Khutbah Pertama Tentang Dua Perkara Yang Membuat Kita Layak Masuk Surga
Khutbah Pertama Tentang Dua Perkara Yang Membuat Kita Layak Masuk Surga
َيا َأُّيَها الَّناُس ُتوُبوا ِإَلى ِهَّللا َفِإِّنى َأُتوُب ِفى اْلَيْو ِم ِإَلْيِه ِم اَئَة َم َّر ٍة
“Wahai sekalian manusia. Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku selalu bertaubat kepada-
Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
َو ِهَّللا ِإِّنى َألْسَتْغ ِفُر َهَّللا َو َأُتوُب ِإَلْيِه ِفى اْلَيْو ِم َأْك َثَر ِم ْن َس ْبِع يَن َم َّر ًة
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari
70 kali.” (HR. Bukhari)
Berbicara ampunan, ada dua perkara yang membuat kita layak masuk surga. Yang pertama adalah
ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kedua adalah rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َو اْع َلُم ْو ا َأَّنُه َلْن َيْنُج َو َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِبَع َم ِلِه
“Ketahuilah, tidak ada yang selamat (dari api neraka) dengan amalnya.”
Para sahabat bertanya: “Tidak juga engkau wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menjawab: “Tidak juga saya, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala menaungiku dengan
ampunan dan rahmatNya.” (HR. Muslim)
Dengan dua hal itu kita layak dan pantas untuk kembali ke surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika Adam dikeluarkan dari surga, Adam mohon ampun kepada Allah dan meminta kepada Allah
dua hal:
َر َّبَنا َظَلْم َنا َأنُفَس َنا َو ِإن َّلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِر يَن
“Ya Rabb kami, kami telah mendzalimi diri-diri kami…”
Adam membuat pengakuan atas kesalahan yang dilakukannya, dia tidak melemparkan kesalahan
kepada orang lain, walaupun kita tahu ceritanya bagaimana Adam melanggar perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala, yaitu digoda oleh iblis dengan segala tipu daya dan bujuk rayunya, sehingga
Adam mendekati pohon yang dilarang untuk didekati, memetik buahnya dan memakannya.
Adam tidak melemparkan kesalahan kepada iblis. Adam memberikan contoh kepada kita semua
bahwa kalau kita berbuat salah maka akuilah kesalahan itu dan ucapkanlah ( َر َّبَنا َظَلْم َنا َأنُفَس َناYa Rab
kami, kami telah mendzalimi diri-diri kami…” karena berbuat dosa itu hakikatnya adalah
mendzalimi diri kita sendiri.
Ini pelajaran pertama, jangan suka melemparkan kesalahan kepada orang lain, mencari kambing
hitam, seolah-olah kita ingin lepas dari kesalahan itu, seolah kita ingin mengatakan: “Saya
sebenarnya tidak salah” padahal sebenarnya salah. Itu percuma. Allah minta pengakuan kita atas
dosa. Dan itu juga yang kita sebutkan di dalam sayyidul istighfar.
Baca Juga:
Tafsir Surat Al-Bayyinah (Bagian ke-3), Surat Al-Qadr, dan Surat Al-'Alaq (Bagian ke-1) -
Kitab Tafsir Al-Muyassar (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
َو ِإن َّلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِر يَن
“Jika Engkau tidak mengampuni kami dan dan tidak merahmati kami, niscaya kami akan termasuk
orang-orang yang merugi (yaitu rugi tidak bisa kembali ke surga).”
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan Adam dari surga karena satu kesalahan. Sama halnya
iblis yang dikeluarkan dari surga karena melakukan satu kesalahan. Dengan satu kesalahan ini layak
dan berhak bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengeluarkan keduanya dari surga. Bagaimana
kita dengan makhluk yang banyak melakukan kesalahan, makhluk yang banyak berbuat dosa,
banyak pelanggaran yang kita lakukan.
Adam dan iblis hanya melanggar satu hukum, lalu kita melanggar banyak hukum. Pertanyaan
kepada diri kita sendiri, layakkah kita berada di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jawaban
sebenarnya adalah tidak layak, kalau Allah tidak ampuni. Maka itu yang diminta Adam kepada
Allah. Adam melupakan iblis yang mungkin menjadi biangkerok semua itu dan Adam fokus minta
ampun kepada AllAh Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah menerima taubat Adam.
Di sini Adam menyebutkan dua hal; “Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati
kami…” Adam meminta ampunan dan rahmat. Beruntung kita anak Adam, bapak kita minta ampun
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga kita anak keturunannya mempunya kesempatan untuk
kembali ke surga. Kalau Adam tidak minta ampun maka padamlah kita, mungkin kita tidak bisa
kembali ke surga.
Adam minta ampun kepada Allah. Adam melupakan dendam ataupun kemarahannya kepada iblis.
Ini menunjukkan kepada kita bahwa urusan masuk surga itu ada dua hal yang menentukan; yang
pertama adalah kita mendapat ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca Juga:
Orang Tua Wajib Bertakwa Kepada Allah Dalam Urusan Anak-Anaknya
MEMINTA AMPUN KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Jika ada satu saja dosa yang Allah tidak ampuni, maka kita tidak berhak masuk surga, seberapapun
banyak amal yang sudah kita kerjakan.
Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan tentang orang-orang yang masuk neraka
karena hal yang kecil/sepele/remeh, mungkin dianggap sesuatu yang tidak ada. Ada seorang wanita
masuk neraka gara-gara seekor kucing. Begitu mahalkah seekor kucing itu sehingga harus masuk
neraka dan gagal masuk surga gara-gara seekor kucing? Masalahnya adalah Allah tidak ampuni dia.
Ada pula yang masuk neraka gara-gara mengganggu tetangga dengan lisannya. Dan wanita adalah
wanita yang banyak beribadah/beramal, dia shalat malam dan puasa di siang hari. Tapi dia punya
kesalahan yang Allah tidak ampuni itu, yaitu dia mengganggu tetangga dengan lisannya.
Ada lagi seorang yang masuk neraka gara-gara ucapan “Allah tidak mengampuni kamu”, itu dia
katakan kepada saudaranya yang berbuat dosa. Allah murka dengan ucapan itu, Allah tidak ampuni
dia dan Allah justru melemparkannya ke dalam neraka. Padahal dia adalah seorang ahli ibadah.
Sementara saudaranya itu suka berbuat dosa, tapi Allah ampuni dan rahmati saudaranya itu, lalu
Allah katakan: “Masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmatku.”
Sementara yang rajin ibadah ini Allah lemparkan ke neraka karena satu kesalahan ucapan yang kata
Abu Hurairah: “Sungguh demi Allah yang jiwa Abu Hurairah yang berada dari tanganNya, dia telah
mengatakan satu perkataan yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.”
Gara-gara satu kesalahan, kalau tidak Allah ampuni maka kita tidak layak untuk masuk surga.
Seperti bapak kita Adam diusir dari surga karena satu kesalahan. Maka sungguh-sungguhlah minta
ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena nasib kita sangat bergantung kepada ampunan
Allah, apalagi kita ini makhluk yang banyak dosa.
Baca Juga:
Hadits Arbain Ke 9 – Kerjakan Perintah Semampunya dan Jangan Banyak Bertanya
Maka di bulan Ramadhan nanti, dimalam yang ditunggu-tunggu (yaitu lailatul qadar), sungguh-
sungguhlah kita membaca doa:
اِإل يَم اُن ِبْض ٌع َو َس ْبُعوَن َأْو ِبْض ٌع َو ِس ُّتوَن ُش ْع َبًة َفَأْفَض ُلَها َقْو ُل َال ِإَلَه
ِإَّال ُهَّللا َو َأْد َناَها ِإَم اَطُة اَألَذ ى َع ِن الَّطِر يِق َو اْلَحَياُء ُش ْع َبٌة ِم َن اِإل يَم اِن
“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’
(tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan
Muslim no. 35).
Jadi dengan dua hal itu kita berhak masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini satu perkara sangat buruk yang harus kita hilangkan dari hidup kita, yaitu dendamnya kepada
Adam. Inilah akibat kalau kita salah lalu melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Karena iblis
menganggap itu gara-gara Adam, maka dia dendam kepada Adam sekaligus anak keturunannya.
Dan dia bersumpah akan menyesatkan anak Adam. Dan iblis tahu dia tidak akan bisa melampiaskan
dendam kecuali dia diberi waktu, maka dia minta penangguhan.
Itulah buruknya dendam, maka jadi orang jangan pendendam. Mulai hari ini singkirkanlah dendam
dalam hidup kita, karena dendam itu sangat buruk. Coba lihat iblis dimana dia makhluk pertama
yang memperkenalkan dendam kepada semua makhluk. Sebelumnya makhluk (baik itu malaikat,
jin dan lain-lain) tidak mengenal dendam hingga iblis yang memperkenalkannya. Maka dendam itu
adalah warisan iblis.