Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SOIL TRANSHMITTED HELMINTHS (STH)

DOSEN

apt.Asri Dwi Endah Dewi Pramesthi,S.farm.,M.Pharm.Sci.

Disusun Oleh :

1. Nama : Mardiana
2. Nim : 22110021
3. Prodi : S1. Farmasi
4. Kelas : 3A
5. Matkul : Parasitologi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KADER BANGSA

2023
KATA PENGANTAR

Soil Transmitted Helminths (STH), atau yang sering disebut cacing yang ditularkan melalui
tanah, merupakan kelompok parasit yang menyusup ke dalam tubuh manusia dan biasanya
menetap di dalam usus. Parasit ini telah menjadi perhatian serius dalam ranah kesehatan global,
terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. STH adalah penyebab utama
berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan nutrisi, penurunan daya tahan tubuh, dan
dampak lainnya yang berdampak buruk pada kualitas hidup masyarakat.

Dalam makalah ini, kami akan mengupas lebih dalam tentang masalah STH, dengan fokus
khusus pada situasi di Indonesia. Kami akan menjelajahi prevalensi STH di negara ini,
mengidentifikasi strategi penanganan yang telah diterapkan oleh pemerintah dan lembaga
terkait, serta menguraikan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan upaya pemberantasan
cacing yang ditularkan melalui tanah ini.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang permasalahan STH, diharapkan bahwa
upaya pencegahan dan penanganan bisa lebih efektif dilakukan, serta masyarakat dan para
pemangku kepentingan dapat bersama-sama berperan dalam melindungi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran akan ancaman yang
ditimbulkan oleh STH, kita bisa lebih baik mengejar tujuan bersama dalam mencapai kesehatan
yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah bagi semua warga negara Indonesia.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

A. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

B. PREVALENSI ............................................................................................................. 1

C. PENANGANAN STH DI INDONESIA .................................................................... 1

D. PERATURAN TERKAIT STH DI INDONESIA ....................................................... 2

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 4

iii
A. PENDAHULUAN
Soil Transmitted Helminths (STH), atau cacing yang ditularkan melalui tanah, adalah
kelompok parasit yang menyerang manusia dan biasanya hidup di dalam usus. Soil Transmitted
Helminths (STH), atau cacing yang ditularkan melalui tanah, merupakan masalah kesehatan
global yang signifikan, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dalam
makalah ini, saya akan membahas prevalensi STH di Indonesia, strategi penanganan yang
diterapkan, peraturan pemerintah yang terkait, dan menjelaskan peraturan-peraturan tersebut
secara singkat.

B. PREVALENSI
Prevalensi Soil-Transmitted Helminth (STH) di Indonesia adalah tinggi dan signifikan,
terutama di daerah pedesaan dan perkotaan dengan sanitasi yang kurang baik. STH adalah
infeksi cacing usus yang umum terjadi dan biasanya disebabkan oleh tiga jenis cacing: cacing
gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang
(hookworms). Prevalensi STH di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sanitasi
yang buruk, kurangnya akses ke air bersih, kebersihan pribadi yang kurang baik, dan tingkat
kemiskinan. Data prevalensi STH di Indonesia dapat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah
lain. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Indonesia (P2P2) telah melakukan survei
terkait STH di berbagai wilayah. Angka prevalensi yang tinggi biasanya ditemukan di daerah-
daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk. Angka prevalensi dapat bervariasi tergantung pada
wilayah geografis dan faktor-faktor lainnya. Data prevalensi STH di Indonesia biasanya
diperoleh melalui survei kesehatan dan penelitian epidemiologi yang diambil dari berbagai
sumber, termasuk survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemkes RI). Berdasarkan data ini, sejumlah wilayah di Indonesia memiliki tingkat
infeksi STH yang tinggi, terutama di daerah pedesaan dengan sanitasi yang kurang bahkan
sangat kurang memadai. Data prevalensi ini menjadi dasar untuk merencanakan strategi
penanganan STH di Indonesia.

C. PENANGANAN STH DI INDONESIA


Indonesia telah mengadopsi sejumlah strategi untuk menangani masalah STH, yaitu
sebagai berikut :

1. Pemberian Obat Cacing Massal, program MDA dilaksanakan oleh pemerintah


Indonesia dengan dukungan dari organisasi internasional seperti WHO. Program ini

1
bertujuan memberikan obat cacing kepada seluruh Masyarakat di dunia. Terutama
anak-anak sekolah, untuk mengurangi beban penyakit akibat STH.
2. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat, upaya meningkatkan kesadaran pada
Masyarakat indonesia tentang pentingnya praktik higienis, seperti mencuci tangan dan
pengelolaan tinja yang aman.
3. Pengelolaan Sanitasi dan Air Bersih, pemerintah Indonesia telah berupaya
meningkatkan sanitasi dan penyediaan air bersih, termasuk dalam pembangunan
fasilitas sanitasi yang aman dan sumber air yang bersih bagi masyarakat indonesia.
4. Pengembangan Vaksin, pemerintah Indonesia terus melakukan penelitian berlanjut
dalam proses pengembangan vaksin yang dapat melindungi dari infeksi STH untuk
Masyarakat indonesia.
5. Peningkatan Sanitasi dan Higiene, pembangunan fasilitas sanitasi yang lebih baik dan
peningkatan akses ke air bersih dapat membantu mengurangi penyebaran STH serta
mengurangi kontak dengan tanah yang terkontaminasi, seperti tidak berjalan telanjang
kaki di tempat-tempat yang tercemar, juga dapat membantu mencegah infeksi.
6. Pemantauan dan Evaluasi, pemerintah dan organisasi kesehatan melakukan
pemantauan terus-menerus terhadap tingkat infeksi STH di berbagai wilayah Indonesia.
Evaluasi program MDA juga dilakukan secara berkala untuk memastikan
efektivitasnya dan menyesuaikan strategi penanganan jika diperlukan.
7. Peran Sekolah, sekolah memiliki peran penting dalam program penanganan STH.
Program MDA sering dilakukan melalui sekolah, dan guru dapat membantu
memastikan bahwa obat cacing diberikan kepada siswa.
8. Penelitian dan Pengembangan, penelitian ilmiah terus dilakukan untuk
mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengendalikan STH di Indonesia.

D. PERATURAN TERKAIT STH DI INDONESIA


Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah peraturan terkait penanganan STH, di
antaranya sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH), peraturan ini
mengatur langkah-langkah pencegahan dan pengendalian STH, dalam pelaksanaan
program pemberian obat cacing massal dan pemantauan prevalensi STH.

2
2. Rencana Aksi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi STH, dokumen pada peraturan
perundangan ini berisi tentang langkah-langkah yang akan diambil dalam upaya
mengendalikan STH dalam mencakup target-target yang harus dicapai dalam jangka
waktu tertentu.
3. Kebijakan Pusat dan Daerah, selain peraturan nasional, banyak daerah di Indonesia
memiliki kebijakan dan program kesehatan yang berfokus pada pengendalian STH
sesuai dengan kebutuhan lokal. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas bagi pemerintah
daerah untuk mengadaptasi strategi pengendalian STH sesuai dengan keadaan
setempat.
4. Peraturan Kementerian Kesehatan RI No. 26 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan
Kesehatan Primer, dokumen ini berisi panduan tentang upaya pencegahan dan
pengendalian STH di layanan kesehatan primer.
5. Program Pencegahan Penyakit Menular oleh Vector dan Zoonosis (P2M2VZ), program
pencegahan yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan Indonesia yang dapat
mencakup pengendalian STH.
6. Pedoman Teknis Pencegahan Penyakit Menular oleh Parasit, dokumen ini memuat
informasi lebih lanjut tentang program dan strategi pengendalian STH di Indonesia.
7. Kebijakan Pengendalian Parasit Usus dan Soil-Transmitted Helminthiasis, dokumen
kebijakan kesehatan nasional yang berkaitan dengan pengendalian parasit usus dan
STH.
8. Surat Edaran atau Keputusan Bersama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dokumen ini mungkin menetapkan program pemantauan
dan pengobatan STH di sekolah-sekolah.

3
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH).
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (Tahun Terbit Terakhir). Rencana Aksi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Soil Transmitted Helminths.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (Tahun Terbit Terakhir). Data Prevalensi
Soil Transmitted Helminths (STH) di Indonesia.
4. World Health Organization. (Tahun Terbit Terakhir). Soil-Transmitted Helminth
Infections.https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-
helminth-infections
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Pelaksanaan Pengobatan
Masal (Mass Drug Administration) Pencegahan Penyakit Soil Transmitted
Helminthiasis (STH) di Sekolah. [Link:
https://www.kemkes.go.id/resources/download/.../Pedoman-Pelaksanaan-MDA-
STH.pdf].
6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2022). InfoDATIN - Prevalensi
Soil Transmitted Helminth (STH) pada Balita di Indonesia. [Link:
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-STH.pdf]
7. World Health Organization. Soil-Transmitted Helminth Infections. [Link:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-
infections].
8. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmakologi. (2018). Upaya
Penanggulangan Soil Transmitted Helminth (STH) di Indonesia. [Link:
http://www.p2pl.kemkes.go.id/putusan-rapat-komisi-iv/speakers-9].
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pedoman Nasional Pengendalian
Penyakit Cacingan. [Pedoman Kesehatan]
10. Sutrisna, B. (2016). Soil-transmitted helminthiasis: challenges and experiences in
Indonesia. Journal of Infection and Public Health, 9(3), 288-290.

Anda mungkin juga menyukai