DISKUSI KEMISAN, Kelompok Riset Penduduk dan Pengelolaan Sumberdaya Alam BRIN,
25 Januari 2024
PERUBAHAN PARADIGMA KEHUTANAN
Hutan: Manusia:
manfaat Pengurusan, kebutuhan
majemuk Pemanfaatan majemuk
→ kelestarian → kesejahteraan
1980 - 1992 1992 - 1999 1999 - 2005 2004 - 2007 2012 Skrg 2020
< 1980
Peta Register Peta TGHK Peta TGHK Peta Kawasan Peta Perubahan Peta Peta Kawasan
/ Peta 1 : 500.000 Hutan dan Kawasan Hutan Kawasan Hutan berbasis
Penunjukan Perairan 1 : dan Perairan Hutan CSRT 1:50.000
Parsial 250.000 1:250.000 terupdate NOW
1:250.000
UU No. 25/2004
Sistem Perencanaan
UU No. 41/1999
Jo UU No.
Pembangunan Nasional
UU No. 32/2004
SEJARAH PENGELOLAAN HUTAN
19/2004
Kehutanan Pemerintahan Permendagri
Daerah PP No. 23/2021
PP No. 21/1970 Perpres No. Perpres No. 12/2017
Penyelenggaraan
Jo PP No. 18/1975 UU No. 22/1999 PP No. 5/2010 No. 2/2015 Klasifikasi
Kehutanan
HPH dan HPHH Pemerintahan 44/2004 RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019 Cabang Dinas
Daerah Perencanaan dan UPT
Kehutanan
200 2014
1967 1970 197 1999 2002 200
7
201 2015 2016 201 2020 2021
4 4 0 7
UU No. 17/2007
RPJPN I 2005-
2025
PP No. PP No.
UU No. 5/1967
UU No. 34/2002 PP No.6/2007 18/2016
Ketentuan-
5/1974 Tata Hutan dan TATA HUTAN DAN
UU No. Perangkat Perpres No.
Ketentuan Penyusunan PENYUSUNAN
Pokok-Pokok 23/2014 Daerah 18/2020
Pokok Rencana RENCANA
Kehutanan Pemerintahan Pengelolaan Hutan, PENGELOLAAN
Pemerintahan RPJMN 2020-2024
Pemanfaatan HUTAN,
di Daerah Hutan dan SERTA PEMANFAATAN Daerah
Penggunaan HUTAN
PP 62/1998 Kawasan Hutan PermenLHK
Penyerahan No. P.74/2016 UU No.
1. Kesatuan-Kesatuan
Pemangkuan Hutan
Sebagian Urusan PP No. Pedoman 11/2020
dan Kesatuan- Pemerintah di 41/2007 Nomenklatur
Bidang Kehutanan
Cipta Kerja
Kesatuan Organisasi LHK Daerah
Pengusahaan Hutan, Kepada daerah Perangkat
2. Pengurusan Hutan
Negara oleh Badan-
Daerah
Badan Pelaksana
1967- 1999 1999 2002 2007 2010 2014 2015 2016 2020
Era Sentralisasi Era otomi kebijakan Kebijakan KPH Perubahan Kebijakan KPH Penataan Perangkat Kebijakan KPH dlm
konsepsi dlm RPJMN 2Tata Kelola Pemda dlm RPJMN 3 Daerah & UPTD
pembangunan RPJMN 4
daerah KPH KPH Perhutanan Sosial Omnibuslaw
KONDISI EKSISTING KAWASAN HUTAN
Pertanian
Perkebunan Sawit
HPH
HTI
Jasa Air
Pertambangan
Gas Bumi
KAWASAN
HUTAN Geotermal
Transmigrasi
Masyarakat
Adat
Perambahan
MASYARAKAT - BUMN
PEMERINTAH - PEMERINT
Darusman, 2019
ZONASI DAN TIPOLOGI
MANDATORY PENATAAN HUTAN PRODUKSI
DAN HUTAN LINDUNG DI PULAU JAWA
SK MenLHK No
UU Nomor 11 Tahun 2020
SK.287/Menlhk/Setj
tentang Cipta Kerja en/Pla.2/4/2022
“KHDPK”
• PermenLHK SK MenLHK No
Nomor 7 tahun SK.73/Menlhk/Setjen/
2021 Kum.1/2/2021 SK MenLHK No
Pasal 112/113/125/300 dan 301, PP SK.1013/Menlhk/Se
• PermenLHK tjen/Pla.0/9/2022
Nomor 23 Tahun 2021 tentang KHDPK
Penyelenggaraan Kehutanan
Nomor 8 tahun “Perhutani”
(Mencabut PP 6 Tahun 2007) 2021
• PermenLHK Perhutani
SK MenLHK No
Nomor 9 tahun SK.474/Menlhk/
2021 Setjen/Pla.0/5/2022
KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KHDPK
KHDPK PERHUTANI
Diarahkan untuk memperkuat Penugasan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah yang mencakup:
Penyelenggaraan fungsi Pelayanan Publik 1. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
2. pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
Pemerintah, khususnya untuk kepentingan: 3. rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan
4. perlindungan hutan dan konservasi alam.
1. Perhutanan Sosial;
2. Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengelolaan Hutan diluar fungsi Penyelenggaraan Pelayanan
Publik:
Pengukuhan Kawasan Hutan; 1. Penunjukan Kawasan Hutan dan Penetapan
3. Penggunaan Kawasan Hutan; 2. Kawasan Hutan;
3. Pengukuhan Kawasan Hutan;
4. Rehabilitasi Hutan; 4. Penggunaan Kawasan Hutan;
5. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan danPerubahan
5. Perlindungan Hutan; atau Fungsi Kawasan Hutan;
6. pemberian Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan kepada
6. Pemanfaatan jasa lingkungan. pihak ketiga atas pengelolaan Hutan yang ada di wilayah
kerjanya; dan
7. kegiatan yang berkaitan dengan penyidik pegawai negeri
sipil Kehutanan.
KEBIJAKAN HUTSOS
Bab VI Pengelolaan Perhutanan Sosial
Bagian Ke-1 Umum 1. Perhutanan Sosial menjadi sebuah Kebijakan Utama sebagai
Bagian Ke-2 Hutan Desa strategi penyelesaian konflik dan peningkatan kesejahteraan
Bagian Ke-3 Hutan Kemasyarakatan
masyarakat.
Bagian Ke-4 Hutan Tanaman Rakyat
Bagian Ke-5 Hutan Adat 2. Peningkatan pemanfaatan hutan dalam Perhutanan Sosial
3. Penguatan Mekanisme dan Pengelolaan Hutan Adat
Bab VII Perlindungan Hutan
Bab VIII Pengawasan
Bab IX Sanksi Administratif Optimalisasi dan Efektifitas Perlindungan Hutan dan
Pengawasan
Bagian Ke-1 Penerapan Sanksi Administratif
Bagian Ke-2 Sanksi Administratif Perubahan 1. Pendekatan Sanksi Adminsitratif dalam pengelolan hutan
Peruntukan Kawasan Hutan
2. Penguatan Sistem pengawasan
Bagian Ke-3 Sanksi Administratif Penggunaan Kawasan
Hutan
Bagian Ke-4 Sanksi Administratif Pemanfaatan Hutan
Bagian Ke-5 Sanksi Administratif Pengolahan Hasil
Hutan
Bagian Ke-6 Sanksi Administratif Pengelolaan
Perhutanan Sosial
Bagian Ke-7 Sanksi Administratif Perlindungan Hutan Menjamin Transisi Pengaturan
Daya Dukung Data Tampung Air Areal Perhutani: Areal KHDPK: Peningkatan Daya
di Jawa 43,53% telah terlampaui 1. Optimalisasi 1. Perhutanan Sosial Dukung Data Tampung
Pengelolaan Hutan 2. Penataan Kawasan Hutan
Informasi Daya Dukung Daya Tampung Air Air
Nasional, KLHK 2019 yang Di Kelola dalam rangka Pengukuhan
Perhutani. Kawasan Hutan
2. Optimalisasi 3. Penggunaan Kawasan Pengurangan Konflik
Konflik Kawasan Hutan Pemanfaatan Hasil Hutan Kawasan Hutan
Kayu dan HHBK 4. Rehabilitasi Hutan
serta Jasling 5. Perlindungan Hutan; atau
Ketimpangan Akses 3. Peningkatan 6. Pemanfaatan jasa Peningakatan Akses
Kelola Masyarakat Perlindungan lingkungan Kelola Masyarakat Hutsos
hutan
Kementerian L ingkungan Hidup dan Kehutanan
PEMBAGIAN KEWENANGAN PASCA PP 23 TAHUN 2021
PENGELOLAN HUTAN HUTAN DI JAWA
UPT Taman Nasional (TN)
300.000,00
250.000,00
Luas Kawasan
Hutan Tahun 2003
200.000,00
*) (ha)
Luas Kawasan
Hutan Tahun 2018
**) (ha)
150.000,00
Luas Kawasan
Hutan Tahun 2019
(ha)
100.000,00
50.000,00
0,00
Hutan Konservasi Hutan Lindung Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Terbatas
80.000,00
70.000,00
60.000,00
50.000,00
40.000,00
30.000,00
20.000,00
10.000,00
0,00
Bandung Bandung Bogor Ciamis Cianjur Garut Indramayu Kuningan Majalengka Purwakarta Sukabumi Sumedang Tasikmalaya
Selatan Selatan
22
702.695,46
384.985,66 390.360,06
314.109,65
294.868,88
Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha)
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tabel 1. Perkembangan Luas Hutan Rakyat di Jawa Barat Tahun 2015 s/d 2019
23
Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 s/d 2019
Jumlah Desa/Kelurahahan Sekitar Hutan
Tahun 2019 Tahun 2018 Tahun 2017 Tahun 2016 Tahun 2015
24
Gambar Grafik Perkembangan Jumlah SDM Pengamanan Hutan di Jawa
Barat dari Tahun 2015 s/d 2019
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Polisi Hutan Mobile Polisi Hutan Teritorial Senjata Genggam Senjata Laras Panjang PPNS Mobil Patroli
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
25
Gambar Grafik Rekapitulasi Perkembangan Jumlah Penyuluh
Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 s/d 2019
26
Gambar Grafik Jumlah SDM Pengamanan Hutan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten
Tahun 2015 s/d 2019
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Polisi Hutan Mobile Polisi Hutan Teritorial
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
27
Gambar Grafik Rekapitulasi Perkembangan Jumlah Kelompok Tani Hutan (KTH) Provinsi Jawa
Barat Tahun 2015 s/d 2019
Jumlah KTH (orang)
28
Perbandingan Jumlah Kecamatan dan Desa dengan Petugas Penyuluh Kehutanan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Lurah Jumlah Penyuluh
29
CATATAN SDM PENYULUH KEHUTANAN
JAWA BARAT
6. Efektivitas Karena beban kerja gabungan dua urusan pemerintahan ini termasuk kategori berat,
sehingga kelembagaan yang menanganinya haruslah kelembagaan yang memiliki kewenangan
yang luas. Hal ini dimaksudkan agar tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai.
7. Efisiensi Kelembagaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi, sangat diperlukan untuk menangani
penggabungan kedua urusan bidang kelembagaan ini. Oleh karenanya, ketepatan pemilihan
model organisasinya sangat penting, yaitu keorganisasian bentuk Lini and Staff, sehingga
kewenangan- kewenangan substantif bidang ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
32
soni_trison@apps.ipb.ac.id
Hp : 081310320395 Terima kasih“