Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 1
IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
I. Tujuan Percobaan:
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sampel yang bersifat anorganik dan organik
b. Mahasiswa dapat menentukan sifat-sifat sampel anorganik dan organik dari hasil
percobaan yang diperoleh.

II. Dasar teori:


Kimia organik didefinisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda
hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak
dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem kehidupan terutama
terdiri dari air dan senyawa organik, hampir setiap bidang studi yang berurusan dengan
tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik
(Fessenden, 1997).
Senyawa organik memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia, ada yang
berwujud sandang, makanan, obat-obatan, kosmetik dan berbagai jenis plastik. Bahkan di
dalam tubuh manusia banyak terdapat sejumlah senyawa organik dengan fungsi yang
beragam pula. (Estevanus, 2007). Jadi kesimpulannya senyawa karbon atau yang biasa
dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya
terdiri dari atom karbon dan atomatom hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, halogen atau
fosfor. Senyawa anorganik berbeda dengan senyawa organik. Senyawa organik yaitu
senyawa yang datang dari benda hidup sedangkan Senyawa anorganik didefinisikan
sebagai senyawa yang berasal dari mineral yang pada umumnya menyusun material/benda
tak hidup.

Tabel 1. Perbedaan senyawa organik dan anorganik

Perbedaan Senyawa organik Senyawa anorganik


Asal Kebanyakan dari mahkluk Berasal dari sumber daya alam
hidup dan beberapa hasil mineral (bukan makhluk hidup)
sintesis
Struktur Lebih rumit Sederhana
Unsur karbon Ada Tidak semua senyawa anorganik
mengandung karbon
Terbakar Mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Larut Larut dalam pelarut organik Larut dalam pelarut anorganik
Reaksi Lambat Cepat
Titik lebur dan rendah Tinggi
titik didih
Penyusun C, H, O, N, S, P, Cl, F, … Hampir semua unsur
Ikatan kimia Kovalen Ionik dan kovalen polar
Isomer ada Tidak ada
Contoh Protein, karbohidrat, lemak, Garam, asam karbonat, amoniak
polimer, vitamin
III. Alat dan bahan:
a. Alat-alat berupa: tabung reaksi, spritus, kaca arloji, stopwatch, pipet tetes, cawan
porselen, rak tabung reaksi, spatulla, gelas ukur dan kaki tiga.
b. Bahan-bahan berupa: akuades, larutan garam dapur, lilin, daun, minyak kelapa/sayur,
plastik, alumunium foil, kloroform, gula, alkohol, dan garam dapur kristal, Pb(NO 3)2
1%.

IV. Prosedur kerja:


PERCOBAAN 1:
a. Memanaskan sedikit gula pada suhu tinggi di atas cawan porselin.
b. Kemudian, mengganti gula dengan daun, sepotong plastik dan aluminium foil
untuk dipanaskan diatas cawan porselin.
c. Setelah itu, mengamati perubahan yang terjadi.
PERCOBAAN 2:
a. Meneteskan alkohol dan air pada kaca arloji berbeda.
b. Setelah itu, mengamati apa yang terjadi dan membandingkan waktu yang
dibutuhkan untuk menguap.
PERCOBAAN 3:
a. Membakar sepotong lilin yang ditempatkan pada sebuah porselin.
b. Kemudian, mengulangi langkah tersebut dengan mengganti lilin dengan garam.
Setelah itu, mengamati perubahan yang terjadi.

PERCOBAAN 4:
a. Meneteskan minyak kelapa sebanyak 5 tetes dan 1 sendok garam ke dalam tabung
reaksi.
b. Kemudian, menambahkan 2 mL air ke dalam tabung dan mengamati apa yang
terjadi.
c. Setelah itu, mengulangi langkah tersebut dengan mengganti air dengan CHCl 3
(kloroform) dan mengamati perubahan yang terjadi.
PERCOBAAN 5:
a. Memasukkan 1 mL CHCl3 dalam tabung reaksi I dan 1 mL NaCl dalam tabung
reaksi II.
b. Kemudian, menambahkan 1 mL Pb(NO3)2 1% pada tabung reaksi I dan tabung
reaksi II.
c. Setelah itu, mengamati perubahan yang terjadi.
V. Hasil Pengamatan:

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Perlakuan 1:

2 Perlakuan 2:

3 Perlakuan 3:

4 Perlakuan 4:

5 Perlakuan 5:

VI. Kesimpulan:

Palembang, 2024
Dosen Pengasuh,

________________________

Anda mungkin juga menyukai