Anda di halaman 1dari 8

Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi

Universitas Balikpapan

LEGENDA RAJA DATUK NABOLON PADA MASYARAKAT


BATAK TOBA : ANALISIS PSIKOSASTRA

Franciskus Marshall C Silitonga 1, Warisman Sinaga 2


Universitas Sumatera Utara 1,2
pos-el: marshallsilitonga28@gmail.com1, warisman@usu.ac.id2

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang Legenda Raja Datuk Nabolon Pada Masyarakat Batak Toba : Analisis
Psikosastra. Dalam Masyarakat Desa Sipahutar, Kec. Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara terdapat legenda
Raja Datuk Nabolon yang menceritakan tentang pembagian harta warisan. Artikel ini bertujuan
menguraikan unsur intrinsik dan menguraikan faktor yang memengaruhi psikis tokoh utama dalam
legenda Raja Datuk Nabolon. Dalam menyelesaikan artikel ini penulis menggunakan teori psikoanalisis
yang dikemukakan oleh Sigmund freud yang mengatakan bahwa teori psikoanalisis berhubungan dengan
fungsi dan perkembangan mental manusia dengan metode deskriftif kualitatif. Untuk menunjang hasil
dari artikel ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara (1)wawancara dengan
informan, (2) obsevasi dan (3) dokumentasi. Adapun hasil yang ditemukan dalam artikel ini bahwa mitos
Raja Datuk Nabolon diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Menurut temuan tersebut,
penduduk setempat memahami bahwa berbagi kekayaan orang tua diantara saudara adalah inti dari tradisi
Raja Datuk Nabolon, dan legenda ini berpotensi mengirimkan pesan positif. Namun, survei menemukan
bahwa hanya orang tua yang percaya pada kisah Raja Datuk Nabolon. Cerita rakyat seputar Raja Datuk
Nabolon dijunjung tinggi dengan harapan dapat menginspirasi generasi mendatang. Desa Sipahutar,
Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara memiliki peraturan perundang-undangan tersendiri
yang harus diikuti oleh setiap masyarakat.

Kata kunci : Legenda, psikosastra, Analisis, Toba

ABSTRACT

This article discusses the Legend of Raja Datuk Nabolon in the Toba Batak Society:
Psychological Analysis. In the Sipahutar Village Community, Kec. Sipahutar, Kab. In North
Tapanuli, there is a legend of Raja Datuk Nabolon which tells about the distribution of
inheritance. This article aims to describe the intrinsic elements and describe the factors that affect
the psychology of the main character in the legend of Raja Datuk Nabolon. In completing this
article the author uses the psychoanalytic theory put forward by Sigmund Freud who says that
psychoanalytic theory is related to human mental function and development with a qualitative
descriptive method. To support the results of this article, the authors use data collection methods
by (1) interviews with informants, (2) observation and (3) documentation. The results found in
this article are that the myth of Raja Datuk Nabolon is well received by the local community.
According to the findings, locals understand that sharing parental wealth among siblings is at
the core of Raja Datuk Nabolon's tradition, and this legend has the potential to send a positive
message. However, the survey found that only parents believed in the story of Raja Datuk
Nabolon. The folklore surrounding Raja Datuk Nabolon is upheld in the hope that it will inspire
future generations. Sipahutar Village, Kec. Sipahutar, Kab. North Tapanuli has its own laws and
regulations that must be followed by every community.

Keywords: Legend, psycho-literature, Analysis, Toba

1. PENDAHULUAN kepercayaan, kebiasaan, upacara dan


Setiap suku atau etnik memiliki sebagainya yang secara turun temurun
beragam tradisi, bahasa dan marga yang diwariskan (Rumapea dan Simanungkalit
menjadi ciri khas suku tersebut. Sementara 2015 : 56).
tradisi adalah segala sesuatu seperti adat,

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 194


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

Menurut (Koentjaranigrat 1981:122) yang membagi harta warisan kepada


marga berfungsi untuk mengatur keempat anaknya yang terdiri dari Raja
perkawinan di antara orang Batak. Suku Panjaitan, Raja Silitonga (Raja Datuk
Batak hingga saat ini masih melakukan Nabolon), Raja Siagian, dan Raja Sianipar.
ritual tersebut sesuai dengan tradisi Raja Sianipar merupakan putra dari istri
masyarakat eksogami. Etnik Batak kedua (Boru Simanungkalit) Raja Tuan
memiliki konsep marga yang diterjemahkan Dibangarna yang baru lahir namun
menjadi "satu garis keturunan, satu leluhur", disembunyikan di seberang sungai hingga
atau "berasal dari usus yang sama". tumbuh dewasa namun setelah ibunya
Berdasarkan mitos-mitos tersebut, meninggal keberadaannya pun di
nampaknya marga adalah keluarga atau beritahukan kepada saudaranya bahwa
kelompok keluarga yang semuanya mereka mempunyai adik saudara laki-laki
ditelusuri sejarahnya kembali ke nenek di seberang sungai. Setelah besar ayahnya
moyang yang sama (Bungaran 2016:80). pun ingin membagi harta kepada seluruh
Setiap marga memiliki legenda atau cerita keturunannya sehingga Raja Sianipar pun
tersendiri. bertanya kepada ayahnya Raja Tuan
Masyarakat Batak Toba memiliki Dibangarna, “Dimana bagian warisan
cerita rakyat sebagaimana masyarakat lain untukku ayah?” lalu Raja Tuan Dibangarna
di Indonesia. Pada dasarnya cerita rakyat menjawab, “Aku sudah bagikan kepada
memiliki kesamaan pola dengan cerita abang-abangmu”. Lalu pergilah Raja
rakyat budaya lain di Indonesia, yaitu: Sianipar menemui abang-abangnya Raja
terjadinya alam semesta (cosmogony), Panjaitan dan Raja Siagian. Mereka adalah
terjadinya susunan para dewa, dunia dewata saudara laki-laki dari istri pertama (Boru
(pantheon), terjadinya manusia pertama dan Borbor) Raja Tuan Dibangarna yang
tokoh pembawa kebudayaan (cultural melahirkan tiga anak laki-laki Raja Situngo
hero), serta terjadinya makanan pokok (Raja Panjaitan), Raja Datuk Nabolon (Raja
seperti beras dan sebagainya untuk pertama Silitonga), dan yang bungsu Raja
kali. Keunikan karakteristik suku Batak Ampapaga Lote (Raja Siagian). Namun
tercermin dari kebudayaan yang mereka mereka menjawab, “Tidak ada lagi, karena
miliki dan kebiasaan-kebiasaan yang sudah kuberikan kepada anak-anakku”
merupakan jati diri suku etnik Batak, yang jawabnya. Dengan wajah sedih dan kecewa
membedakan suku etnik ini dengan suku akibat perkataan kedua saudaranya, Raja
etnik lain. Kesusastraan Batak juga Sianipar pun merasa tidak dianggap sebagai
merupakan hal yang patut dikagumi. anggota keluarga tersebut karena dia merasa
Banyak cerita-cerita lisan, yang dulu bahwa dia adalah saudara tiri. Dengan rasa
diyakini bahkan hingga sekarang masih kecewa dia pun terus menagis duduk di
menjadi pedoman bagi suku Batak. Tema tanah dan sambil berkata “kalian
cerita maupun legenda yang ada ialah memanggilku Si Taripar, rupanya benar
hubungan kekuasaan antara Raja dengan saya taripar sama sekali.” Yang artinya
rakyat biasa, maupun hubungan kerja sama bahwa dia itu tidak dianggap anak
sesama warga biasa, salah satunya legenda melainkan dianggap menjadi seorang
Raja Datuk Nabolon. “Anak Tiri” dan tidak berhak untuk
Legenda Raja Datuk Nabolon adalah mendapatkan harta warisan bapaknya.
salah satu legenda atau cerita rakyat suku Diapun sangat menyesali bapaknya yang
Batak Toba yang berasal dari Desa tidak mau berterus terang kepada semua
Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara saudaranya tentang keberadaanya. Padahal
Provinsi Sumatera Utara. Datuk adalah menurut cerita zaman dahulu bahwa pada
gelar yang diberikan kepada sejumlah orang saat itu adalah hal yang biasa seseorang
di berbagai kebudayaan. Legenda ini pergi untuk merantau dan mengambil istri
berkisah tentang Raja Tuan Dibangarna lagi di negeri orang. Apalagi bila orang itu

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 195


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

terpandang, banyak orang yang memberi adalah metode penelitian tidak


putrinya untuk diperistri, katanya. menggunakan model-model matematik,
Dengan demikian datanglah Raja statistik, atau komputer.. Lokasi
Silitonga (Raja Datuk Nabolon) bangkit penelitian sering disebutkan atau
dari tempat duduk nya dan melangkah digambarkan dengan keadaan lokasi,
menuju Raja Sianipar sambil mengusap waktu dan suasana bertujuan sebagai
kepalanya dan berkata “jangan lagi kamu pendukung pada suatu penelitian. Lokasi
menangis adikku, tidak ada gunanya penelitian menurut (Iskandar 2008:219)
menyesali nasib”. Memang sewaktu bapak merupakan situasi dan kondisi
kita membagikan hartanya, kami tidak tahu lingkungan tempat yang berkaitan
sama sekali kalau kami masih mempunyai dengan masalah penelitian. Penelitian ini
adik anak dari bapak. Kalau kami dilakukan pada tanggal 18 Juli – 31
mengetahuinya kamu pasti akan Agustus 2022 di Desa Sipahutar,
mendapatkan bagian , karena itu diamlah. Kecamatan Sipahutar, Kabupaten
Lalu Raja Silitonga berkata, “Ambillah Tapanuli Utara. Alasan penulis
semua harta warisan bagianku untukmu mengambil lokasi ini adalah daerah ini
yang diberikan orangtua kita, aku akan memiliki informasi tentang tradisi
pergi mencari untukku dan keturunanku”. tersebut dan membantu penulis untuk
Mendengar jawaban tersebut Raja Sianipar mempermudah mendapat informasi-
pun senang bercampur dengan sedih informasi yang terkait dalam penelitian
melihat kebaikan abangnya Raja Silitonga tersebut. (Arikunto 2010:265)
(Raja Datuk Nabolon) . mengemukakan bahwa sumber data
Keberadaan cerita rakyat Raja Datuk dalam penelitian adalah subjek tiga
Nabolon hampir ditinggalkan karena yang kategori utama dimana informasi dapat
mengetahui cerita ini sangat jarang dan sulit ditemukan adalah: orang, kertas, dan
untuk ditemui. Selain itu, perkembangan lokasi fisik. Warga Desa Sipahutat, Kec.
zaman juga memiliki peran besar dalam Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara disurvei
mempengaruhi cerita rakyat Raja Datuk dan jawaban mereka dapat menguatkan
Nabolon yang tidak terdeteksi lagi karena legenda Raja Datuk Nabolon, yang
kurangnya minat masyarakat akan cerita- konon tinggal di Tapanuli Utara pada
cerita rakyat yang sudah dianggap kuno dan masa tua dan paruh baya. Penelitian
condong ke arah religius. Penulis bertujuan instrumen berarti alat yang digunakan
memperkenalkan kembali cerita rakyat untuk melakukan pengumpulan data
Raja Datuk Nabolon kepada masyarakat pada penelitian yang dilakukannya
khususnya bagi Masyarakat Batak Toba instrumen yang digunakan yaitu: media
yang bermarga Tuan Dibangarna sebagai handphone, kamera, alat tulis dan kertas
bagian dari cerita rakyat yang penting dan serta kuesioner.
tidak boleh dilupakan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. METODE PENELITIAN Pada artikel ini data yang dianalisis
Teknik penelitian adalah adalah tentang kepribadian tokoh dalam
serangkaian langkah-langkah yang legenda Raja Datuk Nabolon dengan
diambil untuk mencapai tujuan menggunakan pendekatan psikologi
penelitian tertentu, dan juga dapat sastra. Informasi tentang tokoh Raja
berfungsi sebagai kerangka untuk Datuk Nabolon dari legenda dianalisis
pengembangan hipotesis dan teori. dalam kajian ini dari perspektif psikologi
Metode dasar yang digunakan dalam sastra. Teori Sigmund Freud yang
penelitian ini merupakan metode atau menyatakan bahwa ada tiga tahapan atau
pendekatan kualitatif. Menurut Agam struktur kepribadian yang
(2010: 46) metode penelitian kualitatif diperhitungkan dalam menentukan

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 196


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

psikologi seseorang, yaitu id, ego, dan tingki dung magodang nasida di
superego, telah diterapkan pada karakter pasahathot arta panjaena tu anakna i
ini. Ini adalah periode ketiga dalam laos di sungkon Raja Sianipar ma tu
revisi teori psikoanalitik. Menurut amongna Raja Tuan Dibangarna, “
Freud, id berperan sebagai Raja, ego didia arta panjaeanhu among?” di
sebagai perdana menteri, dan superego dong amongn ai ma “ nungnga
sebagai pendeta tinggi, id berlaku seperti hupasahat tu halak angkangmu”.
penguasa yang harus dihormati, manja
dan sewenang-wenang dan Terjemahan:
mementingkan diri sendiri serta apa yang
diinginkannya harus segera terlaksana. Raja Sianipar merupakan putra dari isti
Id menuntut untuk diperlakukan seperti kedua (Boru Simanungkalit) Raja
Raja, dimanjakan dan diberikan Tuan Dibangarna yang baru lahir
keinginannya setiap saat, dengan namun disembunyikan di sebarang
kebutuhannya sendiri didahulukan dari sungai sehingga tumbuh dewasa
kebutuhan orang lain. Ego dalam peran namun setelah ibunya meninggal
perdana menteri diibaratkan sebagai keberadaannya pun di beritahukan
orang yang harus menyelesaikan semua kepada saudaranya bahwa mereka
pekerjaan berbasis realitas dan mempunyai adik saudara laki-laki di
mendengarkan kebutuhan rakyat. Seperti seberang sungai setelah besar ayahnya
seorang pendeta yang selalu berpikir pun ingin membagi harta kepada
tentang benar dan salah, superego harus seluruh keturunannya sehingga Raja
mengendalikan id yang tamak dengan Sianipar pun bertanyak kepada
menekankan nilai pengendalian diri. ayahnya Raja Tuan Dibangarna,
(Minderop, 2013:21-23). “Dimana bagian warisan untukku
ayah?” lalu Raja Tuan Dibangarna
a. Id menjawab, “Aku sudah bagikan
Id adalah sistem kepribadian kepada abang-abangmu”
manusia yang paling dasar (Endraswara,
2008 : 101). Id adalah struktur Pada kutipan di atas menandakan
kerpibadian yang terletak di alam bawah adanya Id yang melekat pada tokoh Raja
sadar, atau terletak pada dunia batin Sianipar. Id yang terdapat pada tokoh
(dunia subyektif) dengan prinsip kerja Raja Sianipar muncul karena
yang selalu pada prinsip kenikmatan atau keinginannya untuk mendapatkan bagian
prinsip keenakan. Id dalam legenda Raja dari warisan Ayahnya.
Datuk Nabolon terdapat pada tokoh Raja
Sianipar yang menginginkan harta b. Ego
warisan Ayahnya Raja Tuan Wahyuningtyas dan Santosa (2011:
Dibangarna. Kutipan Id pada Legenda 12) berpendapat bahwa ego adalah aspek
Raja Datuk Nabolon yaitu : psikologis dari kepribadian yang muncul
setelah adanya hubungan dengan dunia
Raja Sianipar ima anakna sian inang luar atau lingkungan. Dorongan-
panoroni (boru Simanungkit) Raja dorongan ego menurut Freud (2009 :
Tuan Dibangarna, ditingki baru 677) didasarkan pada usaha untuk
sorang dope sahat tu na magodang mempertahankan diri, ego perlu dilihat
nungnga di bunihon di taripar ni aek sebagai sesuatu yang lebih berdasar pada
binanga, alai dung monding inong realita pada kebutuhan dan kemampuan
pangitubuna dipaboa ma tu angka untuk memperoleh makanan dan
angkangna na adong do anggi ni suplainya, dan untuk menghindari rasa
nasida di taripar ni aek binanga. Di sakit. Ego dalam legenda Raja Datuk

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 197


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

Nabolon terdapat pada tokoh Raja keluarga tersebut karena dia merasa
Sianipar yang pergi menemui Abang- bahwa dia adalah sau dara tiri dengan
abangnya unruk mempertanyakan rasa kecewa dia pun terus menagis
bagian harta warisannya. Kutipan Ego duduk ditanah dan sambil berkata
pada Legenda Raja Datuk Nabolon dapat “Kalian memanggilku Si Taripar,
dilihat di bawah ini. rupanya benara saya taripar sama
sekali.” Yang artinya bahwa dia itu
Dung i laho ma raja Sianipar tidak dianggap anak melainnkan
mangalului angka angkangna raja dianggap menjadi seorang “Anak Tiri”
Panjaitan dohot Raja Siagian. dan tidak berhak untuk mendapatkan
Angkangna i ima anak na sorang sian harta warisan bapak nya. Diapun
boru Borbor. Raja Tuan Dibangrna sangat menyesali Bapaknya yang tidak
manubuhon tolu dakdanak baoa ima mau berterus terang kepada semua
Raja Situngo (panjaitan), Raja Datuk saudaranya tentang keberadaanya.
Nabolon (Silitonnga) dohot Raja
Amapapaga Lote (Siagian). Alai alus Pada kutipan di atas menandakan
ni halak angkang nai “ dang adaong adanya Ego yang melekat pada tokoh
be arta i nungnga hulehonn sude tu Raja Sianipar. Ego pada tokoh Raja
pinomparhu”. Gabe hansit ma roha ni Sianipar digambarkan dari usahanya
Raja Sianipar tu angkanngna i ala ni untuk memperoleh kesenangannya
alus na i, gabe tubu ma sogo ni rohana dengan memprioritaskan kebutuhannya
ala dang di anggap imana gabe saja dan berfikir bahwa dia tidak
keluargana jala tangis ma imana. “ mendapatkan warisan karena dia adalah
dijou goarhu si Taripar, hape na tutu ank tiri. Padahal pada kenyatannya jika
do hape taripar” na marlapatan imana saja abang-abangnya mengetahui
dang di anggap anak alai di anggap keberadannya pada saat itu, warisan itu
“anak na sinoroanan” jala dang boi pasti juga akan dibagikan kepadanya.
dapot arta panjaean sian amang ni Pernyataan tersebut didukung dari
nasiada i. Gabe di solsoli imana kutipan dibawah ini.
amangna i ala dang di patorang tu
angkangna i sian dia haroro ni imana. Ala ni i ro ma Raja Silitonga (Raja
Datu Nabolon) di dapothon ma
Terjemahan: dompak anggina i jala didok “ unang
be sai tumatangis ho anggi, dang
Lalu pergilah Raja Sianipar menemui adong lapatanna manolsoli nasip.
abang-abangnya Raja Panjaitan dan Alana di tingki dipasahat amangta
Raja Siagian. Mereka adalah saudara arta panjaean i, dang huboto hami na
laki-laki dari istri pertama (Boru adong anggi nami dope sian amongta.
Borbor) Raja Tuan Dibangarna yang Molo huboto hami i na dapotan hian
melahirkan tiga anak orang laki-laki do ho anggi”. Jala di dok ma muse “
Raja Situngo (Raja Panjaitan), Raja buat ma diho sude arta panjaean na
Datuk Nabolon (Raja Silitonga), dan dipasahat ni amongta i tu ahu, hulului
yang bungsu Raja Ampapaga Lote pe arta di ahu laho tu pinomparhu”.
(Raja Siagian). Namun mereka
menjawab, “Tidak ada lagi, karena Terjemahan:
sudah kuberikan kepada anak anakku”
jawabnya. Dengan wajah sedih dan Dengan demikian datanglah Raja
kecewa akibat perkataan ke dua Silitonga (Raja Datuk Nabolon)
saudaranya Raja Sianipar pun merasa bangkit dari tempat duduknya dan
tidak dianggap sebagai anggota melangkah menuju Raja Sianipar

