PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Orangtua (ayah dan ibu) adalah orang yang memegang peranan paling
penting dan sangat berpengaruh dalam mendidik remaja. Orangtua harus jadi
kunci utama yang benar-benar memiliki kepribadian yang baik dan mantap dalam
dengan cara yang baik dan bijaksana. 1 Dalam membentuk keluarga bukan saja
diperankan oleh ayah atau ibu melainkan keduanya harus bisa bekerja sama dalam
membantu mengambil keputusan atas konflik yang remaja hadapi dengan pola
pengasuhan positif dan membantu remaja dalam memenuhi kebutuhan akan kasih
1
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moran Intelektual, Emosional &
Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 78.
2
Singgih D. Gunarsa, Yulia Singgih D. Gunarsa, Anak Remaja dan Keluarga (Jakarta:
Libri, 2011), 44.
1
baik dan benar kepada remaja, bukan malah mendidik dengan cara keras atau
lain secara paksa, baik itu kekerasan secara fisik, amarah, permusuhan,
mendidik remaja dengan menggunakan kekerasan baik itu secara fisik maupun
psikis bukan karena remaja melakukan kesalahan yang paling fatal melainkan
pola asuh orangtua yang sudah nyaman dengan cara kekerasan. Didikan dari
untuk hidup sesuai kehendak orangtua dan mengancam. Pola asuh ini bukan saja
tidak dapat mengontrol diri dan akhirnya sulit menemukan jati dirinya. 3 Masa
remaja bukan saja sebatas hidup untuk mengikuti keinginan orangtua, melainkan
masa remaja adalah masa untuk mencari jati diri, hidup dengan cara yang baik,
bergaul dengan siapa saja dan juga mempunyai hak untuk menikmati apa yang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
perasaan, keinginan atau emosi yang tidak menentu dan juga perubahan fisik. 4
Remaja akan tiba di fase mengenal karakternya sendiri ketika ia mampu menjalin
3
Yulia Singgih D. Gunarsa Dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja (Jakarta: Libri,
2012), 120-123.
4
Ibid.,108.
2
relasi dengan orang lain tanpa harus ada di bawah tekanan orang banyak, mandiri,
tepat dan mampu berempati dengan orang lain. Remaja yang bermasalah maupun
pertumbuhannya.
seorang ayah yang mendidik remaja dengan menggunakan kekerasan. Cara didik
Bukambero masih terjadi hingga saat ini. Kekerasan menurut pandangan salah
satu orangtua di GKS Jemaat Bukambero merupakan suatu hal yang paling ampuh
dan sangat baik dalam mendidik remaja, sehingga ketika remaja melakukan
melakukan kesalahan ialah dipukul, diancam dan di usir dari rumah. Salah satu
orangtua yang penulis wawancarai ialah NMN. 5 Orangtua ini mengakui bahwa
ketika remaja melakukan kesalahan seperti tidak pergi sekolah, tidak mengerjakan
pekerjaan rumah, maka remaja tersebut harus menerima akibatnya yaitu dipukul,
diancam dan diusir dari rumah. Selain itu remaja menerima kekerasan sebagai
5
NMN, Wawancara, Bukambero 12 April 2022.
3
lain. Pelampiasan kemarahan orangtua biasanya berupa, remaja dihukum dengan
cara Dididk Orangtua Di GKS Jemaat Bukambero, dalam tulisan yang berjudul
JEMAAT BUKAMBERO”
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
kekerasan.
D. METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2017),
9.
4
tentang Didikan Orangtua Yang Keras Terhadap Remaja Di GKS
Jemaat Bukambero.
2. Lokasi Penelitian
memilih lokasi tersebut, karena lokasi ini penulis melihat bahwa masih
3. Sumber Data
remaja.
teknik :
a. Pengamatan terlibat/observasi
7
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rhineka Cipta, 2007), 158.
5
b. Wawancara
a. Persiapan
pendukung lainya.
6
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi STT GKS dan
Pastoral.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi orangtua dan gereja di Gereja Kristen
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan
7
BAB II DIDIKAN ORANGTUA TERHADAP REMAJA
A. Orangtua
1. Pengertian Orangtua
2. Peran Orangtua
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja
HASIL PENELITIAN
B. Hail Penelitian
C. Analisa Data
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran