Anda di halaman 1dari 21

Disusun oleh: FASE D

MAMAN SUTARMAN
MODUL AJAR

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI

Nama Penyusun : MAMAN SUTARMAN


Sekolah : SMP SANTO YUSUP -BANDUNG
Dimensi Profil Pancasila : Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, Berakhlak
Mulia; dan Kreatif
Fase/Kelas/Semester : D/VII/1
Estimasi Waktu : 4 JP
Profil Peserta Didik : Reguler
Kelas tanpa ada peserta didik yang memliliki
keterbatasan.
Elemen : Pribadi Peserta Didik

Capaian Pembelajaran:

Pada akhir Fase D, peserta didik menyadari dan mensyukuri diri sebagai citra Allah, sebagai
laki-laki atau perempuan, yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, untuk
mengembangkan diri melalui peran keluarga, sekolah, teman, masyarakat dan Gereja
dengan meneladani pribadi Yesus Kristus, sehingga terpanggil untuk mengungkapkan
imannya dalam kehidupan menggereja (melalui kebiasaan doa, perayaan sakramen dan
terlibat secara aktif di dalam kehidupan menggereja); serta mewujudkan imannya dalam
hidup bermasyarakat (melaksanakan hak dan kewajiban, bersikap toleran, dan menghormati
martabat manusia).

:
1

KRITERIA
TUJUAN KETERCAPAIAN ASESMEN
PEMBELAJARAN TP(EVIDEN)
Memahami makna Pada akhir pembelajaran Awal:
manusia sebagai citra dari modul ini peserta didik Dapat dilakukan dengantanya jawab,
Allah yang unik, menunjukkan kemampuan: atau pre-test untuk mengetahui
sehingga merasa 1. Mengidentifikasi unsur- pemahaman awal tentang kenyataan
bangga atas unsur yang menjadikan bahwa manusia adalah citra Allah
dirinya,baik sebagai seseorang unik, yang unik, yang diciptakan sebagai
perempuan atau laki- 2. Mendaftar hal-hal yang peremuan atau laki-laki yang
laki dan, membuat dirinya bangga sederajat
mensyukurinya sebagai sebagai perempuan atau Proses:
anugerah Allah. laki-laki dan hal-hal yang
Cek pemahaman dan praktik peserta
harus dimiliki supaya
didik dalam mengindetifikasi
menjadi perempuan atau
laki-laki yang patut keunikan dirinya, baik sebagai
dibanggakan dan perempuan atau laki-laki; mendaftar
mengungkapkannya hal-hal yang menjadikan seseorang
dalam bentuk yel-yel atau bangga menjadi perempuan atau
gerak dan lagu. laki-laki, menjelaskan sikap dalam
3. Menjelaskan sikap yang menghadapi keunikan dan
tepat dalam menyikapi perbedaan sebagai perempuan atau
keunikan dan sikap dalam laki-laki, mendaftar berbagai bentuk
menghadapi perbedaan perwujudan iman yang akan
perempuan dan laki-laki dilakukan, keterampilan membuat
4. Merumuskan dengan doa syukur
kata-kata sendiri pesan
Kitab Suci tentang Akhir:
keunikan diri sebagai Memastikan ketercapaian tujuan
perempuan atau laki-laki pembelajaran melalui penilaian
5. Mendaftar berbagai secara tertulis berkaitan dengan
bentuk perwujudan iman sikap dalam menghadapi keunikan
atas kesadaran diri diri dan perbedaan perempuan dan
sebagai Citra Allah yang laki-laki, merumuskan pesan Kitab
unik, baik sebagai Suci berkaitan dengan keunikan diri
perempuan atau laki-laki dan perbedaan perempuan atau laki-
6. Bersyukur karena laki, penilaian diri tentang sikap dan
diciptakan sebagai citra praktik hidup berkaitan dengan
Allah dan penghayatan akan kenyataan dirinya
mengungkapkannya sebagai citra Allah yang unik.
dengan membuat doa Pendokumentasian hasil
tertulis.
pengamatan guru terhadap
perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan sikap Beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan
Berakhlak Mulia; dan Kreatif
2

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Langkah Pembelajaran

1. Guru menyampaikan salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali kegiatan
pembelajaran.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
3. Guru melakukan tanya jawab, untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik berkaitan
dengan materi pembelajaran keunikan manusia sebagai citra Allah, dengan bantuan
pertanyaan:
• Apakah kalian sering merasa dirimu berbeda dengan yang lain?
• Mengapa manusia berbeda satu dengan yang lain?
• Dalam hal apa saja perbedaan itu ?
• Betulkah perbedaan itu dikehendaki Allah Sang Pencipta ?
4. Peserta didik bekerja secara mandiri untuk mengidentifikasi keunikan dirinya dan,
membuat gambar/ symbol yang mengungkapkan rangkuman atas semua keunikan dirinya
dalam lembar kerja berikut:

5. Perserta didik mencari tiga teman yang diinginkan untuk saling bertukar informasi tentang
keunikan dirinya dan keunikan temannya, sambil memperhatikan : hal-hal apa yang sama
antara dirinya dengan temannya, dan hal-hal yang berbeda.

3
6. Beberapa peserta didik diminta mengungkapkan pengalaman berkaitan dengan kegiatan di
atas, dengan bantuan pertanyaan:
• Adakah hal-hal yang berbeda dan yang sama antara dirimu dengan diri temanmu?
• Perasaan/ pikiran apa yang muncul setelah mengetahui bahwa dirimua berbeda
dengan temanmu ?
7. Peserta didik dan Guru merumuskan pengertian kata “Unik”
8. Peserta didik bekerja dalam kelompok yang sudah disiapkan Guru untuk mendiskusikan
kasus yang menggambarkan sikap dalam menghadapi keunikan diri. Kelompok ganjil
membahas kasus 1, kelompok genap membahas kasus 2

Hasil diskusi dapat diketik di laptop dalam format Word atau Powerpoint.
9. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan bisa ditanggapi kelompok lain.

10. Peserta didik bersama Guru merangkum hasil diskusi. Bila dipandang perlu Guru dapat
memberi peneguhan, misalnya:
• Tak ada seorang manusia pun yang sama dengan yang lainnya. Itulah sebabnya manusia
disebut unik.
• Perbedaan antar manusia meliputi banyak aspek: fisik, psikis, kebiasaan, keinginan, dan
sebagainya. Perbedaan itu bisa disebabkan faktor genetika . Contoh: kalau kedua orang
tua berambut keriting, hampir dipastikan anaknya berambut kriting. Bisa juga
disebabkan faktor kebiasaan. Contoh, anak yang orang tuanya pemain basket, dan sejak
kecil sering diajak berlatih basket, tentu dia akan senang bermain basket, bahkan bisa

4
jadi bercita-cita menjadi pemain basket. Masih banyak faktor lain yang bisa
menyebabkan seseorang itu menjadi unik.
• Keunikan sering ditanggapi oleh manusia secara berbeda. Sebagian orang merasa iri hati
mengapa dirinya tidak seperti orang lain, ada yang menjadi minder, ada yang merasa
Tuhan tidak adil kepada dirinya. Karena tidak mampu menerima diri, ada juga yang
berusaha menutupinya dengan sikap berpura-pura atau munafik. Sikap-sikap semacam
itu sesungguhnya hanya akan merugikan dirinya sendiri, bahkan merugikan orang lain.
• Langkah awal dalam menghadapi perbedaan atau keunikan diri adalah menerima apa
adanya. Kita tidak perlu selalu membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebab
dengan selalu membanding-bandingkan, kita tidak pernah akan merasa puas. Setelah
menerima diri, kita berusaha mengembangkan diri sesuai dengan keunikan kita.
• Untuk mengembangkan diri itu, kita bisa belajar, bertanya, dan berlatih dengan orang
lain
Sumber: Buku Pegangan Guru, hal, 8-9

11. Masing-masing peserta didik membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Kej. 1: 26-28
berikut ini, kemudian menjawab beberapa pertanyaan dalam kelompok.
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi." 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. "
Pertanyaan
• Gagasan menarik apa saja yang kalian temukan dari kutipan tersebut
• berkaitan dengan penciptaan perempuan dan laki-laki?
• Apa artinya manusia “serupa dan segambar” dengan Allah?
• Apa yang dilakukan Allah kepada manusia setelah Ia menciptakannya?
• Apakah ciptaan Allah selain manusia dalam Kitab Suci juga disebut •“serupa dan
segambar”? Kalau demikian apa maknanya?
• Apakah semua manusia itu citra Allah?
Hasil diskusi dapat diketik di laptop dalam format Word atau Powerpoint.
12. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan bisa ditanggapi kelompok lain.

13. Peserta didik bersama Guru merumuskan point-point penting dari hasil diskusi

14. Bila diperlukan, Guru dapat menyampaikan peneguhan/ rangkuman:


• Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia, baik perempuan maupun laki-laki
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tetapi segambar dan serupa dengan Allah
tersebut, bukan dalam arti fisik jasmaniah. Sebab Allah adalah Roh.
• Manusia segambar dan serupa dengan Allah terutama dalam pikiran dan kehendak.
Pikiran dan kehendak Allah itu kasih yang tertuju demi keselamatan dan kebahagiaan
manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Manusia dipanggil untuk mampu memancarkan

5
pribadi Allah yang penuh kasih kepada manusia dan segenap ciptaan-Nya dalam
pikiran, perkataan, dan perbuatan sehari-hari.
• Sejauh terlukis dalam Kitab Suci, istilah segambar dan serupa Allah itu tidak ditujukan
kepada semua ciptaan Allah. Hanya manusialah yang segambar dan serupa dengan
Allah, atau citra Allah.
• Semua manusia, baik perempuan maupun laki-laki adalah citra Allah. Mereka dikasihi
Allah, berharga di mata Allah. Allah mempunyai rencana pada masing-masing diri kita
yang tidak kita ketahui. Semua manusia, tanpa kecuali dan apa pun keadaannya harus
dihormati dan dikasihi. Merendahkan martabat mereka atau menghina mereka sama
artinya dengan merendahkan Allah sendiri sebagai penciptanya.
• Manusia tidak saja diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, tapi ia juga diberkati
oleh Allah. Dengan demikian, manusia bukanlah sesuatu, melainkan seseorang. Ia
pribadi yang sangat berharga di mata Allah. Berkat akal budi dan kebebasan yang
dianugerahkan Allah kepada dirinya, manusia bisa berelasi dengan Allah secara
istimewa. Ia menjadi partner Allah.
• Sebagai partner Allah, manusia diberi tugas untuk bertambah banyak, dan menguasai
ciptaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai kedudukan istimewa
di antara ciptaan Allah lainnya. Ia memiliki martabat ilahi yang membuat kedudukannya
lebih tinggi dibandingkan ciptaan lainnya.
• Tetapi karena penugasan itu berasal dari Allah, maka dalam menjalankan tugas
menguasai ciptaan Allah itu, ia harus melakukannya sesuai dengan kehendak Allah.
Karena diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi. la
mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan,
hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan dipanggil membangun relasi dengan
Allah, pencipta-Nya.
• Sepantasnya kita bersyukur telah diciptakan sebagai citra Allah yang unik. Dan rasa
syukur itu bisa diungkapkan dengan berbagai cara,misalnya: memelihara tubuh kita
sebaik-baiknya.
Sumber: Buku Pegangan Guru, halaman 11-12
15. Guru mengajak peserta didik hening dan membimbing mereka untuk mengendapkan hal-
hal yang dipelajari, dengan menjawab dalam hati beberapa pertanyaan berikut:
• Bila Allah sudah menciptakanku sebagai pribadi yang unik sekaligus citra Allah,
apakah aku selama ini sudah bersyukur atas keunikanku?
• Bila Allah sudah menciptakan aku “serupa dan segambar,” apakah kata dan
perbuatanku selama ini sudah memancarkan kebaikan Allah?
• Bila semua manusia diciptakan unik dan sekaligus serupa dan segambar dengan Allah,
apakah selama ini aku sudah menghormati sesamaku, tidak merendahkan atau
mengejek mereka?
16. Masih dalam keadaan hening, peserta didik mendaftar hal-hal yang akan dilakukan sebagai
perwujudan iman atas kesadaran bahwa dirinya sebagai Citra Allah yang unik dan
bermartabat luhur.
17. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyusun doa tertulis yang
mengungkapkan syukur mereka atas kesadaran bahwa dirinya sebagai Citra Allah yang
unik dan bermartabat luhur.
18. Guru meminta peserta didik menuliskan refleksi atas kegiatan pembelajaran hari ini,
dengan bantuan pertanyaan:
• Hal penting apa yang kamu peroleh dalam pelajaran hari ini ?
• Apa yang ingin kamu pelajari lebih dalam dari materi pelajaran hari ini 6
• Bagian mana dalam proses pembelajaran hari ini yang membuatmu merasa senang ?
• Bagian mana dalam proses pembelajaran hari ini yang membuatmu merasa kurang
tertarik ?
19. Guru manawarkan kepada peserta didik yang mau memimpin doa penutup dengan doa
yang telah dibuatnya. Bila tidak ada yang bersedia, Guru dapat menunjuk salah seorang
dari mereka.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Langkah Pembelajaran

1. Guru menyampaikan salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali
kegiatan pembelajaran
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
3. Peserta didik mengerjakan tugas dalam kelompok kecil berdasarkan jenis kelamin.
Tugas dikerjakan dalam lembar kerja yang tersedia.

• Kelompok membuat yel-yel, atau gerak dan lagu sekreatif mungkin yang
mengungkapkan kebangggan sebagai perempuan atau laki-laki, dan
mempresentasikannya setelah melaporkan hasil diskusi.
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan performance yel-yel atau
gerak dan lagu, dilanjutkan dengan tanggapan dari kelompok lain.
6. Peserta didik bersama Guru membuat rangkuman hasil diskusi. Guru dapat memperluas
pemahaman peserta didik dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya:
• Banyak orang mengatakan bahwa perempuan itu harus lemah lembut, apa pendapatmu bila
melihat laki-laki yang lemah lembut?
• Apakah laki-laki harus bisa memasak ?
• Bagaimana pendapatmu tentang kaum perempuan yang terampil sebagai pekerja bangunan?
• Bolehkah perempuan menjadi presiden?
7. Bila diperlukan Guru dapat menyampaikan peneguhan, misalnya:
• Sesungguhnya banyak sifat, kebiasaan, karakter, dan kemampuan yang kita miliki dapat
membuat kita bangga, baik sebagai perempuan atau laki-laki.
• Kita juga sadar, ternyata orang lain punya harapan tertentu terhadap diri kita. Orang lain
menginginkan kita memiliki sifat, karakter, kebiasaan, dan kemampuan lebih dari sekedar yang
sudah ada dalam diri kita.
• Mungkin dalam keluarga, kamu pernah mendengar juga komentarkomentar dari orang tuamu,
seperti nampak dalam kata-kata seperti ini: “Seharusnya kamu itu...”
• Dalam masyarakat sering terdapat pandangan dalam kebudayaan tertentu yang keliru, seolah-
olah ada sifat, karakter, kebiasaan dan kemampuan tertentu boleh dimiliki perempuan, atau
laki-laki saja. Contoh, laki-laki tidak boleh menangis atau cengeng; atau pekerjaan cuci, masak,
setrika itu tugas perempuan. Ada juga pandangan agama tertentu yang belum bisa menerima
bila perempuan menjadi pemimpin negara.
• Kita memang harus menjadi diri sendiri. Untuk menjadi diri yang bisa dibanggakan, kita perlu
mendengar komentar atau harapan orang lain sebagai masukan agar kita memiliki kualitas
pribadi yang lebih baik
7. Peserta mencari, membaca artikel tentang sikap yang tepat dalam menghadapi menyataan
diri dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, dan membuat ringkasan atas artikel
tersebut. Misalnya artikel berjudul: “Tak Usah Protes Kita Terlahir Seperti Apa. Karena
Kita yang Menentukan Akan Jadi Apa”

