Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIK PELEBURAN 1
JURUSAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM

DOSEN PEMBIMBING:
ERY HIDAYAT ST. MT.

DISUSUN OLEH:
22333100 DHICKI DARMAWANTO
6
22333100 FADHLI ARDIANSYAH
7
22333100 FAHMI FAUZAAN KURNIAWAN
8
22333100 HABSI ASSIDIKI
9
22333101 HAFIDZ HERSAN SAFITRI
0
POLITEKNIK MANUFAKTUR CATATAN MINGGUAN PRAKTIK BENGKEL
BANDUNG PROGRAM : MINGGU KE :
HARI
KEGIATAN WAKTU
TGL
SENIN Apel pagi 07.45-08.00
Teori dasar peleburan alumunium 08.00-09.40
Mempersiapkan area, alat dan bahan untuk peleburan 09.40-10.15
18/09 Peleburan alumunium BDU 15 Kg 100% 10.15-11.00
2023 Peleburan aluminium Ingot 14,2 Kg 100% 11.00-15.20
Membersihkan area peleburan 15.20-15.45
Apel Sore 15.45-16.00
SELASA Apel Pagi 07.45-08.00
Teori 08.00-09.00
Mempersiapkan area, alat, dan bahan untuk peleburan 09.00-10.20
19/09 Peleburan aluminium Rongsok 15 Kg 100% 10.20-12.26
2023 Peleburan aluminium Skrap 15 Kg 100% 12:26-13.29
Membersihkan area peleburan 13.29-15.45
Apel Sore 15.45-16.00
RABU Apel Pagi 07.45-08.00
Teori 07.45-08.15
Mempersiapkan area, alat, dan bahan untuk peleburan 08:15-09.00
20/09 Peleburan alumunium BDU 50% + Ingot 50% 15 kg 09.00-09.25
2023 Peleburan alumunium BDU 50% + Skap 50% 15 kg 09.25-10.54
Membersihkan area peleburan 10.54-15.45
Apel Sore 15.45-16.00
KAMIS Apel Pagi 07.45-08.00
Mempersiapkan area, alat, dan bahan untuk peleburan 08.00-09.55
21/09 Peleburan aluminium BDU 50% + Rongsok 50% 15 Kg 09.55-11.05
2023 Peleburan alumunium Dross 100% 15 K 11.05-15.45
Apel Sore 15.45-16.00
JUMAT Apel Pagi 07.45-08.00
22/09 Presentasi hasil praktek peleburan 08.15-09.15
2023
I. TUJUAN UMUM
 Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan K3 saat praktik peleburan
 Mahasiswa mampu memahami standard operasional saat praktik peleburan
 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tahapan praktik peleburan
 Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan alat-alat dalam praktik peleburan
 Mahasiswa mampu melakukan praktik peleburan dengan tanur bahan bakar solar
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahan material yang digunakan

II. TUJUAN KHUSUS


 Mahasiswa mampu melaksanakan praktik peleburan secara mandiri
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisa setiap tahapan dalam praktik
peleburan
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengoperasikan alat-alat dalam praktik
peleburan seperti tanur krusible bahan bakar arang, pot, ladle, thermocouple, blower,
cetakan balok ingot, sarung tangan, tang penjepit, dan timbangan.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisa material alumunium jenis Inggot,
BDU, Skrap, dan Rongsok yang digunakan dalam praktik peleburan
 Mahasiswa mampu menganalisa hasil praktik peleburan

1. LANDASAN TEORI
1.1. LOGAM
Logam adalah material yang sering digunakan didalam Industri Manufaktur. Logam terbagi
menjadi 2 yaitu logam ferro dan logam non ferro.
1.1.1.Logam Non Ferro
Logam bukan besi memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan teknologi, Logam bukan besi memiliki sifat-sifat umum yaitu tahan
korosi terhadap bahan kimia maupun udara lembab,lebih ringan, lebih ulet, mudah
dibentuk serta memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik.
Logam bukan besi dibagi atas logam ringan dan logam berat.
A. Logam ringan
Logam ringan memiliki kelenturan-kelenturan tertentu agar dapat dikatakan
logam ringan. Logam ringan adalah logam yang memiliki massa jenis yang rendah
yaitu kurang dari 5 g/cm3. Beberapa contoh logam ringan yaitu:
1. Alumunium (Al)
Alumunium merupakan unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al (Bahasa
latin: Aluminium), dan memiliki nomor atom 13. Aluminium merupakan logam
paling berlimpah. Alumunium memiliki massa jenis 2,30g/cm 3 dan memiliki titik
lebur 660,40C dan titik didih 24500C. Alumunium merupakan logam yang memiliki
kekuatan yang relatif rendah dan lunak. Alumunium merupakan logam ringan dan
memiliki ketahanan korosi yang baik dan penghantar listrik yang baik. Material ini
sering dimanfaakan untuk peralatan rumah tangga seperti panci, sendok, garpu,
wajan, kusen untuk jendela dan pintu. Beberapa kelebihan alat rumah tangga yang
berbahan alumunium adalah : tidak mudah berkarat, anti rayap, dapat melindungi
makanan, harganya cenderung lebih murah, mudah dibersihkan, dan dapat
menghantarkan panas dengan baik.
2. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur kimia yang memiliki lambing Mg (Bahasa
latin: Magnesium) dan memiliki nomor atom 12. Magnesium memiliki massa jenis
1,74g/cm3 dan memiliki titik lebur 649 0C dengan titik didih mencapai 1107 0C.
Magnesium mudah terbakar terutama jika dibuat bubuk dan mudah korosi. Aplikasi
utama magnesium adalah sebagai paduan alumuinuim, die casting diapadukan dengan
seng, menghilangkan belerang dalam produksi besi dan baja. Magnesium juga
digunakan dalam industri pertanian, kimia, dan kontruksi.
3. Titanium (Ti)
Titanium merupakan unsur kimia yang memiliki lamban Ti (Bahasa latin:
Titanium) dan memiliki nomor atom 22. Titanium merupakan logam yang ringan,
kuat, tahan korosi dan tahan panas. Titanium memiliki massa jenis 4,51g/cm 3 dan
memiliki titik lebur 166,30C dengan titik didih mencapai 3260 0C. Titanium pada
kehidupan sehari-hari sering digunakan dalam pembuatan cat, plastic, kertas,
kosmetik, pewarna, dan pasta gigi karena titianium memiliki warna putih keperekan
yang dapat diekstrak menjadi pigmen putih.
4. Kalium (K)
Kalium sering disebut juga potasium memiliki nomor atom 19, di alam hanya
bisa ditemukan pada garam ionic. Unsur kalium adalah logam alkali, lunak, berwana
putih keperakan yang mudah teroksidasi di udara dan bereaksi dengan hebat dengan
air. Kalium memiliki massa jenis 0,86g/cm3 dan titik lebur 63,70C dengan titik didih
7740C. Kalium merupakan komponen penting nutrisi tumbuhan sehingga digunakan
untuk pupuk pertanian dalam bentuk Klorida (KCL), kalium pada tanaman berkisar
antara 0,5% sampai 2% dari berat panen. Kalium natrium tartat adalah penyusun
utama baking powder sehingga Kalium juga digunakan sebagai bahan tambahan
pangan.
5. Kalsium (Ca)
Kalsium atau zat kapur merupakan unsur dengan nomor atom 20 dan
memiliki massa jenis 1,54g/cm3 dan titik lebur 8360C dengan titik didih 14870C.
Kalsium lebih keras dari timbal tetapi dapat dipotong dengan pisau dengan susah
payah namun kalsium merupakan konduktor listrik yang lebih buruk daripada
tembaga dan alumunium berdasarkan volume. Peran kalsium pada tubuh manusia
adalah untuk memberikan struktur dan kekuatan pada kerangka, contohnya susu yang
baik dikonsumsi untuk memperkuat gigi dan tulang karena mengandung kalsium
yang tinggi.

6. Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur dengan nomor atom 11. Natrium merupakan
logam lunak, putih keperakan, dan sangat reaktif. Natrium memiliki massa jenis
0,97g/cm3 dan titik lebur 97,80C dengan titik didih 8920C. Manfaat natrium bagi
tubuh manusia yaitu untuk keseimbangan asam basa cairan tubuh, natirum juga
digunakan dalam pembuatan sabun, dan digunakan untuk soda pencuci untuk
mencuci pakaian.

7. Barium (Ba)
Barium merupakan unsur dengan nomor atom 56. Barium merupakan unsur
kelima dalam golongan 2 dan merupakan logam alkali tanah yang lunak dan
keperakan. Barium memiliki massa jenis 3,65g/cm 3 dan titik lebur 7250C dengan titik
didih 16400C. Barium sulfat digunakan dalam cat dan pembuatan kaca, barium
karbonat digunakan dalam racun tikus.

8. Litium (Li)
Litium merupakan unsur dengan nomor atom 3. Litium merupakan logam
paling ringan, penghantar listrik yang baik serta sangat reaktif dan mudah terbakar.
Litium memiliki massa jenis 0,534g/cm3 dan titik lebur 180,500C dengan titik didih
13300C. Litium dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan dalam pembuatan
baterai dan juga sebagai obat untuk menstabilkan suasana hati pada penderita
gangguan bipolar.
9. Rubidium (Rb)
Rubidium merupakan unsur kimia denga nomor atom 37. Rubidium
merupakan logam abu-abu keputihan yang sangat lunak, ulet, bereaksi hebat dalam
air. Rubidium memiliki massa jenis 1,532g/cm 3 dan titik lebur 39,300C dengan titik
didih
6880C. Rubidium dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk gelas, keramik, serta
kembang api untuk memberi warna ungu.

B. Logam Berat
Logam berat merupakan logam yang memiliki massa jenis lebih dari 5g/cm 3
atau > 5g/cm3 contohnya Nikel, Krom, Tembaga, Timah, Seng, Perak, Arsen,
Kadmium, Kobalt, Air raksa, Mangan.
1.Nikel (Ni)
Nikel merupakan unsur yang memiliki simbol Ni dengan nomor atom 28.
Nikel memiliki massa jenis 8,91g/cm3 dan titik lebur 14530C dengan titik didih
27320C. Nikel merupakan logam putih, nikel memiliki sifat keras, mudah dibentuk,
ulet, dan memiliki konduktivitas listrik dan panas yang relative tinggi. Nikel biasanya
digunakan untuk campuran bahan baku industri seperti peralatan tambang, peralatan
produksi dengan campuran baja dan besi agar lebih kuat tetapi tidak getas. Nikel juga
digunakan untuk bahan baku otomotif seperti mesin kendaraan dan velg ban. Nikel
digunakan untuk pembuatan uang koin.
2.Krom (Cr)
Kromium merupakan unsur yang memiliki nomor atom 24, unsur pertama
dalam golongan 6. Krom memiliki massa jenis 7,14g/cm 3 dan titik lebur 18570C
dengan titik didih 24820C. Krom adalah logam berwarna abu-abu, berkilau, dan
rapuh. Krom menunjukkan sifat antiferomagnetik pada suhu ruang dan dibawahnya.
Dalam dunia metalurgi krom digunakan untuk memberikan ketahanan terhadap
korosi dan untuk mengkilapkan. Krom dalam dunia Kesehatan membantu
mengendalikan diabetes karena bekerja meningkatkan insulin.
3.Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur yang memiliki lambang Cu (Bahasa latin:
Cuprum) dan nomor atom 29. Tembaga memiliki massa jenis 8,92g/cm3 dan titik
lebur 1083,50C dengan titik didih 25950C. Cuprum merupakan konduktor panas dan
listrik yang baik namun memiliki korosi yang sangat cepat, tembaga murni sifatnya
halus dan lunak dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga biasanya
dibuat perunggu dengan dicampur timah, tembaga tidak mengalami reaksi dengan air
dan mudah dibentuk. Dalam kehidupan sehari-hari tembaga digunakan untuk kabel
listrik karena sifatnya yang fleksibel namun menjadi konduktor yang baik dan tidak
akan terbakar jika dialiri listrik. Tembaga juga digunakan untuk pembuatan radiator
dan rem pada kendaraan.

4..Timah hitam (pb)


Timah hitam atau timbal yang mempunyai lambang Pb (Nama latin: Plumbum)
dengan nomor atom 82. Timbal memiliki sifat lunak, mudah ditempa, dan bertitik
leleh rendah. Timbal memiliki massa jenis 11,34g/cm3 dan titik lebur 327,460C
dengan titik didih 31800C. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bahan
baku pembuatan baterai, Pipa Polyvinyl Chloride (PVC), dan pelapis kabel Timah
putih (Sn)

5.Timah putih (sn)


Timah putih merupakan unsur yang memiliki lambang Sn (Bahasa latin:
Stannum) dan nomor atom 50. Tembaga memiliki massa jenis 7,29g/cm 3 dan titik
lebur 2320C dengan titik didih 22700C. Timah tahan terhadap udara lembap dan
memiliki kekerasan yang rendah sehingga mudah dibentuk. Dalam kehidupan sehari-
hari timah digunakan untuk alumunium foil, penyambung logam dengan solder,
komponen pembuatan gigi palsu karena tahan terhadap racun dan korosi, dan
komponen pasta gigi dengan kandungan SnF2 yang dapat mempertahankan keputihan
dan kepadatan gigi.
.
6.Seng (Zn)
Seng merupakan unsur dengan lambang Zn (Bahasa latin: Zincum) zink
memiliki nomor atom 30. Seng adalah logam yang sedikit rabuh dan berwarna abu-
abu keperakan. Seng adalah konduktor listrik yang wajar. Seng memiliki massa jenis
7,14g/cm3 dan titik lebur 419,60C dengan titik didih 9070C. Seng dalam kehidupan
sehari-hari digunakan sebagai pigmen putih dalam cat, seng digunakan juga dalam
industry plastk, kosmetik, dan sebagai pelapis besi dan baja untuk melindungi dari
korosi di udara, air, dan tanah.
7.Arsen (As)
Arsen atau Arsenikum merupakan unsur dengan nomor atom 33. Arsen
terkenal beracun. Arsen memiliki massa jenis 5,72g/cm3 dan titik lebur 861,850C dengan
titik didih 613,850C. Arsen biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
pestisida, herbisida, dan pengawet kayu karena sifatnya yang beracun dapat menjauhkan
hewan pengganggu yang merusak kayu.
8.Perak (Ag)
Perak merupakan unsur dengan lambang Ag (Bahasa latin: Argentum) dan
nomor atom 47. Perak bersifat elastis sehingga mudak dibentuk, berwarna putih dan
berkilau, perak memiliki konduktivitas listirik paling tinggi diantara semua logam,
konduktivitas termal, dan reflektivitas. Perak memiliki massa jenis 10,46g/cm3 dan
titik lebur 961,80C dengan titik didih 21620C. Perak dalam kehidupan sehari-hari
digunakan untuk perhiasan karena kecantikannya, sebagai bahan industri yang
berhubungan dengan listrik, dan sebagai bahan pembuatan uang logam.

9.Kobalt (Co)
Kobalt merupakan unsur kimia yang memiliki nomor atom 27. Kobalt
memiliki massa jenis 8,89g/cm3 dan titik lebur 14950C dengan titik didih 28700C.
Kobalt dapat digunakan untuk paduan membuat baja, keramik, semen dan cat. Dalam
kehiduapan sehati-hari kobalt dapat digunakan untuk pengobatan anemia bagi wanita
hamil karena mampu merangsang produksi sel darah merah.
.
1.2 ALAT ALAT PELEBURAN
A. Tungku Peleburan
Tungku peleburan adalah tempat atau wadah yang digunakan dalam proses
pelebutan untuk melebur/mencairkan besi/baja/alumuniun dengan titik lebur yang lebih
rendah dari tungku, untuk tungku peleburan logam non ferro biasanya tungku peleburan
terbuat dari plat besi atau baja yang dibuat silinder.Tungku yang kita gunakan untuk
melebir alumunium adalah tungku crusible bahan bakar arang.
Tungku memiliki beberapa bagian di dalamnya yaitu ada frame, refraktory,
dudukan pot lubang pengapian, lubang penampung gambar jelasnya ada di lembar
terakhir. Tungku juga memiliki berbagai jenis dan mempunyai fungsinya masing masing.
Jenis-jenis tungku peleburan yang digunakan :
1. Melting Furnace
Melting furnace adalah jenis peralatan industri yang digunakan untuk
melelehkan bahan mentah seperti logam, kaca, atau bahan lainnya menjadi bentuk
cair untuk tujuan pemrosesan lebih lanjut. Furnace ini dapat menggunakan berbagai
sumber panas seperti gas, listrik, atau bahan bakar padat untuk mencapai suhu tinggi
yang diperlukan untuk melelehkan bahan tersebut. Melting furnace sering digunakan
dalam industri logamurgi, manufaktur kaca, dan banyak industri lainnya yang
memerlukan pemrosesan bahan mentah dalam bentuk cair.
2. Holding Furnace
Holding furnace adalah jenis furnace atau tungku yang digunakan dalam
proses industri untuk mempertahankan suhu dan kecairan dari logam atau bahan lain
yang telah dilelehkan di dalamnya.
3. Tilting Furnace
Tilting furnace adalah jenis tungku atau perapian yang dapat dimiringkan
untuk memudahkan penuangan logam cair atau bahan lainnya. Ini sering digunakan
dalam industri logam, seperti pengecoran logam, untuk mengubah posisi dan
mengalirkan logam cair ke cetakan atau wadah dengan lebih mudah. Tilting furnace
juga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri lainnya di mana pemindahan
bahan cair atau leleh diperlukan dengan kontrol yang lebih baik.
4. Bale Out Furnace
Bale out furnace adalah jenis tungku yang digunakan untuk mencairkan dan
mengalirkan logam atau bahan lain dari tungku ke dalam wadah atau cetakan. Nama
“bale out” berasal dari tindakan mengeluarkan logam cair dari tungku dengan cara
yang mirip dengan mengeluarkan air dari ember dengan menggunakan pegangan.
Furnace ini sering digunakan dalam industri pengecoran logam dan pemrosesan
logam lainnya. Mereka memungkinkan logam cair yang telah dicairkan di dalam
tungku untuk dengan mudah dituangkan ke dalam cetakan atau wadah yang sesuai
untuk proses selanjutnya.

B. Pot
Pot krusible adalah wadah untuk meleburkan material dan menampung cairan
material tersebut apabila telah di lebur untuk nantinya dipindahkan ke cetakan. Dalam
pemilihan pot terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan diantaranya :
 Tahan terhadap suhu tinggi
 Tahan benturan
 Tidak bereaksi dengan material yang dilebur
Jenis-jenis pot berdasarkan bahannya diantaranya yaitu :
1.Pot gerabah
Pot yang terbuat dari gerabah mempunya kelebihan yaitu harganya
terjangkau, portabilitas, dan ideal untuk pekerjaan kecil. Pot dari bahan ini
mempunyai beberapa kekurangan yaitu rapuh mudah pecah dan hanya bisa digunakan
beberapa kali
2.Pot silicon carbide
Pot bahan silicon carbide ini memiliki beberapa kelebihan yaitu tahan dan
korosi, daya tahan tinggi, konduktivitas termal yang baik, dan tidak meleleh atau
berubah bentuk. Tetapi pot dari bahan ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu
harganya yang cukup mahal dan tidak cocok untuk semua logam
3.Pot besi cor
Pot bahan besi cor ini adalah pot yang kami gunakan saat melakukan praktek
peleburan alumunium. Pot ini memiliki beberapa kelebihan yaitu tahan terhadap suhu
tinggitinggi dan durabilitas yang tinggi. Tapi pot dari bahan ini memiliki kekurangan
yaitu biaya tinggi dan bogor yang tinggi jadi sulit untuk dipindahkan
C. Ladel
Alat untuk memindahkan cairan dari tanur ke cetakan untuk mencetak barang yang
telah dibuat rongga cetaknya. Ladel terdapat beberapa jenis yaitu :
1. Ladel Tea Pot Pouring
Ladel ini berbentuk seperti teko teh yang memiliki prinsip mengeluarkan
cairan melalui bagian bawah terlebih dahulu, ini mengakibatkan meminimalisir hasil
oksidasi
2. Ladle Lip Pouring
Ladle ini berbentuk seperti ember dengan bagian atas terdepan moncong
seperti paruh burung yang berfungsi sebagai bagian yang mempermudah proses
penuangan
3. Ladel Bottom Pouring
Ladle ini berbentuk seperti ember yang cukup besar dengan bagian bawah
yang daapt terbuka dan tertutup. Kelebihan dari ladle ini mengurangi hasil oksidasi
dari proses pengecoran
4. Ladle Gayung
Ladle ini berbentuk seperti centong sayung dimana prinsip kerjanya sama
seperti centong sayung yaitu mengambil sedikit demi sedikit cairan ke pada cetakan
agar mengurangi masa oksidasi tersebut

D. Thermocouple
Alat pengukur suhu yang di gunakan untuk mengetahui suhu pada cairan material
yang sedang dilebur sehingga diketahui titik lebur material tersebut. Jenis-jenis
thermocouple diantaranya yaitu :
1. Thermocouple Type K
Bahan bahan grade yang di gunakan pada sisi positive adalah nikel dan
kromium lalu pada bagian negatif nya menggunakan nikel da almunium, dan
ketahanan suhu nya mencapai 200’C – 1250’C yang membuat thermocouple type K
ini sering banyak di gunakan.
2. Thermocouple Type R
Termokopel type R digunakan dalam aplikasi suhu sangat tinggi (diatas 1600
°C). Terdiri dari Rhodium dan Platinum 13% pada sisi positif (+) dan platinum pada
sisi negatifnya (-). Cocok mengukur suhu tinggi hingga 16000C
3. Thermocouple Type S
Termokopel type S digunakan dalam aplikasi suhu sangat tinggi (up to
1600 °C). Terdiri dari Rhodium dan Platinum 10% pada sisi positif (+) dan nikel dan
platinum pada sisi negatifnya (-). Cocok mengukur suhu tinggi hingga 16000C.
E. Blower
Blower adalah mesin yang di gunakan untuk menaikan/memperbesar tekanan udara
dalam suatu ruangan tertentu.
F. Cetakan Balok Ingot
Cetakan balok ingot adalah alat yang digunakan dalam proses peleburan logam untuk
membentuk logam cair menjadi bentuk balok atau batangan yang padat. Proses ini sering
disebut dengan istilah “ingot casting.” Cetakan balok ingot biasanya terbuat dari bahan
tahan panas, seperti baja tahan panas atau grafit, agar dapat menahan suhu tinggi dari
logam cair yang dituangkan ke dalamnya.

1.3 MATERIAL PELEBURAN BAHAN ALUMUNIUM


Aluminium adalah logam yang memiliki titik lebur sekitar 660 derajat Celsius (1220
derajat Fahrenheit). Untuk melebur aluminium, Anda memerlukan suhu tinggi yang
mencukupi. Proses peleburan aluminium biasanya dilakukan dengan menggunakan tungku
atau oven yang dapat mencapai suhu di atas 660 derajat Celsius. Selain itu, Anda juga
akan memerlukan alat yang tahan panas dan aman untuk menangani aluminium cair,
seperti wadah peleburan yang terbuat dari material yang tahan panas seperti grafit.
Selain suhu tinggi, proses peleburan aluminium juga memerlukan sumber panas,
seperti api gas atau elemen pemanas listrik, tergantung pada jenis tungku atau oven yang
digunakan. Proses peleburan ini umumnya digunakan dalam industri manufaktur untuk
mencetak dan membentuk berbagai produk yang terbuat dari aluminium, seperti cetakan
logam, komponen otomotif, dan banyak lagi. Pastikan untuk mengikuti prosedur
keselamatan yang tepat saat menangani aluminium cair dan beroperasi dengan peralatan
yang sesuai.
Bahan material alumunium dibagi menjadi beberpa macam yaitu, diantaranya:
A. Inggot
Ingot aluminium adalah bentuk awal dari aluminium murni yang digunakan dalam
proses pengecoran logam. Ingot ini biasanya memiliki bentuk batangan atau balok yang
solid yang memiliki kandungan alumunium sebesar 99% atau bahkan lebih dan
diproduksi dengan melelehkan aluminium dan menuangkannya ke dalam cetakan.
Setelah mendingin dan mengeras, ingot aluminium dapat digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk industri otomotif, konstruksi, dan elektronik.
Adapun beberapa contoh persahaan yang memproduksi bahan alumunium
jenis inggot baik didalam maupun diluar negeri.
 Didalam Negeri:
PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero), yang sering disingkat menjadi Inalum.
Inalum merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri aluminium dan memiliki
fasilitas produksi di Sumatra Utara, Indonesia. Mereka menghasilkan berbagai produk
aluminium, termasuk ingot aluminium, sebagai salah satu komponen penting dalam
industri logam.
 Luar Negeri
Alcoa Corporation (AS): Alcoa adalah salah satu produsen aluminium terbesar di dunia
dan memproduksi ingot aluminium di berbagai fasilitas di seluruh dunia.
1. Rio Tinto (Australia): Rio Tinto adalah perusahaan pertambangan global yang
juga memiliki bisnis aluminium, termasuk produksi ingot aluminium.
2. Norsk Hydro (Norwegia): Norsk Hydro adalah produsen aluminium terbesar
kedua di Eropa dan menghasilkan ingot aluminium serta produk aluminium
lainnya.
3. UC RUSAL (Rusia): UC RUSAL adalah produsen aluminium terbesar di dunia
diluar Tiongkok dan menghasilkan ingot aluminium serta produk aluminium
lainnya.
Itu adalah beberapa contoh perusahaan yang memproduksi ingot aluminium di
dalam dan di luar negeri.
B.Bahan Daur Ulang (BDU)
BDU aluminium adalah aluminium yang dihasilkan dari proses daur ulang
aluminium bekas, seperti kaleng minuman bekas, kabel listrik bekas, atau komponen
aluminium lainnya yang sudah tidak terpakai. Proses daur ulang aluminium ini memiliki
beberapa tahap utama:
Pengumpulan: Aluminium bekas dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti
tempat sampah, pabrik-pabrik, atau lembaga daur ulang.
Pemisahan: Aluminium bekas dipisahkan dari material lain yang mungkin terdapat
di dalamnya, seperti plastik atau kertas.
Pencucian: Aluminium yang telah dipisahkan dicuci untuk menghilangkan
kontaminan dan kotoran.
Pengepresan: Aluminium yang sudah bersih kemudian dipadatkan menjadi balok
atau ingot aluminium yang disebut juga dengan BDU aluminium.
Peleburan: BDU aluminium dilebur menjadi cairan aluminium yang dapat
digunakan kembali untuk berbagai aplikasi.
Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan BDU alumunium yaitu, hematan
energi, pengurangan limbah, memiliki kualitas yang hamoir sama dengan alumunium
baru. BDU alumunium memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan
memanfaatkan kembali sumber daya alam. Dalam industri teknik pengecoran logam,
penggunaan BDU alumunium juga berkontribusi pada pembuatan produk logam yang
lebih berkelanjutan.
C.Rongsok
Aluminium berbahan dasar rongsok adalah aluminium yang diperoleh dari daur
ulang atau pemrosesan kembali aluminium bekas atau limbah aluminium. Proses daur
ulang aluminium ini sangat penting karena aluminium adalah salah satu logam yang
sangat dapat didaur ulang dengan efisien tanpa kehilangan kualitasnya. Proses daur
ulang aluminium melibatkan langkah-langkah berikut:
Pengumpulan: Aluminium bekas atau limbah aluminium dikumpulkan dari
berbagai sumber, termasuk kaleng aluminium bekas, bangkai mobil, profil aluminium
bekas, dan lainnya.
Pemisahan: Aluminium bekas dipisahkan dari material lain seperti plastik, kertas,
atau bahan yang tidak diinginkan lainnya. Ini dapat dilakukan dengan bantuan mesin
pemisah.
Pencucian dan Pembersihan: Aluminium yang dipisahkan kemudian dicuci dan
dibersihkan untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan.
Peleburan: Aluminium bersih ini kemudian dilebur dalam tungku tinggi untuk
membentuk cairan aluminium. Proses peleburan ini memerlukan suhu yang tinggi.
Pengecoran: Cairan aluminium yang terbentuk dari peleburan dapat digunakan
untuk pengecoran logam dalam berbagai bentuk, termasuk ingot aluminium, billet, atau
produk pengecoran khusus lainnya.
Keuntungan dari menggunakan aluminium berbahan dasar rongsok adalah
berkurangnya penambangan aluminium primer, penghematan energi, dan mengurangi
dampak lingkungan. Aluminium daur ulang memiliki sifat yang sama dengan
aluminium murni dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi teknik pengecoran
logam.
D.Skrap
Aluminium yang diproduksi dari bahan dasar skrap adalah proses yang umum
dalam industri logam. Ini merupakan langkah yang berkelanjutan dalam usaha untuk
mendaur ulang aluminium dan mengurangi dampak lingkungan dari ekstraksi
aluminium dari bijih bauksit. Berikut adalah beberapa langkah dalam pembuatan
aluminium dari bahan dasar skrap:
Pengumpulan Skrap Aluminium, skrap aluminium dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk, seperti kaleng bekas, profil aluminium bekas, potongan-potongan
kecil, atau bahkan mobil bekas. Skrap ini dikumpulkan dan disortir sesuai dengan
jenisnya.
Pemurnian Skrap, Setelah pengumpulan, skrap aluminium harus dimurnikan dari
kontaminan seperti cat, plastik, atau bahan lainnya. Proses ini melibatkan peleburan dan
pemisahan kontaminan untuk mendapatkan aluminium yang lebih murni.
Peletakan Skrap, aluminium yang telah dimurnikan kemudian dilelehkan dalam
tungku peleburan. Tungku ini dapat mencapai suhu tinggi untuk meleburkan aluminium.
Pengecoran Ingot Aluminium, aluminium cair yang telah dilelehkan kemudian
dicor menjadi ingot aluminium, yang merupakan bentuk padat dari aluminium yang
digunakan sebagai bahan dasar dalam berbagai proses manufaktur.
Penggunaan Kembali, ingot aluminium yang dihasilkan dari bahan dasar skrap
dapat digunakan kembali dalam berbagai industri, termasuk otomotif, konstruksi, dan
manufaktur lainnya. Ini membantu mengurangi kebutuhan akan aluminium baru yang
diekstraksi dari bijih bauksit.
Proses ini adalah bagian penting dari upaya untuk menjaga lingkungan dan
mengurangi limbah logam. Penggunaan skrap aluminium dalam produksi baru juga
lebih efisien secara energi dibandingkan dengan produksi aluminium dari bijih bauksit.
E.Dross
Dross adalah residu yang dihasilkan dari proses pemurnian dan pemrosesan
aluminium. Biasanya, dross terdiri dari campuran aluminium yang belum sepenuhnya
dimurnikan bersama dengan logam lain seperti tembaga, timah, dan lainnya. Dross juga
dapat mengandung oksida aluminium.
Dross seringkali dihasilkan sebagai hasil sampingan dalam proses pemrosesan
aluminium, terutama ketika aluminium dilelehkan. Namun, ini memiliki nilai sebagai
bahan baku dalam daur ulang aluminium. Proses pemrosesan dross adalah langkah
untuk mengambil aluminium murni dari dross untuk penggunaan ulang.
Dalam konteks teknik pengecoran logam, aluminium yang berasal dari dross dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk proses pengecoran logam. Proses pengecoran
logam melibatkan peleburan aluminium dan pengecoran ke dalam cetakan untuk
membentuk produk yang diinginkan. Aluminium yang berasal dari dross mungkin
memiliki beberapa ketidakmurnian dan perlu diproses lebih lanjut untuk memastikan
bahwa produk akhir memiliki kualitas yang sesuai dengan standar yang diperlukan.
Menggunakan aluminium dari dross dalam proses pengecoran logam adalah
praktik yang berkelanjutan dan membantu mengurangi limbah serta mengurangi
kebutuhan akan sumber daya alam. Daur ulang aluminium adalah langkah penting
dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

1.4 TAHAPAN PROSES PELEBURAN


A. Persiapan Sumber Daya Manusia (SDM)
Langkah awal pada tahapan proses peleburan atau pada proses manufaktur lainnya
adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia ini harus
memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipersiapkan terlebih dahulu seperti
Kesehatan jasmani dan rohani, Ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang Kesehatan
Keselamatan Kerja(K3). SDM harus benar-benar mengatahui tentang K3 ini karena
sangat penting bagi keselamatan SDM nantinya. K3 dapat diwujudkan dengan
penggunaan APD yang harus disiapkan oleh SDM diantaranya:
1. Kacamata Safety
Kacamata safety merupakan kacamata yang digunakan untuk praktik
peleburan yang berguna untuk melindungi mata dari debu, asap, radiasi cahaya, dan
cairan yang berbahaya, kaca pada kacamata safety biasanya terbuat dari
polycarbonate yang bening tapi kuat.
2. Pakaian Bengkel
Pakaian bengkel berguna untuk melindungi tubuh dari panas dan cairan yang
berbahaya, pakaian bengkel biasanya tahan panas dan tahan api ataupun tidak mudah
terbakar ketika terkena cairan panas. Bahan pakaian bengkel biasanya katun.
3. Helm Safety
Helm safety merupakan helm yang berguna untuk melindungi kepala dari
benturan benda keras dan cairan yang berbahaya. Helm safety harus tidak mudah
pecah. Helm safety biasanya terbuat dari material keras seperti kevlar, serat resin, atau
plastik
4. Sepatu Safety
Sepatu safety berguna untuk melindungi kaki terutama jari kaki dari benturan
atau tertimpa benda keras. Pada sepatu safety terdapat bagian yang dilapisi besi yaitu
pada bagian jari kaki. Bahan sepatu safety terbuat dari kulit.
5. Sarung Tangan
Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan dari resiko dan bahaya
cedera saat bekerja. Perlindungan yang diberikan yaitu perlindungan terhadap resiko
luka sayatan, tusukan, luka bakar, benturan dan lainnya. Sarung tangan ini biasanya
terbuat dari bahan katun.
B. Persiapan Bahan
1. Bersih, Bersih yang dimaksud disini adalah tidak tercampur dengan benda dan bahan
lain seperti debu atau kotoran lainnya.
2. Jelas Komposisinya, Komposisi dari bahan yang akan dilebur tidak boleh disatukan
ataupun tercampur dengan bahan alumunium lainnya.
3. Masif, Sifat bahan harus massif atau pejal dan berisi dan bahan tidak boleh kosong
berongga seperti kaleng minuman bersoda karena akan membuat proses peleburan
semakin lama dan menghasilkan cairan yang sedikit.
C. Persiapan Peralatan
Persiapan peralatan untuk proses peleburan logam sangat penting untuk memastikan
keberhasilan dan keamanan selama proses ini. Berikut adalah beberapa langkah dalam
persiapan peralatan peleburan:

