa menjawab pertanyaan secara lisan
13
daripada menjawab pertanyaan dengan menuliskannya
Saya senang apabila diminta guru berbicara didepan
14
kelas
Saya suka berbicara dan menjelaskan sesuatu panjang
15
lebar
Saya dapat mengingat dengan baik dari apa yang saya
16
dengar
17 Saya suka belajar dengan suasana yang tenang
Saya tidak dapat berkonsentrasi dan belajar dengan
18
baik jika dikelas sedang ribut
Saya tidak bisa memahami dengan baik materi dengan
19
membaca kecuali dengan penjelasan guru
Jika sedang berkonsentrasi terhadap sesuatu, saya
20
lebih suka mencari tempat yang tenang
Saya lebih suka berdiskusi dalam belajar teknik mesin
21
daripada mempelajarinya sendiri
Saya senang belajar diluar kelas atau ditempat terbuka
22
karena dapat bergerak dengan leluasa
Saya menggunakan jari sebagai penunjuk ketika
23
membaca
Saya senang menjawab pertanyaan seseorang dengan
24
menggunakan isyarat (gerakan tubuh)
7
Saya suka belajar praktik dan terlibat langsung
25 daripada duduk diam sambil mendengarkan
penjelasan guru
26 Saya sering memainkan alat tulis sambil belajar
Saya banyak menggerakkan anggota tubuh ketika
27
berbicara
28 Tulisan tangan saya tidak rapi
Saya tidak terlalu memperhatikan kerapian berpakaian
29
saat disekolah
Ketika belajar, saya lebih suka menuliskan pendapat
30
saya daripada menyampaikannya secara lisan

C. Kultur Budaya Peserta Didik


Peserta didik kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah
tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam,
seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Peserta didik yang kita hadapi
mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga
kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural. Implikasi dari aspek kultural dalam proses
pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan pendidikan multikultural. Sehingga, pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran harus mampu menyikapi keberagaman budaya yang ada di
sekolahnya atau kelasnya. Untuk mengetahui kultur budaya peserta didk dilakukan dengan cara
observasi langsung dan dilakukan tanya jawab dengan peserta didik.
No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi
1. Apakah peserta didik dapat menjadi
komunikator yang baik dalam berbicara dan
mengusahakan tidak ada unsur
menyinggung?

2. Apakah peserta didik dapat menjalin


persaudaraan dalam suatu kelompok?

3. Apakah peserta didik menghormati orang


yang lebih tua dalam keluarga maupun
masyarakat luas?
4. Apakah peserta didik dapat menghargai
segala keberagaman yang ada dikelas dan
lingkungannya?

D. Perkembangan Moral Peserta Didik


Dalam kehidupan bermasyarakat termasuk masyarakat di lingkungan sekolah pasti
mengenal moralitas, bahkan moralitas ini dijadikan sumber/acuan untuk menilai suatu tindakan
atau perilaku karena moralitas memiliki kriteria nilai (value) yang berimplikasi pada takaran
kualitatif, seperti: baik-buruk, benar- salah, pantas tidak pantas, wajar-tidak wajar, layak-tidak
layak, dan sejenisnya. Moralitas dalam diri peserta didik dapat tingkat yang paling rendah menuju
ke tingkatan yang lebih tinggi seiring dengan kedewasaannya. Untuk mengetahui perkembangan
moral peserta didk dilakukan dengan cara observasi langsung dan dilakukan tanya jawab dengan
peserta didik. Adapun hasil observasi terkait perkembangan moral peserta didik adalah sebagai
berikut :

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi


1. Apakah peserta didik bersikap sopan dan Pada umumnya peserta didik di kelas VII
santun dalam mengikuti proses memiliki sikap yang sopan serta santun
pembelajaran? terhadap guru yang sedang melaksakan
proses pembelajaran di kelas. Mereka
terlihat menggunakan kalimat yang baik
pada saat ingin bertanya kepada guru.
Akan tetapi tetap ada pula oknum-oknum
peserta didik yang masih belum bisa
memfiltrasi kalimat-kalimat yang
seharusnya tidak diucapkan di dalam
kelas.
2. Apakah peserta bertanggung jawab Peserta didik di kelas VII G terlihat sngat
terhadap amanah yang diberikan ? bertanggung jawab terhadap amanah yang
telah diberikan. Termasuk pada saat
diamanahkan untuk mengumpulkan tugas
di waktu tertentu, mereka
mengumpulkannya tepat waktu sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Selain itu pada saat mereka diberikan
kepercayaan untuk bertanggung jawab
menjaga kebersihan kelasnya, mereka pun
benar-benar bertanggung jawab untuk
tetap menjaga kebersihan kelas mereka
dengan melaksanakan piket yang telah
terjadwal.
3. Apakah peserta didik patuh terhadap aturan Pada umumnya peserta didik di kelas VII
yang sudah ditetapkan di kelas/sekolah? patuh terhadap aturan yang telah
ditetapkan sekolah. Seperti jadwal masuk
kelas, ataupun ukuran rambut.
4. Peserta didik menyapa apabila bertemu Pada umumnya peserta didik di kelas VII
dengan bapak/ibu guru di sekolah? sangatlah humble. Saat bertemu di luar
kelas, mereka tetap menyapa bapak/ ibu
guru yang telah megajar di kelas mereka.

E. Status Sosial
Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rezeki seperti berupa pekerjaan,
kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-beda. Kondisi
seperti ini juga menjadi latar belakangi peserta didik yang ada pada suatu kelas
atau sekolah kita. Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya
menyatu untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran.
Perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses
pembelajaran. Namun tidak dapat dipungkiri kadang dijumpai status sosial
ekonomi ini menjadi penghambat peserta didik dalam belajar secara kelompok.
Implikasi dengan adanya variasi status- sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk
mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif. Untuk mengetahui perbedaan status
sosial peserta didk dilakukan dengan cara observasi langsung. Adapun hasil
observasi terkait perkembangan moral peserta didik adalah sebagai berikut :

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi


1. Apakah terdapat perbedaan status sosial Pada umumnya peserta didik di kelas VII
peserta didik dalam kelas? memiliki status sosial yang setara, yaitu
menengah ke atas. Hal ini ditandai dengan
alat atau teknologi yang digunakan
peserta didik sudah dengan kualitas
terbaik. Selain itu beberapa peserta didik
yang ikut bimbingan belajar di luar jam
sekolah karena dukungan oleh orang tua
tentang penting pendidikan. Sehingga
menjadi sebuah indikasi bahwa mereka
memiliki ekonomi atau status sosial yang
lumayan mumpuni.
2. Apakah peserta didik tidak merasa rendah Karena status sosial yang dimiliki peserta
diri atas status sosial yang rendah? didik rata-rata hampir setara, maka tidak
terjadi perasaan rendah diri.
3. Apakah dalam berinteraksi saat proses Karena sekolah memiliki visi menjadi
pembelajaran dan di lingkungan sekolah sekolah ramah anak dan selalu dilakukan
peserta didik tidak diskriminatif atas tindakan terhadap indikasi adanya
perbedaan status sosial? perilaku pembullyan, maka di kelas VII
sudah tidak ada kasus pembullyan lagi.
Tidak ada perilaku diskriminatif yang
dilakukan peserta didik, karena mereka
memiliki rasa persaudaraan dan kesatuan
yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai