Anda di halaman 1dari 3

ADAT PERNIKAHAN/PERKAWINAN

SUKU BETAWI
Shaira Nabila Anwar & Adya Ivanna Kyla
XI E
Prosesi Pernikahan Adat Betawi
Pernikahan adat Betawi sangat dipengaruhi oleh budaya bangsa Arab dan Tionghoa yang
bisa dibilang unik atau beda dari yang lain.
1. Melamar
Pada tahapan ini, pihak keluarga calon pengantin pria untuk meminta izin secara resmi
kepada pihak calon mempelai Wanita. Ngelamar dilakukan oleh beberapa atau keluarga pihal
pria yang disertai dengan membawa sejumlah barang bawaan seserahan, antara lain:
- Sirih embun. Bawaan wajib dalam lamaran ini berisi daun sirih yang dilipat bulat dan
diikat potongan kertas minyak. Sirih yang sudah dilipat berisi rempah-rempah, bunga
rampai tujuh rupa, serta tembakau yang dihias dalam berbagai bentuk.
- Pisang raja dua sisir. Pisang ini dibawa di atas nampan yang dihias dengan kertas
warna-warni. Setiap ujungnya ditutup dengan cungkup kertas minyak berwarna hijau,
kuning, atau merah. Pisang raja ini memiliki makna yang cukup tinggi dalam proses
pernikahan adat Betawi.
- Roti tawar. Ini dibawa di atas nampan dihias dengan kertas warna-warni.
- Uang sembah lamaran. Hantaran lainnya dalam proses melamar adalah uang sembah
lamaran. Ini merupakan hantaran uang yang dibawa calon mempelai laki-laki untuk
mempelai wanita. Uang ini dibalut dalam anyaman berdaun sirih yang berbentuk
kerucut.
Setelah proses selesai, prosesi pernikahan adat Betawi dilanjutkan dengan membicarakan
seputar emas kawin, uang belanja, plangkah (kalau calon pengantin mendahului kakak
kandungnya), dan kekudang (makanan kesukaan calon pengantin wanita).

2. Tande Putus
Prosesi pernikahan adat Betawi berikutnya adalah tande putus. Sebagai simbolis,
orang Betawi umumnya memberi tande putus atau sejenis pengikat jalinan kedua calon
mempelai, umumnya berupa cincin iris rotan, uang pesalin (uang seserahan), dan bermacam
jenis kue. Apabila tande putus telah disepakati, dilanjutkan dengan pembicaraan yang lebih
rinci perihal, biaya pesta pernikahan, lamanya acara, atau tempat pernikahan diselenggarakan.
3. Penentuan Mahar
Mahar atau mas kawin menjadi pembicaraan pokok dalam prosesi pernikahan adat
Betawi ini. Pada zaman dulu, proses ini menentukan nominal yang diinginkan untuk mas
kawin. Berdasarkan pembahasan tentang mas kawin ini, pihak pengantin pria biasanya akan
memperkirakan berapa jumlah belanja resepsi pernikahan dengan memperhatikan besarnya
nilai mahar pernikahan.

4. Masa Dipiare
Ini adalah proses di mana calon pengantin wanita (none mantu) dijaga oleh tukang
piare atau dukun pengantin selama satu bulan. Hal ini ditujukan untuk mengontrol kegiatan,
kesehatan fisik mental, dan memelihara kecantikan calon none mantu menghadapi hari
pernikahan.

5. Siraman
Acara siraman menjadi masuk ke dalam rangkaian pernikahan adat Betawi. Hampir
sama dengan proses siraman pernikahan adat pada umumnya. Calon mempelai wanita akan
dimandikan sehari sebelum akad nikah.
Proses dari acara siraman ini yaitu calon pengantin akan mengenakan baju kebaya tipis,
sarung, dan penutup rambut dan memakai kerudung tipis. Calon mempelai wanita akan
meminta restu kepada kedua orang tua dan berjalan ke tempat siraman diiringi perang badar.
Setelah itu, mempelai akan dimandikan dengan air kembang oleh dukun pengantin. Setelah
acara siraman, calon mempelai wanita akan melakukan upacara Tanggas yaitu mandi uap
untuk menghaluskan dan mengharumkan kulit tubuh.

6. Potong Centung
Ini adalah kegiatan membersihkan rambut yang tumbuh di sekitar tengkuk, leher, dan
pelipis calon wanita. Kemudian dukun pengantin akan membuat centung pada rambut di
kedua sisi pipi dengan uang logam agar si wanita mendapat keselamatan dan keberkahan.

7. Ngerudat
Ini merupakan prosesi iring-iringan rombongan calon mempelai pria menuju
kediaman calon pengantin wanita. Keberangkatan rombongan ini disebut rudat yang artinya
mengiringi calon tuan mantu menuju rumah calon none mantu untuk melaksakan pernikahan.
Ini berlangsung menjelang upacara akad nikah. Baju yang dikenakan yakni pakaian khas
Betawi.
8. Palang Pintu
Ini adalah tradisi berbalas pantun dan adu silat sebelum mempelai pria diterima masuk
ke dalam rumah calon mempelai wanita. Sebelum ini berlangsung, keluarga mempelai pria
akan memberitahu maksud kedatangan mereka yang berlanjut dengan balas pantun dan doa.
Kemudian pihak keluarga wanita akan menguji kesaktian pihak pria. Setelah itu,
dilanjutkan dengan ijab qabul atau akad nikah.

9. Akad Nikah
Pada umumnya, biasanya dilaksanakan hari Jumat setelah Salat Jumat di kediaman
calon pengantin wanita. Saat pelaksanaan akad nikah, calon pengantin wanita akan meminta
restu kepada ayahnya untuk berumah tangga dan minta dinikahkan. Ayah calon pengantin
wanita akan menikahkan anaknya atau meminta penghulu untuk mewakilkan. Selama
pelaksanaan akad nikah, calon mempelai wanita menunggu di dalam kamar.

10. Dipuade
Akad nikah telah berhasil dilaksanakan, prosesi pernikahan adat Betawi dilanjutkan
dengan Dipuade.Ini merupakan dimana kedua mempelai duduk dan tukang rias membuka
cadar atau penutup wajah mempelai wanita.
Selanjutnya, mempelai pria memberi sirih dare kepada mempelai wanita sebagai
lambang cinta kasih.Biasanya di dalam rangkaian sirih diselipkan uang sebagai uang sembeh
kemudian dilanjutkan dengan prosesi sembah dan mencium mempelai wanita kepada
mempelai pria.Setelah itu, kedua mempelai meminta restu kedua pihak orangtua dan
dilanjutkan dengan suapan nasi kuning sebagai tanda orang tua telah melepas putrinya.

sumber; https://www.orami.co.id/magazine/prosesi-pernikahan-adat-betawi

Anda mungkin juga menyukai