Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Pemriksaan Urin Dengan Metode Pembuatan Sedimen Urin

Disusun Oleh:

Nana: Syava Hemas Kasitho

NIM: P07134221040

Kelas: ST TLM Semester II Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN TEKNOLOGII LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

2022
I. Hari, Tanggal : Selasa, 20 September 2022
II. Praktikum Ke : 10 (Sepuluh)
III. Jenis Pemeriksaan : Sedimentasi urin
IV. Metode : Sedimentasi
V. Dasar Teori :
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.
Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat penting
karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi
urine (Wahyundari, 2016). Sehingga komposisi urine dapat mencerminkan
kemampuan ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang
penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh.
Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah
35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2004).
Urinalisis adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia
dan mikroskopik (Hardjoeno, dan Fitriyani, 2007). Urinalisis tidak hanya
menggambarkan gangguan keadaan intrinsik ginjal, tetapi juga memberi
11 bukti yang penting tidak hanya pada kondisi kerusakan primer dari
ginjal dan taktus urinearius. Perubahan pada urine mungkin menjadi
pertanda yang pertama kali muncul pada penyakit vaskuler yang serius
(Bishop dkk, 1996). Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang
sering dikerjakan pada praktik dokter sehari-hari, apalagi kasus urologi.
Pemeriksaan mikroskopis dari sedimen urine adalah bagian yang
paling standar dan paling memakan waktu dari urinalisis rutin.
Pemeriksaan mikroskopis membutuhkan banyak penanganan dalam
mempersiapkan sampel dan melakukan analisis sedimen. Nilai dari
pemeriksaan mikroskopis tergantung pada dua faktor utama, yaitu
pemeriksaan spesimen yang sesuai, dan pengetahuan dari orang yang
melakukan pemeriksaan (Strasinger dan Lorenzo, 2008).
VI. Alat & Bahan
VI.1 Urin
VI.2 Tabung reaksi
VI.3 Sentrifugal
VI.4 Preparat
VI.5 Deglass
VI.6 Mikroskop
VI.7 Pewarna (jika perlu)
VII. Cara Kerja
VII.1 Menyiapkan alat dan bahan
VII.2 Memasukkan urin kedalam tabng reaksi
VII.3 Memasukkan urinn kedalam sentrifugal dan di
tunggu selama beberapa menit.
VII.4 Membuang urin dan menyisahkan dasar endapan
urin.
VII.5 Mengambil endapan urin dan meletakkanna di
preparat.
VII.6 Mengamati hasil endapan urin dengan mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai