Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Orangtua (ayah dan ibu) adalah orang yang memegang peranan paling

penting dan sangat berpengaruh dalam mendidik remaja. Orangtua harus jadi

kunci utama yang benar-benar memiliki kepribadian yang baik dan mantap dalam

nuansa moralitasnya, ketika orangtua sudah mampu menjadi pribadi yang

demikian, maka sudah seharusnya mampu menjadi orangtua yang mendidik

dengan cara yang baik dan bijaksana. 1 Dalam membentuk keluarga bukan saja

diperankan oleh ayah atau ibu melainkan keduanya harus bisa bekerja sama dalam

membina kehidupan keluarga dan dalam mendidik remaja.

Orangtua bukan saja sebatas melahirkan, menjaga dari kecil sampai ia

dewasa melainkan orangtua juga harus benar-benar berfungsi dalam mendidik,

membimbing dan mengarahkan akan kehidupan remaja, menanamkan nilai agama

dan moral, membantu membangun emosional dengan baik, perhatian dan

memberi rasa aman, menumbuhkan perilaku saling menghargai, kerja sama,

membantu mengambil keputusan atas konflik yang remaja hadapi dengan pola

pengasuhan positif dan membantu remaja dalam memenuhi kebutuhan akan kasih

sayang.2 Sebagai orangtua sudah seharusnya menerapkan pola pengasuhan yang

1
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moran Intelektual, Emosional &
Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 78.
2
Singgih D. Gunarsa, Yulia Singgih D. Gunarsa, Anak Remaja dan Keluarga (Jakarta:
Libri, 2011), 44.

1
baik dan benar kepada remaja, bukan malah mendidik dengan cara keras atau

memiliki unsur kekerasan.

Kekerasan adalah sebuah tindakan yang dilakukan seseorang kepada yang

lain secara paksa, baik itu kekerasan secara fisik, amarah, permusuhan,

pelampiasan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri. Orangtua seringkali

mendidik remaja dengan menggunakan kekerasan baik itu secara fisik maupun

psikis bukan karena remaja melakukan kesalahan yang paling fatal melainkan

pola asuh orangtua yang sudah nyaman dengan cara kekerasan. Didikan dari

orangtua yang menggunakan kekerasan dimulai dengan cara memukul, mengusir,

merendahkan, tidak menghargai akan keberadaan remaja dalam rumah, memaksa

untuk hidup sesuai kehendak orangtua dan mengancam. Pola asuh ini bukan saja

menyebabkan remaja terluka melainkan bertumbuh dengan tekanan orangtua,

tidak dapat mengontrol diri dan akhirnya sulit menemukan jati dirinya. 3 Masa

remaja bukan saja sebatas hidup untuk mengikuti keinginan orangtua, melainkan

masa remaja adalah masa untuk mencari jati diri, hidup dengan cara yang baik,

bergaul dengan siapa saja dan juga mempunyai hak untuk menikmati apa yang

seharusnya mereka nikmati pada masa remaja.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. Perkembangan remaja secara psikologis ditandai dengan sikap dan

perasaan, keinginan atau emosi yang tidak menentu dan juga perubahan fisik. 4

Remaja akan tiba di fase mengenal karakternya sendiri ketika ia mampu menjalin

3
Yulia Singgih D. Gunarsa Dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja (Jakarta: Libri,
2012), 120-123.
4
Ibid.,108.

2
relasi dengan orang lain tanpa harus ada di bawah tekanan orang banyak, mandiri,

mampu menerima kenyataan, mampu beradaptasi, mampu merespons dengan

tepat dan mampu berempati dengan orang lain. Remaja yang bermasalah maupun

yang tidak bermasalah sudah seharusnya orangtua tetap membimbing dan

memberi perhatian dengan baik dan bukan menerapkan didikan yang

menggunakan kekerasan dan tidak wajar untuk diterima dalam masa

pertumbuhannya.

Dalam pengamatan awal penulis bahwa di GKS Jemaat Bukambero ada

seorang ayah yang mendidik remaja dengan menggunakan kekerasan. Cara didik

orangtua yang mengandung unsur kekerasan terhadap remaja di GKS Jemaat

Bukambero masih terjadi hingga saat ini. Kekerasan menurut pandangan salah

satu orangtua di GKS Jemaat Bukambero merupakan suatu hal yang paling ampuh

dan sangat baik dalam mendidik remaja, sehingga ketika remaja melakukan

sebuah kesalahan sudah sepantasnya remaja tersebut menerima akibatnya dari

orangtua. Kekerasan yang sering digunakan oleh orangtua ketika remaja

melakukan kesalahan ialah dipukul, diancam dan di usir dari rumah. Salah satu

orangtua yang penulis wawancarai ialah NMN. 5 Orangtua ini mengakui bahwa

ketika remaja melakukan kesalahan seperti tidak pergi sekolah, tidak mengerjakan

pekerjaan rumah, maka remaja tersebut harus menerima akibatnya yaitu dipukul,

diancam dan diusir dari rumah. Selain itu remaja menerima kekerasan sebagai

sebuah pelampiasan atas kemarahan orangtua ketika bermasalah dengan orang

5
NMN, Wawancara, Bukambero 12 April 2022.

3
lain. Pelampiasan kemarahan orangtua biasanya berupa, remaja dihukum dengan

tidak diberi makan dan tidak diberi ruang untuk bermain.

Berdasarkan penjabaran di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

cara Dididk Orangtua Di GKS Jemaat Bukambero, dalam tulisan yang berjudul

“DIDIKAN ORANGTUA YANG KERAS TERHADAP REMAJA DI GKS

JEMAAT BUKAMBERO”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa orangtua mendidik remaja dengan kekerasan?

2. Apa dampak dari didikan orangtua yang mengandung unsur

kekerasan terhadap remaja?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mendeksripsikan mengapa orangtua mendidik remaja dengan

kekerasan.

2. Mendeskripsikan dampak dari didikan orangtua yang mengandung

unsur kekerasan terhadap remaja.

D. METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif

yaitu suatu metode yang digunakan untuk melukiskan atau

menggambarkan subjek penelitian berdasarkan fakta yang ditemukan

dilapangan. 6 Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2017),
9.

4
tentang Didikan Orangtua Yang Keras Terhadap Remaja Di GKS

Jemaat Bukambero.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di GKS Jemaat Bukambero, Desa Kadu Eta,

Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya. Alasan untuk

memilih lokasi tersebut, karena lokasi ini penulis melihat bahwa masih

11 KK yang mengasuh anak dengan unsur kekerasan terlebih

khususnya terhadap remaja.

3. Sumber Data

a. Data primer yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan

ialah melalui wawancara dengan 10 KK orangtua dan 10 orang

remaja.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku

perkembangan anak remaja, psikologi perkembangan dan buku

anak remaja dan keluarga.

4. Teknik Pegumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat, maka peneliti menggunakan

teknik :

a. Pengamatan terlibat/observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 7

7
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rhineka Cipta, 2007), 158.

5
b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk, komunikasi yang dilakukan

oleh penanya dan narasumber untuk mengumpulkan data. Dalam

pelaksanaan wawancara ini penulis melakukan wawancara dengan

orangtua dan remaja.

5. Proses Tahapan Penelitian

a. Persiapan

Dalam melakukan penelitian ini telah dipersiapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan penelitian termasuk fasilitas

pendukung, penyusunan pendoman wawancara dan instrument

pendukung lainya.

b. Pengumpulan dan klarifikasi data

Pengumpulan data dilakukan pada saat observasi dan

wawancara, selanjutnya akan di klarifikasi sesuai dengan pedoman

dan kebutuhan penelitian, yang kemudian di analisis untuk

menjawab masalah penelitian

c. Analisis dan interpretasi

Data hasil observasi dan wawancara selanjut nya

diinterpretasi sesuai dengan masalah penelitian.

d. Penulisan laporan hasil penelitian

Data penelitian yang telah dianalisa dan interpretasi dimuat

dalam laporan penelitian.

6
E. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan, maka manfaat

penelitian yang diharapkan adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi STT GKS dan

pengembangan mata kuliah Psikologi, Spiritual dan Pendampingan

Pastoral.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi orangtua dan gereja di Gereja Kristen

Sumba Jemaat Bukambero. Dapat memperkaya wawasan pembaca dan

memberikan dampak positif terkhususnya bagi gereja dan orangtua dalam

melihat pola didik yang baik bagi remaja.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Sistematika Penulisan

7
BAB II DIDIKAN ORANGTUA TERHADAP REMAJA

A. Orangtua

1. Pengertian Orangtua

2. Peran Orangtua

3. Pola Didikan Orangtua

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

2. Proses Perkembangan Remaja

C. Didikan Orangtua Yang Mengandung Unsur Kekerasan Terhadap

Remaja

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN DAN

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum GKS Jemaat Bukambero

B. Hail Penelitian

C. Analisa Data

BAB IV REFLEKSI TEOLOGISS

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai