Laporan Seminar BK Tanggal 28-30 Nopember 2023
Laporan Seminar BK Tanggal 28-30 Nopember 2023
DISUSUN :
A. Latar Belakang
Dalam era yang penuh dengan dinamika dan tekanan, peran bimbingan konseling di dalam
dunia pendidikan dan perkembangan pribadi menjadi semakin penting. Tidak hanya sebagai
respons terhadap masalah yang ada, tetapi juga sebagai pilar yang membangun fondasi
keberhasilan dan kesejahteraan bagi setiap individu. Perubahan pesat dalam teknologi, gaya
hidup, dan tuntutan pekerjaan memberikan tantangan yang signifikan terhadap perkembangan
pribadi, terutama di kalangan generasi muda. Persaingan yang ketat, tekanan akademis, dan
tantangan sosial seringkali dapat menjadi beban yang berat bagi siswa dan peserta didik.
Kesehatan mental dan kesejahteraan emosional kini menjadi perhatian utama dalam dunia
bimbingan konseling. Masalah seperti kecemasan, depresi, dan bullying menjadi isu yang tidak
dapat diabaikan, dan peran konselor sangat krusial dalam mendukung kesehatan mental siswa.
Bimbingan konseling tidak hanya terbatas pada menangani masalah, tetapi juga mencakup
pembimbingan dalam merencanakan masa depan. Dalam dunia yang terus berubah, pengambilan
keputusan karir yang tepat dan pemahaman akan potensi diri menjadi kunci keberhasilan.
Dengan kemajuan teknologi, kini bimbingan konseling dapat menciptakan pendekatan
yang lebih inovatif dan terjangkau. Penggunaan platform daring, aplikasi kesehatan mental, dan
alat bantu digital lainnya membuka pintu untuk menyediakan layanan konseling yang lebih
mudah diakses. Kerjasama antara sekolah dan orang tua juga menjadi kunci dalam membentuk
lingkungan pendidikan yang mendukung. Bimbingan konseling bukan hanya tanggung jawab
sekolah, tetapi juga melibatkan orang tua sebagai mitra dalam mendukung perkembangan anak-
anak mereka.
Melihat dinamika tersebut, seminar ini bertujuan untuk mendalami peran bimbingan
konseling dalam menanggapi tantangan-tantangan tersebut dan memberikan solusi konkret untuk
membangun kesejahteraan pribadi dan akademis. Dengan merangkul kerjasama antara sekolah,
konselor, orang tua, dan peserta didik, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang
memberdayakan dan mendukung setiap individu dalam mencapai potensinya.
2. Tujuan
a) Menyosialisasikan Peran Advokasi ABKIN: Memberikan informasi tentang peran
Advokasi ABKIN sebagai pemimpin dalam mendorong solusi terhadap kekerasan di
lingkungan sekolah.
b) Meningkatkan Pemahaman Terkait Kekerasan: Memperluas pemahaman para peserta
seminar tentang jenis kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah dan
dampaknya terhadap perkembangan siswa.
c) Menggali Strategi BK Efektif: Berbagi strategi dan pendekatan yang efektif dalam
bidang Bimbingan Konseling untuk mencegah dan menangani kekerasan di sekolah.
d) Mendorong Kerjasama Antar Stakeholder: Membangun kesadaran akan pentingnya
kerjasama antara guru BK, konselor, orang tua, siswa, dan pihak terkait lainnya dalam
menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung.
e) Pengembangan Jaringan Profesional: Mendorong pembentukan jaringan profesional di
antara para peserta seminar untuk memfasilitasi pertukaran ide, pengalaman, dan
dukungan dalam menangani isu-isu kekerasan di sekolah.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya mencegah
kekerasan di lingkungan sekolah dan meningkatkan peran BK sebagai agen perubahan yang
proaktif.
C. Panitia Pelaksanaan
Panitia Pelaksanan kegiatan Seminar Bimbingan dan Konseling dengan tema “Peran Advokasi
ABKIN Melalui BK Pada Tindakan Kekerasan dilingkungan Sekolah ini adalah Pengurus Cabang
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Kabupaten Tanah Laut yang bekerjasama
dengan Pengurus Daerah ABKIN Kalimantan Selatan.
D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan Seminar Bimbingan dan Konseling dengan tema “Peran Advokasi ABKIN
Melalui BK Pada Tindakan Kekerasan dilingkungan Sekolah ini adalah Guru Bimbingan dan
Konseling pada Jenjang SMA/SMK/MA/SLTA/sederajat, Jenjang SMP/Mts/SLTP/sederajat serta
Praktisi Bimbingan dan Konseling pada lingkungan pendidikan.
BAB II
HASIL PELAKSANAAN
Narasumber kegiatan Seminar Bimbingan dan Konseling dengan tema “Peran Advokasi
ABKIN Melalui BK Pada Tindakan Kekerasan dilingkungan Sekolah adalah Ibu Dr. Susi Fitri, M.Si.
Kons. Dosen Univesitas Jakarta Sekaligus Ketua Departemen Organisasi, Lembaga dan Advokasi
Pengurus Besar ABKIN dan Bapak Rudy Haryadi, M.Pd., CCT. Ketua Pengurus Daerah ABKIN
Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun hasil kegiatan Seminar Bimbingan dan Konseling dengan tema
"Peran Advokasi ABKIN Melalui BK pada Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekolah" diharapkan
memberikan dampak positif terhadap penanganan dan pencegahan tindakan kekerasan di sekolah.
Berikut adalah beberapa potensi hasil yang dapat dicapai:
1. Peningkatan Kesadaran:
Peserta seminar diharapkan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang peran Advokasi
ABKIN dan pentingnya bimbingan konseling dalam mengatasi tindakan kekerasan di lingkungan
sekolah.
2. Penguatan Kompetensi Profesional:
Guru BK dan konselor dapat memperoleh pengetahuan baru dan keterampilan praktis dalam
advokasi dan penanganan tindakan kekerasan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi mereka dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.
3. Implementasi Strategi Bimbingan Konseling:
Peserta diharapkan mampu mengimplementasikan strategi dan pendekatan BK yang efektif dalam
pencegahan dan penanganan tindakan kekerasan di sekolah. Ini termasuk penggunaan teknik
konseling, pemberian dukungan emosional, dan pembentukan program-program pendidikan
preventif.
4. Perubahan Sikap dan Budaya Sekolah:
Seminar diharapkan mampu menciptakan perubahan sikap dan budaya di lingkungan sekolah,
menuju sikap yang lebih proaktif dalam mencegah dan menangani tindakan kekerasan. Ini
termasuk peningkatan kolaborasi antara pihak sekolah, orang tua, dan siswa.
5. Pengembangan Rencana Aksi Bersama:
Peserta seminar dapat merumuskan rencana aksi bersama untuk menerapkan solusi konkret dalam
mengatasi tindakan kekerasan. Ini mencakup pembentukan tim kerja, perencanaan program-
program pencegahan, dan penetapan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan siswa.
6. Meningkatnya Kerjasama Antar Stakeholder:
Adanya kesadaran dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pihak sekolah, guru BK,
konselor, orang tua, dan siswa, untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang
aman dan mendukung.
7. Pembentukan Jaringan Profesional:
Peserta seminar dapat membentuk jaringan profesional yang kuat untuk saling berbagi
pengalaman, sumber daya, dan dukungan dalam upaya bersama menangani isu kekerasan di
sekolah.
8. Peran Advokasi ABKIN Terintegrasi:
Advokasi ABKIN dapat terintegrasi dengan lebih baik dalam upaya pencegahan dan penanganan
kekerasan di sekolah melalui partisipasi aktif dalam diskusi dan implementasi solusi yang
diusulkan.
Penting untuk melakukan evaluasi pasca-seminar guna mengukur sejauh mana tujuan dan hasil yang
diharapkan telah tercapai serta untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam mengatasi
tindakan kekerasan di lingkungan sekolah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Seminar Bimbingan dan Konseling dengan tema "Peran Advokasi ABKIN Melalui BK
pada Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekolah," dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut
memberikan kontribusi positif dalam pemahaman dan penanganan tindakan kekerasan di lingkungan
sekolah. Berikut adalah beberapa poin kesimpulan yang mungkin diambil:
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa seminar tersebut berhasil memberikan kontribusi yang signifikan
dalam membuka jalan menuju lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung, serta
memperkuat peran bimbingan konseling sebagai salah satu komponen penting dalam menjawab
tantangan tindakan kekerasan di kalangan siswa. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil seminar
perlu dilakukan untuk memastikan kelangsungan dan efektivitas implementasi solusi yang diusulkan.