OLEH :
1. Bapak MAHRIP, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN RARUNG yang telah memberikan
izin dan bantuan terhadap penulis pada saat menulis laporan ini.
2. keluarga tercinta yang penuh pengertiannya memberikan dorongan doa dan semangat
kepada penulis selama penyusunan laporan ini.
3. Rekan-rekan yang telah memberi dorongan dan berbagi pengalaman pada proses
penyusunan laporan ini.
Teriring doa semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal shaleh
senantiasa mendapat Ridha Alloh Swt. Sehingga pada akhirnya laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembangunan pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu serta kemampuan
professional tenaga kependidikan guru sekolah dasar pada khususnya.
Rarung, 5 Agustus 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mata Pelajaran Matematika
1). Bagaimana cara meningkatkan kemampuan memahami perkalian pada siswa ?
2). Bagaimana cara meningkatkan proses pembelajaran matematika ?
3). Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mata Pelajaran Matematika
a. Meningkatkan penguasaan perkalian pada siswa.
b. Meningkatkan proses pembelajaran Mata Pelajaran Matematika.
c. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan pengalaman baru
bagi penulis, serta dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi masalah
pembelajaran khususnya Matematika, sehingga pengalaman ini dapat didesain
sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan pada Mata Pelajaran lain.
b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru, dapat dijadikan media motivasi untuk dapat
dilaksanakan di sekolah di tempat bekerja dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
“Matematika sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara
lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah
satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa.” (Soedjadi 199 :
1).
“Dalam belajar aktif siswa harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar
mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif para siswa itu harus terlibat dalam tugas yang
perlu pemikiran tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu
dalam rangka mewujudkan CBSA guru harus berusaha mencari metode mengajar yang
dapat menyebabkan siswa aktif belajar. Pembelajaran matematika hendaknya menganut
kebenaran konsistensi yang didasarkan kepada kebenaran-kebnaran terdahulu yang telah
diterima, atau setiap struktur dalam matematika tidak boleh terdapat kontradiksi. (Bonwell
dan Eison, 1991:1).
Dengan melihat paparan tersebut di atas maka penulis dapat memberikan penjelasan
yaitu untuk menciftakan suasana pembelajaran yang aktif, maka siswa dalam proses
pembelajaran tidak hanya mendengarkan, tetapi harus terjun dalam aktivitas pembelajaran
yang disampaikan. Maka dari itu proses pembelajaran harus didesain sedemikian rupa
agar supaya proses pembelajaran dapat diterima dengan cepat oleh siswa.
Adapun tujuan pembelajaran matematika disebutkan bahwa tujuan yang hendak
dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah:
Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan)
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat
dialihgunakan melalui kegiatan matematika, dan memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
.
C. Srtategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak
didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Menurut Newman dan Logan, dalam bukunya yang berjudul Strategy Policy and
Central Management(1971 : 8), strategi dasar dari setiap usaha akan mencakup keempat
hal sbb :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil seperti apa yang
harus dicapai dan menjadi sasaran usaha itu yang sesuai dengan aspirasi dan selera
masyarakat.
Melihat paparan tersebut di atas, maka strategi belajar mengajar dapat disimpulkan
sebagi suatu proses upaya untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Dengan
demikian tidak lepas dari peran serta guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru
harus mampu memberikan suatu metode yang cepat dan tepat sehingga dengan cepat
siswa akan menangkap hasil pembelajaran yang disampaikan.
Penelitian Tindakan Kelas [PTK] dibentuk dari 3 kata, yang memiliki pengertian
sebagai berikut :
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Dari ketiga kata di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis
dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi
antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di
sekolah
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran
dan pendidikan di dalam dan luar kelas
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi.
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin, karena jika
penelitian dilakukan dalam kondisi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi
dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar.
Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak
mengubah jadwal yang sudah ada.
Didasarkan pada sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka dengan hal-hal yang
statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal
yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya
hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang
datang susul menyusul. Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal statis,
tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan. Penelitian tindakan bukan menyangkut materi
atau topik bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik pokok bahasan yang
bersangkutan, yaitu strategi, pendekatan, metode, atau cara untuk memperoleh hasil
melalui sebuah kegiatan uji coba atau eksperimen.
SMART merupakan akronim dari Spesific (khusus, tidak terlalu umum), Managable
(dapat dikelola, dilaksanakan), Acceptable/Achievable (dapat diterima lingkungan,
dapat dicapai, dijangkau), Realistic (operasional, tidak di luar jangkauan), dan Time
bound (diikat oleh waktu, terencana).
Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga acceptable adalah yang paling terkait
dengan subyek yang akan dikenai tindakan. Oleh karena itu, sebelum guru menentukan
lebih lanjut tindakan yang akan diberikan, mereka harus diajak bicara. Tindakan yang
akan diberikan oleh guru dan akan mereka lakukan harus disepakati dengan suka rela.
Dengan demikian, guru dapat mengharapkan tindakan yang dilakukan oleh siswa
dilandasi atas kesadaran dan kemauan penuh. Dampaknya adalah akan menghasilkan
semangat atau kegairahan yang tinggi.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi
terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia
menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam
kesempatan lain.
Adapun persyaratan PTK itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak
mengubah jadwal yang berlaku.
Bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi, begitu juga dengan penelitian tindakan
kelas. Ada dua keuntungan nyata yang menjadi efek apabila seorang guru melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Pertama adalah dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
dan yang kedua, adalah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas
guru. Dengan catatan, bila penelitian tindakan kelas dilakukan secara baik dan benar. PTK
akan berhasil baik dan signifikan apabila sebelum melaksanakannya seorang guru harus
sudah mengetahui konsep dasar tentang bagaimana melaksanakan PTK. Mulai dari
pengertian PTK, tujuan, prinsip, model, persayaratan, dan sasaran/objek yang bisa dikenai
tindakan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Rarung, mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 2023. Jadwal
pelaksanaan perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai berikut :
1. Siklus I, Tanggal 1 Agustus 2023
2. Siklus II, Tanggal 4 Agustus 2023
Adapun karakteristik siswa kelas V SDN Rarung diantaranya adalah jumlah siswa
21 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 11orang perempuan usia siswa rata-rata 9
– 10 tahun dengan keadaan ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi menengah
kebawah dengan pekerjaan orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh
dari sekolah.
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak dua
siklus, dimana sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat kesinambungan
yang baik. Adapun sekenario perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, mengabsen siswa dan
mengkondisikan siswa agar mengikuti proses
pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru memberikan pertanyaan yang ada
hubungannya dengan materi pembelajaran yang
dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
memberi penjelasan tentang metode perkalian
dengan cara susun.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa
secara individu sebanyak 5 soal berbentuk isian.
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan
diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru menyimpulkan
materi dan memberikan soal untuk pekerjaan
rumah sebagai tindak lanjut.
b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran Matematika dilaksanakan pada
jam ke tiga, guru mengucapkan salam dan
dijawab oleh siswa. Sebelum pelajaran dimulai,
guru mengabsen siswa selanjutnya guru
langsung menarik perhatian siswa agar
mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal
dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan
materi yang disampaikan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang
cara dan teknik perkalian susun dengan cara
menggunakan korek api yang kemudian
dijadikan sebagai pecahan jumlahan berulang
sebagai operasi perkalian.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa dianggap
sudah memahami materi, guru guru memberikan
lembar evaluasi secara individu sebanyak 5 soal
berbentuik isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan
ditemukan nilai dan hasilnya dan selanjutnya
guru memberikan pekerjaan rumah terhadap
siswa sebagai tindak lanjut.
3). Pengamatan dan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan
pengamatan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Lembar Observasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika
Adapun saran yang diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta
memberikan penjelasan yang simple terhadap siswa siswa agar supaya proses
pembelajaran berjalan dengan kondusif.
Selanjutnya lembar observasi yang digunakan teman sejawat untuk
mengamati proses perbaikan pembelajaran pada siklus II pada mata pelajaran
Matematika adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Lembar Observasi Siklus II Mata Pelajaran Matematika
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri Rarung, maka diperoleh data yang
menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain dari itu terdapat beberapa hasil
pembelajaran yang diperoleh setelah penulis melakukan penelitian.
Tabel 4.2
Analisi Kategori Evaluasi Siklus I Pada Mata Pelajaran Matematika
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Baik 2 orang 2/21 x 100 = 9,52
2. Sedang 7 orang 7/21 x 100 = 33,33
3. Kurang 12 orang 13/24 x 100 = 57,14
Tampak pada ananalisis kategori di atas bahwa nilai yang berkategori baik baru
mencapai 9,5 %. Itu artinya sebagian kecil pada siklus ke I sudah lebih meningkat dari
pada sebelum adanya perbaikan pembelajaran.
Meskipun demikian, siswa yang berkategori kurang masih dalam poses terbanyak
yaitu sebesar 57,14 % dan yang berkategori sedang sebanyak 33,33%. Itu akhirnya pada
siklus ke II jumlah siswa yang berkategori sedang dan kurang harus mengalami
penurunan.
Setelah permasalahan utama yang menjadi focus perbaikan dalam mata pelajaran
Matematika, penulis mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta meminta
bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi factor penyebab rendahnya tingkat
penguasaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi
dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Guru terlalu cepat dalam mencapaikan pembelajaran.
2. Guru kurang menguasai dalam penggunaan alat pera.ga.
3. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.
5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.
Tabel 4.4
Analisi Kategori Evaluasi Siklus I Pada Mata Pelajaran Matematika
Tampak pada analisis kategori diatas bahwa nilai yang berkategori baik jauh lebih
banyak dan mengalami kenaikan prestasi yang cukup signifikanyaitu mencapai 71,42%.
Itu artinya pada siklus ke II sudah menunjukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran
dengan hal ini maka cukup hanya sampai siklus II karena sampai tahap ini tingkat
keberhasilan belajar sudah tercapai. Selanjutnya siswa yang mendapatkan kategori sedang
terdapat 28,57%. Hal ini jel;as terliha bahwa prestasi siswa sedang mengalami penurunan
yang signifikan.
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II
dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat dari kategori sedang yang mengalami
penurunan serta tidak terdapatnya siswa yang mendapat nilai kurang.
B. Temuan dan Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang sudah
dilaksanakan sudah ada kemajuan. Adapun temuan dan refleksi dari hasil penelitian
adalah sebagai berikut :
1). Siklus I
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar dari evaluasi sebelumnya, hal ini
terbukti dengan hasil evaluasi dengan rincian sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : Tidak ada
- Nilai 8 : 2 orang siswa
- Nilai 7 : 1 orang siswa
- Nilai 6 : 6 orang siswa
- Nilai 5 : 12 orang siswa
Dengan demikian bisa terlihat pada tahapan siklus I yang menunjukan bahwa
kenaikan hasil evaluasi siswa belum terlalu terlihat signifikan, tetapi apabila
dibandingkan pada sebelum ada perbaikan masih dapat dikategorikan lebih baik
dari sebelumnya karena pada siklus I tidak terdapat nilai dibawah 4 ke bawah.
Dengan demikian menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran belum signifikan
tetapi sudah menunjukan sedikit perubahan kearah yang lebih baik dengan
kualifikasi baik 9,5 %, sedang 33,33 % dan kurang 57,14 %. Dengan demikian
penulis mencoba pada tahapan selanjutnya yaitu di tahap siklus II.
2). Siklus II
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar, hal ini terbukti dengan hasil
evaluasi dengan rincian sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : 9 orang siswa
- Nilai 8 : 11 orang siswa
- Nilai 7 : 4 orang siswa
- Nilai 6 Ke bawah : Tidak ada
Dengan demikian terjadi perubahan yang sangat signifikan antara hasil dari
penelitian siklus II, dimana pada siklus II terdapat hasil evaluasi yang dapat
dikategorikan baik. Dengan demikian penelitian sudah dapat dikatakan berhasil
pada siklus II serta tidak ada tahapan siklus selanjutnya karena pada siklus II sudah
dapat dikategorikan baik dengan hasil evaluasi 71,42 % siswa dengan hasil
kategori baik dan 28,57 % siswa dengan kategori hasil evaluasi sedang.
C. Pembahasan
Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan terbukti menunjukan ada perubahan belajar siswa yang signifikan dari
perkembangan siswa dengan adanya upaya dan desain serta metode pembelajaran yang
diupayakan pada setiap siklusnya.
Hal ini terbukti dengan hasil yang tampak dari kemajuan yang dialami oleh
masing-masing siswa yang semakin meningkat dilihat dari rekapitulasi nilai perbaikan
pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil perbaikan pembelajaran
telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Proses penyamapain pembelajaran matematika harus didasarkan pada penguasaan
konsep serta pemberian alat Bantu bagi siswa. Dengan demikian alat Bantu tersebut
bisa digunakan pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat menjadikan bahan
untuk meningkatkan frekuensi hasil belajar. Maka dari itu guru harus mampu
menciptakan desain pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa, karena siswa pada
kelas V pada umumnya masih dalam lingkungan oprasional kongkreet (nyata).
B. Saran
Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat memberikan
saran yaitu sebagai berikut :
Pada program perbaikan Matematika
Dalam menyampaikan proses pembelajaran guru sebaiknya tidak terlalu cepat dalam
menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu untuk
menerima materi yang disajikan.