Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL PENELITIAN

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK

KEPRIBADIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK.AISYIYAH 21

DEPOK

Oleh :

NURAINI

NIM /NIMKO : 10401024

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT INSIDA)

CABANG LENTENG AGUNG

TAHUN AKADEMIK 2012-2013


ABSTRAKS

Nuraini, Nim: 10401024, Peranan Orang Tua Dalam Membentuk


Kepribadian Anak Usia 5-6 Tahun di TK.AISYIYAH Penelitian Jakarta jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Jakarta ( STIT )
INSIDA, Jakarta 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan orang tua
dalam membentuk kepribadian anak. Variabel terikat(x) dalam penelitian adalah
Peranan Orang Tua, sedangkan variaabel bebasnya (Y) membentuk kepribadian
Anak.
Alasan penulis mengambil judul Peranan Orang Tua Dalam Membentuk
Kepribadian Anak adalah: agar para orang tua dapat mendidik anaknya sejak
sedini mungkin, mengetahui dan dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan
baik..
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,
yaitu penelitian yang menggambarkan tentang peranan orang tua dalam
membentuk kepribadian anak, Karena metode ini cocok dan relevan dengan obyek
penelitian, obyek penelitian ini adalah para orang tua di TK.Aisyiyah Depok
dengan mengambil sample 10 orang tua siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan tehnik observasi
langsung, wawancara, studi pustaka tentang perananan orang tua dalam
membentuk kepribadian anak serta menggunakan BLP dan penyebaran
angket untuk mengetahui informasi dan responded yakni para orang tua
di lingkungan tersebut. Kemudian data di olah dan di analisis untuk mengetahui
bagaimana peranan orang tua dalam membentuk kepribadian anak, yang di akhiri
dengan di paparkanya hasil interprestasi dari hasil analisis dan selanjutanya di
paparkan pula kesimpulan dan beberapa saran untuk orang tua dalam membentuk
kepribadian anak.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada sekitar abad ke – 2 puluhan sejumlah orang tertaris rahasia dibalik

tumbuh kembangnya manusia.Berbagai upaya di Lakukan termasuk

mengembangkan metode pengumpulan data dalam rangka mendapatkan gambaran

yang utuh tentang perkembangan manusia. Salah satu perkembangan manusia

tersebut adalah perkembangan anak dari sejak lahir hingga dewasa. Anak di

lahirkan kondisinya tabularasa/seperti kertas kosong yang bersih. Pikiran anak

mmerupakan haaasil daripengalamaaaaan dan proses belajar. Pengalaman dari

proses belajar diperoleh melalui indera membentuk manusia menjadi individu

yang unik. Ketika bayi di lahirkan ia sudah memiliki kapasitas dan modal yang

akan terus berkembang secara alami tahap demi tahap. Tugas orang tua adalah

memberikan kesempatan pada anak agar bakat /bawaan tersebut dapat

berkembang dan memadu pertumbuhan. Untuk mewujudkan kepribadian anak

yang harmonis tidaklah mudah di tempuh oleh setiap orang tua jika tidak

memahami akan pentingnya peranan yang dimainkan. Karena setiap anak

dilahirkan dalam keadaan fitrah.


Artinya : “ Dari Abi Hurairoh ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda tidaklah setiap anak

dilahirkan kecuali dalam keadaan suci, bersih maka dari kedua orang tuanyalah yang

menajdikan anak itu yahudi atau nashrani atau majusi” (H.R Muslim)1

Anak adalah anugerah yang Maha Kuasa,anak dititipkan pada setiap orang tua,

anak yang baru lahir merupakan mahluk yang suci dan belum tahu apa-apa. Hadist diatas

menjelaskan bahwa orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anaknya,

pada dasarnya tidak ada seorang manusiapun yang dilahirkan dalam keadaan kepribadian

yang buruk, tetapi ada faktor bakat alami dan lingkungan juga yang turut mempengaruhi

sekaligus membentukkecerdasan dan kepribadian seorang anak. Memang di akui bahwa

keluarga mempunyai peran penting dan dapat memberikan kesan yang mendalam

terhadap watak, perilaku, sikap dan fikiran anak. W.Stern2 dalam teori konvergensi

mengatakan: “Dalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun

lingkungan memainkan peranan penting”, ini berarti bahwa di samping adanya

pembawaan pengaruh lingkungan, keluarga juga mempunyai peranaan penting dalam

membentuk kepribadian seorang anak.

Berdasaaaarkan latar belakang masalah di atas penulis berkeinginan menyumbang

kan pemikiranya lewat karya ilmiah yang begjudul”Peranan Orang Tua Dalam

Membentuk Kepribadian Anak Usia 5-6 tahun di TK.Aisyayah 21 Depok.

B. Identitas Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah sebaga berikut:

a. Peranan orang tua dalam membentuk kepribadian anak usia 5-6 tahun di TK.

Aisyayah 21 Depok.

1
Muslim , Shahih Muslim, ( Mesir: Al Matbaah wa Maktabah, 1326H ), Juz 16, hal. 207
2
Fitriah,Peranan Ibu Dalam Membentuk Kepribadian Anak,th.2010
b. Metode yang di lakukan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak usia

5-6 tahun.

c. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi kepribadian anak.

d. Solusi untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi.

e. Hasil usaha yang di capai oleh orang tua terhadap anak.

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah tersebut di atas maka ruang lingkup permasalahan di batasi pada:

a. TK.Aisyayah 21 Depok menjadi obyek penelitian.

b. Anak daalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun.

c. Subyek penelitian adalah peranan orang tua dalam membentuk kepribadian

anak di TK.Aisyayah 21 Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masala-

masalah penelitian :

a. Bagaimana peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak?

b. Metode apa yang di gunakan oleh orang tua dalam membentuk kepribadian

anak?

c. Apa faktor penghambat yang di hadapi orang tua dalam membentuk

kepribadian anak?

d. Solusi apa yang di lakukan orang tua dalam menyelesaikan hambatan yang di

hadapinya dalam membentuk kepribadian anak?


E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana peranan orang tua dalam membentuk

kepribadian anak.

2. Untuk mengetahui metode apa saja yang di gunakan oleh para orang tua dalam

membentuk kepribadian anak.

3. Unruk mengetahui faktor penghambat dan pemecahan masalah yang di

lakukan dalam membentuk kepribadian anak.

4. Untuk mengetahui hasil usaha yang di capai dalan membentuk kepribadian

anak.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam (S.Pd.I) di STIT INSIDA Lenteng Agung jurusan PAUD dan

menyumbangkan yang diperoleh selama STIT INSIDA.

2. Dapat memberikan masukan kepada orang tua dalam memainkan

peranannya dalam mendidik anak dengan baik.

3. Sebagai bahan bacaan (acuan) bagi masyarakat membimbing putra-

putrinya.

4. Bagi para guru dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai

kepribadian anak.

G. Metode Penelitian

1. Tempat dan waktu

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mengambil tempat di

TK.AISYIYAHDepok, untuk mendapatkan hasil yang baik penulis

membutuhkan waktu dan penelitian langsung .


2. Populasi dan sample

Populasi adalah seluruh obyek penelitian baik berupa orang, benda, dan

kejadian – kejadian populasi penelitian ini adalah orang tua. Penulis

mengambil populasi orang tua sebanyak 10 orang tua.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Pemgumpulan data yang di perlukan dalam penulisan penelitian ini di lakukan

melalui tehnik-tehnik :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung dan pangamatan sistematika

terhadap kejadian yang di selidiki. Metode ini di gunakan untuk mencari

data dengan cara mengamati langsung terhadap obyek penelitian tentang

situasi dan kondisi di TK. Aisyayah 21 Depok.

b. Interview

Metode interview adalah merupakan metode dengan dialog ;langsung

untuk mendapatkan informasi dari kepala sekolah dan orang tua murid.

c. Angket

Merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang harus di jawab oleh orang yang menjadi obyek penelitian.

d. Buku Laporan Pengembangan (BLP) Anak Didik

Dengan adanya Buku Laporan Pengembangan yang ada di sekolah

membantu peneliti dalam mendapatkan data tentang perkembangan Dasar

Ahlak Prilaku Sosial/Emosional anak didik.

4. Analisis Data

Suatu cara yang di tempuh untuk mengolah dan menginter prestasikan data yang

di peroleh dari hasil penelitian. Jenis data yang masuk berupa data kualitatif, oleh
karna itu analisisnya secara deskritif yaitu dengan penggambaran melalui kalimat

teratur sehingga mudah di mengerti makna dan maksudnya yang terkandung di

dalamnya. Untuk mengetahui besarnya presentasi jawaban angket dari responden

mengenai peranan orang tua dalam membentuk kepribadian anak penulis me

nggukan rumus berikut:

100
N

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P = Angka presentase3

3
Ibid hal 10
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Peranan Orang Tua


1. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah orang pertama yang dibutuhkan oleh anak, perhatian,
pengharapan, kasih sayangnya. Sebab orang tua merupakan orang pertama
yang dikenal anak. Artinya orang tualah yang memenuhi kebutuhan anaknya
sehari-hari dan orang tua yang menjaga anaknya terhindar dari penyakit.
Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, disebut wadah pertama karena dalam keluarga anak
pertama-tama mendapat pendidikan dan bimbingan, dan disebut utama karena
sebagian besar dari kehidupan anak didalam keluarga. Jika suasana dalam
keluarga baik dan menyenangkan maka anak akan tumbuh baik, begitu pula
sebaliknya jika tidak menyenangkan tentu akan menghambat pertumbuhan
anak. Oleh karena itu, peranan orang tua sangat penting.
Disamping itu orang tua memegang tugas penting dalam keluarga untuk
mendidik anak-anaknya. Orang tua adalah guru pertama dan paling penting
bagi anak ketika mereka masih kecil. Maka, orang tua harus senantiasa menjadi
pendidik dan teman yang baik.
“ Didalam rumah tangga pendidikan anak harus dimulai, inilah sekolah
yang pertama. Disini ibu-bapak sebagi gur-gurunya, maka anak itu harus
belajar segala hal pelajaran yang akan peinimpin sepanjang hidupnya, yaitu
pelajaran-pelajaran tentang penghormatan, penurutan pengendalian diri dan
kejujuran. “4
Dan pernyataan diatas, yang dimaksud guru pertama dan terpenting disini
bukanlah sehagal guru yang mengajar secara formal disekolah, tetapi sebagai
orang yang memberi teladan hidup. Pemberian teladan hidup merupakan cara
yang paling baik untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang di
harapkan dan mempunyai kepribadian yang baik.

4
Henry N. Siahaan, peranan ibu bapak mendidik anak (Bandung Angkasa,1985) hal.12
Dengan melihat dan mendengar secara langsung bagaimana bapak—ibu
mcnyatakan kasih sayang serta penghormatan terhadap satu sama lainnya akan
memberi pengaruh yang mendalam dan berarti pada anak. Sebab anak tidak
hanya mendengar apa yang dikatakan melainkan lebih memperhatikan apa
yang diperbuat oleh orang tuanya. Orang selalu berhubungan diwaktu kecil
adalah orang tun. Karena itu segala gerak-gerik ibu dan bapak akan ditiru oleh
si anak, tentang sikap, perkataan, dan pcrbuatannya. Dengan deinikian tidaklah
berlebihan jika di katakan bahwa pembina utama bagi pribadi anak adalah
orang tuanya. Apabila otang tua banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan, maka kepribadian anak akan tumbuh baik. Dan sebaliknya jika
banyak pengalaman yang tidak menyenangkan maka kepribadan akan tumbuh
tidak baik.
Dari uraian di atas dapat dikatakan orang tua adalah guru pertama dan
pembina utama bagi pribadi anak, akan tetapi dalam melaksanakan peranan
dan tugasnya antara ibu dan bapaknya secara ideal tidak terpisahkan melainkan
saling bahu membahu dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebgai orang
tua.
Adapun mengenai tugas orang tua dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Pemberi rasa aman, sumber kasih sayang
Orang tua merupakan sosok yang paling dekat dengan anaknya. Oleh
sebab itu kedekatan antara orang tua dengan anak akan mendatangkan
rasa aman pada anaknya, sebagaimana diketahui pada saat bayi, ia
memperoleh suasana yang begitu hangat dan nyaman.
2. Tempat mencurahkan isi hati
Orang tua yang baik adalah yang dapat memahaini keinginan ketika
anak berada dalam situasi yang kurang baik.
3. Pendidik yang rasional5
Di dalarn rumah tangga pendidikan anak harus dirnulai, inilah sekolah
yang pertarna, disini sebagai gurunya, maka anak itu harus belajar
segala pelajaran tentang penghormatan.

2. Peranan Orang Tua Dlam Membersihkan Sisi Keagamaan Dan Akhlaknya


Pada Diri Anak—Anaknya.
Diantara hal yang tidak bisa diragukan 1agi adalah bahwa orang tua
tumpuan utama di rumah dan di masyarakat, dialah yang sangat berpengaruh
kuat pada diri anak-anaknya dengan perkataan, tauladannya, dan cinta kasih
serta kasih sayangnya. Anak-anaknya senantiasa menyerupai orang tuanya, bila
.orang tuanya merupakan orang yang selalu taat terhadap aturan Allah berhias
dengan akhlak terpuji, maka anak-anaknya tumbuh dengan menikmati akhlak-
akhlak yang baik, namun bila orang tua yang selalu melanggar aturan-aturan
Allah serta jelek pergaulannya, maka anak-anaknya pun mempunyai sifatt-sifat
yang jelek juga.
Anak-anak dimasa awal-awal perturnbuhan hidupnya mereka rncnerima
apa yang diarahkan oleh orang tuanya, olch sebab itu tanggung jawab untuk
mengarahkannya kepada kebaikan berada di atas pundak kedua orang tua,
karena jenjang ini merupakan jenjang yang paling penting dan paling
menentukan, sebab fase ini adalah berbicara dan taqlid (mengekor atau selalu
ikut-ikutan). Anak belajar landasan-landasan akhlak semenjak tahun-tahun
pertama dari orang tua mereka dan orang-orang dewasa yang ada disekeliling
mereka. Dia mengambil tatanan akhlak dan dari orang dewasa tanpa debat,
diperiksa, tanpa mengkritik, dengan kata lain menerimanya dengan suka rela.
Oleh sebab itu kita wajib memperhatikan diri kita dan rnendidiknya serta
rnenghiasinya dengan akhlak-akhlak yang islaini dan terpuji, agar mudah bagi
kita mengarahkan anak-anak kita. Kita bisa menanamkan dalam jiwa mereka
dasar-dasar islam dengan contoh terlebih dahulu kemudian baru berikutnya
dengan perkataan dan arahan.

5
Umar Hasyim, cara mendidik anak dalam islam (Surabaya : PT Bina Ilmu,1993),cet.ke-1,hal. 15
Tauladan yang shalih atau baik merupakan pondasi yang pokok dalam
membangun sisi agama dan akhlak anak-anak kita, karena anak kecil tidak
melihat kecuali orang-orang yang ada disekitarnya dan tidak meniru kecuali
pada orang-orang yang ada disekitamya, maka bila dia melihat yang baik dia
pun menirunya dan tumbuh diatasnya, dan bila dia melihat yang jelek dia pun
menirunya dan tumbuh diatasnya sehingga sulit dirubah dan diluruskan, oleh
sebab itu di katakan pendidikan itu berrnanfaat bagi anak-anak di saat mereka
kecil dan tidak berguna pendidikan bagi mereka sctelah itu sesungguhnya
dahan bila kau luruskan maka dia pun lurus dan tidak mellentur bila kau
melenturkan disaat telah menjadi kayu.
Peranan orang tua dalam memberikan pendidikan dan tauladan ada dua
yaitu:
a. Membersihkan Sisi Agama
Sesungguhnya pokok-pokok agama yang pertama kali harus diajarkan
kepada anak-anaknya adalah mengokohkan akidah dibenak mereka, ini
dilakukan dengan cara memperkenalkan kepada mereka pencipta mereka,
tanda-tanda kekuasaannya dan rnahluk-rnahluknya, dan dengan
memperkenalkan kepada mereka nabi mereka dan akhlaknya sehingga
kecintaan kepada Allah dan Rasul Nya tumbuh di hati mereka bersamaan
dengan pertumbuhan mereka.
Kewajiban setiap orang tua adalah menanamkan cinta kepada Allah, takut
dari Nya, dan hati si anak merasa selalu di awasi olehNya. Supaya orang tua
bisa mencapai tarbiyah ruhiyyah (pendidikan rohani), dan pertumbuhan yang
penuh dengan keimanan yang mantap dan akhlak yang utarna dan kuat. Masa
pemantapan keimanan di hati si anak merupakan masa yang paling pokok yang
di atasnya si anak terbiasa deagan kornitmen tuntunan agama.
Adapun tuntunan agarna yang wajib diajarkan orang tua kepada anak
adalah sebagai berikut :
1) Sholat
2) Shaurn ( puasa )
3) Mendatangi Masjid
4) Mendidik anak dengan membiasakan membaca dan menghafal Al-Qur’an
dan Hadits
5) Membiasakan anak putri agar memakai hijab syar’i.

b. Membersihkan Sisi Akhlak


Sudah tidak bisa di ragukan lagi bahwa akhlak yang baik dan prilaku yang
indah merupakan sekian dari buah keimanan yang kokoh dan pertumbuhan
agama yang benar. Seorang anak dikala tumbuh di atas keimanan dan terdidik
di atas kecintaan dan merasa selalu di awasi Allah serta selalu takut
kepadaNya, maka dia meiniliki kesiapan untuk menerima setiap nasihat
mendidik dan dia akan terbiasa dengan akhlak yang utama lagi mulia.
Membersihkan sisi agarna pada dari si anak merupakan sekian faktor
terpenting yang membantu keberhasilan tarbiyah si anak di atas akhlak
islainiyah yang terpuji, orang tua dengan perannya yang besar dan
tanggungjawabnya yang agung di dalam rumah mempunyai kewajiban untuk
menumbuhkan di dalam jiwa anak-anaknya akhlak yang terpuji, karena orang
tua menempati tempat yang besar di hati anak-anaknya dan dia selalu berada
bersarnanya di dalam setiap kesempatan disebabkan kesibukan ayah dengan
tugas pekerjaan, keberhasilan orang tua dalam tugas ini tidak mungkin
terlaksana dengan sempurna kecuali bila memberikan teladan yang baik bagi si
anak dalam setiap apa yang dia katakan dan dia kerjakan, bila si ibu menyuruh
anaknya jujur maka dia sendiri yang harus jujur, bila orang tua menyuruh
anaknya untuk amanah maka dia sendiri harus bisa memegang amanah, dan
begitu seterusnya.
Diantara yang membantu orang tua dalarn tagas ini adaah setiap etika yang
hendak dia ajarkan di samping dengan memperlihatkan tauladan yang baik
maka orang tua di ajarkan untuk menguatkan nya dengan hadits-hadits yang
bersumber dan Nabi SAW, dan para sahabat-sahabtnya, serta para tabi’in, ini
membuat akhlak dan etika yang indah itu merasuk kokoh dibenak si anak yang
tidak mungkin dia lupakan selama-lamanya, terutama bila dia hafal akan
hadits-hadits yang berhubungan dengannya.
Hak-hak dan etika-etika yang wajib di tanamkan orang tua pada anak-
anaknya
1) Pemaaf
2) Penyayang
3) Jujur
4) Amanah
5) Menjaga Hak kedua orang tua
6) Menjaga Hak kerabat
7) Menjaga Hak tetangga
8) Menjaga Hak orang yang lebih tua
9) Menjaga Hak setap muslim
10) Etika tidur dan bangun tidur
11) Etika Masuk dan keluar kamar mandi
12) Etika Makan dan minum
13) Ettika Mengucapkan salam
14) Etika Ziarah
15) Etika Bergurau

B. Kepribadian anak
1. Pengertian anak
Menurut pestalozzi anak adalah pribadi yang memiliki sejuiniah potensi
yang dikembangkan, selain itu, anak seharusnya tidak hanya sebagai makhluk
individu, akan tetapi harus dipandang sebagai anggota masayarakat.
Menurtit Al Imam Al Ghazali berkata dalam ihya Anak adalah amanat
bagi ayah dan ibu, hatinya yang suci adalah mutiara berharga yang murni lagi
bersih, dia menerima setiap perubahan dan cenderung terhadap apa yang
rnengajaknya, bila dia dibiasakan atas kebaikan dan didikannya, maka dia
tumbuh dengan bahagia diduna akhirat, kedua orang tua ,guru, para pendidik
akan mendapatkan pahalanya pula.
2. Teori kepribadian menurut beberapa ahli
Menurut Gordon Allport sesuatu yang terdapat dalam diri individu
membimbing dan rnemberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang
bersangkutan.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga sistem yaitu id, ego, super ego, Id adalah pusat nafsu yang
bersifat naluriah dan tidak sosial, rakus, dan anti sosial.
Ego adalah hagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur
pengendalian super ego dan Id.
Super ego adalah komplek dan cita-cita dan nilai-nilai sosial yang
dihayati seseorang dan mcmbentuk hat nurani.
Menurut Fechner kepribadin mengenai pengideraan, sebagai bagian
atau akivitas dari jiwa tidak bisa diketahui yang bisa kita ketahui hanyalah ada-
tidaknya atau kuat-lemahnya yakni melalui pengukuran atas kekuatan
ragsangan yang diterima oleh alat-alat indera.
Menurut Burrhus Frederic Skinner kepribadian adalah organisme yang
memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar.
Menurut Abraham Maslow kepribadian berupa gambaran manusia
sebagai mahluk yang bebas dan bermartabat serta selalu bergerak kearah
pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya apabila dilingkungan
memungkinkan.
Istilah kepribadian pada umumnya sering kita dengar dalam percakapan
sehari-hari. Apakah sebenarnya arti dan makna kepribadian itu sendiri? Kata
kepribadian secara definisi dapat dirumuskan sebagai berikut : kepribadian
adalah “Suatu perwujudan keseluruhan segi manusianya yang unik, lahir batin
dan antara hubungannya dengan kehidupan sosial dan individunya.”
Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia terdiri dan perpaduan antara
jasmani dan rohani yang rnerupakan sualu kesatuan yang meliputi keseluruhan
yang keadaan yang bekerjasama dalam amal perbuatan yang disebut dengan
nama kepribadian.
Pribadi yang ada pada setiap individu merupakan subyektifitas tindakan
manusia sehingga berkedudukan scbagai manefestator dan dalarn hal ini
dimungkinkan adanya budi dan kehendak. Oleh sehab itu dapat dikatakan
“Pribadi adalah indivdu yang berbudi dan berkehendak. Pribadi yang intinya
budi dan kehendak tadi dapat dimotori tindakannya baik dalam bentuk cara
berfikir, cara berbicara maupun perbuatan yang merupakan ciri khasnya yang
dapat membedakan dia dengan oang lain. Perbuatan inilah yang disebut
sebagai kepribadian.
Kepribadian merupakan wujud dan pada suatu bangsa dalam tindakan
lahir atau cara berfikir dan sikap rnentalnya sebagai hasil pengalaman-
pengalamannya baik berupa ajaran maupun lingkungan. Dan beberapa
pendapat tersebut diatas kepribadian dapat dijelaskan bahwa :
a. Kepribadian dibentuk oleh kecendrungan yang berperan aktif dalam
menentukan tingkah laku yang berasal dari dirinya dan dari orang lain.
b. Kepribadian merupakan suatu keutuhan atau kebulatan organisasi yang
mengaitkan berbagai macam aspek kepribadian dan organisasi itu dalam
keadaan proses, selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
c. Kepribadian itu tidak hanya terdiri dari jasmani saja, tetapi organisasi ini
mencakup semua kegiatan yang menyatu dalam kesatuan pribadi.
Dari bukunya pendapat para ahli dapat penulis simpulkaan hahwa
kepribadian adalah suatu keadaan seseorang baik pada pikirannya, cara
pembicaranya maupun perbuatan yang merupakan ciri seseorang yang
membedakan manusia satu dengan yang lain, dan kepribadian yang dapat di
lihat secara nyata adalah budi pekerti atan kesusilaan.
Mengingat tugas untuk mendidik seorang anak dibebankan tanggung
jawabnya kepada orang tua dan juga menjadi amanat yang dipikulkan diatas
pundak murabi, kelak Allah akan meminta pertanggung jawabannya dan
mereka pada hari kiamat nanti. Dalam hal ini ada dua bentuk pendidikan dalam
membentuk kepribadian yakni, kepribadian positif dan kepribadian negatif.
Yang termasuk pembentukan kepribadian positif adalah:
a. Melatih anak untuk rnandiri
Pada dasarnya mendidik anak tidak selalu diberikan secara khusus. Dan
kejadian sehari-hari yang dialaminya, si anak pun secara tidak langsung sudah
rnemperoleh berbagai pegalaman yang sangat berharga bagi perkembangannya
kelak. Dalam hal ini orang tualah yang harus dapat memberikan bimbingan
serta pengarahan secara tepat pada si anak, agar kelak si anak dapat
berkembang dan tumbuh sebagai individu dengan kepribadian yang matang.
Kalau seorang ibu selalu memperhatikan serta mangamati perkembangan
anak, tentu akan mernpunyai cukup kepekaan untuk melihat tanda-tanda itu
akan selalu muncul pada saat tertentu, saat-saat ia telah cukup matang untuk
melakukannya. misalnya anak akan menolak untuk disuapi dan ingin makan
sendiri, ia ingin mencuci pakaian sendiri, mempunyai rasa iba terhadap orang
lain.
b. Mendidik anak bersikap sopan
Begitu banyak yang diharapkan lingkungan mengenai sopan santun.
Pokoknya orang tua dianggap wajib mengajar tata karma dan sopan santun
pada anak. Sering pula dikatakan bahwa tingkah laku anak yang baik atau
buruk merupakan cermin tingkah laku orang tuanya scadiri.
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sifat yang dihargai dan perlu dimiliki oleh setiap
anak. Orang tua senang dan bangga bila anak-anaknya telah dapat diserahi
tanggung jawab. Kita tahu bahwa rasa tanggun jawab bukan sesuatu yang
sudah terpasang dalam diri anak waktu lahir. Si anak pun tidak
mendapatkannya secara otomatis, pada usia tertentu rasa tauggung jawab di
peroleh secara bertahap selarna bertahun-tahun dan ini harus dimulai sejak
anak masih kecil.
Selain kepribadian positif, anak juga bias berkepribadian negatif
tergantung orang tua yang mendidiknya. Dan perhatian orung tua juga
menentukan dalam pembentukan kepribadian anak. Dibawah ini adalah contoh
anak yang berkepribadian negatif, sebagai benikut:
1) Suka berbohong
Menghadapi anak yang suka berbohong memang sulit. Kita tidak bisa
rnenyimpulkan alasan-alasan mengapa seorang anak berbohong. Berbohong
mempunyai banyak sebab, sehingga kita begitu saja menyamaratakan
bohong yang kita hadapi. Pada dasarnya. berbohong merupakan hal yang
wajar dalam kehidupan anak-anak. Karena itu, jika rnendapat anak yang
suka herbohong, tidak perlu kaget atau cemas sikap demikian ini akan
membuat anak semakin terancam.
2) Suka mencuri
Pada umumnya, bila orang tua atau guru mengetahui seorang anak mencuri
mereka akan sangat marah dan malu, reaksi adalah suatu hal yang wajar,
karena mencuri itu merupkan suatu perbuatan yang tidak dibenarkan, dan
kita akan merasa malu bila perbuatan seperti ini dilakukan anak-anak kita.
pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya apabila lingkungan
rnemungkinkan.
Dari pembahasan tentang apa yang dimaksud dengan kepribadian kita
dapat mengetahui bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis
yang selalu mengadakan interaksi antara potensi-potensi yang ada sehingga
menghasilkan suatu perkembangan terhadap sifat seseorang.
Sebelum penulis lebih jauh rnembicarakan tentang perkembangan
kepribadian, ada baiknya kalau kita rnengetahui terlebih dahulu tentang arti
dan perkembangan itu sendiri. Dalam pengertian secara umum telah dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perihal berkembang.
Sedangkan perkembangan rnenurut psikologi ialah “Suatu proses tertentu yaitu
proses terus menerus, dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja
dapat diulang kembali.” dan istilah perkembangan secara khusus diartikan
sebagai sualu perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuanitatif yang
rnenyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian anak. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian anak
adalah. “Pribadi yang unik, suci, yang mempunyai suatu perwujudan
keseluruhan lahir batin antara orang tua dengan anak yang telah dititipkan
tuhan.
3. Aspek- aspek Kepribadian
Menurut Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat di
golongkan menjadi tiga hal yakni :
a) Aspek-aspek Jasmaniyah, meliputi tingkah laku yang nampak dari
luar, misalnya berbicara.
b) Aspek-aspek kejiwaan. Aspek kejiwaan meliputi aspek-aspek yang
tidak dapat dari luar, misalnya cara berfikir.
c) Aspek-aspek kerohanian. Yang luhur rneliputi aspek-aspek kejiwaan
yang lebih abstrak yaitu filsafat dan kepercayaan
d) Dari pendapat tersebut dapat kita fahami bahwa kepribadian seseorang
bisa dilihat dari cara orang itu berbuat, berfikir dan sikap yang
ditampakkannya dalam kehidupan sehari-hari, disamping hal-hal yang
dirasakan oleh pribadi orang itu sendiri.
4. Faktor-faktor yang menipengaruhi kepribadian Anak
Pribadi manusia itu berubah, itu berarti bahwa manusia itu mudah atau
dapat dipengaruhi oleh sesutu faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian itu meliputi:
a) Faktor Biologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani
dan sering kali disebut faktor fisiologis. Faktor ini berkenaan dengan
keadaan tentang besar, tinggi, berat badan dan lain sebagainya. Keadaan
fisik atau tubuh yang berlainan itu menyebabkan sikap, sifat-sifat serta
temperamen yang berbeda-beda pula.
b) Faktor sosial yang dimaksud dengan faktor sosial adalah masyarakat yang
mempengaruhi individu tersebut. Termasuk kedalam faktor ini adalah
istiadat, norma-norma, kaidah-kaidah sosial dan agama
c) Faktor Kebudayaan, beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
1. Nilai-nilai. Di dalam masyarakat terdapat nilai-nilai hidup dan
kebudayaan yang harus dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang
hidup didalam masyarakat tersebut
2. Pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan yang dimiliki seseorang
sangat menpengaruhi sikap dan tindakannya. Tinggi rendah
pengetahuan dan keterampilan seseorang atau masyarakat dicerminkan
pula oleh tinggi rendahnya kehudayaan masyarakat tersebut.
3. Bahasa. Disamping faktor-faktor kebudayaan tersebut, bahasa yang
merupakan aspek kebudayaan juga merupakan salah satu faktor yang
turut rnenentukkan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan.
Pembagian perkembangan ke dalam asas-asas perkembangan adalah
suatu cara untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami
perkembangan jiwa anak pada setiap fase perkembangannya.
Aritoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai
dewasa dalam tiga periode:
a. Fase anak kecil dari 0,0 - 7,0 = Masa bermain
b. Fase anak sekolah dari 0,07 - 14,0 = Masa belajar
c. Fase anak remaja dari umur 14,0 - 21,0 = Masa peralihan anak menjadi
dewasa
Maria Montessori Membagi perkembangan anak sejak lahir sampai
meninggal atas empat periode:
a. 0,0 - 7,0 disebut periode penerirnaan dan pengaturan luar dengan alat indera.
b. 7,0—12,0 disebut periode rencana abstrak, pada masa ini anak mulai
mengenal kesuslaan.
c. 12,0 -18,0 disebut periode penerimaan diri dan kepekaan masa sosial.
d. 18,0 - …. disebut periode masa rnempertahankan diri terhadap perbuatan-
perbuatan negatif.
Lebih lanjut Zakiah Darajat dalam bukunya ilmu jiwa agama membagi
perkembangan manusia menjadi tiga periode:
a. 0 - 12 tahun : Masa kanak-kanak
b. 13 - 21 tahun : Masa remaja
c. Diatas 21 tahun : Masa dewasa
Demikian pula Agus Sujanto mebagi masa-masa perkembangan
kepribadian dibagi 2,yaitu:
1. Masa perkembangan kanak-kanak (fase pueral)
Pueral, dari kata puer artinya anak laki-laki. Memang dalam hal ini mulai
terjadi hal yang baru dalam pergaulan anak yaitu anak laki-laki memandang
anak perempuan sebagai yang menjijikan anak perempuan memandang anak
laki sebagai tukang membual. Meskipun demikian, terdapat ciri-ciri yang
sama pada mereka, terutama dalam cara mereka bergaul. Ciri-ciri itu antara
lain :
a) Mereka tidak mau lagi disebut anak. sebutan anak dirasakan sebagai
rnerendahkan diri mereka. Tetapi juga tidak bersedia dikatakan dewasa
sebutan sudah cukup besar atau sudah dewasa, dirasanya sebagai terlalu
berat rnenganggap terlalu tua.
b) Mereka mulai memisahkan diri dari orang tuanya atau orang-orang
dewasa lain yang ada di sekitarnya. Untuk itu diperlukan bahasa rahasia
kode-kode tertentu atau ungkapan-ungkapan baru yang dibuatnya sendiri
seakan-akan ia ingin hidup di dalam dunianya sendiri yan penuh rahasia.
c) Mereka membentuk kelompok-kelompok untuk bersaing antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, juga antar anggota
kelompok sendiri mereka berebut unggul. Siapa yang paling unggul
dalam suatu hal dialah yang paling patut dipandang sebagai pemimpin.
d) Mereka memiliki sifat mendewakan tokoh-tokoh yang di pandang
sebagai memiliki kelebihan. Baik tokoh dan orang sekitarnya, dari cerita
atau pun dunia dongeng.
e) Mereka adalah pengembara-pengembara ulung. Dimana terjadi suatu
peristiwa mereka itulah pengunjung yang paling banyak jumlahnya.
f) Pandangannya lebih banyak diarahkan keluar (ekstravert) dan kurang
bersedia untuk melihat mempercayai dirinya sendiri.
g) Mereka itu adalah pemberani, yang kadang-kadang kurang perhitungan
dan agak melupakan tata susila.
2. Masa remaja (Masa puber)
Puber atau remaja, masa inilah yang berlangsung paling lama dan
merupakan inti dari seluruh masa pemuda. Karena itu masa pemuda sering
juga disebut masa remaja. Bagi anak puteri disebut anak gadis remaja dan
bagi anak putera disebut bujang remaja atau remaja saja.
Pada masa ini terdapat ciri tertentu yang tampak pada perubahan
jasmani. Dengan adanya pertumbuhan kelenjar-kelenjar baru sehingga bagi
anak puteri perkembangan itu menuju kearah keibuan dan bagi anak putera
rnengarah kebapaknya.
5. Membentuk kepribai:ui Anak
Perkembangan kepribadian anak terbentuk melalui tahap - tahap atau
periode-periode seperti halnya perkembangan aspek-aspek lain. Kepribadian
tidak muncul sekaligus pada waktu anak lahir, tetapi kepribadian merupakan
suatu proses yang mengandung unsur kontinuitas dan diskontinutas, tetap dan
berubah.
Menurut Alisuf Sabri yang mengutip pendapat kostam, pada saat usia
enam tahun adalah akhir masa anak-anak atau masa usia sekolah dasar, “karena
pada umur ini masanya untuk memasuki atau mengikuti pendidikan di sekolah
dasar dengan harapan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
yang penting artinya untuk keberhasilan penyesuaian hidup di masa dewasa.
selanjutnya dikatakan juga bahwa masa ini dinamakan masa intelektual di
mana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan
perkembagannya kebanyakan berpusat dari aspek intelek. Sehingga masa ini
disebut periode kritis dalam dorongan prestasi, karena masa inilah kebiasaan
untuk mencapai sukses atau tidak sukses dibentuk. Sekali kebiasaan prestasi
dalam bekerja ini terbentuk akan menetap selamanya.
BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Objek Penelitian


