Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biografi merupakan sebuah tulisan dimana berisi penjelasan tentang kisah

dan berbagai keterangan dari seseorang. Secara ringkasnya dapat disebut pula

dengan riwayat hidup orang lain yang biasanya mempunyai dampak secara luas.

Pengertian menurut etimologinya berasal dari bahasa Yunani yaitu kata bios yang

berarti hidup dan graphien artinya tulisan. Maka biografi merupakan tulisan berisi

tentang kehidupan seseorang. Bentuknya pun bisa pendek maupun panjang serta

dituliskan oleh orang lain. Isi dari biografi adalah cerita perjalanan hidup

seseorang hampir secara detail mulai dari kelahiran, hal – hal penting dalam

hidupnya yang membuatnya terkenal baik melalui karya, prestasi, atau

pemikirannya hingga kematiannya.

Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah lahir pada tanggal

17 Februari 1908 di sungai batang, tanjung raya, agam, Sumatra Barat. Buya

hamka juga bergelar Datuk Indomo. Buya Hamka adalah seorang ulama dan

sastrawan Indonesia. Buya Hamka juga aktif dikenal sebagai ulama, sastrawan,

penulis, dan tokoh islam. Dia juga menguasai berbagai ilmu pengetahuan seperti

sastra, sejarah, filsafat, tasawuf, tafsir, hadist, fiqih, dan lain sebagainya. Maka

dari itu, saya memilih Buya Hamka sebagai tokoh biografi yang akan saya

tuliskan pada makalah ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Alasan Buya Hamka memilih untuk tidak pulang disaat anaknya

meninggal dunia

2. Tujuan Belanda datang kembali ke Indonesia pada saat Indonesia

dinyatakan merdeka

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ISI

Pada tahun 1964, Buya Hamka di jenguk oleh istri dan anak -

anaknya di penjara. Mereka memberikan makanan berupa lauk pauk

kesukaan Buya Hamka yang berupa gulai kakap. Melihat kejadian itu

membuat Buya Hamka merasa sedih dan menangis.

Pada tahun 1933, Ketika Buya Hamka sedang mengerjakan

kongresnya di malam hari, istrinya menghidangkannya secangkir kopi.

Lalu Buya Hamka membahas tentang orang – orang yang menolak

perkembangan zaman, mendengar hal itu istrinya berkata agar Buya

Hamka menjadi contoh bagi orang – orang tersebut, seperti Buya Hamka

menjadi contoh bagi istri dan anak – anaknya. Setelah itu, istrinya

menanyakan tentang proses pengerjaan buku yang akan ia terbitkan.

Mendengar hal itu, Buya Hamka berkata bahwa buku romansa yang ia

buat itu ia deskripsikan pada visual cerita karangannya berwajah sangat

mirip seperti istrinya. Dan Buya Hamka berkata bahwa istrinya akan

menjadi pembaca pertama pada buku karangan yang di buatnya.

Di pagi hari, Buya Hamka sedang melaksanakan sebuah pertemuan

dengan beberapa orang untuk membahas tentang beberapa cabang

pendidikan. Setelah sidang itu berakhir, Buya Hamka dikejutkan dengan

kehadiran seseorang yang memberitahu bahwa ada seseorang yang ingin

bertemu dengannya. Ia berkata bahwa ingin menikahkan putrinya dengan

3
dirinya. Buya Hamka terkejut dengan pernyataan itu, lalu Buya Hamka

melarikan diri dan di ambang pintu dia teringat tas nya berada di dalam

ruangan itu. Dan Buya Hamka bergegas kembali ke ruangan untuk

mengambil tas nya. Tetapi, saat ia berbalik badan ternyata tas miliknya

ditemukan oleh wanita yang akan di nikahkan dengan dirinya. Lalu wanita

tersebut mendekat kepada Buya Hamka dan berkata “apakah aku jelek?”,

setelah mengatakan itu wanita tersebut berkata lagi bahwa Buya Hamka

dapat berlaku adil meskipun mempunyai 2 istri.

