Universitas Balikpapan
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang Legenda Raja Datuk Nabolon Pada Masyarakat Batak Toba : Analisis
Psikosastra. Dalam Masyarakat Desa Sipahutar, Kec. Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara terdapat legenda
Raja Datuk Nabolon yang menceritakan tentang pembagian harta warisan. Artikel ini bertujuan
menguraikan unsur intrinsik dan menguraikan faktor yang memengaruhi psikis tokoh utama dalam
legenda Raja Datuk Nabolon. Dalam menyelesaikan artikel ini penulis menggunakan teori psikoanalisis
yang dikemukakan oleh Sigmund freud yang mengatakan bahwa teori psikoanalisis berhubungan dengan
fungsi dan perkembangan mental manusia dengan metode deskriftif kualitatif. Untuk menunjang hasil
dari artikel ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara (1)wawancara dengan
informan, (2) obsevasi dan (3) dokumentasi. Adapun hasil yang ditemukan dalam artikel ini bahwa mitos
Raja Datuk Nabolon diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Menurut temuan tersebut,
penduduk setempat memahami bahwa berbagi kekayaan orang tua diantara saudara adalah inti dari tradisi
Raja Datuk Nabolon, dan legenda ini berpotensi mengirimkan pesan positif. Namun, survei menemukan
bahwa hanya orang tua yang percaya pada kisah Raja Datuk Nabolon. Cerita rakyat seputar Raja Datuk
Nabolon dijunjung tinggi dengan harapan dapat menginspirasi generasi mendatang. Desa Sipahutar,
Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara memiliki peraturan perundang-undangan tersendiri
yang harus diikuti oleh setiap masyarakat.
ABSTRACT
This article discusses the Legend of Raja Datuk Nabolon in the Toba Batak Society:
Psychological Analysis. In the Sipahutar Village Community, Kec. Sipahutar, Kab. In North
Tapanuli, there is a legend of Raja Datuk Nabolon which tells about the distribution of
inheritance. This article aims to describe the intrinsic elements and describe the factors that affect
the psychology of the main character in the legend of Raja Datuk Nabolon. In completing this
article the author uses the psychoanalytic theory put forward by Sigmund Freud who says that
psychoanalytic theory is related to human mental function and development with a qualitative
descriptive method. To support the results of this article, the authors use data collection methods
by (1) interviews with informants, (2) observation and (3) documentation. The results found in
this article are that the myth of Raja Datuk Nabolon is well received by the local community.
According to the findings, locals understand that sharing parental wealth among siblings is at
the core of Raja Datuk Nabolon's tradition, and this legend has the potential to send a positive
message. However, the survey found that only parents believed in the story of Raja Datuk
Nabolon. The folklore surrounding Raja Datuk Nabolon is upheld in the hope that it will inspire
future generations. Sipahutar Village, Kec. Sipahutar, Kab. North Tapanuli has its own laws and
regulations that must be followed by every community.
psikologi seseorang, yaitu id, ego, dan tingki dung magodang nasida di
superego, telah diterapkan pada karakter pasahathot arta panjaena tu anakna i
ini. Ini adalah periode ketiga dalam laos di sungkon Raja Sianipar ma tu
revisi teori psikoanalitik. Menurut amongna Raja Tuan Dibangarna, “
Freud, id berperan sebagai Raja, ego didia arta panjaeanhu among?” di
sebagai perdana menteri, dan superego dong amongn ai ma “ nungnga
sebagai pendeta tinggi, id berlaku seperti hupasahat tu halak angkangmu”.
penguasa yang harus dihormati, manja
dan sewenang-wenang dan Terjemahan:
mementingkan diri sendiri serta apa yang
diinginkannya harus segera terlaksana. Raja Sianipar merupakan putra dari isti
Id menuntut untuk diperlakukan seperti kedua (Boru Simanungkalit) Raja
Raja, dimanjakan dan diberikan Tuan Dibangarna yang baru lahir
keinginannya setiap saat, dengan namun disembunyikan di sebarang
kebutuhannya sendiri didahulukan dari sungai sehingga tumbuh dewasa
kebutuhan orang lain. Ego dalam peran namun setelah ibunya meninggal
perdana menteri diibaratkan sebagai keberadaannya pun di beritahukan
orang yang harus menyelesaikan semua kepada saudaranya bahwa mereka
pekerjaan berbasis realitas dan mempunyai adik saudara laki-laki di
mendengarkan kebutuhan rakyat. Seperti seberang sungai setelah besar ayahnya
seorang pendeta yang selalu berpikir pun ingin membagi harta kepada
tentang benar dan salah, superego harus seluruh keturunannya sehingga Raja
mengendalikan id yang tamak dengan Sianipar pun bertanyak kepada
menekankan nilai pengendalian diri. ayahnya Raja Tuan Dibangarna,
(Minderop, 2013:21-23). “Dimana bagian warisan untukku
ayah?” lalu Raja Tuan Dibangarna
a. Id menjawab, “Aku sudah bagikan
Id adalah sistem kepribadian kepada abang-abangmu”
manusia yang paling dasar (Endraswara,
2008 : 101). Id adalah struktur Pada kutipan di atas menandakan
kerpibadian yang terletak di alam bawah adanya Id yang melekat pada tokoh Raja
sadar, atau terletak pada dunia batin Sianipar. Id yang terdapat pada tokoh
(dunia subyektif) dengan prinsip kerja Raja Sianipar muncul karena
yang selalu pada prinsip kenikmatan atau keinginannya untuk mendapatkan bagian
prinsip keenakan. Id dalam legenda Raja dari warisan Ayahnya.
Datuk Nabolon terdapat pada tokoh Raja
Sianipar yang menginginkan harta b. Ego
warisan Ayahnya Raja Tuan Wahyuningtyas dan Santosa (2011:
Dibangarna. Kutipan Id pada Legenda 12) berpendapat bahwa ego adalah aspek
Raja Datuk Nabolon yaitu : psikologis dari kepribadian yang muncul
setelah adanya hubungan dengan dunia
Raja Sianipar ima anakna sian inang luar atau lingkungan. Dorongan-
panoroni (boru Simanungkit) Raja dorongan ego menurut Freud (2009 :
Tuan Dibangarna, ditingki baru 677) didasarkan pada usaha untuk
sorang dope sahat tu na magodang mempertahankan diri, ego perlu dilihat
nungnga di bunihon di taripar ni aek sebagai sesuatu yang lebih berdasar pada
binanga, alai dung monding inong realita pada kebutuhan dan kemampuan
pangitubuna dipaboa ma tu angka untuk memperoleh makanan dan
angkangna na adong do anggi ni suplainya, dan untuk menghindari rasa
nasida di taripar ni aek binanga. Di sakit. Ego dalam legenda Raja Datuk
Nabolon terdapat pada tokoh Raja keluarga tersebut karena dia merasa
Sianipar yang pergi menemui Abang- bahwa dia adalah sau dara tiri dengan
abangnya unruk mempertanyakan rasa kecewa dia pun terus menagis
bagian harta warisannya. Kutipan Ego duduk ditanah dan sambil berkata
pada Legenda Raja Datuk Nabolon dapat “Kalian memanggilku Si Taripar,
dilihat di bawah ini. rupanya benara saya taripar sama
sekali.” Yang artinya bahwa dia itu
Dung i laho ma raja Sianipar tidak dianggap anak melainnkan
mangalului angka angkangna raja dianggap menjadi seorang “Anak Tiri”
Panjaitan dohot Raja Siagian. dan tidak berhak untuk mendapatkan
Angkangna i ima anak na sorang sian harta warisan bapak nya. Diapun
boru Borbor. Raja Tuan Dibangrna sangat menyesali Bapaknya yang tidak
manubuhon tolu dakdanak baoa ima mau berterus terang kepada semua
Raja Situngo (panjaitan), Raja Datuk saudaranya tentang keberadaanya.
Nabolon (Silitonnga) dohot Raja
Amapapaga Lote (Siagian). Alai alus Pada kutipan di atas menandakan
ni halak angkang nai “ dang adaong adanya Ego yang melekat pada tokoh
be arta i nungnga hulehonn sude tu Raja Sianipar. Ego pada tokoh Raja
pinomparhu”. Gabe hansit ma roha ni Sianipar digambarkan dari usahanya
Raja Sianipar tu angkanngna i ala ni untuk memperoleh kesenangannya
alus na i, gabe tubu ma sogo ni rohana dengan memprioritaskan kebutuhannya
ala dang di anggap imana gabe saja dan berfikir bahwa dia tidak
keluargana jala tangis ma imana. “ mendapatkan warisan karena dia adalah
dijou goarhu si Taripar, hape na tutu ank tiri. Padahal pada kenyatannya jika
do hape taripar” na marlapatan imana saja abang-abangnya mengetahui
dang di anggap anak alai di anggap keberadannya pada saat itu, warisan itu
“anak na sinoroanan” jala dang boi pasti juga akan dibagikan kepadanya.
dapot arta panjaean sian amang ni Pernyataan tersebut didukung dari
nasiada i. Gabe di solsoli imana kutipan dibawah ini.
amangna i ala dang di patorang tu
angkangna i sian dia haroro ni imana. Ala ni i ro ma Raja Silitonga (Raja
Datu Nabolon) di dapothon ma
Terjemahan: dompak anggina i jala didok “ unang
be sai tumatangis ho anggi, dang
Lalu pergilah Raja Sianipar menemui adong lapatanna manolsoli nasip.
abang-abangnya Raja Panjaitan dan Alana di tingki dipasahat amangta
Raja Siagian. Mereka adalah saudara arta panjaean i, dang huboto hami na
laki-laki dari istri pertama (Boru adong anggi nami dope sian amongta.
Borbor) Raja Tuan Dibangarna yang Molo huboto hami i na dapotan hian
melahirkan tiga anak orang laki-laki do ho anggi”. Jala di dok ma muse “
Raja Situngo (Raja Panjaitan), Raja buat ma diho sude arta panjaean na
Datuk Nabolon (Raja Silitonga), dan dipasahat ni amongta i tu ahu, hulului
yang bungsu Raja Ampapaga Lote pe arta di ahu laho tu pinomparhu”.
(Raja Siagian). Namun mereka
menjawab, “Tidak ada lagi, karena Terjemahan:
sudah kuberikan kepada anak anakku”
jawabnya. Dengan wajah sedih dan Dengan demikian datanglah Raja
kecewa akibat perkataan ke dua Silitonga (Raja Datuk Nabolon)
saudaranya Raja Sianipar pun merasa bangkit dari tempat duduknya dan
tidak dianggap sebagai anggota melangkah menuju Raja Sianipar
menunjukkan bahwa banyak pihak yang empat generasi yang berbeda, kisah Raja
berpandangan bahwa legenda Raja Datuk Nabolon bermula dari kakak
Datuk Nabolon benar-benar terjadi dan beradik yang saling tolong menolong
menyelesaikan harta orang tuanya.
berdampak positif bagi masyarakat
Meskipun empat responden di kelompok
setempat. usia senior dan satu orang di kelompok
Tentu saja, para peneliti masih usia menengah berpegang pada
menghadapi berbagai batasan saat kebenaran legenda tersebut. Cerita
melakukan studi semacam ini, termasuk rakyat seputar Raja Datuk Nabolon
kesenjangan dalam pengetahuan, sumber dijunjung tinggi dengan harapan dapat
daya material, dan aksesibilitas sumber menginspirasi generasi mendatang.
cetak dan digital yang penting. Namun Menurut temuan tersebut, masyarakat
demikian, peneliti sangat menghargai percaya bahwa penelitian tersebut
karena semua kendala telah diatasi dan memiliki dampak yang menguntungkan
tesis ini dapat diselesaikan. dan anggotanya dapat mengambil
Wawancara mendalam digunakan pelajaran berharga dari legenda Raja
untuk mengumpulkan data primer untuk Datuk Nabolon, seperti pentingnya
penelitian ini, yang dilakukan dengan kejujuran dan ketundukan. Kelima
menggunakan metodologi penelitian peserta yang mengisi survei tersebut
kualitatif. Subjektivitas yang melekat ingin mengetahui lebih jauh tentang
pada peneliti adalah salah satu masyarakat dan diri mereka sendiri
kelemahan penelitian. Penilaian peneliti melalui kacamata legenda Raja Datuk
tentang signifikansi wawancara sangat Nabolon.
penting untuk keberhasilan penelitian
ini, membuat bias tidak terhindarkan. 5. DAFTAR PUSTAKA
Triangulasi, atau penggunaan banyak Agam. (2010). Metode penelitian
sumber dan pendekatan, digunakan kualitatif. Jakarta : Yayasan Pustaka
untuk mengurangi kemungkinan bias. Obor Indonesia.
Data ditriangulasi dengan Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
memverifikasinya terhadap sumber lain Penelitian Suatu pendekatan
dan dengan apa yang sudah diketahui Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
peneliti. Berbagai pendekatan digunakan Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian
untuk pengumpulan data, termasuk Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif
wawancara mendalam dan teknik dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.
observasi, dan ini dilakukan untuk Minderop, Albertine. (2016). Psikologi
memaksimalkan keandalan hasil. Sastra: Karya Sastra, Metode,
Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
4. KESIMPULAN Minderop, Albertine. (2013). Psikologi
Berdasarkan hasil dan pembahasan Sastra. Jakarta : Yayasan Pustaka
yang mengani Kajian tentang bagaimana Obor Indonesia.
reaksi warga Desa Siponjot terhadap Rumapea dan Simanungkalit, (2015).
bacaan tentang kehidupan Raja Datuk Dampak Modernisasi terhadap
Nabolon. Tulisan peneliti ditanggapi Upacara Adat Perkawinan
positif oleh warga Desa Siponjot, hal ini Endraswara, Suwardi. (2008). Metode
menunjukkan bahwa interpretasi peneliti Penelitian Psikologi Sastra.
terhadap kisah Raja Datuk Nabolon Yogyakarta: Media Pressindo.
sesuai dengan cerita rakyat setempat. Bungaran. (2016). Tradisi Agama dan
Menurut hasil penelitian yang Ekpetasi Modrenisasi Pada
menggunakan sampel lima orang dari Masyarakat Pedesaan Jawa.