1. Sejarah Berdirinya RA Aisyiyah
Melihat kebutuhan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sangat penting
dan perkembangan Taman Pendidikan Al Qur’an yang sangat maju pesat maka
didirikanlah Taman Kanak-kanak Islam Raudlatul Athfal pada tahun 2005.
Dan program kegiatan belajar mengajar (KBM) di Taman Kanak-kanak
Raudlatul Athfal Aisyiyah sampai saat ini berjalan dengan baik.

2. Maksud dan Tujuan Berdirinya RA Aisyiyah


Tujuan didirikannya TK/RA Aisyiyah ini adalah keprihatinan ibu-ibu
majelis ta’lim terhadap lingkungan sekitar yang masih awam dalam pengetahuan
agama islam, ibu-ibu prihatin terhadap anak-anak mereka terpengaruh oleh
lingkungan yang ada.

3. Visi, Misi, Motto


Selain tujuan utama diatas Taman Kanak-kanak Raudlatul Athfal Aisyiyah
mempunyai Visi, Misi dan Motto sebagai berikut :
VISI
Mewujudkan generasi islam yang berakhlak mulia berlandaskan IMTAK
dan berwawasan IPTEK.
MISI
1. Memberikan pemahaman agama islam.
2. Menumbukan sikap dan perilaku yang baik.
3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
4. Mengembangkan keterampilan kemampuan yang dimiliki anak.
5. Membekali kemampuan dasar untuk memasuki pendidikan sekolah dasar.
MOTTO
Menciptakan suasana bermain, belajar dan beribaah yang menyenangkan.
4. Letak Geografis RA Aisyiyah
Taman Kanak-kanak Raudlatul Athfal secara geografis sangat strategis
karena terletak diantara pemukiman penduduk jauh dari jalan raya dan sungai. TK
tersebut berada di jalan Blok Rambutan RT 01/04 Cipayung – Depok.

5. Struktur Organisasi RA Aisyiyah


Raudlatul Athfal Aisyiyah didirikan oleh sebuah yayasan yaitu Yayasan
Aisyiyah dengan kepengurusan tinggi dipegang oleh yayasan. Secara profesional
RA Aisyiyah dijalankan oleh organisasi, di bawah pimpinan kepala sekola.
Berikut susunan pengurus dan staf pengajar RA Aisyiyah :
a. Ketua Yayasan : Hj. Titin Supriatin, S.Pd
b. Kepala Sekolah : Khoirunisa, S.Ag
c. Guru Kelas
1). TK-A : 1. Nurkhomariah
2. Nurainih
2). TK-B : 1. Uliah Fitriah
2. Sisa Pramita
d. Data Personil Sekolah
Kepala Sekolah : 1 orang
Jumlah Guru : 4 orang
e. Data Murid
Kelompok A : 7 orang
Kelompok B : 10 orang
f. Data Murid dari Tahun 2009 s/d 2013
No Tahun Jumlah Murid Laki-laki Perempuan

1 2009 - 2010 33 18 15
2 2010 - 2011 18 10 8

3 2011 - 2012 21 13 8

4 2012 - 2013 17 8 9
6. Sarana dan Prasarana RA Aisyiyah
Sarana adalah segala perlengkapan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan baik gedung, halaman, maupun perabotan dan peralatan lain.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki RA Aisyiyah cukup memenuhi
kebutuhan dalam mendukung proses pembelajaran.
RA Aisyiyah mempunyai luas keseluruhan 250 m2. Bangunan RA Aisyiyah
memiliki ruang diantaranya :
a. Ruang Belajar
b. Ruang Kepala Sekolah
c. Ruang Kantor dan Tamu
d. Kamar mandi
e. Dapur
f. Fasilitas Luar
- Taman Bermain
- Halaman Parkir

7. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di RA Aisyiyah mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi 2004 ( KBK 2004 ) di integrasikan dengan garis – garis besar
program kegiatan belajar taman kanak-kanak (KBK-AS) dengan metode yang
diterapkan melalui :
a. Pembiasaan sikap dan perilaku sehari-hari dalam pembentukan sikap, moral,
agama dan disiplin.
b. Pengembangan kemampuan dasar anak
1) Kognitif
Anak mampu mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehiupan sehari-
hari.
2) Bahasa
Anak mampu mendengarkan dengan berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata dan mengenal symbol-simbol yang melambangkannya.
3) Fisik/Motorik
Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka
kelenturan dan kelincahan.
4) Seni
Anak mampu mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai
media/bahan dalam karya seni melalui kegiatan eksplorasi.
5) Pembiasaan
Anak mampu mengucapkan doa/lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan
beribadah serta mengikuti aturan.
6) Hafalan
Bertujuan untuk mengenalkan Al Qur’an, o’a dan hadist sedini mungkin
pada anak serta menumbuhkan rasa cinta dengan menghafalkannya.
7) Membaca dan Menulis
Bertujuan untuk melatih anak dalam membaca, menulis dan berhitung.
c. Adapun Tema – tema yang digunakan di RA Aisyiyah :
1) TK A dan B
Aku hamba dan mahluk Allah; Panca Indera; Keluarga Sakinah; Rumah
Surgaku; Sekolah; Makanan & Minuman yang Baik dan Halal; Pakaian,
Kebersihan, Kesehatan & Keamanan; Binatang Halal, Haram & Qurban;
Tanaman; Kendaraan; Pekerjaan; Rekreasi Air dan Udara; Api; Negara;
Alat Telekomunikasi; Gejala Alam; Matahari; Bulan; Binatang; Bumi;
Kehidupan di Kota, Desa, Pesisir dan Pegunungan.
d. Metode/Sistem Pengajaran
Adapun metode yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran di RA
Aisyiyah adalah :
1) Demonstrasi
2) Lembar Kerja
3) Bercerita
4) Tanya Jawab
5) Praktek Langsung
Untuk mencapai keberhasilan dalam menyampaikan materi tersebut, selain
penggunaan metode diatas yang sesuai juga ditunjang oleh alat peraga atau media
pengajaran yang berhubungan dengan tema antara lain berupa :
1) Gambar – gambar
2) Benda Langsung
Sedangkan media yang digunakan diluar kelas terdiri dari alat-alat peraga
yang berhubungan dengan kegiatan jasmani seperti bola tendang dan bola
keranjang dan lain-lain.

8. Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Seni Melukis
2) Menari

9. Pakaian Seragam
Kegiatan belajar mengajar di RA Aisyiyah berjalan selama 5 hari. Adapun
pakaian seragam yang dikenakan di RA Aisyiyah diantaranya :
a. Senin : Baju Kotak + Dasi + Topi/Celana Putih
b. Selasa : Seragam Olah Raga + Topi
c. Rabu : Baju Batik + Topi/Celana Putih
d. Kamis : Baju Krem + Rompi Hijau + Dasi + Topi/Celana Hijau
e. Jum’at : Seragam Muslim (putih-putih)

10. Manajemen Administrasi dan Keuangan Sekolah


Administrasi adalah rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha
kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Manajeman administrasi meliputi pencatatan, pembukuan dan
perngarsipan segala sesuatu yang berhubungan dengan RA Aisyiyah dan proses
belajar mengajar disekolah. Adapun pencatatan dan pembukuan tersebut
diantaranya :
a. Jenis Buku Manajemen Administrasi
1) Buku Tamu
Buku yang digunakan untuk mencatat atau yang berkunjung ke sekolah,
baik kunjungan biasa atau instansi.
2) Buku Arsip Surat Masuk dan Keluar
Buku yang digunakan untuk menyimpan dan mencatat surat masuk untuk
sekolah dan surat dikeluarkan sekolah.
3) Buku Mutasi Murid
Buku yang digunakan untuk mencatat murids yang keluar dan pindah
sekolah.
4) Buku Raport
Buku yang mencatat data prestasi siswa.
5) Buku Tabungan
Buku yang digunakan untuk mencatat tabungan bila siswa menabung.
6) Buku Induk
Buku yang memuat semua nama siswa sesuai dengan nomor induk.
7) Klepper
Buku yang memuat nama siswa yang sesuai dengan abjad.
8) Rekapitulasi Absensi Guru
Buku yang memuat absensi guru dalam satu bulan.
9) Buku Absensi Guru
Buku yang memuat daftar hadir guru setiap hari.
b. Buku Manajemen Keuangan
1) Buku Kas
Buku yang mencatat uang kas sekolah.
2) Buku Laporan Bulanan
Buku yang mencatat laporan pemasukan dan pengeluaran dalam satu
bulan.
11. Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG)
Untuk mempererat hubungan antara orang tua murid atau wali murid dengan
sekolah, maka RA Aisyiyah membentuk Forum Kerjasama Orang Tua Murid dan
Sekolah (FKOS) yang fungsinya sama dengan persatuan orang tua murid dan guru
(POMG).

B. Fakta – fakta / Temuan di Lapangan


1. Penerapan Membentuk Kepribadian Anak di RA Aisyiyah
Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tanggapan atau pendapat para
ibu di RA Aisyiyah tentang peranan orang tua dalam membentuk kepribadian
anak, sebagaimana pada tabel :
TABEL 1
Kepribadian anak lebih mudah dibentuk sejak usia dini

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 14 82,3

b. Setuju 3 17,7

1 c. Ragu-ragu 0 0

d. Tidak setuju 0 0

Jumlah 17 100
TABEL 2
Orang tua yang baik mengetahui cirri anak yang berkepribadian
positif dan negative

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 10 58,8

b. Setuju 5 29,4

2 c. Ragu-ragu 2 11,8

d. Tidak setuju - -

Jumlah 17 100

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa orang tua yang baik mengetahui
cirri anak yang berkepribadian positif dan negative, para orang tua di RA
Aisyiyah memberikan responnya dengan menjawab sangat setuju 58,8& lebih
banyak dari yang menjawab setuju 29,4%, yang menjawab ragu-ragu sebesar
11,8%, sedangkan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
Dari tabel di atas dapat dianalisa bahwa sebagian besar para orang tua di RA
Aisyiyah sudah sangat mengethaui akan perbedaan-perbedaan atau ciri-ciri yang
dimiliki anak, baik positif dan negative.
TABEL 3
Contoh teladan yang baik cara yang efektif untuk membentuk
kepribadian anak

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 11 64,7

b. Setuju 4 23,5

3 c. Ragu-ragu 1 5,9

d. Tidak setuju 1 5,9

Jumlah 17 100

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa contoh teladan yang baik cara
yang efektif untuk membentuk kepribadian anak. Para orang tua di RA Aisyiyah
memberikan responnya menjawab sagat setuju dengan prosentase 64,7%,
sebagian kecil menjawab setuju dengan prosentase 23,52%, sebagian kecil
menjawab ragu-ragu dengan prosentase 5,9% dan sebagain kecil tidak setuju
menjawab dengan prosentase 5,9%.
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa sebagian besar para orang tua di
RA Aisyiyah menggunakan metode/contoh teladan kepada anak. Antara teori dan
data artau fakta di lapangan terdapat kesesuaian. Dalam teori diterangkan masa
kanak-kanak adalah masa-masa peniruan, dengan demikian segala sikap dan
tinagkah laku anak banyak mengambil dari perilaku anak-anak terdekatnya. Untuk
itu orang tua yang menginginkan anaknya mempuyai kepribadian yang baik harus
mulai dengan dirinya sendiri dengan memberikan contoh teladan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
TABEL 4
Membiasakan berbuat baik kepada anak di mulai sejak dalam kandungan

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 9 52,9

b. Setuju 75 41,2

4 c. Ragu-ragu 1 5,9

d. Tidak setuju - -

Jumlah 17 100

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa membiasakan berbuat baik kepada


anak sejak dalam kandungan, para orang tua di RA Aisyiyah memberikan
responnya menjawab sangat setuju dengan prosentase 52,9%, sebagian kecil
menjawab setuju dengan prosentase 41,2%, sebagian kecil menjawab ragu-ragu
dengan prosentase 5,9% dan sebagian kecil tidak setuju tidak ada yang memilih.
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa para orang tua di RA Aisyiyah
boleh dikatakan mayoritas memulai membentuk anak sejak dalam kandungan, hal
ini dikarenakan adanya suatu anggapan bahwa “ mendidik anak sejak kecil lebih
cepat membawa hasil perilaku anak yang diinginkan dan lebih sedikit resiko yang
dihadapi sebab biasanya anak yang telah mendapatkan pembinaan sejak kecil
tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan luar.
TABEL 5
Anak usia 4-6 tahun masih membutuhakan contoh teladan yang baik
dari orang tua

