Anda di halaman 1dari 18

1

MODEL KEEFEKTIFAN SUPERVISI PENGAWAS BERBASIS KARAKTER TRANSENDENSI Dra. Rivolan Priyanti Ph., M.Pd.

A. PENDAHULUAN Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Hasil penilaian tentang kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan menunjukkan bah a kualitas SDM pendidikan masih rendah. Dari sisi akademik baru sekitar !"# guru berpendidikan S", sedangkan sisanya belum berpendidikan S" $%ompas, "! Maret &'"&(. %ondisi ini memang sudah lebih baik jika dihubungkan dengan data tahun &'') yang menunjukkan jumlah guru yang belum memenuhi kelayakan akademik **,*# di SD, &+,,# di SMP $-alitbang %emdiknas, &'')(. Sejalan dengan ini hasil penelitian Milfa $&'"'( pada SDM lingkungan Dinas Pendidikan Pro.insi Sumatera /tara menunjukkan bah a sekitar +'# keefektifan
1

SDM terutama dari kompetensinya masih berada pada taraf cukup dan rendah. %ondisi ini menyebabkan mereka belum memberi kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan kerja yang diharapkan. Hal ini didukung dengan masih rendahnya hasil /ji %ompetensi 0uru bidang kompetensi akademik dan kompetensi profesional, bah a untuk Pro.insi Sumatera dari jumlah peserta ,,.)1' pendidik, rata-rata benar kompetensi pedagogik "",1&, rata-rata benar kompetensi profesional &),!'. $2PMP Pro.insi Sumatera /tara, &'"&(. 3ika dihubungkan dengan kondisi sis a mulai dari SD hingga sekolah lanjut yang diungkap melalui alat ungkap masalah $4/M( /mum dan 4/M belajar pada sekitar "''' orang calon peserta 5S6 &'"' di Sumatera /tara menunjukkan bah a hampir semua sis a memiliki masalah pada aspek pendidikan dan pengajaran, diri pribadi, keterampilan belajar dan hubungan sosio emosional $Milfa, &'"'(. Meskipun masalah yang dialami masing-masing sis a cukup ber.ariasi, tetapi secara umum masalah ini berpengaruh signifikan terhadap mutu belajar sis a. %ondisi belum maksimal hasil belajar ditemukan juga pada ujian tahun &'"". Hasilnya menunjukkan bah a 7+# nilai sis a pada kelompok mata pelajaran 8P4 berada di ba ah rat-rata nasional, 8PS !1# di ba ah rata-rata nasional dan SM% !!# di ba ah rata-rata nasional $%epmendiknas, &'"&(. Data tentang kondisi permasalahan sis a ini tampak sejalan dengan data tentang kompetensi SDM pendidikan. %eduanya menunjukkan adanya korelasi. Tampaknya, ada pengaruh mutu SDM pendidik terhadap mutu belajar sis a.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bah a keefektifan SDM pendidikan sangat menentukan keberhasilan sis a di sekolah, keefektifan kerja guru dan kepala sekolah sangat terkait kinerja penga as pendidikan. Dengan demikian kinerja penga as sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, hal ini disebabkan bah a kinerja guru dan kepala sekolah sangat perlu mendapatkan sentuhan dan binaan dari seorang penga as. 6amun demikian hasil pantauan Dinas Pendidikan kota Medan bah a hasil kinerja Penga as Pendidikan masih rendah berdasarkan laporan semester yang masuk masih berkisar ,'#. $Dinas Pendidikan %ota Medan, &'""(. -erbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu penga as misalnya, telah dilakukan sertifikasi, pendidikan dan pelatihan $Diklat( bagi penga as. Meskipun demikian tampaknya upaya ini belum efektif, mengingat bah a setelah Diklat, bahkan setelah mereka mendapatkan tunjangan profesional tetap saja ada penga as yang tidak bekerja sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan. Seperti hasil penelitian Disdik Medan, $&'""(. kinerja penga as sekolah yang bersertifikasi tidak jauh beda dengan kinerja penga as sekolah saat belum sertifikasi. Demikian juga kondisi yang tidak jauh berbeda ditemukan pada hasil sur.ey terhadap ,'' orang alumni peserta P2P0 guru, penga as dan kepala sekolah di Sumatera /tara, mereka beranggapan bah a mereka belum sepenuhnya dapat efektif mencapai tujuan kerja meskipun sudah mendapat pelatihan $Milfa, &'""(. 3ika dihubungkan keadaan ini dengan fenomena yang ada pada perilaku penga as sekolah, bah a sesungguhnya masih banyak penga as sekolah yang
3

datang ke sekolah menunggu instruksi dari pemerintah $Dinas Pendidikan(, serta tidak melihat permasalahan disekolah yang perlu pembinaan tetapi sekedar keliling sekolah dan mencari kesalahan kinerja guru dan kepala sekolah. Moti.asi penga as sekolah melakukan pembinaan ke sekolah masih sebatas materi yang pada akhirnya tidak mendukung pencapaian tujuan kerja yang efektif. Tetapi ada juga beberapa penga as yang baru9belum lama masa tugasnya, belum banyak mendapatkan pembinaan dan pelatihan tetapi memiliki kinerja lebih baik, memiliki komitmen, moti.asi dan loyalitas yang tinggi dalam melakukan pembinaan, baik kepada guru maupun kepada kepala sekolah. %ondisi belum efektifnya kinerja penga as ini mengundang pertanyaan. 4pakah sesungguhnya yang menyebabkan kondisi ini terjadi : Mengapa ada penga as pendidikan tetap dapat loyal terhadap tugasnya meskipun tanpa sentuhan pembinaan dan pelatihan sementara mereka yang berulang kali mendapatkan pembinaan dan pelatihan belum dapat mentransformasikan dirinya menjadi lebih efektif di tempat kerja: 4pakah kondisi ini dilatarbelakangi faktor internal pribadi penga as tersebut, ataukah disebabkan atmosfir di tempat kerja yang kurang mendukung : %ajian perilaku organisasi memandang persoalan keefektifan di dalam sebuah institusi dapat bersumber dari .ariable indi.idu, kelompok maupun organisasi. Dari dimensi indi.idu, karakter sebagai cerminan kepribadian memberi pengaruh terhadap moti.asi indi.idu untuk mencapai tujuan kerja dan komitmen kerjanya $;ol<uit, &'')(. Dengan demikian dari perspektif ini diasumsikan bah a ketidak efektifan
4

penga as dalam mencapai tujuan kerjanya dapat bersumber dari faktor diri penga as itu sendiri. Mereka belum mampu mentransformasikan eksistensi dirinya secara tepat di dalam organisasi. Diduga sumber persoalan ini adalah kompetensi kepribadian dan sosial mereka relati.e belum berkembang dengan baik. Mereka masih memerlukan stimulasi untuk membangun pola pikir, sikap dan perilaku yang tepat dalam proses perkembangan kepribadiannya. Perubahan yang terjadi sangat cepat di era teknologi informasi dan globalisasi ini mengakibatkan pergeseran nilai yang cukup membingungkan, dan inilah salah satu penyebab kemandegan perkembangan kepribadian. %etika norma-norma yang dianut masyarakat sebagai satu bentuk kebenaran selama ini, bergeser atau malah berputar ke arah yang sebaliknya, maka berlangsunglah ujian tentang prinsip kebenaran yang dianut selama ini. Mereka yang teguh pada prinsip kebenaran akan semakin kuat dan sebaiknya yang lemah akan kehilangan prinsip. %emandegan perkembangan kepribadian salah satu bersumber dari keadaan ini. -eranjak dari pemikiran ini kiranya perlu ditentukan suatu model yang dapat membantu penga as untuk dapat mengembangkan kepribadiannya secara terus menerus, sehingga mereka tetap dapat mentransformasikan dirinya untuk menjadi efektif di dalam organisasi. %onsep yang digunakan dalam pengembangan diri penga as sekolah khususnya pada kompetensi kepribadian dan sosial ini adalah transendensi. =aitu, satu konsep yang membahas tentang pengembangan orientasi kehidupan dari aktualisasi diri untuk kepentingan diri sendiri kehidupan umat manusia. Dengan demikian model pengembangan diri yang akan dipaparkan dalam tulisan ini adalah
5

berbasis pada karakter transendensi. %eunggulan model ini terutama pada kemampuannya untuk membantu penga as sekolah mentransformasikan dirinya secara maksimal untuk mencapai keefektifan tujuan kerja. Pada model ini pencapaian tujuan kerja akan berarti mendapatkan sekaligus kebahagiaan. =aitu, kebahagiaan yang bersumber dari perasaan sukses secara psikologis yang disarankan penga as sekolah setelah memberikan kualitas terbaik pada pekerjaannya. Model pengembangan diri berbasis karakter transendensi diharapkan dapat menjadi satu solusi dalam meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial dan pada akhirnya mendorong penga as sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesionalnya.

-. %56S>P S/P>?@8S8 P>604A4S Secara istilah dalam Charter Goods Dictionary Education dalam Mulyasa $&'""B&,)(, bah a super.isi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk memperbaiki pengajaran, yang meliputi menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru, menyeleksi dan mere.isi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metodemetode mengajar, serta menge.aluasi pengajaran. Selanjutnya menurut H. Mukhtar dan 8skandar $&'')B1'( super.isi adalah mengamati, menga asi atau membimbing dan memberikan stimulus kegiatankegiatan yang dilakukan orang lain dengan maksud mengadakan perbaikan. Dalam hal ini konsep super.isi didasarkan pada keyakinan bah a perbaikan merupakan
6

suatu usaha yang kooperatif dari semua orang yang berpartisipasi dan super.isor sebagai pemimpin, yang bertindak sebagai stimulator, pembimbing dan konsultan bagi para ba ahannya dalam rangka perbaikan. Sejalan dengan itu Thomas H. -riggs dan 3osep 3ustman dalam 4smani $&'"&B&'( super.isi merupakan usaha sistematis yang terus-menerus untuk mendorong dan mengarahkan pertumbuhan diri guru yang berkembang secara lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan murid-murid di ba ah tanggung ja abnya. Selanjutnya super.isi pendidikan adalah salah satu elemen penting dalam pendidikan yang mendorong perbaikan demi perbaikan untuk me ujudkan tujuan dan cita-cita pendidikan. Perbaikan ini dilakukan secara indi.idual maupun secara kelompok. 5byek utama super.isi adalah para guru yang mempunyai peran penting dalam membentuk karakter anak maupun me ujudkan tujuan pendidikan. Dari uraian di atas dapat simpulkan bah a dalam super.isi pendidikan ada dua kegiatan penting yaitu Pertama, ada perhatian yang lebih dari atasan untuk membangkitkan kualitas dunia pendidikan dengan meningkatkan kualitas aktor paling penting yang langsung berinteraksi dengan anak didik yaitu guru. Perhatian ini merupakan usaha yang dilakukan secara sistematis, kontinue dan konsisten. Kedua, adanya kerja sama aktif antara super.isor dengan guru untuk mengembangkan dunia pendidikan tidak sepihak secara otoriter, sentralitik, dan deskriminatif. Seorang super.isor harus menampilkan diri sebagai sosok yang mengarahkan, membimbing dan memberdayakan, supaya guru dapat melesat dengan potensi dan gayanya sendiri. 3ika super.isor melakukan tindakan yang represif, hasilnya akan
7

kontra produktif terhadap kualitas pembelajaran. 0uru akan menjadi apatis, bahkan bisa menjadi permusuhan dan konflik yang berkepanjangan. Hal ini akan terjadi terutama jika dilakukan kepada guru-guru senior yang masa tugasnya sudah lama dengan segudang pengalaman lap angan, mereka sangat membutuhkan kearifan, kesantunan, dan keramahan dalam melakukan interaksi, tidak melakukan instruksi sepihak. /ntuk itu perlu kede asaan dan kematangan emosional, intelektual, sosial, dan spiritual dari seorang super.isor dalam melakukan tugas super.isi. Super.isi pendidikan bertujuan menumbuhkan kesadaran dari dalam, sehingga timbul keinginan untuk melakukan perbaikan demi perbaikan supaya pendidikan mengalami peningkatan kualitas, terhindar dari kemerosotan,

keterbelakangan dan kemunduran. Super.isi juga bertujuan membangun kebersamaan dan kekompakan dalam melangkah sesuai target yang ditentukan. Cungsi yang sangat strategis dalam super.isi ini mendorong super.isor untuk mengembangkan kompetensi mereka secara luas, sehingga mereka mampu melakukan super.isi secara efektif. Selanjutnya 4smani $&'"&B&)( mengemukakan bah a super.isi pendidikan mempunyai tujuan dan manfaat yang penting, diantaranya sebagai berikutB ". Membangkitkan dan mendorong semangat pendidik dan tenaga

kependidikan untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya. &. 4gar pendidik dan tenaga kependidikan berusaha melengkapi kekurangankekurangan mereeka dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk media pembelajaran yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar.
8

,. -ersama-sama berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru demi kemajuan proses belajar mengajar. 1. Membina kerjasama yang harmonis antara pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan di sekolah Terkait dengan super.isi pendidikan, ada tiga super.isor di lapangan yaitu kepala sekolah, penilik dan penga as, peran dan kerjasama ketiga super.isor tersebut sangat penting bagi pengembangan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Dalam tulisan ini super.isor dibatasi pada penga as. Menurut Dedy Mulyasana $&'"&B"&)(, seorang penga as itu mempunyai tugas berat yaitu quality control $kontrol kualitas( dan quality insurance $jaminan kualitas(. Dengan dua tugas tersebut, maka penga as dituntut untuk memahami medan secara obyektif dan menguasai materi secara menyeluruh, serta mampu mendorong sekolah agar melakukan langkah-langkah dinamis dan progresif demi perkembangan sekolah. Penga as harus memberikan arahan, bimbingan dan dorongan secara terus menerus kepada sekolah. Menurut Suadin /sman $?eplubika. co.id. ! 3anuari &'"&( setiap hari disekolah penga as harus turun ke sekolah

mendampingi guru keluar masuk kelas, hasilnya harus didiskusikan lagi melalui klinis. 8tu hanya sebagian kecil tugas penga as dibagian akademik, ditambah penga asan manajerial berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain. Super.isi akademik berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses

pembelajaran dan super.isi manajerial berhubungan dengan pengelolaan dan administrasi sekolah. Menurut -afadal dalam >rna 2istya ati $&'"&B&!( Super.isi
9

10

pengajaran9akademik didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, dilakukan oleh penga as melalui tahap pemantauan, super.isi, e.aluasi, laporan dan tindak lanjut hasil.

Supervisi %kademik Pengawas Pendidikan Kinerja Pengawas Pendidikan Pemantauan Supervisi Eva uasi Pe ap!ran "indak #anjut $asi

Supervisi &anajeria

Gambar : Kinerja Pengawas Pendidikan

D. %56S>P T?46S>6D>6S8 Transendensi merupakan sebuah konsep psikologi yang menjelaskan kemapuan manusia untuk mengorientasikan dan mengalihkan diri dari hal-hal yang terarah dari kepentingan pribadi kepada kepentingan diluar dirinya $Milfa, &'"&B")(. Menurut Duane dalam Milfa $&'"&B")( menyebutkan bah a transendensi sebagai kemauan indi.idu untuk mengalihkan diri dari kondisi pasih menjadi produktif. Transendensi memampukan indi.idu menciptakan karya produktif dan kreatif.
10

11

Transendensi merupakan suatu prasyarat untuk mengembangkan kepribadian yang sehat yaitu mampu membina hubungan dan bekerja sama dengan orang lain, memiliki ikatan yang kuat sebagai pendidik dan tenaga kependidikan dalam memasuki era global, merasakan identitas diri sebagai indi.idu yang unik dan kemauan untuk mengorientasikan diri dalam kehidupan. Maslo dalam Shane $&''+( menjelaskan

bah a transendensi bersumber dari pertumbuhan kepribadian secara intuitif, yang di ujudkan dalam bentuk kemauan untuk hidup bermakna, bekerja dan memberi pelayanan, mengutamakan keadilan, memenuhi kebutuhan spiritual,

mengorientassikan diri terhadap kebenaran, keindahan, ketuhanan. Termasuk di dalamnya nilai-nilai kemulian yaitu kepedulian terhadap kesejahteraan umat manusia dan alam. Milfa $&'"&B")( mengidentifikasikan karakter transendensi sebagai sesuatu yang bersumber dari moti.asi altruistik, yaitu suatu keluhuran budi pekerti yang mendorong indi.idu untuk memberi perhatian dan berperilaku membantu sesama tanpa bersyarat, mempersembahkan sesuatu kepada orang lain tanpa ada maksudmaksud pribadi tertentu. Dalam konteks perilaku organisasi $organization Behavior) merupakan suatu aspek dalam personal a ility. Terkait dengan sumber daya manusia, karakter transendensi ini adalah menempatkan kepentingan institusi melebihi kepentingan lainnya. %emampuan memakai filosofi institusi sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan perannya secara sinergis untuk mencapai tujuan institusi.
11

12

Sumber daya manusia $SDM( yang transendensi akan menggerakkan dan mengarahkan istitusi berkembang menuju institusi transendensi. Menurut %enneth dan Hebert dalam Milfa $&'"&B")( mengatakan bah a institusi transendensi memiliki kualitas sistem terbaik diantara di antara semua organisasi yang ada. Pusat perhatian institusi traansendensi terletak pada proses institusional bukan pada insentif yang akan diterima. Dalam hal ini insentif tidak termasuk dalam proses kerja, tetapi berada di luar pekerjaan. 5rientasi SDM transendensi lebih kuat untuk mencari keutamaan atau kemuliaan dari pada mendapatkan insentif. Menurut -ateman $&''+( karakter transendensi mencakup kebajikan utama yang menjadi indikator perilaku altruistik sebagai berikutB ". Empati adalah kesediaan untuk memahami orang lain secara utuh baik yang nampak maupun yang tersirat, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. %emampuan empati memungkinkan seseorang dapat menempatkan dirinya dalam suasana perasaan, pikiran dan keinginan orang lain sedekat mungkin. 3adi tidak hanya memahami perasaan orang lain tetapi dapat menghayati bagaimana perasaan andaikan berada di dalam situasi orang tersebut. Hal ini akan mengembangkan suasana hubungan yang didasari atas saling pengertian, suasana rasa diterima dan dipahami serta kesamaan diri. %emampuan empati akan menumbuhkan kearifan di dalam diri yang diekspresikan dalam kepekaan sosial.

12

13

&. Generati!ity. %onsep ini berkenaan dengan kepedulian dan kesediaan mengulurkan tangan. Terlibat dalam memelihara kehidupan sosial berdasarkan norma dan nilai-nilai yang dianut. Memberi arahan untuk menerima generasi yang akan datang. Generati!ity ini dikembangkan dengan memupuk sikap melindungi dan memelihara. ,. "utuallity. %esediaan untuk memandang sukses tidaknya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga sesuatu yang bermakna bagi kepentingan orang banyak. Hal ini dibangun dengan sikap berbagi, kemauan untuk bekerja sama dan menjaga sikap adil terhadap sesama. %arakter kebebasan berpikir yang menghargai adanya perbedaan pendapat tumbuh pada situasi yang memungkinkan tercapainya kesepakatan bersama untuk mencaari yang terbaik untuk semua. %esediaan untuk mengapresiasi perbedaan. 1. Civil #spiration. Sikap mengedepankan kepentingan bersama merupakan makna dari Civil #spiration. Dilatih dengan tidak hanya berpikir dalam terminologi negatif tetapi memberi konstribusi melalui pemikiran positif. Dalam hal ini perlu dikembangkan secara memberi respons yang baik dan menyenangkan bagi orang lain serta menghindari respons atau tindakan yang tidak menyenangkan orang lain dan yang tidak patut dilakukan. !. $ntolerance $ne!!ective %umanity $humanis(. Menolak dan tidak

bertoleransi terhadap tindakan yang tidak humanis. -erusaha untuk mencegah dan mela an tindakan yang tidak etis. Mampu mengendalikan
13

14

dan memantau diri sendiri sehingga orang lain tidak perlu lagi mengendalikan perilaku yang bersangkutan dari luar. %emampuan menyelesaikan problem sosial yang terjadi serta mengatasi konflik yang terjadi. %eteguhan hati yaitu berani menempuh bahaya persistensinya, integritas dan .italitasnya untuk kemanusiaan. Strategi yang ditempuh untuk transformasi karakter transendensi ini adalah dengan mengacu pada format pengetahuan $&no'ing(, menyukai $loving(, melakukan $doing(, kebiasaan $ha it(, dan karakter. Semua ini diupayakan menjadi a ility yang dapat menyatu di dalam pribadi, dalam hal ini pribadi seorang penga as.
Empat'( )enerati*it( Karakter "ransende nsi &utua it( +ivi %spirati!n $umanit(

Aplikasi : Kn!wing #!ving ,!ing $a-it +'ara.ter

Gambar : Aplikasi Karakter ransendensi

D. M5D>2 %>>C>%T8C46 T?46S>6D>6S8

S/P>?@8S8

P>604A4S

->?-4S8S

Hasil penelitian Dadang Suhardan $&''*B7"( bah a saat ini sedang terjadi pergeseran orientasi penga asan, dari penga asan administratif ke penga asan akademik. Penga as yang semula berperilaku sebagai atasan kini nampak duduk
14

15

bersama guru dalam memecahkan masalah pembelajaran. Didukung oleh Sutisna $")+&B!'( bah a peranan penga as sebagai super.isor di sekolah saat itu terutama sebagai seorang pejabat ekskutif, yaitu orang yang harus menga asi kebijaksanaan dan instruksi-instruksi atasan, pemahaman super.isinya sudah berubah dan bergeser ke arah yang lebih luas, ke arah menciptakan kondisi-kondisi esensial di sekolah agar tercipta budaya sekolah yang merangsang terjadinya semangat mengajar yang bermutu. Semua guru merasa termoti.asi untuk meningkatkan semangat kerja dalam suasana learning (rganization karena iklimnya memungkinkan. Selanjutnya dalam hal pengembangan diri seorang penga as, muncul karakter transendensi yaitu perilaku yang berorientasi pada diri ssendiri untuk bekerja dengan tujuan kemuliaan dan bermanfaat untuk orang banyak, karakter transendensi ini diintegrasikan dalam kegiatan pendidikan secara menyeluruh, termasuk yang terkait dengan tugas penga as. Terkait dengan pergeseran-pergeseran kinerja penga as yang lebih baik, dalam tulisan ini dibahas tentang super.isi penga as berbasis transendensi. %arakter transendensi dapat Model keefektifan super.isi penga as berbasis transendensi adalah suatu model kinerja penga as yang meliputi super.isi akademik dan super.isi manajerial dengan didasari dengan karakter transendensi yang meliputi aspek empaty, generatifity, mutuallity, ci.il aspiration, humanity. Dalam hal ini penga as melaksanakan tugasnya dalam bidang super.isi akademik dan super.isi manajerial harus didasari dengan karakter transendensi.
15

16

Pengawas Karakter Transendensi Empat'( )enerati*it( &utua it( +ivi %spirati!n $umanit(

Kinerja Pengawas Pendidikan Pemantauan Supervisi Eva uasi Pe ap!ran "indak #anjut $asi

Supervisi %kademik

Supervisi &anajeria

Gambar : Model Kee!ektivan "#pervisi Pengawas $erbasis ransendensi

>. P>6/T/P /paya untuk meningkatkan efekti.itas super.isi penga as berbasis transendensi adalah mengembangkan kepribadian penga as melalui karakter transendensi yang mencakup aspek empaty, generati.ity, mutually, ci.il aspiration, dan humanity sebagai satu cara memperbaiki kinerja penga as dalam hal super.isi akademik dan super.isi manajerial yang meliputi kegiatan pemantauan, super.isi, e.aluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil. Dengan super.isi penga as berbasis transendensi diharapkan penga as mampu memahami bah a selain kualitas pekerjaan yang berjalan seiring dengan imbalan yang diperoleh, maka penga as perlu merasakan kepuasan kerja sebagai kondisi yang menyatu dalam pekerjaannya bukan yang terletak di luar pekerjaannya.
16

17

%arakter transendensi penga as akan mengembangkan kepribadiannya dari mementingkan hal-hal yang sifatnya pribadi menjadi hal-hal yang dapat memberi kepuasan orang banyak. Selain itu dengan karakter transendensi dapat membantu penga as mereorientasikan makna kerja dari mendapatkan penghasilan material semata menjadi aktualisasi diri yang transenden.

D4CT4? P/ST4%4

-ateman E Snel. &''+. "anagement. 6e =orkB Mc. 0ra Hill. Dadang Suhardan. &''*. )urnal Educationist *o+ $ ,ol+$ )anuari -../, >fekti.itas Penga asan Profesional dalam meningkatkan Mutu Pembelajaran pada >ra 5tonomi Daerah. Dedy Mulyasana. &'"". Pendidi&an Bermutu dan Berdaya 0aing+ -andungB ?osda cet ". >. Mulyasa. &'"". "ana1emen dan Kepemimpinan Kepala 0e&olah+ 3akartaB -umi 4ksara. Det ". 2istya ati, >rna. &'"&. )ournal o! Elementary Education $ 23)+ Super.isi Pengajaran Dengan Tindak 2anjut Pembinaan Dialogis %olegial /ntuk Meningkatkan Mutu Proses Pembelajaran 8P4 di SMP. SemarangB /66>S. Mc. Shane E @on 0lino . &''+. Management and 5rganiFation -eha.ior. 6e =orkB Mc. 0ra Hill -ook Do.

17

18

............. . &'"&. Koran 4epu li&a+ mpsi.umm.ac.id, yang diakses pada ! 3anuari &'"&. Mukhtar dan 8skandar. &''). (rientasi Baru 0upervisi Pendidi&an+ 3akartaB Persada Press cet ". Sri Milfayetty. &'"&. Kara&ter 5otaliter, Kon!ormis vs Kara&ter 5ransendensi+ MedanB Majalah /68M>D >disi , 3anuari-3uni &'"&. Sutisna, 5teng. ")+,. #dministrasi Pendidi&an, Dasar 5eoritis 6ntu& Pra&te& Pro!esional+ -andungB 4ngkasa.

18

Anda mungkin juga menyukai