Anda di halaman 1dari 3

UJI KUALITATIF SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA

ANORGANIK

TUJUAN : Mempelajari perbedaan sifat fisika dan sifat kimia senyawa organik dan senyawa
anorganik

PRINSIP : Prinsip dari praktikum ini adalah berdasarkan adanya perubahan komposisi
senyawa, sifat penguapan, sifat terbakar serta kelarutan dan kecepatan reaksi
senyawa organik dan senyawa anorganik 

DASAR TEORI :

Senyawa dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan asal pembentukannya, yang pertama
adalah senyawa organik yang komponen utamanya berupa karbon dan hidrogen. Senyawa
anorganik adalah senyawa yang umumnya dihasilkan oleh reaksi antar komponen abiotik
(benda mati) yang dibantu oleh proses alam. Senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak
mempunyai ikatan karbon – hidrogen (C – H). Kebanyakan senyawa anorganik dihasilkan
oleh proses alam, contohnya air dan mineral. Senyawa organik jumlahnya jauh lebih banyak
dibandingkan dengan senyawa anorganik. Salah satu latar belakang dibedakannya senyawa
menjadi organik dan anorganik adalah agar ada batasan jelas klasifikasi jenis senyawa.
Perbedaan antara senyawa organik dan anorganik adalah dari sifat kedua senyawa
tersebut. Sifat senyawa organik yaitu mudah larut dalam pelarut organik (selain air), akan
tetapi tidak larut dalam air. Sifat senyawa anorganik adalah kebalikannya yaitu umumnya
tidak larut dalam pelarut organik, tetapi mudah larut dalam air. Dari aspek reaksi dengan
oksigen (pembakaran), senyawa organik memiliki sifat yang cenderung mudah terbakar
karena unsur pembentuknya yang kebanyakan berupa karbon. Sedangkan senyawa anorganik
relatif tidak mudah terbakar karena hanya sedikit bahkan tidak mengandung unsur karbon.

METODE

Alat Bahan
- Cawan porselin - Gula pasir
- Kasa asbes - Alkohol
- Kaki tiga - Air
- Spirtus - Plastik
- Stopwatch - Aluminium foil
- Kaca arloji - Lilin
- Tabung reaksi - Larutan KmnO4 0,1 M
- Rak tabung reaksi - Garam dapur
- Pipet tetes - Minyak kelapa
- Spatula - Larutan FeSO4 0,1 M
- Larutan H2SO4 2 M
Prosedur

A. Komposisi dan Titik Leleh


1. Dimasukkan 1 sendok spatula gula pasir dalam caran porselin.
2. Dipanaskan diatas spirtus.
3. Diamati perupahan yang terjadi.
4. Diulangi tahap nomor 1-3, sampel gula diganti dengan plastik, lilin, garam dan
alumunium foil.

B. Penguapan
1. Dipanaskan air dalam beaker (digunakan sebagai penangas).
2. Disiapkan 2 tabung reaksi.
3. Dimasukkan 20 tetes alkohol dalam tabung reaksi pertama.
4. Dimasukkan 20 tetes aquadest dalam tabung reaksi kedua.
5. Kedua tabung reaksi dimasukkan dalam beaker berisi air yang telah dipanaskan.
6. Manakah zat yang lebih cepat menguap?.

C. Kelarutan
1. Disiapkan 2 tabung reaksi.
2. Dimasukkan 20 tetes aquadest + 5 tetes minyak kelapa dalam tabung reaksi
pertama.
3. Dimasukkan 20 tetes aquadest + 1 spatula NaCl dalam tabung reaksi kedua.
4. Kedua tabung reaksi dikocok.
5. Amati perubahan yang terjadi!.

D. Kecepatan reaksi
1. Disiapkan 4 tabung reaksi.
2. Dimasukkan 2 tetes H2SO4 2 M + 5 tetes FeSO4 pada tabung reaksi pertama.
3. Dimasukkan 2 tetes KMnO4 0,1 M + 5 tetes FeSO4 pada tabung reaksi kedua.
4. Dimasukkan 2 tetes H2SO4 2 M + 5 tetes alkohol pada tabung reaksi ketiga.
5. Dimasukkan 2 tetes KmnO4 0,1 M + 5 tetes alkohol pada tabung reaksi keempat.
6. Amati perubahan yang terjadi!.
DATA HASIL PENGAMATAN

A. Komposisi

No. Bahan Perubahan yang Kecepatan Senyawa (Organik /


Teramati Meleleh Anorganik)
1. Gula
2. Plastik
3. Garam
4. Alumunium
5. Lilin

B. Penguapan

No. Bahan Perubahan yang Teramati Senyawa (Organik /


Anorganik)
1. Alkohol
2. Air

C. Kelarutan

No. Bahan Kelarutan Senyawa (Organik /


Anorganik)
1. Minyak
2. Garam

D. Kecepatan Reaksi

No. Bahan Reaktan Perubahan yang Senyawa (Organik /


Teramati Anorganik)
1. FeSO4 H2SO4 2 M
KMnO4 0,1 M
2. Alkohol H2SO4 2 M
KMnO4 0,1 M

Anda mungkin juga menyukai