Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Pendidikan Univerista Almuslim Program Studi PGSD 2023

Nama : Suci Humaira


Npm : 2002090019
Unit :6A
Sekolah : SD N 4 Peusangan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK


MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Suci Humaira
Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP
Universitas Almuslim Bireuen

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SD
N 4 Peusangan pada pembelajaran tematik tema 8. Daerah tempat tinggalku, subtema
1, pembelajaran ke 4 melalui penerapan model pembelajaran role playing. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan mengadopsi model Stringer dengan
pelaksanaan tahap look (melihat), think (berpikir) dan act (bertindak). Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 4 Peusangan sebanyak 33 siswa yang terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan melalui
penilaian autentik dengan menilai sikap (observasi), pengetahuan (tes), dan
keterampilan (penilaian kinerja). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif komparatif yaitu membandingkan kondisi awal sebelum tindakan dengan
hasil setelah tindakan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar dalam
ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam ranah pengetahuan hasil belajar
meningkat dari persentase ketuntasan 48% dengan rata-rata kelas 67, menjadi 93%
dengan rata-rata kelas 85. Dalam ranah sikap rata-rata siswa mampu mencapai predikat
B (Baik) dari predikat C (Cukup). Dalam ranah keterampilan hasil belajar meningkat
dari rata-rata 62 menjadi 75. Sehingga dapat disimpulkan penerapan model
pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran tematik
kerena mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam tiga ranah yaitu pengetahuan,
sikap dan keterampilan.

Kata Kunci: Role Playing, Hasil Belajar, Pembelajaran Tematik

integratif dan memiliki tujuan untuk


PENDAHULUAN mempersiapkan manusia Indonesia agar
Mulai tahun pelajaran 2013/2014 memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
Pemerintah telah memberlakukan kuri- dan warga negara yang beriman, produktif,
kulum baru yang disebut Kurikulum 2013 kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
bagi sekolah yang ditunjuk menjadi sekolah berkonstribusi pada kehidupan bermasya-
sasaran (Direktorat Pembinaan Sekolah rakat, berbangsa bernegara, dan peradaban
Dasar, 2016). Kurikulum 2013 merupakan dunia (Slameto, 2015:4). Adapun pada tahun
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis pelajaran 2022/2023 melalui SK Direktur
Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah
Satuan Pendidikan (KTSP) yang Nomor.253/Kep.D/KR/2017 pemerintah
melakukan penyederhanaan tematik- menetapkan sejumlah 25%, sekolah harus
menerapkan Kurikulum 2013, berlanjut pada
1
tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 60%, peran ulang, diskusi dan evaluasi kedua serta
hingga pada tahun pelajaran 2019/ 2020 berbagi pengalaman. Sehingga, penga- laman
mencapai 100%. Pemberlakukan belajar yang seharusnya didapatkan siswa
Kurikulum 2013 untuk SD/MI secara melalui kegiatan tersebut belum dimiliki oleh
nasional mulai membawa berbagai konse- siswa. Guna memperbaiki model
kuensi. Konsekuensi utama pemberlakuan pembelajaran yang sudah diterapkan oleh
kurikulum 2013 tersebut diantaranya pada guru kelas IV di SD N 4 Peusangan yaitu
cara mensinergikan pendekatan, model dan pada pembelajaran dengan model role
standar proses pembelajaran, serta cara playing, peneliti mencoba memberikan
menyusun dan melakukan penilaian. Hal ini penerapan model role playing dalam proses
dikarenakan ruh implementasi kurikulum pembelajaran sesuai dengan sintak yang tepat
2013 adalah pembelajaran yang dirancang yang pada akhirnya diharapkan mampu
dengan seksama, berdasarkan pengorgani- meningkatkan hasil belajar siswa.
sasian materi yang dilakukan dengan
TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan model tematik integratif,
disinergikan dengan model-model Model Pembelajaran Role playing
pembelajaran inovatif, dan dilakukan Menurut Mawardi (2018:29) model
penilaian dengan model penilaian autentik pembelajaran merupakan kerangka konsep-
(Mawardi, 2014:107-108). tual untuk merancang dan melaksanakan
SD N 4 Peusangan merupakan salah pembelajaran, mengorganisasikan pengala-
satu sekolah dasar di Kecamatan man belajar untuk mencapai tujuan, dan
Peusangan, Kabupaten Bireuen yang telah sebagai pedoman dalam proses pembela-
menerapkan kurikulum 2013 pada kelas I jaran karena berisi sintaks pembelajaran
dan IV mulai tahun pelajaran 2022/2023. yang sistematis. Pengertian model pembe-
Berdasarkan observasi terkait hasil belajar lajaran sebagai kerangka konseptual dalam
siswa kelas IV, dalam ranah pengetahuan pembelajaran sepemikiran dengan
diperoleh data bahwa 16 dari 33 siswa pengertian model pembelajaran menurut
belum mencapai KKM yang ditentukan Kunandar (2014:65) yang menguraikan
yaitu 70, dengan rata-rata nilai kelas 67. bahwa model pembelajaran merupakan
Adapun dalam ranah sikap rata-rata siswa kerangka konseptual atau pola yang
mendapat predikat C (Cukup). Dalam ranah digunakan sebagai pedoman dalam
keteram- pilan rata-rata siswa mendapatkan merencanakan dan mewujudkan suatu
nilai 62. Setelah menganalisis melalui proses pembelajaran di kelas yang
keterlibatan secara langsung dalam proses mengarahkan pendidik dalam mendesain
pembelajaran di kelas dan wawancara, pembelajaran untuk membelajarkan siswa
diperoleh data bahwa guru kelas IV SD N 4 sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Jadi
Peusangan sudah menerapkan berbagai dapat disimpulkan bahwa model
model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran merupakan kerangka
pembe- lajaran role playing. Namun, konseptual yang berisi langkah-langkah
penerapan model pembelajaran role playing (sintaks) kegiatan pembelajaran yang
yang diselenggarakan guru belum sesuai berperan sebagai pedoman dalam meng-
sintaks/ langkah-langkah yang sesuai dalam organisasikan pengalaman belajar untuk
model pembelajaran role playing. Dimana mencapai tujuan pembelajaran.
tidak terdapat langkah/sintaks untuk
menata panggung melaksanakan permainan
Jurnal Pendidikan Univerista Almuslim Program Studi PGSD 2023

Adapun guru yang efektif akan kan peran-peran tertentu kepada siswa dan
menerapkan model-model pembelajaran mendramatisasikan peran tersebut kedalam
untuk memecahkan masalah (Huda, sebuah pentas (Setiawati, 2011:231). Role
2015:76). Menurut Joyce (Huda, 2015:74) playing berfungsi untuk 1) mengeksplorasi
terdapat empat kelompok model pembela- perasaan siwa, 2) mentransfer dan
jaran yang didasarkan pada sifat, mewujudkan pandangan mengenai
karakteristik, dan pengaruhnya diantaranya perilaku, nilai, dan persepsi siswa, 3)
model-model memproses informasi, model- mengem-bangkan skill pemecahan masalah
model personal, model-model interaksi dan tingkah laku, 4) mengeksplorasi materi
sosial, dan model-model perubahan pembelajaran dengan cara yang berbeda
perilaku. Adapun model pembelajaran role (Sinanglingtyas, 2013:2). Menurut
playing merupakan salah satu model dalam Mawardi (2017: 33) terdapat empat aspek
kelompok model-model interaksi sosial. umum dalam struktur implementasi tiap-
Model pembelajaran role playing tiap model pembelajaran diantaranya
merupakan salah satu model pembelajaran sintak, sistem sosial, tugas/peran guru, dan
interaksi sosial yang menyediakan kesem- pengaruh model.
patan kepada siswa untuk melakukan a) Sintak
kegiatan-kegiatan belajar secara aktif Dalam penerapannya model
melalui personalisasi dengan cara memberi- pembelajaran role playing terdiri
dari beberapa sintaks (langkah-
langkah kegiatan) yang secara rinci
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Role playing

Langkah-Langkah/
Keterangan
Sintaks Pembelajaran
Pemanasan (Warming Up) Pada langkah ini guru mengenalkan siswa pada suatu
permasalahan dengan membacakan cerita atau
mengajukan pertanyaan pancingan yang membuat
siswa memikirkan masalah tersebut.
Memilih Pemain (Partisipan) Pada langkah ini siswa dan guru membahas karakter
pemain dan menentukan siapa yang akan memainkan
peran.
Menata Panggung Pada langkah ini guru mendiskusikan dengan siswa
dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan.
Menyiapkan Pengamat (Observer) Pada langkah ini siswa yang tidak memainkan peran
diminta sebagai pengamat permainan.
Memainkan Peran/Manggung Pada langkah ini siswa yang telah mendapat peran
memainkan perannya.
Diskusi dan Evaluasi Pada langkah ini guru membimbing siswa
mengevaluasi hasil permainan peran.
Memainkan Peran Ulang/Manggung Ulang Pada langkah ini jika masih ada siswa yang belum
mengerti atau masih banyak kesalahan, maka
permainan peran diulang.
Diskusi dan Evaluasi ke Dua Pada langkah ini mengevaluasi permainan siswa ke-
2.
Berbagi Pengalaman dan Kesimpulan - Pada langkah ini guru bersama siswa mengambil
kesimpulan dari permainan yang telah dilakukan.
- Guru memberikan penguatan dengan tujuan
siswa memahami nilai-nilai yang diharapkan
diperoleh siswa melalui bermain peran.
- Siswa dan guru menghubungkan situasi yang
diperankan dengan kehidupan di dunia nyata dan
masalah-masalah lain yang akan muncul.

b) Sistem sosial oleh guru. Setiap siswa memiliki


Sistem sosial mendeskripsi- peran dalam proses pembelajaran,
kan peran dan relasi antara guru sehingga setiap siswa aktif terlibat
dan siswa. Pada molel dalam proses pembelajaran.
pembelajaran role playing guru c) Tugas/Peran Guru
memiliki tanggung jawab untuk Tugas/peran guru mendesripsikan
memberikan penjelasan aturan bagaimana seseorang guru harus
permainan peran secara rinci, dan merespon apa yang dilakukan
membimbing siswa melalui siswa. Menurut Huda (2015: 118)
aktivitas dalam tiap tahap. Adapun terdapat lima peran penting guru
situasi kelas pada saat model dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran berlangsung yaitu role playing yaitu: 1) Guru
seperti pada saat menonton sebuah menerima pendapat dan saran
pertunjukan drama. Dimana siswa siswa, 2) Guru membimbing siswa
terbagi menjadi dua yatu siswa mengkaji suatu permasalahan
yang bertugas sebagai pemain tertentu, memperhitungkan dan
peran serta siswa yang bertugas mempertimbangkan alternatif yang
sebagai peng-amat dimana mereka muncul dari sudut pandang yang
mengamati permainan peran yang berbeda, 3) Memfasilitasi siswa
sedang dimankan. Adapun relasi dalam merefleksikan, menceritakan
yang diharapkan tumbuh antar kembali, dan merangkum sebuah
siswa yaitu saling menghargai dan konsep untuk dapat meningkatkan
tanggung jawab. Siswa yang kesadaran siswa mengenai
bertugas sebagai pemain peran pemikiran mereka sendiri, 4) Guru
memerankan peran dengan perlu menitik beratkan bahwa
tanggung jawab, siswa yang terdapat beberapa cara berbeda
bertugas sebagai pengamat meng- untuk memainkan peran yang
hargai siswa yang sedang bermain sama, 5) Guru menegaskan bahwa
peran dengan memperhatikan terdapat banyak cara alternatif
permainan peran dan dengan untuk memecahkan masalah.
tanggung jawab mencatat hal d) Sistem Dukungan
penenting berdasarkan permainan Mendeskripsikan kondisi-kondisi
peran yang ditampilan pada lembar mendukung yang seharusnya dicip-
kerja siswa yang telah ditugaskan takan guru pada model tertentu.
Jurnal Pendidikan Univerista Almuslim Program Studi PGSD 2023

Perangkat utama dalam model empati terhadap orang lain, 4)


pembelajaran role playing yaitu Memperoleh informasi mengenai
situasi permasalahan yang berperan masalah dan norma sosial sekitar.
dalam membentuk dan mengarah- Selanjutnya terdapat beberapa
kan peran. Situasi permasalahan penelitian terdahulu yang telah
dapat memfasilitasi penggambaran membuktikan bahwa model
peran atau perasaan masing-masing pembelajaran role playing mampu
karakter yang harus dipertunjukkan meningkatkan hasil belajar siswa
oleh masing-masing siswa. diantaranya, penelitian dengan judul
Referensi dalam menemukan “Penerapan Model Pembelajaran Role
situasi permasalahan dapat playing Pada Mata Pelajaran IPA
bersumber dari cerpen, novel atau untuk Meningkatkan Hasil Belajar
film. Diperlukan pula alat/media Siswa Kelas IV Semester I SD N
berupa kostum dan peralatan Wonokerto 1 Karangtengah Demak
lainnya yang mendukung siwa Tahun Ajaran 2011/2012” yang
dalam permainan peran. dilakukan oleh Djario dkk (2012)
e) Pengaruh dengan hasil peningkatan persentase
Mengarah pada efek-efek yang ketuntasan belajar dari 31,43 %, dengan
ditimbulkan oleh setiap model. rata-rata kelas 5,57 meningkat
Menurut Joyce (Mawardi, 2017:30) mencapai 77,14 % dengan nilai rata-
pengaruh atau yang disebut rata kelas mencapai 7,27. Terdapat
Instruction and natural effect pula penelitian dengan judul “Upaya
merupakan hasil belajar yang Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter
diperoleh secara langsung Peserta Didik Melalui Penerapan
berdasarkan rancangan tujuan Metode Role playing” oleh Kirorim
pembelajaran yang telah ditetapkan Baroroh dengan hasil penelitian
(dampak instruksional) dan menunjukkan terjadinya peningkatan
dampak hasil belajar yang nilai-nilai karakter yang dapat dilihat
mengiringi di luar tujuan yang dari indikator disiplin, kerja keras,
telah ditetapkan (dampak kreatif, dan kemampuan komunikasi.
pengiring). Adapun Huda Kenaikan terbesar terjadi pada nilai
(2015:120) menjelaskan tentang kreatif (19,6%), pada kemampuan
dampak pengiring yang diharapkan komunikasi terjadi peningkatan sebesar
dimunculkan dalam diri siswa 18,9%. Pada indikator disiplin terjadi
melalui pembelajaran model role kenaikan sebesar 10,9%. Indikator
playing diantaranya 1) Mampu kerja keras masih berada di urutan
menganalisis nilai dan perilaku paling bawah dalam peningkatan
masing-masing, 2) mengembang- masing-masing indikator karakter yang
kan strategi-strategi pemecahan menunjukkan kenaikan 7,4%. Adapun
masalah interpersonal ataupun kelebihan dalam penelitian tindakan
personal, 3) Meningkatkan rasa yang akan peneliti lakukan
dibandingkan dengan penelitian
terdahulu yaitu meningkatkan hasil selama dan setelah proses pembelajaran
belajar pada pembelajaran tematik dengan lingkup penilaian hasil belajar
yang mencakup tiga ranah yaitu mencakup ranah sikap, pengetahuan dan
pengetahuan, sikap dan keterampilan keterampilan.
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016). Menurut Mawardi (2014:117)
Hasil Belajar penilaian hasil belajar yang disarankan
dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian
Hasil belajar merupakan kemam-
autentik. Istilah autentik merupakan sinonim
puan-kemampuan yang dimiliki siswa
dari asli, nyata, reliabel, atau valid. Dalam
setelah menerima pengalaman belajar, dan
penilaian autentik digunakan alat ukur yang
merupakan kemampuan yang diperoleh
bermakna signifikan atas hasil belajar siswa
siswa setelah mengalami proses belajar
untuk ranah sikap, pengetahuan dan
(Sudjana, 2006:22). Menurut
keterampilan. Dalam Kemendikbud (2016:
Kemendikbud (2016: 14) terdapat
6-13) dijabarkan bahwa 1) Penilaian sikap
beberapa istilah yang berhubungan dengan
merupakan penilaian terhadap perilaku
hasil belajar diantaranya 1) Penilaian,
siswa meliputi penilaian sikap spiritual dan
merupakan proses mengumpulkan dan
sosial. Penilaian sikap menggunakan teknik
mengolah informasi guna mengukur
observasi melalui wawancara, catatan
pencapaian hasil belajar siswa, 2) Teknik
anekdot dan catatan kejadian tertentu
penilaian, merupakan cara yang digunakan
sebagai penilaian utama. Serta penilaian diri
pendidik untuk melakukan penilaian dan
serta penilaian antar teman sebagai teknik
menggunakan bebagai bentuk instrument
penilaian penunjang, 2) Penilaian
penilaian, 3) Instrumen penilaian, alat
pengetahuan merupakan penilaian terhadap
yang disusun dan digunakan untuk
pengetahuan siswa secara intelektual.
mengumpulkan dan mengolah informasi
Teknik penilaian pengetahuan melalui tes
untuk mengukur pencapaian hasil belajar
tertulis, lisan dan penugasan. Hasil penilaian
siswa, 4) Kriteria Ketuntasan Minimal
pengetahuan dilaporkandalam bentuk angka,
(KKM) merupakan kriteria ketuntasan
predikat dan deskripsi. Angka menggunakan
belajar yang ditentukan satuan pendidikan
retang nilai 0-100. Predikat disajikan dalam
dengan mengacu pada standar kompetensi
bentuk A, B, C, D dengan rentang predikat
lulusan, serta mempertimbangkan
ditentukan oleh satuan pendidikan
karakteristik siswa, karakteristik mata
berdasarkan pertimbangan KKM, 3)
pelajaran dan kondisi satuan pendidikan.
Penilaian keterampilan merupakan kegiatan
Adapun dalam Permendikbud No. 23
untuk mengukur kemampuan siswa dalam
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
menerapkan pengetahuan dalam
Pendidikan dijabarkan bahwa penilaian
melaksanakan tugas tertentu. Teknik
hasil belajar merupakan proses pengum-
penilaian keterampilan menggunakan
pulan informasi/data tentang capaian
dengan teknik penilaian kinerja, proyek, dan
pembelajaran siswa dalam kompetensi
portofolio. Penilaian keterampilan
ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
menggunakan angka, predikat dan
yang dilakukan secara terencana dan
deskripsi. Adapun rentang angka 0-100.
sistematis selama dan setelah proses
pembelajaran. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan capaian
kompetensi siswa yang dapat diukur
Jurnal Pendidikan Univerista Almuslim Program Studi PGSD 2023

Pembelajaran Tematik METODE


Menurut Mawardi (2014:109) pem- Penelitian ini menggunakan jenis
belajaran tematik integratif merupakan Penelitian Tindakan dengan mengadopsi
pembelajaran yang menggunakan tema model Stringer yang membagi prosedur
sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran penelitian menjadi tiga tahap yaitu look
dengan memadukan beberapa mata pela- (melihat), think (berpikir), dan act
jaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. (bertindak) (Yaumi, 2014:41). Penelitian
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi ini dilaksanakan pada semester II tahun
untuk memberikan kemudahan bagi siswa ajaran 2022/2023 tepatnya pada bulan Juni
dalam memahami dan mendalami konsep 2023 di SD N 4 Peusangan Kecamatan
materi yang tergabung dalam tema serta Peusangan, Kabupaten Bireuen. Subjek
mampu menambah semangat belajar dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
karena materi yang dipelajari merupakan SD N 4 Peusangan sejumlah 33 siswa
materi yang kontekstual dan bermakna dengan 16 siswa laki- laki dan 17 siswa
bagi siswa. Adapun ciri-ciri pembelajaran perempuan. Terdapat dua variabel dalam
tematik terpadu: a) pemisahan antar penelitian ini yaitu model pembelajaran
muatan pelajaran tidak begitu jelas role playing sebagai variabel bebas dan
(menyatu dalam satu pemahaman dalam hasil belajar dalam pembelajaran tematik
kegiatan); b) berpusat pada siswa; c) tema 8 sebagai variabel terikat. Adapun
memberikan pengalaman langsung pada pengumpulan data pada penelitian ini
siswa; d) Menyajikan konsep dari berbagai menggunakan 1) Pedoman wawancara dan
pelajaran dalam satu proses pembelajaran; lembar observasi, guna mengetahui
e) bersifat luwes dengan adanya kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru
keterpaduan berbagai muatan pelajaran; f) selama proses pembelajaran, 2) Tes, guna
hasil pembelajaran dapat berkembang mengukur hasil belajar siswa (pengeta-
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak huan), 3) Rubrik penilaian (sikap dan
melalui penilaian proses dan hasil keterampilan). Dalam penelitian ini
belajarnya. Jadi pembelajaran tematik menggunakan teknik analisis data secara
terpadu merupakan pembelajaran deskriptif komparatif yaitu dengan
bermakna yang terdiri dari beberapa mata membandingkan kondisi awal sebelum
pelajaran yang diikat oleh suatu tema tindakan dengan hasil belajar setelah
tertentu. Siswa akan mempelajari beberapa pemberian tindakan.
muatan mata pelajaran dalam setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran. Dalam satu kali tatap muka
atau satu pembelajaran, siswa akan belajar Hasil Penelitian
materi berdasarkan tema yang dibagi Berdasarkan observasi di SD N 4
dalam beberapa subtema dimana setiap Peusangan, terkait dengan hasil belajar
subtema dialokasikan dalam waktu satu siswa kelas IV pada tema 8. Daerah
minggu, yaitu pembelajaran satu hingga Tempat Tinggalku, subtema 1, Lingkungan
pembelajaran enam. Jadi satu pembe-
lajaran dialokasikan dalam waktu satu hari.
Tempat Tinggalku, pembelajaran 1 dalam siswa dan melakukan “Tepuk Semangat”
ranah pengetahuan diperoleh data bahwa bersama. Guru membangun apresiasi
16 dari 33 siswa belum mencapai KKM dengan menampilkan foto presiden dan
yang ditentukan yaitu 70. Dengan nilai wakil presiden apakah ada perbedaan dari
rata-rata kelas yaitu 67, dengan nilai segi fisiknya, kemudian guru meminta
tertinggi 80 dan nilai terrendah 45. Adapun siswa untuk mengamati teman sebangku,
hasil belajar ranah sikap mencapai predikat siswa menemukan perbedaan dari teman-
C (Cukup) dan ranah keterampilan temannya, guru memberikan penegasan
mencapai rata-rata 62. bahwa walupun terdapat keberagaman ciri
Setelah menganalisis melalui keter- fisik siswa harus dapat menghargai satu
libatan secara langsung dalam proses dengan yang lainya. Guru menjelaskan
pembelajaran di kelas dan wawancara tema, subtema dan pembelajaran serta
diperoleh hasil bahwa guru sudah tujuan pembelajaran yang akan dilaksana-
menerapkan berbagai model pembelajaran, kan.
salah satunya model pembelajaran role Kegiatan inti dimulai dengan
playing. Namun, penerapan model pembe- sintaks ke- I Pemanasan (Warming Up)
lajaran role playing, yang dilakukan guru yaitu guru mengajukan pertanyaan
belum sesuai sintaks/langkah-langkah pancingan seperti “Apakah keberagaman
yang sesuai dalam model role playing. individu hanya terlihat dari ciri fisiknya?”,
Dimana tidak terdapat langkah/sintaks Guru menjelaskan bahwa untuk menge-
untuk menata panggung, melaksanakan tahui keberagaman karakteristik individu,
permainan peran ulang, diskusi dan siswa akan bermain peran. Kemudian
evaluasi kedua serta berbagi pengalaman. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Sehingga pengalaman belajar yang tentang kegiatan bermain peran tentang
seharusnya didapatkan siswa melalui kisah 5 Bersaudara dan siswa bersama-
kegiatan tersebut belum dimiliki oleh sama membaca dialog kisah 5 Bersaudara
siswa. yang diberikan oleh guru. Sintaks ke-II
Selanjutnya dilakukan tahap bertin- Memilih Pemain (Partisipan) yaitu guru
dak (act), dimulai dengan mempersiapkan menentukan siswa yang akan memainkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peran 5 Bersaudara melalui undian dan
tema 8. Daerah Tempat Tinggalku, Siswa bertanya jawab dengan guru terkait
subtema 1, Lingkungan Tempat Tinggalku, hal-hal yang belum dimengerti tentang
pembe-lajaran 4 yang berisi muatan mata peran yang akan dimainkan. Sintaks ke-III
pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Menata Panggung yaitu guru mendis-
IPS. Selanjutnya dilaksanakan tahap kusikan dengan siswa dimana dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bagaimana peran itu akan dimainkan dan
pada hari Jumat, 1 April 2017 pukul 07.45 siswa dan guru mempersiapkan apa saja
-11.00 WIB. Adapun pelaksanaan kebutuhan yang diperlukan. Sintaks ke-IV
pembelajaran yaitu yaitu guru mengawali Menyiapkan Pengamat (Observer) yaitu
dengan memberikan salam dan menyapa guru menjelaskan mengenai siswa yang
siswa, siswa berdoa dipimpin oleh ketua tidak ikut berperan, bertugas sebagai
kelas. Kemudian guru mengecek kehadiran pengamat dan mengisi LKS serta menata
panggung kemudian guru membimbing Jawa Tengah. Kemudian siswa mengamati
siswa dalam berlatih selama 10 menit. peta Pulau Jawa Tengah dan melingkari
Sintaks ke-V Memainkan Peran Kabupaten Bireuen, siswa membaca narasi
(Manggung) yaitu siswa mulai bermain mengenai kegiatan ekonomi dan macam-
peran 5 bersaudara kemudian siswa macamnya. Sintaks ke-II Memilih Pemain
sebagai pengamatan menulis tokoh dan (Partisipan) yaitu guru membagi siswa
sifat-sifatnya. Sintaks ke-VI Diskusi dan kedalam 3 kelompok secara heterogen
Evaluasi yaitu guru dan siswa mendiskusi- kemudian siswa mengambil undian untuk
kan permainan peran tadi dan melakukan menentukan kelompok produksi, distribusi
evaluasi terhadap peran-peran yang dilaku- dan konsumsi. Guru menjelaskan bahwa
kan. Sintaks ke-VII Memainkan Peran setiap kelompok akan memainkan peran
Ulang (Manggung Ulang) yaitu siswa sesuai dengan undian yang didapat dan
yang bertugas sebagai pemain peran siswa bertanya jawab dengan guru terkait
memerankan ulang adegan yang belum hal-hal yang belum dimengerti tentang
dipahami oleh pengamat mengenai cerita 5 peran yang akan dimainkan. Sintaks ke-III
bersaudara. Sintaks ke-VIII Diskusi dan Menata Panggung yaitu guru berdiskusi
Evaluasi Kedua yaitu siswa mendiskusikan dengan siswa bahwa bermain peran
tentang tokoh dalam kisah 5 Bersaudara dimainkan di depan kelas dan secara
untuk menemukan contoh keberagaman bergantian dimulai dari produksi, distribusi
karak-teristik individu berdasarkan sifat. dan konsumsi kemudian siswa dan guru
Sintaks ke-IX Berbagi Pengalaman dan mempersiapkan kebutuhan yang
Kesimpulan yaitu siswa sebagai pengamat diperlukan serta guru membimbing menata
mempresentasikan secara lisan mengenai panggung dan berlatih bermain peran
tokoh dan sifat yang telah diperankan selama 15 menit. Sintaks ke-IV
didepan kelas secara lisan, siswa diajak Menyiapkan Pengamat (Observer) yaitu
untuk berbagi pengalaman sebagai pemain guru menjelaskan bahwa siswa yang tidak
peran dalam kisah 5 Bersaudara. Kemudian sedang bermain peran bertugas sebagai
guru menjelaskan bahwa terdapat tokoh pengamat kemudian guru memberikan
mbok yem yang menghasilkan jasa, guru Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap
mengarahkan siswa mempelajarai kegiatan pengamat agar dapat terlibat secara aktif
ekonomi seperti kegiatan produksi, dalam permainan peran tersebut. Sintaks
konsumsi dan distribusi yang ada di ke V Memainkan Peran (Manggung) yaitu
Bireuen. siswa bermain peran tentang kegiatan
Kegiatan inti selanjutnya yaitu produksi, distribusi dan konsumsi, siswa
sintaks ke-I Pemanasan (Warming Up) yang tidak bermain peran bertugas sebagai
yaitu guru menstimulus ide gagasan dan pengamat mencatat hal-hal penting di
motivasi siswa dengan mengajukan perta- Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian guru
nyaan “Di mana kamu tinggal?, Di pulau memberikan arahan jika cerita mulai
manakah kota tempat tinggalmu berada?”, bergeser jauh. Sintaks ke-VI Diskusi dan
guru mengajak siswa bertanya jawab Evaluasi yaitu guru bersama siswa
mengenai nama pulau di wilayah negara mendiskusikan permainan peran tadi dan
Indonesia menggunakan peta Provinsi melakukan evaluasi terhadap peran-peran
Peningkatan Hasil Belajar Siswa SD pada Pembelajaran Tematik… (Suci Humaira)

yang dilakukan. Sintaks ke-VII Memain- kegiatannya yaitu produksi, distribusi dan
kan Peran Ulang (Manggung Ulang) yaitu konsumsi. Kemudian Siswa mengerjakan
siswa yang bertugas sebagai pemain peran evaluasi berupa tes tertulis (pilihan ganda)
memerankan ulang kegiatan produksi, dan megumpulkan pekerja-annya.
distribusi atau konsumsi pada bagian yang Guru mengakhiri pembelajaran
belum dipahami siswa lain sebagai dengan siswa mengumpulkan Lembar
pengamat. Sintaks ke-VIII Diskusi dan Kerja Siswa ke depan kelas kemudian
Evaluasi Kedua yaitu Siswa siswa beserta guru melakukan refleksi dan
mendiskusikan tentang kegiatan produksi, menyimpulkan materi pembelajaran. Guru
distribusi dan konsumsi dengan guru memberikan bintang kepada kelompok
bertanya kepada pengamat bagaimana terkompak saat proses pembelajaran serta
kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi guru memberikan pesan moral. Kemudian
yang sudah ditampilkan dalam kegiatan ketua kelas menutup dengan doa dan salam
bermain peran. Sintaks ke-IX Berbagi penutup. Setelah melakukan pengukuran
Pengalaman dan Kesimpulan yaitu siswa terhadap tes tertulis yang dikerjakan siswa
diajak untuk berbagi pengalaman sebagai diperoleh hasil yaitu persentase ketuntasan
pemain dalam kegiatan produksi, distribusi mencapai 93% (terdapat 2 siswa yang
dan konsumsi, guru memberikan belum mencapai KKM), nilai rata-rata
penegasan dengan menjelaskan tentang kelas 85 dengan nilai tertinggi 100 dan
kegiatan ekonomi dan macam-macam nilai terendah 65.

Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa (Ranah Pengetahuan) Sebelum dengan Setelah Tindakan
Keterangan Sebelum Tindakan Setelah Tindakan
Tuntas 17 31
Tidak Tuntas 16 2
Nilai Terendah 45 65
Nilai Tertinggi 80 100
Rata-Rata Kelas 67 85
Persentase Ketuntasan 48% 93%
(Sumber: Data Primer Nilai Siswa)

Selanjutnya melalui uji one sample pengetahuan dengan menggunakan SPSS


T test terhadap hasil belajar dalam ranah 20 didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji One Sample T Test


One-Sample Test
Test Value = 0
T Df Sig. (2- Mean 95% Confidence Interval of
tailed) Difference the Difference
Lower Upper
2 46.768 65 .000 75.833 72.60 79.07
Bagan 1. Perbandingan Ha sil Belajar
Ranah Sikap
Bekerja Sama Percaya diri Tanggung Jawab
4 4
3 3 3
2

Sebelum Setelah
Tindakan Tindakan

Bagan 2. Perbandingan Hasil Belajar


Ranah Keterampilan
3 3 3333 Ketepatan
2 2 Skenario
Ketepatan
Berekspresi

Sebelum Setelah
Tindakan Tindakan

Selanjutnya berdasarkan observasi Terkait penilaian keterampilan


pelaksanaan pembelajaran setelah dilaksa- secara klasikal siswa mencapai skor 3
nakan tindakan, melalui rubrik penilaian dengan rata-rata 75. Adapun penilaian
terkait penilaian sikap siswa, diperoleh dilakukan dengan mengunakan rumus:
hasil bahwa rata-rata siswa mendapat
predikat B (Baik) dengan rentang skor 3 Penilaian= total skor siswa x 100
pada sikap bekerja sama, percaya diri, dan total skor maksimal
tanggung jawab. Capaian hasil belajar pada Perbandingan hasil belajar dalam
ranah sikap diantaranya 1) Siswa mampu ranah keterampilan digambarkan dalam
bekerjasama dalam kelompok dalam bagan 2.
kegiatan bermain peran, 2) Siswa dengan
percaya diri dalam menampilkan karakter Capaian keterampilan yang mampu
tokoh yang diperankan, 3) Siswa ditampilkan siswa yaitu: 1) ketepatan dalam
menghafalkan teks dialog dengan baik menyampaikan skenario, 2) Ketepatan
sebagai indikator siswa bertanggungjawab dalam menampilkan eksspresi sesuai
terhadap tugas yang diberikan guru. keadaan pada skenario, 3) Kejelasan dalam
Adapun perbandingan hasil belajar sebelum pengucapan kata, 4) Keterampilan dalam
dengan setelah tindakan dalam ranah sikap menggunakan tinggi rendah nada sesuai
ditampilkan dalam bagan 1. pesan dalam skenario.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa SD pada Pembelajaran Tematik… (Suci Humaira)

PEMBAHASAN rapan model pembelajaran role playing


yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
Penerapan pembelajaran dengan
sintaks dalam model pembelajaran role
model role playing yang telah dilakukan
playing yang diyatakan oleh Huda (2015:
pada tahap tindakan diantaranya guru
115) yaitu pemanasan, memilih peran,
mengajukan pertanyaan pancingan tentang
menata panggung, menyiapkan pengamat,
keberagaman individu (sintaks pertama
memainkan peran, diskusi dan evaluasi,
pemanasan/ warming up). Selanjutnya
memainkan peran ulang, diskusi dan
guru menentukan siswa yang akan
evaluasi kedua, serta berbagi pengalaman
memainkan peran dan bertanya jawab
dan kesimpulan.
terkait hal-hal yang belum dimengerti
Penerapan model pembelajaran role
tentang peran yang akan dimainkan (sintaks
playing mampu meningkatkan hasil belajar
kedua memilih pemain/partisipan).
siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV
Dilanjutkan guru dan siswa mendiskusikan
di SD N 4 Peusangan. Hal ini terlihat dari
dimana dan bagaimana peran itu akan
perbandingan hasil belajar pada kegiatan
dimainkan (sintaks ketiga menata
sebelum tindakan dengan setelah
panggung). Selanjutnya guru menugaskan
dilaksanakannya tindakan. Dalam ranah
siswa yang tidak ikut berperan, bertugas
pengetahuan persentase ketuntasan mening-
sebagai pengamat (sintaks keempat
kat menjadi 93% dengan nilai rata-rata
menyiapkan pengamat/ observer). Siswa
kelas 85. Penerapan model pembelajaran
mulai bermain peran (sintaks kelima
role playing mampu meningkatkan hasil
memainkan peran/ manggung). Guru dan
belajar siswa diperkuat dengan data
siswa mendiskusikan permainan peran tadi
berdasarkan uji one sample T test. Dimana
dan melakukan evaluasi terhadap peran-
berdasarkan perbandingan pada nilai
peran yang dilakukan (sintaks keenam
probabilitas jika nilai sig (2-tailed) > 0,05
diskusi dan evaluasi). Siswa yang bertugas
maka Ho diterima, namun jika nilai sig (2-
sebagai pemain peran memerankan ulang
tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan diterima
adegan yang belum dipahami oleh
Ha. Adapun berdasarkan tabel hasil uji one
pengamat (sintaks ketujuh memainkan
peran ulang/manggung ulang). Selanjutnya sample T test tercantum bahwa nilai sig (2-
tailed) yaitu ,00. Karena nilai probabilitas
siswa mendiskusikan tentang tokoh dalam
yaitu ,00 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi
kisah 5 Bersaudara untuk menemukan
secara statistik dapat disimpulkan bahwa
contoh keberagaman karakteristik individu
terjadi perbedaan hasil belajar siswa dalam
berdasarkan sifat (sintaks kedelapan diskusi
ranah pengetahuan dengan model
dan evaluasi kedua). Pada akhir kegiatan
pembelajaran role playing setelah
siswa sebagai pengamat mempresentasikan
dilaksanakan tindakan dibanding dengan
secara lisan mengenai tokoh dan sifat yang
dengan rata-rata hasil belajar siswa sebelum
telah diperankan didepan kelas secara lisan,
dilaksanakan tindakan. Indikator terjadinya
siswa diajak untuk berbagi pengalaman
peningkatan hasil belajar dengan model
sebagai pemain peran dalam kisah 5
role playing didukung pula dengan hasil
Bersaudara (sintaks kesembilan berbagi
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
pengalaman dan kesimpulan). Jadi pene-
Djario, Mudzanatun, dan Enny Budi
Wijaya (2012) dengan judul “Penerapan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi
Model Pembelajaran Role playing Pada siswa, 3) mengembangkan skill pemecahan
Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan masalah dan tingkah laku, 4)
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester I mengeksplorasi materi pembelajaran
SD N Wonokerto 1 Karangtengah Demak dengan cara yang berbeda.
Tahun Ajaran 2011/2012”. Peningkatan Peningkatan hasil belajar melalui
hasil belajar ditunjukkan pula pada rahan penerapan model pembelajaran role
sikap dan keterampilan. Dimana capaian playing, membawa implikasi pada penting-
sikap siswa meningkat pada kategori baik nya penerapan model pembelajaran sesuai
dan capaian ranah keterampilan meningkat dengan sintaks dalam pelaksanaan
dari 62 menjadi 75. Peningkatan sikap pembelajaran tematik. Pentingnya pene-
sejalan dengan hasil penelitian yang rapan model pembelajaran dalam mem-
dilakukan oleh Kirorim Baroroh dengan pengaruhi hasil belajar pada penilaian
judul “Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai autentik sejalan dengan pendapat Mawardi
Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan (2014:107-108) yang menyatakan bahwa
Metode Role playing”. ruh implementasi kurikulum 2013 adalah
Jadi penerapan pembelajaran pembelajaran yang dirancang dengan
dengan model role playing yang dilakukan seksama, berdasarkan pengorganisasian
sesuai sintaks memberi ruang untuk materi dilakukan dengan menggunakan
keterpaduan capaian kompetensi. Kompe- model tematik integratif, disinergikan
tensi dalam ranah pengetahuan siswa dengan model-model pembelajaran
mampu memperoleh ruang untuk belajar inovatif, dan dilakukan penilaian dengan
dari pengalaman secara langsung, dalam model penilaian autentik.
rahah sikap siswa mampu bekerjasama, Adapun penentuan penerapan model
menumbuhkan rasa percaya diri, dan pembelajaran role playing sesuai sintaks
bertanggung jawab, kemudian dalam ranah dan hasil belajar sebagai variabel dalam
keterampilan siswa mampu mengembang- penelitan tindakan yang dilaksanakan,
kan keterampilan dalam ketepatan sesuai dengan pernyataan Mawardi
menyampaikan dan menampilkan ekspresi (2014:120) dimana variabel penelitian
sesuai keadaan, kejelasan dalam tindakan yang diamati dan diukur minimal
pengucapan kata, serta keterampilan dalam memuat dua variabel, yaitu proses
menggunakan tinggi rendah nada sesuai pembelajaran sesuai dengan sintaks model
pesan. Keterpaduan capaian kompetensi yang dipilih dan variabel dampak (hasil
siswa dilatarbelakangi oleh pengalaman belajar).
belajar yang dapat dieksplorasi dengan cara Selain itu model pembelajaran role
yang berbeda, dengan mengajarkan sikap playing dapat menumbuhkan antusias siswa
dan melatih keterampilan bersesuaian dalam belajar. Hal ini terlihat dari besarnya
dengan pernyataan Sinanglingtyas (2013:2) peran dan antusias peserta didik dalam
yang menyatakan bahwa model mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
pembelajaran role playing berfungsi untuk model role playing seperti memiliki
1) mengeksplorasi perasaan siwa, 2) kemauan untuk menghafalkan teks dialog,
mentransfer dan mewujudkan pandangan membawa alat peraga dalam bermain peran,
Peningkatan Hasil Belajar Siswa SD pada Pembelajaran Tematik… (Suci Humaira)

dan bekerja sama dalam memainkan peran. penerapan model pembelajaran role playing
Hal ini bersesuaian dengan pendapat sesuai dengan sintaks/langkah kegiatan
Setiawati (2011:231) yang menyatakan role dapat meningkatkan hasil belajar siswa
playing sebagai suatu model pembelajaran pada pembelajaran tematik. Hal ini
interaksi sosial yang menyediakan dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar
kesempatan kepada siswa untuk melakukan pada ranah pengetahuan dari persentase
kegiatan-kegiatan belajar secara aktif ketuntasan 48% dengan rata-rata kelas 67
melalui personalisasi dengan cara menjadi 93% dengan rata-rata kelas 85.
memberikan peran-peran tertentu kepada Dalam ranah sikap rata-rata siswa mampu
siswa. mencapai predikat B (Baik) dari predikat C
Akhirnya dengan melakukan per- (Cukup). Dalam ranah keterampilan hasil
bandingan hasil sebelum dan setelah belajar meningkat dari rata-rata 62 menjadi
dilaksanakannya tindakan, serta mengana- 75. Terjadinya peningkatan hasil belajar
lisis dengan tinjauan pustakan/penelitian dalam tiga ranah penilaian pada kurikulum
yang relevan diperoleh bahwa kekuatan 2013 yaitu pengetahuan, sikap dan
dalam penelitian ini yaitu terbukti mampu keterampilan sehingga penelitian ini
meningkatkan hasil belajar siswa pada dianggap berhasil. Berdasarkan hasil
pembelajaran tematik yang mencakup tiga penelitian terdapat beberapa saran
ranah yaitu pengetahuan, sikap dan diantaranya, bagi guru penerapan role
keterampilan. Adapun kelemahan dalam playing sesuai dengan sintaks/langkah
penelitian ini yaitu perlunya pengaturan kegiatan terbukti mampu meningkatkan
kelas yang baik, membutuhkan persiapan hasil belajar siswa dalam tiga ranah, untuk
perencanaan dan waktu yang matang dari itu pelaksanaan proses pembelajaran sesuai
guru. Sedangkan peluang yang muncul dari dengan sintaks dalam model pembelajaran
hasil penelitian ini yaitu model yang digunakan perlu dijadikan acuan.
pembelajaran role playing dapat diterapkan Adapun bagi kepala sekolah pembelajaran
pada tingkatan kelas lain tidak hanya kelas dengan model role playing ddigunakan
IV dengan menyesuaikan KD atau sebagai bahan masukan dalam pembinaan
pengalaman belajar yang sesuai dengan kepada guru dalam pembelajaran tematik
sintaks dalam model pembelajaran role kurikulum 2013.
playing. Ancaman dari pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini yaitu siswa yang memiliki
rasa kurang percaya diri memiliki kendala Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian
dalam menampilkan permainan peran. Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Namun kendala ini dapat diatasi dengan Akasara.
dukungan dan pengarahan dari guru secara Baroroh, Kiromim. 2011. Upaya
personal, serta adanya dukungan dari Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter
teman-teman satu kelompok. Peserta Didik Melalui Penerapan
Metode Role playing. Jurnal
SIMPULAN Ekonomi & Pendidikan, 8 (2):149-
Berdasarkan hasil penelitian dan 163.
pembahasan, dapat di simpulkan bahwa
Djario, dkk. 2012. Penerapan Model Sinanglingtyas, Rahayu. 2013. Penerapan
Pembelajaran Role playing Pada Metode Role playing untuk
Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Belajar Siswa Kelas V dalam
Kelas IV Semester I SD N Pembelajaran PKn Pokok Bahasan
Wonokerto 1 Karangtengah Demak Bentuk-Bentuk Keputusan Bersama
Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal di SDN Tukum 01 Lumajang.
Pendidikan PGRI Semarang, 2 (1): Jurnal Pendidikan UNEJ, 1 (1): 1-5.
12-22. Slameto. 2015. Rasional dan Elemen
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 2016. Perubahan Kurikulum 2013.
Panduan Teknis Pembelajaran dan Scholaria, 5 (1): 1-9.
Penilaian di Sekolah Dasar. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil
Jakarta: Kementerian Pendidikan Proses Belajar Mengajar. Bandung:
dan Kebudayaan. Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Surat Keputusan Direktur Jendral
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pendidikan Dasar dan Menengah
Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Nomor.253/Kep.D/KR/2017
Pengajaran dan Pembelajaran. Tentang Penetapan Satuan
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun
Kemendikbud. 2016. Panduan Penilaian 2017.
untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Yaumi, Muhammad. Muljono Damopoli.
Kementerian Pendidikan dan 2014 Action Research Teori, Model,
Kebudayaan. dan Aplikasi. Jakarta: Kencana
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mawardi. 2014. Pemberlakuan Kurikulum
SD/MI Tahun 2013 dan
Implikasinya Terhadap Upaya
Memperbaiki Proses Pembelajaran
Melalui PTK. Scholaria 4 (3):107-
120.
Mawardi. 2017. Merancang Model dan
Media Pembelajaran. Scholaria 8
(1): 26-40.
Praturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
Setiawati, Linda. 2011. Implementasi Role
playing dalam Meningkatkan Hasil
Belajar. Jurnal Ilmu Pendidikan
Pedagogia hal 318-332.

Anda mungkin juga menyukai