Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


“Pengabdian Masyarakat tentang Pemilihan
Sumber Gizi untuk mencegah anemia pada
anak SD ”

DESA/ KELURAHAN : Aek Ngadol Nauli


KECAMATAN : Batangtoru
KABUPATEN : Tapanuli Selatan

DISUSUN OLEH :

KETUA KELOMPOK :

(Tajuddin Siregar ) / ( Bisnis dan Pendidikan Terapan) / (20090002)

ANGGOTA :

1. (Hera Soraya Wardani Siregar)/ (Kesehatan)/ (20030002)


2. (Wahyudin Siregar)/ (Kesehatan)/ (20030005)
3. (Husni Hatil Haviza)/ (Kesehatan)/ (20030022)
4. (Lili Amaliah Siregar)/ (Kesehatan)/ (20030025)
5. (Siti Aisyah Lubis )/ (Kesehatan) / (20030037)
6. (Vendrick Blacius Sipahutar)/ (Kesehatan) (20030042)
7. (Fatimah Zahra Harahap)/ (Kesehatan)/ (20030043)
8. (Hilman Pane)/(Kesehatan)/ (20050006)
9. (Misra Yuliannisa)/(Kesehatan)/ (20050015)
10. (Puspita Dewi Pasaribu)/(Kesehatan)/ (20050021)
11. (Yulanda Fitri Rambe) / (Kesehatan)/ (20050026)
12. (Anisa Siregar) / (Kesehatan)/ (20050029)
13. (Resti Meida) / (Kesehatan)/ (20050032)
14. (Harahap Toga Langit Harahap)/ (Bisnis dan Pendidikan Terapan)/ (20090006)
UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI
KOTA PADANGSIDIMPUAN
2023
ii

Lembar Pengesahan
Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Aufa
Royhan Di Kota Padangsidimpuan

KELOMPOK : VI (Enam)
DESA/ KELURAHAN : Desa Aek Ngadol
KECAMATAN : Batangtoru
KABUPATEN : Tapanuli Selatan

DISUSUN OLEH : KETUA KELOMPOK :


(Tajuddin Siregar ) / ( Bisnis dan Pendidikan Terapan) / (20090002)

ANGGOTA :
1. (Hera Soraya Wardani Siregar)/ (Kesehatan)/ (20030002)
2. (Wahyudin Siregar)/ (Kesehatan)/ (20030005)
3. (Husni Hatil Haviza)/ (Kesehatan)/ (20030022)
4. (Lili Amaliah Siregar)/ (Kesehatan)/ (20030025)
5. (Siti Aisyah Lubis )/ (Kesehatan) / (20030037)
6. (Vendrick Blacius Sipahutar)/ (Kesehatan) (20030042)
7. (Fatimah Zahra Harahap)/ (Kesehatan)/ (20030043)
8. (Hilman Pane)/(Kesehatan)/ (20050006)
9. (Misra Yuliannisa)/(Kesehatan)/ (20050015)
10. (Puspita Dewi Pasaribu)/(Kesehatan)/ (20050021)
11. (Yulanda Fitri Rambe) / (Kesehatan)/ (20050026)
15. (Anisa Siregar) / (Kesehatan)/ (20050029)
16. (Resti Meida) / (Kesehatan)/ (20050032)
17. (Harahap Toga Langit Harahap)/ (Bisnis dan Pendidikan Terapan)/ (20090006)

Dosen Pembimbing Lapangan I Dosen Pembimbing Lapangan II

(……………………….) (……………………….)

Mengetahui,

Ketua LPPM Kepala Desa/ Lurah

(……………………….) (……………………….)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kegiatan mahasiswa peduli stunting KKNT Kelompok VI di
Desa Aek Ngadol Nauli dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 40 hari dengan melakukan kegiatan koordinasi
dan kolaborasi bersama instansi terkait dan masyarakat di Desa Aek Ngadol Nauli.
Beberapa kegiatan yang dilaksanankan yaitu program menu dashat dan seminar/
penyuluhan terkait stunting,
Demikian laporan kegiatan ini dibuat sebagai bentuk pertanggung jawaban atas
kegiatan yang telah dilaksanakan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padangsidimpuan, 21Oktober 2023


Ketua Kelompok

TAJUDDIN SIREGAR

20090002
RINGKASAN

Anemia merupakan suatu keadaan dengan kadar hemoglobin dan eritrosit yang lebih rendah dari
normal. Anemia gizi besi pada remaja putri beresiko lebih tinggi karena menyebabkan seseorang
mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena masalah kesehatan. (Anggoro,
2020).
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Rendahnya supan zat besi sering
terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makanan yang kurang beragam, seperti protein.
Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terlambat, sehingga akan terajadi
defisiensi zat besi. Disamping itu, makanan yang tinggi protein teruma berasal dari daging, ikan dan
unggas juga banyak mengandung protein.Program pemberian suplementasi zat besi atau Tablet
Tambah Darah (TTD) pada remaja putri diharapkan dapat berkontribusi memutus lingkaran
malnutrisi antargenerasi (WHO 2005). Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah menjalankan.
program pencegahan dan penang-gulangan anemia gizi pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan
mengintervensi WUS lebih dini lagi, yaitu sejak usia remaja. Program ini bertujuan untuk
mendukung upaya penurunan ang-ka kematian ibu dengan menurunkan risiko ter-jadinya perdarahan
akibat anemia pada ibu hamil (Depkes 2003).
Kata kunci : anemia, gizi
BAB I

PENDAHULUAN

1.Analisis Situasi

Analisis yang dilakukan merupakan upaya untuk menggali potensi dan kendala yang ada
sebagai acuan dalam merumuskan konsep awal untuk melakukan kegiatan KKN. Berdasarkan
analisis situasi dari hasil observasi, maka diperoleh beberapa informasi tentang keadaan Desa Aek
Ngadol, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, meliputi kondisi geografis, fisik, dan
non fisik. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dirumuskan konsep awal atau matriks kerja yang
nantinya akan dilakukan selama kegiatan pengabdian terhadap masyarakat. Kegiatan pengabdian
terhadap masyarakat didasarkan pada disiplin ilmu atau keterampilan yang dikuasai atau didapat oleh
mahasiswa selama menimba ilmu di kampus.
Desa Aek Ngadol memiliki sumber daya alam yang dominan melalui hasil tani, seperti
pertanian, perkebunan, dan hutan, salah satunya yaitu Kelor, kelor banyak manfaatnya terutama di
bagian daun, tanaman kelor sangat banyak di temukan di desa Aek Ngadol namun hanya menjadi
olahan sayur biasa.
Moringa oleifera Lam (dikenal sebagai Kelor) memiliki khasiat nutrisi dan terapeutik yang
luar biasa. Secara global, ini dianggap sebagai salah satu makanan yang berpotensi memberantas
malnutrisi dan berkontribusi signifikan terhadap perawatan kesehatan preventif. Bahkan WHO
(World Health Organitazion) telah merilis Moringa oleifera sebagai pohon Ajaib, yaitu sebagai
tanaman bergizi dan sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi. Di beberapa
negara, di benua Afrika dan Asia daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat gizi
untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan.
Kelor mengandung 36,7% protein, 34,6% lipid dan 5% karbohidrat. Moringa Oleifera yang
tidak dikupas mengandung 27,1% protein, 21,1% lipid, dan 5% karbohidrat. Banyak peneliti telah
mendokumentasikan hal ini (Dixit, Tripathi, and Kumar 2016). Ada beberapa ahli yang meneliti
tentang daun kelor baik untuk memenuhi kebutuhan masa pertumbuhan anak, “Untuk anak usia 1-3
tahun, 100 gram daun kelor segar akan memenuhi semua kebutuhan kalsium hariannya, sekitar 75%
zat besi dan setengah kebutuhan proteinnya, serta pasokan penting potasium, Vitamin B kompleks. ,
tembaga dan asam amino esensial. Sedikitnya 20 gram daun segar akan memberikan semua vitamin
A dan C yang dibutuhkan anak” (Gopalakrishnan, Doriya, and Kumar 2016).
Selain itu, 100 gram daun kelor segar mengandung empat kali vitamin A wortel, tujuh kali
vitamin C jeruk, empat kali kalsium susu, tiga kali kalium pisang, tiga perempat zat besi bayam, dan
dua kali lipat. protein yoghurt. Ketika daun dikeringkan, beberapa kadar vitamin menurun.
Namun, pengeringan secara signifikan meningkatkan jumlah sebagian besar nutrisi lain yang
ada di daun. Sebagai contoh, 100 gram daun kelor kering memiliki sepuluh kali vitamin A wortel,
setengah vitamin C jeruk, tujuh belas kali kalsium susu, lima belas kali kalium pisang, 25 kali zat
besi bayam, dan sembilan kali lipat. protein yoghurt. Daun kelor yang dimasak kehilangan 32%
kandungan vitamin C. Namun, ketersediaan beta-karoten meningkat ketika daun kelor dimasak (Saha
and Sen 2019). Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah banyak diteliti
kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan tepi daun rata dan
ukurannya kecilkecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, daun kelor sangat kaya akan nutrisi,
diantaranya kalsium, zat besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C, jika di bandingkan
dengan sayuran lain daun kelor lebih memiliki banyak zat besi yaitu 17,2 mg/100 g. (Aminah,
Ramdhan, and Yanis 2015)
Diambil dari ringkasan (Mahdiyah et al. 2022), cemilan tofu ikan variasi daun kelor
merupakan makanan ringan yang memiliki gizi dan nutrisi. Cemilan tofu ikan variasi daun kelor
dapat dibuat dalam bentuk oval/lingkaran maupun bentuk lainnya sesuai selera. Pada pelatihan kali
ini difokuskan pada pengolahan daun kelor yang dikombinasikan dengan tahu,telor dan ikan gambolo
untuk menciptakan makanan yang modern, karena di Era globalisasi kini, kecenderungan
mengkonsumsi makanan yang dianggap ‘modern’ menjadi tren bagi masyarakat Indonesia, utamanya
remaja. Pengolahan secara modern inilah yang menjadikan produk makanan saat ini dapat bertahan
di pasaran. Kreativitas dituntut dalam pengolahan makanan berbasis pangan lokal seperti pada
pengolahan daun kelor yang akan dijadikan makanan modern Tofu ikan variasi Daun kelor.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan
topik "Edukasi tentang pembuatan cemilan sehat tofu varian daun kelor sebagai pangan local Desa
Aek Ngadol". Gambaran iptek yang diberikan kepada masyarakat berupa penyampaian informasi
tentang Cegah Stunting Dengan Pola Makan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Selama Periode 1000
Hari Pertama Kehidupan di Desa Aek Ngadol, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Anemia merupakan suatu keadaan dengan kadar hemoglobin dan eritrosit yang lebih rendah
dari normal. Anemia gizi besi pada remaja putri beresiko lebih tinggi karena menyebabkan seseorang
mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena masalah kesehatan. (Anggoro,
2020).
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Rendahnya supan zat
besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makanan yang kurang beragam,
seperti protein. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terlambat,
sehingga akan terajadi defisiensi zat besi. Disamping itu, makanan yang tinggi protein teruma berasal
dari daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung protein.
Program pemberian suplementasi zat besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri
diharapkan dapat berkontribusi memutus lingkaran malnutrisi antargenerasi (WHO 2005).
Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah menjalankan. program pencegahan dan penang-
gulangan anemia gizi pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan mengintervensi WUS lebih dini lagi,
yaitu sejak usia remaja. Program ini bertu-juan untuk mendukung upaya penurunan ang-ka kematian
ibu dengan menurunkan risiko ter-jadinya perdarahan akibat anemia pada ibu hamil (Depkes 2003).

2. Permasalahan Mitra

Di Desa Aek Ngadol Nauli,Kecamatan Batang Toru,Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan


salah satu Desa yang termasuk ke dalam daerah yang terkena stunting dengan prevalensi 1.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan
topik "Pengabdian Masyarakat Tentang Pemilihan Sumber Gizi Untuk Cegah Anemia Pada Anak
SD”.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak
dalam upaya Pemilihan Sumber Gizi Untuk Cegah Anemia Pada Anak SD agar responden dapat
mengetahui dan memilih sumber gizi dengan metode penyuluhan.
BAB 2

SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Solusi Permasalahan

Desa Aek Ngadol Nauli merupakan Desa yang termasuk dengan kejadian stunting di
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Maka solusi permasalahan yang akan
dilakukan adalah Pemilihan Sumber Gizi Untuk Cegah Anemia Pada Anak SDN 100372 Desa Aek
Ngadol.
Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai Pemilihan Sumber Gizi untuk
cegah Anemia pada anak SDN 100372 Desa Aek Ngadol. Media promosi yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah penyuluhan/metode ceramah yang disampaikan secara langsung kepada
responden.

Materi yang disampaikan pada saat kegiatan penyuluhan mengenai Pemilihan Sumber Gizi Untuk
Cegah Anemia Pada Anak SDN 100372 Desa Aek Ngadol diantaranya sebagai berikut :

1. sosialisasi memberikan edukasi stunting khususnya pemilihan sumber gizi makanan yang
dilakukan di SDN 100723 Aek Ngadol

2. Melakukan praktek cuci tangan yang baik dan benar


BAB 3

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian dilaksanakan melalui media penyuluhan, Kegiatan dilakukan dengan


Pemilihan Sumber Gizi Untuk Cegah Anemia Pada Anak SDN 100372 Desa Aek Ngadol.
Kegiatan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut;

1. Mengumpulkan/mengajak siswa SDN 100732 Desa Aek Ngadol yang memiliki resiko
stunting.
2. melakukan kegiatan yel-yel sebelum pemberian materi
3. Penyampaian materi yang dilakukan dengan metode penyuluhan menggunakan media Power
Point
4. Kemudian mengajak anak – anak SD untuk melakukan cara mencuci tangan yang baik dan
benar
5. Memberikan buah yang mengandung vitamin C, yang kami berikan pada kegiatan ini adalah
buah Jeruk.
6. Melakukan Dokumentasi sebagai hasil akhir kegiatan

No Nama Kegiatan Jam


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengumpulkan/ √
mengajak siswa
2 Melakukan yel-yel √
3 Penyampaian materi √
4 Melakukan praktek √
cuci tangan
5 Pemberian Buah √
pada anak SD
6 Dokumentasi √
DAFTAR PUSTAKA

1. Kabupaten Sijunjung, 2019, Kabupaten Sijunjung Dalam Angka 2019, Kota Padang/BPS-
Statistics of Padang Municipality, Publication Number: 13710.2011
2. Afif, D.H., Subagyo, B., Romadhon, Y.A. 2015, Bahan pengawet pada jajanan anak
sekolah di perkotaan dan pinggiran jota di Sukoharjo. Naskah publikasi, Fak.
Kedokteran, UMS
3. Cahyadi W., 2008. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara
4. Hearn W.L., Walls H.C., 2007. Introduction to postmortem toxicology.In Postmortem
Toxicology of Abused Drug. Boca Raton (US): CRP 15: 24-32
5. Nurdin, N. dan Utomo, B. 2018. Tinjauan penggunaan bahan tambahan pangan pada
makanan jajanan anak sekolah. Jurnal Riset Kesehatan, 7(2): 85-90. DOI:
10.31983/jrk.v7i2.3478
6. Panjaitan, L. 2010. Bahan tambahan pangan. http://repository.usu.ac.id.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2013, Nomor
36 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014, No. 4
Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan.
7. http://diplomaiiikesehatanlingkungan.blogspot.com/2017/10/deskripsi-pnggunaan-
zat-pewarna.html
8. Widyaningsih T.D., Murtini E.S., 2006. Alternatif pengganti formalin pada produk pangan.
Jakarta: Trubus agrisarana
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai