Anda di halaman 1dari 2

Jawaban no.

1
Pendapat saya Islam meletakkan politik sebagai satu cara penjagaan urusan umat. Islam dan politik
tidak boleh dipisahkan, kerana Islam tanpa politik akan melahirkan terbelenggunya kaum muslimin
yang tidak mempunyai kebebasan dan kemerdekaan melaksanakan syariat Islam. Begitu pula politik
tanpa Islam, hanya akan melahirkan masyarakat yang mengagungkan kekuasaan, jabatan, bahan,
dan duniawi saja, kosong dari aspek moral dan spiritual. Oleh kerana itu, politik dalam Islam sangat
penting bagi mengingatkan kemerdekaan dan kebebasan melaksanakan syariat Islam boleh
diwadahi oleh politik.
Menurut Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, Dunia merupakan ladang akhirat. Agama tidak akan
menjadi sempurna kecuali dengan dunia. memperjuangkan nilai kebaikan agama itu takkan efektif
kalau tak punya kekuasaan politik. Memperjuangkan agama adalah saudara kembar dari
memperjuangkan kekuasaan politik.
Dalam kaitan inilah ada kaidah ushul fiqh yang menyebutkan:

‫ما ال يتم الواجب إال به فهو واجب‬


Artinya: Jika ada satu kewajiban yang tidak bisa dilaksanakan kalau tidak ada sesuatu yang lain,
maka sesuatu yang lain wajib juga diadakan/ dipenuhi).
Jika kewajiban mensyiarkan nilai kebaikan Islam tak bisa efektif kalau tidak berpolitik, maka
berpolitik itu menjadi wajib pula hukumnya.” Inilah yang menjadi dasar, mengapa sejak awal
turunnya Islam, muslimin itu sudah berpolitik, ikut dalam kegiatan bernegara, bahkan mendirikan
Negara, dan Rasulullah, SAW, Khulafaur Rasyidin serta para pemimpin islam terdahulu telah
membuktikanya.
Jadi kesimpulannya menurut saya Islam memahami politik bukan hanya soal yang berurusan
dengan pemerintahan dan terbatas pada politik struktural formal belaka. Islam memandang politik
sebagai kulturisasi politik secara luas. Politik bukan sebatas perjuangan menduduki posisi eksekutif,
legislatif, ataupun yudikatif. Lebih dari itu, politik meliputi serangkaian kegiatan yang menyangkut
kemaslahatan umat dalam kehidupan jasmani maupun rohani, dalam hubungan kemasyarakatan
secara umum dan hubungan masyarakat sipil dengan lembaga kekuasaan.

Sumber:
Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme hingga
Postmodernisme,(Jakarta: Paramadina, 1996
M. Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001
Ridwan, Hubungan Islam dan Politik di Indonesia Perspektif Pemikiran Hasan Al-Banna, Volume
12, Nomor 2 Tahun 2017
Jawaban no. 2
Apakah benar politik itu kotor?
Menurut saya tidak dapat dipungkiri Sebagian masyarakat ada yang mengatakan bahwa dalam
paraktiknya politik itu banyak diwarnai oleh perilaku jahat, kotor, bohong, dan korup, timbullah
kesan umum bahwa politik (pada situasi tertentu) adalah kotor dan harus dihindari. Maka pernah
Mujaddid Islam, Muhammad Abduh, marah kepada politik dan politisi karena berdasarkan
pengalaman dan pengamatannya waktu itu beliau melihat di dalam politik itu banyak yang
melanggar akhlak, banyak korupsi, kebohongan, dan kecurangan-kecurangan.
Seperti apakah politik yang ideal? Ya menurut pendapat saya
Perlu adanya peran serta seorang ulama atau seorang tokoh muslim untuk mengatur dunia politik
agar lebih baik. Gunakan politik, sebagai alat untuk menjaga keutuhan dan menjaga tegaknya
sebuah agama, terutama Islam. Jangan menyalah gunakan politik, gunakan kepemimpinan dan
pemerintahan untuk menjaga dan memperkokoh adanya rasa persaudaraan, dan memperkuat
berdirinya agama.

Anda mungkin juga menyukai