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 198


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

sambil mengusap kepalanya dan sambil mengusap kepalanya dan


berkata “ jangan lagi kamu menangis berkata “ jangan lagi kamu menangis
adikku, tidak ada gunanya menyesali adikku, tidak ada gunanya menyesali
nasib. Memang sewaktu bapak kita
nasib. Memang sewaktu ayah kita
membagikan hartanya, kami tidak tahu
sama sekali kalau kami masih membagikan hartanya, kami tidak tahu
mempunyai adik anak dari bapak. sama sekali kalau kami masih
Kalau kami mengetahui nya kamu mempunyai adik anak dari ayah. Kalau
pasti akan mendapatkan bagian, karena kami mengetahuinya kamu pasti akan
itu diamlah. mendapatkan bagian, karena itu
diamlah. Lalu Raja Silitonga berkata,
c. Superego
“Ambillah semua harta warisan
Superego menurut Minderop (2013:
22) diartikan sebagai struktur bagianku untukmu yang diberikan
kepribadian yang mengacu pada orangtua kita, aku akan pergi mencari
moralitas dalam kepribadian. Superego untukku dan keturunanku”.
sama halnya dengan ‘hati nurani’ yang Mendengar jawaban tersebut Raja
mengenali nilai baik dan buruk Sianipar pun senang bercampur
(conscience). Superego dalam legenda dengan sedih melihat kebaikan
Raja Datuk Nabolon terdapat pada tokoh
abangnya Raja Silitonga (Raja Datuk
Raja Silitonga yang memberikan bagian
harta warisannya kepada adiknya Raja Nabolon).
Sianipar. Kutipan Superego pada
Legenda Raja Datuk Nabolon dapat Kutipan di atas menandakan adanya
dilihat di bawah ini. Superego yang melekat pada tokoh Raja
Silitonga. Superego yang terdapat pada
Ala ni i ro ma Raja Silitonga (Raja
tokoh Raja Silitonga muncul karena
Datu Nabolon) di dapothon ma
dompak anggina i jala didok “ unang sikap mengalahnya yang memberikan
be sai tumatangis ho anggi, dang bagian warisannya kepada Raja Sianipar
adong lapatanna manolsoli nasip. dan dia akan mencari yang menjadi
Alana di tingki dipasahat amangta bagiannya sendiri. Superego pada tokoh
arta panjaean i, dang huboto hami na Raja Silitonga digambarkan dari
adong anggi nami dope sian amongta. sikapnya yang lebih mendahulukan
Molo huboto hami i na dapotan hian
kesempurnaan dari pada kesenangan.
do ho anggi”. Jala di dok ma muse “
buat ma diho sude arta panjaean na Pernyataan berikut ini ditanggapi
dipasahat ni amongta i tu ahu, hulului peneliti sesuai dengan pernyataan
pe arta di ahu laho tu pinomparhu”. penelitian: Warga Desa Sipahutat, Kec.
Dong dibege hata ni angkang na i gabe Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara disurvei
sombu ma muse roha ni Raja Sianipar dan jawaban mereka menguatkan
alani burju ni roha ni angkang na Raja legenda Raja Datuk Nabolon, yang
Silitonga ( Raja Datu Nabolon). konon tinggal di Tapanuli Utara pada
masa tua dan paruh baya.
Terjemahan: Kajian dan reaksi kolektif
masyarakat menunjukkan bahwa kisah
Dengan demikian datanglah Raja Raja Datuk Nabolon muncul dari
Silitonga (Raja Datuk Nabolon) keinginan untuk membagi warisan
bangkit dari tempat duduknya dan secara adil di antara saudara-saudara.
melangkah menuju Raja Sianipar Jawaban atas pertanyaan kedua

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 199


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

menunjukkan bahwa banyak pihak yang empat generasi yang berbeda, kisah Raja
berpandangan bahwa legenda Raja Datuk Nabolon bermula dari kakak
Datuk Nabolon benar-benar terjadi dan beradik yang saling tolong menolong
menyelesaikan harta orang tuanya.
berdampak positif bagi masyarakat
Meskipun empat responden di kelompok
setempat. usia senior dan satu orang di kelompok
Tentu saja, para peneliti masih usia menengah berpegang pada
menghadapi berbagai batasan saat kebenaran legenda tersebut. Cerita
melakukan studi semacam ini, termasuk rakyat seputar Raja Datuk Nabolon
kesenjangan dalam pengetahuan, sumber dijunjung tinggi dengan harapan dapat
daya material, dan aksesibilitas sumber menginspirasi generasi mendatang.
cetak dan digital yang penting. Namun Menurut temuan tersebut, masyarakat
demikian, peneliti sangat menghargai percaya bahwa penelitian tersebut
karena semua kendala telah diatasi dan memiliki dampak yang menguntungkan
tesis ini dapat diselesaikan. dan anggotanya dapat mengambil
Wawancara mendalam digunakan pelajaran berharga dari legenda Raja
untuk mengumpulkan data primer untuk Datuk Nabolon, seperti pentingnya
penelitian ini, yang dilakukan dengan kejujuran dan ketundukan. Kelima
menggunakan metodologi penelitian peserta yang mengisi survei tersebut
kualitatif. Subjektivitas yang melekat ingin mengetahui lebih jauh tentang
pada peneliti adalah salah satu masyarakat dan diri mereka sendiri
kelemahan penelitian. Penilaian peneliti melalui kacamata legenda Raja Datuk
tentang signifikansi wawancara sangat Nabolon.
penting untuk keberhasilan penelitian
ini, membuat bias tidak terhindarkan. 5. DAFTAR PUSTAKA
Triangulasi, atau penggunaan banyak Agam. (2010). Metode penelitian
sumber dan pendekatan, digunakan kualitatif. Jakarta : Yayasan Pustaka
untuk mengurangi kemungkinan bias. Obor Indonesia.
Data ditriangulasi dengan Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
memverifikasinya terhadap sumber lain Penelitian Suatu pendekatan
dan dengan apa yang sudah diketahui Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
peneliti. Berbagai pendekatan digunakan Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian
untuk pengumpulan data, termasuk Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif
wawancara mendalam dan teknik dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.
observasi, dan ini dilakukan untuk Minderop, Albertine. (2016). Psikologi
memaksimalkan keandalan hasil. Sastra: Karya Sastra, Metode,
Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
4. KESIMPULAN Minderop, Albertine. (2013). Psikologi
Berdasarkan hasil dan pembahasan Sastra. Jakarta : Yayasan Pustaka
yang mengani Kajian tentang bagaimana Obor Indonesia.
reaksi warga Desa Siponjot terhadap Rumapea dan Simanungkalit, (2015).
bacaan tentang kehidupan Raja Datuk Dampak Modernisasi terhadap
Nabolon. Tulisan peneliti ditanggapi Upacara Adat Perkawinan
positif oleh warga Desa Siponjot, hal ini Endraswara, Suwardi. (2008). Metode
menunjukkan bahwa interpretasi peneliti Penelitian Psikologi Sastra.
terhadap kisah Raja Datuk Nabolon Yogyakarta: Media Pressindo.
sesuai dengan cerita rakyat setempat. Bungaran. (2016). Tradisi Agama dan
Menurut hasil penelitian yang Ekpetasi Modrenisasi Pada
menggunakan sampel lima orang dari Masyarakat Pedesaan Jawa.

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 200


Franciskus Marshall C Silitonga1, Warisman Sinaga2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

Jakarta : Yayasan Pustaka Obor


Indonesia.
Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru
Santosa. (2011). Sastra : Teori dan
Inplemetasinya. Surakarta : Yuma
Pustaka.
Freud, Sigmund. (2009). Pengantar
Umum Psikoanalisis. Yogyakarta :
Pustaka pelajar.

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 201

Anda mungkin juga menyukai