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 12 70,59

b. Setuju 5 29,41

5 c. Ragu-ragu - -

d. Tidak setuju - -

Jumlah 17 100

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa anak usia 4-6 tahun masih
membutuhkan contoh teladan yang baik dari orang tua, para orang tua di RA
Aisyiyah menjawab sangat setuju dengan prosentase 70,59%, setuju dengan
prosentase 29,41%, ragu-ragu dan tidak setuju tidak ada yang menjawab.
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa usia 4-6 tahun anak masih
membutuhkan contoh teladan yang baik dari orang tua, karena orang tua
memegang peranan penting dalam mendidik anak, dan orang tua juga sebagai
seorang yang member teladan hidup.pemberian teladan hidup merupakan cara
yang paling baik untuk mendidik agar kelak menjadi anak yang diharapkan dan
mempuyai kepribadian yang baik, yang dekat dan sdelalu berhubungan dengan
anak diwaktu kecil adalah orang tua, karena segala gerak-gerik oaring tua akan
ditiru oleh si anak, tentang sikap, perkataan dan perbuatannya.
TABEL 6
Dalam membentuk kepribadian anak yang baik terkadang ibu mengalami
macam hambatan

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 9 52,9

b. Setuju 8 47,1

6 c. Ragu-ragu - -

d. Tidak setuju - -

Jumlah 17 100

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa dalam membentuk kepribadian


anak yang baik terkadang ibu mengalami hambatan (masalah), orang tua di RA
Aisyiyah memberikan responnya menjawab sangat setuju dengan prosentase
52,9%, sebagian kecil menjawab setuju dengan prosentase 47,1%, sebagian kecil
ragu-ragu dan tidak setuju tidak ada yang memilih.
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa dalam membentuk kepribadian
anak ibu mengalami banyak hambatan dari berbagai faktor misalnya karena ibu
mengalami kesibukan dalam pekerjaan, kurang ilmu pengetahuan untuk
membentuk kepribadian anak, hal ini merupakan salah satu faktor penghambat
yang paling kuat.
TABEL 7
Pengaruh lingkungan masyarakat yang tidak baik adalah salah satu faktor
terhambatnya usaha ibu dalam membentuk kepribadian anak

No. Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%)

a. Sangat setuju 8 47,1

b. Setuju 9 52,9

7 c. Ragu-ragu - -

d. Tidak setuju - -

Jumlah 17 100

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa pengaruh lingkungan masyarakat


yang tidak baik salah satu faktor terhambatnya usaha ibu dalam membentuk
kepribadian anak, para ibu di RA Aisyiyah memberikan responnya menjawab
sangat setuju dengan prosentase 47,1%, sebagian kecil menjawab setuju dengan
prosentase 52,9%, sebagian kecil ragu-ragu dan tidak setuju tidak ada yang
memilih.
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa lingkungan masyarakat merupakan
faktor yang menghambat para ibu membentuk kepribadian anak karena adanya
pengaruh-pengaruh dari luar.
DATA BLP ANAK A DAN B SEBANAYAK 17 SISWA

NO PROGRAM PENGEMBANGAN PENILAIAN

I Kompetensi Dasar Akhlak Prilaku/Social emosional BM MM BSH BSB


1 Terbiasa mengucapkan salam - 3 8 6
2 Terbiasa menjawab salam - 2 8 7
3 Terbiasa membaca doa sebelum memulai kegiatan - 2 7 8
4 Senang berlatih khusyu dalam berdoa situasi yang sesuai - 4 11 2
5 Senang bersikap jujur - 2 6 9
6 Senang berlatih hormat kepada orang tua dan guru - 1 6 10
7 Rapi dalam bertindak, berpakaian dan bekerja - 3 6 9
Berani karena benar dan mempunyai rasa ingin tahu yang
8 1 3 5 8
besar
9 Bersyukur atas kelebihan dan presatasi yang dicapai 1 3 5 8
10 Tanggung jawab atas tugas yang diberikan - 2 4 11
11 Mau menerima tugas dengan ikhlas - 2 6 9
12 Mudah meminta maaf dan suka member amaf - - 9 8
13 Senang menjadi pemimpin dan mau dipimpin - 3 5 9
14 Tolong menolong dan dapat bekerja sama - - 6 11
15 Mampu mengendalikan emosi - 2 7 8
16 Terbiasa mengikuti tata tertib dan aturan sekolah - 5 7 5
17 Berlatih mandiri - 2 5 10
18 Dapat membedakan milik sendiri dan sekolah - - 3 14
Terbiasa mengucapkan terima kasih, tolong menolong dan
19 - 3 7 7
permisi dengan baik
20 Terbiasa mengembalikan mainan ke tempatnya - - 6 11
21 Terbiasa berhenti ain pada waktunya - 3 10 4
22 Terbiasa melafadzkan adzan dan iqamah - 6 7 5
23 Terbiasa menjawab adzan - 14 - -
Mengenal tata cara berakhlak/berprilaku terhadap binatang
24 - 3 9 4
dan alam
Terbiasa mengambil makanan secukupnya dan makanan
25 - 1 8 8
sendiri
26 Tepat waktu saat bernagkat sekolah - 4 7 6

BM : Belum Muncul
MM : Mulai Muncul
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sesuai Harapan

DATA PERKEMBANGAN DASAR AKHLAK PERILAKU /


SOCIAL EMOSIONAL
Prosentasi
No Nama Murid BSB Kriteria
(%)
1 Habibie Ananda Khairon 23 88,46 BS
2 Fatirul Hakim Iskandar 23 88,46 BS
3 Kesya Nisrina Kamila 6 23,07 K
4 Syahdan Aurel Muttaqien 23 88,46 BS
5 Agustin Salsabila Nugrahyani 23 88,46 BS
6 Alifiah Auditha 24 92,3 BS
7 AAnisya Kayla Syahra 21 80,76 B
8 Carissa Puspa Aprilia 24 92,3 BS
9 Meidy Widianti Putri 23 88,46 BS
10 Muhamad Alvin Darmawan 21 80,76 B
11 Muhamad Fathir Adha Gibran 23 88,46 BS
12 M. Jefry Ali Fikri 23 88,46 BS
13 Nesysia Febrianti 6 23,07 K
14 Nurdevita Safitri 23 88,46 BS
15 Fawaz Muhamad Tsabit 6 23,07 K
16 Ratna Jelita Apriadita 20 76,92 B
17 Sayhla Nurazizah 23 88,46 BS

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan menjelaskan tentang


perkembangan dasar akhlak perilaku sosial/social emosional dilihat dari buku
laporan pengembangan anak didik 11 dari 17 orang siswa mendapatkan nilai
berkembang sesuai harapan (BSB) sudah baik sekali sebanyak 64,7%, siswa yang
mendapatkan nilai baik 3 dari 17 sebanayak 17,65%, siswa yang mendapatkan
nilai kurang 3 dari 17 sebayak 17,65%, sedangkan yang mendapatkan nilai cukup
tidak ada.
Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa para siswa di RA Aisyiyah dalam
perilaku di sekolah sehari-hari sudah dangat baik sekali dan dapat mengikuti
peraturan-peraturan yang ada di buku laporan pengembangan, baik berada di
dalam maupun di luar sekolah.
Dari tabel di atas perkembangan dasar akhlak perilaku sosial/social
emosional di RA Aisyiyah sudah berkembang sangat baik sekali, hal ini dapat
dilihat dari prosentase nilai baik sekali mencapai 64,7%.

Anda mungkin juga menyukai