Tak Usah Protes Kita Terlahir Seperti Apa. Karena Kita yang Menentukan
Akan Jadi Apa
Hidup adalah anugerah. Setidaknya, itulah kalimat yang disetujui mayoritas manusia
yang ada di dunia ini. Namun tak sedikit orang yang mengatakan bahwa hidupnya itu
bukanlah anugerah. Mereka merasa hidup mereka penuh ketidakadilan dan kesedihan.
Bahkan mereka menganggap itu sudah bawaan lahir. Mungkin kita juga pernah merasa
demikian saat tak merasakan apa yang orang-orang sebut dengan anugerah dalam
mengartikan hidup. “Aku tak ingin dilahirkan seperti ini. Jika aku bisa memilih, mungkin
aku tak ingin dilahirkan ke dunia ini.” Kalimat itu pun sering kita ucapkan. Kalimat itu
seolah jadi alasan membela diri dari segala hal yang kita anggap sebagai ketidakadilan
Tuhan. Mengapa kita berkata seperti itu? Bukankah semua orang di dunia ini tak ada
satupun yang bisa memilih terlahir seperti apa? Tidak ada satu orang pun di dunia yang
bisa meminta lahir di dunia sebagai anak orang kaya, anak pejabat, sebagai anak
professor, sebagai anak pengusaha atau sebagai anak pemuka agama. Jelas, itu tidak ada!
Semuanya sama. Kita semua tidak ada yang bisa memilih dari siapa kita dulu terlahirkan.
Lalu kenapa kita justru seolah menyalahkan Tuhan? Menyalahkan Tuhan tentang kenapa
kita berada di kondisi seperti sekarang? Mengapa?

Kita pun tak bisa memilih akan dilahirkan sebagai seorang perempuan atau laki-laki.
Jadi, apakah kita pantas menyalahkan Tuhan karena kita telah diciptakan sebagai laki-
laki? Karena kita menganggap hidup sebagai perempuan itu lebih nyaman? Apakah posisi
kita layak memprotes Tuhan karena kita dilahirkan sebagai perempuan? Karena kita
berpikir hidup sebagai lelaki lebih terasa seru dan menyenangkan? Kalau hidup hanya
berdasar anggapan manusia, untuk apa Allah menurunkan aturan indah berupa agama?
Atau kita malah meneriaki Tuhan dengan dalih hak asasi manusia, kita mengganggap
kesepakatan sesama manusia yang utama? Mungkin kita lupa bahwa Allah Maha
Mengetahui segala yang terbaik untuk kita. Lalu kenapa kita ingin sok pintar
mengubahnya? Menganggap pendapat kita yang lebih benar karena sebagian orang telah
mengiyakan?
Contoh lain, kita mengeluh karena dilahirkan sebagai orang dari keluarga tak punya.
Kita menganggap bahwa orang kaya itu hidupnya pasti sangatlah membahagiakan. Lantas
kita dengan lantang protes pada Allah, mengapa kita terlahirkan seperti ini? Hingga
akhirnya kita selayaknya menyadari, terlahir dari keluarga miskin itu bukanlah sebuah
kesalahan. Kesalahan sebenarnya adalah ketika kita tak mau bangkit dari kemiskinan dan
menjadi kaya.
Waktu berjalan maju. Mungkin lebih baik kita memikirkan apa yang akan kita
lakukan di masa depan dengan kondisi yang sekarang kita miliki. Pada dasarnya, semua
manusia juga bermulai dari awalan yang nol. Semua melaju pada durasi waktu yang sama.
Sehari 24 jam, satu tahun 365 hari. Hingga apa yang telah kita miliki sekarang dan apa
yang telah kita capai sekarang.
Semua adalah hasil proses yang kita lakukan. Namun bukanlah itu PENILAIANnya.
Rejeki sudah diatur Sang Maha Pengatur. Semua mendapatkan porsi berbeda, terlepas
usaha dan jerih payah. PENILAIAN yang utama (menurut penulis) adalah persepsi kita
tentang hidup sendiri. Apakah kita menerima atau tidak, apakah kita mensyukuri atau
tidak. Di situlah letak kebahagiaan dan penghargaan terhadap diri sendiri. Tak ada lagi
menyalahkan Tuhan dengan kata, “Ini semua adalah mutlak dari Tuhan untukku. Aku
hanya menjalani apa yang aku anggap benar.”
Karena hal itu justru membuat kita membenarkan apapun yang kita anggap benar dan
mengenyampingkan aturan serta petunjuk Tuhan. Mungkin lebih baik kita mengatakan
ini, “Ini semua memang kehendak Allah untukku. Aku pun akan menjalani sesuai perintah
dan aturan-Nya.”
Bukankah dalam hidup ini, kita hanya berperan sebagai manusia yang menjalani
kodrat dan fitrahnya sebagai manusia pula? Sebuah mahkluk yang diciptakan di dunia
untuk mengabdi kepada Allah. Makhluk yang diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
senantiasa berusaha. Makhluk yang diberikan akal pikiran dan hati untuk bisa berpikir
dan merasakan. Lalu kenapa kita sering protes dengan diri kita ini?
Tak cukup itu, Allah pun menurunkan petunjuk dan aturan dalam menjalani
kehidupan. Bagaimana cara kita agar merasa bahagia, bagaimana supaya kita bisa
menjalani hidup dengan benar dan baik. Selanjutnya, bagaimanapun dan dalam keadaan
apapun kita terlahirkan di dunia ini, kita bebas dan punya kesempatan untuk menjadi
apapun yang kita inginkan.
Namun tetap ada yang namanya baik buruk dan benar salah sebagai acuan kita.
Semangat dan syukurilah karena kita hidup itu bukanlah untuk meratapi kesedihan yang
ada. Tetapi untuk mengusahakan kebahagiaan ke depannya.

Sumber: https://www.hipwee.com/opini/tak-usah-protes-kita-terlahir-seperti-apa-karena-kita-yang-
menentukan-akan-jadi-apa/

8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membahas pertanyaan-pertanyaan unuk


mendalami artikel.
• Pesan apa yang disampaikan penulis dalam artikelnya?
• Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Allah atas keberadaan kita sekarang ini?
• Penulis mengatakan: “Mungkin lebih baik kita memikirkan apa yang akan kita
lakukan di masa depan dengan kondisi yang sekarang kita miliki.” Sebagai
perempuan atau laki-laki, masa depan seperti apa atau yang bagaimana yang akan
kamu jalani atau raih? Apa yang selayaknya kamu lakukan untuk meraih cita-citamu
di masa depan?
9
9. Tiap kelompok merepresentasikan hasil diskusinya.

10 Peserta didik bersama Guru merumuskan rangkuman hasil diskusi, misalnya:


a. Kita tidak usah menyesali diri sebagai perempuan atau laki-laki
dengan segala keadaan yang kita hadapi. Lebih baik kita mengarah diri
ke masa depan
b. Masa depan sebagai perempuan atau laki-laki, antara lain bekerja,
atau berumah tangga, atau memilih hidup sebagai imam, biarawan/
wati. Kita perlu membekali diri sejak dini untuk menyiapkan masa
depan itu
11. Masih dalam kelompok yang sama, peserta berdiskusi untuk merumuskan pesan Kitab
Suci.
• Kelompok 1: membaca kutipan Kejadian 1:26-31a,
• Kelompok 2 membaca kutipan Efesus1:3-9,
• Kelompok 3: membaca kutipan 1 Petrus 3:3-5.
• Kelompok 4 membaca kutipan Galatia 5:16-26.
➢ Pertanyaan diskusi Kelompok 1 dan 2 :
Mengapa kita patut bersyukur kepada Allah dan patut bangga sebagai
perempuan atau lak-laki?.
➢ Pertanyaan diskusi Kelompok 3 dan 4 :
Apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan kebanggaan sebagai perempuan
atau laki-laki; dan sikap apa saja yang harus dikembangkan?
12. Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok memprsentasikan hasilnya

13. Peserta didik bersama Guru merumuskan kesimpulan atas hasil diskusi

14. Guru menyapaikan peneguhan


• Kita patut bangga dan bersyukur karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
dan diberkati secara khusus, serta diberi tugas menguasai ciptaan Allah lainnya. Allah
terus mencintai dan memelihara kita dengan menyediakan apa yang dibutuhkan demi
hidup kita.
• Setelah selesai mencipta bumi dan segala isinya Allah melihat segala yang diciptakan-
Nya sungguh amat baik. Di mata Allah, apa yang telah diciptakan-Nya, termasuk
manusia, baik perempuan maupun laki-laki, sungguh amat baik, sungguh sempurna,
sungguh sesuai kehendakNya (bdk. Kej. 1:26-31a)
• Bagi kita yang mengimani Kristus, pemeliharaan dan cinta Allah itu terus dinyatakan
dengan mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Berkat Dia, kita
memperoleh berkat rohani. Kita dipanggil hidup kudus dan tak bercacat, dan diangkat
menjadi anakanak Allah. Kita juga memperoleh penebusan atas dosa dan berlimpah
kasih karunia (bdk. Efesus1:3-9)
• Semuanya itu menjadikan kita manusia yang rohani. Oleh karena itu, untuk menjadi
perempuan atau laki-laki yang dibanggakan, kita dipanggil mengembangkan hidup
kerohanian kita, bukan terutama menonjolkan hal-hal yang sifatnya fisik jasmaniah
saja. Kita perlu membiarkan hidup kita dibimbing roh agar berkenan kepada Allah
(bdk. 1 Petrus 3:3-5). 10
• Menjadi perempuan atau laki-laki yang dihidupi Roh Allah, kita harus menampakkan
dalam buah-buah tindakan dalam hidup sehari-hari, yakni: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
diri. Dengan menghasilkan buah-buah roh itulah, kita sesungguhnya telah menjadi
citra Allah, yang memancarkan siapa Allah yang sesungguhnya (bdk. Galatia 5:16-26).
• Manusia, entah perempuan atau laki-laki, diciptakan Allah agar dapat melayani,
mencintai, dan mempersembahkan seluruh ciptaan kepada-Nya (KGK 358)
15. Guru mengajak peserta didik untuk hening, dan membimbing mereka berefleksi dan
pengendapan, misalnya:

Hari ini Allah menegaskan kembali kepada kita masing-masing bahwa siapa pun kita,
entah ganteng atau kurang ganteng, entah cantik atau kurang cantik, entah pandai
atau biasa biasa saja, Allah sungguh sangat mencintai kita. Ia telah menciptakan kita
sedemikian sempurna dan sangat baik adanya. Sekalipun ada manusia yang kerap
menjauhi atau mengejek kita, tetapi di mata Allah kita sungguh amat berharga dan
istimewa..
Hari ini Allah mengingatkan kembali agar kita hidup dalam kekudusan, baik
kekudusan jasmani, maupun kekudusan hidup rohani. Tubuh kita adalah Bait Roh
Suci, tempat Allah hadir. Maka, kita diingatkan untuk menjaga kesucian diri kita
sebagai perempuan atau laki-laki, dan menggunakan tubuh kita untuk melayani Tuhan
dan mengasihi sesama.
Hari ini Allah juga menegaskan kepada kita bahwa Ia akan terus mengasihi dan
merawat kita. Ia telah memilih utusan-utusannya seperti: kedua orang tua, saudara-
saudara, teman-teman kita, guru kita. Ia menghendaki kita makin berkembang dan
dapat dibanggakan
Apakah selama ini kalian menyadarinya hal itu?
Apakah selama ini kalian sudah berusaha membuat orang tua atau sahabat merasa
bangga terhadap dirimu sebagai perempuan atau laki-laki?
Sumber: Buku Pegangan Guru, halaman 24
Setelah refleksi, peserta didik menuliskan dalam catatan mereka rencana aksi sebagai
perwujudan iman atas pembelajaran hari ini
16. Guru memberi kesempatan peserta didik menuliskan refleksi proses pembelajaran, dengan cara
mengisi lembar refleksi yang disediakan.

Refleksi ku atas Pembelajaran hari ini

Nama :….
Kelas :….
Hari/ tanggal : … .
Petunjuk:
Berilah score antara 0-10 yang menggabarkan pengalaman belajarmu hari ini, (dengan
ketentuan: semakin tinggi score semakin menggambarkan semakin baik). Berilah penilaian
yang jujur untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
No. Unsur yang dinilai Score
11
1. Susana pembelajaran

2. Kerjasama antar teman

3. Kemampuan Guru memfasilitasi kegiatan belajar

4. Penguasaan Topik yang dipelajari

5. Topik pembelajaran berguna untuk kehidupan sehari-hari

Usulan:

17. Guru meminta salah seorang peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa

12
0
ASESMEN
A. PEMETAAN ASESMEN
Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran/ Bentuk dan Unsur Asesmen
Eviden
1. Mengidentifikasi unsur- • Asesmen Proses, Individu.
unsur yang menjadikan • Portofolio
dirinya unik dan
• Unsur yang dinilai:
mengungkapkannya dalam
bentuk gambar/ symbol diri
1. Hasil kerja mandiri mengidentifikasi keunikan
dirinya.
2. Gambar/ simbol diri
2. Mendaftar hal-hal yang • Asesmen Proses, Kelompok
membuat dirinya bangga • Portofolio dan Perfomance
sebagai perempuan atau • Unsur yang dinilai:
laki-laki dan hal-hal yang 1. Daftar hal yang membanggakan dirinya sebagai
harus dimiliki supaya Perempuan atau laki-laki, dan hal-hal yang
menjadi perempuan atau seharusnya menjadikan ciri perempuan atau laki-
laki-laki yang patut laki yang patut dibanggakan
dibanggakan dan 2. Penilaian Perfomance Kelompok membuat yel-yel
mengungkapkannya dalam atau gerak dan lagu secara kreatif
bentuk yel-yel atau gerak
dan lagu.
3. Menjelaskan sikap yang • Asesmen Akhir, Individu
tepat dalam menyikapi • Esay-Lisan/Tertulis
keunikan dan sikap dalam • Unsur yang dinilai:
menghadapi perbedaan Penjelasan tentang sikap dalam menghadapi keunikan
perempuan dan laki-laki dan sikap dalam menghadapi perbedaan sebagai
perempuan dan laki-laki
4. Merumuskan dengan kata- • Asesmen Akhir, Individu
kata sendiri pesan Kitab • Esay-Tertulis
Suci tentang keunikan diri • Unsur yang dinilai: Pesan Kitab Suci dengan kata-kata
sebagai perempuan atau sendiri berkaitan dengan kenyataan manusia sebagai
laki-laki cittra Allah yang unik, baik sebagai perempuan atau laki-
laki
5. Mendaftar berbagai • Asesmen Proses, Individu
bentuk perwujudan iman • Portofolio
atas kesadaran diri sebagai • Unsur yang dinilai:
Citra Allah yang unik, Daftar hal-hal yang akan dilakukan sebagai bentuk
baik sebagai perempuan perwujudan iman atas kesadaran diri sebagai Citra
atau laki-laki Allah yang unik, baik sebagai perempuan atau laki-
laki

13
0
6. Bersyukur karena dirinya • Asesmen Proses, Individu.
diciptakan sebagai citra • Portofolio
Allah yang unik, sebagai • Unsur yang dinilai:
perempuan atau laki-laki Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur
dan mengungkapkannya
dalam doa • Asesmen Akhir, Individu
• Penilaian Diri
• Unsur yang dinilai:
Penilaian Diri berkaitan dengan pemahaman tentang
bentuk penghayatan diri sebagai Citra Allah yang unik
baik sebagai perempuan atau laki-laki

B. ALAT DAN RUBRIK ASESMEN

ASESMEN AWAL:
Dapat dilihat dalam:
https://quizizz.com/admin/presentation/62f127af1dc0af001ed3a9ca/pretest-modul-
1
1. Dalam Kitab Kejadian, dikatakan bahwa manusia diciptakan Allah, dari:
A. Debu
B. Tanah
C. Abu
D. Abu dan debu

2. Dalam Kitab Suci, Kisah penciptaan manusia dapat ditemukan dalam:


A. Kitab Kejadian
B. Kitab Keluaran
C. Kitab Ulangan
D. Kitab Bilangan
3. Menurut Kitab Suci, manusia diciptakan Allah:
A. Sama dengan Allah
B. Mirip dengan Allah
C. Serupa dan segambar dengan Allah
D. Sama dalam segala hal dengan Allah
4. Manusia sering disebut mahkluk yang unik. Kata “unik” dalam pernyataan tersebut
mengandung arti:
A. Aneh
B. Langka
C. Sama dengan manusia yang lain
D. Berbeda satu sama lain
5. Manakah pernyataan berikut ini yang benar tentang perempuan dan laki-laki:
A. Perempuan dan laki-laki harus bersaing untuk menunjukkan keunggulannya

14
0
B. Perempuan dan laki-laki diciptakan Allah baik adanya untuk saling berbagi dalam
kelebihan dan melengkapi dalam kekurangan
C. Bagaimanapun laki-laki lebih hebat dan terhormat dibandingkan perempuan
D. Perempuan itu lebih mulia karena dialah yang melahirkan dan mendidik anak
6. Pernyataan yang tidak sesuai dengan pengertian manusia adalah citra Allah, adalah
berikut ini:
A. Manusia layak disebut Citra Allah bila mampu menampilkan kebaikan Allah
kepada sesama
B. Manusia disebut citra Allah, bila mengakui dan menghormati sesamanya sebagai
ciptaan Allah yang bermartabat
C. Manusia disebut Citra Allah bila tidak memiliki cacat tubuh sekecil apapun
D. Manusia disebut citra Allah bila mampu bersyukur karena diciptakan baik adanya.
7. Karena semua manusia adalah citra Allah, maka selayaknya dalam hubungan antar
manusia satu dengan yang lain:
A. Bersaing untuk menjadi manusia yang paling baik
B. Saling membantu dengan sesama yang satu suku, satu ras dan satu agama
C. Saling membantu dan mengembangkan
D. Berusaha agar mandiri dan tidak menerima bantuan orang lain
8. Seseorang dapat disebut sebagai perempuan atau laki-laki yang dapat dibanggakan
terutama bila:
A. Memiliki prestasi dalam semua pelajaran
B. Memiliki sikap dan kebiasaan yang baik dan dapat diteladani
C. Memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat
D. Dapat mengalahkan saingan-saingannya apapun caranya
9. Dalam Kitab Suci ditunjukkan perbedaan mendasar pada saat Allah menciptakan
ciptaan yang lain dengan saat menciptakan manusia. Perbedaan itu adalah:
A. Ciptaan yang lain diciptaan setelah manusia
B. Hanya manusia yang membutuhkan Allah, sedangkan ciptaan lain tidak
membutuhkan Allah untuk hidupnya
C. Ciptaan yang lain diciptakan Allah dengan bersabda, sedangkan saat menciptakan
manusia Allah juga bekerja secara khusus
D. Manusia menjadi ciptaan yang paling penting, sedangkan ciptaan lain boleh
dikuasai dan dimusnahkan
10. Rina merasa kecewa kepada Tuhan karena dirinya merasa kurang cantik
dibandingkan temannya. Itulah sebabnya setelah dewasa, ia melakukan operasi
plastik berkali-kali supaya cantik. Penilaian yang tepat terhadap sikap Rina adalah:
A. Sikap Rina tidak salah, karena Tuhan memang tidak adil karena menciptakan ada
yang cantik dan tidak cantik
B. Sikap Rina seharusnya bersyukur atas keadaan dirinya, karena dibalik keunikan
dirinya Allah memiliki panggilan yang khas atas dirinya
C. Sikap Rina itu benar, bahkan kalau perlu dia tak perlu percaya kepada Tuhan
D. Sikap Rina bukan dosa, karena memang perempuan itu harus cantik supaya
diterima dalam pergaulan

15
0
KUNCI JAWABAN
1. B 2. A 3. C 4. D 5. B
6. C 7. C 8. B 9. C 10. B
Score tiap soal: 5. Total score= 50

KONSEKUENSI NILAI YANG DIPEROLEH PESERTA DIDIK DALAM


KEGIATAN PEMBELAJARAN:
• Peserta didik dengan perolehan nilai Nilai 5-10 : Perlu bimbingan yang intensif
dalam proses pembelajaran,
• Peserta didik dengan perolehan nilai Nilai 15-30 : Perlu pendalaman pokok-pokok
materi tertentu;
• Peserta didik dengan perolehan Nilai 35-50 : Dapat dilakukan pengayaan terhadap
pokok materi dan atau membantu temannya yang lain

KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN 1 :


a. Hasil Kerja mandiri: mengindetifikasi keunikan diri
Indikator
Menyebutkan Menuliskan Menuliskan 4- Menuliskan 1-
No Nama
lebih dari 9 ciri 6-9 ciri 6 ciri keunikan 3 ciri keunikan
keunikan diri keunikan diri diri diri
1. …………..
2. ………….
Dst
\
b. Potofolio :Membuat gambar/ simbol diri
Indikator
Simbol/gambar Simbol/gambar Simbol/gambar Simbol/gambar
sesuai, menarik, sesuai, kurang sesuai, kurang kurang sesuai,
No Nama mampu menarik, mampu menarik, kurang kurang menarik,
menjelaskan menjelaskan mampu kurang mampu
maknanya maknanya menjelaskan menjelaskan
maknanya maknanya
1. …………..
2. ………….
Dst

16
0
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN 2 :
a. Penjelasan tentang sikap dalam menghadapi keunikan dan sikap dalam menghadapi
perbedaan sebagai perempuan dan laki-laki
Indikator
Menuliskan Menuliskan Menuliskan Menuliskan
masing-masing masing-masing masing-masing 4- masing-masing 1-
lebih dari 9 hal 7-9 pada kolom 6 pada kolom 3 pada kolom
pada kolom alasan merasa alasan merasa alasan merasa
alasan merasa bangga sebagai bangga sebagai bangga sebagai
Kelompok Nama bangga sebagai perempuan atau perempuan atau perempuan atau
perempuan atau laki-laki dan laki-laki dan laki-laki dan
laki-laki dan kolom ciri kolom ciri kolom ciri
kolom ciri perempuan atau perempuan atau perempuan atau
perempuan atau laki-laki yang laki-laki yang laki-laki yang
laki-laki yang patut patut dibanggakan patut dibanggakan
patut dibanggakan dibanggakan
1. 1. ... .
2. ... .
Dst

b. Penilaian Perfomance Kelompok membuat yel-yel atau gerak dan lagu secara kreatif

Indikator
Yel-yel/ gerak Yel-yel/ gerak Yel-yel/ gerak Yel-yel/ gerak
dan lagu sesuai dan lagu sesuai dan lagu sesuai dan lagu sesuai
topik topik topik topik
Kelompok Nama pembelajaran, pembelajaran, pembelajaran, pembelajaran,
orisinal, kreatif, orisinal, kreatif, orisinal, kreatif, tidak orisinal,
menarik, menarik, kurang menarik, kurang kreatif,
ditampilkan ditampilkan ditampilkan kurang menarik,
secara kompak, kurang kompak, kurang kompak, ditampilkan
kurang kompak,
1. 1. ... .
2. ... .
Dst

KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN 3 :


Penjelasan tentang sikap dalam menghadapi keunikan dan sikap dalam menghadapi perbedaan
sebagai perempuan dan laki-laki

Bentuk penilaian: Test lisan/ tertulis, uraian


Soal:
1. Agustinus datang kepada kamu, dan mengeluh bahwa dirinya berwajah kurang menarik. Dia
berfikir seandainya wajahnya seganteng selebritis, pasti dia akan menjadi orang yang sukses
dan disukai banyak orang. Jelaskan tanggapanmu atas sikap atau pandangan Agustinus!
2. “Sebagian orang mengatakan bahwa laki-laki itu lebih hebat dari pada perempuan”. Jelaskan
pendapatmu tentang sikap atau pandangan di atas !

17
0
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN 4 :
Merumusan pesan Kitab Suci dengan kata-kata sendiri berkaitan dengan kenyataan
manusia sebagai cittra Allah yang unik, baik sebagai perempuan atau laki-laki

Bentuk penilaian: Test lisan/tertulis, uraian


Soal:
1. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, apa saja yang menjadi tugas manusia sebagai Citra
Allah, sebagaimana tersurat dalam kitab Kejadian 1:26-27 !
2. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, pesan Kitab Suci yang mengatakan bahwa perempuan
diciptakan Allah dari tulang rusuk laki-laki !

KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN 5 :


Portofolio: Daftar hal-hal yang akan dilakukan sebagai bentuk perwujudan iman atas kesadaran
diri sebagai Citra Allah yang unik, baik sebagai perempuan atau laki-laki

Indikator
Niat yang Niat yang dituliskan Niat yang Niat yang
dituliskan sesuai sesuai dengan topik dituliskan sesuai dituliskan sesuai
dengan topik yang yang dipelajari, dengan topik yang dengan topik yang
dipelajari, logis, logis, terjangkau dipelajari, logis, dipelajari, logis,
terjangkau untuk untuk dilaksanakan, terjangkau untuk sulit untuk untuk
dilaksanakan, jelas jelas waktu dilaksanakan, dilaksanakan,
No Nama
waktu pelaksanaannya, jelas tidak jelas jelas tidak jelas
pelaksanaannya, kurang relevan waktu waktu
relevan untuk untuk pelaksanaannya, pelaksanaannya,
pengembangan diri pengembangan diri kurang relevan kurang relevan
untuk untuk
pengembangan pengembangan
diri diri
1.
2.
3.

KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN 6 :


a. Penilaian Diri berkaitan dengan bewrsyukur sebagai Citra Allah yang unik baik sebagai
perempuan atau laki-laki
Petunjuk:
Tunjukan seberapa sering kalian melakukan hal-hal berikut, dengan cara memberi tanda
contreng ( ) pada kolom: Tidak pernah (TP), Jarang (J), Sering (S), Sangat Sering (SS)

No. Pernyataan Frekwensi

TP J S SS

score 0 1 2 3

1. Saya bersyukur karena diciptakan sebagai citra Allah

2. Saya memelihara kesucian diri karena saya Citra Allah

18
0
3 Saya ikut memelihara lingkungan hidup agar tetap asri
dan lestari
4 Saya tidak menyombongkan diri sebagai perempuan
atau laki-laki
5 Saya mencitai sesama seperti Tuhan mencintai diri saya

6 Saya memperlakukan orang yang difabel dengan


hormat dan santun
7 Saya memperlakukan lawan jenis dengan hormat

8 Saya berperilaku baik sebagai upaya menjadi


perempuan atau laki-laki yang membanggakan
9 Saya bergaul dengan siapa saja tanpa terpengaruh latar
belakang suku, ras atau agama
10 Saya tidak merendahkan martabat siapapun

b. Portofolio/ unjuk karya: Menyusun doa tertulis yang mengungkapkan rasa syukur telah
diciptakan sebagai Citra Allah yang unik, baik sebagai perempuan atau laki-laki.

Elemen Kriteria

Struktur doa Menggunakan Menggunakan Mengguna kan Mengguna kan


(10%) struktur struktur yang struktur struktur yang
Yang sangat cukup sistematis yang kurang tidak sistematis
sistematis (Dari 3 bagian, sistematis (Dari struktur
(Pembukaan, Isi, terpenuhi 2) (Dari 3 bagian, Tidak terpenuhi
Penutup terpenuhi 1). sama sekali).
Isi doa Mengungkap kan Mengungkapkan Mengungkapkan Mengungkap
(70%) syukur kepada syukur kepada syukur kepada kan syukur
Allah karena Allah karena Allah karena kepada Allah
diciptakan diciptakan sebagai diciptakan karena
sebagai perempuan atau sebagai diciptakan
perempuan atau laki-laki dengan perempuan atau sebagai
laki-laki dengan jelas laki-laki dengan perempuan atau
sangat jelas kurang jelas laki-laki tidak
jelas
Bahasa yang Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
digunakan bahasa yang jelas bahasa yang jelas bahasa yang bahasa yang
(20%) dan sesuai dengan namun ada kurang jelas dan tidak jelas dan
kaidah Pedoman beberapa banyak kesalahan tidak sesuai
Umum kesalahan Pedoman Umum dengan
Penggunaan Pedoman Umum Penggunaan Pedoman Umum
Bahasa Indonesia Penggunaan Bahasa Indonesia Penggunaan
Bahasa Indonesia. . Bahasa
Indonesia

19
0
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Siswa. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai