Pendahuluan: Bab Satu
Pendahuluan: Bab Satu
Bab Satu
Pendahuluan
1
Relasi Masyarakat dan Negara di Rote
1 Pertimbangan penulis memilih kunjungan ke Rote pada bulan Agustus 2006 adalah
tenang di utara Rote. Sama seperti gugusan pulau lain di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) semisal Timor, Sumba dan Sabu.
Rote akhirnya dicapai dalam waktu sekitar 2,5 jam. Pulau
seluas 1.281,10 kilometer persegi ini tidak hanya bisa dicapai melalui
Baa dengan kapal cepat sekali sehari, tetapi juga dengan Kapal ASDP
jenis ro ro sehari sekali melalui Pelabuhan Penyeberangan Pantai Baru,
Olafuliha’a. Nelayan tradisional Rote biasanya ke Kupang dengan
perahu layar atau perahu motor dari pelabuhan rakyat Papela di Rote
Timur.2
2 Selain dengan menggunakan kapal laut, untuk mencapai Rote dapat dilakukan
dengan penerbangan perintis dari Bandara El Tari di Kupang menuju Bandara D.C.
Saudale di Lekunik-Rote.
3
Relasi Masyarakat dan Negara di Rote
3 Perkembangan Kota Baa dan sekitarnya sesudah Tahun 2006 telah penulis paparkan
pada Bab 5
4 Secara subyektif dapat penulis katakan bahwa, hanya James J. Fox (1986) yang
mencatat Sejarah Rote (Nusak Termanu) secara sistematis dan didukung oleh metode
sejarah lisan yang kuat. Sementara tulisan Gyanto (1958); Manafe (1968); Doko (1974);
Widiyatmika (2007) dan Soh (2008) lebih banyak tidak mengemukakan sumber-
sumber yang jelas dan karena itu sulit dipercaya kebenarannya.
5
Relasi Masyarakat dan Negara di Rote
6
Pendahuluan
5 Dokumen tertulis tentang Rote kebanyakan tersimpan rapi di Gedung Arsip maupun
10
Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
Bab 9. Kesimpulan
11