SENI BUDAYA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. Alexandros Parrish Hidayat Rickson
2. Andhika Febri Anryansyah
3. Audrie Abdillah Rabbani
4. Budi Febrian Alfajri Karya Pamungkas
5. Calmelia Nadhire Alfisyahr
6. Daffan Lingga Raihansyah
i
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah materi Kaligrafi Arab.
Makalah ini di susun oleh penyusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kaligrafi
Arab. Disampaikan terimak kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
sehingga dapat memperlancar dalam penyususnan makalah ini, Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun menerima segala
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Wa'alaikumsalam Wr. Wb.
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ...................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaligrafi merupakan salah satu produk kebudayaan Islam yang dihasilkan
dari ekspresi keimanan. Ekspresi ini mempengaruhi awal mula perkembangan
dan kemajuan peradaban Islam. Kaligrafi sebagai produk budaya Islam
mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, terutama ketika Islam berada dalam
puncak kejayaannya. Kaligrafi Islam memiliki nilai yang luhur sebagai suatu
karya. Ia tidak hanya dipandang sebagai tulisan indah biasa, tetapi juga seni
yang dihasilkan dari ekspresi hidup seorang muslim terhadap agama dan
Tuhannya. Oleh karena itu, proses pembuatan, ide, maupun gagasan seniman
dalam membuat kaligrafi biasanya tak lepas dari bagaimana hubungannya
dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia dan interpretasinya terhadap
diri dan lingkungan sekitar. Berdasarkan hal tersebut, maka secara proses,
estetika, dan latar belakang pembuatan karya seni kaligrafi dipengaruhi oleh
faktor-faktor dari dalam diri seorang seniman. Selain itu, kebudayaan dan
lingkungan menjadi faktor selanjutnya. Maka, dalam setiap karya kaligrafi
mengandung makna dan pesanpesan penyembahan terhadap Tuhan dan filosofi
kehidupan. Menurut Gustami (dalam Rispul, 2012, hlm. 10) menjelaskan bahwa
‘apabila seni sebagai bahasa visual tidak mampu bercerita tentang sesuatu
kepada penikmatnya, tidak dapat menyampaikan suatu pesan apapun pada para
penikmatnya, kehadirannya menjadi kering tak bermakna, tidak berfungsi
semestinya, sia-sia, ia telah kehilangan pesan dan urgensinya yang hakiki.’
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Kaligrafi Arab?
2. Bagaimana Kebudayaan Arab dan Islam
3. Tulisan Arab Sesudah Islam
4. Apa saja Jenis Kaligrafi Arab
1
5. Bagaimana Kaligrafi Islam dan Gambar?
6. Bagaimana Konteks Kaligrafi?
7. Bagaimana Keanekaragamaan Kaligrafi?
8. Bagimana Kaligrafi dan Lukisan?
C. Tujuan
Menginformasikan, menganalisis, dan membujuk dengan cara yang lugas
dan memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis dalam materi
Kaligrafi Arab.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
menjadi alat utama untuk melestarikan Al-Qur'an. Kaligrafi Islam
menggunakan alfabab Jawi sebagai dasar, tetapi ajaran Islam dan budaya
Arab tidak harus identik dengan satu sama lain. Kaligrafi Arab dan Islam
merupakan bagian dari kebudayaan Arab dan Islam yang kaya dan memiliki
ciri khas tersendiri.
4
• Khath Kufi adalah gaya penulisan kaligrafi Arab yang paling tua.
Gaya ini memiliki bentuk huruf yang sederhana dan geometris,
dengan garis-garis yang tebal dan lurus.
• Khath Tsulus adalah gaya penulisan kaligrafi Arab yang paling indah
dan elegan. Gaya ini memiliki bentuk huruf yang besar dan
melengkung, dengan garis-garis yang tipis dan melengkung.
• Khath Naskhi adalah gaya penulisan kaligrafi Arab yang paling
umum digunakan dalam Al-Qur'an. Gaya ini memiliki bentuk huruf
yang lebih halus dan elegan, dengan garis-garis yang tipis dan
melengkung.
• Khath Farisi adalah gaya penulisan ini muncul sekitar abad ke-7 M
dan ditandai oleh kemiringan tulisan ke kanan, kurangnya garis
vertikal, dan bentuk huruf yang condong ke kanan serta memanjang.
Khat Farisi sangat sulit untuk dikuasai dan dianggap sebagai salah
satu gaya penulisan kaligrafi Arab yang paling rumit.
• Khath Riq'ah adalah gaya penulisan kaligrafi Arab yang paling
sederhana dan mudah dibaca. Gaya ini memiliki bentuk huruf yang
kecil dan sederhana, dengan garis-garis yang tipis dan lurus.
• Khath Diwani adalah gaya penulisan kaligrafi Arab yang paling
rumit dan artistik. Gaya ini memiliki bentuk huruf yang sangat
melengkung dan berliku-liku, dengan garis-garis yang tipis dan
melengkung.
• Khath Diwani Jail adalah gaya penulisan kaligrafi Arab yang
memiliki ciri dan karakter unik, menjadi salah satu jenis kaligrafi
Arab yang menarik perhatian dan digunakan dalam berbagai
aplikasi, seperti dalam kalam-kalam Allah, ayat-ayat Al-Qur'an, atau
kartu ucapan bahagia untuk pernikahan
5
Qur'an dan memiliki peran penting dalam seni, arsitektur, dan kehidupan
keagamaan umat Islam. Meskipun demikian, penting untuk diingat
bahwa budaya Islam tidak harus identik dengan budaya Arab. Islam
bersifat universal dan dapat diadopsi oleh berbagai budaya di seluruh
dunia.
F. Konteks Kaligrafi
Kaligrafi Arab tidak hanya berkembang untuk kepentingan dalam
Al-Qur'an, tetapi juga memiliki berbagai kepentingan di luar Al-Qur'an,
6
seperti dalam bidang ilmu teknologi dan seni. Beberapa contoh
pengembangan kaligrafi Arab di luar Al-Qur'an antara lain:
• Seni rupa dan dekorasi, kaligrafi menjadi media utama untuk
menghiasi berbagai arsitektur islam: Masjid, Bangunan umum,
Pintu, Mihrab, Misbah, Hingga makam. Ada yang ditulis diatas
keramik, diukir pada kayu, dan sebagainya. Ciri khas lainnya
pewarnaan yang menambah nuansa keindahan. Contohnya kaligrafi
Mihrab masjid Cordoba (Spanyol), Mihrab masjid Maidan di
Kashan, Kuburan Shah-i-Zinda di Samarqand, Interior Masjid Shah
(Abbas, Isfahan, Iran), Kligrafi dari kota Mashad, iran abad ke-17,
Pintu dari masa Ottoman abad ke-19, Mihrab pada kuburan Sultan
IItumish, Kaligrafi pada kuburan penyair Farid Al Din, Kaligrafi
Kufah persegi dari kuburan Harun Al Wilayat Isfahan Iran abad ke-
16.
• Ilmu teknologi kedokteran dan biologi, kaligrafi digunakan sebagain
media dalam pandangan modern sekarang, hubungan antara agama
dan ilmu pengetahuan hampir tidak ada. Atau dapat dikatakan, ilmu
pengetahuan berkembang melintas agama, di mana peran ajaran
agama tertentu kurang terlihat dalam ilmu pengetahuan. Berbeda
dengan pandangan di abad ke-13 misalnya. Pada masa itu, ajaran
Islam digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu tentang anatomi tubuh manusia, hewan, tumbuhan
dan sebagainya.
G. Keanekaragamaan Kaligrafi
Larangan Islam untuk menggambarkan bentuk realistic
memunculkan sebuah kreativitas lain dalam kaligrafi. Ada kesempatan
untuk menggambarkan manusia dan Bintang dilakukan dengan aksara,
Berbagai jenis binatang, mansuia, dan benda-benda dihasilkan melalui
aksara mempunyai kerumitan tersendiri. Semua dibangun dari aksara
7
Contohnya yaitu:
• Kaligrafi bentuk kuda, karya Husain Ali, Persia 1848
• Kaligrafi Zoomorphik (berbentuk binatang), karya Muhammad
Fathiyat (Persia, awal abad ke-19)
• Macan Ali, Persia abad ke-19
• Kaligrafi bentuk burung masa ottoman abad ke-19
• Kaligrafi dari masa Ottoman abad ke-19
• Kaligarfi berbentuk Poci dari Turki
• Kaligrafi berbentuk burung dari Turki
• Kaligrafi berbentuk Daun dari Turki
• Kaligrafi berbentuk muka dari Turki
• Kaligrafi manusia sedang memanah binatang buruan
• Kaligrafi berbentuk manusia dari Turki
• Kaligrafi berbentuk Macan dari Turki
8
menjadi lebih sulit terbaca, bahkan bagi seorang yang faham aksara Arab
sekalipun. Visualisasi memang lebih memen- tingkan sisi visual sebagai
kesatuan daripada pesan yang terkandung dari bagian per bagian aksara di
dalamnya, Contohnya Kaligrafi Al-Ikhlas gaya Farisi, Kufah Persegi dari
interior Kuburan di Isfahan, Gaya Kufah persegi berasal dari Turki, Gaya
Kufah Persegi dari Masjid dekat Isfahan, Iran.
Gaya abstrak banyak digunakan untuk bangunan, karpet dan hiasan
lainnya. Disebut gaya persegi karena bentuk yang dibangun membentuk
persegi. Gaya aksara khas berbentuk persegi memang menjadi ciri dari
aksara Kufah. Ciri yang khas terlihat seperti tiga dimensi, karena
kemunculan aksara itu di atas dasarnya, Contohnya Kaligrafi Kufah persegi
dengan sentuhan modern karya Mamoun Sakkal, Lukisan Kontemporer
“Kaligarfi” Muhammda Ibnu Al Qasim, Maroko.
Penyebaran kaligrafi gaya Arab erat berkaitan dengan penyebaran
agama Islam. Bentuk kaligrafi ditemukan di daerah-daerah yang secara
kultural pernah bersentuhan dengan budaya Islam. Penyebaran kaligrafi
juga mencapai Eropa, dan sebagian besar Asia serta Afrika. Kursi takhta
raja yang megah terbuat dari marmer, dan pada bagian sandarannya dihiasi
aksara kaligrafi gaya Kufah. Tidak seluruh bagian kutgr itu dihiasi
kaligrafi, melainkan dicampur dengan hiasan dan bentuk-bentuk visual
lainnya. Visual gabungan kaligrafi seperti terdapat pada piring misa tidak
mungkin dikembangkan dalam kebudayaan kaligrafi
Islam. Pertama, karena menggunakan gabungan dengan tanda salib yang
menjadi ciri Kristen; dan kedua, digabung dengan gambar realistik berupa
binatang. Jelas bertentangan dengan hadis Nabi sebagaimana dijelaskan
sebelumnya. Sebagai sebuah karya seni atau budaya, penyebaran dan
pertemuan berbagai budaya membuka kemungkinan yang lebih banyak
pada sebuah gaya, Contohnya Kaligrafi Arab pada sekeliling puncak langit-
langit pada Muqarnas, di gereja Palatine Italia sekitar 1140.
Perkembangan kaligrafi yang digabung dengan lukisan sejak awal
dapat dilihat sebagai bentuk yang dikembangkan gan lukisan sejak awal
9
Islam, Hallis. kebean peranan hadis yang melarang ahen konteks bentuk
realis. Di Indonesia, kaligrafi berkembang dengan gaya yang khas. Di
Cirebon misalnya, kaligrafi dikembangkan dengan media kayu berupa
ukiran dan lukisan kaca. Figur wayang itu sendiri bukan khas Arab, apalagi
Islam. Tetapi dalam tradisi kaligrafi di Cirebon, figur wayang yang berasal
dari India dibangun bentuknya dengan aksara Arab. Figur wayang itu
sendiri menggunakan kaligrafi, digabung dengan gambar realistik berupa
hewan sapi, Contohnya Kaligrafi figure wayang yang berdiri diatas sapi,
lukisan kaca Cirebon, karya Rastika.
Figur wayang yang digarap dengan bentuk kaligrafi juga bermacam-
macam. Demikian juga mengenai unsur bangunannya. Dua figur wayang
ini dibangun sepenuhnya dengan aksara Arab, berbeda dengan lukisan di
atas. Gaya kaligrafi yang dikembangkan di Cirebon juga melakukan
campuran gaya yang berbeda. Hal ini bisa denjelaskan banyak
hal. Pertama, bahwa budaya wayang sudah menjadi kebudayaa Cirebon
sebelum Islam masuk. Ketika Islam masuk, terjadi percampuran antara
yang bukan Islam dengan yang Islam. Perkembangan mutakhir kaligrafi
juga mulai memakai unsur lukisan oleh berbagai kaligraf
mancanegara. Demikan juga karya Samir Salameh dari
Palestina, percampuran antara kaligrafi dengan lukisan menjadi sangat
kental. Malahan dapat dikatakan, kaligrafi menjadi tempelan minoritas
dibanding dengan gambar realistik dalam lukisan tersebut. Pada
akhirnya, kaligrafi tidak lagi hanya dibangun dengan aksara, namun
bersama-sama dengan gambar figuratif yang membangun sebuah kesatuan
gambar. Tetapi yang sulit diabaikan adalah bahwa hubungan antara kaligrafi
dan lukisan semakin menyatu, Contohnya Lukisan Kontemporer “Dari
negaraku” karya Rafik Lhham (Yordania), Lukisan Kontemporer “Kaligrafi
Arab” karya Samir Salameh (Palestina).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaligrafi Arab merupakan bagian penting dari seni rupa Islam dan
memiliki keanekaragaman yang kaya. Kemunculannya beriringan dengan
penyebaran Islam di masyarakat Arab jahiliyah hingga tersebar ke berbagai
wilayah. Kaligrafi Arab tidak hanya memiliki nilai estetika visual, tetapi
juga memiliki nilai spiritual dan keagamaan karena sering kali bersumber
dari ayat-ayat Al-Qur'an. Selain itu, kaligrafi Arab juga memiliki peran
dalam melestarikan khazanah kebudayaan Islam. Dalam konteks
pendidikan, pelatihan kaligrafi Arab sangat penting untuk mengembangkan
keterampilan dan menyampaikan budaya Islam serta seni kaligrafi. Dengan
demikian, kesimpulan dalam makalah tentang materi kaligrafi Arab adalah
bahwa kaligrafi Arab merupakan warisan seni rupa Islam yang kaya,
memiliki nilai estetika, spiritual, dan keagamaan, serta memegang peranan
penting dalam melestarikan budaya Islam.
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna, karena penyusun hanyalah manusia yang jauh dari
sempurna dan tak luput dari salah. Kedepannya penulis harap untuk
pembaca atau penyimak bisa lebih mengembangkan dan memperluaskan
pembahasan yang ada dalam makalah ini dan dari berbagai sumber lainnya.
11