1. Pemeriksaan Rutin Peralatan:


- Lakukan pemeriksaan rutin pada semua peralatan yang akan digunakan dalam proses
peleburan, termasuk tungku peleburan, ladle, komponen pemanas, dan peralatan
pengendalian suhu. Pastikan bahwa semua peralatan berfungsi dengan baik dan
tidak ada kerusakan yang signifikan.
2. Pembersihan Peralatan:
- Pastikan bahwa semua peralatan peleburan, terutama tungku peleburan, bersih dari
sisa-sisa logam sebelumnya, kerak, dan kotoran lainnya. Pembersihan yang baik
membantu mencegah kontaminasi logam yang baru akan dilebur.
3. Penghangatan Tungku:
- Jika perlu, panaskan tungku peleburan hingga mencapai suhu operasi yang diinginkan
sebelum memasukkan bahan baku. Ini membantu dalam mencapai suhu peleburan
yang tepat lebih cepat.
4. Persiapan Ladle atau Wadah Penyimpanan:
- Persiapkan ladle atau wadah penyimpanan yang akan digunakan untuk mengangkut
logam cair dari tungku. Pastikan ladle dalam kondisi yang baik dan bebas dari
kontaminasi.
5. Pengukuran Suhu:
- Gunakan termokopel atau peralatan pengukuran suhu yang akurat untuk memantau
suhu dalam tungku peleburan. Ini memastikan suhu tetap berada dalam rentang yang
diinginkan.
6. Pemeliharaan Alat Pemadam Api:
- Pastikan bahwa alat pemadam api yang sesuai, seperti alat pemadam kebakaran
portabel, tersedia dan dalam kondisi kerja. Personel harus terlatih dalam
penggunaan alat ini.

7. Pemantauan Proses:
- Pemantauan aktif selama proses peleburan sangat penting. Pastikan bahwa sistem
pengendalian suhu dan alat pengukur lainnya berfungsi dengan baik.
8. Persiapan Alat Pelindung Diri (APD):
- Pastikan bahwa semua pekerja yang terlibat dalam peleburan memiliki APD yang
sesuai, seperti helm, pelindung mata, sarung tangan tahan panas, dan sepatu
pelindung.
9. Ventilasi dan Penghisap Asap:
- Pastikan bahwa sistem ventilasi yang memadai dan penghisap asap tersedia untuk
menghilangkan asap dan gas berbahaya dari lingkungan kerja.
10. Instruksi Keselamatan:
- Berikan instruksi keselamatan kepada semua pekerja yang terlibat dalam proses
peleburan. Pastikan mereka tahu langkah-langkah untuk menghindari cedera dan
tindakan darurat jika diperlukan.
11. Pembersihan dan Pemeliharaan Setelah Peleburan:
- Setelah proses peleburan selesai, lakukan pembersihan peralatan dengan cermat dan
lakukan pemeliharaan rutin untuk memastikan bahwa peralatan siap digunakan
untuk peleburan berikutnya.
Persiapan peralatan yang cermat adalah kunci untuk menjalankan proses peleburan
logam dengan aman dan efisien. Ini membantu menjaga kualitas logam yang
dihasilkan, mencegah kecelakaan, dan memastikan bahwa seluruh proses berjalan
sesuai dengan rencana. Persiapan peralatan untuk proses peleburan logam sangat
penting untuk memastikan keberhasilan dan keamanan selama proses ini. Berikut
adalah beberapa langkah dalam persiapan peralatan peleburan:

1.5 LANGKAH – LANGKAH PRAKTIK PELEBURAN


1) Mebersihkan area peleburan sebelum memulai praktek
2) Mengetahui material yang akan dilebur
3) Melakukan penimbangan material untuk mengetahui berat awal material
4) Melakukan penimbangan arang untun mengetahui berat awal arang
5) Mengcoathing pot peleburan agar tidak terjadi reaksi pada aluminium
6) Mengcoathing cetakan balok ingot berbahan baja agar tidak terjadi reaksi pada
aluminium
7) Memasukan pot peleburan kedalam tungku peleburan
8) Memasukan arang kedalam tungku peleburan
9) Memasang blower
10) Mulai menyalakan arang dan mulai dihitung pemanasan awal
11) Memasukan material yang akan dilebur kedalam pot peleburan
12) Mengukur suhu ketika cairan aluminium sudah mencair
13) Mengcoathing ladel dan memanaskan sebelum digunakan untuk mengeluarkan cairan
dari pot peleburan
14) Menuangkan cairan aluminium kedalam cetakan balok ingot
15) Setelah cairan aluminium membeku tunggu hingga mendingin dan menimbang berat
akhir material
16) Menimbang arang setelah pemakaian peleburan untuk mengetahui hasil akhir
pemakaian arang
17) Membersihkan area peleburan aluminium setelah selesai praktek

1.6 LAPORAN PRAKTIK PELEBURAN

Hari/Tanggal Bahan Waktu Bahan Hasil Looses


Bakar
Senin,  BDU 100% 15 94’ 14,5 Kg 14,5 kg + 0,3 1,333%
18 September 2023 kg (dalam pot)
 Inggot 100%
14,2kg + 0,3 Kg 79’ 7,5 Kg 14,4 Kg 0,69%
(sisa BDU)
 Rongsok 100% 121’ 15 Kg 13,3 Kg 11,333%
Selasa, 15kg
19 September 2023  Scrap 100%15kg 59’ 5 Kg 12,1 Kg 19,333%

 BDU 50% + 70’ 12,5 Kg 13,5 Kg 0,735%


Rabu Ingot 50% 13,6
20 September 2023 Kg
 BDU 50% +
Skrap 50% 15 55’ 4,7 Kg 10,1 Kg 32,667%
Kg
 BDU 50% + 56’ 12,3 Kg 14,1 Kg 6%
Kamis Rongsok 50 %
21 September 2023 15 Kg
 Dross 100% 15 153’ 11,5 Kg 7,2 Kg 52%
Kg

1.7 ANALISIS HASIL PELEBURAN


1. Peleburan Hari Pertama
 Peleburan Pertama :
Melebur 15 Kg BDU 100% menggunakan tungku crusible berbahan bakar arang kayu.
Peleburan ini menghabiskan arang sebanyak 14,5 Kg dengan waktu 94 menit dan
mencapai suhu 783°C, suhu ini terlalu tinggi dikarenakan pertama kalinya kita
melakukan peleburan jadi belum ada gambran rentan waktu yang tepat. Berat akhir yaitu
14,5Kg dicetak balok + 0,3 Kg dalam tungku. Hasil peleburan kali ini mendapatkan
looses sebesar 1,333%
 Peleburan Kedua :
Melebur 14,2 Kg Ingot 100% + 0,3 Kg sisa BDU.Proses ini menggunakan arang kayu
sebanyak 7,5 Kg dengan waktu 79 menit dan mencapai suhu 701°C, pemakaian arang di
peleburan ke dua lebih sedikit karena peleburan dilakukan langsung setelah peleburan
pertama. Berat akhir sebesar 14,4 Kg, jadi Hasil peleburan ini mendapatkan looses
sebesar 0,69%
2. Peleburan Hari Kedua
 Peleburan Pertama :
Melebur 15 Kg rongsok 100% . Peleburan ini menghabiskan arang sebanyak 15 Kg.
Berat akhir dari peleburan rongsok ini adalah 13,3 Kg
. Hasil peleburan kali ini mendapatkan looses sebesar 11,333%. Looses ini besar karena
pada rongsok terdapat banyak material bukan alumunium.
Skrap 15 Kg 100%
 Peleburan Kedua :
Melebur 15 Kg Skrap 100% menggunakan arang kayu sebanyak 5 Kg, pemakaian arang
di peleburan ke dua lebih sedikit karena peleburan dilakukan langsung setelah setelah
peleburan pertama. Berat akhir skrap sebesar 12,1 Kg. Hasil peleburan ini mendapatkan
looses sebesar 19,333%. Looses ini sangat besar dikarenakan banyaknya plastik yang
menempel pada skrap
3. Peleburan Hari Ketiga
 Peleburan Pertama :
Melebur 13,6 Kg BDU 50 % + Ingot 50% . Peleburan ini menghabiskan arang sebanyak
12,5 Kg dengan waktu 70 menit dan mencapai suhu 691°C . Hasil peleburan kali ini
mendapatkan looses lebih sedikit yaitu sebesar 0,735%.
 Peleburan Kedua :
Melebur 15 Kg BDU 50% + Skrap 50% menggunakan arang kayu sebanyak 4,7 Kg
dengan waktu 55 menit dan mencapai suhu 682°C, pemakaian arang di peleburan ke dua
lebih sedikit karena peleburan dilakukan langsung setelah setelah peleburan pertama.
Hasil peleburan ini mendapatkan looses sebesar 32,667%, looses nya ini cenderung lebih
banyak, karena terdapat pasir inti di BDU yang kita gunakan
4. Peleburan Hari Keempat
 Peleburan Pertama :
Melebur 15 Kg dross 100% menggunakan arang kayu sebanyak 11,5 Kg dengan waktu
153 menit dan mencapai suhu 815°C. Hasil peleburan ini mendapatkan looses sebesar
52%. Looses ini sangat besar dikarenakan dross itu sendiri merupakan sampah hasil
oksidasi aluminium dengan oksigen.

PERSENTASE LOOSES
60
52%

50

40
32,667%

30
PERSENTASE LOOSES
19,333%
20
11,333%
10 6%
1.333% 0,69% 0,735%

0
U T K P T AP K S
BD GO SO RA GO KR SO ROS
IN
G NG SK IN
G
+S NG D
RO U+ DU +RO
B D B U
BD

1.8 ANALISIS BAHAN BAKAR ARENG KAYU


Penggunaan Arang Peleburan 1 Peleburan 2 Total
Kayu

SENIN BDU 100% INGGOT 22 kg


7,5 kg

SELASA RONGSOK 100% SKRAP 100% 20 kg


15 kg 5 kg
14,5 kg

RABU BDU 50%+INGOT 50% BDU 50%+SKRAP 50% 17,2 kg


12,5 kg 4,7 kg

KAMIS BDU 50%+RONGSOK DROSS 100% 23,8 kg


50% 11,5 kg
12,3 kg

Bahan bakar merupakan salah satu komponen yang penting dalam melaksanakan
peleburan, maka dari itu kira menganalisis bahan bakar yang lebih baik digunakan untuk
melaksanakan peleburan dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan sehingga bisa
menghemat biaya produksi, dari hasil peleburan yang dilakukan diperoleh hasil analaisis rata
rata penggunaan bahan bakar arang kayu untuk 7 kali peleburan yaitu 83 Kg. Hari pertama
kami menghabiskan 22Kg, hari kedua menghabiskan 20 kg, hari ketiga menghabiskan 17,2
Kg, dan hari terakhir menghabiskan 23,8 Kg. Jadi total penggunaan arang yaitu 83 Kg. Kami
melakukan kegiatan peleburan secara continue yaitu peleburan kedua dilakukan langsung
setelah peleburan pertama, hal ini membuat pemanasan untuk peleburan kedua tidak mulai
dari suhu ruangan tapi mulai dari suhu yang sudah panas dan mengakibatkan penggunaan
arang di peleburan kedua jadi lebih sedikit, jadi akan membuat penggunaan arang kayu
lebih sedikit. Dapat disimpulkan dari data yang diperoleh bahwa lebih hemat penggunaan
arang kayu jika melakukan peleburan dengan metode continue .

DIAGRAM PENGGUNAAN ARANG KAYU


16

14

12

10

8 PELEBURAN 1.
PELEBURAN 2.
6

0
SENIN SELASA RABU KAMIS

 GAMBAR TUNGKU DAN BAGIAN BAGIANNYA


DOKUMENTASI
Timbangan digital Timbangan konvensional Tungku peleburan

Ladle Blower Pot Peleburan


Thermocouple Gayung/centong Hasil Peleburan

Proses Peleburan Alumunium Pengecekan suhu Membersihkan Bengkel

Proses Penuangan cairan logam Proses pengcoatingan pot Penimbangan Hasil Peleburan

Anda mungkin juga menyukai