Setelah sampai di rumah, istrinya menghidangkan lagi secangkir

kopi kepada Buya Hamka, dan Buya Hamka memberikan pantun

romantisnya kepada istrinya. Lalu, Buya Hamka berkata bahwa naskah

cerita karangannya hampir selesai, dan berjudul “Di Bawah Lindungan

Ka’bah”. Dalam waktu bersamaan Buya Hamka mendapat tawaran

menjadi pemimpin di majalah pedoman masyarakat. Namun, Buya Hamka

menolaknya. Mendengar hal itu, istrinya berpendapat jika Buya Hamka

menerima tawaran tersebut ia dapat menjadikannya sebagai ladang tauhid

dan dakwah. Akhirnya, setelah Buya Hamka mendengar pernyataan

istrinya ia mau untuk menerima tawaran tersebut. Istrinya juga

mengucapkan bahwa disaat Buya Hamka melaksanakan tugasnya, istri dan

anak – anaknya akan pindah akan tinggal di Padang Panjang.

Pada tahun 1936 di Medan, pada saat di kantor majalah pedoman

masyarakat. Buya Hamka sedang melangsungkan sebuah pertemuan

4
dengan para anggota pedoman masyarakat untuk mengemukakan suaranya

dengan berucap “Minangkabau tanpa minang tinggal kabau (kerbau)”.

Disaat Buya Hamka sedang berhubungan jarak jauh dengan

istrinya, mereka saling bertukar kabar dengan cara saling mengirim surat.

Namun, di malam hari anak pertamanya yang bernama Hisyam jatuh sakit

dan meninggal dunia. Hisyam meninggal dunia disaat orang tua nya

sedang berhubungan jarak jauh. Istrinya langsung mengirimkan telegram

kepada Buya Hamka dengan tujuan untuk memberitahukan kabar duka

tersebut. Namun, setelah mendengar kabar duka tersebut Buya Hamka

memilih untuk tidak pulang dikarenakan padatnya jadwal dan tugas yang

ia miliki.

Pada keesokan harinya, setelah melaksanakan sholat jenazah

bersama rekan kerjanya. Buya Hamka meluangkan waktunya untuk

pulang, setelah sampai dirumah Buya Hamka menemui istrinya dan

meminta maaf kepada istrinya karena ia tidak bisa pulang disaat anaknya

meninggal dunia.

Belanda mulai menguasai kembali Medan dan Soekarno Hatta

pindah ke Banda Neira. Kantor Buya Hamka di grebek dan berkas –

berkas yang berada di kantor tersebut di rampas oleh Belanda. Namun,

Buya Hamka dan teman – temannya tidak menyerah dan menyimpan alat

ketik cadangan untuk melanjutkan tulisan – tulisan selanjutnya.

Tenggelamnya kapal Van der Wijck adalah salah satu karya yang

dibuat oleh Buya Hamka yang sangat terkenal pada masa itu. Banyak

5
masyarakat Indonesia yang merasa tersentuh pada setiap kalimat yang ada

dalam isi cerita tersebut. Sehingga, membuat buku tersebut di terbitkan

dan semakin dikenal oleh banyak orang. Buku ini dianggap sebagai buku

yang yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan budaya minang.

Selanjutnya, Buya Hamka menulis cerita tentang tafsir agama yang

berjudul “Semangat Islam Sejati adalah Semangat Berjuang”. Buya

Hamka mengunjungi haji rasul (ayahnya) dengan niatan ingin belajar ilmu

fiqih dan mantiq. Ayahnya memberikannya buku ilmu fiqih milik imam Al

– Ghazali.

Pada tahun 1941 di rumahnya, Buya Hamka sedang

membangunkan anak – anaknya untuk sholat subuh. Setelah itu, Buya

Hamka menerima surat dari haji abdul karim yang berasal dari Bengkulu

dan berniat mengundangnya untuk bertemu dengann Soekarno. Setelah

bertemu antara Soekarno dan Buya Hamka mereka berbincang – bincang

dan melakukan sesi foto. Bung karno dijanjikan akan di berikan buku

karya Buya Hamka.

Pada tahun 1942, melalui radio dikabarkan bahwa adanya

perpindahan jabatan dan Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia.

Tetapi, kantor Buya Hamka di grebek dan di ambil alihkan oleh tentara

Jepang. Buya Hamka tidak takut ditangkap, tetapi ia takut Muhammadiyah

di Sumatra dianggap pemberontak. Sehingga, ia tetap datang menemui

surat perintah yang di berikan oleh gubernur hakasima. Setelah berjumpa

dengan gubernur hakasima, Buya Hamka meminta agar Indonesia di

6
bebaskan dalam membangun negeri dengan caranya sendiri. Jepang

menuruti dan menyetujui nya dengan syarat pendakwah harus mengikuti

peraturan dari Nippon.

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Nagasaki dan Hirosima di bom

oleh sekutu. Sehingga, membuat jepang mengatakan bahwa telah

menyerah tanpa syarat kepada Indonesia.

Terjadi perdebatan yang membahas tentang Buya Hamka yang

dikatakan sudah menjual kehormatan wanita kepada tentara Jepang. Buya

Hamka yang mendengar hal itu dan baru sadar bahwa ia terbuai dengan

janji Jepang. ia menyelesaikannya dengan kepala dingin dan mengatakan

bahwa ia akan mengundurkan diri dalam jabatannya sebagai ketua

Muhammadiyah Sumatra Timur. Buya Hamka yang mundur dari

jabatannya itu digantikan oleh Muhammad Yunan Nasution. Buya Hamka

menceritakan kejadian itu kepada istrinya dan merasa menyesal. Istrinya

yang mendengar kejadian itu menegur Buya Hamka agar tidak berlarut –

larut dalam sedihnya. Untuk menenangkan pikiran Buya Hamka, istrinya

berpendapat untuk kembali ke Padang Panjang.

Pada saat berada di Padang Panjang, Buya Hamka dan istrinya

disambut oleh warga dengan perasaan senang dan bahagia. Buya Hamka

dan Istrinya memulai hidup baru dan menempati rumah baru yang berada

disana.

Indonesia dikabarkan merdeka dan memproklamasikan

kemerdekaannya. Kabar tersebut membuat semua masyarakat Indonesia

7
bahagia, dengan perasaan kebahagiaannya mereka mengibarkan bendera

sang merah putih.

Setelah berdakwah, orang – orang memberikan uang kepada Buya

Hamka. Tetapi, Buya Hamka menolaknya karena ia ikhlas melakukan hal

seperti itu. Namun, salah satu warga tetap memaksa untuk Buya Hamka

menerima uang tersebut. Pada akhirnya Buya Hamka merasa tidak nyaman

dan menerima uang itu, tetapi ia memberikan buku karangannya itu

sebagai tukar menukar dengan uang tersebut.

Kebahagiaan masyarakat tidak berlangsung lama, setelah Soekarno

Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ternyata, Belanda dan

tentara sekutu masih belum bisa menerima bahwa Indonesia merdeka.

Belanda dan tentara sekutu datang kembali dan tiba di Indonesia dengan

tujuan untuk mengambil alih Indonesia. Buya Hamka yang mendengar hal

itu, mengumpulkan semua warga minang dan berpidato yang berkata akan

melawan Belanda dan tentara sekutu bersama – sama dan menunjukkan

siapa itu Minang.

8
- RUMUSAN MASALAH

A. Alasan Buya Hamka memilih untuk tidak pulang disaat anaknya

meninggal dunia dikarenakan Buya Hamka yang memiliki tugas dan

jadwal yang padat.

B. Tujuan Belanda datang kembali ke Indonesia pada saat Indonesia

dinyatakan merdeka yaitu Belanda dan tentara sekutu masih belum

menerima bahwa Indonesia merdeka dan datang kembali ke Indonesia

dengan tujuan untuk mengambil alih Indonesia.

B. ALUR PENELITIAN

BAB I : Pendahuluan isinya berupa latar belakang dan rumusan masalah

BAB II : Pembahasan isinya berupa isi, rumusan masalah, dan alur

penelitian

BAB III : Penutup isinya berupa kesimpulan dan saran

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari teks biografi di atas dapat disimpulkan bahwa Buya Hamka

adalah seseorang yang

B. SARAN

Saran saya sebagai penulis, film Buya Hamka ini merupakan film

yang harus ditonton oleh semua kalangan, seperti para remaja dan orang

dewasa. Karena dari film ini kita akan lebih banyak mendapatkan moral –

moral penting dan pelajaran yang akan kita dapat. Dari film Buya Hamka

juga kita dapat mengetahui peristiwa – peristiwa yang terjadi pada zaman

dahulu.

10
11

Anda mungkin juga menyukai